Anda di halaman 1dari 5

Makalah

Keilmuan

Nama :

Edwin
Herdiansyah
Allank Nur Djihad
Pengertian dan jenis-jenis dasar-dasar keilmuan

Kata ilmu berasal dari bahasa Arab : ‘Alima, ya’lamu, ilman, yang berarti : mengerti,
memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut science (pengetahuan).

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1988), ilmu memiliki


pengertian, yaitu: Ilmu adalah suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, seperti
ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya.

Dalam ensiklopedia indonesia, kita temukan pengertian dari ilmu pengetahuan. “


ilmu pengetahuan, suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing
mengenain suatu lapangan pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa
menuru asas-asas tertentu, hingga menjadi kesatuan; suatu sistem dari berbagai
pengatahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan-
pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai metode-metode
tertentu(induksi,deduksi).”

Objek dan Sudut Pandang Ilmu Pengetahuan, di dalam buku-buku ilmu


pengetahuan, objek dan sudut pandang itu telah memperoleh nama yang tetap. Jadi,
objek dibedakan atas objek material dan objek formal. Objek material yaitu objek/
lapangan dilihat secara keseluruhan( manusia, hewan, alam, dan
sebagainya).sedangkan, objek formal yaituobjek/lapangan jika dipandang dari suatu
aspek tertentu saja. Selain terdapat objek dan sudut pandangnya terdapat pula
pembagiannya dalam ilmu pengetahuan. Pada zaman purba dan abad pertengahan,
pembagian ilmu pengetahuan berdasarkan “artis liberalis” atau kesenian yang
merdeka yang terbagi atas dua bagian, yaitu:

1. Tivium ( tiga bagian)

1). Gramatika, bertujuan agar manusia dapat berbahasa dengan baik

2). Dialektika, brtujuan agar manusia dapat berpikir dengan baik, formal, dan logis.

3). Retorika, bertujuan agar manusia dapat bercakap/berpidato dengan baik

1. Quadrivium ( empat bagian)

1). Aritmatika, adalah ilmu hitung

2). Geometrika, adalah ilmu ukur

3). Musika, adalah ilmu musik

4). Astronomia, adalah ilmu perbintangan

Menurut pembagian klasik, ilmu pengetahuan dibedakan atas:

1) Natural Scientes ( kelompok ilmu alam)

2) SocialScientes ( kelompok ilmu sosial)


Menurut Prof. DR. C. A. Van Peurson, ilmu pengetahuan di bagi atas:

1. ilmu pengetahuan kemanusiaan

2. ilmu pengetahuan alam

3. Ilmu pengetahuan hayat

4. Ilmu pengetahuan logik-deduktif.

Undang-Undang Pokok Pendidikan tentang Perguruan Tinggi di Indonesia Nomor


22 Tahun 1961 mengklasifikasikan ilmu pengetahuan atas 4 ( empat ) kelompok,
sebagai berikut:

1. Ilmu Agama /kerohanian, yang meliputi : 1). Ilmu agama. 2). Ilmu jiwa

1. Ilmu kebudayaan, yang meliputi: 1). Ulmu sastra. 2). Ilmu sejarah. 3)
ilmu penbdidikan. 4). Ilmu filsafat.

2. Ilmu sosial, yang meliputi: 1). Ilmu hukum. 2) ilmu ekonomi. 3). Ilmu
sosial-politik. 4). Ilmu ketatanegaraan-ketataniagaan.

3. Ilmu eksata dan teknik, yang meliputi: 1) Ilmun hayat. 2) ilmu


kedokteran. 3) ilmu farmasi. 4) ilmu kedokteran hewan. 5) ilmu pertanian. 6)
ilmu pasti alam. 7) ilmmu teknik.8) ilmu geologi. 9) ilmu oseanografi

2. 2.2 .Ontologi keilmuan

3. 1. Pengertian Ontologi

4. Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan


yang paling kuno. Awal pikiran yunani telah menunjukan munculnya
perenungan di bidang ontologi. Dalam persoalan ontologi orang menghadapi
persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini?
Pertama kali orang dihadapi pada adanya berupa materi (kebenaran) dan
kedua, kenyataan yang perupa rohani (kejiwaan).
Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada dan
yang mungkin ada. Hakikat adalah realitas; realitas adalah ke-real-an, artinya
kenyataan yang sebenarnya. Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar ilmu
berusaha untuk menjawab ” apa” yang menurut Aristoteles merupakan The
First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda-benda Untuk
lebih jelasnya penulisan mengemukakan pengertian dan aliran pemikiran
dalam ontologi ini.

Di dalam ontologi terdapat beberapa aliran yang penting yaitu : Dualisme yang
memanang alam menjadi ini terdiri dari dua macam hakikat sebagai sumbernya.
sedangkan monisme ( materialisme) memandang bahwa sumber yang asal itu hanya
tunggal. Idealisme memandang segala sesuatu serba cinta atau serba roh. Sedangkan
faham yang mengingkari kesangupan manusia untuk mengetahui hakikat
sapertiyang dikehendaki oleh ilmu meta fisika disebut aguosticisme.
1. Faham serba dua (dualisme)

Faham serba dua (dualisme) telah lama muncul dikalangan filfus. Pemikiran serba
dua (dualisme ) dapat dimengerti dalam pemikiran Aristoteles yang disebut olehnya
sebagai suatu materi dan bentuk. Di dalam dunia inilah kita menghadapi pengertian-
pengertian tentang “yang ada sebagai potensi “dan “ yang ada secara terwujud”.
Menurut Aristoteles keduanya itu adalah sebutan yang melambangkan materi (hule)
dan bentuk(eidos,morfe). Pengertian materi disini tidak sama dengan pengertian
kita sekarang tentang materi. Dasar terakhir segala perubahan dari hal-hal yang
berdiri sendiri dan unsur bersama yang terdapat di dalam segala sesuatu yang
menjadi dan binasa menurut Aristoteles , adalah “materi pertama”. Dari materi
pertama inilah timbul sebagai penyempurnaannya bentuk –bentuk segala sesuatu
yang bermacam –macam itu. Pengertian materi dan bentuk, asas gerak dan tujuan,
dipakai untuk mengembalikan segala sesuatu kepada dasar dasar yang terakhir.

Demikianlah bahwasanya materi dan bentuk tidak dapat dipisahkan. Materi tidak
dapat berada tanpa bentuk, sebaliknya bentuk pun tidak dapat berada tanpa materi.
Tiap benda yang dapat diamati disusun dari bentuk dan materi. Materinya adalah
rangkuman segala yang belum ditentukan ada, yang belum terwujud , sedangkan
bentuknya memberi kesatuan kepada itu.

Paham serba dua (dualisme) juga di kenal dalam pemikiran ReneDescaratos yang
menamakan kedua hakikat tersebut dengan istilah dua kesadaran(rohani) dan dunia
ruang / keberadaan. Hakikat atau subtansi keberadaan adalah kekuasaan dan
Subtansi jiwa adalah pmikiran. Ajaran ReneDescaratos yang analistik dapat di lihat
dalam pemikiranya tentang manusia. Jiwa adalah subtansi yang tunggal, yang tidak
bersifat bendawi dan yang tidak dapat mati. Jiwa memiliki pemikiran sebagi sifat
asasinya. Yang termasuk pemikiran addalah sesuatu yang terjadi di dalam diri
manusia dengan pen getaahuannya, yaitu segala perbuatan indrarwi, khayalan,akal,
kehendak. Sifat hakiki pemikiran ialah kesadaran.

Tubuh memiliki sebagai sifat asasinya: keluasaan. Seperti halnya dengan segala hal
yang bersifat beendawi tubuh adalah sasaran ilmu fisika. Diantara tubuh dan jiwa
terdapat pertentangan yang tak terjembatani. Kesatuan yang tampak hanya bersifat
lahiriah saja, karena masing-masing mewujudkan hal berdiri sendiri-sendiri. Pada
dasarnya manusia ada pada jiwanya, sebab jiwa memperalat tubuh untuk perbuatan
tertentu. Dengan demikian jiwa dan tubuh slaing mempengaruhi, dimana jiwa
berada dalam sebuah kelenjar kecil yang letaknya di bawah otak kecil. Secara tidak
langsung jiwa mempengaruhi tubuh dengan mengambil alih gerak-gerak tubuh
dengan perantara nafas hidup. Nafas hidup membawa sapasang-sepasang indra
kepada kelenjar kecil. Dengan gerak kelenjar ini ditangkap oleh jiwa yang
menjawabnya dengan pengamatan yang sesuai dengan perangsang-perangsang tadi.
Berdasarkan pada pandangan ini subjek yang sebenarnya dalam manusia adalah
jiwa, sebab pengamatan itu terjadi di dalam jiwa dan hanya karena jiwa berdasarkan
hakikatnya sendiri, bebas daripada ikatannya dengan tubuh.

1. Faham Monisme (materialisme)

Faham monisme berbeda dengan faham dualisme, faham monisme memandang


bahwa hakikat yang asal dari seluruh realitas hanyalah satu. Apabila monisme yang
memandang bahwa hakikat berasal dari realitas adalah materi maka paham ini
disebut materialisme. Sedangkan monisme yang memandang bahwa hakikat yang
asal dari realitas ini adalah rohani maka paham ini disebut spiritualisme atau
idealisme. Thales (625-545)sebelum masehi adalah salah satu penganut monisme.
Menurut keterangan Aristoteles, kesimpulan ajaran Thales ialah “ semua itu air”. Air
yang cair itu adalah pangkal pokok dan dasar (principe) segala-galanya. Semua
barang terjadi dari air dan semuanya kembali kepada air pula. Disinitheles
menyatakan bahwa air adalah sebab yang pertama dari segala yang ada dan yang
jadi. Tetapi juga akhir dari segala yang ada dan yang jadi itu. Di awal aair di ujung
air. Asal air pulang ke air. Air yang satu itu adalah bingkai dan pula isi, atau dengan
perkataan filosofi air adalah substran (bingkai) dan substansi (isi) kedua-
duanya. Selain Thales ada pula filsuf yang menganut monisme yaitu Anaximandros
dan Amaximenes. Menurut Anaximandos, asas pertama itu adalah toaperion (yang
tak terbatas). Asas pertama ini disebut demikian karena tidak memiliki sifat-sifat
benda yang dikenal manusia. Sedangkan menurut Anaximenes menyatakan bahwa
asas pertama segala sesuatu, darimana segala sesuatu berasal, adalah hawa atau
udara. Seperti halnya dengan jjiwa manusia adalah hawa atau udara adanya,
mempersatukan segala sesuatu pada manusia, demikianlah udara mempersatukan
segala sesuatu di dalam jagat raya. Maka udara atau hawa itulah adanya pemadatan
dan pengenceran udara. Karena udara menjadi encer atau cair, maka timbulah api.
Demikian dari udara atau hawa terjadi anasir-anasir yang membentuk jagat raya
dengan segala isinya. Demokritos (640-360) sebelum Masehi memandang bahwa
hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya tak dapat dihitung
dan amat halusnya. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian peristiwa alam.
Pada Demokritos inilah tampak pendapat materialisme klasik yang lebih tegas.

1. Faham idealisme

Lawan dari materialisme adalah idealisme atau spiritualisme.Menurut idealisme


semuanya serba cinta, sedangkan menurut spiritualisme semuanya serba roh. Aliran
ini menganggap bahwa hakikatnya kenyataan yang beraneka ragam ini semua
berasal dari roh atau sukma atau yang sejenis dengan itu. Pokoknya sesuatu yang
tidak berbentuk dan yang tidak menempati ruang. Menurut anggapan aliran ini
materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan rohani. Alasan
terpenting dari aliran atau paham ini adalah manusia menganggap roh atau sukma
itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Roh itu
dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah bendanya,
bayangan atau penjelmaan saja. Aliran ini berusaha menerangkan hakikat yang
menggerakan manusia itu selama hidupnya dan bagaimana gerakan itu sendiri
sesudah mati. Bagi penganut paham ini, yang mereka sebut materi itu adalah suatu
kumpulan berbagai tenaga yang menempati ruang dan tenaga itu adalah jenis
rohani.Sepanjang sejarah pemikiran filsafat, idealisme memiliki beerapa macam.
Masing-masing idealisme tersebut memiliki arti tersendiri bagi pendukungnya.
Dalam hal ini ada 4 idealisme, yaitu idealisme subyektif, idealisme obyektif,
idelismerasionalistik dan idealismetis.

Anda mungkin juga menyukai