1.
a.
b.
c.
2.
3.
a.
b.
c.
1.
Mahasiswa kerap digadang-gadangkan sebagai agen perubahan. Tentu saja bukan atribut
tanpa makna. Gelar yang di sandang mahasiswa ini membawa konsekuensi yang serius dalam
kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa dalam perspektif masyarakat adalah kaum terdidik
yang mampu menjadi penggagas sekaligus penggerak perubahan dalam kehidupan sosial
masyarakat. Maka dengan demikian, pengharapan masyarakat akan kontribusi nyata
mahasiswa begitu beasar.
Menyoal kontribusi mahasiswa dalam masyarakat, mahasiswa mengenal mengenai apa yang
disebut sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pembelajaran, penelitian, dan
pengabdian masyarakat. Pembelajaran memang menjadi konsekuensi logis dari seorang
mahasiswa. Sementara penelitian dilakukan untuk melengkapi proses pembelajaran itu
sendiri. Sedangkan pengabdian masyarakat adalah akumulasi dari proses pembelajaran dan
penelitian yang bersifat aplikatif.
2. Social Control
Peran mahasiswa sebagai Social control terjadi ketika ada yang tidak beres atau ganjil dalam
masyarakat dan pemerintah. Saat ini di Indonesia, masyarakat merasakan bahwa pemerintah
hanya memikirkan dirinya sendiri dalam bertindak. Pemerintah acap kali tidak menepati
janjinya yang pernah diutarakan. Kasus hukum, korupsi, merajalela dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Inilah cerminan mengapa mahasiswa yang notabenenya sebagai
anak bangsa harus bertindak dengan ilmu dan kelebihan yang dimilikinya.
Mahasiswa sudah sepatutnya memperjuangkan hak-hak masyarakat itu sendiri. Bergerak
untuk menjaga dan memperbaiki norma sosial yang ada dalam masyarakat. Perbuatan
mahasiswa bukan hanya turun ke jalan, tetapi juga kegiatan berdiskusi. Dengan di dukungnya
pokok-pokok pikiran yang di dapatkan melalui diskusi, mahasiswa akan menjadi lebih bijak
dalam mengubah hal yang tidak beres dalam masyarakat maupun pemrintah.
3. Moral Force
Moral force atau kekuatan moral adalah fungsi yang utama dalam peran mahasiswa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Lalu mengapa harus moral force? Mahasiswa dalam
kehidupannya dituntut untuk dapat memberikan contoh dan teladan yang baik bagi
masyarakat. Hal ini menjadi beralasan karena mahasiswa adalah bagian dari masyarakat
sebagai kaum terpelajar yang memiliki keberuntungan untuk menempuh pendidikan yang
lebih tinggi. Kini, peran mahasiswa yang satu ini telah banyak ditinggalkan, banyak kegiatan
mahasiswa yang berorientasi pada kehidupan hedonisme. Amanat dan tanggung jawab yang
telah dipegang oleh mahasiswa sebagai kaum terpelajar telah ditinggalkan begitu saja. Jika
ini terjadi, kegiatan mahasiswa bukan lagi berorientasi pada rakyat, hal ini pasti akan
menyebabkan generasi pengganti hilang. Maka dari itu, peranmoral force sangat
dibutuhkan bagi mahasiswa Indonesia yang secara garis besar memiliki goal menjadikan
negara dan bangsa ini lebih baik.
Proses belajar diantara sekat ruang kuliah saja dirasa tidak cukup mampu untuk
menggali besarnya potensi mahasiswa. Perlu pengembangan potensi diri diluar ranah
akademis yang disebut dengan soft skill. Keberadaan organisasi kampus menjadi sangat
penting dalam pengembangan diri.