A. Pengertian Bangsa
Istilah bangsa berasal dari bahasa latin aitu natio yang berarti sesuatu
telah lahir. Kata tersebut bermakna keturunan, kelompok orang yang berada
dalam satu garis keturunan. Dalam bahasa Inggris bangsa disebut dengan
kata nation.
Dalam masyarakat, istilah Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang
dianggap Nasional memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan
bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah. Mereka umumnya dianggap
memiliki asal usul keturunan yang sama.
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai pengertian bangsa,
berikut ada beberapa definisi bangsa dari para ahli :
1. Ernet Renan
Bangsa adalah sekelompok manusia yang berada dalam suatu ikatan batin
yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah, serta cita-cita yang
sama.
2. Hans Kohn
Bangsa itu terjadi karena adanya persamaan ras, bahasa, adat istiadat dan
Agama yang menjadi pembeda antara bangsa satu dan bangsa lain.
3). Otto Bauer
Bangsa merupakan sekelompok manusia yang memiliki persamaan karakter
karena persamaan nasib dan pengalaman sejarah budaya yang tumbuh
berkembang bersama dengan tumbuh kembangnya bangsa.
4). G.A. Jacobsen dan M.H. Lipman
Bangsa merupakan suatu kesatuan budaya dan kesatuan politik.
5) Ir. Soekarno
Bangsa merupakan segerombolan manusia yang besar, keras (mempunyai
persamaan watak/karakter), mempunyai keinginan untuk bersatu dan hidup
di atas suatu wilayah satu unit yang nyata.
B. Ciri-Ciri Suatu Bangsa
Berdasarkan penjelasan-penjelasan beberapa poin sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri suatu bangsa adalah sebagai berikut :
1. Negara dalam arti formil ialah suatu saja sehingga tidak dapat
diterapkan di negara secara khusus .yang artinya ialah bahwa negara
mempunyai kewenangan untuk menjalankan kekuasaan dan
pemaksaan secara fisik namun sah menurut ketentuan hukum yang
berlaku.jadi negara dalam arti formil sama dengan negara ditinjau dari
aspek kekuasaan.
2. Negara dalam arti materil ialah persekutuan hidup dari individu-
individu sebagai anggota masyarakat.
Dalam ilmu negara ,Zaman Yunani sebagai titik tolak pembahasan karena pada
Zaman Yunani tersebut pertama sekali negara memberikan suatu kebebasan
kepada warga negaranya untuk berfikir secara bebas dan kritis terhadap hal-hal
yang berkenaan dengan hukum dan masalah kenegaraan,sedangkan kebebasan
berpikir tersebut itulah merupakan syarat utama untuk berkembangnya suatu
ilmu pengetahuan.
Pengertian orde
Pada masa periode ini, penerapan dari Pancasila sebagai dasar negara dan
untuk pandangan hidup sedang menghadapi berbagai masalah. Terdapat upaya-
upaya untuk mengganti dasar Negara pada waktu itu yaitu Pancasila dan
mengganti pandangan hidup bangsa.
Upaya-upaya tersebut dapat terlihat dari munculnya berbagai gerakan-
gerakan dari pemberontak yang tujuannya untuk dapat menganti Pancasila
dengan ideologi lainnya dari pemikiran berbeda. Ada dua kejadian
pemberontakan yang terjadi pada masa periode ini yaitu:
· Pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI)
Pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun yang
terjadi pada tanggal 18 September 1948. Pemberontakan ini telah dipimpin oleh
Muso. Tujuan dari pembentukan PKI itu utamanya adalah untuk dapat
mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi tentang komunis. Dengan
kata lain, aksi pemberontakan tersebut direncanakan untuk dapat mengganti
Pancasila dengan suatu paham komunis. Tapi kemudian aksi pemberontakan ini
pada akhirnya bisa digagalkan.
· Pemberontakan oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia
Pemberontakan oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia yang dipimpin
Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Aksi dari pemberontakan ini ditandai dengan
pendirian kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang di bentuk oleh
Kartosuwiryo pada tanggal 17 Agustus 1949.
Tujuan utama dari pendirian Negara Islam Indonesia (NII) adalah
untuk dapat mengganti Pancasila yang sebagai dasar negara dengan dasar
Negara yang mengikuti syari’at Islam. Upaya-upaya penumpasan
pemberontakan ini telah memakan waktu yang cukup lama. Kemudian pada
tanggal 4 Juni 1962, Kartosuwiryo dan para pengikutnya baru dapat ditangkap.
Pada periode ini, dasar Negara yang diterapkan masih tetap Pancasila, akan
tetapi didalam penerapan sehari-hari lebih diarahkan seperti pada ideologi
liberal. Hal tersebut dapat dilihat dan diketahui didalam penerapan sila keempat
Pancasila yang sudah tidak lagi berjiwa musyawarah dan mufakat, melainkan
sudah menerapkan suara terbanyak (voting).
Didalam periode ini, bentuk persatuan dan kesatuan sedang mendapatkan
tantangan yang berat dengan munculnya berbagai aksi pemberontakan, yang
pertama adalah Republik Maluku Selatan (RMS), kemudian Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan yang terakhir adalah Perjuangan
Rakyat Semesta (Permesta) yang mempunyai tujuan agar dapat melepaskan diri
dari naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada bidang politik, sikap demokrasi berjalan lebih baik karena sudah
terlaksananya pemilu pada tahun 1955 yang dianggap paling bersikap
demokratis. Tetapi kemudian anggota Konstituante hasil pemilu tersebut tidak
dapat menyusun sesuai Undang-Undang Dasar seperti yang diharapkan.
Hal itulah yang telah menimbulkan terjadinya krisis politik, krisis ekonomi,
dan juga krisis keamanan, yang akhirnya pemerintah segera
mengeluarkan Dekrit Presiden 1959.
Periode ini juga dikenal sebagai bentuk periode demokrasi yang terpimpin
karena pada masa ini demokrasi bukan berada pada kekuasaan yang dipegang
rakyat sehingga yang memimpin demokrasi adalah nilai-nilai dari Pancasila
tetapi tetap berada pada kekuasaan pribadi Presiden Soekarno.
Kemudian terjadilah beberapa penyimpangan penafsiran terhadap dasar
Negara Pancasila didalam konstitusi. Akibatnya Presiden Soekarno menjadi
otoriter yaitu mengangkat diri menjadi presiden seumur hidup, kemudian
menggabungkan Nasionalis, Agama, serta Komunis, yang pada akhirnya tidak
cocok bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kebenaran itu terbukti dengan adanya kemerosotan moral pada sebagian
masyarakat yang sudah tidak lagi hidup dengan bersendikan nilai-nilai
Pancasila, serta berusaha untuk dapat menggantikan Pancasila dengan paham
ideologi lain.
Banyak dari hal negatif yang timbul akibat dari penerapan konsep
kebebasan tersebut yang tanpa batas, contoh dari hal negatif terjadinya masa
reformasi tersebut seperti munculnya pergaulan kehidupan yang bebas, pola
komunikasi yang tidak mempunyai etika bahkan dapat memicu terjadinya suatu
perpecahan antara individu dengan individu lainya, kelompok satu dengan
kelompok lainya, dan banyak hal negatif yang sebagainya.
1. Pengertian sejarah
Makna sejarah dapat dipahami dengan baik dengan membuka pengertian
perbahasaan (etimologis) dan peristilahan (terminologis). Dengan cara
demikian, akan memudahkan untuk memaparkan sekaligus menunjukkan
secara relatif makna dari sebuah kata. Secara etimologis, kata sejarah
berasal dari Bahasa Arab “syajaratun” yang memiliki arti pohon atau
silsilah.i Istilah sejarah dalam Bangsa Arab dikenal dengan tarikh yang
berarti menulis atau mencatat; catatan tentang waktu dan peristiwa.ii
Sedangkan di dunia Barat (Eropa), sejarah sering disebut dengan istilah
history atau dalam Bahasa Yunani historia yang artinya masa lampau
manusia.iii Hal ini mengartikan bahwa pembahasan sejarah sepenuhnya
mengarah kepada peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi atau bisa
disebut sesuai realita. Sebagaimana dalam KBBI online, sejarah mempunya
arti asal-usul silsilah; kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau; pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang
benar- benar terjadi dalam masa lampau. Dari beberapa uraian di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa sejarah merupakan rangkaian peristiwa yang
benar-benar terjadi di masa lampau serta mempengaruhi masa sekarang dan
masa yang akan datang.
B. Sejarah Pra Islam dan Masa Islam
a) Fase Makkah
Muhammad lahir di Makkah pada masa keadaan masyarakat yang
disintegrasi bangsa (bisa dikatakan buruk untuk masa kini). Muhammad
lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah, bertetapan dengan tanggal
20 April 571 M. Muhammad adalah putra tunggal dari pasangan Abdullah
dan Aminah yang mana ketika lahir pun beliau sudah menjadi yatim piatu.
Sejak kecil Muhammad memilki sifat yang terpuji sehingga kemudian ia di
juluki “al-amin” atau orang yang dipercaya. Pada usia yang ke-25
Muhammad menikah dengan seorang janda kaya yang bernama Khadijah.
Dalam masa pernikahannya ini Muhammad sering melakukan kontemplasi
atau menyendiri di luar Makkah, tepatnya di sebuah Gua yang bernama
Hira. Entah apa yang di pikirkannya yang pastinya saat itu Muhammad
mengalami kejumudan tingkat tinggi.
Pada saat Muhammad mendekati usia 40 tahun, beliau makin sering
gelisah, sehingga pelariannya dengan menyepi di gua Hira semakin
sering kualitas maupun kuantitasnya. Suatu malam di bulan Ramadhan
tepatnya 17 Ramadhan yang bertetapan pada tanggal 6 Agustus 610 M,
datanglah malaikat Jibril. Malaikat itu mendekap Muhammad sehingga
membuatnya susah bernafas. Kemudian ia dilepas dan dikatakatan
kepadanya "bacalah!", kemudian ia menjawab "aku tak bisa membaca".
Perintah tersebut disampaikan tiga kali hingga akhirnya malaikat Jibril
membacakan dengan lengkap.
b) Fase Madinah
Fase ini dimulai sejak berpindahnya atau hijrahnya Nabi dan para
sahabatnya ke Yastrib (sekarang Madinah). Peristiwa hijrah tersebut
dilatarbelakangi oleh sikap para kabilah dan kaum Quraiys masa itu. Mereka
mengusir Nabi beserta pendukungnya karena dianggap mengajarkan agama
yang sesat. Sehingga Nabi pun harus pergi dari kota kelahiranya. Tetapi
Setelah melalui perjuangan secara terus menerus dan atas rahmat Allah
SWT maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta Sang Dwi Tunggal
Proklamasi atas nama bangsa Indonesia mengumandangkan kemerdekaannya.
1.Gnosiolog
2. Logikal material
a. Terjadinya Pengetahuan
Ilmu secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu ilmu alam dan
ilmu sosial. Ilmu alam adalah ilmu yang berobjek fakta alam, misalnya ilmu
falak, fisika dan biologi. Ilmu pasti termasuk dalam kelompok ilmu alam, sebab
ilmu pasti mempunyai objekbejupa benda-benda. Namun benda-benda itu
dilucuti sifat kebendaannya kecuali jumlah, ruang, sudut atau bidang.
Keseluruhan hasil diukur secara eksak sehingga disebut ilmu eksakta. Ilmu
sosial menyelidiki fenomena yang terjadinya dipengaruhi oleh perilaku
manusia, misalnya pendidikan, psikologi, ekonomi, hukum, politik dan
sebagainya. Oleh karena berhubungan dengan manusia maka ilmu sosial kadang
disebut sebagai ilmu budaya (humaniora).
Ilmu sosial merupakan sebuah disiplin yang berusaha memahami cara
manusia bertingkah laku dalam masyarakat, baik dalam lapangan ekonomi,
politik, hukum, pendidikan, dan sebagainya. Perilaku itu timbul dalam interaksi
manusia dengan lingkungan baik alam maupun manusia lain (human
relationship). Manusia adalah makhluk sosial yang secara naluriah mempunyai
dorongan untuk bergaul dan bekerja sama dengan sesama. Pilihan menjadi
anggota masyarakat menjadikan manusia sebagai bagian dari organisasi sosial.
Manusia dibekali kemampuan ini karena misinya untuk terus menyempurnakan
dirinya menjadi makhluk yang berbudaya dan membudayakan alam sekitarnya.
Manusia mampu bertindak di luar ikatannya dengan alam sehingga kegiatannya
diarahkan pada tujuan tertentu yang nilainya telah diakui menurut akalnya.
Campur tangan akal telah mengubah alam (nature) menjadi kebudayaan
(culture) (Daldjoeni, 1985:22). Kebutuhan akan keinginan mempelajari perilaku
manusia telah menimbulkan keinginan untuk mengkaji ilmu sosial.
Perkembangan ilmu sosial tidak dapat mencapai derajad yang bisa
dicapai oleh ilmu alam. Menurut Dalen, hal itu disebabkan oleh objek
penelaahan gejala sosial yang kompleks, kesukaran dalam pengamatan, objek
pengamatan tidak berulang dan adanya motif dalam objek yang diteliti
(Suriasumantri, 2001: 134-139). Makin dekat bidang ilmu dengan pengalaman
manusia maka makin besar kesatuan subjek dengan objek dan makin besar
peranan subjek dalam kesatuan itu (Verhaak dan Imam, 1989: 118).
Kesukaran-kesukaran dalam ilmu sosial menyebabkan minimumnya
konsensus (interagreement) yang dapat dicapai di antara para ilmuwan sosral,
Dari ketiga dimensi din tersebut, akidah menduduki posisi yang paling
prinsip dan menentukan. Dalam pengertian bahwa yang menentukan seseorang
itu mutadayyin atau tidak adalah akidahnya. Dengan kata lain, yang
memisahkan seseorang yang beragama dari yang tidak beragama (ateis) adalah
akidahnya. Lebih khusus lagi, bahwa akidahlah yang menjadikan orang itu
disebut Muslim, Kristiani, Yahudi atau yang lainnya.
Kelebihan manusia terletak pada unsur ruhani (mencakup hati dan akal,
keduanya bukan materi). Dengan akalnya, manusia yang lemah secara fisik
dapat menguasai dunia dan mengatur segala yang ada di atasnya. Karena unsur
inilah Allah menciptakan segala yang ada di langit dan di bumi untuk manusia
(lihat surat Luqman ayat 20). Dalam salah satu ayat Alquran ditegaskan :
"Sungguh telah Kami muliakan anak-anak, Kami berikan kekuasaan kepada
mereka di darat dan di laut, serta Kami anugerahi mereka rezeki. Dan
sungguh Kami utamakan mereka di atas kebanyakan makhluk Kami lainnya."
(QS Al-Isra, 17 : 70).
Unsur akal pada manusia, awalnya masih berupa potensi (bilquwwah)
yang perlu difaktualkan (bilfi’li) dan ditampakkan. Oleh karena itu, jika
sebagian manusia lebih utama dari sebagian lainnya, maka hal itu semata-mata
karena hasil usahanya sendirinya. Karenanya, dia berhak bangga atas yang
lainnya. Sebagian mereka ada pula yang tidak berusaha memfaktualkan dan
menampakkan potensinya itu, atau memfaktualkannya hanya untuk memuaskan
Termasuk ke dalam unsur ruhan adalah fitrah. Manusia memiliki fitrah yang
merupakan modal terbesar manusia untuk maju dan sempurna. Din adalah
bagian dari fitrah manusia.
Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini
merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan
agama yang mengajarkan umatnya untuk cinta damai atau senantiasa
memperjuangkan perdamaian, bukan peperangan atau konflik dan kekacauan.
2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’ (سلم أ ْ ) yang berarti berserah diri atau
pasrah.
Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa
yang Allah perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya.
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya (aslama wajhahu) kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. 4 : 125)
Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik
yang ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada
Allah SWT, dengan mengikuti sunnatullah-Nya.
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal
kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan.” (QS. 3 : 83)
Islam adalah agama sempurna maka pada saat itu diputuskan bahwa asas dari
organisasi tersebut berasaskan asas Islam[7]. Kesempurnaan Islam menjadi
bagian dalam semangat perjuangan HMI. Arah dan gerak HMI setia pada ajaran
agama Islam. Islam dalam HMI adalah Islam yang bersumber pada ajaran Al-
Quran dan As-Sunnah. Ke-Islaman, ke-Indonesian dan Keintelektualan adalah
ciri dari organisasi yang selalu diperjuangan oleh setiap kader HMI.
Namun belakangan banyak kalangan yang mengganggap bahwa
HMI adalah Islam liberal[8]. HMI adalah Islamnya kebarat-baratan. Anggapan
A. DEFINISI
“Kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dalam
mencapai tujuanbersama”.
1. Seni utk menciptakan kesesuaian paham.
2. Bentuk persuasi dan inspirasi.
3. Kepribadian yg memiliki pengaruh.
4. Tindakan dan perilaku.
5. Titik sentral proses kegiatan kelompok.
6. Hubungan kekuatan / kekuasaan.
7. Sarana pencapaian tujuan.
8. Hasil dari interaksi.
9. Peranan yang dipolakan.
10. Inisiasi struktur.
E. TIPE-TIPE PEMIMPIN
1. Tipe Otokratik
a) Karakteristik negative, egois.
b) Memutarbalikkan fakta.
c) Sumber segala sesuatu dlm organisasi.
d) Tujuan organisasi identik dg tujuan pribadi.
e) Pembenaran segala cara dlm mencapai tujuan.
f) Memperlakukan bawahan sama rendah.
g) Mengutamkaan pelaksanaan dan penyelesaian tugas.
h) Pengabaian peranan bawahan dlm decision making.
i) Tdk mau menerima saran dan pandangan bawahan.
j) Menonjolkan kekuasaan formal.
k) Menuntut keta’atan penuh dari bawahan.
l) Menegakkan dsiplin dengan kaku.
m) Memberikan perintah / instruksi dg keras.
n) Menggunakan pendekatan punitip jika bawahan salah.
2. Tipe Paternalistik
a) Umumnya terdpt pd masyarakat tradisional.
b) Popularitas disebabkan:
- Kuatnya ikatan primordial.
- Extended family system.
- Kehidupan masyarakat komunal.
II. MANAJEMEN
A. DEFINISI
“ Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
– sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan”.
C. Unsur-unsur manajemen
1. Man (manusia)
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-
orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Material (bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli
dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
3. Machine (mesin / alat)
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
4. Methods (tata kerja)
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
III. ORGANISASI
A. DEFINISI
“Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait
dalam hubungan formal dalam rangkaian hirarki untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan”.
B. CIRI–CIRI ORGANISASI
1. Melambangkan identitas / tujuan / arah sendiri.
2. Mempunyai hierarki / tingkat autoritas / struktur.
3. Terdapat pembagian kerja.
4. Memiliki asset: software (SDM) dan hardware.
C. FUNGSI-FUNGSI ORGANISASI
1. Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya.
2. Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi.
3. Mencegah kesimpangan kerja.
4. Menentukan pedoman-pedoman kerja.
D. KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN ORGANISASI
1. Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing.
2. Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi.
3. Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja.
4. Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat.
5. Agar kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakuakn secara efektif dan
efisien.
E. TIPE-TIPE ORGANISASI
1. Bentuk Lini
Yang pertama ini sering pula dinamakan :bentuk lurus”, “bentuk jalur” dan
“bentuk militer”. Bentuk lini ini mula-mula diperkenalkan oleh seorang ahli
adminstrasi berkebangsaan Perancis, Henry Fayol. Bentuk lini dipandang
sebagai bentuk yang paling tua dan dipergunakan secara luas pada masa
perkembangan industri pertama. Organisasi ini banyak dipergunakan di
lingkungan militer dan perusahaan-perusahaan kecil.
Ciri-cirinya :
a) Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi
ke berbagai tingkat operasional.
b) Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua
kegiatannya.
c) Otoritas dan tangungjawab tertinggi pada puncak makin lama makin
berkurang menurut jenjang.
d) Organisasinya kecil, begitu pula karyawannya sedikit.
e) Hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan bersifat langsung.
f) Tujuan, alat-alat yang digunakan dan struktur organisasinya masih sederhana.
g) Pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan tertinggi.
Keuntungan organisasi yang berbentuk lini :
3. Bentuk Fungsional
Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana kekuasaan dari pimpinan
dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan-satuan dibawahnya
dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Tiap-tiap kepala dari satuan ini
mempunyai kekuasaan untuk memerintah semua pejabat bawahan sepanjang
mengenai bidangnya (The Liang Gie, dkk., 1981, hal. 136). Ciri lain dari
organisasi demikian adalah bahwa didalam organisasi tidak terlalu menekankan
pada hirarki struktural, akan lebih banyak didasarkan pada sifat dan macam
fungsi yang harus dijalankan. Sebenarnya bentuk ini tidak populer, dan
kebanyakan hanya dipergunakan dalam lingkungan usaha swasta seperti toko
serba ada, dan yang sejenisnya.
Kebaikan-kebaikannya :
a) Ada pembagian yang tegas antara kerja pikir dan fisik.
b) Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
c) Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama pada
umumnya tinggi.
d) Moral serta disiplin kerja tinggi.
e) Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah dijalankan.
Kelemahannya :
a) Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri
dalam satu bidang saja.
b) Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar diadakan, karena orang-orang
yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsi saja.
c) Inisiatif perorangan mudah tertekan, karena sudah dibatasi pada suatu fungsi.
4. Tipe Panitia
Kelemahannya :
a) Proses pengambilan keputusan agak lambat karena segala sesuatunya harus
dibicarakan lebih dulu dengan para anggota organisasi.
b) Apabila ada kemacetan kerja, tak seorang pun yang mau diminta pertanggung
jawabannya melebihi dari yang lain.
c) Para pelaksana sering bingung karena perintah tidak datang dari satu orang
pimpinan saja.
d) Kreativitas nampaknya sukar dikembangka, karena pelaksanaan didasarkan
pada kolektifitas.
A.Definisi Mahasiswa
1. Formal:
2. Non - Formal:
a. Rasional
b. Analitis
c. Kritis
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kritis : Keadaan yang berbahaya, dalam
hal ini kritis selalu diidentikan sebagai bagian dari sikap seorang intelektual.
Karena sikap kritis disini memiliki tujuan untuk melakukan control dan
perubahan kearah yang ideal (seharusnya). Mahasiswa sebagai bagian dari
masyarakat selalu dituntut untuk mampu bersikap kritis terhadap keadaan
disekitarnya.
d. Universal
e. Sistematis
C. Tipe-Tipe Mahasiswa
3. Tipe Apatis, yaitu mahasiswa yang tidak perduli terhadap kegiatan akademik
maupun organisasi. Biasanya Mahasiswa jenis ini dalam kehidupan sehari-
4. Tipe Aktivis, yaitu mahasiswa yang selalu aktif dalam setiap kegiatan
organisasi namun tidak serta merta meninggalkan kewajibannya dalam bidang
akademik. Mahasiswa tipe ini dapat membagi waktunya kapan ia harus fokus
terhadap organisasi dan kapan ia harus fokus terhadap akademik, sehingga
kewajibannya sebagai akademisi dan organisator dapat dilaksanakannya dengan
baik.
1928
Sejarah berlanjut pada periode berikutnya di tahun 1928. Pada awalnya,
mahasiswa di Surabaya yang bernama Soetomo pada tanggal 19 oktober 1924
mendirikan Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie-club). Di tempat
yang berbeda, oleh Soekarno dan kawan - kawannya dari Sekoleah Tinggi
Teknik (ITB) di Bandung beriniisiatif untuk mendirikan Kelompok Studi
Umum (Algemeene Studi Club) pada tanggal 11 Juli 1925. Pembentukan kedua
kelompok diskusi ini merupakan bentuk kekecewaan mereka terhadap
perkembangan pergerakan politik mahasiswa yang semakin tumpul pada masa
itu.
1974
1998
Namun pengekangan terhadap mahasiswa melalui NKK/BKK tidak
bertahan lama. Gejolak krisis moneter di seluruh dunia telah membuat kondisi
perekonomian di Indonesia terguncang hebat. Hal tersebut ditandai dengan
menaiknya angka tukar rupiah terhadap dolar yang menembus Rp 17.000/Dolar.
Hal ini tentu saja sangat mengejutkan masyarakat Indonesia, khususnya
mahasiswa yang akhirnya animo pergerakannya mulai bangkit setelah
sebelumnya mengalami mati suri yang cukup panjang. Dimulai ketika pada saat
20 mahasiswa UI yang mendatangi gedung MPR/DPR RI denga tegas menolak
pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan melalui sidang umum
MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional kepada MPR.
HIDUP MAHASISWA!!!