Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PSIKOLOGI AGAMA
(AGAMA DAN PSIKOTERAPI)
DOSEN PENGAMPU
MUHAMMAD JULKIFLI, M. PD

DISUSUN OLEH :
ELMIYAH (20.01.11.1576)
MASITA DWI PUSPANINGRUM (20.01.11.1598)
MUHAMMAD NANDA BUDIMAN (20.01.11.1619)
SITI AINUL HAMISAH (20.01.11.1664)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FALAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

‫اَّلل ال هر ْْحَ ِن ال هر ِحيم‬


ِ‫بِس ِم ه‬
ْ
ِ ِِ ِ ِ ِ َ‫سالَم َعلَى ا‬ ِِ
َْ ِ‫ص ْحبِه اَ ْْجَع‬
‫ اَ ٰما بَ ْع ُد‬.‫ْي‬ َْ ‫شرف ْاْلَنْبِيَاء َو ال ُْم ْر َسل‬
َ ‫ْي َو َع هلى هاله َو‬ َ ُ ‫صالَةُ َو ال ه‬ َْ ‫ب ال َْعال َِم‬
‫ْي اَل ه‬ ِٰ ‫اَ ْْلَ ْم ُد هَّٰلل َر‬
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Penyayang. Segala puji bagi

Allah, Tuhan sekalian alam karena atas limpahan rahmat, taufik, hidayah dan

inayahnya jualah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah untuk mata

kuliah Psikologi Agama yang berjudul Agama dan Psikoterapi. Shalawat serta

salam tak lupa juga kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw,

beserta keluarga, sahabat, kerabat, dan pengikut beliau dari dulu hingga akhir

zaman. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,

bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan

kali ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan yang setinggi-tingginya, terutama sekali kepada yang terhormat

Bapak Muhammad Julkifli, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah ini, karena

dapat membantu menyempurnakan makalah ini. Dan semua pihak yang ikut

membantu, sehingga data-data dapat terkumpul untuk penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari pada penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Landasan Ulin, 25 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

A. Pengertian Agama ........................................................................................ 4

B. Pengertian Psikoterapi .................................................................................. 7

C. Hubungan Agama dan Psikoterapi ............................................................. 10

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13

A. Simpulan .................................................................................................... 13

B. Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maraknya kejadian menyimpang yang terjadi secara meluas hampir

ditingkat seluruh usia sangat perlu kita waspadai dan harus hati-hati

supaya tidak terjadi penanganan yang salah. Ditengah budaya masyarakat

yang hedonism banyak keinginan yang tidak terpenuhi sehingga mereka

mengambil jalan pintas. Upaya mendekatkan antara psikologi dengan

agama, hal ini telah dilakukan para filosof dan psikolog. Berkaitan dengan

perspektif ini, ajaran Islam memiliki hubungan erat dan mendalam dengan

ilmu jiwa dalam soal pendidikan akhlak dan pembinaan mental. Tujuan

keduanya adalah untuk mencapai kesejahteraan jiwa dan ketinggian

akhlak. Secara luas pendidikan akhlak dan pembinaan mental dalam

psikologi agama bertujuan mendidik, mengajar manusia, membersihkan

dan menyucikan jiwanya serta membina kehidupan spiritualnya. Oleh

karena itu dalam psikologi agama banyak ajaran Islam yang dijadikan

petunjuk dan ketentuan yang berhubungan dengan pendidikan jiwa

seseorang.

Psikoterapi ajaran Islam juga memberikan bimbingan dalam proses

pendidikan yaitu melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh negatif yang

senantiasa menggangu eksistensi kepribadian yang selalu cenderung untuk

1
taat dan patuh kepada Tuhannya. Maka dari itu untuk melepaskan diri dari

pengaruh-pengaruh negatif tersebut, psikologi agama memiliki andil yang

cukup besar dan berperan serta dalam memberikan solusi dalam

mengatasi setiap permasalahan yang berkaitan dengan jiwa.1

Selama sepuluh tahun terakhir, berbagai riset dunia menunjukkan

ketertarikan meneliti keterkaitan antara psikoterapi sebagai intervensi

psikologis dengan agama ataupun unsur spiritualitas. Di Indonesia sendiri

sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak, juga mulai

menerapkan hal tersebut melalui restrukturisasi kognitif di dalam

perspektif Islam. Beberapa contoh permasalahan yang dapat ditangani

dengan psikoterapi ini adalah depresi, ketergantungan obat, kecemasan,

dan serangan panic. Dengan begitu, klien yang mengalami masalah

psikologis baik ringan ataupun berat dapat diarahkan untuk mendalami

nilai-nilai religius ataupun spiritual yang ada di dalam dirinya.2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terurai diatas maka dapat

disimpulkan rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Agama?

2. Apa yang dimaksud dengan Psikoterapi?

1
Luluk Indarinul Mufidah, “Pentingnya Psikoterapi Agama Dalam Kehidupan Di Era
Modern”, Jurnal Lentera Kajian Keagamaan, Keilmuan Dan Teknologi, Vol.1 No.2 (September
2015), h. 181
2
Rika Fitriyana, “Peran Agama Dalam Psikoterapi Modern”, Jurnal Psikologi Ulayat,
Vol.4 No.23 (Desember 2018), h. 1

2
3. Bagaimana hubungan Agama Dan Psikoterapi?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang terurai diatas maka tujuan

penulisan dari makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Pengertian Agama.

2. Untuk Mengetahui Pengertian Psikoterapi.

3. Untuk Mengetahui Hubungan Agama Dan Psikoterapi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan

manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan

oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan

pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di

akhirat yang didalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada kekuatan

gaib yang selanjutnya menimbulkan respon emosional dan keyakinan

bahwa kebahagiaan hidup tersebut tergantung pada adanya hubungan yang

baik dengan kekuatan gaib tersebut.

Agama berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “A”

berarti tidak dan “gama” berarti kacau. Sehingga agama berarti tidak kacau

atau dapat diartikan suatu peraturan yang bertujuan untuk mencapai

kehidupan manusia ke arah dan tujuan tertentu. Dilihat dari sudut pandang

kebudayaan, agama dapat berarti sebagai hasil dari suatu kebudayaan,

dengan kata lain agama diciptakan oleh manusia dengan akal budinya serta

dengan adanya kemajuan dan perkembangan budaya tersebut serta

peradabannya. Agama adalah peraturan yang menghindarkan manusia dari

4
kekacauan dan mengantar mereka hidup dalam keteraturan dan ketertiban.3

Dalam sebuah agama terdapat beberapa ruang lingkup dan itu menjadi

pedoman pokok bagi agama tersebut, antara lain:

a. Keyakinan (credial)

Yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang

diyakini mengatur dan mencipta alam.

b. Peribadatan (ritual)

Yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan

supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan

ketundukannya.

c. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia

lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan nya

tersebut.4

Agama sebagai panutan masyarakat dan terlihat masih berfungsi

sebagai pedoman yang dijadikan sumber untuk menjalankan roda proses

kehidupan. Masalah agama tidak akan mungkin dapat disimpangkan dari

roda kehidupan masyarakat, karena agama itu sendiri ternyata dijadikan

pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam prakteknya, fungsi

agama dalam masyarakat antara lain:

a. Fungsi edukatif

3
Ahmad Asir, “Agama Dan Fungsinya Dalam Kehidupan Umat Manusia”, Jurnal
Penelitian Dan Pemikiran Keislaman, Vol.1 No.1 (Februari 2014), h. 52
4
Ibid, h.54

5
Para penganut agama berpendapat bahwa norma agama yang

mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi. Ajaran

agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur

menyuruh dan larangan ini mempunyai latar belakang mengarahkan

bimbingan agar pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan

yang baik menurut ajaran agama masing-masing antar manusia.

b. Fungsi penyelamat

Keselamatan yang meliputi bidang yang luas adalah keselamatan

yang diajarkan oleh agama. Keselamatan yang meliputi dua alam

yakni alam dunia maupun alam akhirat. Dalam mencapai keselamatan

ini agama mengajarkan para penganutnya melalui pengenalan atau

pemahaman awal kepada masyarakat sakral, yaitu berupa keimanan

kepada Tuhan. Pelaksanaan pengenalan kepada unsur (zat

supernatural) itu bertujuan agar dapat berkomunikasi baik secara

langsung maupun dengan perantara. Langkah menuju ke arah itu

secara praktisnya dilaksanakan dengan berbagai cara sesuai dengan

ajaran agama itu sendiri.

c. Fungsi sebagai perdamaian

Melalui agama seseorang yang bersalah atau menganggap

perbuatan berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan

agama. Bisa berdosa dan rasa bersalah akan segera menjadi hilang

dari batinnya apabila seseorang pelanggar telah menebus dosanya

melalui taubat, pensucian, atau penebusan dosa dengan bentuk lain.

6
d. Fungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas

Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa

memiliki kesamaan dalam satu kesatuan: keimanan, dan kepercayaan.

Rasa kesatuan ini akan membina rasa solidaritas dalam kelompok

maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat membina rasa

persaudaraan yang kokoh.5

B. Pengertian Psikoterapi

Psikoterapi (Psychotherapy) secara harfiah berasal dari dua kata

yaitu “Psyche” berarti jiwa dan “Therapy” berarti penyembuhan. Dengan

demikian psikoterapi dapat diartikan sebagai penyembuhan jiwa.6 Oleh

karena itu psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi

mental atau terapi pikiran. Psikoterapi merupakan suatu pengobatan secara

psikologis untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan

perilaku.

Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan gangguan jiwa

dengan cara psikologis. Istilah tersebut mencakup berbagai teknik yang

kesemuanya dimaksudkan membantu individu yang emosinya terganggu

untuk mengubah perilau dan perasaannya, sehingga mereka dapat

mengembangkan cara yang bermanfaat dalam menghadapi orang lain.

5
Ahmad Taufik, “Agama Dalam Kehidupan Individu”, Edification, Vol.1 No.1 (Juni
2019), h.61-63
6
Ros Mayasari, “Islam dan Psikoterapi”, Al-Munzir, Vol.6 No.2 (November 2013), h.245

7
Beberapa pakar psikoterapi beranggapan bahwa perubahan

perilaku tergantung pada pemahaman individu atas motif dan konflik yang

tidak disadari. Pakar lain merasa bahwa individu dapat belajar mengatasi

masalahnya tanpa harus menjajaki faktor yang menjadi penyebab masalah

mereka. Walaupun terdapat berbagai perbedaan teknik, kebanyakan

metode psikoterapi memiliki ciri dasar yang serupa. Teknik tersebut

meliputi komunikasi antara dua individu klien (penderita) dan pakar terapi.

Klien didorong untuk mengungkapkan rasa takut, emosi, dan

pengalamannya secara bebas tanpa merasa takut dinilai atau dicemoohkan

oleh pakar terapi. Sebaliknya pakar terapi tersebut menunjukkan simpati

dan perhatian, serta mencoba membantu klien mengembangkan cara yang

lebih efektif untuk menangani masalah.

Psikoterapi (Psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran atau

lebih tepatnya pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode

psikologis. Pengertian psikoterapi mencakup berbagai teknik yang

bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosional

dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya seperti halnya

proses reedukasi (pendidikan kembali) sehingga individu tersebut mampu

mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.

Menurut Carl Gustav Jung menyatakan bahwa pengertian

psikoterapi telah melampaui asal-usul medis dan tidak lagi merupakan

suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini digunakan untuk

orang yang sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan

8
psikis yang penderitaannya menyiksa kita semua. Berdasarkan pendapat

Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan untuk fungsi kuratif

(penyembuhan), juga berfungsi preventif (pencegahan) dan konstruktif

(pemeliharaan dan pengembangan jiwa yang sehat). Ketiga fungsi tersebut

mengisyaratkan bahwa usaha-usaha untuk berkonsultasi pada psikoterapis

tidak hanya ketika psikis seseorang dalam kondisi sakit. Alangkah lebih

baik jika dilakukan sebelum datangnya gejala atau penyakit mental, karena

hal itu dapat membangun kepribadian yang sempurna. Ada tiga ciri utama

psikoterapi, yaitu:

1. Dari segi proses: berupa interaksi antara dua pihak, formal,

profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.

2. Dari segi tujuan: untuk mengubah kondisi psikologis seseorang,

mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis

yang sudah ada.

3. Dari segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi

berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.

Menurut Muhammad Mahmud, seorang psikolog muslim ternama,

beliau membagi psikoterapi Islam dalam dua kategori. Pertama, bersifat

duniawi yaitu berupa pendekatan dan teknik-teknik pengobatan psikis

setelah memahami psikopatologi dalam kehidupan nyata. Kedua, bersifat

ukhrawi yaitu berupa bimbingan mengenai nilai-nilai moral, spiritual dan

agama. Psikoterapi dalam Islam dapat menyembuhkan semua aspek

9
psikopatologi, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Psikoterapi

hati itu ada lima macam:

1. Membaca Al-Qur’an

2. Shalat Tahajjud

3. Bergaul dengan orang shalih

4. Melakukan Puasa

5. Zikir7

C. Hubungan Agama dan Psikoterapi

Di era modern ini, nilai-nilai agama mampu mempengaruhi

perkembangan psikoterapi. Bahkan akhir-akhir ini nilai-nilai agama

menjadi isu yang paling banyak dibincangkan dalam bidang psikologi.

Psikologi sebagai salah satu disiplin ilmu memberikan kuasa bagi perilaku

manusia, berkaitan dengan perilaku beragama mereka. Selama masa

pengabaian agama di Barat, didapati ilmu perilaku semakin berkembang

dan telah mencapai puncak kejayaannya. Vicktor E. Frankl adalah salah

satu contoh yang mengembangkan metode logoterapi melalui the

meaningfull life. Kesan dari perkembangan ini menimbulkan sejumlah

kritikan dan kecaman terhadap tanggapan-tangapan asas yang digunakan

dalam bidang psikologi oleh para profesional. Namun, ia telah

memberikan warna baru dalam perkembangan psikologi terutama dalam

hubungannya dengan agama.

7
Luluk Indarinul Mufidah, h.183-190

10
Religiusitas dalam hal ini berkaitan dengan transendensi segala

persoalan hidup kepada Tuhan dijadikan menjadi salah satu faktor

tercapainya kesejahteraan psikologis manusia. Individu yang memiliki

tingkat religiusitas tinggi lebih mampu memaknai kejadian hidupnya

secara positif sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna. Alasan agama

dijadikan sebagai dasar filosofis psikoterapi adalah agama melibatkan

manusia seutuhnya. Agama berarti kehidupan seseorang tentang ketuhanan

disertai keimanan dan peribadatan dengan tujuan untuk mencapai

kebahagian dunia dan akhirat. Agama mengkaji manusia secara

keseluruhan sebagai totalitas dengan seutuhnya dan dengan cara yang

sedalam-dalamnya. Manusia dengan segala aspek dan fungsi kejiwaan

dikaji dalam agama. Ada beberapa alasan mengapa agama melibatkan

manusia seutuhnya, yaitu:

1. Kehidupan atau pengalaman seseorang tentang ketuhanan

berhubungan erat dengan fungsi afektif (motivasi dan emosi).

2. Keimanan berhubungan erat dengan fungsi kognitif.

3. Peribadatan berhubungan erat dengan sikap dan fungsi motorik

sebagai pelaksanaan dan realisasi kehidupan dunia seseorang.

Fungsi kejiwaan manusia tidak dapat dipisahkan secara tegas,

maka aspek agama juga merupakan satu kesatuan yang melekat pada

manusia sebagai totalitas yang utuh. Fungsi kognitif tidak dapat

dipisahkan dari fungsi motorik. Demikian pula dengan kehidupan

seseorang yang tidak dapat dipisahkan dengan keimanan dan peribadatan.

11
Dalam psikoterapi yang dirawat dan disembuhkan adalah manusia sebagai

totalitas, dikarenakan akibat gangguan emosional itu mengenai manusia

seutuhnya. Demikian pula manusia yang dikenal agama sebagai totalitas.8

Ada beberapa cara untuk mencegah munculnya penyakit kejiwaan

dan sekaligus menyembuhkannya melalui konsep-konsep dalam agama

Islam. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menciptakan kehidupan yang Islami dan religius.

2. Mengintensifkan kualitas ibadah (sholat, doa, dan permohonan ampun

kepada Allah serta memohon ketentraman dan ketenangan jiwa).

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas dzikir.

4. Melaksanakan rukun Islam, rukun iman, dan berbuat ikhsan.

5. Menjauhi sifat-sifat tercela dan mengembangkan sifat-sifat terpuji.

Dari langkah-langkah yang terurai diatas diharapkan dapat

mewujudkan kondisi jiwa yang benar-benar baik dan sehat.

8
Ros Mayasari, h.246-247

12
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Psikoterapi adalah pengobatan secara psikologis untuk masalah

yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi

(Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu “Psyche” yang artinya jiwa,

pikiran atau mental dan “Therapy” yang artinya penyembuhan, pengobatan

atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah

terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran Psikoterapi dalam Islam

dapat menyembuhkan semua aspek psikopatologi, baik yang bersifat

duniawi maupun ukhrawi. Psikoterapi hati itu ada lima macam: membaca

al-Qur’an, shalat tahajjud, bergaul dengan orang shalih, melakukan puasa

dan zikir.

Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian antara fungsi-

fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara diri manusia

dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya. Misi ajaran Islam di

bidang akhlak dan kejiwaan mempunyai relevansi yang erat dengan

kesehatan jiwa dengan memasukkan ajaran agama, ketaqwaan kepada

Tuhan dalam keadaan mental berarti ada titik singgung antara hal-hal

tersebut.

13
Aspek agama masuk dalam psikologi ini karena agama merupakan

salah satu kebutuhan psikis dan rohani manusia yang perlu dipenuhi oleh

setiap manusia yang merindukan ketentraman di dunia dan kebahagiaan di

akhirat kelak.

B. Saran

Kami menyadari di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan

dan kekhilafan. Hal ini karena kurangnya sumber bacaan dan keterbatasan

pemakalah. Oleh karena itu kami sebagai pemakalah berharap akan kritik

dan saran dari dosen atau mahasiswa/i yang bisa membangun serta

menjadikan perbaikan makalah kami mendatang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mufidah, Luluk Indarinul, “Pentingnya Psikoterapi Agama Dalam Kehidupan Di


Era Modern”, Jurnal Lentera Kajian Keagamaan, Keilmuan Dan
Teknologi, Vol.1 No.2, September 2015.

Fitriyana, Rika, “Peran Agama Dalam Psikoterapi Modern”, Jurnal Psikologi


Ulayat, Vol.4 No.23, Desember 2018.

Asir, Ahmad, “Agama Dan Fungsinya Dalam Kehidupan Umat Manusia”, Jurnal
Penelitian Dan Pemikiran Keislaman, Vol.1 No.1, Februari 2014.

Taufik, Ahmad, “Agama Dalam Kehidupan Individu”, Edification, Vol.1 No.1,


Juni 2019.

Mayasari,Ros, “Islam dan Psikoterapi”, Al-Munzir, Vol.6 No.2, November 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai