Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
E-ISSN : -
P-ISSN : -
ABSTRAK
Menjadi Penyuluh Agama Islam merupakan pilihan profesi yang sangat
membanggakan. Disebabkan karena selain memenuhi kewajiban agama
untuk mengajak pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran atau
sering diistilahkan amar makruf nahi mungkar, juga untuk memenuhi
tugas kedinasan sebagai Pegawai Kementerian Agama yang diberi tugas
dan wewenang penuh untuk melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
agama serta konsultasi dan pembangunan dengan bahasa agama di
tengah-tengah masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jabatan
sebagai Penyuluh Agama Islam ini merupakan penghargaan dari
pemerintah kepada tokoh-tokoh agama dengan harapan mereka dapat
berperanserta mensukseskan program-program pemerintah dalam
pembangunan di bidang agama. Dengan demikian, keberadaan
Penyuluh Agama Islam di tengah-tengah masyarakat ini sangat
signifikan dan diperlukan. Penyuluh Agama Islam menjadi inspirator,
motivator, stabilisator, dan dinamisator pembangunan di tengah-tengah
masyarakat dengan bahasa agama Islam. Hal ini disebabkan karena
pembangunan nasional bangsa Indonesia bukan hanya dimensi fisik-
material, tetapi harus diimbangi juga dengan pembangunan mental-
spritual. Sebagaimana dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya
disebutkan “Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesiaa
Raya”. Dalam lagu ini terdapat bahasa bangunlah jiwanya di sinilah
pentingnya peran dan fungsi Penyuluh Agama Islam untuk
membangun jiwa spiritual masyarakat Indonesia yang agamis dan
PENDAHULUAN
Agama Islam bukan sebatas formalitas dan identitas saja,
tetapi agama Islam sejatinya menjadi sumber inspirasi, motivasi,
dan landasan etika sosial dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Maka di tengah ancaman terorisme, radikalisme, dan
liberalisme atas nama agama yang mencuat ke permukaan di
belakangan ini sangat diharapkan kehadiran para Penyuluh
Agama Islam. Pemerintah melirik profesi Penyuluh Agama yang
selama ini sepertinya terpinggirkan dari hiruk pikuk jagat raya
kekuasaan. Setelah dipertimbangkan dan dianalisis, ternyata
peran dan fungsi Penyuluh Agama Islam sangat signifikan dalam
upaya menjaga keutuhan dan kesatuan Negara Indonesia dari
ancaman disintegrasi bangsa. Karena Penyuluh Agama Islam
seharusnya dapat mempromosikan ajaran agama yang toleran,
rukun, dan damai di tengah-tengah masyarakat. Sehingga
ancaman radikalisme dan anarkisme agama dapat ditumbangkan
dan agama Islam benar-benar menjadi agama rahmat bagi
seluruh alam.
Peneliti tertarik untuk mengkaji sejauh mana peran
Penyuluh Agama Islam terhadap peningkatan pemahaman
keagamaan masyarakat di Kabupaten Bone. Dianggap urgen
dikaji eksistensi penyuluh agama Islam di Kabupaten dalam
rangka membantu pemerintah dalam pembangunan mental
keagamaan masyarakat.
Penyuluh agama merupakan suatu bidang pekerjaan yang
menuntu keahlian, keterampilan, dan pengetahuan di bidang
Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 88
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Memberikan…
Agama Profesional Analisis Teoritis dan Praktis (Cet. I; Bandung: LEKKAS, 2017),
h. 7-8.
Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 89
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Abubakar & Asmaul Husna
METODE
Pada umumnya penelitian terbagi atas dua yaitu
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini tergolong pada
jenis penelitian kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif
adalah suatu penelitian yang sangat menitikberatkan pada aspek
pemahaman secara mendalam terhadap masalah yang diteliti.
PEMBAHASAN
Pandangan Penyuluh Agama Islam tentang Moderasi Beragama
Moderat dalam bahasa Arab dibahaskan dengan kata
wasath wasath yang berarti tengah atau di antara. Kalimat duduk
di antara atau di tengah sekelompok orang, bahasa Arabnya
adalah jalasa washta al-qaum. Fuqaha mentradisikan penggunaan
makna wasath secara bahasa ini dalam istilah-istilah agama.
Moderat atau wasath, menurut as-Syathibi merupakan karakter
kebanyakan hukum syariat. Tengah dalam arti antara
menyulitkan (tasydid) dan memudahkan (takhfif). Kebanyakan
hukum syariat berkarakter moderat, tidak mudah secara mutlak
dan tidak sulit secara mutlak (la ‘ala muthlaq al-takhfif wa la ‘ala
muthlaq al-tasydid).4
Menurut Firman Ahmad memaknai moderasi agama
sebagai berikut:
Moderasi agama adalah cara pandang kita dalam
beragama secara moderat, yakni memahami dan
mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrim, baik
ekstrim kiri maupun ekstrim kanan. Adapun tujuan
moderasi agama adalah untuk mewujudkan ketertiban
dalam masyarakat beragama, melindungi hak-hak
pemeluk agama dalam menjalankan kebebasan beragama,
mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam
kehidupan keagamaan serta untuk mewujudkan
kesejahteraan umat beragama.5
Sedangkan menurut Syahltut memaknai moderasi agama
sebagai berikut:
Moderasi beragama adalah cara pandang dalam
menjalankan agama secara moderat, seimbang dan tidak
berfikir secara ekstrim, karena agama ini cakupannya luas
sehingga kita mampu memandang dan berpikir tidak berat
ke kanan dan ke kiri (washatiyah). Tujuan moderasi
beragama adalah agar masyarakat Islam dalam beragama
mampu berlaku adil memposisikan diri secara tepat dalam
masyarakat yang heterogen dan multireligius sehingga
tercipta harmonisasi dan keseimbangan sosial dalam
beragama dan bermasyarakat.6
A.G.H., dalam bahasa Bugis, adalah singkatan dari Anre Gurutta Haji,
8
Anre berasal dari kata Panre, artinya ahli, professional, Gurutta artinya guru
kita, gelar ini hanya diberikan kepada orang (ulama) yang memiliki ilmu
pengetahuan agama Islam yang mendalam dan mendapatkan pengakuan dari
masyarakat secara umum, H., adalah singkatan dari kata Haji. (Lihat hasil
seminar Halide dalam seminar Badan Litbang Agama, pada tanggal 03 April
2005, di Makassar). Suatu pemberian gelar yang tidak melalui forum secara
formal, tetapi muncul dari hati orang-orang Bugis secara otomatis karena sikap
yang tawadhu’, sikap bijaksana disertai wawasan ilmu pengetahuan yang luas,
yang mampu mengadakan perubahan aqidah yang tercemar dengan khurafat
dan takhayul kembali kepada aqidah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan
Sunnah. (Sitti Salmiah Dahlan, Rihlah Ilmiah AGH. Muhammad As’ad dari
Haramain ke Wajo Celebes. Cet. III; Jakarta: Rabbani Press dan TICI, 2005, h. 6).
9M. Sabit AT, Dakwah Moderasi Anregurutta K.H. Muhammad As’ad Al-
ْش كس كن َنيوُه عَلَْيْ َا كل َع ْ ك اَّلل عَلَ ْي كه َو َس َّ ََل مم مروا أَبْ َن َاء م ُْك كِب َّلص ََل كة كل َس ْبع ك كس نك َني َو ْ ك
ْ اْضبم م َص ََّل َّ م
ْ َ َوفَ كرقموا بَيَْنَ م ْم كِف الْ َمضَ اجك ع ك َوا َذا أَنْكَ َح أَ َحدم مُكْ َع ْبدَ مه أَ ْو أَجك َري مه فَ ََل يَ ْن مظ َر َّن ِا ََل
َش ٍء كم ْن
17
َّ ِ َع ْو َرتك كه فَا َّن َما أَ ْسفَ َل كم ْن م
ُستك كه ا ََل مر ْك َبتَ ْي كه كم ْن َع ْو َرتك كه
Artinya:
ِ ِ
Telah menceritakan kepada kami Muḥammad ibn Abdi Al-
raḥman Al-Ṭūfāwī dan Abdullah ibnu bakrin Al-Sahmī
dan maknanya satu, mereka berkata; telah menceritakan
kepada kami Sawwār Abū Ḥamzah dari ‘Amri ibni Syu’aib
dari bapaknya dari kakeknya, dia berkata; bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Perintahlah anak-anak kalian
untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh
tahun, dan pukullah mereka jika menolak sedang umur
mereka masuk sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat
tidur di antara mereka. Jika di antara kalian menikahkan
budak atau pelayannya, maka jangan sekali-kali melihat
sesuatu dari auratnya. Karena sesungguhnya, apa-apa
yang berada antara pusar sampai lututnya adalah aurat
baginya.” (HR. Ahmad – No. 6467)18
Ḥanbal (Bab. Musnad ‘Abdullah ibn 'Amrū ibn Al 'Āṣ; Juz XIV. Hadis No. 6467),
H.5 “Program al-Maktabah al-Syāmilah” Ver. 2.2.1. http:WWW.shamela.ws.
18Aḥmad Ibn Muḥammad Ibn Ḥanbal, Musnad al-Imām Aḥmad Ibn
Ḥanbal (Bab. Musnad ‘Abdullah ibn 'Amrū ibn Al 'Āṣ -Hadis No. 6467) dalam
CD. Room Lidwa Pusaka i-Sofware
Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 100
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Memberikan…
KESIMPULAN
Penyuluh Agama Islam dalam menyampaikan materi
penyuluhan hendaknya memperhatikan unsur moderasi agar
umat binaan mudah menerima materi yang disampaikan.
Dengan metode poros tengah akan mudah diterima oleh umat
binaan tanpa menimbulkan gesekan pribadi dan kelompok. Hal
inilah yang dilakukan oleh Penyuluh Agama Islam yang ada di
Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Peran Penyuluh Agama Islam
dalam memberikan pemahaman moderasi agama kepada
masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kajian-kajian ilmu;
REFERENSI
Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 103
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Abubakar & Asmaul Husna
Infroman Kunci:
1. Firman Ahmad, Penyuluh Agama Islam Kecamatan
Salomekko Kabupaten Bone
2. Syahltut, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Cina
Kabupaten Bone
3. Sri Meliana, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Tanete
Riattang Kabupaten Bone
Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022