Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Dasar-Dasar Manajemen M. Adly Nurul Ihsan, M.Pd


Pendidikan

PENTINGNYA STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN, RUANG


LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN POAC

Disusun Oleh:
Kelompok 05

Siti Ainul Hamisah : 20.01.11.1664


Auliya Yufina : 20.01.11.1555
Noor Zaidah : 20.01.11.1636
Ahmad Yusri Maulidi : 20.01.11.1556

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FALAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARBARU
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Penyayang. Segala puji bagi

Allah, Tuhan seru sekalian alam karena atas limpahan rahmat,taufik,hidayah dan

inayahnya jualah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah untuk mata

kuliah Dasar Dasar Management Pendidikan yang berjudul “Pentingnya Studi

Manajemen Pendidikan, Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan Dan

Poac”. Shalawat serta salam tak lupa juga kita haturkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad S A W, besera keluarga, sahabat, kerabat, dan pengikut beliau

dari dulu hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,

bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan

kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan yang setinggi-tingginya, terutama sekali kepada yang terhormat

Bapak M. Adly Nurul Ihsan, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah ini serta

dapat membantu menyempurnakan makalah ini.

Semua pihak yang ikut membantu, sehingga data-data dapat terkumpul

untuk penyusunan makalah ini.

Landasan Ulin, 15 Mei 2022

Kelompok 05
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................................5

C. Tujuan Masalah.........................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

A. Managemen Pendidikan............................................................................6

B. Pengertian Studi Managemen Pendidikan.................................................7

C. Ruang Lingkup Managemen Pendidikan..................................................7

D. POAC......................................................................................................13

BAB III..................................................................................................................22

PENUTUP..............................................................................................................22

A. Simpulan..................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen pendidikan yaitu suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang mana hal itu bisa

berupa man, money, materials, method, machines, market, dan segala hal untuk

mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien. Untuk mewujudkan hal

tersebut tentu membutuhkan sebuah rancangan dan perencanaan yang matang

sebelumnya. Itulah yang disebut dengan manajemen.

Sejalan dengan pengertian di atas, Soebagio Atmodiwirio menjelaskan,

manajemen pendidikan adalah proses untuk melakukan perencanaan, melakukan

organisasi untuk memimpin dan untuk melakukan pengendalian. Karena

menejemen ini dilakukan dalam dunia kependidikan, maka fokusnya dilakukan oleh

para tenaga pendidik serta sumber daya dari pendidikan itu sendiri untuk mencapai

tujuan pendidikan.

Para ahli mengemukakan berbagai pengertian manajemen pendidikan,

namun inti dari penjelasan tersebut adalah sama yakni sebuah pengorganisasian

pendidikan yang meliputi semua elemen-elemen pendidikan tersebut. Hasil

akhirnya adalah tercapainya sebuah tujuan pendidikan yang diharapkan. Berikut

akan penulis jabarkan seberapa pentingnya studi managemen pendidkan dan ruang

lingkup apasaja yang meliputi managemen pendidikan. Serta menjelaskan apa itu

POAC.

3
4

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Studi Managemen?

2. Apa Saja Ruang Lingkup Managemen Pendidikan?

3. Apa itu POAC?

4. Seberapa Penting Managemen Pendidikan?

C. Tujuan Masalah

1. Mendeskripsikan Pengertian Managmen Pendidikan.

2. Mendeskripsikan Macam Macam Ruang Lingkup Managemen Pendidikan

3. Mendeskripsikan POAC

4. Mendeskripsikan Pentingnya Managemen Pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Managemen Pendidikan

Manajemen pendidikan yaitu suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang mana hal itu bisa

berupa man, money, materials, method, machines, market, dan segala hal untuk

mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien. Untuk mewujudkan hal

tersebut tentu membutuhkan sebuah rancangan dan perencanaan yang matang

sebelumnya. Itulah yang disebut dengan manajemen.

Sejalan dengan pengertian di atas, Soebagio Atmodiwirio menjelaskan,

manajemen pendidikan adalah proses untuk melakukan perencanaan, melakukan

organisasi untuk memimpin dan untuk melakukan pengendalian. Karena

menejemen ini dilakukan dalam dunia kependidikan, maka fokusnya dilakukan oleh

para tenaga pendidik serta sumber daya dari pendidikan itu sendiri untuk mencapai

tujuan pendidikan.

Para ahli mengemukakan berbagai pengertian manajemen pendidikan, namun

inti dari penjelasan tersebut adalah sama yakni sebuah pengorganisasian pendidikan

yang meliputi semua elemen-elemen pendidikan tersebut. Hasil akhirnya adalah

tercapainya sebuah tujuan pendidikan yang diharapkan.

5
6

B. Studi Managemen Pendidikan

Manajemen pendidikan merupakan penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan

dengan seluruh kebutuhan materiil pendidikan yang sekaligus berkaitan dengan

semua aspek yang ada dalam usaha penyelenggaraan pendidikan, yang

berhubungan secara langsung dengan proses pembelajaran, fasilitas, atau sarana

dan prasarana pendidikan, dan media pendidikan. Dengan demikian, semua

kegiatan lembaga pendidikan harus teradministrasikan dan dikelola dengan baik.

Dengan pemahaman di atas, manajemen pendidikan berbicara tentang sinergitas

personal lembaga pendidikan dalam kaitannya dengan tugas dan fungsinya masing-

masing. Studi tentang manajemen pendidikan sangat penting, dengan alasan

berikut.

a) Pengelolaan lembaga pendidikan merupakan bagian dari upaya meraih tujuan

pendidikan.

b) Pelaksanaan kepemimpinan dalam kependidikan merupakan upaya

mengintegrasikan aktivitas pendidikan agar seluruh kegiatan dapat dikendalikan

dengan baik.

c) Pengembangan profesionalitas merupakan bagian dari proses pengembangan

sumber daya manusia yang akan mendorong laju perkembangan dan

pertumbuhan pendidikan yang lebih optimal dan berhasil guna bagi seluruh

civitas pendidikan.

d) Kerja sama antarlingkungan pendidikan merupakan proses mempermudah

tercapainya tujuan pendidikan.


7

e) Pemusatan kinerja dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan

strategi untuk meraih target pendidikan bagi seluruh anak didik.

f) Pengawasan dan evaluasi pendidikan akan memberikan gambaran tentang

keberhasilan pendidikan, sehingga dapat dirumuskan perencanaan yang lebih

baik di masa depan.

C. Ruang Lingkup Managemen Pendidikan

Ruang lingkup manajemen pendidikan terbagi menjadi 4 hal, yaitu;

a) Ruang lingkup menurut wilayah kerja meliputi manajemen pendidikan suruh

negara, manajemen pendidikan satu provinsi, satu kabupaten/ kota, unit kerja

dan manajemen kelas.  Dalam hal ini guru sebagai pelaksana bertindak sebagai

manajer dikelas yang ia pimpin. Jadi segala sesuatunya diatur dan

diorganisasikan dengan baik untuk mencapai sebuah tujuan kelas dan

keberhasilan peserta didik.

b) Ruang lingkup menurut pelaksana,  

c) Ruang lingkup menurut fungsi atau urutan kegiatannya ( managemen

administrasi) meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi,

komunikasi dan evaluasi.

d) Ruang lingkup menurut objek garapan meliputi 8 hal sebagai berikut:

1. Manajemen Kurikulum

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan

secara efektif dan efisien. Manajemen kurikulum merupakan sistem


8

pengelolaan atau penataan terhadap kurikulum secara kooperatif, komperhensif,

sistemik dan sistematik yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam

rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum atau tujuan pendidikan.

Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting adalah:

a) Kegiatan yang erat kaitannya dengan tugas guru

b) Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran dan pengajaran

2. Manajemen Personalia

Manajemen personalia adalah serangkaian proses kerja sama mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang

personalia dengan mendayagunakan sumber daya yang ada secara efektif dan

efisien sehingga semua personil sekolah menyumbang secara optimal bagi

pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Personalia sekolah

meliputi guru, dan pegawai lainnya. Personalia sekolah dapat dibedakan

menjadi dua yaitu kependidikan dan non kependidikan

a) Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan

pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang di bidang

pendidikan pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan pengajar

b) Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih

c) Pengelola satuan pendidikan terdiri atas Kepala Sekolah, direktur, ketua,

rektor, dan pemimpin satuan pendidikan luar sekolah.

3. Manajemen Peserta Didik

Manajemen peserta didik merupakan upaya penataan peserta didik mulai

dari masuk sampai dengan mereka lulus sekolah, dengan cara memberikan
9

layanan sebaik mungkin pada peserta didik. Tujuan manajemen peserta didik

adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan tersebut

menunjang proses pembelajaran sehingga dapat berjalan lancar, tertib dan

teratur serta dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan yang

ditetapkan. Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta

didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik dari segi

individualitas, sosial, aspirasi, kebutuhan atau potensinya.

4. Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan bagaimana

mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan

efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum,

proses kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi perencanaan,

pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, penghapusan dan

penataan. Proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana dan prasarana

tepat sasaran dan efektif dalam penggunaannya.

5. Manajemen Keuangan/Pembiayaan

Manajemen keuangan/pembiayaan adalah serangkaian

kegiatanperencanaan, melaksanakan dan mengavaluasi serta

mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada

masyarakat dan pemerintah. Pengelolaan keuangan yang baik dalam lembaga

akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Dengan tersedianya

biaya, pencapaian tujuan pendidikan yang lebih produktif, efektif, efisien dan

relevan memungkinkan kebutuhan akan segera terwujud. Adapun sumber


10

keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah/madrasah, secara garis besar

dapat dikelompokkan

menjadi tiga bagian yaitu:

a) Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang bersifat

umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan

b) Orang tua atau peserta didik

c) Masyarakat baik mengikat maupun tidak.

6. Manajemen Administrasi

Administarsi secara etimologis berasal dari bahasa latin terdiri dari kata “ad

dan “ministrate. Kata-kata tersebut dalam Bahasa Inggris memiliki arti yang

sama “ad = to”, “administrate = to serve/to conduct”, yang berarti melayani,

membantu atau mengarahkan. Administrasi dalam perspektif manajemen

dipandang mempunyai peran penting sebagai “prevoyange” atau kemampuan

melihat masa depan. Hal ini berarti administrasi dinilai mampu melihat keadaan

masa yang akan datang dan mempunyai kesiapan untuk menghadapinya. Wujud

dari hubungan administrasi dengan manajemen pendidikan tampak pada

aktivitas kepala sekolah sebagai pembuat keputusan dan penanggung jawab

penuh atas keputusan/kebijakan yang dibuatnya. Purwanto mengklasifikasikan

administrasi pendidikan kedalam beberapabagian yaitu:

a) Administrasi tata laksana sekolah

b) Administrasi personalia guru dan pegawai sekolah

c) Administrasi peserta didik

d) Administrasi supervisi pengajaran


11

e) Administrasi pelaksanaan dan pembinaan kurikulum

f) Administrasi pendirian dan perencanaan infrastruktur sekolah

g) Hubungan sekolah dengan masyarakat.

7. Manajemen Humas

Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan

menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan polisi dan prosedur instansi atau

organisasi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan masyarakat. Kegiatan

kehumasan di sekolah tidak hanya cukup menginformasikan fakta-fakta tertentu

dari sekolah, melainkan juga harus mengemukakan beberapa hal di antaranya:

a) Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat

tentang masalah pendidikan

b) Membantu Kepala Sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan

kerja sama

c) Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan

d) Membantu pemimpin karena tugastugasnya tidak dapat langsung memberikan

informasi kepada masyarakat atau pihak yang memerlukannya.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Humas yang efisien harus

memerhatikan asas-asas berikut.

a) Obyektif dan resmi, informasi yang dikeluarkan tidak boleh bertentangan

dengan dengan kebijaksanaan yang dijalankan. Pemberitaan yang disampaikan

harus merupaka suara resmi dari instansi atau lembaga yang bersangkutan.
12

b) Organisasi yang tertib dan disiplin, humas akan berfungsi bilamana tugas-tugas

organisasi berjalan lancar dan efektif serta memiliki hubungan keluar dan

kedalam yang efektif pula.

c) Informasi harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk ikut

berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan secara wajar pada masyarakat;

d) Kontinuitas, informasi humas harus berusaha agar masyarakat memperoleh

informasi secara kontiniu sesuai dengan kebutuhan

e) Respon yang timbul dikalangan masyarakat merupakan umpan balik dari

informasi yang disampaikan harus mendapat perhatian sepenuhnya.

8. Manajemen Layanan Khusus

Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan

dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan oleh pihak

sekolah kepada para siswanya agar mereka lebih optimal dalam melaksanakan

proses belajar. Jenis layanan khusus di lembaga pendidikan terdiri atas:

a) Perpustakaan sekolah, perpustakaan pada sebuah sekolah dikelola sepenuhnya

oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah untuk

mencapai tujuan khusus dan tujuan pendiidkan pada umumnya

b) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), UKS merupakan salah satu wahana untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan

derajat kesehatan peserta didik yang optimal

c) Kafetaria/Warung/Kantin, tujuan pengadaan kantin sekolah adalah

menyediakan tempat belanja makan yang terjamin kebersihannya dan makan

yang bergizi
13

d) Tempat Ibadah/Masjid

e) Unit Keamanan Sekolah (Security).

D. POAC

Menurut Yuliani, Suntoro dan Kandar, manajemen pendidikan di suatu lembaga

pendidikan dapat dikaitkan dengan prinsip manajemen POAC milik Terry dan

Franklin.1Terry dan Franklin mengartikan manajemen merupakan proses yang

terdiri dari perencanaan, pengaturan, penggerakan, dan pengendalian yang

digunakan dalam rangka penentuan dan pencapaian hasil yang menjadi sasaran

manusia. Proses manajemen dalam Terry dan Franklin kemudian dikenal sebagai

prinsip manajemnen POAC (planning, organizing, actuating and controlling).2

. Secara lebih rinci, berikut diuraikan prinsip-prinsip manajemen menurut Terry

dan Franklin:

a) Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah atribut penting manajemen dalam mencapai maksud dan

tujuan yang dibutuhkan pendidikan. Rencana menjadi pernyataan kebijakan dan

sama-sama diperlukan membantu dalam pembuatan kebijakan. Perencanaan adalah

proses yang menentukan arah tindakan di masa depan dan dilakukan di semua

tingkatan manajemen.

Perencanaan yang dimaksud menurut Terry dan Franklin adalah pemilihan

dan penghubungan fakta serta pembuatan dan penggunaan asumsi-asumsi di masa

1
Retno Yuliani, Irawan Suntoro, dan Supomo Kandar, “Implementasi Manajemen
Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Gisting Bawah”, Jurnal Manajemen Mutu Pendidikan, Vol. 3, 2
(2015), hlm. 5
2
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik, Fajar Interpratama
Mandiri, Jakarta, 2015, hlm. 2
14

depan yang digambarkan dan diyakini dapat dijadikan jalan untuk mendapatkan

hasil yang ingin dicapai.3

Perencanaan membantu manajer pendidikan untuk mengantisipasi masalah

dan peluang, untuk berpikir ke depan dan untuk berkontribusi kemanjuran fungsi

manajerial lainnya. Dengan demikian, perencanaan melibatkan peran kepala

institusi pendidikan yang efektif untuk memberikan dasar pada kontrol di institusi

pendidikan dan menetapkan prioritas fokus keadaan darurat pada hal-hal penting

terlebih dahulu.

Perencanaan dalam manajemen pendidikan meliputi penetapan tujuan

organisasi, strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan serta pengembangan suatu

hirarki rencana yang dapat menggabungkan dan mengkoordinasikan kegiatan-

kegiatan di organisasi. Tujuan institusi pendidikan adalah ekspresi pernyataan visi

yang lebih konkret. Dalam implikasi pewujudan tujuan melalui visi, kepala instansi

pendidikan ertanggung jawab secara banyak dalam pencapaian misi-misi di instansi

pendidikan. Kepala instansi harus mampu menjelaskan visi-visi pada pengajar dan

peserta didik. Sehingga, para pengajar dan peserta didik memiliki visi yang jelas

seperti kepala instansi yang kemudian memunculkan kepercayaan yang kuat untuk

melakukan proses belajar-mengajar secara maksimum. Hasilnya, visi tersebut

terwujud dan berdampak pada pembelajaran peserta didik. Dengan demikian,

melalui proses perencanaan strategis, sekolah dapat fokus lebih tajam dalam

memilih tujuan, sasaran, dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, membantu

menggerakkan lembaga ke arah yang tepat.

3
Sukarna, Dasar-dasar Manajemen, Mandar Maju, Bandung, 2011, hlm. 10
15

b) Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah, penentuan, penggabungan, dan penyusunan berbagai

aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-

orang pada tugas-tugas dan menetukan faktor fisik di lingkungan yang sesuai dan

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Pengorganisasian

menurut Syaiful Sagala meliputi beberapa aspek :

1. Menyediakan fasilitas, perlengkapan yang diperlukan untuk penyusunan

kerangka yang efisien dalam melaksanakan rencana- rencana melalui suatu

proses penetapan pelaksanaan pembelajaran yang diperlukan untuk

menyelesaikannya.

2. Pengelompokan komponen pembelajaran dalam struktur sekolah secara teratur.

3. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi pembelajaran

pembelajaran.

4. Merumuskan dan menetapkan metode dan prosedur dalam pembelajaran.

5. Mengadakan latihan dan pendidikan dalam upaya pertumbuhan jabatan guru

dilengkapi dengan sumber sumber lain yang diperlukan.

Penerapan fungsi pengorganisasian dalam manajemen pembelajaran yakni

kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan kegiatan- kegiatan

sekolah yang menjadi tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Kepala sekolah

perlu mengadakan pembagian tugas yang jelas bagi guru-guru yang menjadi anak

buahnya. Dengan pembagian tugas yang baik serta tanggung jab yang tepat, dan

mengingat prinsip-prinsip pengorganisasian agar kegiatan sekolah akan berjalan

dengan baik serta tujuan dapat tercapai. Pengorganisasian pembelajaran ini


16

memberikan gambaran bahwa kegiatan belajar dan mengajar mempunyai arah dan

penanggung jawab yang jelas. Artinya dilihat dari komponen yang terkait dengan

pembelajaran di institusi sekolah memberi gambaran bahwa jelas kedudukan kepala

sekolah yaitu memberikan fasilitas dan kelengkapan dalam pembelajaran untuk

menentukan dan mendesain pembelajaran dengan mengorganisasikan alokasi

waktu, desain kurikulum, media dan kelengkapan pembelajaran, dan lainnya yang

berkaitan dengan suksesnya penyelenggaraan kegiatan belajar. Kemudian jelas

kedudukan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar baik dikelas maupun diluar

rumah. pengorganisasian pembelajaran ini dimaksudkan agar materi dan bahan

ajaran yang sudah direncanakan dapat disampaikan secara maksimal.

Kepala institusi pendidikan memiliki hubungan kuat dalam memperkuat

rekrutmen guru, pengembangan dan retensi yang mencakup faktor-faktor seperti

kepuasan pendidik, efektivitas institusi pendidikan, peningkatan, kapasitas,

kepemimpinan pendidik, kepemimpinan distributif, pembelajaran organisasi, dan

pengembangan. Para pemimpin institusi pendidikan dapat menjadi pengaruh besar

pada faktor-faktor tingkat sekolah serta membantu peningkatan kualitas pendidikan

dan melindungi dari hal-hal yang menurunkan kualitas pendidikan.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat diketahui bahwa

prinsip pengorganisasian bukan hanya berkaitan dengan struktur organisasi dan

pembagian tugas terhadap setiap anggota organisasi melalui peran kepemimpinan

atau manajerial akan tetapi juga mencakup tentang bagaimana pengelolaan system

pembelajaran agar tujuan yang telah dibuat dapat tercapai secara maksimal .

Menurut Hage dan Aiken terdapat dua fitur penting dalam struktur organisasi yaitu
17

struktur formalisasi dan struktur sentralisasi. Struktur formalisasi organisasi sebagai

tingkat di mana organisasi secara tepat menjabarkan aturan dan prosedur yang

terkait dengan pekerjaan dalam situasi yang berbeda. Aspek ini juga dikenal

sebagai kodifikasi pekerjaan. Observasi aturan mengacu pada sejauh mana

organisasi secara kaku mematuhi aturan dan prosedur. Dengan kata lain, konstruk

ini mengukur seberapa jauh pekerja diawasi dalam memastikan bahwa pekerja tidak

melakukan pelanggaran terhadap peraturan dan ketentuan organisasi.

c) Actuating (Pelaksanaan/Penggerakan)

Penggerakan merupakan pengaturan seluruh anggota kelompok agar memiliki

kehendak dan dorongan untuk mencapai tujuan dengan penuh keikhlasan dan tetap

menjaga perencanaan dan pengorganisasian yang telah ditetapkan.37 Dalam prinsip

penggerakan program pendidikan, peran kepala institusi pendidikan sangat

menentukan.

Tim kepemimpinan yang terampil dan didukung dengan baik di instansi dapat

membantu menumbuhkan rasa memiliki dan tujuan dalam cara pendidik mengampu

pekerjaannya. Disisi lain, akan memberi otonomi profesional kepada pendidik akan

meningkatkan daya tarik profesi sebagai pilihan karier dan akan meningkatkan

kualitas praktik mengajar di kelas. Pendidik yang melakukan kerja sama dalam

kondisi pekerjaanya bermakna dan bertujuan ternyata lebih cenderung tetap dalam

profesi karena pendidik merasa dihargai dan didukung dalam pekerjaan.

Selanjutnya, salah satu temuan paling konsisten dari studi tentang

kepemimpinan institusi pendidikan yang efektif adalah bahwa wewenang untuk

memimpin tidak harus terletak pada pribadi pemimpin tetapi dapat tersebar di
18

dalam instansi pendidikan antara dan di antara orang-orang. Ada pemahaman yang

berkembang bahwa kepemimpinan tertanam dalam berbagai konteks organisasi

dalam komunitas instansi pendidikan, tidak terpusat pada seseorang atau kantor.

Tantangan nyata yang dihadapi sebagian besar instansi pendidikan bukan lagi

bagaimana meningkatkan tetapi, yang lebih penting, bagaimana mempertahankan

peningkatan. Keberlanjutan akan tergantung pada kapasitas internal sekolah untuk

mempertahankan dan mendukung pekerjaan pengembangan dan mempertahankan

peningkatan membutuhkan kemampuan kepemimpinan dari banyak orang daripada

sedikit.

Dengan demikian, pelaksanaan berarti pengaturan seluruh anggota kelompok

untuk memiliki kehendak dan dorongan agar sebuah rencana dapat berjalan.

Pelaksanaan atau pergerakan membutuhkan peran kepemimpinan dalam

menumbuhkan kepuasan pendidik melalui apresiasi hasil kerjanya. Sehingga, akan

muncul perasaan kebermaknaan terhadap pekerjaannya. Saat perasaan

kebermaknaan timbul, maka akan muncul inisiasi dalam diri pekerja untuk

melakukan pekerjaan dengan baik alih-alih diminta oleh pemimpin untuk

mengerjakannya.

d) Controlling (Pengkontrolan/Pengawasan)

Pengkontrolan didefinisikan sebagai proses apa yang dapat dicapai dalam

standar yang telah ditetapkan, dan apa yang telah dilakukan yang meliputi,

performansi, evaluasi performansi dan jika diperlukan perbaikan-perbaikan.

Sehingga, performansi yang didapatkan sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.
19

Pengontrolan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang didapatkan

disesuaikan dengan tujuan yang telah direncanakan. Dengan kata lain, pengontrolan

mengidentifikasi perbedaan, menangani manajemen perubahan, dan memberikan

umpan balik untuk memperbarui dan menguraikan rencana secara progresif. Secara

formal, sistem pemantauan dan kontrol program bekerja untuk meminimalkan

penyimpangan dari rencana program dan terdiri dari mengidentifikasi dan

melaporkan status program, membandingkannya dengan rencana, menganalisis

penyimpangan, dan menerapkan tindakan korektif yang sesuai. Oleh karena itu

termasuk seperangkat kebijakan, metode dan alat yang akan memastikan

pencapaian target program.

Pengontrolan dalam institusi pendidikan dapat dilakukan melalui beberapa cara,

yaitu pemantauan institusi pendidikan, tenaga pendidik dan peserta didik. Menurut

Cotton, pemantauan melalui peserta didik paling efektif untuk melihat

perkembangan peserta didik dalam mencapai prestasi yang merupakan manifestasi

dari keberhasilan pencapaian tujuan dalam institusi pendidikan.

Menurut Bendermacher, dkk, kepemimpinan dan komunikasi diidentifikasi

sebagai kunci penting dalam mengikat elemen structural atau manajerial dan

budaya atau psikologis. Pemimpin adalah “penggerak” utama dari pengembangan

budaya kualitas melalui kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi alokasi

sumber daya, memperjelas peran dan tanggung jawab, menciptakan kemitraan,

mengoptimalkan orang dan manajemen proses. Komunikasi yang memadai


20

dianggap sebagai prasyarat untuk menyebar strategi dan kebijakan kualitas,

mengevaluasi hasil dan mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan staf.

Diusulkan bahwa mekanisme kualitas budaya kerja terdiri dari peningkatan

komitmen staf, kepemilikan bersama, pemberdayaan dan pengetahuan. Hasil terkait

terkait dengan mekanisme ini adalah efek positif pada kepuasan staf dan peserta,

peningkatan berkelanjutan dari proses belajar-mengajar, pembelajaran serta

pengembangan pendidik dan peserta didik. Lembaga yang berjuang untuk

pengembangan budaya yang berkualitas harus beroperasi dengan baik dari

kemungkinan pendekatan, yaitu memanfaatkan pendekatan intervensi manajemen

yang disesuaikan dengan konteks organisasi.

Lebih lanjut menurut Annamdevula dan Bellamkonda menjelaskan bahwa

dampak lain dari adanya implementasi pembelajaran yaitu terciptanya kepuasan

peserta didik. Pembentukan kepuasan peserta didik dapat terbentuk melalui

pemerhatian manajemen pelayanan yang ditawarkan oleh instansi pendidikan.

Melalui hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada dampak positif antara kualitas

pelayanan terhadap kepuasan peserta didik. Kepuasan peserta didik yang tercipta

akan mendorong kemunculan loyalitas terhadap instansi. Temuan penelitian saat ini

mengungkapkan bahwa peserta didik yang puas dapat menarik peserta didik baru

dengan terlibat dalam komunikasi positif dari mulut ke mulut untuk memberi tahu

teman dan orang yang membuatnya terdorong kembali ke instansi pendidikan untuk

mengambil kursus lain. Maka dengan demikian, peserta didik yang puas adalah

sumber keunggulan kompetitif dan pemasaran dari mulut ke mulut untuk lembaga

pendidikan.
21

Berdasarkan penjelasan-penjelasan mengenai manfaat kegunaan implementasi

pembelajaran yang telah dipaparkan, maka dapat diketahui dalam peningkatan

kualitas hasil pembelajaran dan perkembangan instansi pendidikan diperlukan

adanya manajemen pendidikan yang efektif. Menurut Anwar, salah satu instansi

yang memerlukan implementasi pembelajaran yang baik adalah instansi yang

menyelenggarakan program menghafal Al-Qur’an atau tahfidzul Qu’an. Penerapan

manajemen pendidikan yang sesuai dalam instansi pendidikan tahfidzul Qur’an

dengan tujuan agar pembelajaran menghafal Al-Qur’an yang dilaksanakan dapat

mencapai target hafalan yang diharapkan dan sesuai dengan tujuan yang telah

direncanakan.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Manajemen pendidikan yaitu suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang mana hal itu bisa

berupa man, money, materials, method, machines, market, dan segala hal untuk

mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien. Untuk mewujudkan hal

tersebut tentu membutuhkan sebuah rancangan dan perencanaan yang matang

sebelumnya. Itulah yang disebut dengan manajemen.

Studi tentang manajemen pendidikan sangat penting, dengan alasan berikut.

a) Pengelolaan lembaga pendidikan merupakan bagian dari upaya meraih tujuan

pendidikan.

b) Pelaksanaan kepemimpinan dalam kependidikan merupakan upaya

mengintegrasikan aktivitas pendidikan agar seluruh kegiatan dapat

dikendalikan dengan baik.

c) Pengembangan profesionalitas merupakan bagian dari proses pengembangan

sumber daya manusia yang akan mendorong laju perkembangan dan

pertumbuhan pendidikan yang lebih optimal dan berhasil guna bagi seluruh

civitas pendidikan.

d) Kerja sama antarlingkungan pendidikan merupakan proses mempermudah

tercapainya tujuan pendidikan.

22
23

e) Pemusatan kinerja dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan

strategi untuk meraih target pendidikan bagi seluruh anak didik.

f) Pengawasan dan evaluasi pendidikan akan memberikan gambaran tentang

keberhasilan pendidikan, sehingga dapat dirumuskan perencanaan yang lebih

baik di masa depan.

Proses manajemen menurut Terry dan Franklin dikenal sebagai prinsip

manajemnen POAC (planning, organizing, actuating and controlling).


DAFTAR PUSTAKA

Musfah Jejen, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik:Fajar


Interpratama Mandiri, Jakarta, 2015

Yuliani Retno, Irawan Suntoro, dan Supomo Kandar, “Implementasi Manajemen


Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Gisting Bawah”, Jurnal Manajemen Mutu
Pendidikan, Vol. 3, 2 , 2015.

Sumarsih Anwar, “Penyelenggaraan Pendidikan Tahfidzul Qur’an Pada Anak


Usia Sekolah Dasar Di Pondok Pesantren Nurul Iman Kota Tasikmalaya”, Jurnal
Pendidikan Agama dan Keagamaan, Vol. 15, 2 , 2017.

24

Anda mungkin juga menyukai