IPNU dan IPPNU adalah dua organisasi yang besifat keterpelajaran, kekaderan,
kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan yang berhaluan Islam Ahlussunah Waljama’ah.
Organisasi ini mempunyai peran yang sangat signifikan dalam era modern sekarang ini.
Sebagai anggota IPNU dan IPPNU, merupakan sebuah kebutuhan untuk kita mengetahui
peran penting IPNU dan IPPNU di era modern sehingga bisa menumbuhkan,
mengembangkan dan meningkatkan rasa cinta setiap anggota kepada organisasi yang sudah
berumur lebih dari setengah abad ini dengan tujuan agar IPNU dan IPPNU tetap eksis dan
tidak tertelan oleh zaman.
Berbagai kemajuan zaman tentu menuntut suatu perlakuan baru atas cara dan langkah
yang akan ditempuh dalam menjalani kehidupan di masa sekarang. Seperti halnya pelajar
masa kini yang tentu memiliki karakter dan tantangan yang berbeda dibandingkan dengan
generasi sebelumnya. Misalkan saja di era sekarang yang serba mengalami digitalisasi,
merupakan sebuah dunia yang mempersempit jarak dan waktu. Generasi muda dalam hal ini
pelajar terhanyut dalam lautan dunia maya. Sudah menjadi pemandangan biasa, bahwa anak
muda sekarang lebih suka menggunakan sosial media seperti facebook, twitter, wechat, dan
lainnya dibanding dengan berkumpul langsung untuk melakukan suatu proses sosial secara
nyata. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa era sekarang adalah seperti itu, tak mungkin
dibendung, tapi lebih dalam taraf bagaimana mengelola potensi tersebut.
Peran sebuah organisasi yang riil secara sosial memang dalam keadaan menurun.
Media digital telah menjadi salah satu kekuatan besar dalam membangun gerakan maupun
mempengaruhi publik terhadap suatu gagasan. Hal ini terlihat dari beberapa kasus yang
berawal dari ide melalui internet lebih menggunakan media sosial online, sebagai suatu cara
untuk menggerakkan banyak orang. Di sinilah awal dari bagaimana potensi ini bisa
dimanfaatkan secara maksimal dalam rangka meninjau kembali peranan generasi muda
khususnya pelajar NU. Dalam rangka memberikan kesadaran tentang bagaimana untuk
merencanakan masa depan dirinya sekaligus mengembangkan pemikiran dan idenya dalam
proses peranannya sebagai elemen masyarakat.
Garis haluan IPNU-IPPNU yang menjadi “anak” dari Nahdlatul Ulama merupakan
faktor yang harus mulai dikembalikan lagi. Di samping tetap memperluas cakupan
pengkaderan. Tindak lanjutnya dapat diberikan dalam melihat peluang akan peranan
intelektual muda dalam membangun bangsa melalui pengembangan soft skills dan juga
penggemblengan secara organisasi. Daya tarik IPNU-IPPNU yang unik dan khas harus tetap
dimunculkan seperti kultur keagamaan ala NU. Para pelajar yang terus mengalami proses
belajar baik secara akademik maupun organisatoris yang akan mampu membangun suatu
mental sosial secara memadai. Perjuangan segera dimulai. Bergandengan tangan untuk
menunjukkan kualitas dari kader muda NU. Hingga akhirnya dapat menjadikan IPNU-IPPNU
menjadi organisasi kepelajaran yang dapat menunjukkan kiprah riilnya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
1. IPNU dan IPPNU sebagai organisasi untuk memfilter informasi negatif dari era
modern.
2. IPNU dan IPPNU sebagai benteng dari aswaja dari aliran aliran baru.
Baru baru ini banyak sekali aliran baru yang bermunculan yang membawa nama islam
tapi berjiwa teroris. Mereka jihad menggunakan bom. Kebanyakan mereka merekrut pelajar.
Dan peran IPNU dan IPPNU di sini adalah sebagai benteng agar kita mempunyai fondasi
ajaran ahlussunnah wal jama’ah yang kuat sehingga kita tidak mudah terpengaruh oleh aliran
aliran baru tersebut.
Era modern adalah era dimana tak ada jarak negara timur dan barat. Budaya
timur khususnya Indonesia dan barat banyak yang berbeda. Karena era modern ini, banyak
sekali orang orang meniru budaya mereka seperti individualisme, lo lo gue gue, I dont care
dan semacamnya. IPNU dan IPPNU bisa mengatasi hal ini, dengan cara mengadakan
runtinan, bukan kata lo lo gua gua melainkan kita adalah satu karena kita IPNU dan IPPNU.