Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PENELITIAN MANAJEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


“TUPOKSI MADRASAH DTA DALAM SUBSTANSI PROSES,
TUGAS DAN PRODUK”

Laporan Penelitian ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Manajemen
Administrasi Pendidikan

Dosen pengampu : Dr. H. Suklani, M.Pd

Disusun oleh :

Indah Nur Af’idatun Fithroh (2386010006)

Kelas : 1/MPI A

PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian ini sebagai syarat pemenuhan
ujian tengah semester (UTS) untuk mata kuliah Manajemen Administrasi pendidikan.
Alhamdullilah laporan dengan Judul “ Teori dan Konsep Dasar Sumber Daya Manusia
dan penerapannya di bidang pendidikan” ini diharapkan bisa memenuhi gugus mutu
pembuatan laporan yang di tetapkan oleh dosen pengampu, sehingga dapat memenuhi tugas
ujian tengah semester yang diberikan kepada penulis.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa laporan ini terdapat kekurangan, dan
semoga kekurangan tersebut dapat menjadi tolak ukur bagi penelitian selanjutnya. Semoga
bermanfaat dan bisa menambah wawasan belajar Mahasiswa dalam mata kuliah Manajemen
Admininstrasi pendidikan, terutama mengenai Tugas pokok dan fungsi sekolah dalam
subtansi proses, substansi dan subtansi produk .
.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah........................................................................................................3

1.3 Tujuan penelitian.........................................................................................................3

BAB II.......................................................................................................................................4

METODOLOGI PENELETIAN............................................................................................4

BAB III......................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.......................................................................................................................5

2.1 Tugas pokok, dan fungsi sekolah dalam subtansi proses............................................5

2.2 Tugas pokok dan fungsi dari substansi tugas..............................................................7

2.3 Tugas pokok dan fungsi dari subtansi produk.............................................................9

2.4 Kendala dalam penerapan Tugas Pokok dan Fungsi sekolah....................................10

BAB IV....................................................................................................................................12

PENUTUP...............................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha penting dalam meningkatkan kualitas bangsa. Bahkan,


salah satu definisi pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan taraf hidup negara dan
menghasilkan manusia Indonesia yang berbudi luhur, taat, banyak membaca serta
individu yang berpengetahuan dan terampil 1. Masyarakat akan dapat mengekspresikan
dirinya secara lebih utuh melalui pendidikan. Namun di sisi lain, dalam bidang
pendidikan, pengajar selalu menjadi sorotan bahkan dikatakan sebagai motor penggerak
terbanyaknya jumlah peserta didik dan oleh karena itu diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi kemajuan profesi. Para guru menerapkan kurikulum yang menantang,
meskipun faktanya mereka sering kali diperlakukan tidak adil 2. Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menguraikan tujuan pendidikan nasional
sebagai “mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”
Selain itu, pendidikan yang merupakan salah satu tolak ukur kualitas bangsa juga
patut menjadi perhatian. Hal ini mengingat bahwa saat ini berdasarkan data dari United
National Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Indonesia saat ini
menempati peringkat ke 4 dari bawah dari 14 negara. Yang mana artinya Indonesia
menempati urutan ke 10 dalam kualitas pendidikan di negara-negara berkembang Asia
Pacific. Hal itu menjadi lebih ironis lagi dikarenakan dalam proses pendidikan,
pemerintah lebih memprioritaskan pendidikan formal, padahal jika berpatokan pada
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang mengungkap
bahwa tujuan pendidikan adalah salah satunya menjadikan manusia yang beriman pada
Tuhan yang maha Esa, oleh karna itu pendidikan agamalah yang seharusnya lebih di
prioritaskan 3, di mana salah satunya ialah Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah bagi
siswa tingkat dasar. Berdasarkan keputusan direktur jendral pendidikan Islam nomor 2230
Tahun 2022 Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah ini merupakan salah satu upaya
1
Cut Zahri Harun, Muhammad Nur, and Sakdiah Ibrahim, “Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Pada Sdn Dayah Guci Kabupaten Pidie,” Jurnal Administrasi Pendidikan 11, no. 1 (2016): 93–103.
2
Suarga, “Tugas Dan Fungsi Manajemen Pendidik Dan Tenaga Pendidikan,” Epidemiology 23, no. 36 (2012): 1,
https://doi.org/10.1097/01.ede.0000417167.61785.27.
3
Asna Lely, “Manajemen Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah Ar-Rahmah Curup Tengah
Kabupateng Rejang Lebong (Ditinjau Dari Analisis POAC),” STAIN Cu, 2017.

1
yang dilakukan untuk memperkaya dan memperluas serta memperdalam pendidikan
agama Islam pada peserta didik MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/MAK/SMK, dan
pendidikan tinggi atau sederajat serta ikhtiar peningkatan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah SWT 4. Namun pada prakteknya banyak sekali sekilah
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah yang sedikit atau bahkan kurang berkembang.
Hal itu didominasi oleh kurangnya atau buruknya sistem manajemen pendidikan yang
diterapkan.
Menanggapi hal tersebut, seperti kita ketahui bahwa suatu proses selaras dengan
rencana, sejauh mana tujuan tercapai, efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya,
dan kapasitas untuk memastikan bahwa tujuan tercapai dan proses berjalan sesuai melalui
mekanisme pengendalian yang terintegrasi dengan baik. merupakan tanda keberhasilan
5
implementasi program sekolah . Kegiatan tersebutlah yang dikatakan sebagai
manajemen. Pada konteks pendidikan, ada beberapa ciri utama manajemen, seperti (1)
fokus pada kolaborasi antar komponen organisasi/sekolah; (2) upaya untuk memanfaatkan
semaksimal mungkin sumber daya yang dimiliki perusahaan/sekolah; dan (3) tujuan yang
terdefinisi dengan baik yang akan dicapai 6. Selanjutnya, melalui perspektif yang berbeda
manajemen dalam pendidikan juga ternyata ditujukan untuk menetapkan dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya, manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari sejumlah tindakan, termasuk
7
pengorganisasian, perencanaan, pengerahan, pengendalian, dan pengawasan .
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat terlihat bahwa manajemen pendidikan
disini memerankan peran penting dalam setiap tingkat dan jenis pendidikan, dikarnakan
tanpa manajemen, sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan baik, atau bahkan bisa
mengalami kebangkrutan.
Didasari pada hal tersebut, tugas pokok dan fungsi dari sekolah dalam menjalankan
proses manajemen juga disoroti terutama dalam hal proses manajemen pendidikan,
substansi tugas dan produk dalam proses manajemen tersebut. Oleh karna itu, dalam
laporan ini, peneliti menyoroti beberapa hal sebagai bahan bahasan dalam penelitian ini
seperti, tupoksi sekolah dalam subtansi proses harus melakukan perencanaan,
pemograman, pengorganisasian, penataan staf, implementasi, pengawasan dan
4
Muhammad Ali Ramdhani and Waryono Abdul Ghofur, Pedoman Penyelenggaraan Madrasah Diniyah
Takmiliyah, n.d.
5
Asep Suryana, “Strategi Monitoring Dan Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Sekolah,” 2008, 282.
6
Amka, Manajemen Dan Administrasi Sekolah, 2021, https://b-ok.asia/book/17982535/04355b.
7
Lely, “Manajemen Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah Ar-Rahmah Curup Tengah Kabupateng
Rejang Lebong (Ditinjau Dari Analisis POAC).”

2
pengendalian serta evaluasi dan monitoring. Dilanjutkan dengan tupoksi dari substansi
bagian tugas, akademik, personalia, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana serta
kehumasan. Kemudian diselaraskan dengan bagaiman tupoksi dari subtansi produk yang
meliputi layanan administrasi umum, kognitif, afektif, psikomotorik, emosi dan spiritual

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan pokok masalah
yang kemudian tersusun ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana tupoksi sekolah dalam subtansi proses harus melakukan perencanaan,
pemograman, pengorganisasian, penataan staf, implementasi, pengawasan dan
pengendalian serta evaluasi dan monitoring ?
2. Bagaimana tupoksi dari substansi tugas, akademik, personalia, kesiswaan,
keuangan, sarana dan prasarana serta kehumasan ?
3. Bagaimana tupoksi dari subtansi produk diantaranya layanan administrasi umum,
kognitif, afektif, psikomotorik, emosi dan spiritual ?

1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1) Mengetahui tupoksi sekolah dalam subtansi proses harus melakukan perencanaan,


pemograman, pengorganisasian, penataan staf, implementasi, pengawasan dan
pengendalian serta evaluasi dan monitoring
2) Mengeksplorasi tupoksi dari substansi tugas, akademik, personalia, kesiswaan,
keuangan, sarana dan prasarana serta kehumasan
3) Memahami tupoksi dari subtansi produk diantaranya layanan administrasi umum,
kognitif, afektif, psikomotorik, emosi dan spiritual

3
BAB II
METODOLOGI PENELETIAN

Studi kasus merupakan desain metode yang diterapkan dalam penelitian ini. Analisis
tersebut menganalisis suatu kondisi dalam penerapan dan pelaksanaan TUPOKSI tugas,
produk dan proses dalam manajemen administrasi pendidikan Islam, mendeskripsikan
hubungan dan keterkaitan antara sebab dan akibat, serta melibatkan objektivitas seseorang
terhadap fenomena tersebut8. Langkah-langkah metode ini yang akan digunakan peneliti
terdiri dari pemilihan topik, pengumpulan data9, analisis atau kajian data10, dan penyajian atau
deskripsi data11.

Pada proses penelitian, peneliti menggunakan metode wawancara dan dokumentasi


untuk mendapatkan data. data dikolektifkan dengan metode tabulasi yang di kombinasikan
dengan wawancara semi-struktur agar didapatkan hasil yang jelasa sesuai dengan konteks
pertanyaan yang ditanyakan. Keduanya membantu penelitian ini untuk mengenali deskripsi
kasus dan aktivitas seseorang, ingatan, pemikiran yang dinyatakan, atau studi kasus terkait
sikap tentang penelitian ini yang merupakan ini yang merupakan perspektif kepala Madrasah
DTA dan staf tentang penerapan penerapan TUPOKSI sekolah dalam substansi produk, tugas
dan proses dalam Madrasah DTA12. Mengenai metode pengumpulan data, ada satu jenis
analisis data yang digunakan yakni, Analisis wawancara lanjutan, yang diadopsi oleh Lian &
Pertiwi13. Pada proses ini data wawancara yang didapat akan dikodekan dan dikelompokan
sesuai dengan pertanyaan dan masalah yang ditanyakan secara terstruktur sehingga
memudahkan peneliti dalam menyusun data tersebut untuk di deskripsikan.

8
Sarah J Tracy, “A Phronetic Iterative Approach to Data Analysis in Qualitative Research,” Journal of
Qualitative Research 19, no. 2 (2018): 61–76, https://doi.org/10.22284/qr.2018.19.2.61.
9
Wanida Phondej, Akkapong Kittisarn, and Philip A Neck, “The Seven Steps of Case Study Development: A
Strategic Qualitative Research Methodology in Female Leadership Field,” Review of International Comparative
Management 12, no. 124 (2011): 123–34.
10
Robert K Yin, Qualitative Research from Start to Finish, 2016.
11
Wakhid Nashruddin, “Integrating Undergraduate Research and Inquiry in English Language Teacher
Education Programs in Indonesia: A Case Study” (2020), https://doi.org/10.5220/0007418802560261.I.
12
Yin, Qualitative Research from Start to Finish.
13
Ania Lian and Widya Hanum Sari Pertiwi, “Theorising for Innovation : Implications for English Language
Teacher Education,” Gema Online: Journal of Language Studies 17, no. August (2017): 1–17,
https://doi.org/http://doi.org/10.17576/gema-2017-1703-01 1.

4
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Tugas pokok, dan fungsi sekolah dalam subtansi proses
Masalah proses kendala
- Memiliki visi dan memahami - Kendala itu lebih ke
misi. keterbatasan biaya bila
- Mampu mencari, menemukan mana ada rencana-
dan mengadopsi gagasan baru rencana besar yang
dari pihak lain. dicanangkan, seperti
Tupoksi sekolah
- mengembangkan dan kegiatan ziaroh
dalam proses memperbaiki program yang ataupun tadabur alam.
perencanaan. sudah ada berdasarkan hasil
evaluasi yang diperoleh
- perencanaan dan penyusunan
program kerja, baik jangka
pendek, menengah maupun
jangka panjang.
- Pemantauan dan pengkondisian
staf dan guru
Tupoksi sekolah - Pengadaan program Tahfidz juz - lebih mengarah
30 kepada sikap anak-
dalam proses
- Pengadaan program praktek anak dalam
pemrograman ibadah khususnya untuk praktek melaksanakan
shalat mayit dan shalat fardhu. program
- Menyusun organisasi ketenagaan -
di sekolah, baik Wakasek,
Walikelas, Bendahara, dan
sekertaris
Tupoksi sekolah - Membimbing karyawan dalam
dalam proses hal menyusun program kerja dan
melaksanakan tugas sehari-hari.
pengorganisasian - Mengorganisasikan serta
dan penataan staf mendiskusikan mata pelajaran
dan kurikulum yang dipakai
dengan staf kurikulum atau
akademik
- Melakukan pergantian tugas
terhadap masing-masing tenaga
pengajar dan staf.

Dalam substansi proses di manajemen, terdapat beberapa hal yang menjadi


pertimbangan yakni meliputi harus melakukan perencanaan, pemograman,
pengorganisasian, penataan staf, implementasi, pengawasan dan pengendalian serta
evaluasi dan monitoring. Melalui laporan ini, peneliti berupaya untuk mengulik
bagaiman tupoksi dari sekolah dalam menjalankan ketujuh hal tersebut.

5
Tabel 1. Tupoksi sekolah dalam substansi proses

- Menyusun dan menerapkan - Sulitnya beberapa siswa


Tupoksi sekolah dalam program tahfidz dan praktek mengatur waktu hafalan
proses implementasi ibadah secara konsisten setiap dikarnakan ada hafalan
hari kamis dan jumat juga di sekolah dasar
pembelajaran - Membimbing guru dalam mereka.
melaksanakan tugasnya
- Menggantikan peran guru di
dalam kelas saat guru
mengalami kendala untuk hadir
Tupoksi sekolah dalam - Mampu mengatur lingkungan - Usilnya tangan-tangan
kerja dengan melengkapi siswa, sehingga fasilitas
proses pengawasan
fasilitas yang ada yang ada tidak terjaga
dan pengendalian - Mampu mengatur pelaksanaan dengan baik
suasana kerja yang memadai - Kurangnya kebijaksanaan
supaya nyaman bagi siswa dan orang tua siswa terhadap
guru
spp yang dibayarkan
- Mampu menerapkan prinsip
sehingga ada saja fasilitas
memberi penghargaan terhadap
prestasi yang dilakukan guru yang telat untuk
ataupun siswa dan hukuman atau dilengkapi.
sanksi terhadap pelanggaran
yang dilakukan guru maupun
siswa.
- Evaluasi di sini difasilitasi - tidak ada kendala yang
dengan baik yang biasanya ditemukan
dilakukan setiap 1 semester
sekali, namun jika ada sedikit
kendala atau pengurangan
performa ajar guru, biasanya
Tupoksi sekolah dalam bisa dilakukan 1 kali dalam
setiap bulan
proses evaluasi dan
- Monitoring biasanya dilakukan 2
monitoring kali, yang pertama itu oleh
kepala sekolah ke setiap kelas di
setiap jam pembelajaran. dan
yang kedua itu dilakukan oleh
dinas pendidikan atau
kementrian agama saat
pelaksanaan ujian akhir
semester.
Dari beberapa proses yang jabarkan di atas, dapat terlihat bahwa sekolah tersebut dapat
melaksanakan dan menerapkan substansi proses dengan baik, mulai dari perencanaan hingga proses
evaluasi dan monitoring yang diterapkan. Dalam tupoksi proses ini, sekolah bertindak tidak hanya
sebagai sebuah manajer yang dalam sebuah manajemen, tap juga berperan membimbing dan
mengarahkan bukan hanya siswa tapi juga guru dan para staf agar dapat melaksanakan tugas dan
porsinya masing-masing dengan baik. Hal dapat dilihat dari beberapa proses, seperti pengorganisasian
dan pengawasan staf dan juga proses implementasi serta monitoring yang diterapkan sekolah.

6
Masalah Tupoksi kendala
Sekolah - Menyusun program kerja - Dalam pelaksanaan
dalam - Menyusun program pengajaran tupoksinya, kendala
substansi - Menyusun dan menjabarkan yang terjadi hanya pada
kalender pendidikan. saat penyusunan
akademik - Menyusun pembagian tugas program pengajaran
guru dan jadwal pelajaran yang terjadi perubahan,
- Menyusun jadwal evaluasi terutama dalam
belajar baik PTS, Ujian program hafalan wajib,
semester, dikarnakan kepala
- Menerapkan kriteria persyaratan sekolah lebih
kenaikan kelas dan kelulusan. menyetujui hapalan
- Mengatur jadwal penerimaan dalam hingga surat An-
rapor dan ijasah. Naba namun dikarnakan
- Mengkoordinasikan penggunaan mempertimbangkan
sarana prasarana pembelajaran. kemampuan siswa,
- Pengelolaan pembiayaan alat- sehingga hapalan
alat pengajaran dibatasi hingga surat
Ad-Dhuha
Sekolah - Melakukan perkrutan pengajar - Dilakukan langsung
dalam - Mendata jumlah siswa dalam oleh kepala sekolah
substansi satu kelas dibantu oleh guru-guru
- Mendata siswa baru yang lain karna hanya terdiri
tugas mendaftar dari 5 orang pengurus
personalia

- Menyusun dan membuat - Tugas kesiswaan ini


Sekolah kepanitiaan Penerimaan Peserta dipegang langsung oleh
Didik Baru dan pelaksanaan kepala sekolah dengan
dalam
MPLS. dibantu para wali kelas
substansi - Menyusun dan membuat jadwal
tugas kegiatan akhir tahun sekolah
kesiswaan - Melaksanakan bimbingan,
pengarahan dan pengendalian
kegiatan siswa.
Sekolah - Substansi keuangan ini bertugas
untuk mengelola uang iuran
dalam
bulanan atau spp dari siswa
substansi - Mengelola dan menyimpan
tugas tabungan siswa
keuangan - Menghimpun kas siswa dalam
upaya pengadaan kegiatan

2.2 Tugas pokok dan fungsi dari substansi tugas


Dalam substansi tugas di manajemen, terdapat beberapa hal yang diperhatikan di
dalamnya, seperti substansi akademik, personalia, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana,
dan humas. Melalui laporan ini, peneliti berupaya untuk mengulik bagaiman tupoksi dari
sekolah dalam menjalankan kelima hal dalam tupoksi tersebut

7
Sekolah dalam - Membuat dan menyusun - Substansi tugas sarana dan
substansi tugas program kerja kegiatan prasarana dilakukan oleh
sarana dan sekolah di bidang sarana masing-masing wali kelas
dan prasarana dan dan ditindak lanjuti kepada
prasana mengkoordinir serta bendahara dan kemudian
mengawasi dilanjutkan kepada kepala
pelaksanaannya.. sekolah agar di setujui
- Melaksanakan analisis dan dalam pengadaan atau
kebutuhan sarana perbaikan sapras.
prasarana.
- Membuat usulan dan
pengadaan sarana
prasarana.
- Memantau pengadaan
bahan praktek peserta
didik.
- Melakukan penerimaan,
pemeriksaan dan
pencatatan barang ke dalam
buku induk Aset.
- Melakukan inventarisasi
dan menganalisis
kebutuhan sarana dan
prasarana baik yang
berhubungan langsung
dengan kelancaran KBM
atau yang bersifat
mendukung KBM
- Merekapitulasi kondisi
barang/alat yang rusak
ringan atau rusak berat
serta mengusahakan untuk
mendapatkan sapras yang
lebih baik
Sekolah dalam - Membina hubungan antara - Substansi bidang humas di
substansi tugas sekolah dengan wali sekolah madrasah diniyah
kehumasan peserta didik. takmiliyah awaliyah ini di
- Membina pengembangan laksanakan secara bersama
antar sekolah dengan oleh masing masing wali
lembaga pemerintah, dunia kelas yang nantinya akan di
usaha, dan lembaga sosial koordinir oleh satu orang
lainnya. yang dipilih oleh kepala
- Membuat dan menyusun sekolah.
program semua kebutuhan
sekolah.
- Koordinasi dengan semua
staf untuk kelancaran
kegiatan sekolah
- Menjadi admin atau
koordinator yang
mengupload kegiatan di
dalam sosial media
terutama ig.

8
Tabel 2. Tupoksi sekolah dalam substansi tugas

Melalui data diatas, dapat dilihat bahwa ada beberapa fungsi dan tugas yang
dirangkap oleh kepala sekolah maupun guru yang lain. Hal ini biasanya terjadi bukan
karena kurangnya staf tapi minimnya biaya yang dimiliki sekolah.
2.3 Tugas pokok dan fungsi dari subtansi produk
Dalam substansi produk sekolah atau manajemen sekolah, terdapat beberapa produk

Masalah Tupoksi kendala


Sekolah - Pengelolaan dan pengarsipan - Produk administrasi
dalam surat-surat masuk dan keluar. dirangkap langsung
layanan - Pengurusan administrasi oleh wali kelas,
administrasi sekolah. kecuali dalam hal
umum - Penyusunan administrasi peninjauan dan
sekolah meliputi kepeserta penyajian data sekolah
didikan dan ketenagaan. yang di urus langsung
- Penyusunan dan penyajian oleh bagian akademik
data/statistik sekolah secara di bantu oleh kepala
keseluruhan. sekolah
Sekolah - Difokuskan pada assessment
dalam yang dilakukan oleh sekolah
layanan meliputi ulangan harian, latihan
administrasi soal, PAT, PAS, kuis
secara - Mempasilitasi proses
kognitif pendistribusian soal terutaa
untuk PAT dan ujian akhir di
kelas 4

Sekolah - Secara afektif, program yang


dalam dicanangkan adalah program
layanan yang mereka sebut sebagai
administrasi program uswatun khasanah,
secara salah satu program tauladan diri
afektif dari seorang guru terhadap
siswanya
- Hal ini menekankan kepada
sikap, dan ucapan siswa sehari-
hari
Sekolah - Keterampilan lebih di fokuskan
dalam pada kegiatan ibadah agar
layanan terbangun lebih khusyu dan
administrasi tumaninah terutama untuk
secara bacaaan shalat
psikomotorik - Memfasilitasi proses pengujian
keterampilan tersebut sebagai
salah satu syarat kelulusan
- Memfasilitasi siswa untuk
meningkatkan keterampilan
Adzan dan membaca shalawat

yang harus menjadi perhatian dalam substansi produknya meliputi, layanan administrasi
umum, kognitif, afektif, psikomotorik, spiritual dan emosi. Melalui tabel di bawah ini,

9
peneliti berupaya untuk mengulik bagaiman tupoksi dari sekolah dalam menjalankan tupoksi
dari ke enam substansi produk tersebut

Tabel 3. Tupoksi sekolah dalam substansi produk

Sekolah dalam - Memfasilitasi program


layanan pesantren kilat saat bulan
administrasi ramadhan
secara emosi - Memfasilitasi kegiatan buka
dan spiritual bersama di akhir pesantren kilat
yang di buka dengan kegiatan
kultum
- Memfasilitasi siswa dalam
belajar kesabaran dan menjaga
emosi dengan mengajarinya
kalimat istigfar.
- Mengajarkan dan memfasilitasi
siswa agar bisa mendoakan diri
sendiri dan orang tua melalui
doa untuk orang tua.
2.4 Kendala dalam penerapan Tugas Pokok dan Fungsi sekolah
Upaya penerapan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sekolah, ada beberapa
kendala yang dapat di temukan dalam sekolah Madrasah Diniyah Takmiliyah ini, hal tersebut
tersemat dalam tabel diatas diantaranya,

1) Keterbatasan biaya, hal ini merupakan masalah utama yang terjadi dalam pelaksanaan dan
pengondisian sebuah madrasah diniyah takmiliyah awaliyah. Hal ini karna beberapa
pihak menganggap bahwa madrasah tersebut sebagai lembaga non formal 14 sehingga
tidak terlalu penting bagi anak-anak maupun siswa. Padahal pada hakikatnya lembaga ini
membantu siswa dan siswa muslim untuk mendalami ilmu agama di masa emas 15 mereka
di masa yang sangat baik untuk menanamkan ilmu pengetahuan dan agama serta akhlak
yang baik, terutama bagi yang tidak mengikuti pembelajaran di pondok pesantren. Hal
tersebut menyebabkan kurang majunya infrastruktur madrasah dikarnakan sedikitnya
minat siswa dan orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke madrasah diniyah
takmiliyah awaliyah. Dan hal ini pula yang menyebabkan kurangnya atau terbatasanya
biaya yang diperoleh, karna seperti kita ketahui bahwa Madrasah Diniyah Takmiliyah
awaliyah atau DTA ini mendapatkan dana melalui spp atau iuran yang diberikan siswa.
2) Kondisi siswa. Seperti yang kita ketahui, siswa usia sekolah dasar merupakan siswa rata-
rata usia 7-14 tahun. Pada masa ini siswa mengalami masa peralihan dari masa bermain

14
Ramdhani and Ghofur, Pedoman Penyelenggaraan Madrasah Diniyah Takmiliyah.
15
Rizki Puspitadewi, “PENGENALAN KOSA KATA DALAM BAHASA INGGRIS MELALUI LAGU
UNTUK ANAK USIA DINI ( TELAAH BUKU KARYA DEVINTA PUSPITA RATRI)” (2021).

10
menuju masa remaja16. Di sini siswa sedang berada di fase keingintahuan yang tinggi, di
mana mereka bisa terjerumus ke dalam hal-hal yang buruk. Oleh karna itu, kadangkala
sifat ini yang menjadikan mereka bersikap lebih berani atau bahkan lebih malas dalam
melaksanakan tugasnya di madrasah. Sebagai contohnya, sekarang banyak siswa yang
berangkat ke madrasah hanya karna ikut-ikutan, namun di sana ia tidak melaksanakan
tugas atau bahkan mencoret-coret meja atau tembok karena bosan dengan
pembelajarannya. Hal ini juga menjadi alasan bagi siswa untuk melanggar dan tanpa
sengaja melakukan fandalisme. Oleh karena itu, sebagai pendidik dan pemangku
manajemen pendidikan islam di sana, sekolah menerapkan aturan yang cukup tegas yakni
dengan menasehati secara empat mata dengan siswa agar diketahui apa masalah yang
menimpa siswa, sehingga akhirnya perilaku tersebut bisa ditekan dan dikurangi.
3) Minimnya staf. Minimnya anggaran berpengaruh dalam kuantitas staf yang ada pada
Madrasah. Hal ini dikarnakan sulit nya melakukan dan memberikan tunjangan terhadap
staf di madrasah. Sehingga solusi yang diterapkan ialah dengan menggunakan guru dan
staf yang ada untuk melakukan dan mengemban beberapa tugas administrasi dan
pelayanan.
4) Minimnya perhatian pemerintah. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa Madrasah
DTA ini merupakan sebuah lembaga non formal yang bergerak di bidang pendidikan
keagamaan17. Oleh sebab itu pemerintah nampaknya kurang memberikan perhatian
dikarnakan sekolah tersebut hanya berfokus pada satu etnis agama 18. Hal ini memberikan
dampak yang signifikan bagi kualitas sekolah, seperti sarana dan prasarana serta metode
dan media pembelajaran yang belum menyentuh teknologi.

16
Rici Kardo and Yuzarion Yuzarion, “‘ Sikap Guru Terhadap Peserta Didik Dalam Belajar,’” Ilmu Pendidikan:
Jurnal Kajian Teori Dan Praktik Kependidikan 2, no. 2 (2017): 189–95,
https://doi.org/10.17977/um027v2i22017p189.
17
Lely, “Manajemen Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah Ar-Rahmah Curup Tengah Kabupateng
Rejang Lebong (Ditinjau Dari Analisis POAC).”
18
Lely.

11
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah, atau dikenal sebagai DTA


merupakan lembaga pendidikan islam non formal yang diberdayakan untuk
memberikan kepada siswa pembelajaran-pembelajaran agama dan pendidikan akhlak
yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Pada penerapannya dan pelaksanaannya,
pendidikan ini memiliki tugas pokok dan fungsi yang terbagi menjadi tiga yakni
substansi proses, produk dan tugas sekolah yang harus diemban. Namun, seperti
layaknya sekolah formal, penerapan TUPOKSI tersebut pula memiliki kendala seperti
minimnya sapras, kondisi mental siswa, minimnya biaya hingga kurangnya perhatian
pemerintah yang harus di selesaikan oleh sekolah agar proses pendidikan dan
menejemen nya berjalan dengan lancar.

12
DAFTAR PUSTAKA
Amka. Manajemen Dan Administrasi Sekolah, 2021.
https://b-ok.asia/book/17982535/04355b.

Harun, Cut Zahri, Muhammad Nur, and Sakdiah Ibrahim. “Manajemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Sdn Dayah Guci Kabupaten Pidie.” Jurnal
Administrasi Pendidikan 11, no. 1 (2016): 93–103.

Kardo, Rici, and Yuzarion Yuzarion. “‘ Sikap Guru Terhadap Peserta Didik Dalam Belajar.’”
Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori Dan Praktik Kependidikan 2, no. 2 (2017): 189–
95. https://doi.org/10.17977/um027v2i22017p189.

Lely, Asna. “Manajemen Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah Ar-Rahmah


Curup Tengah Kabupateng Rejang Lebong (Ditinjau Dari Analisis POAC).” STAIN Cu,
2017.

Lian, Ania, and Widya Hanum Sari Pertiwi. “Theorising for Innovation : Implications for
English Language Teacher Education.” Gema Online: Journal of Language Studies 17,
no. August (2017): 1–17. https://doi.org/http://doi.org/10.17576/gema-2017-1703-01 1.

Nashruddin, Wakhid. “Integrating Undergraduate Research and Inquiry in English Language


Teacher Education Programs in Indonesia: A Case Study,” 2020.
https://doi.org/10.5220/0007418802560261.I.

Phondej, Wanida, Akkapong Kittisarn, and Philip A Neck. “The Seven Steps of Case Study
Development: A Strategic Qualitative Research Methodology in Female Leadership
Field.” Review of International Comparative Management 12, no. 124 (2011): 123–34.

Puspitadewi, Rizki. “PENGENALAN KOSA KATA DALAM BAHASA INGGRIS


MELALUI LAGU UNTUK ANAK USIA DINI ( TELAAH BUKU KARYA DEVINTA
PUSPITA RATRI),” 2021.

Ramdhani, Muhammad Ali, and Waryono Abdul Ghofur. Pedoman Penyelenggaraan


Madrasah Diniyah Takmiliyah, n.d.

Suarga. “Tugas Dan Fungsi Manajemen Pendidik Dan Tenaga Pendidikan.” Epidemiology 23,

13
no. 36 (2012): 1. https://doi.org/10.1097/01.ede.0000417167.61785.27.

Suryana, Asep. “Strategi Monitoring Dan Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu Internal
Sekolah,” 2008, 282.

Tracy, Sarah J. “A Phronetic Iterative Approach to Data Analysis in Qualitative Research.”


Journal of Qualitative Research 19, no. 2 (2018): 61–76.
https://doi.org/10.22284/qr.2018.19.2.61.

Yin, Robert K. Qualitative Research from Start to Finish, 2016.

14

Anda mungkin juga menyukai