Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Memilih Dan Menyesuiakan Gaya Komunikasi Dengan Metode Penyuluhan

Mata Kuliah

Pengantar Penyuluhan Agama

Dosen Pengampu

Drs. H Muslim, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Hafifah (180103030052)

Ilasari (180103030046)

Mustafa (180103030045)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

PRODI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

BANJARMASIN

2021
PENDAHULUAN

Agama telah menjadi kebutuhan dasar manusia, bahkan sejak belum munculnya
peradaban manusia. Selain berfungsi sebagai identitas, agama juga berperan sebagai norma
dan Agama telah menjadi kebutuhan dasar bagi manusia, bahkan sejak sebelum adanya
peradaban manusia terdahulu. Selain berfungsi sebagai identitas, agama juga berperan
sebagai norma dan pengatur tingkah laku manusia yang utama karena bersumber dari Tuhan.
Oleh karena itu, perlunya menyertakan pembangunan di bidang agama sebagai salah satu
komponen untuk menunjang keberhasilan pembangunan itu sendiri agar
mendorong peningkatan kualitas pengetahuan dan pengahayatan umat beragama terhadap
nilai keluhuran, keutamaan dan kebaikan yang terkandung dalam ajaran agama. Keberadaan
penyuluh agama di tengah-tengah masyarakat sangat diperlukan, apalagi ketika
memperhatikan persoalan kemasyarakatan dan keagamaan belakangan ini yang banyak dan
sangat memerlukan penyuluh agama. Oleh karena itu, seorang penyuluh agama yang menjadi
peran penting kepenyuluhan yang harus mampu merealisasikan kegiatan penyuluhan dalam
masyarakat. Sebagai seorang penyuluh agama yang diharapkan mempunyai kemampuan
komunikasi yang baik, baik metode atau teknik komunikasi yang digunakan agar tercapainya
dari tujuan kepenyuluhan.

Rumusan Masalah :
1. Apa Pengertian Penyuluhan Agama?
2. Bagaimana Teknik dan Metode Komunikasi yang Digunakan dalam Metode
Penyuluhan?
3. Bagaimana Cara Menyesuaikan Gaya Komunikasi dalam Metode Penyuluhan?
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyuluh Agama


Penyuluh berasal dari kata “suluh” yang berarti “obor” atau “yang memberi
terang” dengan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan siakap. Sedangkan agama merupakan bagian problem mengkaji
agama secara ilmiah. Penyuluh agama merupakan ujung tombak Devartemen Agama
dalam melaksanakan penerangan agama di tengah pesatnya dinamika perkembangan
masyarakat. Peranannya yang strategis dalam rangka pembangunan mental, moral dan
nilai ketaqwaan umat serta mendorong peningkatan kualitas kehidupan umat dalam
berbagai bidang baik dibidang keagamaan maupun pembangunan. Penyuluh agama
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh agama dalam memberikan
bimbingan dan penyampaian pesan dakwah kepada penerima. Penyuluh agama adalah
Pegawai Negeri Sipil yang di beri tugas, tanggung jawab, dan wewenang penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan bimbingan keagamaan. Penyuluh
agama memiliki kelompok sasaran atau anggota masyarakat yang berada dalam suatu
wilayah kerja penyuluh agama. Kelompok tersebut telah terbentuk dalam suatu
kelompok yang terorganisir.1
U. Samsudin mengatakan bahwa penyuluh sebagai sistem pendidikan non-
formal tanpa paksaan dalam rangka menjadikan seseorang sadar dan yakin bahwa
sesuatu yang dianjurkan akan membawa ke arah perbaikan dari hal-hal yang
dikerjakan atau dilakukan sebelumnya. Penyuluh agama dapat pula diartikan sebagai
suatu sistem pendidikan non-formal yang bersifat praktis untuk seseorang, sehingga
mereka miliki kesadaran, keyakinan dan mampu melaksanakan ajaran agama dalam
dalam kehidupan sehari-hari.2
Penyuluh agama sebagai proses yang mungkin akan mempengaruhi perilaku
keberagamaan umat manusia. Proses yang mempengaruhi perilaku manusia tidak bisa
hanya dengan mengandalkan satu disiplin ilmu saja, manusia sebagai objek kajian

1
Rahmat Hidayat, “Peran Penyuluh Agama dalam Kehidupan Beragama Guna Meningkatkan Keluarga
Sakinah”, dalam Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Mau’idhoh Hasanah, Vol. 1, No. 1, July 2019, hal 96-
97.
2
Enjang, “Dasar-Dasar Penyuluhan Islam”, dalam Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 4, No. 14, Juli-Desember 2009,
731.
yang tidak hanya menjadi satu objek kajian ilmu tertentu. Akan tetapi menjadi objek
kajian banyak disiplin ilmu seperti ilmu pada bidang sosia, ayaitu sosiologi,
antropologi, psikologi, komunikasi dan yang sebagainya. Dengan demikian, proses
yang mempengaruhi seseorang atau kelompok agar memiliki kesadaran, keyakinan
bahkan tumbuh perilaku sebagaimana yang diharapkan oleh penyuluh agama dari
berbagai penjelasan berabagai disiplin ilmu.3
B. Metode dan Teknik Komunikasi yang digunakan dalam penyuluhan
Keberhasilan dalam sebuah kegiatan bimbingan dan penyuluh banyak
ditentukan oleh langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam melaksanakan
kegiatan tersebut. Untuk mendapat hasil yang maksimal dalam usaha memberikan
pemahaman dan penghayatan kepada masyarakat akan nilai-nilai ajaran agama Islam,
mutlak dibutuhkan metode penyuluhan yang tepat sasaran dan teknik komunikasi
untuk mendukung proses penyuluhan ini.
Metode penyuluhan berarti cara-cara atau jalan yang ditempuh dalam kegiatan
penyuluhan untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektik dan efisien.
Metode komunikasi penyuluhan agama meliputi metode partisipatif, metode interaktif
dan metode pemberdayaan :
1. Metode partisipatif. Penyuluhan dalam melaksanakan tugas-tugas kepenyuluhan tidak
boleh menggurui dan mengindoktrinasi, akan lebih efektif sebuah kegiatan
kepenyuluhan manakala penyuluh berupaya memfasilitasi masyarakat sehingga dapat
berperan aktif, mengembangkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat.. Metode
partisipatif memberikan ruang kepada seorang penyuluh di tengah-tengah masyarakat
untuk mengkaji dan menyuluh dalam teknik pendampingan.
2. Metode dialog interaktif. Dialog interaktif adalah sebuah metode umum yang
dilakukan dalam kegiatan kepenyuluhan. Dalam metode dialog interaktif idealnya
seorang penyuluh tidak hanya menerangkan materi satu arah, akan tetapi juga
memberikan kesempatan kepada audience untuk bertanya, mengkritisi dan
menanggapi materi yang disajikan.
3. Metode pemberdayaan. Penyuluhan harus bisa melihat dan mengenali potensi sumber
daya yang dimiliki masyarakat, sehingga penyuluh dapat mejadi fasilitator bersama
masyarakat dalam mendayagunakan potensi dan sumber daya lain untuk peningkatan
kualitas hidup masyarakat. Dengan metode pemberdayaan masyarakat lebih berperan
aktif mengembangkan potensi diri, menganalisa kekurangan diri serta berupaya
3
Enjang, “Dasar-Dasar Penyuluhan Islam”, dalam Jurnal Ilmu Dakwah, 739-740.
melengkapi dengan melibatkan penyuluh sebagai fasilitator. Dengan metode ini
sekaligus membuka peluang bagi seorang penyuluh memberikan bimbingan penyuluh
terhadap kelompok binaan lainnya.4
Teknik komunikasi penyuluhan adalah sekumpulan gagasan yang didapatkan dari
studi tertentu yang sengaja dibuat demi memudahkan para penyuluh dalam aktivitas
penyuluh. Teknik komunikasi Penyuluhan Agama meliputi:
1. Teknik komunikasi informative. Komunikasi informative merupakan sebuah teknik
komunikasi penyuluhan dengan menyampaikan pesan yang sifatnya “memberi tahu”
atau memberikan penjelasan kepada orang lain. Teknik komunikasi ini dapat
dilakukan secara lisan maupun tertulis, yang sifatnya informative dan cenderung satu
arah. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk menyampaikan sesuatu yang dianggap
penting oleh kelompok binaan.
2. Teknik komunikasi persuasive. Komunkasi persuasive itu adalah sebuah teknik
komunikasi yang dilakukan melalui bujukan, mengajak dan meyakinkan masyaarakat
untuk mempengaruhi pemikiran serta mengubah sikap dan perilaku kea rah yang
diiingankan penyuluh. Teknik komunikasi persuasive dilakukan melalui tatap muka,
karena mengharapkan tanggapan dan respon khusus dan langsung dari yang disuluh.
3. Teknik komunikasi koersif. Adakalanya masyarakat yang tidak merespon dan
cenderung megabaikan informasi pembinaaan dan bimbingan yang disampaikan oleh
seorang penyuluh manakala disampaikan dengan teknik komunksi informatoif dan
persuasive. Untuk mendukung ketercapaian tujuan bimbingan penyuluhan perlu
didukung dengan keterlibatan para pengusa, pemlik wewenang, para tokoh
masyarakat dalam penyapaian pesan kepada masyarakat yang mengandung paksaan
agar melakukan suatu tindakan atau kegiatan tertentu. Teknik komunikasi ini dapat
dlakukan dalam bentuk putusan-putusan, instruksi dan lain-lain yang sifatnya
imperative yang mengandung keharusan dan kewajiban untuk ditaati dan
dilaksanakan.5
Mengingat pentingnya peran penyuluh, maka penyuluh agama perlu dipacu
agar mampu megembangkan kecakapan pengetahuan, kepribadian dan kepedulian
serta menguasai strategi, metode pendekatan dan teknik komunikasi penyuluhan
sehingga mampu dan siap melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dan
professional.
4
Zulman, Strategi, “Metode dan Teknik Komunikasi Penyuluhan Agama Islam”, dalam Jurnal Diklat
Keagamaan Padang, Vol. 4, No. 2, Juni 2020.
5
Zulman, Strategi, “Metode dan Teknik Komunikasi Penyuluhan Agama Islam”, 124.
C. Memilih dan Menyesuaikan Gaya Komunikasi dengan Metode Penyuluhan
Secara bahasa, istilah komunikasi communicatus yang berarti berbagi atau menjadi
milik bersama. Dengan demikian komunikasi berarti suatu upaya yang bertujuan berbagi
intuk mencapai kebersamaan. Sedangkan secara istilah, komunikasi berarti proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, komunikasi
adalah suatu proses penyampain informasi dari satu orang atau lebih dalam sebuah
hubungan, baik yang bersifat individu, kelompok, agama, organisasi, maupun
masyarakat dengan maksud mengubah sikap, perilaku ataupun sebuah pemahaman.6
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi diartikan sebagai
pengiriman pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami. Berkaitan dengan kegiatan penyuluhan, terdapat
empat kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang penyuluh yaitu sebagai berikut :
a. Kemampuan menyampaikan pesan.
b. Kemampuan berinteraksi dengan sasaran.
c. Kemampuan menyesuaikan diri dengan budaya masyarakat setempat.
d. Kemampuan mengelola tekanan dari lingkungan.7
Adapun unsur-unsur dalam komunikasi antara lain :
1. Komunikator
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu
orang, kelompok, organisasi atau lembaga. Sumber yang sering disebut sebagai
pengirim atau komunikator.
2. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek dan
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Komunikasi bisa dikatakan
efektif jika pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan yang dimaksud oleh
pengirim. Pesan yang disampaikan secara tatap muka atau melalui media komunikasi.
3. Media
Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan
dari sumber kepada penerima.

6
Muh. Nurhidayat, “Efektivitas Komunikasi Dai dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama Masyarakat di
Desa Masalle”, Skripsi, 10-11.
7
Rosidin, “Kemapuan Komunikasi, Mutu Layanan, Partisipasi Masyarakat dalam Penyuluhan dan Sikap
Terhadap Penyuluh Pendukung Peran Penyuluh Agama Islam di Kalimantan Selatan”, dalam Jurnal
Komunikasi Penyiaran Islam. At-Tabsyir, Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2013, 18 2.
4. Komunikan
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber,
penerima yang terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima bisa disebut dengan
berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran dan komunikan.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan ant ara apa yang dipikirkan, dirasakan,
dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh dapat
diartikan sebagai perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan sikap,
pemahaman dan tindakan.
6. Lingkungan
Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi
jalannya komunikasi. Setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam
membangun proses komunikasi, bahkan unsur saling tergantung sama lain. Artinya,
tanpa keikut sertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi.
Gaya komunikasi merupakan cara yang digunakan komunikator dalam
menyampaikan pesan. Setiap komunikator mempunyai gaya komunikasi dan ciri khas
yang berbeda-beda. Perbedaan ini dapat dilihat dari segi budaya, pendidikan,
lingkungan, pengalaman dan sebagainya. Gaya komunikasi adalah cara seseorang
berinteraksi untuk mengetahui bagaimana cara yang harus dipahami atau dimengerti
untuk mendapatkan tanggapan tertentu dalam situasi tertentu itu pula. Gaya
komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang
dipakai untuk mendapatkan tang
gapan situasi tertentu dala situasi tertentu.8
Gaya komunikasi yang digunakan oleh seorang penyuluh agama untuk
menyampaikan pesan kepada masyarakat. Setiap komunikator mempunyai gaya
komunikasi dan ciri khas berbeda-beda. Perbedaan ini dapat dilihat dari segi budaya,
pendidikan, lingkungan keluarga, pengalaman dan lain sebagainya. Gaya komunikasi
disini terbagi menjadi empat bagian yaitu :
a. Emotive style, yang menggambarkan gaya komunikasi seseorang selalu aktif
namun lembut, mengambil inisiatif sosial, merangkum dengan, menyatakan
pendapat secara emosional.

8
Mutawakkil dan Nuraedah, “Gaya Komunikasi Dosen dalam Pembelajaran Mahasiswa”, dalam Jurnal Ilmu
Komunikasi, Commonicatus, Vol. 3, No. 2, 143.
b. Director style, yang menyampaikan pendapatnya sebagai orang sibuk, kadang-
kadang mengirimkan informasi tetapi tidak memandang orang lain, yang tampil
dengan sikap serius dan suka mengawasi orang lain.
c. Reflektive style, suka mengontrol ekspresi emosi mereka, menunjukkan pilihan
tertentu, cenderung menyatakan pendapat dengan terukur, dan melihat kesulitan
yang harus ketahui.
d. Supportive style, diam dan tenang penuh perhatian, melihat orang dengan
perhatian penuh, cenderung menghindari kekuasaan, dan dia membuat keputusan
dengan mempertimbangkan semua pihak.9

9
Muttawakkil dan Nuraedah, “Gaya Komunikasi dalam Pembelajaran”, 144-145.
PENUTUP
Kesimpulan
Metode penyuluhan yang berarti cara atau jalan yang ditempuh dalam kegiatan
penyuluhan untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang diinginkan. Metode komunikasi
penyuluhan agama meliputi metode partisipatif, metode interaktif dan metode pemberdayaan.
Keberhasilan dalam sebuah kegiatan bimbingan dan penyuluh banyak ditentukan oleh
langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Untuk
mendapat hasil yang maksimal dalam usaha memberikan pemahaman dan penghayatan
kepada masyarakat akan nilai-nilai ajaran agama, oleh karena itu, dibutuhkan metode
penyuluhan yang tepat sasaran dan teknik komunikasi untuk mendukung proses penyuluhan.

Mengingat pentingnya peran penyuluh, maka penyuluh agama perlu dipacu agar
mampu megembangkan kecakapan pengetahuan, kepribadian dan kepedulian serta menguasai
strategi, metode pendekatan dan teknik komunikasi penyuluhan sehingga mampu dan siap
melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dan professional. Berkaitan dengan
kegiatan penyuluhan, terdapat empat kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang penyuluh
yaitu sebagai seorang penyuluh haruslah memiliki kemampuan menyampaikan pesan,
emampuan berinteraksi dengan sasaran, kemampuan menyesuaikan diri dengan budaya
masyarakat setempat, kemampuan mengelola tekanan dari lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Enjang, Dasar-Dasar Penyuluhan Islam, Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 4, No. 14, Juli-Desember 2009.
Hidayat, Rahmat. Peran Penyuluh Agama dalam Kehidupan Beragama Guna Meningkatkan
Keluarga Sakinah”, Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Mau’idhoh Hasanah, Vol. 1, No.
1, July 2019.
Mutawakkil, Nuraeda, Gaya Komunikasi Dosen dalam Pembelajaran Mahasiswa, Jurnal Ilmu
Komunikasi, Commonicatus, Vol. 3, No. 2.
Nurhidayat, Muh. Efektivitas Komunikasi Dai dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama
Masyarakat di Desa Masalle, Skripsi.
Rosidin, Kemapuan Komunikasi, Mutu Layanan, Partisipasi Masyarakat dalam Penyuluhan dan
Sikap Terhadap Penyuluh Pendukung Peran Penyuluh Agama Islam di Kalimantan Selatan,
Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam. At-Tabsyir, Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2013.
Zulman, Metode dan Teknik Komunikasi Penyuluhan Agama Islam, Jurnal Diklat Keagamaan
Padang, Vol. 4, No. 2, Juni 2020.

Anda mungkin juga menyukai