Anda di halaman 1dari 23

1

DRAFT SKRIPSI
IDENTITAS MAHASISWA

Nama : La Mane
Nim : 162142015
Fakultas : Dakwah
Jurusan : Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)
Semester : VII (Tujuh)
Judul : “PERANAN PENYULUH AGAMA ISLAM DALAM
MENINGKATKAN NILAI KEAGAMAAN
MASYARAKAT KELURAHAN LAOMPO
KECAMATAN BATAUGA KABUPATEN BUTON
SELATAN”

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah1 artinya agama yang selalu mendorong

pemelukmya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju

mundurnya umat islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah

yang dilakukannya2, karena Al-Qur’an dalam menyebut kegiatan dakwah dengan

Ahsanu Qaula.3 Dengan kata lain biasa kita simpulkan bahwa dakwah menempati

posisi yang tinggi dan mulia dalam kemajuan agama islam, kita dapat membayangkan

apa bila kegiatan dakwah mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh berbagai

faktor terlebih sekarang ini adalah era globalisasi, di mana berbagai informasi

tersebut sehingga bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

1
M.Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral (Jakarta; Al-Amin press, 1997), h.8.
2
Didin Hafidudin, Dakwah Aktual (cet. III; Jakarta: Gema Insani press.1998), H.76.
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya (Semarang: PT. Karya Toha Putra
Semarang, 2002), h.688.
2

Agama Islam merupakan salah satu agama mission yg di wajibkan kepada

penganutnya untuk menyampaikan dan mengajukan kepada orang lain, dengan tujuan

untuk diketahui, diyakini dan diamalkan. Dengan demikian ada tuntutan pada setiap

individu atau sekelompok umat Islam untuk menyebarkan agama Islam itu demi

kepentingan tegaknya Islam dalam kehidupan masyarakat. Dalam Q.S Al-Imran;

3/104: disebutkan :

       


       

Terjemahanya :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak


kepada kebaikan, menyuruh berbuat baik dan mencegah (melarang) dari
perbuatan yang mungkar.4

Mengandung tiga aspek pokok yang sekaligus menjadi tugas da’I (penyuluh

agama), yaitu menyampaikan ajaran agama dengan seruan kepada kebajikan,

melakukan proses liberasi dengan jalan menyuruh manusia mengajarkan perintah

agama dan atau semua bentuk budaya dan tradisi yang mengandung kebaikan

sekaligus menyeru dan mengarahkan manusia untuk tidak melakukan pelanggaran

terhadap ajaran agama. Sebab, dengan demikian baik penyuluh agama maupun

masyarakat sebagai obyek dakwah, sama-sama akan mendapat dan memperoleh

pahala dan keuntungan dari Allah SWT.

4
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Intermassa. 1993). h..93.
3

Penyuluh agama Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kehidupan masyarakat. Disamping memanusiakan manusia, merubah kemungkaran

dengan kebajikan dan menciptakan manusia beriman kepada Allah swt juga berperan

melakukan kaderisasi.

Peran kaderisasi memang sulit dilakukan dalam jangka pendek, sebab banyak

aspek yang mesti dipersiapkan berupa waktu, tenaga, finansial, fasilitas dan

sebagainya. Tenaga penyuluh disamping berdakwah juga bertugas membina Taman

Pendidikan Al-Qur’an, membina majelis Ta’lim, membina Remaja Masjid dan

kelompok-kelompok pengajian lain di lingkungannya, kesemuanya butuh aspek-

aspek sebagaimana disebutkan diatas.

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai fenomena kehidupan beragam

masyarakat Islam yang sebahagian bertentangan dengan keingan dan harapan. Secara

kuantitas, banyak masyarakat yang beragama Islam, namun secara kualitas nilai-nilai

agama yang dianut itu kurang fungsional dan tidak pragmatis serta tidak mewarnai

kehidupannya dalam status sebagi muslim. Disinilah terjadi ironi di kalangan

masyarakat islam. Di satu sisi agama yang dianut dapat mendorong perilaku, pikiran

dan perbuatan sesuai nilai ajaran Islam yang di anutnya itu, akan tetapi agama yang

dianut bahkan membebani diri mereka sendiri dan tidak mampu menyelesaikan

masalah hidup yang dihadapi.

Sesungguhnya fenomena tersebut juga menjadi bagian dan tanggung jawab

penyuluh agama Islam. Secara terus menerus mengingatkan kepada masyarakat


4

melalui kegiatan dakwahnya agar masyarakar mau mentaati ajaran agama dengan

baik dan benar.

Gejala-gejala sebagaimana tersebut diatas juga dijumpai pada masyarakat

Desa Langkema Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Bombana. Peran penyuluh

agama Islam masih kurang optimal sehingga pengaruh dakwa di kalangan masyarakat

kurang dirasakan. Ketaatan beragama masyarakat, seperti shalat, puasa dan kerja

sama di bidang sosial kurang semarak. Salah satu faktor yang ikut berpengaruh

adalah penyampaian dakwah dari penyuluh agama Islam masih kurang optimal.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis ingin menelaah masalah tersebut agar

dapat menghasilkan solusi yang dapat membantu masyarakat menjalankan agama

dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Dakwah merupakan suatu alat kontrol perkembangan jaman yang sudah tidak

sesuai dengan akidah ahlak umat manusiah.

Agar penelitian ini lebih berfokus sesuai topik kajian, masalahnya dirumuskan

sebagai berikut :

a. Bagaiman Peran penyuluhan agama Islam terhadap peningkatan kehidupan

keagamaan masyarakat Kelurahan Laompo, Kecamatan Batauga, Kabupaten

Buton Selatan?
5

b. Bagaimana Faktor-faktor yang menghambat Penyuluh Agama Islam dalam

meningkatkan nilai-nilai keagamaan masyarakat Kelurahan Laompo,

Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan?

c. Bagaimanakah metode penyuluh agama Islam dapat meningkatkan kehidupan

keagamaan masyarakat Keluran Laompo, Kecamatan Batauga, Kabupaten

Buton Selatan ?

C. Hipotesis

Sebagai jawaban sementara atas rumusan masalah di atas, penulis kemukakan

sebagai berikut:

1. Penyuluh agama Islam kurang optimal menjalankan perannya terhadap

peningkatan kehidupan keagamaan masyarakat Kelurahan Laompo

Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan ?

2. Faktor-faktor yang menghambat penyuluh Agama Islam dalam meningkatkan

nilai-nilai keagamaan di Kelurahan Laompo Kecamatan Batauga Kabupaten

Buton Selatan ?

3. Metode diskusi, ceramah, didaktik, bil hikmah contoh teladan,

demonstrasi,resitasi, ta’aruf, dapat membantu penyuluh agama islam dalam

meningkatkan kehidupan keagamaan masyarakat Kelurahan Laompo

Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan ?


6

D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

Dalam judul penelitian ini terdapat dua variabel pokok, yakni :

4. Penyuluh agama islam, seseorang atau kelompok orang yang bertugas

memberikan bimbingan dan pembinaan keagamaan kepada masyarakat, baik

itu secara formal ditugaskan oleh Departemen Agama maupun atas kemauan

sendiri, dengan tugas memberikan dakwa islamiyah berupa ceramah, khutbah,

ta’ziyah, membina TPA, Majelis Taklim, dan Remaja Masjid di Kelurahan

Laompo Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan.

5. Kehidupan keagamaan masyarakat, yaitu semua tindakan dan perilaku

masyarakat yang didasarkan pada syariat islam, baik dalam kehidupan pribadi,

kehidupan sosial kemasyarakatan maupun dalam hubungannya dengan

penghormatan kepada orang yang berlainan agama Kelurahan Laompo

Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan.

d. Penulisan draf skripsi in mempunyai beberapa ruang lingkup

penelitian antara lain:

6. Peran Penyuluh agama Islam terhadap peningkatan kehidupan keagamaan

masyarakat Kelurahan Laompo Kecamatan Batauga Kabupaten Buton

Selatan.

7. Faktor-faktor yang menghambat penyuluh Agama Islam dalam meningkatkan

Nilai-nilai keagaman Kelurahan Laompo Kecamatan Batauga Kabupaten

Buton Selatan.
7

8. Penyuluh agama Islam dalam meningkatkan kehidupan keagamaan

masyarakat Kelurahan Laompo Kecamatan Batauga Kabupaten Buton

Selatan.

E. Kajian Pustaka

1. Sepengetahuan penulis bahwa selama ini belum skripsi maupun karya ilmiah.

Apalagi tesis yang membicarakan tentang Penyuluh Agama Islam dan

peranannya dalam meningkatkan kehidupan keagamaan masyarakat

Kelurahan Laompo Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan ? Yang ada

hanyalah seminar makalah-makalah tentang adat Kecamatan Batauga

Kabupaten Buton Selatan.

9. dan beberapa buku sejarah yang membicarakan tentang keberadaan

masyarakat Kelurahan Laompo Kecamatan Batauga Kabupaten Buton

Selatan.

2. secara keseluruhan dalam spesifikasi lain.

a. Konsep penyuluhan Agama Islam

Penyuluhan agama islam adalah orang yang secara khusus memberikan

penerangan, berupa bimbingan, latihan dan pengajaran menyangkut ajaran agama

islam. Dengan demikian, penyuluhan agama islam merupakan profesi yang hanya

dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memiliki pengetahuan agama islam

dan berkemampuan untuk menyampaikan atau mendakwakan kepada orang lain.

Dalam buku petunjuk para penuluh agama islam yang dikelurakan

Depertemen Agama dijelaskan bahwa : Dengan demikian, penyuluhan agama islam


8

merupakan profesi yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu yang

memiliki pengetahuan agama islam dan berkempuan untuk menyampaikan atau

mendakwakannya kepada orang lain.

Dalam buku petunjuk para penuluh agama yang dikelurakan Depertemen

Agama dijelaslak bahwa : Penyuluhan agama islam adalah seorang muslim yang

karena kemampuannya di bidang agama islam maka dapat melaksanakan dakwah

islam dan atau diberikan tugas secara formal oleh pemerintah dalam lingkup

Depertemen Agama sebagai pemberi penerangan pada masyrakat muslim di lokasi

tempat tugasnya.5 Sebenarnya, penyuluh agama islam karena tugas-tugasnya

melaksanakan dakwah, maka disebut juga mubaligh, Hamzah ya’kub mengartikan :

Mubaligh adalah seseorang muslim yang memiliki syarat-syarat dan kemampuan

tetentu yang dapat melaksanakan dakwah denga baik. Mubaligh adalah pelaksanaan

dakwah. Dengan perkataan lain, biasa juga disebut da’I ( orang yang berdakwah ).6

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa penyuluh agama islam juga

disebut mubaligh dan ternyata menjadi mubaligh harus memuliki syarat-syarat dan

kemampuan tertentu, seperti : seorang muslim, berakal, tawadhu, tahu dan paham

mengenai ilmu agama islam. Tahu cara-cara misalnya, karena orang tuanya tidak ada

ditempat, maka ia berubah pean menjadi ibu di kalangan adik-adiknya.

5
Departemen Agama RI. Petunjuk Teknik Tugas Penyuluh Agama ( Jakarta: Departemen
Agama : 1987), h. 2.
6
Hamzah Ya’qub, Publistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership (Bandung : Diponegoro :
1986), h.36.
9

Soerjono Soekarto, merumuskan makna pernana sebagai berikut : “ status dan

setiap individu yang dijalankan secara aktif untuk tujuan tertentu “. 7 Peranan dalam

makna ini lebih menjurus pada dinamika kehidupan individu yang terus berproses

berdasarkan tugas dan tanggung jawab.

Lebih jauh dari pengertian peranan tersebut di atras. Hj. Andi Rasdiyanah

merumuskan :

Peranan adalah pelaksanaan fungsi /tugas secara aktif, dinamis operasional

yang pada hakekatnya merupakan usaha, upaya cara-cara dan strategis untuk mencapi

tujuan dari pada suatu kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya.8

Pengertian peranan di atas lebih kompleks sifatnya, sebab menhangkau

seluruh aspek yang seharusnya dilakukan atas peran tersebut. Paling tidak arti pranan

dimaksud mengandum aspek-aspek sebagai berikut :

1. Peranan adalah pelaksanaan fungsi atau tugas yang diemban setiap individu

atau kelompok.

2. Setiap pelaksanaan peran haruslah dilakukan secara aktif dan dinamis

sehingga berhasil guna.

3. Hakekat dari pelaksanaan peran adalah usaha, cara-cara strategi untuk

mencapai tujuan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan peranan

adalah semua tugas dan fungsinya melekat pada setiap individu yang menuntut

7
Soerjono Soekanto, Sosialisasi Suatu Pengantar (Jakarta: Bina Aksara; 1986), h.27
8
Hj. Andi Rasdianah, “Memahami Integrasi Dunia Wanita di Balik Pesan Maulid” ( Warta
Alauddin No.47 tahun VIII April 1988), h. 3.
10

dirinya secara aktif melaksanakan tugas itu dengan menggunakan cara dan strategi

yang menunjang tercapainya tujuan dari perencanaan tugas sebelumnya. Maka

didalam konteks penyuluhan agama islam, peranan yang dimaksud adalah semua

aktifitas keagamaan yang dilakukan da’i dalam hubungannya dengan meyampaiikan

dakwah baik lewat lisan maupun perilaku.

b. Konsep Kehidupan Beragama

Kehidupan beragama adalah semua cara dan pola hidup yang mengambarkan

bahwah individu atau sekelompok masyarakat menjadikan agama yang di anut atau

diyakininya sebagai pandangan hidupnya, sehingga dalam realitas hidupnya ajaran

agama senantiasa mengilhami pada setiap perilakunya.

Kaitan dalam persoalan di atas, Kafrawi, menjelaskan bahwa :

Kehidupan adalah pola hidup dengan cara-cara yang dianjurkan agama,


sehingga tampak bahwa individu atau kelompok masyarakat dapat dan
mampu menjalankan agama secara fungsional dan pada saat bersamaan ia
menghaegai orang yang tidak seagama.9
Ternyata kehidupan beragama mencangkup aspek kehidupan manusia, baik

sebagai individu atau dalam posisinya sebagai bagian dari kelompok sosial

masyarakat. Kedua keadaan tersebut agama memberi nilai hidup dan mewarnai jalan

kehidupannya sebagai konsekuensi logis dari komitmennya terhadap agama. Maka

dengan demikian kehidupan beragama selamanya hidup berbarengan dengan tradisi

dan budaya yang berlaku pada masyarakat bersangkutan.

9
Kafrawi, Agama dan Masyarakat (Bandung: Usaha Nasional: 1987), h. 21
11

Hampir senada dengan pengertian terminologis kehidupan beragama di atas,

Sulastomo menguraikan :

Kehidupan bearagama dalah tindakan dan perilaku ssetiap individu atau


kelompok masyarakat yang didasari oleh motif agama dan dengan nilai yang
diketahui dan di anutnya iyu mencoba memfungsikan agama dalam
kehidupannya dengan sesama manusia maupun hubungannya dengan alam
sekitar.10

Disini, kehidupan beragama mengandung elan vital bagi meningkatkan mutu

hidup dalam agama. Gambaran kehidupan beragama tersebut terlihat pada praktek

hidup beragama sehar-hari di dalam lingkungan keluarga, tempat kerja,maupun di

lingkungan masyarakat. Ringkasnya, kehidupan beragama adalah corak hidup dan

pengalaman ajaran agama.

F. Metodologi Penelitian

Dalam pengumpulan data di mana penulis mengatakan metode-metode

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian kontekstual

yang menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan situasi yang

wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang pada umumnya bersifat

kualitatif.11

Metode kualitatif ini merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

10
Sulastomo, Bimbingan Hidup Beragama ( Jakarta: Mizan: 1989), h. 34.
11
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya. 2001). hal. 113
12

deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dan prilaku yang dapat

diamati.Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan kondisi dan fenomena

dengan sedalam- dalamnya melalui pengumpulan data. Penelitian ini tidak

mengutamakan besarnya populasi atau sampel bahkan populasi atau sampel sangat

terbatasi data sudah terkumpul mendalam dan bisa menjelaskan kondisi dan

fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya.

Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti

kondisi objek yang alami, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitiankualitatiflebih menekankan makna dan pada generalisasi.

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian sosial yang menggunakan format

deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan,

meringkas berbagai kondisi, sebagai situasi atau berbagai fenomena realitas

sosialyang ada di masyarakatmenjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas

itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, atau gambaran tentang

kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.

2. Pendekatan Penelitian

Merujuk pada pendekatan yang digunakan penulis, yaitu jenis penelitian

kualitatif yang tidak mempromosikan teori sebagai alat yang hendak diuji.Maka teori

dalam hal ini berfungsi sebagai hal pendekatan untuk memahami lebih dini konsep

ilmiah yang relevan dengan fokus permasalahan dengan demikian.penulis


13

menggunakan beberapa pendekatan yang bisa membantu dalam penelitian.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan individu yang merupakan sumber informasi

untuk mendapatkan sejumlah data penting yang berhubungan dengan judul. Banyak

faktor yang menopang representatifnya sesuatu penelitian yang salah satu diantaranya

adalah penentu variabel populasi. Sudjana mengemukakan pendapatnya mengenai

populasi yaitu sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

dinamakan populasi.12

Dalam kaitan ini maka yang menjadi populasi penelitian keselurahan

Masyarakat Desa Langkema Kecamatan Kabaena Selatan Kabuapaten Bombana.

b. Sampel.

Dalam menentukan sampel penelitian skripsi ini tidak terlepas dari jumlah

populasi yang diketengahkan di atas. Namun dari jumlah tersebut, tidak semuannya

akan menjadi obyek atau informan penelitian. Untuk itu penulis mempergunakan

tehnik pengambilan sampel dengan tekhnik purpose Sampling, dimana cara ini

penulis gunakan agar penulis tidak menemukan hambatan karena begitu banyaknya

jumlah populasi yang ada. Olehnya itu penulis hanya mengembil beberapa orang

12
Sudjana, Metode Statistik (Cet. I; Bandung: Tarsito, 1984), h. 115.
14

yang penulis anggap sangat kompoten untuk dimintai keterangannya seputar judul

yang penulis angkat.

4. Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto, mengatakan bahwa: “Instrumen adalah alat pada waktu

penulis menggunakan metode”. Dengan demikian pada dasarnya instrumen bersifat

pengantar saja.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrument diantaranya:

a) Observasi

Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data-data lapanganyang

berhubunagn dengan judul penulis. Instrument penelitian ini merupakan langkah

pengumpulan data penelitian dengan cara mengadakan pengamatan langsung

dilapangan terhadap objek yang diteliti, dalam hal ini terhadap sampel.

b) Interview (wawancara)

Instrument ini merupakan tekhnik pengumpulan data dengan mengadakan

perbincangan atau tatap muka langsung dengan beberapa unsur dari sampel atau

pihak-pihak lain yang dipandang dapat memberikan keterangan yang dibutuhkan

dalam penelitian. Pihak yang diwawancarai adalah Kepala Sekolah dan guru dan

beberapa orang siswa.


15

c) Dokumentasi.

Instrumen ini merupakan tehnik pengumpulan data, yang dilakukan dengan

mencari dokumen yang ada kaitannya dengan data yang dibutuhkan sesuai dengan

pembahasan skripsi ini.

5. Tekhnik pengumpulan data

a. Penelitian kepustakaan, sesuai dengan namanya, maka prosedur yang

ditempuh adalah dengan cara membaca, menelaah serta mengkaji data-data

yang diperoleh untuk selanjutnya diambil menurut cara/instrumen yang

digunakan.

b. Pengumpulan data penelitian lapangan (field research)

6. Tehnik Analisis Data

Dalam pengolahan data tersebut, penulis menggunakan metode sebagai

berikut:

a. Tehnik induktif yaitu mengadakan interpretasi data dengan bertolak dari

hal-hal yang berifat khusus untuk selanjutnya diterjemahkan kedalam

bentuk yang umum.

b. Tehnik deduktif, yakni cara menerjemahkan data dari hal-hal yang bersifat

umum kemudian menjabarkannya ke dalam bentuk-bentuk khusus.

c. Tehnik komparatif yaitu metode yang digunakan dengan cara

membandingkan beberapa pendapat dan ataupun data, antara satu masalah

dengan masalah lain kemudian mengambil sebuah kesimpulan yang

komprehensip.
16

G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penulisan draf skripsi ini mempunyai beberapa tujuan pokok antara lain :

10. Untuk memperoleh data tentang peran penyuluh agama Islam terhadap

peningkatan kehidupan keagamaan masyarakat Kelurahan Laompo

Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan.

a. Untuk mengetahui dan mengungkap faktor yang menghambat dalam

melaksanakan penyuluhan agama Islam kehidupan keagamaan masyarakat

Kelurahan Laompo, Kecamatan Batauga, Kab. Buton Selatan.

b. Untuk memperoleh data tentang metode penyuluhan agama Islam dalam

meningkatan kehidupan keagamaan masyarakat Kelurahan Laompo,

Kecamatan Batauga, Kab. Buton Selatan.

2. Kegunaan Penelitian

c. Kegunaan ilmiah yaitu berkaitan dengan perkembangan ilmu dakwah dan

keislaman meningkatkan kehidupan keagamaan masyarakat Kelurahan

Laompo, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan.

a. Kegunaan praktis berkaitan dengan pengembangan sikap mental mecari

kebenaran yang hakiki.

H. Garis-Garis Besar Isi Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masaing bab saling berkaitan

antara satu dengan yanga lainnya dan merupakan satu kesatuan yang utuh, kandungan

kelima bab tersebut secara garis besar akan menguraikan hal-hal sebagai berikut :
17

Bab pertama adalah merupakan bab pendahuluan yang memuat petunjuk dasar

yang terdiri dari : Latar Belakang masalah, kemudian muncul masalah-masalah yang

akan dicarikan pemecahannya. Yang berdasarkan hipotesis-hipotesis penulis yang

merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang diangkat, kemudian agar

tidak terjadi kesalah pahaman yang diangkat, kemudian agar tidak terjadi kesalah

pahaman penafsiran terhadap judul, maka penulis memberikan pengertian judul

tersebut dengan mengacu kepada literature-literatur yang dapat di percaya seperti

kamus, kutipan-kutipan dari buku-buku, kemudian mengetahui maksud dan tujuan

dari penulisan maka akan dikemukakan tujuan dan kegunaan penelitian, kemudian

terdapat kepustakaan yang berfungsi sebagai daftar buku-buku atau karya ilmia

lainnya yang telah ditelaah dan akan menjadi rujukan dalam penulisan, kemudian

bagianterakhir dari bab pertama ini adalah mengemukakan isi skripsi sebagai garis

besarnya.

Bab kedua adalah menguraikan tentang Tugas Penyuluh Agama Islam dalam

Kehidupan Beragama Masyarakat, kemudian Materia dan Tujuan Penyuluhan Agama

Islam dan Urgensi Penyuluhan Agama Islam Bagi Peningkatan Kehidupan Beragama

Masyarakat.

Bab ketiga metode penelitian yang memuat sub bab yaitu yang memuat Jenis

Penelitian, Pendekatan Penelitian, Populasi dan Sampel Tehnik Pengumpulan Data,

Tehnik Analisa Data.


18

Bab ketiga adalah metode penelitian yang memuat sub bab yaitu yang

memeuat populasi dan sampel penelitian, metode pendekatan penelitian prosedur

pengumpulan data, kemudian akan dikemukakan teknik analisis data.

Bab keempat adalah yang merupakan hasil penelitian yang memuat beberapa

bagian, yaitu gambaran umum tentang lokasi penelitian, kemudian penyuluh agama

islam berperan terhadap peningkatan kehidupan keagamaan masyarakat Kelurahan

Laompo Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Penyuluhan agama Islam

kehidupan keagamaan masyarakat Kelurahan Laompo, Kecamatan Batauga,

Kabupaten Buton Selatan dapat ditingkatkan serta metode penyuluh agama islam

dalam meningkatkan kehidupan keagamaan masyarakat Kelurahan Laompo,

Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan.

Bab kelima adalah bab penutup yang memuat kesimpulan dan implikasi

penelitian dari pembahasan sebelumnya, yang diharapkan dari kesimpulan dan saran

tersebut akan menjadi bahan pemikiran dan pertimbangan bagi para pembaca.
19

KOMPOSISI BAB

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Hipotesis
D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
E. Kajian Pustaka
F. Metodologi Penelitian
G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
H. Garis-Garis Besar dan Isi Skripsi

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tugas Penyuluh Agama Islam dalam Kehidupan Beragama Masyarakat


B. Materi dan Tujuan Penyuluhan Agama Islam
C. Urgensi Penyuluhan Agama Islam Bagi Peningkatan Kehidupan
Beragama Masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
C. Metode Pengumpulan Data
D. Tekhnik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


B. Penyuluh Agama Islam Berperan Terhadap Peningkatan Kehidupan
Keagamaan Masyarakat Kelrahahn Laompo, Kecamatan Batauga,
Kabupaten Buton Selatan.
C. Faktor-faktor yang menghambat Penyuluh Agam Islam dalam
meningkatkan nilai-nilai keagamaan masyarakat Kelrahahn Laompo,
Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan.
D. Metode Penyuluhan Agama Islam dalam Meningkatkan Kehidupan
Keagamaan Masyarakat Kelrahahn Laompo, Kecamatan Batauga,
Kabupaten Buton Selatan.
20

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
21

KEPUSTAKAAN

Al-qur’an dan terjemahnya


Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam, Cet III; Jakarta : Bulan Bintang,
1993.
Ahmad, A.S., Tantangan Dakwah Dalam Era Globalisasi, dalam Uswah, Nomor 6
Mei 1995.
Ahmad, Amrullah, (ed.), Dakwa Islam dan Perubahan Sosial, Yokyakarta: Prima
Duta. 1983
Amien Rais, M., Cakrawala Islam : Antara Cita dan Fakta, Cet. V; Bandung: Mizan,
1992
Amsyari, Fuad, Masa Depan Umat Islam Indonesia, Cet. I; Bandung: Al-Bayan,
1993
Ansari, H.M. Hafi, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, Cet. I; Surabaya : Al-
Ikhlas, 1993
Anshari, K. H. M., Mujahid Dakwah, Cet. IV; Bandung : CV. Diponegoro,1991
Arifin, H.M., Psikologi Dak’wa, Cet. II; Jakarta : Bumi Aksara, 1993
Arifin, H.M., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingungan Sekolah dan
Kelaurga. Jakarta : Bulan Bintang , 1978.
Arikunto Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Cet. V ; Jakarta : Rineka
Cipta. 2002.
________Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Cet. XXII; Jakarta : Rineka
Cipta,2002.
________Munajemen Penelitian, Cet. VI; Jakarta : Rineka Cipta, 2003.
________Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Cet. IX; Jakarta : Rineka
Cipta, 2005.
Arsyad, H. Azhar.Pembentukan Sikap dan Perilaku Dalam Pendidikan Islam
Integral, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pedidikan Islam
Ujung Pandang : Fakultas Tarbiya IAIN Alauddin, 1997
22

Al-Baqiy, Muhammad Fuad, al-Mu’jam al-Mufahrash Li al-Fadz Al-Qur’an al-


Karim, Beirut : Dar al-Fikr, 1407-1987.
Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Sosial. Cet. IV; Jakarta: Bulan Bintang, 1976.
Departemen Agama RI. Petunjuk Teknik Tugas Penyuluh Agama ( Jakarta:
Departemen Agama : 1987,
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta : Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al- Qur’an, 2002.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Penerbit Balai Pustaka, 1990.
Hadi. Sutrisno, Metodologi Research,Cet. XII; Yokyakarta : Andi Offset, 1991.
Hafidudin, Didin.Dakwa Aktual cet. 3;Jakarta : Gema Insani press.1998
Halim, H.M. Arief, Konsep Metode Dakwah dalam Al-Qur’an, Tesis, Ujung Pandang
: Program Pascasarjana IAIN Alauddin, 1993
Hanafi, Hassan, Kiri Islam, diterjemahkan oleh M.Iman Aziz dan M. Jadul Maula,
Cet. II; Yogyakarta: LKIS,1994
Hasjmy, A., Dustu Dakwah Menurut Al-Qur’an, Cet. II; Jakarta : Bulan Bintang, 197
Ibrahim, Marwa Daud, Teknologi Emansipasi dan Transendensi : Wacana
Peradaban Dengan Visi Islami, Cet. II; Bandung : Mizan, 1995
M. Echols, John, dan Hassan Shadily, Kamus Imggris-Indonesia, (Jakarta : PT.
Gramedia, 1989.
Madina, Sofyan KL.,” Pergerakan Nilai Spritual di Kalangan Remaja “ , dalam
Hunafa, Edisi III/10 April, 1999.
Mappanganro, H., Pendidikan Nilai untuk Pembentukan Sikap Dan Perilaku Menurut
Al-Qur’an, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Islam
Ujung Pandang : Fak. Tarbiyah IAIN Alau’din, 1997
Al-Maraghy, Ahmad Musthafa, Tafsir al-Maraghy, Juz. XIV ; Mesir : Musthafa al-
Banya al-Khalabi Wa Auladuh, 1963
Masdar, Umaruddin, Mambaca Pikiran Gusdur dan Amien Rais Tentang Demokrasi,
Cet. II; Yokyakarta ; Pustaka Pelajar, 1999
Nurcholish Madjid, Islam Dokrin dan Peradaban, Cet. I; Jakarta :Yayasan Wakaf
Paramadina, 1992
23

Osman Raliby, Kamus Internasional, Jakarta : Bulan Bintang, 1982.


Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN. Balai
Pustaka , 1979.
Russel, Bertrand dan Dora Russel, The Prospectif of Industrial Civilization, dalam
Syafi’I Ma’arif, “Peranan Islam Dalam Menangani Abad 21 “Prospektif,
Nomor 1 Vol-4, 1992
Saleh, Abd. Rosyad, Manajemen Da’wah Islam, Cet. II; Jakarta : Bulan Bintang,
1993
Soekanto, Soerjono. Sosialisasi suatu Pengantar (Jakarta : Bina Aksara; 1986),
Sulastomo. Bimbingan Hidup Beragam. (Jakarta : Mizan: 1989),
Sulastomo. Bimbingan Hidup Beragam. (Jakarta : Mizan : 1989),
Syamsul Hadi . MR., H. Mahfudh, K.H. Zainuddin Figur Da’I Sejuta Umat, Cet. I;
Surabaya : Karunia, 1994
Syukur, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwa Islam, Surabaya : Al-Ikhlas, 1989
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Cet. X; Bandung : Mizan, 1995.
Shihab, Alwi, Islam Inklusif : Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, Cet. V;
Bandung : Mizan, 1999
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Cet. I; Jakarta : Media Pratama, 1987
Ya’qub, Hamzah. Publistik Islam Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung:
Diponegoro : 1986),

Anda mungkin juga menyukai