Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PELATIHAN KADER DASAR


(PKD)

KEMAHASISWAAN

Disusun oleh:

RIFQI

PENGURUS RAYON DAKWAH


KOMISARIAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA
HASANUDDIN BANTEN
CABANG SERANG
2020
A. Pengertian Mahasiswa menurut sudut pandang PMII

Mahasiswa adalah sebuah title yang disandang oleh seorang akademisi kampus yang
mempunyai jiwa idealisme, mempunyai dasar pemikiran yang kritis, teoritis serta sitematis
sehingga tampil sebagai individu yang profesioanal dan siap diaplikasikan di masyarakat.
Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.

Dalam AD PMII BAB III Pasal 3 PMII mempunyai sifat keagamaan, kemahasiswaan,
kebangsaan, kemasyarakatan, independen dan profesional. Jadi Mahasiswa PMII harus
mempunyai sifat religius, nasionalis, populis, mandiri dan tampil sebagi kader yang
profesional. Agar bermanfaat sepanjang jaman dan sesuai perdaban dan dimanapun berada.

B. Hak-Hak Mahasiswa

Hak adalah sebuah kekayaan yang melekat pada individu yang boleh diminta oleh
individu tersebut. Hak-hak mahasiswa sudah melekat sejak mereka resmi terdaftar menjadai
mahasiswa disebuah perguruan tinggi, hak-hak tersebut merupakan suatu yang ditawarkan
oleh perguruan tinggi sehinga mahasiswa menjadi tertarik memilih perguruan tinggi tersebut,
antara lain:
 Menggunakan fasilitas yang di sediakan kampus
 Memperoleh pembinaan dan pelajaran.

 Mendapatkan bekal yang mumpuni untuk digunakan di masyarakat.


 Mendapat pengakuan legalitas dari kampus untuk digunakan di masyrakat.
 Dll.
C. Peran dan posisi mahasiswa

1. IDENTITAS MAHASISWA
Mahasiswa merupakan orang-orang yang menempuh pendidikan di sebuah
perguruan tinggi apakah itu perguruan tinggi negeri ataupun perguruan tinggi swasta.
Mahasiswa tentunya sangat jauh berbeda dengan siswa, seperti pada waktu SMA
siswa memiliki sifat manja, kekanak-kanakan, serba di atur, sedangkan mahasiswa itu
bersifat kritis, mandiri, pembaharu, cerdas, dan lain-lain. Mahasiswa merupakan satatus
lanjutan dari siswa. Dengan dilengkapi dengan kata “maha” di depan kata “siswa” ini
menandakan bahwa seseorang yang memiliki status sebagai mahasiswa tersebut memiliki
suatu hal yang melebihi siswa baik itu dalam potensi yang dimilikinya, posisi di
kehidupan bermasyarakat, maupun peranannya dalam masyarakat. Sehingga pengertian
identitas mahasiswa adalah ciri khas yang dimiliki seseorang berstatus mahasiswa dengan
ciri khasnya yang memiliki kapasitas lebih dari sekedar siswa.

Identitas mahasiswa terdiri atas :

a. Potensi
Secara garis besar mahasiswa memiliki potensi seperti Hard Skill, Soft Skil,
Idealisme.

1. Hard Skill

Hard skill merupakan suatu kemampuan yang di dapatkan seorang


mahasiswa selama di dalam bangku perkuliahan berupa keahlian pada suatu
bidang yang di tekuninya dan di dapatkan dengan cara menerima materi dari
dosen, melakukan paraktikum di laboratorium, dan mengikuti kuliah
praktikum.

2. Soft Skill

Soft skill merupakan kemampuan dalam memimpin, berkomunikasi,


manajerial, dan public speaking. Sebuah kemampuan yang didapatkan
dengan cara tidak instan melainkan melalui berbagai proses yang harus
dilalui. Soft skill tidak diperoleh dalam bangku perkuliahan, melainkan
didapatkan dalam suatu organisasi. Soft skill ini merupakan hal yang sangat
penting karena berkaitan dengan modal mahasiswa saat menghadapi dunia
kerja yang tentunya tidak bisa hanya mengandalkan Hard Skill.

3. Idealisme

Idealisme merupakan suatu paham yang ia pegang sehingga dapat


menganalisis suatu permasalahan berdasarkan kebenaran ilmiah.

b. Posisi

Posisi mahasiswa dalam masyarakat yaitu sebagai masyarakat sipil. Di dalam


lapisan masyarakat sipil, mahasiswa termasuk ke dalam akademik, yaitu orang-
orang yang terlibat dalam pendidikan tinggi.

c. Peran

Peran mahasiswa yaitu

1. Peran Moral

Peran moral adalah bahwa mahasiswa memiliki hak untuk menentukan


sendiri kehidupannya. Disinilah dituntut rasa tanggung jawab kepada diri
sendiri atas konsekuensi dari apa yang telah menjadi pilihannya.

2. Peran Sosial

Peran sosial adalah bahwa setiap perilaku dan tindakan yang dilakukan
mahasiswa tentunya memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya.
Maka selain pada diri sendiri, mahasiswa juga dituntut untuk mampu
mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada lingkungan masyarakat
sekitar.
3. Peran Intelektual

Peran Intelektual adalah bahwa mahasiswa sebagai kaum terdidik


dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmunya ke dalam kehidupan
masyarakat secara nyata.

Mahasiswa juaga disebut sebagai Iron Stock, Agent Of Change, Social


Control, dan Moral Force

a. Mahasiswa Sebagai “Iron Stock”

Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa


diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki
kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan
generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset,
cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Sesuai dengan tujuan
PMII yaitu Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa
kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung
jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan
cita-cita kemerdekaan Indonesi.

b. Mahasiswa Sebagai “Agent of Change”

Pemuda adalah tulang punggung Negara, perkembangan dan


pertumbuhan negara tergantung pada pemudanya dan
kerusakannyapun tergantung pada pemudanya. Karena pemuda adalah
penerus perjuangan kemerdekaan dan kesejahteraan masyarakat, maka
dari itulah pemuda harus melakukan perubahan–perubahan untuk lebih
baik dengan mengunakan daya pikir dan keilmuannya, tanpa usaha
tujuan tidak akan tercapai seperti yang tersurat dalam Al-Qur’an;

”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya


bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.”

c. Mahasiswa Sebagai “ Agent Of Sosial Control”

Hari ini permasalahan yang di hadapai Indonesia adalah ketidak


sesuaian antara keinginan masyarakat (publik) dan keinginan para
Stake holder. Ketimpangan kepentingan ini adalah sebuah masalah
yang harus di selesaikan. Jangan sampai disaat pejabat kaya raya
masyarakat sengsara.
Titik permasalahannya adalah kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah atau lebih umum dikenal dengan kebijakan Publik.
Menurut Lester dan stewart kebijakan Publik merupakan kebijakan
yang dibuat oleh institusi otoritatif yang ditunjukan dan berdampak
kepada publik serta ditunjukan untuk mengatasi persoalan-persoalan
publik.

Disinilah peran mahasiswa dibutuhkan, siapa lagi yang mampu


menjembatani kepentingan dan cita-cita kemerdekaan Republik
Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat Republik Indonesia selain
kaum intelektual?

Mahasiswa harus tampil diantara Stake holder dan Masyarakat.


Kelompok intelektual kampus dan non kampus, adalah aktor yang
terlibat dalam proses kebijakan, baik dalam agenda setting dan
evaluasi, serta membentuk opini publik dengan relatif dan objektif.
Jika masyarakat menginginkan sesuatu harus mahasiswa yang
menjelaskan pada pemerintah dan ketika pemerintah membuat
kebijakan mahasiswalah yang harus menjelaskan kepada masyarakat,
sudah tepatkah kebijakan tersebut, apa alasan kebijakan tersebut dan
bagaimana hasilnya. Dan ketika kebijakan itu merugikan masyrakat
mahasiswalah yang harus menjelaskan dan memberikan solusi pada
pemerintah.

d. Mahasiswa Sebagai “ Moral Force”

Moral force atau kekuatan moral adalah fungsi yang utama


dalam peran mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lalu mengapa harus moral force? Mahasiswa dalam kehidupannya
dituntut untuk dapat memberikan contoh dan teladan yang baik bagi
masyarakat. Hal ini menjadi beralasan karena mahasiswa adalah
bagian dari masyarakat sebagai kaum terpelajar yang memiliki
keberuntungan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Kini,
peran mahasiswa yang satu ini telah banyak ditinggalkan, banyak
kegiatan mahasiswa yang berorientasi pada kehidupan hedonisme.
Amanat dan tanggung jawab yang telah dipegang oleh mahasiswa
sebagai kaum terpelajar telah ditinggalkan begitu saja. Jika ini terjadi,
kegiatan mahasiswa bukan lagi berorientasi pada rakyat, hal ini pasti
akan menyebabkan generasi pengganti hilang. Maka dari itu, peran
moral force sangat dibutuhkan bagi mahasiswa Indonesia yang secara
garis besar memiliki goal menjadikan negara dan bangsa ini lebih
baik.

Proses belajar diantara sekat ruang kuliah saja dirasa tidak


cukup mampu untuk menggali besarnya potensi mahasiswa. Perlu
pengembangan potensi diri diluar ranah akademis yang disebut
dengan soft skill. Keberadaan organisasi kampus menjadi sangat
penting dalam pengembangan diri.

Anda mungkin juga menyukai