PROFESI KEPENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan karunia nya kami
dapat menyelesaikan makalah Pengantar Bisnis dengan judul “Bidang Garapan Manajemen
Kependidikan” ini dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Irsan,
M.Pd., M.Si. selaku Dosen pada mata kuliah Profesi Kependidikan dan juga kepada teman –
teman yang sudah turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah berikutnya. Akhir kata kami
ucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini banyak memberikan manfaat bagi para
pembaca maupun kepada penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
III.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu pembinaan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak
(yang dianggap belum dewasa) untuk mencapai tingkat kedewasaan. Pendidikan hakikatnya
adalah upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai kodrat dan martabat
kemanusiaannya, atau mampu melaksanakan berbagai peranan sesuai dengan statusnya
berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang diakuinya.
Untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah harus dilakukan manajemen pendidikan yang
meliputi manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen sarana dan prasarana ,
manajemen layanan khusus, manajemen keuangan, dan manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat. Apabila seluruh komponen tersebut dapat dikelola dengan baik maka tujuan
pendidikan yang diharapkan akan tercapai.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun mencoba untuk membahas tentang bidang-
bidang garapan manajemen pendidikan. Tidak lain penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menambah referensi para guru dan calon guru agar dapat lebih memahami berbagai aspek
bidang garapan manajemen pendidikan. Dengan begitu guru dan calon guru dapat melakukan
manajemen pendidikan dengan benar dan dapat mencapai tujuan pendidikan seperti yang
diharapkan.
Saat ini, tujuan pendidikan di Indonesia masih belum tercapai sepenuhnya. Hal tersebut
terjadi karena terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala dan masalah dalam tercapainya
tujuan pendidikan nasional. Salah satu kendala dan masalah tersebut yaitu belum
dilaksanakannya pengelolaan pendidikan di Indonesia dengan baik dan optimal. Seperti kita
ketahui bersama, kurangnya sumber informasi yang lengkap dan terpercaya dapat menjadi
salah satu penyebab para guru tidak memahami bagaimana hakikat manajemen pendidikan
tersebut. Maka dengan disusunnya makalah ini dapat menjadi salah satu referensi untuk
menambah wawasan tentang bidang garapan manajemen pendidikan dan bagaimana
merealisasikannya dalam praktek di sekolah. Sehingga dapat memajukan pendidikan di
Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja ruang lingkup bidang garapan manajemen pendidikan dan bagaimanakah
penjelasannya?
2. Apa yang dimaksud manajemen Kurikulum pendidikan dan bagaimana penjelasannya?
4. Apa yang dimaksud manajemen Pendidik dan tenaga kependidikan dan penjelasan nya?
5. Apa yang dimaksud manajemen sarana dan prasarana pendidikan dan bagaimana
penjelasannya?
C. TUJUAN MAKALAH
PEMBAHASAN
A. BIDANG GARAPAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
Manajemen pendidikan secara umum memiliki bidang garapan yang lebih luas daripada
manajemen sekolah. Manajemen pendidikan tidak hanya menyangkut penataan pendidikan
formal (sekolah,madrasah dan perguruan tinggi), tetapi juga pendidikan luar sekolah atau
pendidikan non formal, seperti TPA/TPQ, pondok pesantren, lembaga-lembaga kursus maupun
lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang di masyarakat: majelis taklim, PKK, karang
taruna, pembinaan wanita dan lainnya.
Bidang garapan manajemen organisasi secara garis besar dapat dibagi 2 kegiatan.
Pertama, manajemen administratif. Bidang kegiatan ini disebut juga management of
administrative function, yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua
orang dalam organisasi/kelompok kerja sama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.
Kedua, manajemen operatif. Bidang kegiatan ini disebut juga management of operative
function, yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar setiap orang
yang melaksanakan pekerjaannya yang menjadi tugas masing-masing dengan tepat dan benar.
Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun
local, yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional, institusional, kulikuler dan instruksional.agar proses belajar mengajar dan kegiatan
pengajaran terlaksana secara evektif dan efisien.
Manajer disekolah harus mempunyai rasa tanggung jawab terhadap perencanaan pelaksanaan
dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran disekolah. Untuk itu sedikitnya
terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu :
1. Menilai kesesuaian yang ada dengan tuntutan yang ada dan kebutuhan murid.
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran kepala sekolah
bersama guru – guru harus lebih rinci mengembangkan kurikulumsebelum melakukan kegiatan
belajar mengajar.
3. Program – program yang telah disusun dan dikembangkan harus sesuai tujuan.
Pengertian
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu
(UUSPN:2003). Sedangakan manajemen kesiswaan(peserta didik) adalah seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu
terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat
mengikuti proses PBM dengan efektif dan efisien.
Berdasarkan 3 tugas utama tersebut, Sutisna (1985) menjabarkan tanggung jawab kepala
sekolah dalam mengelola bidang kesiswaan berkaitan dengan hal-hal berikut:
2. Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukkan murid ke kelas dan program studi.
4. Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan, dan
pengajaran luar biasa.
Penerimaan siswa baru perlu dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan penentuan daya
tampung sekolah atau jumlah siswa baru yang akan diterima, yaitu dengan mengurangi daya
tampung dengan jumlah anak yang tinggal kelas atau menggulang. Kegiatan penerimaan siswa
baru biasanya dikelola oleh panitia penerimaan siswa baru (PSB) atau panitia penerimaan murid
baru (PMB). Dalam kegiatan ini kepala sekolah membentuk panitia atau menunjuk seorang guru
untuk bertanggung jawab dalam tugas tersebut. Setelah para siswa diterima lalu dilakukan
pengelompokan dan orientasi sehingga secara fisik, mental, emosional siap untuk megikuti
pendidikan disekolah.
Keberhasilan, kemajuan dan prestasi belajar para siswa memerlukan data yang otentik, dapat
dipercaya, dapat memiliki keabsahan. Data ini diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol
keberhasilan atau prestasi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan disekolahnya. Kemajuan
siswa ini secara periodik harus dilaporkan kepada orang tua, sebagai masukan untuk
berpartisipasi dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya belajar, baik di rumah
maupun di sekolah. Selain itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan
kesiswaan, dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku presensi
siswa,buku rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi dan sebagainya.
Dalam manajemen pendidikan peserta didik disekolah, dapat diambil poin-poin penting sebagai
berikut:
1. Peserta didik mempunyai hak mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
3. Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik
untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk memperoleh pengangkuan tingkat
pendidikan tertentu yang telah dibakukan.
4. Mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan lain sesuai dengan persyaratan
yang berlaku.
5. Pindah sekolah yang sejajar atau yang tingkatnya lebih tinggi sesuai dengan persyaratan
penerimaan siswa pada sekolah yang hendak dimasuki.
7. Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.
4. Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan ketertiban serta keamanan
sekolah yang bersangkutan.
1. Kegiatan di luar kelas, meliputi penerimaan peserta didik, pencatatan peserta didik,
pembagian seragam sekolah, penyediaan sarana olah raga dan seni, perpustakaan dan lain-lain.
2. Kegiatan di dalam kelas, meliputi pengelolaan kelas, interaksi belajar mengajar yang positif,
penyediaan media pembelajaran dan lain-lain.
Dalam manajemen peserta didik, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pembinaan peserta didik. Pembinaan ini sesuai dengan pendidikan nasional yang tertuang
dalam UUSPN, bahwasanya peserta didik sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan
pembangunan nasional harus dipersiapkan sebaik-baiknya serta dihindarkan dari segala
kendala yang merusaknya dengan memberikan bekal secukupnya dalam kepemimpinan
Pancasila, pengetahuan dan keterampilan.
Dalam pasal 12 ayat 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, disebutkan
bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapat pendidikan agama
yang dianutnya, mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat dan minatnya, serta
mendapat beasiswa bagi yang berprestasi.
Pengertian
Langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pembinaan dan pengembangan yang
diberikan kepada pendidik adalah memberikan kesempatan kepada pendidik untuk terus
melakukan pengembangan diri seperti, mengikuti kegiatan pelatihan, simposium, lokakarya,
dan seminar. Hal ini merupakan bagian dari pembinaan yang diberikan kepada pendidik oleh
lembaga pendidikan. Pengembangan diri juga harus dilakukan oleh pendidik secara mandiri,
seperti menggunakan teknologi, membaca buku dan artikel untuk menambah wawasan yang
dimilikinya. Pengembangan diri juga harus dilakukan secara formal dan berkepanjangan dan
melakukan kegiatan dan memberikan kesempatan bagi tenaga didik agar mampu bertanggung
jawab atas kesempatan yang telah diberikan dan mempunyai jiwa yang amanah dalam jabatan
yang diambil (Rahayu, 2015). Pembinaan juga biasanya dilakukan oleh direktorat yang
memberikan pelayanan pembinaan berupa profesi, sertifikasi, kompetensi, perlindungan
kesejahteraan, dan melakukan peningkatan kualifikasi pendidikan(Abdoellah, 2017).
Manajemen pendidik juga harus menekankan sanksi apabila pendidik melakukan sebuah
kesalahan yang sangat besar. Sanksi dapat diberikan berupa pemberhentian kepada pendidik
sehingga tidak lagi melaksanakan tugas yang telah diberikan. Pemberhentian dapat diberikan
berupa sementara maupun selamanya. Akan tetapi, dalam prosesnya sebuah lembaga harus
memperhatikan aspek-aspek yang harus diperhitungkan, seperttI: kinerja, permintaan
bersangkutan, mencapai usia maksimal mendidik, adanya penyederhanaan organisasi,
pelanggaran pidana, tidak bertanggung jawab, meninggal dunia dan kurangnya jasmani dan
rohani dalam melaksanakan tugas (Mesiono, 2017).
Prinsip dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang paling penting adalah kualifikasi
dari pendidik itu sendiri. Pendidik yang mempunyai tugas administrasi, pengembangan,
pengelolaan, pengawasan, serta memberikan pelayanan teknis dalam menunjang kegiatan
pendidikan di lembaga PAUD. Hakikatnyam tenaga kependidikan yang juga sebagai pengawas,
kepala sekolah, pengelola, administrasi, dan petugas kebersihan. Sedangkan, jalur formal terdiri
dari kepala sekolah, tenaga administrasi, petugas kebersihan sekolah. Pendidikan non formal
juga terdiri dari penilik, administrasi, pengelola, dan petiugas kebersihan sekolah (Mulyasa,
2012).
Azalinya, prinsip dari manajemen pendidik merupakan manajemen sumber daya manusia
apabilai berhubungan dengan pendidikan. Prinsip ini berkaitan dengan proses pemanfaatan
SDM yang ada dalam lembaga pendidikan baik itu, kepala sekolah, guru, dan yang lain
dilakukan secara efektif dan efisien agar mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan melalui
sumber daya manusia (Munastiwi, 2019). Menurut Mukminin dalam Erni ada beberapa
prinsipdasar manajemen personalia (SDM) di satuan pendidikan. Pertama, sumber daya
manusia sebagai komponen yang paling penting. Kedua, adanya pengelolaan yang baik kepada
sumber daya manusia. Ketiga, harus ada kultur dan suasana organisasi di lembaga pendidikan
yang memperhatikan sikap manajerial. Keempat, melakukan manajemen personalia agar antara
satu dengan yang lain mampu bekerja secara tim dan mendukung. Kelima, kompetensi dari
para anggota dan upaya pengembangan kompetensi harus menjadi prioritas paling utama.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen diartikan sebagai proses penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Depdikbud, 1988). Sarana pendidikan
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses
pendidikan, khususunya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta
alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran,
seperti halaman, kebun, taman, sekolah islam, jalan menuju sekolah islam, tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah
islamuntuk pengajaran biologi, halaman sekolah islam, sebagai sekaligus lapangan olah raga,
komponen tersebut merupakan sarana pendidikan (Mulyasa, 2007: 49)
Dari beberapa uraian tersebut, manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat
didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana
pendidikan secara efektif dan efisien.( bafadal,2003). Definisi ini menunjukkan bahwa sarana
dan prasarana yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses
pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan
prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana
merupakan kegiatan yang sangat penting di sekolah, karena keberadaannya akan sangat
mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah.
Dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses sebagaimana
terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya, yaitu : mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pemeliharaan dan pengawasan. Apa yang dibutuhkan oleh
sekolah perlu direncanakan dengan cermat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang
mendukung semua proses pembelajaran. Sarana pendidikan ini berkaitan erat dengan semua
perangkat, peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar
mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah
seperti: ruang, perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat parkir, ruang
laboratorium, dll.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang
bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun
siswa untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat fasilitas
belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh
guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.
Dalam Mengelola Sarana dan prasarana sekolah, terdapat sejumlah prinsip yang perlu
diperhatikan agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut menurut
Bafadal (2003) adalah :
1. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu
dalam kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka
pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah.
2. Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus di
lakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana
pendidikan yang baik dengan harga yang murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan
hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.
3. Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasana pendidikan di sekolah harus
selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, intruksi, dan petunjuk teknis yang
diberlakukan oleh pihak yang berwenang.
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah harus di delegasikan kepda personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila
melibatkan banyak personel sekolah dalam manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas
dan tanggung jawab yang jelas untuk setiapa personel sekolah.
5. Prinsip kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu
harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala
kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa
berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan
prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk
menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik
berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tujuan pemeliharaan adalah: (1) untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat
penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh
lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut; (2) untuk
menjamin kesiapan operasional peralatan tersebut; (2) untuk menjamin kesiapan operasional
peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal; (3)
untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencekkan secara rutin dan
teratur; dan (4) untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.
1. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan
penggantian dalam waktu yang singkat.
2. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan
dapat ditekan seminim mungkin.
3. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga menghindar
kehilangan.
4. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang.
Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” (dalam bahasa Latin: inventarium) yang
berarti daftar barang-barang, bahan dan sebagainya. Inventarisasi sarana dan prasarana
pendidikan adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu
daftar inventaris barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.
Barang inventaris sekolah adalah semua barang milik negara (yang dikuasai sekolah) baik yang
diadakan/dibeli melalui dana dari pemerintah, DPP maupun diperoleh sebagai pertukaran, hadiah
atau hibah serta hasil usaha pembuatan sendiri di sekolah guna menunjang kelancaran proses
belajar mengajar.
Tiap sekolah wajib menyelenggarakan inventarisasi barang milik negara yang dikuasai/diurus
oleh sekolah masing-masing secara teratur, tertib dan lengkap. Kepala sekolah melakukan dan
bertanggung jawab atas terlaksananya inventarisasi fisik dan pengisian daftar inventaris barang
milik negara yang ada di sekolahnya.
Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan
pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah. Secara
khusus, inventarisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut.
1. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
suatu sekolah.
2. Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan
penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
3. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk materil
yang dapat dinilai dengan uang.
4. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
suatu sekolah.
Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur dan
berkelanjutan dapat memberikan manfaat, yakni sebagai berikut.
1. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan menyusun rencana
kebutuhan barang.
2. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam pengarahan pengadaan
barang.
3. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam penyaluran barang.
4. Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang ( tua, rusak, lebih) sebagai
dasar untuk menetapkan penghapusannya.
5. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan pengendalian
barang.
Ada beberapa alasan yang harus diperhatikan untuk dapat menyingkirkan atau menghapus sarana
dan prasarana. Beberapa alasan tersebut yang dapat dipertimbangkan untuk menghapus sesuatu
sarana dan prasarana harus memenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat di bawah ini.
1. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan
lagi.
3. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya
pemeliharaan.
6. Barang yang berlebih jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai lagi.
Setelah serangkaian proses manajemen sarana dan prasarana telah dilakukan dengan baik, maka
ada 1 tahap lagi yang harus dilakukan. Penggunaan sarana prasarana inventaris sekolah harus
dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat laporan penggunaan barang-barang tersebut yang
ditujuakn kepada instansi terkait. Laporan tersebut sering disebut dengan mutasi barang.
Pelaporan dilakukan sekali dalam setiap triwulan, terkecuali bila di sekolah itu ada barang rutin
dan barang proyek maka pelaporan pun seharusnya dibedakan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen pendidikan secara umum memiliki bidang garapan yang lebih luas daripada
manajemen sekolah. Manajemen pendidikan tidak hanya menyangkut penataan pendidikan
formal (sekolah,madrasah dan perguruan tinggi), tetapi juga pendidikan luar sekolah atau
pendidikan non formal, seperti TPA/TPQ, pondok pesantren, lembaga-lembaga kursus maupun
lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang di masyarakat: majelis taklim, PKK, karang
taruna, pembinaan wanita dan lainnya. Ada 4 hal yang menjadi Bidang garapan manajemen
Pendidikan yaitu : Manajemen kurikulum, Manajemen Peserta Didik, Manajemen Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, serta Manajemen Sarana dan Prasarana.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.sribd.com/document/332089082/52463249-Bidang-Garapan-Manajemen-
Pendidikan-docx
https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/attadib/article/download/740/566