Anda di halaman 1dari 9

PELAKSANAAN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN SOSIAL KEAGAMAAN

PADA REMAJA ISLAM MASJID ( RISMA) TELOGOREJO BATANGHARI


LAMPUNG TIMUR

Disusun oleh : Rifqi Prayudha Wijaya (2204011020)


Fakultas Usuludin Adab Dan Dakwah Islam IAIN
Metro rifqyprayudhawijaya23@gmail.com

ABSTRAK

Mengajak ke jalan Allah adalah wajib hukumnya, keberhasilan ajaknya


mencerminkan prospek pengembangan Islam dimasa mendatang. Sebab maju mundurnya
agama terletak di tangan-tangan remaja. Hal ini terbukti dari kemalasan-kemalasan para
pemuda dalam menuntup ilmu agama serta malas dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
keagamaan. Disinilah perlunya sebuah pelaksanaan dakwah dalam penyelenggaraan
kegiatan keagamaan, Agar pengelolaan dan pergerakan dalam proses kegiatan keagamaan
berlangsung efektif dan efisien. Fenomena dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan para
remaja sekitar masjid realitasnya menujukan bahwa remaja tersebut belum optimal dalam
menujukan eksistensinya sebagai remaja yang gemar akan kegiatan-kegiatan di masjid. Ada
banyak factor baik alamiah maupun social, tentu semuanya berkaitan dengan sifat manusia
sebagai agen perubahan yang dinamis, selalu bergerak, berubah dan berkembang. Rumusan
dari penelitian ini adalah Pertama, Bagaimana pelaksanaan dakwah untuk peningkatan
kegiatan sosial keagamaan pada Remaja Islam Masjid Agung Desa Telogorejo.

Kata kunci: pelaksanaan dakwah, kegiatan sosial.


PENDAHULUAN

Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial
dan ibadah di lingkungan masjid. Remaja masjid merupakan salah satu alternative
pembinaan remaja yang terbaik. Melalui organisasi tertentu, mereka memperoleh
lingkungan yang Islami serta dapat mengembangkan kreatifitas. Kehidupan remaja masjid
tidak muncul begitu saja. Akan tetapi timbul melalui usaha-usaha penyenggaraan kegiatan
kemasjidan dan akhirnya dibentuklah organisasi remaja masjid.
Keberadaan remaja masjid saat ini telah menjadi salah satu wadah favorit kegiatan
remaja muslim dan umumnya, meskinpun keberadaannya masjih terdapat hambatan, baik
dari segi pola pengkaderan, program kerja dan cara meningkatkan kegiatan. Namun
hambatan tersebut, secara umum masyarakat sudah dapat menerima atas kehadirannya. Hal
ini sangat perlu dan mutlak keberadaannya dalam menjamin cara makmurnya suatu masjid
sehingga fungsi dinamika masjid itu sendiri dapat di pertahankan keeksistensiannya.
Pembagian tugas dan wewenang dalam remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi
yang menggunakan konsep Islam dengan menerapkan asas musyawarah dan muafakat
disetiap aktivitasnya.
Remaja masjid memiliki peran yang sangat penting karena remaja masjid
merupakan organisasi yang benar-benar memikirkan perkembangan Islam dan strategi
untuk meningkatkan sosial keagamaan. Remaja masjid memegang peranan dalam
penyebaran budaya dan cara meningkat kegiatan Islam. Melalui remaja masjid secara
bertahap kita dapat menanamkan nilai-nilai Islam pada anak, sehingga dapat membentengi
generasi Islam dalam setiap aktivitasnya.
Fenomena dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para remaja sekitar masjid
realitasnya menunjukan bahwa remaja tersebut belum optimal dalam menujukan eksistensi
sebagai remaja yang gemar kegiatan-kegiatan di masjid. Disinilah remaja masjid dalam
peningkatan sosial keagamaan untuk para remaja. Oleh karena itu organisasi remaja masjid
akan menunjang optimalisasi pelaksanaan program melalui suatu kegitan yaitu pendidikan
dan pelatihan bagi anggota dan pengurus, menjalin silaturrahim dengan organisasi remaja
masjid lain, menyelenggarakan kajian Islam secara rutin, terselenggarakan peringatan hari-
hari besar Islam dan peringatan hari lahir organisasi, terselenggaraan misi dan ikatan baik
secara internal maupun eksternal, dll.
A. KAJIAN TEORI

1. Dakwah Islam

Dakwah dalam Islam adalah mengajak manusia dengan hikmat kebijaksanaan


untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya (Yaqub, 1973: 5). Sementara itu Al
Maududi juga mengatakan bahwa dakwah adalah panggilan, tapi panggilan bukan sekedar
panggilan.
Dakwah adalah panggilan Illahi dan Rasul-Nya, yang merupakan panggilan adab,
mengajak manusia untuk memiliki nilai-nilai suci dan agung (Maududi, 1984: 1). Hal
senada dikemukakan pula oleh Helmy yang mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak
dan menggerakkan manusia agar mentaati ajaranajaran Allah (Islam) sehingga Islam
dilaksanakan dalam kehidupan, dalam arti yang luas untuk memperoleh kebahagiaan di
dunia dan akherat.1

Secara istilah pengertian Dakwah sangat beragam, hal ini bergantung pada sudut
pandang dan pemahaman para pakar dalam memberi pengertian dakwah itu, sehingga yang
diberikan para pakar yang satu dengan yang lain sering terdapat persamaan. Untuk lebih
jelasnya beberapa defenisi dakwah menurut para ahli. Menurut Abu Bakar Aceh yang
dikutip oleh Totok Jurnantorc dalam bukunya Psikologi Dakwah, menulis defenisi dakwah,
adalab perintah mengadakan seruan kepada manusia untuk kembali dan hidup sepanjang
ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasehat yang baik.
Jadi Abu bakar Aceh mendepenisikan dakwah, di awali dengan kata-kata perintah
mengadakan seruan kepada manusia.2

2. Peran sosial Keagamaan

Peran sosial keagamaan kalau kita uraikan terdiri dari tiga kata yaitu; peran, sosial,
dan keagamaan. Oleh sebab itu sebelum diambil pemahaman tentang peran sosial
keagamaan, terlebih dahulu akan dijelaskan definisi dari ketiga kata tersebut dari berbagai
aspek: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran berarti pemain, pelaku, seperti

1
Wahyu Iryana, Budi Sujati, dan Endang Sari Wahyuni, “GERAKAN DAKWAH MUHAMMADIYAH DI
CIANJUR 1970-2012,” SINAU : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora 8, no. 2 (26 Oktober 2022): 108–25,
https://doi.org/10.37842/sinau.v8i2.107.
2
Novri Hardian, “DAKWAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADITS,” t.t.
dalam film ada pemain sebagai tokoh atau bertingkah laku seperti seseorang yang
diceritakan dalam film, lawak dan sebagainya.3

Sedangkan istilah sosial sering diartikan dengan hal-hal yang berhubungan dalam
masyarakat, seperti kehidupan kaum miskin, kehidupan orang berada, kehidupan nelayan
dan seterusnya. Harus diakui bahwa manusia merupakan mahluk sosial karena manusia
tidak bisa hidup tanpa berhubungan dengan manusia yang lain bahkan untuk urusan sekecil
apapun kita tetap membutuhkan orang lain untuk membantu kita.4

B. METODE PENELITIAN

Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian


kualitatif. Sugiono 2005 menjelaskan, Metode Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana
peneliti merupakan instrumen kunci , sedangkan Menurut pendapat Moleong
(2005:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. 5 Metode kualitatif menggunakan jenis
pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang hasilnya berupa data-data deskriptif melalui
fakta-fakta dan observasi dari kondisi alami sebagai sumber langsung dengan instrumen
dari peneliti sendiri.

3
M Noupal dan Sri Aliyah, “PERAN SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA MASJID DI KELURAHAN PIPA
REJA KECAMATAN KEMUNING PALEMBANG,” t.t.
4
Noupal dan Aliyah.
5
Nova Yanti, “Peranan Remaja Masjid Muslimin Dalam Implementasikan Pendidikan Akhlak Di RW 07
Kelurahan Babussalam Duri,” Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE) 2, no. 2 (30 Juli
2020): 199, https://doi.org/10.29300/ijsse.v2i2.3459.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Sosial Remaja Masjid

Sebelum memaparkan lebih jauh tentang peran sosial keagamaan remaja masjid,
terlebih dahulu akan dikemukakan organisasi remaja masjid yang dilakukan penelitian oleh
penulis adalah “ Remaja Islam Masjid ” (RISMA) yang berada di masjid Agung Jami’
Mamba’ul Ulum, terletak di Desa Telogorejo, Batanghari Lampung Timur. Menurut
keterangan dari pimpinan Ustd.Mafrohim, berdirinya Remaja Islam Masjid pada tahun
2010, waktu itu beliau sedang mengejar ilmu di pondok pesantren salah satu di kota
Yogyakarta, kemudian saat ini ketua dipimpin oleh saudara Abrori dan para anggota yang
lain, disetiap tahunya Remaja Islam Masjid ini berganti pengurus dan selalu menjalani
kegiatan sosial dakwah agama.

Mengadakan Pelatihan Kepada Anggota dan Pengurus. Sebagaimana dijelaskan oleh


Pimpinan Ustd. Mafrohim dalam menjawab pertanyaan penulis tentang program kerja
kepengurusan. Adapun pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh anggota Remaja
Islam Masjid adalah sebagai berikut :

a. Belajar membaca Alqur’an


b. Belajar fiqih seperti azan, iqomah, dan cara shalat yang benar, serta
belajar menjadi bilal sholat jum’at dan shalat tarawih.
c. Pengembangan diri, belajar cara memimpin yasin, tahlil dan do’a,
d. Belajar nasyid dan kesenian rebana.

Adapun kegiatan yang biasa dilakukan oleh para anggota dan pengurus
serta melibatkan seluruh masyarakat Desa Telogorejo setiap malam selasa Pon
dilakukan sholawat simtuduror yang di lakukan pada halaman Masjid Agung
Gambar 1.1 acara sholawat malam selasa pon

Dari hasil observasi penulis serta hasil wawancara penulis dengan beberapa nara
sumber di atas dapat dipahami bahwa cara dakwah kali ini dengan menggunakan media
sholawat yang dilakukan oleh remaja silam masjid sangat penting dan berguna bagi
pengembangan para remaja, serta bermanfaat untuk masyarakat, terbukti dengan
adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anggota risma tersebut, banyak remaja
yang bisa tampil dimasyarakat.

Kemudian penulis menanyakan tentang apakah remaja islam masjid pernah


menerima penghargaan atau prestasi yang telah dicapai, suadara abrori menjelaskan;
“untuk penghargaan atau prestasi yang dicapai sampai saat ini ada, baik tingkat kelurahan
maupun tingkat kecamatan, walaupun pengurus sering mengirim peserta untuk mengikuti
lamba baca alqur’an dan lomba nasyid di masjidmasjid yang mengadakan acara lomba
tersebut, alhamdulilah hasilnya suidah memuaskan .”

Gambar 1.2 prestasi yang didapat


Peran Sosial Kemasyarakatan.

Peran sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh Ikatan Remaja Masjid Amal
sesuai dengan program kerja kepengurusan adalah sebagai berikut :

a. Membantu pemasangan plang


b. Membantu pada pengajian PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)

Gambar 1.3 pemasangat plang warga desa

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh ramaja islam masjid yang
dilakukan diperuntukkan untuk membantu masyarakat desa bahwa remja islam masjid
desa Telogorejo juga dpat bersosialisasi dan mengerti lingkungan sekitar.

Gambar 1.4 pengajian PHBI


Kegiatan ini dilakukan rutin setiap peringatan hari besar islam, kemudian remaja
islam masjid tersebut akan ikut serta membantu dam melancarkan kegiatan pengajian
tersebut sehingga kegiatan ini bertujuan untuk membantu masyarakat dan serta
menyebarkan dahwah lewat pengajian yang dilakukan.

Faktor-faktor Pendukung.

Faktor-faktor yang mendukung kegiatan remaja islam masjid menurut observasi


penulis adalah sebagai berikut;

 Pertama, dari anggota Remaja Islam Masjid itu sendiri, karena dilihat
dari kepengurusannya banyak pengurus dan anggota yang sedang
mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, serta para pengurus, dan
perangkat Desa Telogorejo itu sendiri.
 Kedua remaja remaja yang berada dilingkungan sekitar Masjid Jami
Mambaul Ulum, para Karang Taruna Desa Telogorejo.
 faktor yang mendukung terlaksananya kegiatan Remaja Islam Masjid adalah
para ustad, para da’i yang tidak bosan-bosanya memberikan bimbingan.

D. KESIMPULAN
a. Peran Sosial Remaja Masjid
b. Peran sosial kemasyarakatan

Faktor-faktor yang mendukung kegiatan remaja islam masjid menurut observasi


penulis adalah sebagai berikut;

 Pertama, dari anggota Remaja Islam Masjid itu sendiri, karena dilihat
dari kepengurusannya banyak pengurus dan anggota yang sedang
mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, serta para pengurus, dan
perangkat Desa Telogorejo itu sendiri.
 Kedua remaja remaja yang berada dilingkungan sekitar Masjid Jami
Mambaul Ulum, para Karang Taruna Desa Telogorejo.
 faktor yang mendukung terlaksananya kegiatan Remaja Islam Masjid adalah
para ustad, para da’i yang tidak bosan-bosanya memberikan bimbingan.
DAFTAR PUSTAKA

Hardian, Novri. “DAKWAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADITS,” t.t.


Iryana, Wahyu, Budi Sujati, dan Endang Sari Wahyuni. “GERAKAN DAKWAH
MUHAMMADIYAH DI CIANJUR 1970-2012.” SINAU : Jurnal Ilmu Pendidikan
dan Humaniora 8, no. 2 (26 Oktober 2022): 108–25.
https://doi.org/10.37842/sinau.v8i2.107.
Noupal, M, dan Sri Aliyah. “PERAN SOSIAL KEAGAMAAN REMAJA MASJID DI
KELURAHAN PIPA REJA KECAMATAN KEMUNING PALEMBANG,” t.t.
Yanti, Nova. “Peranan Remaja Masjid Muslimin Dalam Implementasikan Pendidikan
Akhlak Di RW 07 Kelurahan Babussalam Duri.” Indonesian Journal of Social
Science Education (IJSSE) 2, no. 2 (30 Juli 2020): 199.
https://doi.org/10.29300/ijsse.v2i2.3459.

Anda mungkin juga menyukai