Anda di halaman 1dari 5

Abstrak

Dalam kehidupan, manusia sebagai hamba Allah memiliki pendirian

dalam beragama, dan berusaha untuk tunduk dan taat kepada Allah melalui

pendidikan agama Islam. Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang

terencana dalam mempersiapkan manusia agar lebih mengenal, memahami,

menghayati iman, taqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran

agama Islam. Pendidikan agama Islam sangat penting bagi setiap muslim.

Terutama remaja, karena remaja merupakan masa transisi dari anak-anak

menuju dewasa, dimana remaja memiliki tingkat emosi yang tinggi yang sulit

dikendalikan, sehingga mudah terjerumus dalam pergaulan bebas.

Dalam mempelajari pendidikan agama Islam dapat diperoleh secara

formal, non formal maupun informal. Melalui sarana informal salah satunya

adalah organisasi IPNU yang ada di masyarakat. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode

deskriptif kualitatif. Hal tersebut digunakan untuk mendeskripsikan apa

kaitannya dengan peran IPNU dalam pendidikan pelajar di OKU Timur.

Objek penelitian ini adalah peran organisasi IPNU dalam membina dan

mengarahkan kader-kadernya. Sedangkan subyek penelitian adalah pembina

IPNU OKU Timur, Kader IPNU, to masyarakat dan subyek terkait

lainnya.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran organisasi IPNU dalam

pendidikan di kalangan pelajardan mahasiswa adalah sebagai Agent Of

change, Iron Stock, Social Control, sebagai wadah penyampaian Nahddlatul


Ulama untuk menyebarkan faham ahlussunah wal jamaah anahdliyah

dikalangan belajar dan mahasiswa untuk masyarakat. Peran tersebut

dilakukan dengan mendirikan Departemen-departemen di IPNU, antara lain:

departemen jaringan Sekolah dan Pesantren, departemen hubungan

masyarakat, departemen anti narkoba, departemen olahraga, departemen

organisasi dan kaderisasi, lembaga peringatan hari besar Islam dan lembaga

sosial yaitu berbagi takjil, santunan anak yatim, membantu korban bencana

alam dan koin mandiri untuk mahasiswa serta pelajar NU.


PENDAHULAN

Perkembangan demi perkembangan menuju kemajuan bangsa telah


dilalui dalam berbagai dinamika kehidupan. Mulai dari perjuangan melawan
penjajah, masa kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan era reformasi saat ini.
Pada masa-masa tersebut para pelajar putra maupun putri NU turut serta
mengambil bagian dalam partisipasinya di dunia pelajar dan pendidikan pasca
kemerdekaan.
Kaitannya dengan realitas sosial yang sedang bergerak di tengah
masyarakat, maka akan nampak kompleksitas problem yang tengah dihadapi
oleh masyarakat kita. Politik, ekonomi, budaya, pendidikan hingga
keagamaan tak luput dari terpaan masalah yang kian hari kian deras.
Sehingga berimbas pada konstruksi masyarakat yang kian tak jelas.
Kenyataan tersebut pada dasarnya menuntut sebuah peran aktif masyarakat
untuk mulai mengurai kompleksitas permasalahan yang hendaknya mampu
dipelopori oleh generasi penerus bangsa, yakni kaum muda.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwasanya kaum muda pada
umumnya didominasi oleh kaum pelajar. Berbicara tentang kaum pelajar
tidak dapat terlepas dari bagaimana sistem pendidikan khususnya di negeri
ini, mengkonstruk karakter dan moral pelajar yang tercermin pada realitas
saat ini. Wacana tentang bobroknya karakter dan moral bangsa ini cukup
dijadikan indikator bahwa sistem pendidikan masih belum optimal untuk
dapat membangun karakter serta moral generasi penerus bangsa yakni pelajar
negeri ini menjadi pelopor perubahan bagi bangsa ini.
Hari ini pelajar dan santri NU pasca reformasi memiliki peluang yang
lebih besar untuk maju sebagai Agent Of change, Iron Stock, Social Control,
dan sebagai wadah penyampaian Nahddlatul Ulama untuk menyebarkan
faham ahlussunah wal jamaah anahdliyah dikalangan belajar dan mahasiswa
untuk masyarakat didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki latar
belakang pendidikan yang lebih tinggi, perekonomian yang semakin membaik
untuk menunjang kehidupan berorganisasi.
Dewasa ini, kaum pelajar masih dan akan terus berperan aktif
memberikan sumbangsih bagi usaha-usaha mempercepat proses terwujudnya
cita-cita dan tujuan nasional yang terangkum dalam Pancasila dan UUD 1945
(yang diamandemen), disamping juga turut berperan dalam mewujudkan
demokratisasi bangsa Indonesia. Keberadaan dan peran aktif kaum pelajar di
OKU Timur ini, harus senantiasa diperbarui dan dikembangkan sesuai dengan
tuntutan zaman dalam pembangunan. Tentu saja agar pelajar dapat lebih
berperan secara optimal, maka mereka perlu terus dibina melalui berbagai
kegiatan kegiatan dalam wadah kepemudaan dan keterpelajaran, salah
satunya adalah IPNU.
Memasuki tahun 2022, 68 tahun IPNU dmengabdi untuk agama, nusa,
dan bangsa. Lahirnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Semarang
pada 24 Februari 1954 dari Jam’iyyah Diniyah WaI Ijtima’iyyah (organisasi
masyarakat keagamaan) Nahdlatul Ulama melalui KONBES PP LP.Ma’arif
NU adalah sebuah respon terhadap mendesaknya kebutuhan terhadap lahirnya
generasi penerus bangsa yang mampu membawa perubahan di tengah
permasalahan sosial yang terus berkecamuk. Oleh karenanya kaum muda NU
memandang perlu adanya sebuah sistem kaderisasi yang mampu mewadahi
serta membentuk karakter dan moral pemuda/i, khususnya pelajar, agar dapat
tercapainya proses penyadaran sedini mungkin.
Sebagai badan otonom termuda sekaligus generasi penerus perjuangan
Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU), IPNU juga merupakan tempat berhimpun
dan wadah komunikasi pelajar, santri, remaja, serta mahasiswa, baik putra
maupun putri NU. Di sisi lain, IPNU yang merupakan organisasi
kemasyarakatan pemuda sebagai bagian integrasi dan potensi muda Indonesia
yang menitikberatkan bidang garapannya pada pembinaan dan pengembangan
pelajar, santri, serta mahasiswa sebagai generasi muda bangsa yang
berkepribadian akhlaqul karimah. Pembinaan tersebut mencakup kegiatan-
kegiatan yang menunjang intelektualitas, kreatifitas, dan spiritualitas.
Tantangan-tantangan era modernisasi seperti sekarang ini mendorong IPNU
untuk terus berupaya menjadi bagian dari dunia pelajar, santri dan
mahasiswa. Radikalisme yang mengancam nasionalisme, budaya tawuran
antar pelajar, narkoba dan seks bebas, merajai persoalan kaum muda saat ini
apalagi didukung dengan kemajuan arus globalisasi seperti teknologi berbasis
informasi yang tentunya sangat penting untuk diberikan suatu pemahaman
agar lebih bijak dalam menggunakan teknologi berbasis informasi. Untuk
menghadapi berbagai tantangan tersebut, IPNU harus mampu membendung
arus globalisasi yang menggerus moralitas dan akhlak bangsa. Dengan
posisinya yang strategis demikian, IPNU tetap merupakan pioner bagi
pengembalian arah reformasi yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai