Anda di halaman 1dari 10

Kedudukan/fungsi Dan Tujuan Penyuluhan Agama Berdasarkan UU

Dan Peraturan Pemerintah

Mata Kuliah
Pengelolaan Kepenyuluhan Keagamaan
Dosen Pengampu :
Drs. H. Muslim, M. Pd. I
Di susun Oleh :

Yuliani: (180103030044)
Reza Fadillah: (180103030199)
Dinil Ilham: (180103030196)
Cakra Husam Abdillah F:(180103030151)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

JURUSAN AKIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

BANJARMASIN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan masyarakat yang sedang mengalami perubahan akibat dampak


dari globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih, yang
mengakibatkan pergeseran. Disinilah peran Penyuluh Agama dalam menjalankan
kiprahnya di bidang bimbingan masyarakat terkhususnya masyarakat Islam, harus
memiliki tujuan agar suasana keberagamaan dapat mereferansikan dan
mengaktualisasikan pemahaman, penghayatan dan pengalaman nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

Penyulh Agama merupakan salah satu profesi fungsional yang ada pada
Kementrian Agama, memiliki tugas selaku pendakwah di lingkungan masyarakat
tertentu yang menjadi sasaran binaan secara administratif, namun secara umum
seorang penyuluh agama dapat berdakwah ilmu Agama yang dimilikinya kepada
ummat secara keseluruhan. Adapun fungsi dan tujuan penyuluh agama itu dalam
kelembagaan negara memiliki fungsi yang bersifat tercantum dalam UU dan
Peraturan pemerintah.

Konteksnya dalam karya tulis yang kami buat ini, kami akan menguak
peranatau fungsi penyuluh agama menurut UU dan ketetapan Pemerintah, serta
tujuan penyulh agama dalam UU dan ketetapan Pemerintah. Adapun agar
pembahasan dalam karya tulis ini sistematis dan beraturan, maka kami akan
membatasi nya dalam rumusan masalah sebagai berikut :

2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Penyuluh Agama ?
2. Bagaimana Fungsi Penyuluh Agama Berdasarkan Undang-undang ?
3. Bagaimana Fungsi Penyuluh Agama Berdasarkan Peraturan
Pemerintah ?
4. Bagaimana Tujuan Penyuluh Agama Berdasarkan Undang-undang ?
5. Bagaimana Tujuan Penyuluh Agama Berdasarkan Ketetapan
Pemerintah ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Penyuluh Agama

Penyuluh agama adalah seseorang yang diberi tugas dan tanggung jawab
dan wewenang oleh pemerintah untuk melaksakan bimbingan keagamaan,
penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama kepada kelompok sasaran untuk
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut. Istilah penyulh agama
mulai disosialisasikan sejak tahun 1985 yaitu dengan adanya Keputusan Menteri
Agama Nomor 791 Tahun 1985 tentang Honorarium bagi Penyuluh Agama.
Istilah penyuluh agama dipergunakan untuk menggantikan istilah guru agama
Honorer yang dipakai sebelumnya di lingkungan kedinasan Departemen Agama.1

Sejak semula penyuluh agama merupakan ujung tombak Departemen


Agama dalam melaksanakan penerangan agama Islam ditengah pesatnya
dinamika perkembangan masyarakat Indonesia. Perannya sangat strategis dalam
rangka membangun mental, moral, dan nilai ketaqwaan umat serta turut
mendorong peningkatan kualitas kehidupan umat dalam berbagai bidang, baik di
bidang keagamaan maupun pembangunan.2

2. Kedudukan/Fungsi Penyuluh Agama Berdasarkang Undang-


undang

Fungsi pokok penyuluh agama adalah melakukan dan mengembangkan


kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan dalam bahasa
agama, serta mengembangkan profesi kepenyuluhan agar makin matang dan

1
Isep Zaenal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam. (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,
2009), 5.
Agus Ahmad Safei, Asep Muhyidin, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung:
2

Pustaka Setia, 2002), 8.


bermutu. Selain melaksanakan bimbingan atau penyuluhan, Para penyuluh agama
PNS mapun penyuluh agama NON PNS adalah corong agama.3

Arah dan model pembangunan nasional bidang agama sudah tertuang


dalam Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025 yang
kemudian telah dijabarkan ke dalam RPJMN I (2010-2014) dan RPJMN II 2015-
2019. Bertolak dari RPJMN II inilah Kemenag menyusun Restra 2015-2019
Pembangunan bidang Agama, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kemenag.

Dalam keputusan bersama Menteri Agama RI NO 574 Tahun 1999,


penyuluh agama mempunyai fungsi tugas pokok untuk melakukan kegiatan
bimbingan atau penyuluh agama dan pembangunan melalui bahasa agama.
Dengan demikian wilayah kerjanya tidak hanya aspek agama, namun juga
penyuluhan pembangunan. Menteri gama, Lukman Hakim Saifuddin,
mengharapkan penyuluh agama dapat berfungsi serta berperan sebagai juru
penerang, pelita ditengah kegelapan, yang memberikan pencerahan dan
mengajarkan kearifan bagi masyarakat sekitarnya.4

Penyuluh agama yang berasal dari PNS (sebagaimana diatur dalam


keputusan Mengkowasbangpan No. 54?KP/MK. WASPn?1999, adalah Pegawai
Negeri Sipil yang berfungsi dan diberi tugas dan tanggung jawab, wewenang dan
hak secara penuh oleh pejawabat berwenang untuk melaksanakan bimbingan atau
penyuluh agama dan pembangunan kepada masyarakat melalui serangkaian
aktifitas penerangan dan bimbingan kepada masyarakat dalam rana agama
terutama islam. Tentang apa dan bagaimana mengaplikasikan ajaran islam dalam
kehidupan sehari-hari akan halnya dengan orang yang melaksanakan aktifitas
penyuluhan disebut dengan istilah penyuluh.5

3
Isep Zaenal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam, 7.

4
Pajar Hatma Indra Jaya, Revitalisasi Peran Penyuluh Agama Dalam Fungsinya Sebagai
Konselor Dan Pendamping Masyarakat. Dalam Journal UIN Sunan Kalijaga, VOL, 8, NO. 2,
Desember 2017, 337.
5
Departemen Agama, Himpunan Peraturan Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Agama dan Angka Kreditnya, (Jakarta: Departemen Agama 2000), 89.
Secara umum tugas fokok dari fungsi penyuluh agama Islam adalah
melakukan dan mengembangkan masyarakat melalui bimbingan dan penyuluhan
agama. Melihat dari tugas pokok seorang penyulh agama dalam pleaksanannya
berpijak pada fungsi-fungsi berikut:

a. Fungsi Informatif dan Eduktif, dimana penyuluh agama islam


memposisikan dirinya sebagai da`i yang mendakwahkan islam,
menyampakan penerangan agama islam, dan mendidik masyarakat
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan agama islam.
b. Fungsi Konsulatif, diana penyuluh agama islam memposisikan dirinya
untuk membantu mmecahkan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat, baik permasalahan pribadi, keluarga,
maupun permasalahan masyarakat secara umum.
c. Fungsi Advokatif, penyuluh agama islam memiliki tanggung jawab
moral dan sosial untuk melakukan kegiatan pembelaan terhadap umat
atau masyarakat binaannya terhadap berbagai macam ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan yang merugikan aqidah,
mwngganggu ibadah dan merusak akhlak.6

3. Kedudukan/Fungsi penyuluhan agamaan berdasarkan ketetapan


pemerintah

Kata peranan menurut kajian sosiologis, adalah kedudukan seseorang atau


kelompok yang diakui dalam masyarakatnya. Peranan merupakan dua konsep
yang saling terkait dan dapat diibaratkan dua muka dari satu mata uang logam.
Peranan dapat diartikan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
seorang sebagai penggerak untuk menanamkan kesadaran arti pentingnya
kelompok dan yang mendorong untuk mengadakan kerjasama guna mencapai
suatu tujuan. Sebagai upaya memposisikan penyuluh agama dalam pengembangan

6
Kemenag, Buku Pedoman Penyuluh Seri I, (Yogyakarta. Bidang Pendidikan Agama
Islam Pada Masyarakat Dan Pemberdayaan Mesjid Kanwil Kementrian Agama Prov Daerah
Istimewah Yogyakarta, 2010), 282.
masyarakat dapat dipahami dan realitas menunjukkan sebenarnya mereka
memiliki peran dalam masyarakat.

Dalam pelaksanaan tugas bimbingan dan penyuluhan sebenarnya


merupakan tugas berat yang menuntut kompetensi dan keahlian dalam penguasaan
materi atau pesan yang akan disampaikan kepada sasaran, metode penyampaian
dan kemampuan komunikasi yang berkualitas, termasuk juga kualitas
pengetahuan maupun kualitas moralnya.

Jika dikaji sebenarnya ada sejumlah persyaratan yang harus dimiliki


penyuluh agama, diantaranya penyuluh agama hendaknya memiliki pribadi yang
menarik, serta rasa berdedikasi tinggi dalam tugasnya. Disamping itu penyuluh
agama harus mempunyai keyakinan bahwa kelompok binaan sebagai tersuluh
memiliki kemungkinan yang besar memperoleh kemampuan untuk berkembang
sebaik-baiknya bila disediakan kondisi dan kesempatan yang mendukung itu.
Penyuluh agama juga hendaknya mempunyai kepedulian terhadap nilai-nilai
kemanusiaan.

Belajar dari peranan penyuluh itu, penyuluh agama seharusnya juga


memiliki kemampuan untuk mengadakan komunikasi baik dengan tersuluh,
bersifat terbuka, ulet dalam tugasnya, memiliki rasa cinta terhadap orang lain dan
suka bekerja sama. Kemudian penyuluh agama hendaknya memiliki pribadi yang
disukai oleh orang lain karena dapat diterima oleh masyarakat sekitar. Penyuluh
agama perlu peka terhadap kepentingan tersuluh, memiliki kecekatan berpikir dan
cerdas. Sehingga mampu memahami kehendak tersuluh. Penyuluh agama juga
hendaknya memiliki kepribadian yang utuh, kematangan jiwa dan suka belajar
khususnya ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tugasnya. Sedangkan
bagi penyuluh agama yang bertugas dibidang pembinaan agama atau penyuluh
agama, sudah tentu penyuluh tersebut harus memiliki pengetahuan agama,
berakhlak mulia dan aktif menjalankan ajaran agama secara benar dan konsisten.7

4. Tujuan Penyuluhan Agama Berdasarkan Undang-undang


7
M. Daud, Peranan dan Fungsi Penyuluh Agama Dalam Pengambangan Masyrakat
Islam, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2004) 37-38.
Tujuan dari penyuluahan agama pada hakekatnya ialah terwujudnya kebahagiaan
dan kesejahteraan lahir dan batin di dunia dan akhirat, kemudian terwujudnya
kehidupan masyarakat yang memiliki pemahaman mengenai agamanya secara
memadai yang ditunjukkan melalui pengamalannya yang penuh komitmen dan
konsisten disertai wawasan multicultural, untuk mewujudkan tatanan kehidupan
yang harmonis dan saling menghargai satu sama lain dan juga untuk mengisi segi
kehidupan itu dan memberi bimbingan bagi seluruh masyarakat menurut keadaan
dan persoalannya, sehingga Islam berintegrasi dengan seluruh kehidupan
manusia.8

5. Tujuan Penyuluh Agama Berdasarkan Ketetapan Pemerintah

Perlu dipahami lebih dahulu istilah penyuluh agama, yang lebih dikenal
masyarakat. Sejak disosialisasikan pada tahun 1985, yang didasarkan pada adanya
“Keputusan Menteri Agama Nomor 791 Tahun 1985, tentang Honorarium bagi
Penyuluh Agama. Secara administratif istilah penyuluh agama dipergunakan
untuk menggantikan istilah Guru Agama Honorer (GAH) yang dipakai
sebelumnya di lingkungan Kedinasan Kementerian Agama. Kemudian dalam
perkembangan penyuluh agama ada yang ditokohkan oleh masyarakat bukan saja
karena menunjukkan atau pemilihan dan diangkat oleh suatu keputusan
pemerintah

Beban tugas penyuluh agama dalam masa pembangunan dewasa ini, dituntut
agar mampu menyebarkan segala aspek pembangunan melalui pintu agama agar
penyuluhan dapat berhasil, maka seorang penyuluh agama harus dapat memahami
materi dakwah, menguasai betul metode dakwah dan teknik penyuluhan, sehingga
diharapkan seorang penyuluh agama dapat mencapai tujuan dakwah yaitu dapat
mengubah masyarakat sasaran kearah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera
lahir maupun batin. Wajar kiranya penyuluh agama diharapkan dapat berperan

8
Anis purwanto, “peranan penyuluh agama dalam pembinaan”,(Jakarta:Pustaka Pelajar,
2018), 12.
pula sebagai motivator pembangunan. Tugas penyuluh agama sangat penting
karena pembangunan tidak semata-mata membangun manusia dari aspek lahiriah
dan jasmani saja, melainkan juga membimbing dan membangun aspek rohaniah,
mental spiritualnya yang dilaksanakan secara simultan.

Pelaksanaan bimbingan keagamaan yang dilakukan penyuluh agama


kemudian berkembang tidak hanya di lingkungan masyarakat pada umumnya,
tetapi meliputi kelompok-kelompok dalam masyarakat seperti karyawan
pemerintah dan swasta keluarga ABRI, lembaga sosial, lembaga pemasyarakatan,
dan kelompok masyarakat lainnya.

Dengan perkembangan tersebut para penyuluh agama yang melaksanakan


bimbingan tidak hanya para pemuka agama saja melainkan juga para petugas dan
karyawan Kementerian Agama, khusus bidang pendidikan agama pada
masyarakat dan pemberdayaan masjid (penamas). Materi yang disampaikan dalam
kegiatan penyuluhan pada dasarnya mengenai materi agama, pesan-pesan moral
dan etika sebagai bidang rohaniah dan intelektual, tetapi juga bidang ekonomi.
Selain itu program-program pemerintah, khususnya program pembangunan yang
perlu dilaksanakan beberapa kelompok masyarakat. Sehingga perlu dikaji
pelaksanaan penyuluh agama, yang diduga memiliki banyak peranan di
masyarakat, sehingga dapat diketahui seberapa besar potensi yang dimiliki
penyuluh agama dalam pengembangan masyarakat Islam9.

BAB III

9
M. Daud Pelaksanaan Penyuluhan Agama Dalam Pengembangan Masyarakat Islam di
Kota Palembang, Widyaiswara mudya BDK, Skripsi, (2010). hal 1-2.
PENUTUP

Kesimpulan

Penyuluh Agama merupakan salah satu profesi fungsional yang ada pada
Kementrian Agama, memiliki tugas selaku pendakwah di lingkungan masyarakat
tertentu yang menjadi sasaran binaan secara administratif, namun secara umum
seorang penyuluh agama dapat berdakwah ilmu Agama yang dimilikinya kepada
ummat secara keseluruhan. Adapun fungsi dan tujuan penyuluh agama itu dalam
kelembagaan negara memiliki fungsi yang bersifat tercantum dalam UU dan
Peraturan pemerintah. Secara umum tugas fokok dari fungsi penyuluh agama
Islam adalah melakukan dan mengembangkan masyarakat melalui bimbingan dan
penyuluhan agama. Melihat dari tugas pokok seorang penyulh agama dalam
pleaksanannya berpijak pada fungsi-fungsi yaitu sebagai Fungsi Informatif daan
dedukatif, fungsi konsultatif, dan fungsi advokatif. Dalam pelaksanaan tugas
bimbingan dan penyuluhan sebenarnya merupakan tugas berat yang menuntut
kompetensi dan keahlian dalam penguasaan materi atau pesan yang akan
disampaikan kepada sasaran, metode penyampaian dan kemampuan komunikasi
yang berkualitas, termasuk juga kualitas pengetahuan maupun kualitas moralnya.

Tujuan dari penyuluahan agama pada hakekatnya ialah terwujudnya kebahagiaan


dan kesejahteraan lahir dan batin di dunia dan akhirat, kemudian terwujudnya
kehidupan masyarakat yang memiliki pemahaman mengenai agamanya secara
memadai yang ditunjukkan melalui pengamalannya yang penuh komitmen dan
konsisten disertai wawasan multicultural, untuk mewujudkan tatanan kehidupan
yang harmonis dan saling menghargai satu sama lain dan juga untuk mengisi segi
kehidupan itu dan memberi bimbingan bagi seluruh masyarakat menurut keadaan
dan persoalannya, sehingga Islam berintegrasi dengan seluruh kehidupan.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Isep Zaenal, Bimbingan Penyuluhan Islam, Jakarta: Pt Raja Grafindo


Persada, 2009.
Daud, M, Pelaksanaan Penyuluhan Agama Dalam Pengembangan Masyarakat
Islam di Kota Palembang, Widyaiswara mudya BDK, Skripsi, 2010.
Daud, M, Peranan dan Fungsi Penyuluh Agama Dalam Pengambangan
Masyrakat Islam, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2004
Departemen Agama, Himpunan Peraturan Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Agama dan Angka Kreditnya, Jakarta: Departemen Agama 2000.
Purwanto, Anis, “peranan penyuluh agama dalam pembinaan”,Jakarta:Pustaka
Pelajar, 2018.

Kemenag, Buku Pedoman Penyuluh Seri I,Yogyakarta. Bidang Pendidikan


Agama Islam Pada Masyarakat Dan Pemberdayaan Mesjid Kanwil
Kementrian Agama Prov Daerah Istimewah Yogyakarta, 2010.

Pajar Hatma Indra Jaya, Revitalisasi Peran Penyuluh Agama Dalam Fungsinya
Sebagai Konselor Dan Pendamping Masyarakat. Dalam Journal UIN Sunan
Kalijaga, VOL, 8, NO. 2, Desember 2017.

Safei, Agus Ahmad , Asep Muhyidin, Metode Pengembangan Dakwah, Bandung:


Pustaka Setia, 2002.

Anda mungkin juga menyukai