Anda di halaman 1dari 26

JURNAL

“TUJUAN HMI DALAM MENOPANG PERADABAN ”

(TEMA F)

Disusun:

Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Intermediate Training (LK II)

Oleh :

Renal Diansyah

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

CABANG PAGARALAM

2022
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan
rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari. Shalawat dan Salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi dan Rasul, Sang Revolusioner sejati, yakni Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan menuju kehidupan
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Suatu rahmat yang besar dari Allah SWT yang selanjutnya penulis syukuri
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “TUJUAN HMI
DALAM MENOPANG PERADABAN” ini untuk memenuhi syarat mengikuti
Intermediate Training (LK II) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jambi.
Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, saran, koreksi, dan kritik
yang membangun sangat penulis harapkan dari kawan-kawan.
Meskipun makalah ini disusun untuk memenuhi syarat dalam mengikuti
Intermediate Training (LK II), semoga makalah ini bermanfaat sebagai penambah
wawasan kita tentang peran kita sebagai kader HMI dalam mewujudkan
masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.

Pagar Alam, Februari 2022


Penulis

Renal Diansyah
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A.Latar Belakang.........................................................................................................1
B.Rumusan masalah....................................................................................................2
C.Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
1. Tujuan Umum......................................................................................................2
2.Tujuan Khusus......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A.Pengertian Ideopolstratak.......................................................................................3
B.Pengertian Ideologi...................................................................................................4
a. Jenis – Jenis Ideologi..............................................................................................5
b. Fungsi Ideologi Sebagai Pembangunan.................................................................6
C. Politik Organisasi Dalam Pembangunan...............................................................8
a. Pengertian Politik...................................................................................................8
b. Politik Organisasi.................................................................................................10
C.Hubungan Ideopolstratak Dengan Azas HMI.....................................................13
D.Strategi dan Taktik Dalam Pembangunan SDM.................................................16
a.Strategi......................................................................................................................16
b. Taktik.......................................................................................................................17
E.Langkah – langkah Strategi dan Taktik HMI Dalam pembanguanan SDM.....18
BAB III...........................................................................................................................21
PENUTUP......................................................................................................................21
A.Kesimpulan.............................................................................................................21
B.Saran.......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara Ideopolstratak tidak lepas dari kata perjuangan atau
wewenang kekuasaan. Karena, Ideopolstratak terdiri dari Ideologi, Politik,
Strategi, dan Taktik sebagai sarana guna untuk memenangkan dan
mendapatkan suatu tujuan yang dibentuk dalam perjuangan secara
sistematis mulai dari konsep dasar sampai ke tujuan akhir yang telah
direncanakan oleh suatu kelompok atau organisasi.
Perjuangan ideologi tidak berhenti pada ide – ide belaka,
melainkan harus disertai oleh stratak. Rasulullah bersabda dalam hadist
Asy - Syathibi Rahimahullah “Ilmu tanpa amal adalah dosa, begitu juga
sebaliknya amal tanpa ilmu” keduanya dibarengi dengan ilmu dan stratak
guna mencapai suatu kemenangan
Ideologi sebagai sistem berpikir universal manusia untuk
menjelaskan kondisi mereka yang berkaitan dengan proses dan dinamika
sejarah dalam rangka menuju masa depan yang lebih baik. Sebagaimana
Allah berfirman dalam Alquran yang artinya : “Dan hendaklah ada di
antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-
orang yang beruntung”
Ideologi pada era sekarang menjadi sangat penting bagi setiap
organisasi, bahkan suatu negara. Oleh karena itu terbukti bahwa ideologi
sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi. Dimana HMI sendiri
organisasi yang menjunjung tinggi Independensi dan perkaderannya, HMI
bukanlah suatu partai politik atau organisasi yang terikat dan terpengaruh
pada partai politik guna mencapai tujuan kekuasaan. Bagi HMI, kekuasaan
atau politik bukanlah wilayah yang haram, politik justru mulia, apabila

1
dijalankan di atas etika dan bertujuan untuk menegakkan nilai – nilai
kebenaran dan keadilan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana Ideopolstratak HMI dalam mengembangkan Intelektual
kader ?
2. Apakah Ideopolstratak HMI dalam koridor azasnya dapat menunjang
kadernya sebagai pemimpin yang di butuhkan bangsa ?
3. Bagaimana karakter perjuangan HMI untuk pembangunan SDM yang

berkualitas dizaman sekarang ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
1. Memperkenalkan peran Ideopolstratak HMI sebagai kanca dunia
perubahan positif terhadap pembangunan SDM
2. Menjalankan roda organisasi HMI kembali kepada khittah perjuangan
HMI yang berazaskan Islam
3. Menjadi pedoman kader – kader HMI dalam mengemban mission
HMI untuk pembangunan dunia intelektual muda yang berkualitas

2. Tujuan Khusus
Sebagai syarat untuk mengikuti Intermediate Training (LK 2) Tingkat
Nasional Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jambi pada tanggal
8 - 20 Maret 2022 dengan tema F “Ideopolitorstratak HMI dalam
mengemban amanah kebangsaan”.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideopolstratak
Ideopolstratak terdiri beberapa kata, Ideologi, Politik, Strategi, dan Taktik.
Ideopolstratak sangat identik dengan kata perjuangan dalam memerangkan
suatu hal dalam organisasi maupun negara. Ideopolstratak berfungsi sebagai
penyusunan rencana dalam menghadapi perang. Dengan menggunakan
Ideologi sebagai ide peperangan agar dapat memenangkan perang secara cepat
tanpa memakan waktu yang berlarut - larut, politik diamana sebuah upaya
tahapan untuk membentuk atau membangun posisiposisi kekuasaan, akan
tetapi untuk mencapai itu semua dibutuhkan strategi dan taktik dalam
peperangan dan menyelesaikan perang dengan secepat – cepatnya dan
sesingkat – singkatnya.
Perang sama dengan politik, begitu juga sebaliknya politik sama dengan
perang, keduanya tidak dapat dipisahkan karena berperang juga menimbulkan
konflik – konflik dan politik antar negara atau daerah, sedangkan politik juga
berarti perang sama – sama menyerang dan menjatuhkan lawan juga merebut
kekuasaan. Akan tetapi perang adalah suatu perebutan kekuasaan dengan
saling menyerang satu sama lain dan menimbulkan kematian pada prajurit
atau terlibat perang, dengan kata lain, perang adalah politik dengan
pertumpahan darah, sedangkan politik adalah perang tanpa pertumpahan
darah. “Dalam perang Anda hanya bisa dibunuh sekali, tetapi dalam politik,
berkali – kali” begitulah kata Winston Churchill, tokoh politik asal Inggris
Politik bisa dikaitkan dan diaplikasikan dalam permasalahan –
permasalahan sosial. Straegi yang diterapkan bisa diaplikasikan dalam setiap

3
tingkatan, baik itu dalam kehidupan berorganisasi, bisnis, politik, bahkan
hubungan antarpersonal. Hampir semua keahlian strategis dibutuhkan pada
semua level kehidupan. Ada ide – ide fundamental yang perlu dikuasai, yaitu
apa yang dikatakan orang tentang diri mereka sendiri adalah tidak penting.

B. Pengertian Ideologi
Pada dasarnya ideologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari dua kata:
ideos artinya pemikiran, dan logis artinya logika, ilmu, pengetahuan. Dapatlah
didefinisikan ideologi merupakan ilmu mengenai keyakinan dan cita-cita.
Ideologi merupakan kata ajaib yang menciptakan pemikiran dan semangat
hidup diantara manusia terutama kaum muda, khususnya diatara cendekiawan
atau intelektual dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa ideologi merupakan rumusan alam pikiran yang terdapat diberbagai
subyek atau kelompok masyarakat yang ada, dijadikan dasar untuk
direalisasikannya. Ide atau gagasan,dimana memaksa manusia untuk berpikir,
seperti kata Rene Descartes “Saya berpikir, karena itu Saya ada”, begitu
kokoh dan meyakinkan. Ideologi juga dianggap sebagai visi yang
komprehensif sebagai cara memandang segala sesuatu secara umum dan
beberapa arah filosofis atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi
adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif.
Ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai yang
secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya, bumi, dan seisinya serta menentukan sikap dasar untuk
mengolahnya. Menurut Karl Max, Ideologi adalah ajaran yang menjelaskan
suatu keadaan, terutama struktur kekuasaan, sedemikian rupa sehingga orang
menganggapnya sah, padahal jelas tidak sah.
Ideologi juga diartikan sebagai cita – cita, cita-cita yang dimaksud adalah
cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat
tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham. Ideologi

4
mencakup pengertian tentang ide-ide, pemikiran, pengertian dasar, gagasan
dan cita-cita. Pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang
diterapkan pada masalah publik sehingga pembuat konsep ini menjadi intisari
politik. Studi tentang ideologi politik secara umum dapat dilihat dari segi
objektivitas dan subjektivitas yang mempertanyakan peranan ideologi,
prasangka, atau praduga dalam usaha mencari kebenaran.
Masalah peranan ideologi dalam proses politik yang sesungguhnya terjadi
dalam masyarakat. Kedua hal tersebut membedakan antara ideologi ilmu dan
ideologi dalam politik. Menurut Sartori, membahas ideologi dari sudut
polaritas antara masalah teori intelektual dan masalah praktis. Menurut
Clifford Geertz, tidak melihat perbedaan pemakaian ideologi dalam kegiatan

teori maupun praktek. Ia menekankan perbedaan antara pemikiran yang


bersifat ideologi dan pemikiran yang bersifat ilmiah

a. Jenis – Jenis Ideologi


1. Ideologi Liberalisme
Liberalisme tumbuh di eropa pada abad pertengahan, diciptakan kalangan
intelektual yang disambut oleh kaum pedagang dan industri yang
membenarkan tuntunan politik membatasi kekuasan kaum bangsawan dan
gereja.11 Pada hakekatnya, cirinya ialah demokrasi, bentuk pemerintahan
yang paling baik, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh,
bebas bicara, agama.

2. Ideologi Konservatif
Ideologi Konservatif, yaitu ideologi yang memelihara keadaan yang ada,
setidak – tidaknya secara umum, walaupun membuka kemungkinan perbaikan
dalam hal – hil teknis.12 Ketika Liberalisme menggoncang kaum feodal,
golongan feodal mencari ideologi tandingan. Konservatif ditandai dengan
masyarakat yang tertata yang stabil, bagaimana dia berhubungan dengan
masyarakat lain, pemerintah berkuasa dengan mengikat dan bertanggung

5
jawab, menekankan tanggung jawab kepada penguasa, khususnya pada
masyarakat yang lemah.

3. Ideologi Sosialisme dan Komunisme


Sosialisme adalah reaksi terhadap industri dan akibatnya. Sosialisme
Merupakan ideologi yang berpandangan adanya persamaan dan kesamaan
dalam menjalani hidup.13 Dalam sosialisme persamaan merupakan
konsekuensi logis dari keprihatinan terhadap suatu kemiskinan. Paham ini
berkeyakinan kemajuan manusia terhalang dengan lembaga hak dan sarana
produksi. Perbedaan utama antara sosialisme dengan komunisme terletak pada
sarana yang digunakan untuk merubah kapitalis menjadi sosialis. Komunisme
cenderung meniadakan arti "Tuhan" karena ini menindas kebebasan dalam
beragama dan kebebasan individual.

4. Ideologi Fasisme
Fasisme adalah nasionalisme yang romantis dengan simbol – simbol
kebesaran negara. Hai ini tercipta apabila seorang pemimpin yang kharismatik
sebagai simbol kebesaran negara yang didukung oleh massa rakyat, dukungan
massa rakyat yang fanatik ini berkat indoktrinasi dan slogan yang
dimunculkan oleh pemimpin besar

b. Fungsi Ideologi Sebagai Pembangunan


Ideologi berfungsi sebagai dasar Negaraan sumber dari segala sumber hukum,
komitmen bangsa dalam perjuangannya dan cita – cita suatu perjuangan bangsa,
serta pandangan hidup, bahkan jiwa dan kepribadian bangsa. Ideologi adalah
sebagai sikap tentang apa yang seharusnya dikandung oleh suatu ideologi. Ada
dua ideologi yang disusun berdasarkan kandungannya, yaitu teori kepentingan,
dimana ideologi disusun berdasarkan nilai dan kepentingan kelas sebagai struktur
masyarakat. Ideologi disusun berdasarkan nilai dan kepentingan seluruh
masyarakat, bukan sebagainya. Pemahaman ideologi adalah sebagai petunjuk
identitas, sebagai alat penumbuh solidaritas, dan sebagai sarana menjembatani

6
perbedaan dalam masyarakat. Ideologi memiliki fungsi mempolakan,
mengkonsolidasikan dan menciptakan arti dalam tindakan masyarakat. Menurut
Antonio Gramsci, ideologi lebih dari sekedar sistem ide. Bagi Gramsci, ideologi
secara historis memiliki keabsahan yang bersifat psikologis. Artinya ideologi
‘mengatur’ manusia dan memberikan tempat bagi manusia untuk bergerak,
mendapatkan kesadaran akan posisi mereka, perjuangan mereka dan
sebagainya.15 Ideologi yang dianutlah yang pada akhirnya akan sangat
menentukan bagaimana seseorang atau sekelompok orang memandang sebuah
persoalan dan harus berbuat apa untuk mensikapi persoalan tersebut. Dalam
konteks inilah kajian ideologi menjadi sangat penting, namun seringkali
diabaikan. Istilah ideologi adalah istilah yang seringkali dipergunakan terutama
dalam ilmu-ilmu sosial, akan tetapi juga istilah yang sangat tidak jelas.16
Pembangunan menekankan peran pemerintah dalam membuat perencanaan
ekonomi yang terkoodinir, yang didasarkan pada dukungan yang luas, baik dari
dalam negeri maupun luar negeri. Semua itu merupakan unsur – unsur dari
pembangunan. Negara Indonesia menjadikan ideologi sebagai alat pembangunan.
Para pendiri bangsa sebenarnya telah sepakat bahwa Pancasila adalah ideologi
terbaik bagi bangsa Indonesia yang memiliki beragam suku dan agama serta
sumber daya berlimpah dalam upaya menuju sebuah masyarakat yang adil dan
makmur. Sesuai dengan pancasila dalam pembangunan maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral dari pada pancasila. Secara
khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I
Pancasila) dan kemanusiaan ( sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang menghargai
hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun
makhluk tuhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem
ekonomi liberal yang hanya menguntungkan individu – individu tanpa perhatian
pada manusia lain. Sistem ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem
ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui kepemilikan individu. Sistem
ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang
berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi Indonesia juga tidak dapat dipisahkan
dari nilai-nilai moral kemanusiaan. Pembangunan ekonomi harus mampu

7
menghindarkan diri dari bentuk-bentuk persaingan bebas, monopoli dan bentuk
lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan, ketidakadilan, penderitaan,
dan kesengsaraan warga negara. Dalam pengembangan Pancasila sebagai ideologi
harus memandang sebagai ideologi yang dinamis yang dapat menangkap tanda-
tanda perkembangan dan perubahan zaman. Untuk itu kita harus memperhatikan
peranan dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ideologi negara pancasila, sebagai bentuk konvergensi nasional dalam peringkat
formal konstitusional, setelah menunjukkan ke efektifannya sebagai penopang
Republik (sehingga ada persepsi yang terdengar agak magis kepadanya, seperti
ungkapan” kesakitan Pancasila”).17 Terdapat nilai – nilai dasar dalam ideologi
pancasila dalam UUD 1945 untuk memperjelas suatu tatanan kehidupan
beragama, hukum, politik, ekonomi, sosial budaya. Nilai dasar tersebut tidak
gampang untukberubah, sedangkan penjabaran nilai dasar kepada nilai
operasional dapat berkembang secara kesepakatan bersama di MPR yang disebut
dengan amandemen dan GBHN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam
rangka pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat indonesia. Dan pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan
lahiriah seperti : pangan, sandang, perumahan, kesehatan, atau juga tidak hanya
ingin mengejar kepuasan batiniah seperti : pendidikan, rasa aman, bebas
mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab, rasa keadilan melainkan
menginginkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan lahir batin.
Pembangunan harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang
pendidikan, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan,
hukum, kehidupan beragama, dan iptek. Pancasila menjadi paradigma dalam
pembangunan berbagai bidang tersebut.

C. Politik Organisasi Dalam Pembangunan


a. Pengertian Politik

8
Politik berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu
Polis yang artinya Negara, sedangkan Tetra yang artinya Urusan. Jadi dapat
di artikan secara keseluruhan bahwasanya, Politik adalah urusan – urusan
suatu negara untuk mencapai tujuan negara. Politik tidak hanya terjadi pada
sistem pemerintahan, namun politik juga terjadi pada organisasi formal,
badan usaha, organisasi keagamaan, kelompok, bahkan pada unit keluarga.
Politik adalah sesuatu yang ada dan dialami dalam kehidupan setiap
organisasi tetapi agak sulit untuk mengukurnya, akan tetapi penting untuk
dipelajari dalam perilaku keorganisasian, karena keberadaannya dapat
mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada dalam organisasi. Banyak
yang beranggapan bahwa politik itu sangatlah kotor atau tidak mulia,
pikiran – pikiran negatif tersebut tidak semuanya benar, memang kalau
dilihat, politik sama hal nya dengan peperangan yang menghabiskan lawan
dengan cara terus menyerang hingga lawan kalah dan tidak dapat
memperoleh kekuasaan yang diperangi. Padahal menurut Richard Nixon ia
berkata, “Saya menolak pandangan sinis, bahwa politik itu urusan kotor”.
Dan juga seperti yang dikatakan Ketua Umum PB HMI 1995 – 1997,
Taufik Hidayat, ia menegaskan bahwasanya bagi HMI, kekuasaan atau
politik bukanlah wilayah yang haram, politik justru mulia, apabila
dijalankan diatas etika dan bertujuan untuk menegaskan nilai – nilai
kebenaran dan keadilan. Bahkan seorang tokoh filsafat beranggapan bahwa,
“Politik adalah usaha yang ditempuh oleh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama”. Jadi sebenarnya politik itu tidak lah kotor, yang salah
itu adalah bagaimana seseorang memainkan politik tersebut, apakah ia
menggunakan politik sebagai senjata menjatuhkan kekuasaan orang lain
ataupun menjatuhkan seseorang sejatuh – jatuhnya. Akan tetapi walaupun
begitu, hal itulah yang menyebabkan seseorang selalu saja berperang dalam
politik meskipun ia dibunuh (dikalahkan) berkali – kali. Seperti kata
Richmond Valentine, bahwasanya politik itu candu, apabila seseorang telah
memenangkan suatu kekuasaan ia akan kembali berpolitik untuk merebut
suatu kekuasaan yang lebih tinggi. Banyak orang yang mendefinisikan

9
politik, namun pada dasarnya berbagai definisi tersebut berfokus pada
penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan
dalam organisasi atau pada perilaku anggota – anggotanya yang bersifat
mementingkan diri sendiri dan tidak melayani kebutuhan organisasi. Itulah
yang terkadang salah dalam politik yang hanya mementingkan individu
atau beberapa orang tanpa mementingkan organisasi atau orang banyak.

b. Politik Organisasi
Politik merupakan kegiatan yang tidak dipandang sebagai bagian
dari peran formal seseorang didalam organisasi, tetapi yang memengaruhi,
atau berusaha memengaruhi, distribusi keuntungan dan kerugian di
dalamorganisasi. Ketika kita menyatakan bahwa politik terkait dengan
“distribusi keuntungan dan kerugian di dalam organisasi”. Definisi ini
cukup luas untuk mencakup beragam perilaku politik seperti menahan
informasi kunci dari pengambilan keputusan, bergabung dalam koalisi,
mencari – cari kesalahan, menyebarkan rumor, membocorkan informasi
rahasia tentang kegiatan organisasi kepada media, saling menyenangkan
dengan orang lain di dalam organisasi untuk memperoleh manfaat bersama,
dan melobi atas nama atau melawan seseorang atau alternative keputusan
bersama. Menurut Colquitt, "Politik organisasi dapat dipandang sebagai
tindakan – tindakan oleh individu, yang diarahkan pada tujuan
memperjuangan kepentingan diri sendiri." Miles, mendefinisikan politik
organisasi sebagai proses yaitu aktor atau kelompok organisasi membangun
“kekuasaan” untuk mempengaruhi penetapan tujuan, kriteria atau proses
pengambilan keputusan operasional dalam rangka memenuhi
kepentingannya. Nelson & Quick, mengartikan politik organisasi sebagai
penggunaan power dan pengaruh dalam organisasi. Politik organisasi dalam
hal ini menunjuk pada kebutuhan untuk berkuasa dan mempengaruhi

10
seseorang. Oleh karena itu, organisasi harus menggunakan politik
organisasi dalam mengelola dan meningkatkan faktor produktivitas kerja.
Seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk mendesakkan
gagasan dan mempengaruhi pihak lain lewat penggunaan politik organisasi.
Riset mendukung anggapan bahwa agar bisa efektif, seorang pemimpin
dalam derajat tertentu wajib memiliki keterampilan politik. Keterampilan
politik yang mampu untuk secara efektif memahami pihak lain di tempat
kerja, dan menggunakan pengetahuan itu untuk mempengaruhgi pihak lain
dengan cara-cara yang mengembangkan tujuan-tujuan pribadi dan / atau
organisasi. Politik organisasi merujuk ke pendekatan – pendekatan informal
untuk memperoleh kekuasaan, melalui cara-cara di luar prestasi kerja
dankeberuntungan. Politik dimainkan untuk mencapai kekuasaan, baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Politik organisasi juga berpicara
pada perihal kekuasaan dan pengaruh.
1. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan membuat orang lain melakukan apa
yang diinginkan seseorang untuk mereka lakukan, apabila dipergunakan
untuk kebaikan organisasi, kekuasaan merupakan kekuatan positif untuk
mencapai efekivitas organisasi tingkat tinggi. Kekuasaan dimana,
kemampuan memengaruhi perilaku orang lain dan sebaliknya menolak
pengaruh yang tidak diinginkan.20 Kebanyakan pemimpin menyadari
hanya sekedar memiliki visi tidaklah cukup untuk mencapai gagasan
revolusioner dan berskala besar yang mereka impikan. Aspek paling
penting dari kekuasaan adalah ketergantungan. Apabila kita memiliki
sesuatu yang dapat kita kontrol sendiri dan dibutuhkan orang lain, kita
akan membuat mereka tergantung dan dalam bidang tersebut kita
mendapatkan kekuasaan atas mereka. Ketergantungan meningkat ketika
sumber daya yang kita kontrol penting, jarang, dan tidak tergantikan.
Dasar kekuasaan atau sumber kekuasaan dikelompokkan dalam kategori
Formal Power dan Personal Power. Formal Power didasarkan pada posisi
individu dalam organisasi yang dapat berasal dari kemampuan memaksa

11
atau menghargai dari kemenangan formal. Sedangkan Personal Power
bersumber pada krakteristik unik individu berupa keahlian, penghormatan,
dan kekaguman orang lain
2. Pengaruh
Pengaruh adalah penggunaan perilaku akutal yang menyebabkan
perubahan perilaku atau sikap orang lain. Terdapat dua aspek, yaitu
pengaruh dilihat sebagai direksional. Seperti downward, manejer
mempengaruhi pekerja, lateral, pekerja memepengaruhi rekan kerja, dan
upward pekerja mempengaruhi manejemen. Dengan demikian Pengaruh
tidak hanya perubahan aktual pada orang lain saja, akan tetapi juga
kelompok atau organisasi. Menurut Norman Barry, Pengaruh suatu tipe
kekuasaan yang jika seorang dipengaruhi agar bertindak dengan cara
tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian. Orang
dengan kekuasaan yang dimiliki berusaha mempengaruhi orang lain.
Namun, usaha mempengaruhi bisa berhasil atau tidak berhasil.
Kemungkinan hasil yang dapat diperoleh dari pengaruh tersebut seperti,
orang akan secara antusias menyetujui dam akan menunjukkan inisiatif
dan ketekunan sambil menyelesaikan penungasa., orang dengan segan
menuruti dan akan perlu mendorong untuk memuaskan kebutuhan
minimum, dan orang akan mengatakan tidak, membuat alasan pemaaf,
memperlambat, atau menahan argumen.
c. Politik Dalam Pembangunan
Berbicara mengenai pembangunan kata yang tepat adalah
pengembangan guna meningkatkan pertumbuhan dan mensejahterahkan
masyarakat dalam sebuah negara. Pembangunan secara tidak langsung
menyatakan kemajuan, pertumbuhan dan perubahan. Menurut Siagian,
pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan
dan perubahan yang berencana dan dilakukan oleh suatu bangsa, negara
dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa”.
Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya
pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan,

12
pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan
pembangunan dengan westernisasi. Di Indonesia, Tanggung jawab
pembangunan menjadi sangat berat dan itu merupakan tantangan
tersendiri. Ditengah rendahnya kemampuan ekonomi negara saat ini,
pembangunan harusnya menjadi prioritas untuk dikembangkan, sudah
banyak bukti dinegara lain yang sudah maju dimana
pengembangansumber daya manusia yang diprioritaskan tersebut dapat
mendukung keberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Sistem
politik yang berlaku dalam suatu negara senantiasa terkait dengan
kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh negara. Dari segala persoalan
yang lahir dari tantangan globalisasi, maka sangat mungkin sekali apabila
pembangunan di Indonesia sangat bergantung sekali terhadap kondisi dan
situasi negara yang terefleksi oleh proyeksi masa depan sistem politik
Indonesia dengan menggunakan pendekatan komparasi dengan negara –
negara yang memiliki persamaan karakter dengan Indonesia. Negara
sebagai kesatuan poliik dalam hukum internasional harus memiliki unsur
– unsur tertentu. Hal itu ditentukan dalam Konperensi Pan – Amerika dan
menghasilkan “Konverensi mengenai hak – hak dan kewajiban negara”.
Dalam usaha untuk menyusun proyeksi masa depan sistem politik
Indonesia dengan pembangunan ekonominya maka sangat penting untuk
terlebih dahulu menganalisa keunggulan yang potensial dan kendala
kelemahan Indonesia. Faktor-faktor riil pendukung keunggulan tersebut
dapat dirangkum dalam berbagai sektor antara lain :
1. Sektor perkembangan permodalan (kapital dan investasi) di Indonesia
yang tercermin dalam indeks bursa saham gabungan Indonesia (IHSG).
2. Sumber daya manusia Indonesia sebagai faktor potensial pendukung
pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa datang.
3. Bentuk-bentuk dukungan politik terhadap kebijakan pembangunan
ekonomi Indonesia.
4. Bentuk – bentuk kebijakan publik yang mendukung pembangunan
ekonomi Indonesia di masa datang.

13
5. Ideologi sistem politik Indonesia yang mempengaruhi arah
pembangunan ekonomi secara keseluruhan

C. Hubungan Ideopolstratak Dengan Azas HMI


Seperti yang kita tau dalam Anggaran Dasar HMI pasal tiga
berbunyi bahwasanya Organisasi HMI berazaskan Islam. Pemikiran
Lafran Pane dalam mendirikan organisasi tidak lepas dari pandangannya
terhadap islam pada masa itu, terutama di Indonesia, yaitu negara yang
berpenduduk mayoritas beragama Islam, dengan segala realitas dan
totalitasnya. Dalam acara Dieas Natalis ke – 22 HMI Cabang Yogyakarta,
Lafran Pane menyampaikan bahwasanya HMI tidak perlu ada, karena apa
yang dilakukan HMI dapat dilakukan oleh organisasi mahasiswa lainnya,
seperti PPMI dan KAMI, akan tetapi buktinya HMI ada sampai sekarang
ini, akan tetapi ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan oleh
organisasi lain kecuali HMI yaitu perkaderannya yang menghasilkan
wawasan keislaman, keIndonesian, dan kemahasiswaaan. Dua ciri yang
membedakan latihan kader HMI dengan organisasi lain. Dua ciri yang
dimaksud adalah ditinjau dari materi latihan kader HMI, yaitu Nilai – Nilai
Dasar Perjuangan (NDP) dan Sejarah HMI. Seperti juga pada tujuan HMI,
“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam
dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah Swt”. Dari tujuan tersebut maka didapatlah lima kualitas
insan cita yang menjadi alat HMI dalam melakukan fungsi organisasi yaitu
sebagai organisasi perjuangan yang dengan kesungguhan berjuang
melakukan perubahan tehadap tatanan yang tidak sesuati dengan tuntunan
kontemporer. Lima insan cita tersebut yaitu, insan cita akademis, insan
cita pencipta, insan cita pengabdi, insan cita yag bernafaskan islam, dan
insan cita bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur
yang diridhoi Allah Swt. Lima insan cita HMI sebagai kelompok
intelegensia atau intelektual kader HMI, dapat digambarkan dengan tipe
koseptor, tipe solidaritas, tipe penyelesaian masalah, tipe administrator,

14
dan tipe negarawan. Pada pokoknya insan cita merupakan insan pelopor
yaitu insan yang berpikir luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka,
terampil atau ahli dalam bidangnya. Tugas HMI adalah melakukan
perombakan, perubahan, perbaikan, penyempurnaan terhadap segala

sesuatu yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan masih dalam koridor


islam nya ke arah yang lebih baik dan sempurna dalam kehidupan
beragama. HMI adalah organisasi kader dan sifat kadernya HMI dapat
dipahami dari status HMI sebagai organisasi mahasiswa, yang dipertegas
dalam tujuan HMI. Kader itu adalah orang inti. Kader merupakan benteng
serangan dari luar serta penyelewengan dari dalam.22 Status HMI sebagai
organisasi mahasiswa yang dipertgaskan dalam tujuan HMI. Terikat fungsi
HMI sebagai organisasi kader dan dengan rumusan tujuan HMI, HMI
bukanlah organisasi massa, tapi sebaliknya sebagai lembaga pendidikan
guna menciptakan kader – kader yang intelektual sebagai sumber daya
manusia dalam pembangunan negara. Intelektual secara bahasa, berarti
cendekiawan atau orang yang cerdas, berakal, dan berpikiran jernih
berdasarkan ilmu pengetahuan, memilik daya akal budi serta totalitas
pengertian atau kesadaran, terutama yang menyangkut pemikiran atau
kesadaran, terutama yang menyangkut pemikiran atau pemahaman.
Sedangkan Inteleligensia adalah bentuk jamak dari intelektual yang berarti
kaum terelajar, kaum cerdik pandai, para cendekiawan. Tidak ada
organisasi tanpa intelektual, tanpa pengorganisasian dan pemimpin.
Intelektual sebagai ideologi pemikiran suatu organisasi dalam
menggunakan strategi dan taktik dalam aspek politik atau dalam mencapai
tujuan organisasi. Akan tetapi, istilah intelektual sering juga diciptrakan
negatif. Memang, kejahatan intelektual jauh lebih berbahaya ketimbang
kejahatan non intelektual. Maka, istilah penghianatan, durhaka, dan
munafik intelektual muncul sebagai peringatan terhadap penyalahgunaan
ilmu pengetahuan. Perjuangan HMI sangat jelas apabila membalik
lembaran buku sejarah, dari awal mulanya persiapan berdirinya HMI pada
tahun 1946 sampai berdirinya HMI pada tanggal 5 Februari 1947 di

15
Yogyakarta, sebagai bukti perjuangan HMI dan kontribusi HMI kepada
negara Indonesia. Dengan menggunaka berbagai straegi dan taktik, HMI
mampu membantu rakyat Indonesia dalam memerangi penjajahan belanda
dan memusnaka PKI yang mana sangat tidak senang dengan HMI pada
masa itu. Karena gagal membubarkan HMI, maka PKI siap main kayu,
main kekerasa guna merebut kekuasaan dan pemerintahan yang sah. Maka
meletuslah Pemberontakan G30SPKI. Akan tetapi menghadapi hal
tersebut, HMI tidak terpancing dalam menggunaka kekerasan, HMI
menggunakan intelektualnya sebagai alat perang menumpas PKI. Alhasil,
pada 10 Januari 1966, munculah Tritura (Tri Tuntutan Rakyat), yaitu :
Bubarkan PKI, reator kabinet, dan turunkan harga. Dan pada 12 Maret
1966 dibubarkan dan dilarangnya PKI.
D. Strategi dan Taktik Dalam Pembangunan SDM
a. Strategi
Strategi adalah Bagaimana menggunakan peristiwa-peristiwa
politik dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai rencana
perjuangan. Setiap organisasi memerlukan strategi, yang dimaksud
dengan strategi adalah suatu rencana yang bersifat menyeluruh atau
komprehensif yang mengandung arahan tentang tindakan – tindakan
utama yang apabila terlaksana dengan baik akan berakibat pada
tercapainya berbagai sasaran jangka panjang dalam lingkungan
eksternal yang bergerak dinamis.27 Strategi memiliki dua definisi,
defenisi umum, strategi adalah proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai. Sedangkan definisi khusus, Strategi merupakan
tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian,
strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang

16
baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam
bisnis yang dilakukan. Strategi memiliki dua tingkatan:
1. Strategi pada tingkat korporasi dan
2. Strategi yang sifatnya fungsional.
Strategi pada tingkat korporasi merupakan tanggung jawab
sekolompok orang yang menduduki posisi manajerial puncak,
sedangkan perumusan dan penentuan strategi fungsional diserahkan
kepada para pemimpin yang bertanggung jawab. Lain halnya dengan
organisasi yang terlibat dalam bidang kegiatan bisnis. Korporasi
demikian dikenal dengan berbagai nama seperti grup. Pada
korporasi, terdapat tiga tingkatan :
1. Strategi tingkat korporasi,
2. Strategi tingkat bidang satuan bisnis, dan
3. Strategi tingkat fungsional.
Strategi pada tingkat korporasi dirumuskan dan ditetapkan oleh
kelompok orang yang menduduki jabatan manajemen puncak. Strategi
yang dirumuskan mencakup semua kegiatan organisasi, termasuk
beraneka bidang bersifat bisnis.

b. Taktik
Taktik adalah tahap-tahap atau langkah-langkah tertentu yang
dipakai untuk melaksanakan strategi. Jika seorang pemimpin sudah
merumuskan tujuan dan strateginya, maka ia berada dalam posisi untuk
menentukan taktik. taktik bukanlah sebuah strategi, namun taktik ada di
dalam strategi. Taktik ini memiliki ruang lingkup yang lebih kecil
dengan waktu yang lebih singkat.
Taktik bagi HMI adalah diibaratkat sebuah Peta dalam medan
Pertempuran. sehebat apapun kekuatan kita tanpa pengetahuan tentang
medan dimana kita akan bertempur adalah akan menjadi sia-sia. Maka
untuk memahami secara jelas tentang Konsep Ideologi Polotik Strategi

17
dan Taktik HMI mari kita mengulasnya dari pengertian tentang
IdeologiPolitik Strategi dan Taktik. taktik adalah penggunaan kekuatan
untuk memenangkan suatu pertempuran.
Taktik harus tunduk dan mengabdi kepada strategi, rencana
perjuangan (strategi) meliputi perjuangan secara menyeluruh baik
dalam hubungan nasional, internasional, dan daerah/local maupun
mengenai semua segi kehidupan masyarakat/ Negara, ekonomi,
hamkam, pendidikan, agama dan lain-lain. Jika semua langkah –
langkah taktik dalam seluruh strategi berhasil, pastilah srateginya
berhasil. Jika semua langkah – langkah taktik dalam strategi gagal,
maka pastilah stateginya sendiri gagal. Jika seluruh langkah – langkah
strategi gagal, strategi masih dapat berhasiil jika kemudian disusul
dengan langkah-langkah taktik yang berhasil serta yang bernilai
strategis.

E. Langkah – langkah Strategi dan Taktik HMI Dalam pembanguanan


SDM
Sebenarnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam suatu
organisasi atau perusahaan dapat dilihat dengan kasat mata. Dalam hal
ini, yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur yang dapat menjadi patokan
adalah seberapa besar/kecil sumber daya manusia (SDM) tersebut
memiliki atau berdaya manfaat bagi suatu perusahaan.
Oleh sebab itu, mengingat besarnya peran SDM terhadap kemajuan
organisasi, tanggung jawab dalam upaya pengembangan kualitas SDM
tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab masing – masing karyawan,
pekerja, atau staff terkait, melainkan juga menjadi tanggung jawab
organisasi, pimpinan, maupun manajer perusahaan, sehingga organisasi
atau perusahaan tersebut dapat survive bahkan semakin berkembang.
Strategi dan taktik jitu menjadi kunci utama dalam upaya
mengembangkan potensi dan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

18
Dalam hal ini Strategi dan taktik dalam pembangunan SDM
merupakan perencanan mengenai cara bagaimana kualitas dari sumber
daya manusia yang dimiliki mampu berkembang ke arah yang lebih baik,
meningkat kemampuan kerja, skill dan memiliki loyalitas yang baik
terhadap organisasi atau perusahaan. Dengan strategi dan taktik

pengembangan Sumber Daya Manusia yang baik, dapat menciptakan


pekerja yang memiliki etos kerja, mental, manajemen, dan loyalitas yang
baik terhadap perusahaan.
Langkah – langkah strategi dan taktik tersebut dapat dilakukan
berupa ideologi yang berupa ide atau gagasan, Kajian Ideologi harus
dipahami dan bagaimana kekuatan tersebut dapat diaplikasikan oleh suatu
organisasi dengan menggunakan strategi dan taktik yang tertata rapi dan
terstruktur sehingga tujuan dari organisasi itu sendiri dapat tercapai.
Ideologi pada suatu negara berpotensi sebagai alat perjuangan guna
meningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten yang bertujuan
sebagai pembangunan suatu negara.
Dalam HMI ideologi menjadi hal yang sangat penting, dengan
keintelektual dan wawasan kader HMI, diharapkan mampu menjadi
seorang pemimpin yang berkompeten dalam memeajukan suatu
organisasi atau kelompok. Untuk membangun suatu ideologi perlulah
sistem – sistem yang penting dalam melatih ideologi, yang pertama
adalah sistem pendidikan yang bermutu, dengan sistem pendidikan yang
bermutu tersebut sebagai penunjang ideologi bagi seseorang terutama
kader HMI, hal tersebut terdapat dalam lima kualitas insan cita, yang
pertama adalah kualitas insan cita akademis, yaiut berpendidikan tinggi,
berpengetahuan luas, mampu berfikir rasional, objektif dan kritis.
Dan juga sanggup berdiri sendiri secara independen dengan ilmu
yang dimiliki sesuai dengan jurusan ilmu yang dipilih, baik secara teoritis
maupun teknis, dan juga dapat mengarah pada tujuan sesuai dengan
prinsp – prinsip perkembangan. Kualitas insan cita pencipta, yaitu
sanggup melihat kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan

19
bergairah bisar dalam menciptakan suatu bentuk ideologi maupun hal lain
yang lebih baik dan bermanfaat. Dengan ditopang kemampuan akademis,
yang mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran
islam. Kualitas insan cita pengabdi, yaitu ikhlas dan sanggup berkarya
demi kepentingan orang banyak atau sesama umat manusia. Kualitas
insan cita bernafasakan islam, ajaran islam akan membentuk unity of
personality dalam diri seorang kader. Kualitas insan cita yang

bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang


diridhoi Allah Swt, dengan bertakwa, sanggup memikul akibat – akibat
dari perbuatannya dan sadar bahwa menurut arah jalan yang benar. Selain
ideologi, strategi dan taktik HMI dalam pembangunan SDM berupa
latihan – latihan lembaga kekaryaan, yang dimaksud lembaga kekaryaan
adalah badan khusus HMI diluar KOHATI, LPL yang bertugas
melaksanakan kewajiabn – kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan
bidang keahliannya masing – masing, latihan kerja berupa dharma bhakti
kemasyarakatan dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Adanya
lembaga kekaryaan dimaksudkan untuk mempertajam kemampuan –
kemampuan kader dalam bidangnya masing – masing yang mana dapat
berguna bagi individu, kelompok, dan juga Negara.
.

BAB III

20
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwasanya Ideopolstratak terdari dari Ideologi, Politik, Strategi, dan Taktik
yang mana masing – masing sangat penting dalam suatu organisasi dan juga
kepemimpinan. Ideologi sebagai ide – ide gagasan pemikiran dalam
merencanakan suatu strategi dan taktik pada organisasi guna mencapai tujuan
organisasi tersebut. Ideologi memiliki empat jenis, yaitu Ideologi Lebiralisme,
Ideologi Konservatif, Ideologi Sosialisme dan Komunisme, lalu Ideologi
Fasisme.
Politik adalah urusan – urusan suatu negara untuk mencapai tujuan negara.
Politik tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik juga
terjadi pada organisasi formal, badan usaha, organisasi keagamaan, kelompok,
bahkan pada unit keluarga. Pengertian lain dari politik adalah sesuatu yang
ada dan dialami dalam kehidupan setiap organisasi tetapi agak sulit untuk
mengukurnya, akan tetapi penting untuk dipelajari dalam perilaku
keorganisasian, karena keberadaannya dapat mempengaruhi perilaku orang-
orang yang ada dalam organisasi. Strategi adalah Bagaimana menggunakan
peristiwa-peristiwa politik dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai
rencana perjuangan. Setiap organisasi memerlukan strategi, yang dimaksud
dengan
Strategi adalah suatu rencana yang bersifat menyeluruh atau komprehensif
yang mengandung arahan tentang tindakan – tindakan utama yang apabila
terlaksana dengan baik akan berakibat pada tercapainya berbagai sasaran
jangka panjang dalam lingkungan eksternal yang bergerak dinamis. Taktik
adalah tahap-tahap atau langkah-langkah tertentu yang dipakai untuk
melaksanakan strategi. Jika seorang pemimpin sudah merumuskan tujuan dan
strateginya, maka ia berada dalam posisi untuk menentukan taktik. taktik
bukanlah sebuah strategi, namun taktik ada di dalam strategi. Taktik ini
memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dengan waktu yang lebih singkat.

21
Di HMI, Ideopolstratak sangat penting dalam pembangunan Sumber Daya
Manusia yang berkualitas, Sumber Daya Manusia tersebut diharapkan dapat
memimpin suatu organisasi dengan kepemimpinan yang baik. Strategi dan
Taktik HMI dari masa lalu selalu menggunakan ideologi intelektual dalam
mencapai sesuatu, yang mana kader – kader HMI yang telah dibina di HMI
dengan training – training di HMI.

B. Saran
Melihat situasi HMI pada masa sekarang dibandingkan HMI pada masa
lampau, HMI telah kehilangan kader – kader yang kritis akan keadaan Negara
sekarang. Kesadaran – kesadaran akan fungsi HMI sebagai oraganisasi
perjuangan kian semakin memudar. Diharapkan kader – kader HMI semakin
sadar akan jati dirinya sebagai organisasi perjuangan, ideologi, strategi, dan
taktik HMI guna membentuk Sumber Daya Manusia atau kader – kader
berkualitas lima insan cita juga semakin memudar, kader – kader HMI
kebanyakan telah hilang jati dirinya sebagai kader dan sebagai mahasiswa
yang berperan aktif dan kritis sebagai generasi perubahan dan generasi sosial
kontrol yang kirits melihat situasi Negara sekarang dan sebagai regenerasi
calon – calon pemimpin berkualitas insan cita.

22
DAFTAR PUSTAKA

HMI Cabang Ciputat. 2015. Basic Training: Panduan untuk Kader Himpunan
Mahasiswa Islam. Ciputa: Bidang PA HMI Cabang Ciputat.

Nur Sayyid Santoso Kristeva, S.Pdi, M.A. 2012. Sejarah Ideologi Dunia. Cilacap:
Komunitas Santri Progresif (KSP)

Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul. 2008. 44 Indikator Kemunduran HMI. Jakarta:


CV Misaka Galiza.

Dr. Akbar Tandjung, Prof. Dr. H. Agussalim Situmpul, Drs. Chumaidy Syarif
Romas, M.Si. 2011. Lafran Pane Jejak Hayat dan Pemikirannya. Jakarta:
Penerbit Lingkar.

23

Anda mungkin juga menyukai