MANAJEMEN PEMBIAYAYAN
SARANA DAN PRASARANA
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu : Imam Nur Hidayat, M. Pd.
Disusun oleh:
1. Muti Nuriyah (BI721097)
2. Akilah KhalwaTsaroya (BI721004)
3. Tegar Januarva (BI721025)
4. Luthfia Mutamami (BI721116)
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “MAKALAH MANAJEMEN PEMBIAYAYAN, SARANA
DAN PRASARANA” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan yang diampu oleh
Bapak Imam Nur Hidayat, M. Pd. Dalam proses penyusunannya tidak lepas
dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai anggota kami. Untuk itu
kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………….………………………………… I
KATA PENGANTAR………………………………………...………….. II
DAFTAR ISI…………………………………....………………..……… III
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………...….………………………IV
1.2 Rumusan Masalah……………………….…………………………..….V
1.3 Tujuan Penulisan……………………..……...……….…………………V
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………V
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dan Ruang Lingkup Manajemen Pembiayayan Pendidikan.......1
2.1.1 Pengertian Manajemen Pembiayayan Pendidikan………………..1
2.1.2 Tujuan Manajemen Pembiayayan Pendidikan……………………1
2.1.3 Prinsip-Prinsip Manajemen Pembiayayan Pendidikan…………...1
2.1.4 Sumber Keuangan Sekolah……………………………………….1
2.1.5 Katagori Biaya Pendidikan……………………………………….2
2.1.6 Fungsi Pembiayayan Pendidikan…………...…………………….3
2.1.7 Pelaksanaan Pembiayayan Pendidikan………...…………………3
2.1.8 Pengawasan Pelaksanaan Pembiayayan Pendidikan………….…3
2.1.9 Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS)…..….3
2.1.10 Strategi Pembiayayan Pendidikan……………………………….4
2.1.11 Mengelola Atau Memenajemen Pendidikan Disekolah……..…..4
2.1.12 Model Pembiayayan Pendidikan………………………………...4
2.2 Konsep Dan Ruang Lingkup Manajemen Sarana Dan Prasarana………5
2.2.1 Pengertian Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan……….5
2.2.2 Tujuan Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan…………...5
2.2.3 Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan..…5
2.2.4 Penggunaan Alat Sarana Dan Prasarana Pendidikan Yang Tepat...5
2.2.5 Tahapan-Tahapan Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan.5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………...……………………………………...……….6
3.2 Saran…………………………………………………………………….6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
e) Fasilitas Sekolah
Fasilitas sekolah dapat menghasilkan uang yang besar jumlahnya,
misalnya dengan jalan: Menyewakan aula, Menyewakan tempat
bermain(lapangan olahraga), Membuka jasa photo copy.
f) Siswa
Siswa dapat menjadikan sumber keuangan yang baik. Hal ini
tergantung pada kondisi sekolah dan kemampuan manajerial pimpinan
sekolah dan stafnya. Cara yang dapat ditempuh untuk memanfaatkan
siswa seperti, Kegiatan pengumpulan dana seperti pergelaran seni, tari-
tarian, drama, pertandingan, pameran atau bazar dan pencarian donatur
untuk amal.
g) Pemilik Sekolah Atau Yayasan
Sebagian sekolah dibangun oleh badan-badan keagamaan atau
yayasan usaha sosial yang bukan pemerintah. Pembangunan dan
pembukaan sekolah tersebut biasanya mengandung tujuan khusus,
biasanya menyangkut kesejahteraan moral dan spiritual anak-anak.
Badan atau yayasan seperti ini memberikan bantuan pada sekolah
dengan berbagai cara misalnya: melalui penyedian tanah dan bangunan,
peralatan serta tenaga.
Untuk terselenggaranya suatu pendidikan, diperlukan pembiayaan
yang bersumber baik dari pemerintah, orang tua, murid, masyarakat,
maupun institusi- institusi lainnya seperti organisasi regional maupun
internasiaonal. Upaya- upaya yang dilakukan untuk menggali dana ke
semua pihak sumber pembiayaan pendidikan antara lain:
a. Pemerintah pusat dan daerah : mengusahakan agar alokasi untuk
sector pendidikan diperbesar, pemanfaatan dana secara efektif dan
efisien, dan mengusahakan adanya alokasi bagi sector pendidikan
yang di ambil dari pajak umum.
b. Orang tua peserta didik : menyadarkan orang tua agar mau dan tertib
membayar spp dan pendanaan lainnya yang diijinkan pemerintah.
c. Masyarakat : mengajak dunia usaha untuk tersedia sebagi fasilitator
praktik peserta didik, menghmbau dunia usaha agar bersedia
memberikan dana yang lebih beser untuk dunia pendidikan.
d. Pihak lain (institusi) : mengusahakan bentuk kerja sama yang tidak
saling mengikat namun menguntungkan serta mempertimbangkan
bentuk- bentuk pinjaman agar tidak memberatkan di kemudian hari.
e. Dana hasil usaha sendiri yang halal : seperti penyewaan alat,
koperasi, kopma.
3. Prinsif Administratif
Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang
berkenaan dengan sarana dan prarana pendidikan sebagai contoh adalah
peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik
negara. Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan
perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu
memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang
telah di berlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya penerapannya,
setiap penanggung jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan
hendaknya memahami semua peraturan perundang-undangan tersebut
dan menginformasikan kepada semua personel sekolah yang di
perkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan
pendidikan.
4. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang
sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya
sangat banyak sehingga manajemennya melibatkan banyak orang.
Bilaman hal itu terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja
pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam pengorganisasiannya,
semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu
dideskripsikan dengan jelas.
5. Prinsip Kekohesifan
Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan
pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses
kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua
orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki
tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara satu dengan
yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.
2.2.4 Penggunaan Alat Sarana Dan Prasarana Pendidikan Yang
Tepat
Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan
disekolah.dalam pendidikan misalnya lokasi atau tempat, bangunan
sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya.sedangkan sarana
pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan,dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah seperti
ruang, buku, perpustakaan, labolatorium dan sebagainya.
a. Alat pelajaran
Merupakan alat – alat yang digunakan untuk rekam merekam bahan
pelajaran atau alat pelaksanaan kegiatan belajar yang disebut dengan
kegiatan merekam berupa menulis, mencatat, melukis, alat pelajaran
digunakan guru untuk penulis pembelajaran termasuk juga kapur atau
spidol dan penghapus papan tulis.
b. Alat peraga
Merupakan alat yang digunakan untuk meragakan (mewujudkan,
menjadi terlihat)seperti: manusia mempunyai raga (jasmani, fisik )
karena manusia terlihat.dengan kata lain, bagian raga dari makhluk
manusia merupakan bagian yang tampak, bisa dilihat, (bagian dari tubuh
manusia juga bisa dilihat, tentu saja jika dibedah). Jadi, intinya
meragakan adalah menjadikan sesuatu yang tak terlihat menjadi terlihat.
2.2.5 Tahapan-Tahapan Manajemen Sarana Dan Prasarana
Pendidikan
Mananjemen sarana dan prasarana adalah segenap proses pengadaan
dan pendayagunaan sarana dan prasarana agar mendukung tercapainya
tujuan pendidikan secara tepat guna dan tepat sasaran (Arifin &
Barnawi, 2012: 40).
Arifin & Barnawi (2012: 48-78) kemudian menjelaskan bahwa
proses-proses yang dilakukan dalam upaya pengadaan dan
pendayagunaan sarana dan prasarana meliputi perencanaan, pengadaan,
pengaturan, penggunaan, dan penghapusan. Kelima proses tersebut
dapat dipadukan sehingga membentuk suatu siklus manajemen sarana
dan prasarana yang efektif untuk diterapkan di sekolah. Seperti dalam
bagan berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses perancangan upaya pembelian,
penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang,
rekondisi/rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Perencanaan
yang matang dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya
kesalahan dan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pengadaan sarana dan prasarana. Kesalahan yang terjadi dapat
berupa pembelian barang yang tidak sesuai dengan kualifikasi,
jumlah dana yang tersedia, tingkat kepentingan, dan tingkat
keterdesakan.
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan serangkaian kegiatan menyediakan
berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan
kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana dan
prasarana dapat berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah,
waktu, tempat, dan harga serta sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
kegiatan pengadaan sarana dan prasarana tertera dalam bagan
berikut:
3. Pengaturan
Proses pengaturan berkaitan dengan inventarisasi, penyimpanan, dan
pemeliharaan.
Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun
sarana dan prasarana yang ada secara teratur, tertib, dan
lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan sarana dan
prasarana pendidikan di suatu tempat agar kualitas dan
kuantitasnya terjamin. Penyimpanan meliputi penerimaan
barang, penyimpanan barang, pengeluaran atau
pendistribusian barang.
Pemeliharaan sarana dan prasarana secara terus menerus
penting dilakukan agar kualitas dan kuantitasnya tidak
menurun secara drastis.
4. Penggunaan
Penggunaan sama halnya dengan kegiatan memanfaatkan sarana
dan prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan demi
tercapainya tujuan pendidikan. Terdapat dua prinsip yang harus
diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan pendidikan, yaitu
efektivitas dan efisiensi.
Efektivitas memiliki arti semua pemakaian perlengkapan
pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam
memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sedangkan efisiensi adalah
kegiatan pemakaian semua perlengkapan pendidikan harus secara
hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak
mudah habis, rusak, atau hilang.
5. Penghapusan
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan
prasarana dari daftar inventaris karena sudah dianggap tidak
berfungsi sebagaimana yang diharapkan, terutama untuk
kepentingan pelaksanaan pembelajaran sekolah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya setiap sekolah sudah menyelenggarakan sistem
pengelolaan yang baik, tetapi sistem yang efektif kurang dilaksanakan.
Ketidakdisiplinan dalam penggunaan anggaran, serta pemimpin yang
boros selalu menjadi fenomena tersendiri. Untuk itu diperlukan
kepemimpinan dan manajemen pengelolaan yang efektif menuju
keseimbangan antara sistem yang ada dalam mendistribusikan sumber-
sumber dana pendidikan di Indonesia.
Pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan sudah
merupakan pekerjaan rutin dan orang-orang di hadapkan kesukaran-
kesukaran yang kurang berarti, namun untuk penyempurnaan pekerjaan
para ahli menyarankan beberapa pedoman pelaksanaan administrasinya,
sbb :
1. Hendaknya kepala sekolah sebagai administrator tidak terlalu
menyibukkan dirinya secara langsung dengan urusan pelaksanaan
administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran
2. Melakukan sisi pencatatan yang tepat sehingga mudah di kerjakan
3. Administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran harus
senantiasa ditinjau dari segi pelayanan untuk turut memperlancar
pelaksanaan program pengajaran
Kondisi-kondisi diatas akan terpenuhi jika administrator
mengikutsertakan semua guru dalam perencanaan seleksi, distribusi dan
penggunaan serta pengawasan peralatan dan perlengkapan pengajaran.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://pendidikanadministrasi.blogspot.com/2012/02/manajemen-sarana-
prasarana-pendidikan.html
https://muhfathurrohman.wordpress.com/tag/manajemen-sarana-
prasarana/
Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta : PT
BUMIKARSA.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. 2007. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Soepardi,Imam. 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jember :
FKIP Universitas Jember
Natawijaya, Rochman.1981. Ilmu Keguruan Pendidikan Nasional. Jakarta :
PT New Aqua Press.
Burhanuddin, Yusak.2005. Administrasi Pendidikan. Bandung : CV.Pustaka
Setia
Sutisna, Oteng.1983. Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis untuk
Praktek Profesional.Bandung : Angkasa.
Sahertian, P.A,1994. Dimensi Administrasi Pendidikan.Surabaya : Usaha
Nasional.
Tim Pakar Manajemen Pendidikan UM. 2003. Manajemen Pendidikan:
Analisis Substansi dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan.Malang :
UM
Bastian, Indra, 2015, Akuntansi Pendidikan, Yogyakarta: BPFE
Baharuddin. Makin, Moh, 2010, Manajemen Pendidikan Islam, Malang:
MALIKI PRESS
Mulyasa, 2005, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung, Remaja
Rosdakarya
Fattah Nanang, 2004, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dan
Dewan Sekolah, Bandung, Pustaka Bani Quraisy
Barnawi, 2015, Manajemen Sarana Prasarana, Yokyakarta, Perpustakaan
Nasional: Katalog Dalam Terbit Bafadel, Ibrahim,2003, Manajemen Sarana
Prasarana, Jakarta, PT Bumi Aksara
Makawimbang H Jerry,2012,kepemimpinan pendidikan yang
bermutu,Bandung : AlfABETA
Suhardan Dadang,202,Ekonomi dan pembiyaan
pendidikan,Bandung,ALFABETA
http://pendidikan admistrasi.blogspot.com /2012/02 manajemen sarana
prasarana pendidikan.html
http:// muhfathurrohman. Word press.com/tag/manajemen sarana prasarana