Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan merupakan suatu aspek yang dinamis dari kedudukan atau


status yang dimiliki oleh seseorang, yang isi nya merupakan sekumpulan hak
dan kewajiban yang dimiliki oleh seseorang, apabila seseorang melakukan
hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan
suatu fungsi.1 Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat.2
Ikatan remaja masjid atau disingkat IRMAS adalah suatu organisasi
kerohanian islam.3 Ikatan remaja masjid kini merupakan suatu komunitas
tersendiri di dalam masjid. Pengurus IRMAS adalah generasi yang dapat
membentengi para remaja lainnya dan masyarakat untuk memperkuat kegiatan
keagamaan melalui program yang disusun oleh IRMAS. Aktivitas dan
program keislaman mereka akan bermanfaat untuk kepentingan mereka
sendiri juga untuk kepentingan masyarakat luas. Di dalam masyarakat, remaja
masjid memiliki khas tersendiri berbeda dengan remaja kebanyakan. Mereka
membawa almamater masjid sebagai tempat suci dan sebagai rumah Allah.
Dengan demikian diharapan mereka mampu meningkatkan kegiatan
keagamaan masyarakat. Mereka hendaknya bisa menjadi teladan bagi para
remaja lainnya, dan ikut membantu mencari solusi dari berbagai problematika
remaja di lingkungan sekitarnya. Komunitas remaja masjid dapat
menunjukkan kiprahnya melalui berbagai program kegiatan masjid. Jika
sebuah program kegiatan yang ditawarkan itu dapat menarik perhatian dan
dilengkapi dengan pendekatan yang simpatik, maka mereka bisa diajak
mengikuti kegiatan masjid, mengolah program dan aktivitas di masjid, dan

1
Hasan, D. A. . Kamus Besar Bahasa Indonesia . (Jakarta: Nasional Balai Pustaka, 2005)
2
Soekanto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. (Surabaya: Raja Wali Pers, 1990)
3
Alviani, D. R. Semua Gara-Gara Rohis. (Sukabumi: CV Jejak, 2018)
2

alangkah baiknya jika bisa mengajak mereka untuk bergabung menjadi


anggota remaja masjid.4
Ikatan Remaja Masjid merupakan organisasi yang di jalankan o;eh
remaja. Remaja merupakan masa persiapan menuju masa dewasa yang
berkisar dari umur 11-17 tahun. Ikatan remaja masjid meningkatkan kegiatan
keagamaan di Masyarakat dalam pelaksanaannya meliputi 4 peran utama,
pertama, mengajarkan dan mencontohkan tingkah laku baik yang mengacu
pada Al-Quran dan Hadis. Kedua, memberikan arahan kepada pemerintah
desa agar selalu mengawasi dan mengajarkan kepada masyarakat tentang
sikap dan perilaku yang baik. Ketiga, mengisi lembaga-lembaga pengajaran
agama islam seperti pengajian rutin terutama masyarakat. Keempat,
memberikan arahan agama kepada masyarakat agar selalu berkegiatan
kegamaan di keluarga dan bermasyarakat.5
Kegiatan keagamaan adalah adalah semua bentuk kegiatan dalam
kehidupan individu/seseorang yang didasarkan kepada nilai-nilai atau norma-
norma yang bersumber dari ajaran-ajaran agama. 6 Kegiatan keagamaan dapat
dikatakan sebagai upaya manusia yang harus diikuti agar setiap orang
mempunyai pemahaman-pemahaman dan cara pengamalan-pengamalan yang
semestinya diamalkan karena dengan mengamalkan ajaran agama, maka
seluruh kebutuhan hidup manusia akan terarah dan terhindar dari hal-hal yang
menyesatkan, jadi.dapat dikatakan.bahwa kegiatan keagamaan pada.dasarnya
merupakan pedoman, petunjuk, panduan, dan aturan yang baku bagi hidup
manusia yang tidak bisa diabaikan baik kehidupan dunia maupun akhirat.7
Pada hasil observasi awal yang peneliti dapatkan di Kelurahan
Kebonbaru adalah masyarakat masih memiliki nilai kegiatan keagamaan yang

4
Erisandi, A. I. Implementasi Perencanaan Program Ikatan Remaja. Jurnal Manajemen
Dakwah. 2019. 4 (4).
5
Asmita, N. I. Peran Ikatan Remaja Masjid Nurul Hidayah Dalam Meningkatkan Kegiatan
Keagamaan Masyarakat Di Desa Dalan Lidang Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing
Natal. 2021.
6
Manik, N. R. Peran Remaja Masjid Al Ikhlas Dalam Meningkatkan Kegiatan Keagamaan
Di Masyarakatdesa Panji Bako Kecamatan Sitinjokabupaten Dairi. 2021.
7
Ghazali, M. B. Kesehatan Mental . Bandar Lampung: Harikindo Publising, 2018.)
3

rendah dan remaja yang kurang aktif dalam mengelola masjid. Hal itu terbukti
dengan sedikitnya masyarakat yang mengkuti kegiatan ibadah di masjid dan
mushalla, tidak adanya kegiatan-kegiatan keislaman. Selain itu, karakter
masyarakat yang masih jauh dari sifat keagamaan seperti religius dan
semangat beribadah.
Oleh karena itu, perubahan pola pikir generasi muda adalah sebuah
keharusan sebagai bentuk usaha mewujudkan generasi muda unggulan. Maka
dari itu organisasi ikatan remaja masjid dapat dijadikan sebagai wadah
peningkatan kegiatan keagamaan dan pengembangan nilai karakter bagi
remaja. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji dan
meneliti lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut untuk dijadikan
pembahasan utama dalam skripsi ini yang diberi judul: “Peran Ikatan
Remaja Masjid Dalam Meningkatkan Kegiatan Keagamaan Di
Kelurahan Kebonbaru”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang diterangkan di atas,


maka diperoleh permasalahan yang dapat diidentifikasi antara lain:
1. Rendahnya kegiatan keagamaan yang ada di Kelurahan Kebonbaru.
2. Sedikitnya masyarakat yang mengikuti kegiatan ibadah di masjid dan
mushalla.
3. Jauhnya masyarakat dari sifat keagamaan seperti religius dan semangat
beribadah.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menjaga konsistensi dalam pelaksanaan penelitian, ada beberapa


masalah yang dibatasi. Hal ini bertujuan agar peneliti lebih terarah, lebih fokus
pada pokok bahasan dan tidak terlalu melebar sehingga tujuan penelitian
tercapai dengan baik. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
4

1. Peneliti melibatkan remaja masjid dalam menjalankan perannya di


kelurahan Kebonbaru.
2. Peneliti hanya meneliti kegiatan keagamaan masyarakat di kelurahan
Kebonbaru.
Adapun fokus masalah dalam penelitian ini adalah “peran Ikatan Remaja
Masjid dalam meningkatkan kegiatan keagamaan di kelurahan Kebonbaru
Kota Cirebon”. Hal ini berfokus bagaimana peran ikatan remaja masjid yang
dilakukan untuk meningkatkan kegiatan keagamaan di di kelurahan
Kebonbaru Kota Cirebon.
5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dijelaskan diatas maka


rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana peran Ikatan Remaja Masjid dalam meningkatkan kegiatan
keagamaan di kelurahan Kebonbaru Kota Cirebon ?
2. Bagaimana meningkatkan kegiatan keagamaan di kelurahan Kebonbaru
Kota Cirebon ?
3. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat Ikatan Remaja
Masjid dalam meningkatkan kegiatan keagamaan di kelurahan Kebonbaru
Kota Cirebon ?

E. Tujuan penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka


tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran Ikatan Remaja Masjid dalam meningkatkan


kegiatan keagamaan di kelurahan Kebonbaru Kota Cirebon ?
2. Untuk mengetahui Strategi yang dilakukan Ikatan Remaja Masjid dalam
meningkatkan kegiatan keagamaan di kelurahan Kebonbaru Kota
Cirebon ?
3. Untuk mengetahui Faktor yang menjadi pendukung dan penghambat
Ikatan Remaja Masjid dalam meningkatkan kegiatan keagamaan di
kelurahan Kebonbaru Kota Cirebon ?

F. Manfaat Penelitian

Manfat penelitian ini dibagi kepada dua aspek, yaitu:


1. Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini sebagai pijakan untuk
mengembangkan penelitian-penelitian yang menggunakan penelitian
6

tentang peranan Ikatan Remaja Masjid dalam meningkatkan keagamaan di


kelurahan Kebonbaru Kota Cirebon
2. Secara Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
a. Untuk Masyarakat
Memperkenalkan Ikatan Remaja Masjid dalam meningkatkan kegiatan
keagamaan di kelurahan Kebonbaru Kota Cirebon
b. Untuk Penulis
Menambah wawasan kependidikan serta sebagai bekal pengetahuan
untuk mendalami Organisasi Ikatan Remaja Masjid di lingkungan
masyarakat sebagai wadah kegiatan keagamaan.
c. Untuk Pembaca
Memberikan gambaran tentang pentingnya peran Ikatan Remaja
Masjid dalam kegiatan keagamaan di lingkungan masyarakat.

G. Kerangka Berpikir

Ikatan Remaja Masjid yakni sebuah organisasi masyarakat yang


dibuat untuk membina para pemuda masyarakat sekitar. Tentunya dengan
tujuan untuk menjadi wadah dan tempat untuk mempelajari dan memahami
ajaran agama Islam, menanamkan nilai dan norma Islam melalui dakwah
dan pengajian sebagai salah satu pembinaan yang digunakan untuk remaja
masyarakat sekitar8.
Ikatan remaja masjid memeiliki peranan untuk meningkatkan kualitas
akhlak masyarakat sekitar, khususnya dalam kegiatan pembinaan umat melalui
kegiatan keagamaan9. Selain itu, Salah satu misi organisasi remaja masjid
yang paling utama adalah mengajak hal baik kepada masyarakat setempat
agar sadar akan pentingnya ajaran agama Islam dengan mengisi kegiatan

8
Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Rajagrafindo
Persada : 2012)
9
Fukhoiroh, A. J. Peran Ikatan Remaja Masjid Al-Khoir Dalam Syiar Islam Di Desa Bubulak
Tanjung Pura Karawang. Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan. 2022. Vol. 4. No. 3.
7

seperti seminar, kajian keagamaan, dan dilakukan didalam masjid dan


kegiatan keagamaan lainnya10.
Kegiatan adalah sebuah aktivitas, usaha atau pekerjaan yang
dilakukan secara terus menerus. Keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat
dalam agama atau segala sesuatu mengenai agama sehingga dapat dikatakan
keragaman merupakan segala sesuatu yang mau punya sifat yang ada dalam
agama dan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama11. Kegiatan
keagamaan adalah segala bentuk aktifitas yang dilakukan seseorang yang
berhubungan dengan agama. Dalam upaya mengembangkan kegiatan
keagamaan, ikatan remaja masjid yang kreatif selalu berupaya mencari cara
agar agenda kegiatan yang direncanakan dapat berhasil sesuai dengan
harapkan.
Keagamaan adalah sifat yang terdapat dalam agama, segala sesuatu
mengenai agama, untuk itu latihan keagamaan adalah merupakan sikap yang
tumbuh atau dimiliki seseorang dan dengan sendirinya akan mewarnai sikap
dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk sikap dan tindakan yang
dimaksdukan yakni yang sesuai dengan ajaran agama, dari pengertian di atas
kegiatan keagamaan adalah usaha yang dilakukan seseorang atau perkelompok
yang dilaksanakan secara terus-menerus maupun yang ada hubungannya
dengan nilai-nilai keagamaan. Dikarenakan dalam hal ini adalah yang
berhubungan dengan agama Islam maka kegiatan-kegiatan keagamaan disini
yang ada korelasinya dengan pelaksanaan nilai-nilai agama Islam itu sendiri
misalnya, dizikir, ceramah atau tausiah keagamaan, membaca asmaul husna
bersama12.
Dalam masyarakat diperlukan peran Ikatan Remaja Masjid untuk
memberikan bimbingan kepada masyarakat sekaligus menjadi panutan dalam

10
Sulaiman, F. d.-F. (2022). eran Remaja Masjid dalam Meningkatkan Kemakmuran
Masjid Sabilil Jannah di Kampung Doy, Banda Aceh. Jurnal Riset Dan Pengabdian Masyarakat,,
2(1).
11
Puspitasari, I. Kontruksi Sosial Perilaku Keagamaan Siswa. (Surabaya : UM Surabaya
Publishing : 2019).
12
Syukri, D. I. Pengaruh Kegiatan Keagamaan terhadap Kualitas Pendidikan. Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam. 2019. Vol. 7, No. 1.
8

menanamkan nilai-nilai ibadah keagamaan. Peran Ikatan Remaja Masjid


dalam menumbuhkan keasadaran masyarakat adalah memberikan penjelasan
tentang ajaran agama serta melalui keteladanan dalam kehidupan sehari-hari,
demikian peran Ikatan Remaja Masjid kepada masyarakat13.
Kerangka berfikir pada penelitian ini terpola pada suatu alur pemikiran
yang terkonsep seperti tampak pada gambar dibawah ini :

Ikatan Remaja Masjid Kegiatan


Kelurahan Kebonbaru Keagamaan

Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir

1. Rendahnya nilai Meningkatk Timbulnya kesadaran


keagamaan an kegiatan dalam diri masyarakat
2. Sedikitnya ikatan untuk menunaikan
masyarakat yang remaja kegiatan keagamaan
melaksakanan masjid sehingga terbentuknya
kegiatan agama di dalam karakter religus dan
masjid dan mushalla semanagt beribadah
3. karakter masyarakat
yang masih jauh dari
sifat keagamaan
seperti religius dan

13
Asmita, N. I. Peran Ikatan Remaja Masjid Nurul Hidayah Dalam Meningkatkan Kegiatan
Keagamaan Masyarakat Di Desa Dalan Lidang Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing
Natal. (2021).
9

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Peran

1. Definisi Peran
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata “peran” berasal dari
bahasa Indonesia yaitu pemain. Peran memiliki makna yaitu seperangkat
tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat.
Peran juga dapat di artikan sebagai sesuatu yang diperbuat, tugas dan hal
yang besar pengaruhnya pada suatu peristiwa 14. Peran adalah bagian tugas
utama yang harus dilaksanakan. Apabila seseorang yang melakukan hak
dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka sudah bisa dikatakan
sudah menjalankan suatu peran15.
Menurut Soekanto, peran dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut:
a. Peran aktif
Peran aktif adalah peran yang di berikan oleh anggota kelompok
karena kedudukannya didalam kelompok sebagai aktifitas kelompok,
seperti pengurus, pejabat dan lainnya sebagainya.
b. Peran partisipatif
Peran partisipatif adalah peran yang diberikan oleh anggota
kelompok kepada kelompoknya yang memberikan sumbangan yang
sangat berguna bagi kelompok itu sendiri.
c. Peran pasif
Peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat
pasif, dimana anggota kelompok menahan dari agar memberikan
kesempatan kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok dapat
berjakan dengan baik.
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), hlm. 751.
15
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suryanto. Sosiologi: Teks Pengantar dan terapan. (Jakarta:
Kencana Media Group, 2010), hlm. 158
10

Kemudian menurut Fadli dalam Kozier Barbara, peran adalah


seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.16
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa peran
merupakan seperangkat perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh
seseorang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya serta tindakan itu
sangat di harapkan oleh orang lain. Pada dasarnya peran juga dapat
dikatakan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang timbul karena
suatu jabatan tertentu. Dalam menjalan peran tersebut kepribadian
seseorang juga sangat mempengaruhinya. Sehingga, dapat di simpulkan
bahwa peran ialah suatu sikap atau perilaku yang di harapkan individu
ataupun sekelompok individu kepada seseorang yang mempunyai
kedudukan atau status tertentu. Jadi apabila di hubungkan dengan peran
remaja Masjid terhadap masyarakat, maka peran diartikan hak dan
kewajiban remaja masjid untuk memberikan motivasi kepada masyarakat
dalam meningkatkan kegiatan keagamaan pada masyarakat.
2. Peran Menurut Para Ahli
Peran menurut para ahli adalah aspek dinamis dari kedudukan atau
status. Peran banyak diartikan oleh beberapa ahli. Adapun pengertian
peran menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a. Menurut Kozier Barbara
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu
system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.
Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa. Peran
akan menjadi bermakna ketika peran itu dikaitkan dan digunakan

16
Aris Wahyu Setiawan. Peran Pegawai dalam Pelayanan Pembuatan Paspor. eJournal
Ilmu Pemerintahan. 2016. Volume. 4, Nomor 1, hal. 117
11

untuk berinteraksi dengan orang lain, komunitas sosial yang terjadi di


masyarakat. Peran juga bisa dikatakan sebagai kombinasi dari posisi
keberadaan seseorang di mata masyarakat dan sangat berpengaruh
terhadap lingkungan masyarakat.
b. Menurut Soerjono Sukanto
Peran adalah proses dinamis kedudukan (status). apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas
lebih lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran yang telah
ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan normatif. Sebagai
peran normatif dalam hubungannya dengan tugas dan kewajiban
dinas perhubungan dalam penegakan hukum mempunyai arti
penegakan hukum secara total enforcement, yaitu penegakan hukum
secara penuh, (Soerjono Soekanto 1987: 220)
c. Menurut Merton (dalam Raho 2007 : 67)
Peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang
diharapkan masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu.
Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role-set). Dengan
demikian peran juga diartikan sebagai kelengkapan dari hubungan
antar manusia berdasarkan peran yang dimiliki oleh seseorang dalam
kedudukan di masyarakat.
d. Menurut Dougherty & Pritchard tahun 1985 (dalam Bauer 2003: 55)
Peran itu “melibatkan pola penciptaan produk sebagai lawan
dari perilaku atau tindakan”. Teori peran ini memberikan suatu
kerangka konseptual dalam studi perilaku di dalam organisasi.
e. Menurut Abu Ahmadi (1982)
Peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap
caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu
yang berdasarkan status dan fungsi sosialnya.

Dari berbagai pengertian peran menurut para ahli, peran memiliki


pengertian yang ideal, yang dapat diterjemahkan sebagai peran yang
12

diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut. Misalnya dinas


perhubungan sebagai suatu organisasi formal tertentu diharapkan
berfungsi dalam penegakan hukum dapat bertindak sebagai pengayom
bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan ketertiban, keamanan yang
mempunyai tujuan akhir kesejahteraan masyarakat, artinya peranan
yang nyata.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu konsep
perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh individu-individu dalam
masyarakat sebagai organisasi. Peran juga dapat dikatakan sebagai
perilaku individu, yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Peran
adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu
jabatan.

B. Ikatan Remaja Masjid

1. Pengertian Ikatan Remaja Masjid


Ikatan berasal dari kata ikat yang berarti susunan, hubungan,
rangakaian, pertalian. Remaja adalah suatu masa transisi antara masa
anak-anak ke dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika
seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur,
mudah terangsang perasaannya dan sebagainya17. Sedangkan masjid
merupakan rumah atau bangunan tempat orang islam beribadah.
Masjid merupakan tempat yang paling strategis dalam membina dan
menggerakkan potensi umat Islam untuk mewujudkan sumber daya
insani yang tangguh dan berkualitas18.
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan
manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis,
perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Remaja masjid

17
Sarlito Irawan Sarwono. Psikologi Remaja. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm.
2.
18
Siswanto, B. Peranan Masjid Dalam Membentuk Karakter Akhlak Muslim Mahasiswa
STSN. Tadrib. (2019). 5 (1). Hal. 21–33.
13

merupakan salah satu alternatif wadah dalam pembinaan pemuda


dan remaja yang berorientasi pada aktivitas keagamaan, keilmuwan,
keremajaan dan keterampilan. Organisasi ini dapat memberikan
sebuah daya tarik untuk para pemuda untuk mengembangkan skill
dalam sebuah organisasi yang tidak hanya fokus hanya satu
kegiatan saja didalamnya. Dalam meningkatkan partisipasi pemuda
tentu remaja masjid ini merupakan wadah yang sangat cocok
untuk menambah partisipasi para pemuda yang masih cenderung
memiliki jiwa individualisme akibat dampak perkembangan iptek
di abad 21 dalam bersosialisasi terutama berpartisipasi dalam
sebuah kegiatan19.
2. Tujuan Ikatan Remaja Masjid
Dalam setiap organisasi yang dibentuk sudah dapat dipastikan
memiliki tujuan tertentu. Salah satunya organisasi remaja masjid yang
mempunyai tujuan yang paling utama yaitu memakmurkan masjid,
mengajak masyarakat untuk bersama-sama aktif untuk meramaikan
masjid dengan kegiatan-kegiatan syar’i seperti kajian rutin, seminar,
dan kegiatan positif lainnya yang seluruh kegiatannya akan diadakan
di Masjid sehingga dapat meningkatkan kegitan keagamaan
masyarakat20.
Adapun tujuan remaja masjid sesuai dengan Badan
Kesejahteraan Masjid dalam Peraturan Menteri Agama No. 3 tahun
1978 yang berbunyi:
1) Menjaga martabat dan kehormatan masjid serta memelihara
kesejahteraan dan memakmurkan tempat ibadah seperti masjid,
mushallah bagi umat Islam.

19
Elsa Salsabila. Dkk. Upaya Peningkatan Partisipasi Pemuda Melalui Kegiatan Sosial
Remaja Masjid Al Ikhlas Di Lingkungan Karang Taliwang Kota Mataram. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar. 2023. Vol. 08. No. 02 Hal. 2846
20
Wakhidatul Khasanah. Dkk. Peranan Remaja Masjid Ar-Rahman Dalam Pembentukan
Karakter Remaja Yang Religius Di Desa Waekasar Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru. Jurnal
Kuttab. 2019. Vol. 1. No. 1
14

2) Meningkatkan kemanfaatan masjid, mushallah dan tempat ibadah


umat Islam lainnya. Sesuai dengan fungsinya sebagai tempat
ibadah dan membina mayarakat dengan agama.

Ikatan remaja masjid sebagai salah satu bentuk organisasi


kemasjidan yang dilakukan para remaja muslim. Remaja masjid
sangat diperlukan sebagai wadah bagi remaja muslim dalam
beraktivitas di masjid serta alat untuk mencapai tujuan yakni
meningkatkan kegiatan keagamaan masyarajat serta memakmurkan
masjid. Satria Hadi Lubis mengatakan “tujuan utama dari sebuah
organisasi remaja masjid secara umum ialah memakmurkan masjid
dengan kegiatan-kegiatan serta memberikan wadah kepada remaja
sekitar masjid untuk menyalurkan segala kreatifitas yang mereka
punya”.21

3. Fungsi Ikatan Remaja Masjid


Keberadaan ikatan remaja masjid sangat berpengaruh bagi
kehidupan umat Islam di sekitar masjid tersebut karena remaja masjid
dapat berfungsi sebagai:
1) Pelopor Kegiatan Religi, remaja masjid berperan mengkoordinasi
kegiatan rohani masyarakat.
2) Memajukan Kualitas Iman Masyarakat, mengadakan kegiatan
rohani yang dapat meningkatkan kualitas iman masyarakat
sekitar.
3) Sarana Dakwah dan syiar Islam kepada masyarakat, mengajak
masyarakat untuk selalu beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT. (wakhidatul)
4. Peran Ikatan Remaja Masjid
Ikatan remaja memiliki peran yang sangat berpotensi untuk
meningkatkan kegiatan keagamaan masyarakat. Oleh karena itu remaja
seringkali disebut sebagai generasi harapan. Harapan untuk diri
21
Maulana. Peran Remaja dalam Memakmurkan Masjid from http//: www.
DatastatistikIndonesia.com (15 Maret, 2023)
15

sendiri, orang yang disekitar seperti keluarga, masyarakat, agama,


bangsa serta Negara. Remaja masjid ialah organisasi dakwah yang
menghimpun remaja muslim. Karena keterikatannya dengan masjid
maka peran utamanya adalah meningkatkan kegiatan keagamaan yang
ada di masjid dan memakmurkan masjid. Memakmurkan masjid
merupakan salah satu bentuk taqarrub (upaya mendekatkan diri)
kepada Allah yang paling utama. Rasulullah SAW bersabda, “ barang
siapa membangun untuk Allah sebuah masjid, meskipun hanya sebesar
sarang burung, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di
surga”. Adapun peran Remaja Masjid antara lain :
a. Memakmurkan Masjid
Ikatan remaja masjid adalah sebuah organisasi yang
memiliki keterkaitan untuk menghidupkan masjid. Memakmurkan
masjid setidaknya terbagi menjadi dua dimensi. Dimensi fisik dan
pemakmuran. Dimensi fisik yaitu senantiasa menjaga dan
Memelihara masjid memelihara kebersihan dan kesucian masjid
jika masjid selalu dalam keadaan bersih maka jamaah senantiasa
senang untuk kembali berjamaah di masjid tersebut walaupun jauh
dari tempat tinggalnya. Dimensi Kemakmuran masjid merupakan
inti dari berjalanannya beragam kegiatan yang ada di masjid
Kemakmuran masjid merupakan upaya bagaimana fungsi masjid
sebagai petunjuk bagi jamaah untuk memperoleh hidayah Allah
memang ada kalanya Hidayah Allah akan datang dengan sendirinya
pada seseorang namun sebagai pengurus masjid untuk
mengupayakan agar hidayah datang pada mereka sehingga mereka
yang bergerak aktif mempelajari ajaran ajaran Islam
secara menyeluruh22.

b. Pendukung kegiatan Ta’mir Masjid


Sebagai anak organisasi di bawah naungan ta’mir masjid,
remaja masjid harus mendukung kegiatan dan program induknya.
22
Iskandar A. Ahmad. Memakmurkan Rumah Allah. (Sukabumi : CV Jejak. 2018) Hal 41
16

Dalam pelaksanaan kegiatankegiatan tertentu, seperti sholat fardhu


berjama’ah, shalat jum’at, penyelenggaraan kegiatan Ramadhan,
Idul Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. selain bersifat
membantu, kegiatan tersebut juga merupakan aktivitas yang sangat
diperlukan dalam bermasyarakat secara nyata.
Secara umum, Remaja Masjid dapat memberi dukungan
dalam berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab Ta’mir
Masjid, di antaranya :
a) mempersiapkan sarana shalat berjama’ah dan sholat-sholat
khusus, seperti: shalat gerhana matahari, gerhana bulan, minta
hujan, Idul Fitri dan Idul Adha.
b) Menyusun jadwal serta menghubungi khatib Jum’at, Idul Fitri,
dan Idul Adha.
c) Menjadi Panitia kegiatan-kegiatan kemasjidan.
d) Melaksanakan pengumpulan dan pembagian zakat.
e) Memberikan masukan yang dipandang perlu kepada Takmir
Masjid dan lain sebagainya23.
c. Dakwah dan Sosial
Ikatan remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang
khusus mengambil remaja muslim sebagai penggerak untuk
mengadakan kegiatan dakwah di Masjid. Organisasi ini
berpartisipasi secara aktif dalam mendakwahkan Islam secara luas,
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya.
Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam dan lain sebagainya
dapat diselenggarakan dengan baik oleh pengurus maupun
anggotanya. Remaja masjid mutlak mempunyai tanggung jawab
terhadap Masjid dan memberi tanggung jawab dalam
memakmurkan Masjid. Ikatan remaja masjid telah terbentuk untuk
mengembangkan berbagai aktivitas ataupun kegiatan yang menarik

23
Siswanto. Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid. (Jakarta: Pustaka
Alkautsar,2005), Hlm. 69
17

dan bermanfaat. Dengan perkembangan remaja muslim dalam


jumlah yang besar untuk aktif di Masjid, yang selalu
mengembangkan kaderisasi yang lebih baik, para remaja juga
harus dapat bekerja sama dengan orang tua di masjid dalam
berbagai aktivitas kemasjidan lainnya.
Adapun dari segi kegiatan kegamaan yang dilakukan oleh
remaja masjid di masyarakat maka remaja masjid mempunyai peran
sebagai berikut:
a. Sebagai Wahana Pendidikan
Berperan sebagai wahana pendidikan untuk
mengembangkan kreativitas dan menyalurkan dinamika remaja
yang sedang mengalami pertumbuhan. Memberi kesempatan yang
seluas-luasnya kepada para remaja untuk mengembangkan diri
mereka.
b. Penggerak atau Pendorong Masyarakat
Remaja masjid mempunyai peran sebagai penggerak atau
pendorong masyarakat agar lebih baik terutama dalam bidang
keagamaan. Remaja masjid melakukan berbagai kegiatan
dalam masyarakat, dan mereka harus aktif melakukan berbagai
kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu sebisa mungkin yang
menyangkut kebutuhan masyarakat baik untuk kalangan remaja
ataupun kalangan masyarakat pada umumnya. Olah raga,
kesenian, bakti sosial, pemberantasan buta huruf Al Qur’an,
santunan dan beasiswa untuk anak-anak yatim, dan sebagainya
yang merupakan bentuk bentuk kegiatan yang dapat dirasakan
manfaatnya langsung oleh masyarakat.
c. Pembaharuan
Remaja masjid dapat menjadi pembaharuan dalam kegiatan
keagamaan memberikan perubahan yang lebih baik di dalam
masyarakat. Citra remaja masjid akan menjadi positif mana
kala mereka melakukan kegiatan positif dan bermanfaat dalam
18

masyarakat. Sebaliknya masyarakatpun tidak akan segan-segan


untuk membantu serta memberikan dukungannya atas setiap
kegiatan positif yang dilaksanakan oleh remaja masjid.
5. Strategi Ikatan Remaja Masjid Dalam Meningkatkan Kegiatan
Keagamaan
Untuk mencapai hasil yang maksimal, diperlukan sebuah strategi
yang baik. strategi merupakan pendekatan menyeluruh yang akan
ditempuh untuk menjawab tantangan yang akan muncul selama proses
berjalan24. Adapun strategi yang dapat meningkatkan kegiatan
keagamaan menurut Muhammad Amrullah adalah sebagai berikut :25
a. Berkomunikasi yang baik dengan para pengurus atau anggota
IRMAS. Komunikasi yang baik dalam proses menjalankan peran
bersifat informasional dan persuasif untuk memberikan
pemahaman dan dukungan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
baik.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas anggota ikatan remaja
masjid. Kualitas remaja masjid perlu ditingkatkan untuk menarik
kuantitas remaja masjid juga dapat menarik masyarakat untuk
melakukan kegiatan keagamaan di masjid sebagi pusat ibadah
umat islam.
c. Pengimplementasian program ikatan remaja masjid. Dengan
menjalankan dan mengimplementasikan semua program dan
peran remaja masjid, maka tujuan akan dengan mudah tercapai.

C. Kegiatan Keagamaan

1. Pengertian Kegiatan Keagamaan


Kegiatan keagaman terdiri dari dua kata yaitu kegiatan dan
keagamaan. Kegiatan mempunyai arti kesibukan atau aktivitas. Secara
24
Effendy, Onong Uchajana. Ilmu Komuniakasi Teori Dan Prektek. (Bandung : Rosdakarya
: 2005). Hal. 35.
25
Muhammad Amrullah. Strategi Komunikasi Islam Ikatan Remaja Masjid Baitul
Muttaqien Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pemuda Rw 06 Desa Waru Jaya Melalui
Instagram. 2023.
19

lebih luas kegiatan atau aktivitas dapat diartikan sebagai perbuatan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari
berupa ucapan, perbuatan ataupun kreatifitas ditengah lingkungan.
Sedangkan keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau
segala sesuatu mengenai agama. Kegiatan keagamaan adalah segala
bentuk aktifitas yang dilakukan seseorang yang berhubungan dengan
agama. Dalam upaya mengembangkan kegiatan keagamaan, seorang
guru yang kreatif selalu berupaya mencari cara agar agenda kegiatan
yang direncanakan dapat berhasil sesuai dengan harapkan26.
Keagamaan adalah sifat yang terdapat dalam agama, segala sesuatu
mengenai agama, untuk itu latihan keagamaan adalah merupakan sikap
yang tumbuh atau dimiliki seseorang dan dengan sendirinya akan
mewarnai sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk sikap
dan tindakan yang dimaksdukan yakni yang sesuai dengan ajaran agama,
dari pengertian di atas kegiatan keagamaan adalah usaha yang dilakukan
seseorang atau perkelompok yang dilaksanakan secara terus-menerus
maupun yang ada hubungannya dengan nilai-nilai keagamaan.
Dikarenakan dalam hal ini adalah yang berhubungan dengan agama
Islam maka kegiatan-kegiatan keagamaan disini yang ada korelasinya
dengan pelaksanaan nilai-nilai agama Islam itu sendiri misalnya, dizikir,
ceramah atau tausiah keagamaan, membaca asmaul husna bersama.27
Jadi, kegiatan keagamaan adalah segala bentuk perkataan,
perbuatan, lahir dan batin individu atau seseorang yang di dasarkan pada
nilai-nilai atau norma-norma yang bersumber kepada ajaran-ajaran
agama, yang telah menjadi kebiasaan hidup sehari-hari.
2. Macam -Macam Kegiatan Keagamaan
Kegiataan kegamaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan
ibadah. Kegiatan yang bernilai ibadah memiliki banyak macamnya,

26
Nyimas, N. Strategi Pengembangan Kegiatan Keagamaan Anak Usia Dini Di TK
Harapan Ibu Tanah Mas Banyuasin. El-Ghiroh. 2017. Vol. 13. No. 2
27
Icep Irham Fauzan Syukri. Dkk. Pengaruh Kegiatan Keagamaan Terhadap Kualitas
Pendidikan. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam. Vol. 7, No. 1, 2019. Hal 23
20

diantara kegiatan keagamaan yang biasanya diadakan oleh Remaja


Masjid:
a. Sholat berjamaah
Sholat merupakan rukun Islam yang kedua dan diwajibkan pada
waktu yang telah ditentukan. Sholat adalah salah satu ibadah
mahdhah (murni) yang harus dilaksanakan dengan niat yang ikhlas
karena Allah SWT dan sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Sholat merupakan rukun Islam yang mencakup seluruh rukun Islam
yang lain. Sholat juga merupakan tiang agama Islam sehingga wajib
dilaksanakan lima kali salam sehari semalam dan ketika dilakukan
secara berjamaah maka pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah
SWT.28 Adapun nilai-nilai pendidikan jiwa dalam shalat, yaitu:
1) Sebagai.ketenangan jiwa.
2) Sebagai ketentraman hidup bermasyarakat29.
b. Pengajiann
Muhzakir (dalam Makruf) menyatakan bahwa pengajian
merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyebut berbagai
macam kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Perihal hal tersebut menerangkan bagaimana dalam sebuah pengajian
terdapat sebuah kegiatan agama yang dapat dipelajari secara bersama
sama. Sudjoko Prasodjo menerangkan pengertian pengajian sebagai
kegiatan yang bersifat pendidikan terhadap khalayak umum.
Penjelasan mengenai pengertian pengajian tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebuah pengajian merupakan kegiatan yang
terbentuk dalam sebuah kelompok belajar mengajar dalam usaha
mendalami ilmu keagamaan secara bersama sama. Kegiatan
pengajian biasanya dilakukan secara rutin setiap minggu ataupun
setiap bulan yang dilakukan oleh para ustadz. Kiai dan para tokoh
agama.
28
Arif Rahman. Panduan Sholat Wajib Dan Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah Saw.
(Surakarta : Shahih : 2016). Hal 9
29
Masganti. Psikologi Agama. (Medan: Perdana Publishing, 2011). Hlm. 124-129
21

Pengajian dalam masyarakat identik dengan sholawatan,


yasinan dan pembacaan doa-doa serta ayat-ayat yang terdapat dalam
kitab suci Al-Qur’an, semua itu merupakan bacaan wajib yang
diulang dalam setiap kegiatan pengajian30.
c. Pendidikan Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang bersifat
mukjizat yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul dengan
perantara jibril diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, membaca
Al-Qur’an terhitung ibadah dan tidak ditolak kebenarannya 31.
Mempelajari Al-Qur’an adalah kewajiban. Salah satu bagian
mempelajari Al-Qur’an yaitu membaca Al-Qur’an. Kegiatan
membaca Al-Qur’an merupakan suatu ibadah, karena setiap huruf
yang dibaca mengandung pahala. Pendidikan baca Al-Qur’an ini
biasanya dilakukan dengan cara mengenal huruf, belajar tajwid,
belajar panjang pendek serta belajar melantunkan ayat Al Quran
dengan lantunan-lantunan yang indah .Pendidikan baca Al-Qur’an
tidak dapat dinomor duakan dan sebaiknya dimulia sejak usia dini.
Karena sudah lancar membaca serta dapat memahami maknanya
maka akan semakin baik. Karena hidup berlandaskan Al-Qur’an
dapat menjamin kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat32.
d. Peringatan Hari Besar Islamm
Kegiatan ini adalah suatu kegiatan tahunan yang di laksanakan
untuk memperingati atau mensyukuri atas datangnya hari tersebut.
Kegiatan ini biasanya di isi dengan tausyiah ataupun ceramah agama
yang diberikan oleh ustaz ataupun penceramah dan acara-acara
lainnya. Adapun hari besar Islam yaitu Maulid Nabi, Isra Mi’raj,
muharram dan lain sebagainya.
3. Dasar Dan Tujuan Kegiatan Keagamaan
30
Catur Yunianto. Pernikahan Dini Dalam Perspektif Hukum Perkawinan. (Bandung :
Nusamedia, 2018). Hal 76
31
Imam Musbikin. Mutiara Al-Qur’an. (Yogyakarta : Jaya Star Nine, 2014). Hal 341.
32
Nur’aini. Metode Pengajaran Al-Qur’an Dan Seni Baca Al-Qur’an Dengan Ilmu Tajwid..
(Semarang : Cv Pilar Nusantara, 2020). Hal. 17.
22

a. Dasar Kegiatan Keagamaan


Kegiatan kegamaan memiliki landasan. Kegiatan agama secara
umum disandarkan pada firman Allah dan sabda Rasulullah. Allah
SWT. berfirman dalam Q.S. An-Nisa’ ayat 59:

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan


taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika
kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. Surat An-Nisa
: 59).

Ayat diatas menjelaskan kepada manusia bahwa Allah dan


Rasul adalah dasar otentik (asli) dari agama Islam, hal ini berarti
bahwa seluruh aspek kehidupan tidak bisa dilepaskan dari sandaran
Al-Quran dan Hadis termasuk kegiatan keagamaan yang bernuansa
ibadah atau sosial.

b. Tujuan Kegiatan Keagamaan


Tujuan manusia hidup di dunia ini yaitu semata-mata hanya
untuk pengabdian diri kepada Allah SWT, oleh karena itu setiap
kegiatan tidak terkecuali kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di
Masjid atau lainnya jelas untuk penunjang pengabdian. Kegiatan
keagamaan mempunyai tujuan antara lain :
a) Membangun dan membina hubungan yang teratur dan serasi
antar manusia dengan Allah SWT, manusia dengan manusia,
manusia dengan lingkungan, dalam rangka membina masyarakat
yang bertaqwa kepada Allah.
23

b) Memberikan, inspirasi, motivasi dan stimulasi agar potensi


remaja dapat berkembang dan di aktif kan secara maksimal.
c) Menambah ilmu pengetahuan agama.
d) Menjalin serta memperkuat tali silaturahmi

D. Penelitian Terdahulu

Dengan adanya kajian peneliti terdahulu, akan memudahkan kita untuk


mengetahui perkembangan dan perbedaan antara sekolah satu dengan sekolah
lainnya, baik dalam kurikulum, metode, maupun kinerjanya. Kajian peneliti
terdahulu juga biasa disebut dengan kajian pustaka. Berikut adalah penelitian
terdahulu yang peneliti ambil :
1. Peneltian terdahulu yang dilakukan oleh Danita Rahmi Prasasti (2022)
dengan judul “Peran Ikatan Remaja Masjid Nurul Mukmin Dalam
Meningkatkan Kegiatan Keagamaan Remaja Di Desa Karangasem Tahun
2021/2022”. Permasalahan pada penelitian ini adalah kurangnya aktif para
remaja di desa Karangasem tersebut dalam mengadakan kegiatan
keislaman. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Ikatan
Remaja Masjid Nurul Mukmin dalam meningkatkan kegiatan keagamaan
remaja di Desa Karangasem tahun 2021/2022. Metode yang digunakan
adalah penelitian lapangan (field research) yang menggunakan pendekatan
fenomenologi kualitatif. Dalam pengumpulan datanya menggunakan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi dan menggunakan teknik
analisis reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Ikatan Remaja
Masjid Nurul Mukmin dalam meningkatkan kegiatan keagamaan remaja di
Desa Karangasem yaitu kegiatan keagamaan yang sudah berjalan banyak
memberikan kegiatan-kegiatan yang positif pada remaja dan pembinaan
tentang agama.
2. Peneltian terdahulu yang dilakukan oleh Nova Ifti Asmita (2021) dengan
judul “Peran Ikatan Remaja Masjid Nurul Hidayah Dalam Meningkatkan
Kegiatan Keagamaan Masyarakat Di Desa Dalan Lidang Kecamatan
24

Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal”. Permasalahan pada penelitian


ini adalah banyaknya masyarakat yang malas dan lalai untuk beribadah
atau berkegiatan keagamaan dan kurangnya peran pemerintah dan publik
figur sebagai suri tauladan bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana peran bimbingan ikatan remaja masjid dalam
meningkatkan kegiatan keagamaan di masyarakat di Desa Dalan Lidang
Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal dan melihat kondisi
keagamaan masyarakat sebelum dan sesudah dibentuknya IKRAM.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menggunakan analisis
data model miles dan huberman. Tahapan analisis data terdiri dari reduksi
data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Tekhnik pengumpulan data
yang digunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa peran bimbingan Ikatan Remaja Masjid dalam
meningkatkan kegiatan keagamaan di Masyarakat di Desa Dalan Lidang
dalam pelaksanaannya meliputi 4 peran utama, pertama, mengajarkan dan
mencontohkan tingkah laku baik yang mengacu pada Al-Quran dan Hadis.
Kedua, memberikan arahan kepada pemerintah desa agar selalu
mengawasi dan mengajarkan kepada masyarakat tentang sikap dan
perilaku yang baik. Ketiga, mengisi lembaga-lembaga pengajaran agama
islam seperti pengajian rutin terutama masyarakat. Keempat, memberikan
arahan agama kepada masyarakat agar selalu berkegiatan kegamaan di
keluarga dan bermasyarakat.
3. Peneltian terdahulu yang dilakukan Nurkeke Roma A Manik (2021)
dengan judul “Peran Remaja Masjid Al Ikhlas Dalam Meningkatkan
Kegiatan Keagamaan Di Masyarakat Desa Panji Bako Kecamatan Sitinjo
Kabupaten Dairi”. Permasalahan pada penelitian ini adalah kurang
aktifnya remaja masyarakat dala memakmurkan dan mengelola masjid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran remaja masjid dalam
meningkatkan kegiatan keagamaan di masyarakat Desa Panji Bako
Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif yang mana penelitian kualitatif ini menghasilkan
25

data berupa deskripsi (tulisan) atau lisan untuk menggambarkan keadaan


yang ada dari orang-orang yang di wawancarai. Adapun teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah melakukan observasi lapangan,
melakukan wawancara serta dokumentasi. Hasil penelitian ini bahwa
remaja Masjid Al Ikhlas yang ada di Desa panji Bako dalam menjalankan
perannya dalam meningkatkan kegiatan keagamaan sudah cukup baik
terlihat dari beberapa akitifitas kegiatan keagamaan yang di lakukan.
Adapun peran remaja masjid Al Ikhlas dalam meningkatkan kegiatan
keagamaan ialah: 1. Berpartisipasi dalam memakmurkan masjid, 2.
Sebagai penggerak dan pendorong masyarakat, 3 mendukung kegiatan
takmir Masjid, 4. Wahana Pendidikan danPembinaan remaja Masjid.
Dari beberapa penelitian diatas terdapat persamaan dan perbedaan
dengan yang akan penulis lakukan. Adapun persamaan ketiga penelitian
terdahulu dengan penelitian yang penulis bahas adalah pada variabel bebas
yaitu sama-sama membahas tentang peran ikatan remaja masjid, metode
penelitian yang digunakannya pun sama-sama menggunakan metode
kualitatif. Selain itu, variabel terikat yang akan penulis lakukan sama
dengan tiga penelitian terdahulu yakni tentang meningkatkan kegiatan
keagamaan. Permasalahan yang penulis dapatkan sama dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Nurkeke Roma A Manik (2021) dan Danita
Rahmi Prasasti (2022) yakni kurang aktifnya remaja dalam mengadakan
kegiatan keislaman serta mengelola masjid. Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Nova Ifti Asmita (2021) juga memiliki persamaan
permasalahan dengan penelitian yang akan penulis lakukan yakni
banyaknya masyarakat yang malas dan lalai untuk beribadah atau
berkegiatan keagamaan.

Adapun perbedaan beberapa penelitian terdahulu diatas dengan penelitian


yang akan penulis lakukan yaitu pada lokasi penelitian, lokasi penelitian
yang dilakukan oleh Danita Rahmi Prasasti (2022) dilakukan di Desa
Karangasem Tahun 2021/2022. Penelitian yang dilakukan oleh Nova Ifti
26

Asmita (2021) dilakukan di Desa Dalan Lidang Kecamatan Lingga Bayu


Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian yang dilakukan oleh Nurkeke Roma
A Manik (2021) dilakukan di esa Panji Bako Kecamatan Sitinjo Kabupaten
Dairi. Sedangkan, lokasi penelitian yang penulis lakukan adalah di
Kelurahan Kebonbaru Kota Cirebon.
27

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Jenis


penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sifatnya mendasar dan naturalistis
atau bersifat alamiah tidak dan hanya bisa dilakukan di lapangan oleh sebab
itu penelitian semacam ini sering disebut dengan penelitian lapangan atau
field study33. Penelitian kualaitatif digunakan untuk melihat dan
mengungkapkan suatu keadaan maupun suatu objek dalam konteksnya,
menemukan makna atau pemahaman yang mendalam tentang suatu masalah
yaang di hadapi34.

B. Waktu dan tempat penelitian

1. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2024, dengan kisaran
waktu kurang lebih selama 2 bulan.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang dilakukan peneliti berlokasi di Kelurahan
Kebonbaru Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon provinsi Jawa Barat 12830.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan


hasil penelitian. Istilah yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian
adalah responden yaitu orang yang memberi respon atau suatu perlakuan yang
diberikan kepadanya di kalangan peneliti kualitatif istilah responden atau
sample penelitian disebut dengan istilah informan itu orang yang memberi

33
Abdassamad, Z. Metode Penelitian Kualitatif. (Makassar: Syakir Media Press, 2021).
34
Yusuf, M. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. (Jakarta:
Kencana, 2017).
28

informasi tentang data yang dinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian


yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan35.
Subyek penelitian kualitatif ini adalah orang-orang yang berhubungan
langsung dalam memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar suatu
objek penelitian (Muzakki, 2021). Subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah pengurus ikatan remaja masjid serta tokoh masyarakat kelurahan
Kebonbaru.

D. Sumber Data

Adapun sumber data yang peneliti dapatkan bersumber dari dua


sumber, yaitu data primer dan sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data dasar atau data yang diperoleh langsung
dari narasumber sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian
lapangan yang dilakukan baik melalui pengamatan (observasi), wawancara
ataupun penyebaran kuesioner36.
Penelitian ini menggunakan sumber data primer melalui observasi
dan wawancara. Dalam penelitian ini sumber data atau sumber
informasinya berasal dari engurus dan anggota ikatan remaja masjid serta
tokoh masyarakat kelurahan Kebonbaru.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak
lain, bukan oleh periset sendiri untuk tujuan yang lain. Hal ini
mengandung arti bahwa periset sekadar mencatat, mengakses dan meminta
data tersebut ke pihak lain yang telah mengumpulkannya di lapangan.37
Adapun data sekunder yang peneliti dapatkan berupa data
mengenai profil kelurahan kebonbaru, data pengurus ikatan remaja masjid
dan tokoh masyarakat.
35
Fitrah, L. D. Metodologi Penelitian. (Sukabumi: Cv Jejak, 2017).
36
Efendi, J. I. Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris. (Depok: Prenada Media
Group, 2018)
37
Hermawan, A. d. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.
(Malang: Media Nusa Creative, 2016).
29

E. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi
(pengamatan), interview (wawancara) dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan secara langsung terhadap objek
yang diteliti38. Pada penelitian ini, peneliti mengamati peran ikatan remaja
masjid dalam meningkatkan kegiatan keagaman di kelurahan Kebonbaru.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah proses komunikasi interaksi antara dua orang
yang dilakukan dengan cara tanya jawab. Wawancara merupakan interaksi
tatap muka secara personal dimana satu orang bertanya, kepada satu orang
yang diwawancarai untuk menggali permasalahan yang sedang diteliti39.
Adapun wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah
wawancara mendalam mendalam (in-depth interview) yaitu dilakukan
dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapat data
lengkap dan mendalam40. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan
kepada pengurus dan anggota ikatan remaja masjid serta tokoh masyarakat
kelurahan Kebonbaru. Narasumber tersebut merupakan kunci dari
informasi (key informan) dalam penelitian ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang akan peneliti kumpulkan adalah berupa data
mengenai mengenai profil kelurahan kebonbaru, data pengurus ikatan
remaja masjid dan tokoh masyarakat. Selain itu dokumentasi yang peneliti
kumpulkan berupa foto dokumentasi ketika penelitain berlangsung.
F. Uji Keabsahan Data
Dalam uji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pengambilan data dengan pemanfaatan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

38
Khasanah, U. Pengantar Micro Teaching. (Yogyakarta: Cv Budi Utama, 2020).
39
Fadhallah. Wawancara. (Jakarta Timur: Unj Press, 2021).
40
Wijaya, U. H. Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian Pendidikan.
(Makassar : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2020)
30

pembanding terhadap data itu41. Peneliti akan membandingkan data hasil


pengamatan, wawancara dan dengan data dokumen lainnya. Triangulasi yang
digunakan oleh penulis terdiri dari 3 tahap yakni triangulasi sumber, teknik
dan waktu.
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek baik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif42. Artinya, triangulasi sumber
dilakukan apabila terdapat sumber yang tidak sesuai dengan harapan dan
belum menjawab rumusan masalah dalam penelitian, maka peneliti akan
melakukan triangulasi sumber untuk menselaraskan data yang didapat.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh
dengan cara observasi atau dokumentasi. Hasil dari teknik ini
menghasilkan data yang berbeda maka peneliti melakukan diskusi lebih
lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk
memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semua benar
karena sudut pandangnya berbeda-beda.43
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan ulang
terhadap data di lain waktu atau situasi berbeda. Kadang kala hasil
wawancara pada suatu waktu jika diulang kembali kerap berbeda sehingga
perlu menghasilkan ulang. bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda
maka dilakukan secara berulang-ulang hingga sampai ditemukan hasil
yang relevan.44

41
Rusdiana, N. D. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Tinggi. (Bandung: Pusat
Penelitian Dan Penerbitan, 2016)
42
Rusdiana, N. D. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Tinggi. (Bandung: Pusat
Penelitian Dan Penerbitan, 2016)
43
Bachtiar. Mendesain Penelitian Hukum. (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2021) Hal 20
44
Ibid, hal 34
31

G. Teknik Analisis Data

Secara umum penelitian kualitatif dalam melakukan analisis data banyak


menggunakan model analisis yang dicetuskan oleh Miles dan Huberman yang
sering disebut dengan metode analisis data interaktif. Mereka mengungkapkan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung dengan tiga tahap, yaitu reduksi data, display data dan
kesimpulan atau verifikasi.
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum dan memilih hal-hal yang
pokok-pokok serta memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari
tema dan polanya, dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data.
b. Display data (penyajian data)
Penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel grafik,
piktogram dan sebagainya melalui penyajian data tersebut maka data
terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan sehingga akan
semakin mudah dipahami. Beda halnya dalam penelitian kualitatif dimana
penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan
antara kategori dan sejenisnya.
c. Penarikan kesimpulan (Verifikasi)
Langkah ketiga dalam analisis yaitu penarikan kesimpulan.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh keutuhan
data, tiap hari dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data maka kesimpulan yang ditemukan merupakan
kesimpulan yang kredibel.45
45
Wijaya, U. H. Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam Penelitian Pendidikan.
(Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2020).
32

DAFTAR PUSTAKA

Abdassamad, Z. 2021. Metode Penelitian Kualitatif. Makassar: Syakir Media


Press.

Alviani, d. R. 2018. Semua Gara-Gara Rohis. Sukabumi: CV Jejak.

Arif Rahman. 2016. Panduan Sholat Wajib Dan Sunnah Sepanjang Masa
Rasulullah SAW. Surakarta : Shahih.
Aris Wahyu Setiawan. 2016. Peran Pegawai dalam Pelayanan Pembuatan Paspor.
eJournal Ilmu Pemerintahan. Volume. 4, Nomor 1.

Asmita, N. I. 2021. Peran Ikatan Remaja Masjid Nurul Hidayah Dalam


Meningkatkan Kegiatan Keagamaan Masyarakat Di Desa Dalan Lidang
Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal.
Asmita, N. I. 2021. Peran Ikatan Remaja Masjid Nurul Hidayah Dalam
Meningkatkan Kegiatan Keagamaan Masyarakat Di Desa Dalan Lidang
Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal.

Bachtiar. 2021. Mendesain Penelitian Hukum. Yogyakarta: CV Budi Utama


Catur Yunianto. 2018. Pernikahan Dini Dalam Perspektif Hukum Perkawinan.
Bandung : Nusamedia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.

Efendi, J. I. 2018. Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris. Depok:


Prenada Media Group.

Effendy, Onong Uchajana. 2005. Ilmu Komuniakasi Teori Dan Prektek.


Bandung : Rosdakarya.
Elsa Salsabila. Dkk. 2023. Upaya Peningkatan Partisipasi Pemuda Melalui
Kegiatan Sosial Remaja Masjid Al Ikhlas Di Lingkungan Karang Taliwang
Kota Mataram. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar. Vol. 08. No. 02.
Erisandi, A. I. 2019. Implementasi Perencanaan Program Ikatan Remaja. Jurnal
Manajemen Dakwah, 4 (4).

Fadhallah. 2021. Wawancara. Jakarta Timur: Unj Press


Fitrah, L. D. 2017. Metodologi Penelitian. Sukabumi: Cv Jejak.

Fukhoiroh, A. J. 2022. Peran Ikatan Remaja Masjid Al-Khoir Dalam Syiar Islam
Di Desa Bubulak Tanjung Pura Karawang. Jurnal Keislaman dan Ilmu
Pendidikan. Vol. 4. No. 3.
Ghazali, M. B. 2018. Kesehatan Mental . Bandar Lampung: Harikindo Publising.
Hasan, d. A. 2005 . Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Nasional Balai
Pustaka.
33

Hermawan, A. d. 2016. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif dan


Kualitatif. Malang: Media Nusa Creative.

Icep Irham Fauzan Syukri. Dkk. 2019. Pengaruh Kegiatan Keagamaan Terhadap
Kualitas Pendidikan. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam. Vol. 7, No. 1.
Imam Musbikin. 2014. Mutiara Al-Qur’an. Yogyakarta : Jaya Star Nine.
Iskandar A. Ahmad. 2018. Memakmurkan Rumah Allah. Sukabumi : CV Jejak.
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suryanto. 2010. Sosiologi: Teks Pengantar dan
terapan. Jakarta: Kencana Media Group.
Khasanah, U. 2020. Pengantar Micro Teaching. Yogyakarta: Cv Budi Utama

Manik, N. R. 2021. Peran Remaja Masjid Al Ikhlas Dalam Meningkatkan


Kegiatan Keagamaan Di Masyarakatdesa Panji Bako Kecamatan
Sitinjokabupaten Dairi.

Masganti. 2011. Psikologi Agama. Medan: Perdana Publishing.


Maulana. 2023. Peran Remaja dalam Memakmurkan Masjid from http//: www.
DatastatistikIndonesia.com
Muhaimin. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.

Muhammad Amrullah. 2023. Strategi Komunikasi Islam Ikatan Remaja Masjid


Baitul Muttaqien Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pemuda Rw
06 Desa Waru Jaya Melalui Instagram.

Nur’aini. 2020. Metode Pengajaran Al-Qur’an Dan Seni Baca Al-Qur’an Dengan
Ilmu Tajwid. Semarang : CV Pilar Nusantara.

Nyimas, N. 2017. Strategi Pengembangan Kegiatan Keagamaan Anak Usia Dini


Di TK Harapan Ibu Tanah Mas Banyuasin. El-Ghiroh. Vol. 13. No. 2

Puspitasari, I. 2019. Kontruksi Sosial Perilaku Keagamaan Siswa. Surabaya : UM


Surabaya Publishing.
Rusdiana, N. d. 2016. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Tinggi. Bandung:
Pusat Penelitian dan Penerbitan.
Sarlito Irawan Sarwono. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Siswanto, B. 2019. Peranan Masjid Dalam Membentuk Karakter Akhlak Muslim
Mahasiswa STSN. Tadrib. Vol. 5, No. 1.
_______. 2005. Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid. Jakarta: Pustaka
Alkautsar.

Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu pengantar. Surabaya: Raja Wali Pers.

Sulaiman, F. d.-F. 2022. eran Remaja Masjid dalam Meningkatkan Kemakmuran


Masjid Sabilil Jannah di Kampung Doy, Banda Aceh. Jurnal Riset Dan
Pengabdian Masyarakat. Vol. 2, No. 1.
34

Syukri, D. I. 2019. Pengaruh Kegiatan Keagamaan terhadap Kualitas Pendidikan.


Jurnal Penelitian Pendidikan Islam.. Vol. 7, No. 1.
Wakhidatul Khasanah. Dkk. 2019. Peranan Remaja Masjid Ar-Rahman Dalam
Pembentukan Karakter Remaja Yang Religius Di Desa Waekasar
Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru. Jurnal Kuttab. . Vol. 1. No. 1.

Wijaya, U. H. 2020. Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam Penelitian


Pendidikan. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

Yusuf, M. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian


Gabungan. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai