Dosen Pengampu :
Muhammad Ariez Musthofa, M.Si.
Disusun oleh:
Vina Sita Ramayanti
1304668
DEPARTEMEN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
UAS TRANSPERSONAL
A. Biografi Tokoh
Profesor Emeritus, ahli pada bidang filosofi psikologi, filosofi abad ke 19,
fenomenologi dan eksistensialisme, filosofi Timur.
Karya:
B. Teori Tokoh
1
Michael Washburn (1994, 1995) telah mengembangkan psikologi
transpersonal berbasis psikoanalisa, perkembangan ego dan perspektif
Jungian. Teorinya berfokus pada perupahan perkembangan hubungan antara
dua sistem fundamental: (a) dynamic ground atau nonegoic core dan (b) ego.
Menurut Washburn, jiwa atau psyche sebenarnya lahir sebagai sesuatu yang
dinamis, nonegoic core atau dasar yang memiliki potensi (baik preegoic dan
transegoic). Dengan dorongan dari ego, inti nonegoic menjadi terepresi,
menuju pemisahan fundamental antara ego dan dynamic ground.
Perkembangan transpersonal melibatkan rekoneksi dan integrasi antara ego
dan nonegoic core, menuju regenerasi psiko-spiritual dan suatu penebusan
dosa.
2
menakutkan, pengalaman negatif seperti rasa bersalah, rendah diri, ketakutan
yang amat sangan, sinisme, paranoia, dekat pada kejahatan, keanehan,
penglihatan terhadap dewa-dewa dan memuja setan.
3
Seperti yang kita ketahui, terdapat dua komponen utama pada self
dalam teori Washburn yaitu inti nonego dan ego. Pengalaman transego tidak
mewakili komponen ketiga, namun merupakan hasil dari perubahan ego
terhadap nonego, yang mana selalu melingkupi potensi preego dan transego.
Namun, Washburn juga mengatakan bahwa higher self atau transpersonal
self berada di tengah inti nonego, yang mana berada di dalam prosess
regenerasi jiwa
4
kedalaman ketidaksadaran sebelum ia berubah, beregenerasi di dalam jiwa
secara linear dengan prepersonal, menuju personal, lalu transpersonal. Teori
Washburn konsisten dengan banyaknya data klinis dan secara tidak diragukan
lagi bahwa teori ini merepresentasikan pengalaman orang terutama pada
perkembangan transpersona, dan mungkin, orang-orang yang tidak mengikuti
jalan meditasi yang terstruktur (yang mana teori Wilber lebih berpengaruh
pada orang tersebut). Washburn (1994) juga mengatakan bahwa terdapat
perbedaan penting pada kebudayaan, dan menyarankan bahwa paradigma
spiral yang dikemukakan oleh Jung dan Grof mendekati pada pengalaman
Barat tentang perkembangan spiritual, dimana tahapan paradigm lebih
konsisten dengan spiritualitas Timur terutama Buddisme dan Vedanta.
Referensi:
Washburn, M. (1995). The Ego and the Dynamic Ground, Rev. ed. Albany:
State Univ. of New York Press.