Anda di halaman 1dari 18

P a g e | 86

Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
E-ISSN : -
P-ISSN : -

PERAN PENYULUH AGAMA ISLAM DALAM


MEMBERIKAN PEMAHAMAN MODERASI
AGAMA PADA MASYARAKAT
DI KABUPATEN BONE

Abubakar1, Asmaul Husna2


Institut Agama Islam Negeri Bone1,2, Indonesia
Email: abubakarm1009@gmail.com1, husna240402@gmail.com1

ABSTRAK
Menjadi Penyuluh Agama Islam merupakan pilihan profesi yang sangat
membanggakan. Disebabkan karena selain memenuhi kewajiban agama
untuk mengajak pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran atau
sering diistilahkan amar makruf nahi mungkar, juga untuk memenuhi
tugas kedinasan sebagai Pegawai Kementerian Agama yang diberi tugas
dan wewenang penuh untuk melaksanakan bimbingan dan penyuluhan
agama serta konsultasi dan pembangunan dengan bahasa agama di
tengah-tengah masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jabatan
sebagai Penyuluh Agama Islam ini merupakan penghargaan dari
pemerintah kepada tokoh-tokoh agama dengan harapan mereka dapat
berperanserta mensukseskan program-program pemerintah dalam
pembangunan di bidang agama. Dengan demikian, keberadaan
Penyuluh Agama Islam di tengah-tengah masyarakat ini sangat
signifikan dan diperlukan. Penyuluh Agama Islam menjadi inspirator,
motivator, stabilisator, dan dinamisator pembangunan di tengah-tengah
masyarakat dengan bahasa agama Islam. Hal ini disebabkan karena
pembangunan nasional bangsa Indonesia bukan hanya dimensi fisik-
material, tetapi harus diimbangi juga dengan pembangunan mental-
spritual. Sebagaimana dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya
disebutkan “Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesiaa
Raya”. Dalam lagu ini terdapat bahasa bangunlah jiwanya di sinilah
pentingnya peran dan fungsi Penyuluh Agama Islam untuk
membangun jiwa spiritual masyarakat Indonesia yang agamis dan

Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam


Fakultas Ushuluddin & Dakwah IAIN Bone
P a g e | 87
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Abubakar & Asmaul Husna

moderat. Peran dan fungsi Penyuluh Agama Islam untuk membangun


jiwa keagamaan masyarakat yang moderat sangat dibutuhkan. Karena
ancaman bangsa Indonesia sekarang ini adalah maraknya paham-paham
keagamaan yang radikal dan liberal yang dapat memecah-belah umat
Islam bahkan akan menghancurkan suatu bangsa.

Kata Kunci: Penyuluh Agama Islam, Moderasi Beragama

PENDAHULUAN
Agama Islam bukan sebatas formalitas dan identitas saja,
tetapi agama Islam sejatinya menjadi sumber inspirasi, motivasi,
dan landasan etika sosial dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Maka di tengah ancaman terorisme, radikalisme, dan
liberalisme atas nama agama yang mencuat ke permukaan di
belakangan ini sangat diharapkan kehadiran para Penyuluh
Agama Islam. Pemerintah melirik profesi Penyuluh Agama yang
selama ini sepertinya terpinggirkan dari hiruk pikuk jagat raya
kekuasaan. Setelah dipertimbangkan dan dianalisis, ternyata
peran dan fungsi Penyuluh Agama Islam sangat signifikan dalam
upaya menjaga keutuhan dan kesatuan Negara Indonesia dari
ancaman disintegrasi bangsa. Karena Penyuluh Agama Islam
seharusnya dapat mempromosikan ajaran agama yang toleran,
rukun, dan damai di tengah-tengah masyarakat. Sehingga
ancaman radikalisme dan anarkisme agama dapat ditumbangkan
dan agama Islam benar-benar menjadi agama rahmat bagi
seluruh alam.
Peneliti tertarik untuk mengkaji sejauh mana peran
Penyuluh Agama Islam terhadap peningkatan pemahaman
keagamaan masyarakat di Kabupaten Bone. Dianggap urgen
dikaji eksistensi penyuluh agama Islam di Kabupaten dalam
rangka membantu pemerintah dalam pembangunan mental
keagamaan masyarakat.
Penyuluh agama merupakan suatu bidang pekerjaan yang
menuntu keahlian, keterampilan, dan pengetahuan di bidang

Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 88
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Memberikan…

penyuluhan agama. Oleh karena itu, Penyuluh Agama ini


termasuk rumpun jabatan fungsional tertentu di Kementerian
Agama yang menuntut seperangkat keahlian dan keterampilan
sesuai dengan bidangnya. Sekurangnya ada dua keahlian yang
harus dimiliki dan dikembangkan oleh Penyuluh Agama, yaitu
keahlian substantif dan metodologis. Keahlian substantif
berkaitan dengan penguasaan terhadap materi-materi substansi
keagamaan yang akan disampaikan kepada masyarakat atau
objek penyuluhan. Sedangkan keahlian metodologis berkenaan
dengan pemilihan metode dan strategi yang tepat dalam
penyampaian materi penyuluhan agama. Berdasarkan regulasi
yang dikeluarkan oleh pemerintah, bahwa Penyuluh Agama
adalah pegawai di jajaran Kementerian Agama RI yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan bimbingan
keagamaan dan pembangunan melalui bahasa agama.1

Berdasarkan definisi tersebut, sekurang-kurangnya ada


empat macam tugas yang mesti dilakukan oleh Penyuluh Agama,
yaitu sebagai berikut:

a. Memberikan bimbingan agama;


b. Memberikan penyuluhan agama;
c. Berpartisipasi dalam pembangunan dengan bahasa
agama;
d. Memberikan konsultasi atau arahan keagamaan.
Sedangkan fungsi dari Penyuluh Agama setidaknya ada
tiga yang harus diperankan oleh mereka dalam melaksanakan
tugasnya yaitu:

a. Fungsi informatif dan edukatif, yakni sebagai juru dakwah


yang berkewajiban mendakwahkan ajaran agamanya,

Dudung Abdul Rohman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh


1

Agama Profesional Analisis Teoritis dan Praktis (Cet. I; Bandung: LEKKAS, 2017),
h. 7-8.
Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 89
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Abubakar & Asmaul Husna

menyampaikan penerangan agama dan mendidik


masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai ajaran
agamanya;
b. Fungsi konsultatif, yaitu ikut aktif dan berpartisipatif
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi
masyarakat, baik persoalan pribadi, keluarga, lingkungan,
dan masyarakat umum dengan bimbingan dan solusi
ajaran agama;
c. Fungsi advokatif, yaitu memiliki tanggungjawab moral
dan sosial untuk melakukan kegiatan pembelaan terhadap
umat binaan atas berbagai ancaman, gangguan, hambatan,
dan tantangan yang merugikan akidah, ibadah dan akhlak
masyarakat.2

Seiring dengan meningkatnya jumlah Penyuluh Agama


Islam diharapkan mutu layanan keagamaan kepada masyarakat
juga lebih berkualitas. Tugas dan fungsi Penyuluh Agama Islam
bukan hanya ceramah keagamaan, mengurus MTQ, atau
membaca doa saja melainkan sangat luas sampai kepada
membantu masyarakat untuk memperolah kehidupan yang
selamat dan bahagia di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu,
Penyuluh Agama perlu perencanaan kegiatan yang matang,
proses dan tahapan kegiatan penyuluhan yang diharapkan
mampu menjawab berbagai persoalan keumatan dan
kebangsaan.

METODE
Pada umumnya penelitian terbagi atas dua yaitu
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini tergolong pada
jenis penelitian kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif
adalah suatu penelitian yang sangat menitikberatkan pada aspek
pemahaman secara mendalam terhadap masalah yang diteliti.

Dudung Abdul Rohman dan Firman Nugraha, Menjadi Penyuluh


2

Agama Profesional Analisis Teoritis dan Praktis, h. 9.


Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 90
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Memberikan…

Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan bahwa metode


kualitatif (Qualitative Research) adalah salah satu metode yang
digunakan untuk mendeskripsikan atau menafsirkan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual
maupun kelompok. Penelitian kualitatif terdiri dua tujuan utama,
yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe
and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to
describe and explain).3
Adapun sudut pandang yang digunakan dalam tulisan
ini adalah sudut pandang teologis normatif, yaitu peneliti
melakukan pendekatan dengan menekankan pada bentuk
norma atau nilai-nilai keagamaan yang sumbernya al-Qur’an
dan Hadis melalui kajian keilmuan keislaman. Melalui
pendekatan ini akan muncul peran Penyuluh Agama Islam
dalam meningkatakn pemahaman moderasi agama masyarakat
di Kabupaten Bone.

PEMBAHASAN
Pandangan Penyuluh Agama Islam tentang Moderasi Beragama
Moderat dalam bahasa Arab dibahaskan dengan kata
wasath wasath yang berarti tengah atau di antara. Kalimat duduk
di antara atau di tengah sekelompok orang, bahasa Arabnya
adalah jalasa washta al-qaum. Fuqaha mentradisikan penggunaan
makna wasath secara bahasa ini dalam istilah-istilah agama.
Moderat atau wasath, menurut as-Syathibi merupakan karakter
kebanyakan hukum syariat. Tengah dalam arti antara
menyulitkan (tasydid) dan memudahkan (takhfif). Kebanyakan
hukum syariat berkarakter moderat, tidak mudah secara mutlak

Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:


3

Remaja Rosdakarya Offset, 2006), h. 60


Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 91
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Abubakar & Asmaul Husna

dan tidak sulit secara mutlak (la ‘ala muthlaq al-takhfif wa la ‘ala
muthlaq al-tasydid).4
Menurut Firman Ahmad memaknai moderasi agama
sebagai berikut:
Moderasi agama adalah cara pandang kita dalam
beragama secara moderat, yakni memahami dan
mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrim, baik
ekstrim kiri maupun ekstrim kanan. Adapun tujuan
moderasi agama adalah untuk mewujudkan ketertiban
dalam masyarakat beragama, melindungi hak-hak
pemeluk agama dalam menjalankan kebebasan beragama,
mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam
kehidupan keagamaan serta untuk mewujudkan
kesejahteraan umat beragama.5
Sedangkan menurut Syahltut memaknai moderasi agama
sebagai berikut:
Moderasi beragama adalah cara pandang dalam
menjalankan agama secara moderat, seimbang dan tidak
berfikir secara ekstrim, karena agama ini cakupannya luas
sehingga kita mampu memandang dan berpikir tidak berat
ke kanan dan ke kiri (washatiyah). Tujuan moderasi
beragama adalah agar masyarakat Islam dalam beragama
mampu berlaku adil memposisikan diri secara tepat dalam
masyarakat yang heterogen dan multireligius sehingga
tercipta harmonisasi dan keseimbangan sosial dalam
beragama dan bermasyarakat.6

4 Lihat an-Nawawi dan as-Syatibi dalam Khazanah Aswaja:


Memahami, Mengamalkan, dan Mendakwahkan Ahlussunnah wal Jama’ah
(Cet. I; Surabaya: Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, 2016), h. 389.
5Firman Ahmad, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Salomekko Kabupaten

Bone, Wawancara dengan Peneliti, 3 Desember 2022.


6Syahltut, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Cina Kabupaten Bone,

Wawancara dengan Peneliti, 3 Desember 2022.


Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 92
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Memberikan…

Sementara itu, Sri Meliana mengungkapkan bahwa:


Moderasi beragama adalah proses memahami sekaligus
mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang agar
terhindar dari perilaku ekstrim atau berlebih-lebihan saat
mengimplementasikannya. Moderasi beragama bukan
berarti memoderasi agama, karena agama dalam dirinya
sudah mengandung prinsip moderasi, yaitu keadilan dan
keseimbangan. Bukan ajaran agama jika ia mengajarkan
kerusakan di muka bumi, kezaliman, dan angkara murka.
Agama tidak perlu dimoderasi lagi, namun cara seseorang
beragama harus elalu didorong ke jalan tengah, harus
senantiasa dimoderasi. Tujuan moderasi beragama tidak
lain untuk menghadirkan keharmonisan di dalam
kehidupan kita sebagai sesama anak bangsa. Sebagai
upaya pencegahan terhadap berbagai sikap dan praktek
dari paham-paham keagamaan yang radikal, yang
berpotensi menjadi gangguan terhadap kerukunan umat
beragama. Moderasi beragama diperlukan karena sikap
ekstrim dalam beragama tidak sesuai dengan esensi ajaran
agama itu sendiri. Perilaku ekstrim atas nama agama juga
sering mengakibatkan lahirnya konflik, rasa benci,
intoleransi, dan bahkan peperangan yang memusnahkan
peradaban. Nah sikap-sikap inilah yang perlu dimoderasi.7

Berdasarkan pandangan Penyuluh Agama di atas, peneliti


menyimpulkan bahwa moderasi agama sebagai pondasi
pemersatu umat dan bangsa. Moderasi menjadi solusi terbaik
untuk menyatukan perbedaan di antara pemeluk agama.
Indonesia dikenal dengan berbagai suku, bahasa, agama, dan ras
menyebabkan mudah untuk dipercah-belah. Sehingga perlu

Sri Meliana, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Tanete Riattang


7

Kabupaten Bone, Wawancara dengan Peneliti, 3 Desember 2022.


Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 93
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Abubakar & Asmaul Husna

moderasi untuk menjadi penghalang atas terjadinya perpecahan


demi terciptanya kerukunan umat beragama di Indonesia.
Demikian halnya di Kabupaten Wajo hadir ulama Bugis
dari Mekah menyampaikan dakwah dalam bentuk moderasi
(poros tengah) yakni A.G.H.8 Muhammad As’ad al Bugisi. A.G.H.
Muhammad As’ad dalam melaksanakan gerakan dakwah
moderasi (poros tengah) itu, bukan tidak punya dasar atau dalil
yang kuat, tetapi bahkan memiliki landasan dari al-Qur’an dan
Hadis.9 Sebagaimana dalam Q.S. al-Baqarah/2:143 berikut:
‫الر مس و مل‬ َّ ‫ِل َج َع ل ْ ن َ ماُك ْ أ ُ َّم ًة َو َس ًط ا لك ت َ كم ون موا مش ه َ َد َاء ع َ ََل ال ن َّ كاس َوي َكم و َن‬ َ ‫َوك َ َذ َٰ ك‬
‫ع َ ل َيْ مُك ْ َش ه كي ًد ا ۗ َو َم ا َج عَ ل ْ ن َ ا ا ل ْ قك بْ ََل َ ا ل َّ كِت كم نْ تَ ع َ ل َْيْ َا ا ََّّل لك ن َ ْع ََلَ َم ْن ي َت َّبك مع‬
‫اَّل ي َن‬‫الر مس و َل كم مَّ ْن ي َن ْ ق َ ل ك مب ع َ َ َٰل عَ قك ب َ يْ هك ۚ َوا ْن ََك ن َتْ ل َك َ بك ِ َريةً ا ََّّل ع َ ََل َّ ك‬ َّ
ِ ِ
ٌ‫وف َر كح ي‬ ٌ ‫اَّلل ِبك ل ن َّ كاس ل َ َر مء‬ َ َّ ‫اَّلل لك يم كض ي َع ا مي َا ن َ مُك ْ ۚ ا َّن‬ ‫اَّلل ۗ َو َم ا ََك َن َّ م‬
‫َه َد ى َّ م‬
ِ ِ
Terjemahnya:
Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat
Islam), umat pertengahan10 agar kamu menjadi saksi atas

A.G.H., dalam bahasa Bugis, adalah singkatan dari Anre Gurutta Haji,
8

Anre berasal dari kata Panre, artinya ahli, professional, Gurutta artinya guru
kita, gelar ini hanya diberikan kepada orang (ulama) yang memiliki ilmu
pengetahuan agama Islam yang mendalam dan mendapatkan pengakuan dari
masyarakat secara umum, H., adalah singkatan dari kata Haji. (Lihat hasil
seminar Halide dalam seminar Badan Litbang Agama, pada tanggal 03 April
2005, di Makassar). Suatu pemberian gelar yang tidak melalui forum secara
formal, tetapi muncul dari hati orang-orang Bugis secara otomatis karena sikap
yang tawadhu’, sikap bijaksana disertai wawasan ilmu pengetahuan yang luas,
yang mampu mengadakan perubahan aqidah yang tercemar dengan khurafat
dan takhayul kembali kepada aqidah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan
Sunnah. (Sitti Salmiah Dahlan, Rihlah Ilmiah AGH. Muhammad As’ad dari
Haramain ke Wajo Celebes. Cet. III; Jakarta: Rabbani Press dan TICI, 2005, h. 6).
9M. Sabit AT, Dakwah Moderasi Anregurutta K.H. Muhammad As’ad Al-

Bugisi (Cet. I; Sengkang: Lampena Intimedia, 2015), h. 12.


10Umat Islam dijadikan umat yang adil, yang tidak berat sebelah baik

ke dunia maupun ke akhirat, tetapi seimbang antara keduanya.


Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 94
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Memberikan…

(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)


menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan kami tidak
menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang)
melainkan agar kami mengetahui (supaya nyata) siapa
yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan
sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali
bagi orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah;
dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kepada manusia.11

Selain itu, peneliti menilai bahwa Islamisasi di Sulawesi


Selatan dapat berlangsung dengan hikmat dan diterima oleh
masyarakat Sulawesi Selatan karena ketiga Datuk yang datang
menyampaikan dakwah dengan metode Dakwah Poros Tengah
sebagaimana A.G.H. Muhammad As’ad. Sebagaimana dipahami
bahwa masyarakat Sulawesi Selatan memiliki pendirian yang
kokoh, namun ketiga Datuk ini dapat berhasil mempengaruhi
Raja-Raja yang ada di Sulawesi Selatan karena dengan
menggunakan pendekatan budaya. Inilah yang disebut sebagai
Dakwah Poros Tengah (moderasi agama).
Islamisasi di Sulawesi Selatan dimulai atas kehadiran tiga
datuk yang dilatarbelakangi persaingan antara misionaris Katolik
dan para pedagang muslim pada saat itu. Lontara Wajo
menyebutkan bahwa ketiga datuk itu datang pada permulaan
abad XVII dari Kota Tangah, Minangkabau. Mereka dikenal
dengan nama Datuk Tellue, yaitu:
a. Abdul Makmur (Khatib Tunggal) lebih populer dengan
sebutan Datuk ri Bandang. Mengajarkan Islam di Gowa
dengan mengamalkan ajaran Islam sebagai pokok
ajarannya.

Kementerian agama RI., Alqur’an dan Terjemahnya (Cet. XX; CV


11

Diponegoro: Bandung, 2011) h. 127.


Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 95
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Abubakar & Asmaul Husna

b. Sulaiman (Khatib Sulung) populer dengan nama Datuk


Patimang. Pada mulanya bersama Abdul Makmur Khatib
Tunggal ke Gowa, kemudian tinggal di Luwu dan
menyebarkan Islam dengan cara penekanan ajaran tauhid,
dengan menggunakan pendekatan kepercayaan
Sawerigading, Dewatassewwae.
c. Abdul Jawad (Khatib Bungsu), mengajarkan Islam di
daerah Tiro, Bulukumba, sehingga dipanggil dengan
sebutan Datu ri Tiro. Mengajarkan Islam di Tiro dan
sekitarnya dengan pendekatan tasawuf.12

Sumber lain menyebutkan bahwa ketiga datuk itu adalah


utusan dari Kerajaan Aceh. Mereka diutus atas permintaan
Karaeng Matoaya, Raja Tallo yang juga menjabat sebagai
tomabbicara butta atau mangkubumi Kerajaan Gowa. Kedua
sumber tersebut tidaklah bertentangan, karena meskipun ketiga
Datuk itu berasal dari Minangkabau, ada kemungkinan mereka
adalah utusan dari Aceh, karena Minangkabau pada awal abad
XVII berada dalam pengaruh Kerajaan Aceh.13
Datuk ri Bandang beserta temannya ketika tiba di
Makassar, tidak langsung menyebarkan Islam, melainkan lebih
dahulu menyusun strategi dakwah dengan cara pertama-tama
mendekati raja yang paling dihormati. Oleh karena itu, mereka
berangkat ke Luwu untuk menemui Datuk Luwu, La Patiware

12Mattulada, “Agama dan Perubahan Sosial”, Ed. I (Cet. 2; Jakarta:


RajaGrafindo Persada, 1996), h. 231.
13Anthony Reid mengemukakan bahwa bersamaan dengan
permintaan ulama ke Aceh dengan permintaan Matoaya ke pemerintah
Portugis di Malaka agar dikirimkan Imam Katolik. Sebagaimana komitmen
Matoaya bahwa siapa yang lebih awal tiba di Makassar, maka agamanya yang
diterima. Ternyata, yang lebih awal adalah ulama Aceh, maka Karaeng
Matoaya memilih Islam sebagai agamanya. Permintaan Matoaya untuk
mendatangkan ulama dari Aceh, mungkin pada mulanya berasal dari inisiatif
para pedagang seperti yang diungkapkan sebelumnya. Lihat Anthony Reid
dalam Ahmad M. Sewang, Islamisasi Kerajaan Gowa, h. 90.
Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 96
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Memberikan…

Daeng Parabu. Datuk Luwu dianggap raja yang paling dihormati,


karena kerajaannya sebagai kerajaan tertua dan merupakan
tempat asal nenek moyang raja-raja Sulawesi Selatan. Sudah
ditetapkan bahwa Datuk Luwu menerima Islam pada hari Jum’at,
15 Ramadan 1013 H/4 Februari 1605 M. Penerimaan Islam di
Luwu lebih dahulu enam bulan dibanding dengan Gowa.14
Peneliti menyimpulkan bahwa sebaiknya seorang
Penyuluh Agama Islam dalam menyampaikan materi
penyuluhan hendaknya memperhatikan unsur moderasi agar
umat binaan mudah menerima materi yang disampaikan.
Dengan metode poros tengah akan mudah diterima oleh umat
binaan tanpa menimbulkan gesekan pribadi dan kelompok. Hal
inilah yang dilakukan oleh Penyuluh Agama Islam yang ada di
Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.

Peran Penyuluh Agama Islam Terhadap Peningkatan


Pemahaman Moderasi Agama Masyarakat di Kabupaten Bone
Penyuluh Agama agar dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya berdakwah kepada umat, sebaiknya mengetahui
kondisi objektif dari masing-masing objek binaan, baik
perorangan maupun kelompok. Pengenalan dan pemahaman
Penyuluh Agama terhadap kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan
politik umat akan memberikan gambaran apa dan bagaimana
sebaiknya pembinaan dilakukan dan dapat dirumuskan dengan
lebih baik.
Relevansi antara materi penyuluhan dan metode yang
digunakan dapat dicapai apabila telah diketahui peta dari objek
penyuluhannya. Ada beberapa hal pokok yang menjadi acuan
dalam melakukan pemetaan objek penyuluhan, yaitu:
a. Kelompok masyarakat dilihat dari tingkat sosial
ekonominya;
b. Kelompok masyarakat dilihat dari tingkatan

Ahmad M. Sewang, Islamisasi Kerajaan Gowa (Abad XVI sampai Abad


14

XVII) (Cet. II; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h. 93.


Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 97
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Abubakar & Asmaul Husna

pendidikan dan pengetahuannya;


c. Kelompok masyarakat dilihat dari statusnya;
d. Kelompok masyarakat dilohat dari wilayah/geografis
dan profesinya.15
Setelah mengetahui dan mengenal karakteristik objek
penyuluhan, seorang Penyuluh Agama telah memiliki gambaran
yang cukup untuk menyusun bahan pokok dalam
mempersiapkan diri terjun ke lapangan. Di sisi lain hal ini
memudahkan seorang Penyuluh Agama untuk menyusun materi
dan metode dengan pendekatan moderasi (poros tengah).
Pengetahuan terhadap kondisi objektif kelompok sasaran atau
objek binaan menjadi penting agar jangan sampai salah startegis
dan materi yang disampaikan.
Peran Penyuluh Agama sangat besar dalam rangka
membantu pemerintah dalam pembangunan mental masyarakat
Indonesia. Peran Penyuluh Agama untuk meningkatkan
pemahaman keagamaan masyarakat sangat penting.
Sebagaimana peran seorang Penyuluh Agama dalam
memberikan pemahaman moderasi agama kepada masyarakat
dinilai sangat berpengaruh. Sebagaimana informasi dari
beberapa Penyuluh Agama Islam yang ada di Kabupaten Bone
sebagai berikut:
Sri Meliani menyampaikan bahwa:
Seorang penyuluh agama Islam harus bersikap moderat,
tidak memaksakan kehendak dalam suatu perspektif
paham keagamaan (mazhab/aliran). Di samping itu,
Penyuluh Agama Islam harus non diskriminasi dengan
tidak membedakan background keagamaan, ormas, aliran,
dan mazhab. Penyuluh Agama Islam harus mempunyai
modal pengetahuan yang kuat dan kepekaan membaca
realitas dan dinamika masyarakat. Bekerjasama dan

15 M. Sabit AT, Dakwah Moderasi Anregurutta K.H. Muhammad As’ad Al-


Bugisi, h. 24-25.
Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 98
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Memberikan…

berkordinasi dengan setiap stake holder, tokoh


masyarakat, tokoh agama, dan pemangku kepentingan
(pemerintah daerah). Dan lebih penting lagi adalah
Penyuluh Agama Islam harus tulus dalam pelayanan dan
menjaga komitmen integritas pelayanan. Penyuluh Agama
Islam berperan penting dalam menyampaikan materi
moderasi agama dengan cara memberikan kajian-kajian
ilmu dan pemahaman agama, selalu memberikan
pembinaan kegamaan secara terus menerus. Penyuluh
Agama Islam berperan mengajarkan nilai-nilai kebaikan
dan menjunjung tinggi kemanusiaan.16
Dapat disimpulkan bahwa peran Penyuluh Agama Islam
dalam memberikan pemahaman moderasi agama kepada
masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kajian-kajian ilmu;
b. Memberikan pemahaman agama;
c. Selalu memberikan pembinaan kegamaan secara terus
menerus;
d. Mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan menjunjung
tinggi kemanusiaan;
e. Hadir sebagai figur dan contoh teladan yang baik di
tengah-tengah masyarakat.
Selain peran Penyuluh Agama diperlukan juga peran
orang tua dalam mendidik anak-anaknya agar sejak dini memiliki
pemahaman keagamaan yang kokoh. Terutama sejak dini orang
tua harus mengajarkan putra-putrinya dalam menjalankan
kewajiban agama dengan baik terutama perintah salat lima
waktu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam salah satu
hadisnya berikut ini:
‫السهْ كم ُّي الْ َم ْع ََن َوا كح ٌد قَ َاَّل‬
َّ ‫اَّلل ْب من بَ ْك ٍر‬
‫الطفَا كو ُّي َو َع ْبدم َّ ك‬
ُّ ‫َح َّدثَنَا مم َح َّمدم ْب من َع ْب كد َّالر ْ َْح كن‬
‫َح َّدثَ َنا َس َّو ٌار أَبمو َ ْْح َز َة َع ْن َ َْع كرو ْب كن مش َع ْي ٍب َع ْن أَبكي كه َع ْن َج كد كه قَا َل قَا َل َر مسول َّ ك‬
‫اَّلل‬
Sri Meliana, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Tanete Riattang
16

Kabupaten Bone, Wawancara dengan Peneliti, 3 Desember 2022.


Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 99
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Abubakar & Asmaul Husna

‫ْش كس كن َني‬‫وُه عَلَْيْ َا كل َع ْ ك‬ ‫اَّلل عَلَ ْي كه َو َس َّ ََل مم مروا أَبْ َن َاء م ُْك كِب َّلص ََل كة كل َس ْبع ك كس نك َني َو ْ ك‬
ْ ‫اْضبم م‬ ‫َص ََّل َّ م‬
ْ َ ‫َوفَ كرقموا بَيَْنَ م ْم كِف الْ َمضَ اجك ع ك َوا َذا أَنْكَ َح أَ َحدم مُكْ َع ْبدَ مه أَ ْو أَجك َري مه فَ ََل يَ ْن مظ َر َّن ِا ََل‬
‫َش ٍء كم ْن‬
17
َّ ِ ‫َع ْو َرتك كه فَا َّن َما أَ ْسفَ َل كم ْن م‬
‫ُستك كه ا ََل مر ْك َبتَ ْي كه كم ْن َع ْو َرتك كه‬
Artinya:
ِ ِ
Telah menceritakan kepada kami Muḥammad ibn Abdi Al-
raḥman Al-Ṭūfāwī dan Abdullah ibnu bakrin Al-Sahmī
dan maknanya satu, mereka berkata; telah menceritakan
kepada kami Sawwār Abū Ḥamzah dari ‘Amri ibni Syu’aib
dari bapaknya dari kakeknya, dia berkata; bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Perintahlah anak-anak kalian
untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh
tahun, dan pukullah mereka jika menolak sedang umur
mereka masuk sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat
tidur di antara mereka. Jika di antara kalian menikahkan
budak atau pelayannya, maka jangan sekali-kali melihat
sesuatu dari auratnya. Karena sesungguhnya, apa-apa
yang berada antara pusar sampai lututnya adalah aurat
baginya.” (HR. Ahmad – No. 6467)18

Berdasarkan teks hadis di atas akan ditemukan empat


persoalan yang diangkat :
a. Tentang perintah untuk melaksanakan shalat. ‫ُم ُروا أ َ ْبنَا َءكُ ْم‬
َ ‫ص ََلةِ ِل‬
َ‫سب ِْع ِسنِين‬ َّ ‫بِال‬

b. Tentang memberikan hukuman bagi pembangkan


َ‫علَ ْي َها ِلعَ ْش ِر ِسنِين‬
َ ‫َواض ِْربُوهُ ْم‬
c. Tentang pendidikan seks bagi anak dalam keluarga
‫اج ِع‬
ِ ‫ض‬ َ ‫َوفَ ِرقُوا بَ ْينَ ُه ْم فِي ا ْل َم‬

Aḥmad Ibnu Muḥammad Ibnu Ḥanbal, Musnad al-Imām Aḥmad Ibn


17

Ḥanbal (Bab. Musnad ‘Abdullah ibn 'Amrū ibn Al 'Āṣ; Juz XIV. Hadis No. 6467),
H.5 “Program al-Maktabah al-Syāmilah” Ver. 2.2.1. http:WWW.shamela.ws.
18Aḥmad Ibn Muḥammad Ibn Ḥanbal, Musnad al-Imām Aḥmad Ibn

Ḥanbal (Bab. Musnad ‘Abdullah ibn 'Amrū ibn Al 'Āṣ -Hadis No. 6467) dalam
CD. Room Lidwa Pusaka i-Sofware
Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 100
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Memberikan…

d. Tentang pendidikan seks terkait batas aurat

Dalam teks hadis tersebut dipahami bahwa ketika anak


berusia tujuh tahun, orang tuanya harus memerintahkan salat.
Jika umur tujuh tahun itu tinggal instruksi, maka pendidikannya
harus dilaksanakan sejak dini. Pada umur tujuh tahun dalam
perkembangan anak disebut usia kritis atau mumayyiz, pada usia
tersebut seorang anak sudah dapat membedakan antara
kebenaran dan kesalahan, antara yang hak dan yang batil, mulai
berpikir cerdas menangkap pengetahuan serta dapat
berkomunikasi secara sempurna. Imām al-Gazālī menguraikan
tentang pendidikan anak, bahwa jika anak sudah mencapai usia
mumayyiz, maka anak tidak diperkenankan tidak bersuci dan
salat, anak harus diperintahkan melaksanakan puasa pada bulan
suci ramadan serta diajarkan segala yang diperlukan tetang
hukum syara’, ancaman pencuri, makan barang haram, khianat,
bohong, perbuatan keji dan lain-lain.19

Syahltut menambahkan bahwa:


Penyuluh Agama Islam dalam mengajarkan moderasi
agama sebaiknya memasukkan materi pokok dalam
pengajian, pembinaan, pembangunan, dan pembentukan
karakter terhadap majelis taklim. Penyuluh Agama
sebaiknya memberikan contoh-contoh yang terkait dalam
kehidupan beragama yang seringkali dialami oleh umat
beragama. Penyuluh Agama memberikan contoh teladan
yang baik, misalnya tidak mudah menyalahkan orang lain
dalam hal keagamaan. Sebagai contoh melakukan qunut,
budaya barazanji. Perlu memberikan pemahaman

19Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, Hadis-hadis Pendidikan (Cet. II;


Jakarta: Kencana, 2014), h. 265.
Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 101
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Abubakar & Asmaul Husna

mendalam terkait sejarah dan penerapannya secara


rasional.20
Firman Ahmad juga menambahkan bahwa:
Penyuluh Agama Islam memiliki peran stategis dalam
memperkuat kehidupan beragama. Tugas penyuluh
agama meliputi agen moderasi, penjaga moral, dan
penjaga akidah serta akhlak masyarakat. Sehingga
peranannya sangat strategis sebagai corong terdepan di
Kementerian Agama Republik Indonesia.21

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Penyuluh


Agama sebagai figur contoh teladan bagi umat beragama.
Penyuluh Agama hadir sebagai perpanjangan tangan pemerintah
dalam pembangunan non fisik di tengah-tengah masyarakat.
Peran Penyuluh Agama tidak dapat dihindarkan dari moderasi
agama. Penyuluh Agamalah yang punya peran penting dalam
memberikan pemahaman keagamaan kepada masyarakat.

KESIMPULAN
Penyuluh Agama Islam dalam menyampaikan materi
penyuluhan hendaknya memperhatikan unsur moderasi agar
umat binaan mudah menerima materi yang disampaikan.
Dengan metode poros tengah akan mudah diterima oleh umat
binaan tanpa menimbulkan gesekan pribadi dan kelompok. Hal
inilah yang dilakukan oleh Penyuluh Agama Islam yang ada di
Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Peran Penyuluh Agama Islam
dalam memberikan pemahaman moderasi agama kepada
masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kajian-kajian ilmu;

Syahltut, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Cina Kabupaten Bone,


20

Wawancara dengan Peneliti, 3 Desember 2022.


21Firman Ahmad, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Salomekko Kabupaten

Bone, Wawancara dengan Peneliti, 3 Desember 2022.


Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 102
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Peran Penyuluh Agama Islam dalam Memberikan…

b. Memberikan pemahaman agama;


c. Selalu memberikan pembinaan kegamaan secara terus
menerus;
d. Mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan menjunjung tinggi
kemanusiaan;
e. Hadir sebagai figur dan contoh teladan yang baik di
tengah-tengah masyarakat.

REFERENSI

Abdul Rohman, Dudung dan Firman Nugraha. Menjadi Penyuluh


Agama Profesional Analisis Teoritis dan Praktis. Cet. I;
Bandung: LEKKAS, 2017

Aḥmad Ibn Muḥammad Ibn Ḥanbal, Musnad al-Imām Aḥmad Ibn


Ḥanbal (Bab. Musnad ‘Abdullah ibn 'Amrū ibn Al 'Āṣ -
Hadis No. 6467) dalam CD. Room Lidwa Pusaka i-Sofware

Aḥmad Ibnu Muḥammad Ibnu Ḥanbal, Musnad al-Imām Aḥmad


Ibn Ḥanbal (Bab. Musnad ‘Abdullah ibn 'Amrū ibn Al 'Āṣ;
Juz XIV. Hadis No. 6467), H.5 “Program al-Maktabah al-
Syāmilah” Ver. 2.2.1. http:WWW.shamela.ws.

Dahlan, Sitti Salmiah. Rihlah Ilmiah AGH. Muhammad As’ad dari


Haramain ke Wajo Celebes. Cet. III; Jakarta: Rabbani Press
dan TICI, 2005

Kementerian agama RI., Alqur’an dan Terjemahnya. Cet. XX; CV


Diponegoro: Bandung, 2011

Khazanah Aswaja: Memahami, Mengamalkan, dan


Mendakwahkan Ahlussunnah wal Jama’ah. Cet. I;
Surabaya: Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, 2016

Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022
P a g e | 103
E-ISSN : -
P-ISSN : -
Abubakar & Asmaul Husna

M. Sabit AT. Dakwah Moderasi Anregurutta K.H. Muhammad As’ad


Al-Bugisi. Cet. I; Sengkang: Lampena Intimedia, 2015

M. Sewang, Ahmad. Islamisasi Kerajaan Gowa (Abad XVI sampai


Abad XVII. Cet. II; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005

Majid Khon, Abdul. Hadis Tarbawi, Hadis-hadis Pendidikan. Cet. II;


Jakarta: Kencana, 2014

Mattulada. Agama dan Perubahan Sosial. Ed. I, Cet. 2; Jakarta:


RajaGrafindo Persada, 1996

Sukmadinata, Nana Saodih. Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2006

Infroman Kunci:
1. Firman Ahmad, Penyuluh Agama Islam Kecamatan
Salomekko Kabupaten Bone
2. Syahltut, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Cina
Kabupaten Bone
3. Sri Meliana, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Tanete
Riattang Kabupaten Bone

Jurnal La Tenriruwa
Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2022

Anda mungkin juga menyukai