Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN KOHATI

Bismillahirrahmanirrahim

Dialah Allah Subhanahu wata’ala tempat bergantung segala sesuatu. Dia telah
mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia
berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban
mengandikan diri semata-mata kehadirat-Nya. Islam yang inti ajarannya terletak pada tauhid
yang mengharuskan pola pikir dan sikap sebagai aktualisasi dari inti ajaran tersebut. Olehnya
perempuan ataupun laki-laki pada sisi lain tidak berbeda, hanyalah kwalitas taqwa
dihadapan-Nya yang membedakan.
Islam menempatkan perempuan pada posisi terhormat, diantaranya “Perempuan
Adalah Tiang negara, apabila perempuan baik, maka baiklah negara dan apabila perempuan
rusak maka rusak pulalah negara”, itu berarti dalam rangka terwujudnya tatanan masyarakat
yang diridhoi Allah Swt, diperlukan adanya sosok Mar’atussholehah yang bertauhid, berilmu
pengetahuan dan sadar akan hak dan kewajiban baik sebagai hamba maupun sebagai
khalifah.
Bahwa sesungguhnya perjuangan mewujudkan insan Ulil Albab yang menjadi cita-
cita HMI akan tercapai dengan mengikutsertakan seluruh potensi yang ada secara efektif,
termasuk di dalamnya HMI-Wati yang merupakan bagian tak terpisahkan dari HMI. Sebagai
generasi muda Islam, HMI-Wati sadar akan fitrah dan tanggung jawabnya terhadap masa
depan agama dan umat.
Atas rahmat dan karunia Allah Swt, maka segenap HMI-Wati menghimpun diri dalam
satu wadah HMI yang berpegang pada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga HMI serta
dilengkapi dengan Pedoman KOHATI yang terdiri dari Pedoman Dasar, Pedoman Rumah
Tangga, Pola Pembinaan, dan Citra Diri HMI-Wati

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 1


PEDOMAN DASAR KORP HMI-WATI

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT, SERTA KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Lembaga ini bernama KORP HMI-WATI atau disingkat KOHATI.
Pasal 2
Waktu dan Tempat
Didirikan 2 Jumadil awal 1386 H bertepatan 17 September 1966 M pada Kongres PB HMI
VIII di Surakarta, untuk waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Kedudukan
KOHATI berkedudukan di tempat HMI berada.
BAB II
Tujuan, Status, Usaha, dan Peran
Pasal 4
Tujuan
Terbinanya HMI wati menjadi sosok Mar’atussholehah yang turut melakukan transformasi
sosial dalam mewujudkan tatanan masyarakat yang diridhoi Allah Swt.
Pasal 5
Status
KOHATI adalah lembaga khusus HMI (ART HMI Pasal 49D)
Pasal 6
Usaha
a. Membina HMI-Wati menuju tercapainya sosok mar’atussholehah
b. Mengembangkan potensi HMI-Wati dalam berbagai kehidupan
c. Membangun kerjasama dengan organisasi perempuan yang berlandaskan pada nilai
kemanusiaan, kebenaran dan keadilan.
Pasal 7
Peran
Menangani masalah pembinaan, pengembangan, dan aktualisasi potensi anggota dalam sektor
keperempuanan.
BAB III
Keanggotaan
Pasal 8
Anggota KOHATI terdiri atas :
1. Anggota muda
2. Anggota biasa

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 2


BAB IV
Struktur Keorganisasian
Pasal 9
Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dipegang oleh Musyawarah Nasional (Munas) KOHATI di tingkat pusat,
Musyawarah KOHATI Badko di tingkat Regional, musyawarah KOHATI Cabang di tingkat
Cabang, musyawarah KOHATI korkom ada di tingkat korkom, musyawarah KOHATI
Komisariat di tingkat Komisariat.
Pasal 10
Struktur Pimpinan
Struktur pimpinan KOHATI terdiri dari pengurus Koordinator Nasional (KORNAS)
KOHATI, pengurus KOHATI Badko, pengurus KOHATI Cabang, pengurus KOHATI
korkom dan pengurus KOHATI Komisariat.
BAB V
Administrasi Lembaga dan Keuangan
Pasal 11
Administrasi
Administrasi KOHATI mengikuti aturan administrasi kesekretariatan HMI dan
menambahkan kata KHI dinomor persuratan serta memakai badge KOHATI pada kop surat
dan stempel.
Pasal 12
Keuangan
Sumber dana KOHATI diperoleh dari :
a. Iuran, infak, dan sumbangan anggota, alumni
b. Usaha-usaha yang sah, halal, dan tidak mengikat.
BAB VI
Atribut

Pasal 13
Atribut KOHATI merupakan bahagian dari atribut HMI yang terdiri dari Mars KOHATI,
Hymne KOHATI, Gordon KOHATI, Badge KOHATI dan Bendera KOHATI.
BAB VII
Perubahan dan Pembubaran
Pasal 14
Perubahan Pedoman KOHATI dilakukan melalui Musyawarah Nasional KOHATI dan
ditetapkan di Kongres
Pasal 15
Pembubaran KOHATI dilakukan melalui kongres

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 3


PEDOMAN RUMAH TANGGA KORP HMI-WATI
BAB I
Status
Pasal 1
a. KOHATI adalah lembaga khusus dalam HMI yang setingkat dengan komisi kebijakan.
b. KOHATI adalah Lembaga Khusus yang bersifat semi otonom, bebas dalam menjalankan
fungsi-fungsi organisatoris, tetapi tetap terkait dengan aturan-aturan HMI.
BAB II
Keanggotaan
Bagian I
Anggota
Pasal 2
Anggota
muda
Anggota muda adalah HMI-Wati yang dinyatakan lulus LK I dan telah memenuhi syarat
keanggotaan oleh pengurus HMI Cabang.
Pasal 3
Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota muda yang telah mengikuti pelatihan formal KOHATI.

Bagian II
Pasal 4
Tata Cara Keanggotaan
a. Anggota muda harus terlebih dahulu mengisi formulir permohonan keanggotaan kepada
pengurus KOHATI Cabang dan menyatakan persetujuan terhadap semua pedoman
KOHATI.
b. Anggota muda yang berkeinginan menjadi anggota biasa harus mengikuti pelatihan
formal KOHATI.

Pasal 5
Identitas Anggota
a. Keanggotaan KOHATI dibuktikan dengan kartu tanda anggota setelah mengikuti
pelatihan formal KOHATI.
b. Kartu tanda anggota dikeluarkan oleh KOHATI cabang penyelenggara.

Bagian III
Hak dan Kewajiban Anggota

Pasal 6
Hak Anggota
a. Anggota berhak mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh KOHATI.
b. Anggota muda berhak mengeluarkan pendapat atau usul, tetapi tidak mempunyai hak
memilih dan dipilih.

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 4


Anggota biasa berhak mengeluarkan pendapat atau usul, dan berhak memilih dan dipilih
Kewajiban Anggota
Mengikuti pedoman-pedoman KOHATI dan menjaga nama baik HMI dan KOHATI.
Bagian IV
Masa Keanggotaan dan Rangkap Jabatan
Pasal 8
MasaKeanggotaan
Masakeanggotaan KOHATI berakhir jika :
a. Keanggotaan di HMI berakhir
b. Diberhentikan atau dicabut hak keanggotaannya
c. Mengundurkan diri
d. Meninggal dunia
Pasal 9
Rangkap jabatan
a. Anggota KOHATI dapat menduduki jabatan lain di luar struktur KOHATI dengan tetap
menyesuaikan sikap dengan pedoman-pedoman KOHATI.
b. Pengurus KOHATI tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan di luar lembaga KOHATI
kecuali dalam keadaan tertentu atas persetujuan pimpinan KOHATI sesuai jenjang
kepengurusan.

BAB III
Struktur Organisasi
A. Struktur Kekuasaan
Bagian I

Pasal 10
Status Musyawarah KOHATI
a. Musyawarah KOHATI merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di KOHATI
b. Musyawarah KOHATI merupakan forum laporan pertanggungjawaban pengurus,
perumusan program kerja KOHATI, serta memilih dan atau menetapkan formatur/ketua
umum dan dua (2) mide formatur.

Bagian II
Musyawarah KOHATI
Pasal 11
Musyawarah Nasional

a. Musyawarah Nasional KOHATI merupakan pemegang kekuasaan tertinggi KOHATI


b. Musyawarah Nasional KOHATI diadakan 2 (dua) tahun sekali.
c. Musyawarah Nasional KOHATI merupakan musyawarah utusan KOHATI Badko,
utusan KOHATI Cabang, utusan KOHATI korkom, atau utusan KOHATI Komisariat
jika tidak ada KOHATI Cabang atau KOHATI korkom.

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 5


d. Peserta Musyawarah Nasional KOHATI adalah pengurus KORNAS KOHATI, pengurus
KOHATI Badko pengurus KOHATI Cabang, peninjau, dan undangan KORNAS
KOHATI.
e. Dalam keadaan luar biasa dapat dilakukan Musyawarah Nasional Luar Biasa atas
inisiatif minimal 3 KOHATI Cabang dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah
KOHATI Cabang.

Pasal 12
Musyawarah KOHATI Badko
a. Musyawarah KOHATI BAdko merupakan musyawarah anggota KOHATI Badko.
b. Musyawarah KOHATI Badko diadakan 2 (dua) tahun sekali.
c. Dalam keadaan luar biasa, dapat dilaksanakan Musyawarah KOHATI Badko,
berdasarkan persetujuan 2/3 jumlah anggota Badko.

Pasal 13
Musyawarah KOHATI Cabang
a. Musyawarah KOHATI Cabang merupakan musyawarah utusan KOHATI Komisariat
atau anggota KOHATI jika tidak ada KOHATI Komisariat.
b. Musyawarah KOHATI Cabang dilakukan 1 (satu) tahun sekali.
c. Peserta musyawarah KOHATI Cabang adalah pengurus KOHATI Cabang,pengurus
KOHATI korkom, utusan KOHATI Komisariat, peninjau, dan undangan KOHATI
Cabang.
d. Dalam keadaan luar biasa, dapat dilaksanakan menyimpang dari ayat C berdasarkan
persetujuan minimal 2/3 jumlah KOHATI Komisariat.

Pasal 14
Musyawarah KOHATI Korkom
a. Musyawarah KOHATI Korkom merupakan musyawarah anggota KOHATI Korkom.
b. Musyawarah KOHATI Korkom diadakan 1 (satu) tahun sekali.
c. Dalam keadaan luar biasa, dapat dilaksanakan Musyawarah KOHATI Korkom
Berdasarkan persetujuan 2/3 jumlah anggota Korkom.

Pasal 15
Musyawarah KOHATI Komisariat
a. Musyawarah KOHATI Komisariat merupakan musyawarah anggota KOHATI
Komisariat..
b. Musyawarah KOHATI Komisariat diadakan 1 (satu) tahun sekali.
c. Dalam keadaan luar biasa, dapat dilaksanakan Musyawarah KOHATI Komisariat
berdasarkan dengan persetujuan minimal 2/3 jumlah anggota KOHATI Komisariat.

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 6


B. Struktur Pimpinan
Bagian I
Koodinator Nasional

Pasal 16
Status dan Kedudukan
a. Koodinator Nasional (KORNAS) KOHATI adalah lembaga tertinggi KOHATI yang
berada di tingkatan PB HMI;
b. Masa jabatan KORNAS KOHATI adalah 2 (dua) tahun;
c. KORNAS KOHATI berkedudukan di ibu kota negara.

Pasal 17
Kepengurusan
a. Pengurus KORNAS KOHATI sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan
bendahara.
b. Apabila ketua berhalangan tetap maka dapat diangkat pejabat (Pj) oleh rapat pengurus
KORNAS KOHATI.
c. Pengurus KORNAS adalah anggota yang pernah menjadi pengurus KOHATI Cabang dan
atau anggota biasa yang memiliki potensi

Pasal 18
Tugas dan Kewajiban
a. Melaksanakan ketetapan Munas
b. Ketua KORNAS KOHATI bertanggungjawab kepada Ketua PB HMI.
c. Secara fungsional KORNAS KOHATI melakukan koordinasi dengan PB HMI sekurang-
kurangnya satu kali dalam enam bulan.
d. Pengurus KORNAS KOHATI disahkan oleh MUNAS KOHATI dan dilantik oleh Ketua
Umum PB HMI.
Bagian II
KOHATI Badko
Pasal 19
Status dan kedudukan
a. KOHATI Badko adalah lembaga tertinggi KOHATI di tingkat Regional.
b. Masa jabatan KOHATI Badko adalah 2 tahun.

Pasal 20
Kepengurusan
a. Pengurus KOHATI Badko minimal tediri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
b. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap maka dapat diangkat pejabat (Pj) oleh rapat
pengurus KOHATI Badko.
c. Pengurus KOHATI Badko adalah anggota yang pernah menjadi pengurus KOHATI
Cabang dan atau anggota biasa yang telah mengikuti LK II.
Pasal 21
Tugas dan Kewajiban
a. Melaksanakan ketetapan musyawarah KOHATI Badko.

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 7


b. Ketua KOHATI Badko bertanggungjawab kepada Ketua Umum HMI Badko.
c. KOHATI Badko bersifat koordinatif terhadap KOHATI Korkom dan KOHATI
Komisariat.
d. Ketua KOHATI Badko menyampaikan laporan kegiatannya kepada Ketua Umum HMI
Badko sekurang-kurangnya sekali dalam empat bulan dengan tembusan kepada pengurus
KORNAS KOHATI.
e. Pengurus KOHATI Badko disahkan oleh Musyawarah KOHATI Badko dan dilantik oleh
Ketua Umum HMI Badko.

Bagian III
KOHATI Cabang

Pasal 22
Status dan kedudukan
a. KOHATI Cabang adalah lembaga tertinggi KOHATI di tingkat Cabang
b. Masa jabatan KOHATI Cabang adalah 1 tahun.

Pasal 23
Kepengurusan
a. Pengurus KOHATI Cabang minimal tediri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
b. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap maka dapat diangkat pejabat (Pj) oleh rapat
pengurus KOHATI Cabang
c. Pengurus KOHATI Cabang adalah anggota yang pernah menjadi pengurus KOHATI
Komisariat dan atau anggota biasa yang telah mengikuti LK II.

Pasal 24
Tugas dan Kewajiban
a. Melaksanakan ketetapan musyawarah KOHATI Cabang.
b. Ketua KOHATI Cabang bertanggungjawab kepada Ketua Umum HMI Cabang.
c. KOHATI Cabang bersifat koordinatif terhadap KOHATI Korkom dan KOHATI
Komisariat.
d. Ketua KOHATI Cabang menyampaikan laporan kegiatannya kepada Ketua Umum HMI
Cabang sekurang-kurangnya sekali dalam empat bulan dengan tembusan kepada
pengurus KOHATI Badko.
e. Pengurus KOHATI Cabang disahkan oleh Musyawarah KOHATI Cabang dan dilantik
oleh Ketua Umum HMI Cabang.

Bagian IV
KOHATI Korkom
Pasal 25
Status dan Kedudukan
a. KOHATI Korkom adalah lembaga tertinggi KOHATI di tingkat Korkom.
b. Masa jabatan KOHATI Korkom adalah 1 (satu) tahun.

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 8


Pasal 26
Kepengurusan
a. Pengurus KOHATI Korkom minimal tediri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
b. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap maka dapat diangkat pejabat (Pj) oleh rapat
pengurus KOHATI Korkom.
c. Pengurus KOHATI Korkom adalah anggota biasa.

Pasal 27
Tugas dan Kewajiban
a. Melaksanakan ketetapan musyawarah KOHATI Korkom.
b. Ketua KOHATI Korkom bertanggungjawab kepada Ketua Umum HMI Korkom.
c. Secara fungsional, KOHATI Korkom menjalankan fungsi-fungsi Korkom dalam sektor
keperempuanan.
d. Ketua KOHATI Korkom menyampaikan laporan kegiatannya kepada Ketua Umum HMI
Korkom sekurang-kurangnya sekali dalam empat bulan dan tembusan kepada pengurus
KOHATI Cabang.
e. Pengurus KOHATI Korkom disahkan oleh Musyawarah KOHATI Korkom dan dilantik
oleh Ketua Umum HMI korkom.

Bagian V
KOHATI Komisariat
Pasal 28
Status dan Kedudukan
a. KOHATI Komisariat adalah lembaga tertinggi KOHATI di tingkat Komisariat
b. Masa jabatan KOHATI Komisariat adalah 1 (satu) tahun.

Pasal 29
Kepengurusan
a. Pengurus KOHATI Komisariat minimal tediri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
b. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap maka dapat diangkat pejabat (Pj) oleh rapat
pengurus KOHATI Komisariat.
c. Pengurus KOHATI Komisariat adalah anggota biasa.
Pasal 30
Tugas dan Kewajiban
a. Melaksanakan ketetapan musyawarah KOHATI Komisariat.
b. Ketua KOHATI Komisariat bertanggungjawab kepada Ketua Umum HMI Komisariat.
c. Ketua KOHATI Komisariat menyampaikan laporan kegiatannya Ketua Umum HMI
Komisariat sekurang-kurangnya sekali dalam empat bulan dan tembusan kepada pengurus
KOHATI korkom dan Cabang.
d. Pengurus KOHATI Komisariat disahkan oleh musyawarah KOHATI Komisariat dan
dilantik oleh Ketua Umum HMI komisariat.

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 9


BAB IV
Administrasi Kelembagaan
Pasal 31
Pedoman Administrasi Kelembagaan
a. Untuk surat ke dalam (intern HMI) dengan kode:
Surat biasa : No/A/Sek/KHI/Bulan hijriyah/Thn hijriyah
Surat mandat : No/A/MDT/KHI /Bulan hijriyah/Thn hijriyah
Surat keputusan : No/A/KPTS/KHI/Bulan hijriyah/Thn hijriyah
b. Untuk surat keluar (ekstern HMI) : No/B/Sek/KHI/Bulan hijriyah/Thn hijriyah

BAB V
Ketentuan Tambahan
a. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga KOHATI merupakan penjelasan dari
AD-ART HMI
b. Setiap anggota KOHATI harus mentaati Pedoman Dasar-Pedoman Rumah Tangga
KOHATI, Pola pembinaan KOHATI, citra diri KOHATI serta sesuai dengan kebijakan
struktur.
c. Ketetapan-ketetapan yang dicantumkan dalam pedoman ini akan diatur kemudian dengan
memperhatikan pedoman HMI dan Pedoman KOHATI.

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 10


POLA PEMBINAAN KORP HMI-WATI

BAB I
PENDAHULUAN

Bismillahirrahmanirrahim
A. Pengertian
Dalam mewujudkan tujuan KOHATI “Terbentuknya sosok mar’atussholehah yang mempu
melakukan transformasi social dalam mewujudkan tatanan masyarakat yang dirihoi Allah
SWT” dibutuhkan sebuah proses yang berkesinambungan dan terpadu, sebagai usaha
pencetak kader yang diharapkan. Inilah yang dikenal sebagai Pola Pembinaan KORP HMI
WATI. Pola pembinaan KOHATI pada dasarnya merupakan acuan yang digunakan untuk
melaksanakan dan menerapkan secara proporsional dan profesional aktifitas serta kreatifitas
kader dengan pola pembinaan terpadu.
Model pembinaan diarahkan dengan tiga bentuk oprasional yakni model formal
(pendidikan), informal (kegiatan) dan non formal (jaringan/net work) yang kesemuanya
merujuk kepada pedoman perkaderan HMI dan pedoman dasar KOHATI dalam rangka
mewujudkan kader cita KOHATI (baca:mar’atussholehah). Mar’atussholehah merupakan
pribadi ideal yang memiliki kepribadian utuh (kaffah), sadar dan mampu melaksanakan peran
dan fungsinya sebagai makhluk paripurna dengan semata-mata hanya untuk mengharapkan
keridhoan Allah SWT, berfikir kritis, analitis selektif serta progresif dengan menjadikan Al-
Qur’an dan Al-Hadits sebagai parameter kebenaran, dan bertanggungjawab atas tegaknya
peradaban cita (masyarakat yang dirihoi Allah SWT).

B. Maksud dan tujuan


Maksud dan tujuan pola pembinaan KOHATI agar seluruh upaya yang dilakukan
dalam pembinaan anggota KOHATI selalu dalam rangka kesadaran ke-Ilahian, sistematis,
berkesinamubungan dan sarat akan pertanggungjawaban sehingga kader mar’atussholehah
dapat tercapai. Dalam upaya pencapaian tujuan ini kondisi-kondisi yang diharapkan dapat
terwujud adalah peningkatan kwalitas anggota, sikap dan konsisten terhadap perjuangan,
tetap ada regenerasi kepemimpinan dan kesinambungan atas perjuangan KOHATI serta
professional komunal (kelembagaan).

C. Fungsi
Pola pembinaan KOHATI berfungsi sebagai:
1. Sebagai penuntun acuan dan pegangan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
KOHATI
2. Sebagai parameter keberhasilan aktifitas

D. Strategi Pembinaan KOHATI


Strategi pembinaan KOHATI merupakan fungsionalisasi seluruh pranata KOHATI agar
memiliki sinergitas antara sarana, prasarana maupun man power (materi, uang maupun
manusia). Strategi pembinaan KOHATI harus dijiwai oleh semangat Islam sehingga anggota
KOHATI diharapkan menjadi pribadi ideal yang memiliki kepribadian utuh, sadar dan
sanggup melaksanakan fungsi dan perannya sebagai muslimah yang semata-mata menharap
ridho Allah SWT, berfikir kritis, analitis, selektif dan progresif dengan menjadikan Al-

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 11


Qur’an dan Hadits sebagai parameter kebenaran serta bertanggungjawab atas terwujudnya
masyarakat yang dirihoi Allah SWT.
Strategi pembinaanKOHATI dibagi menjadi:
a. Strategi Distrik, strategi ini merupakan bentuk pembinaan kader kohati dengan
pengembangan kemampuan intelektual-spiritual kader-kader muda KOHATI di
daerah. Sehingga proses pembinaan kader baru tidak hanya berfokus pada
ketersediaan sumberdaya pusat.
b. Strategi ekspansi. Strategi ini mengarahkan kader-kader KOHATI agar secara rutin
menjalin kerjasama produktif dengan lembaga keperempuanan lainnya, baik yang
sama secara ideologis maupun yang sama secara sosio-kultural. Strategi ini berguna
untuk mengevaluasi program pembinaan, observasi dan sebagai tolak ukur standar
keberhasilan pembinaan internal KOHATI.
c. Strategi kompetitif. Strategi ini mengikut sertakan hasil karya ilmiah kader KOHATI
dengan lingkungan yang hetergon yang lebih kompetitif, sehingga dapat memicu
semangat intelektualme kader.
Strategi pembinaan berbasis kompetensi. Kader yang memiliki kualifikasi akademik
dengan tradisi intelektualitas yang relevan dengan kebutuhan pembinaan kader
KOHATI, di arahkan untuk menjadi pembina-pembina muda, sebelum menjadi
pengader profesional.

BAB II
MODEL PEMBINAAN KOHATI

Operasionalisasi pembinaan KOHATI diwujudkan dalam bentuk formal (pendidikan),


informal (kegiatan) dan non formal (jaringan kerja). Dengan demikian pembinaan KOHATI
dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan dengan tetap mengacu pada Pola Perkaderan
HMI.
1. Model Formal (Pendidikan)
Model Formal (pendidikan) dalam Pola Pembinaan KOHATI diartikan sebagai suatu
model pembinaan integratif dengan model pendidikan HMI secara umum. Artinya
pendidikan formal dilingkungan KOHATI dilaksanakan terpadu dengan pelatihan umum.
Model pendidikan formal di lingkungan KOHATI terbagi atas 2 yaitu Penataran
KOHATI, Study Intensif Mar’ahtussolehah

1. Penataran
a. Pengertian
Penataran KOHATI adalah wadah pembinaan yang diperuntukkan bagi anggota
muda KOHATI sebagai media rekrutment dan untuk mengenal, memahami, serta
menumbuhkan rasa memiliki terhadap KOHATI.
b. Tujuan Penataran
Tujuan penataran KOHATI adalah terbinanya kader KOHATI yang memiliki
wawasan keperempuanan, komitmen kekaderan dan kelembagaan
dalam menjalankan fungsinya.
c. Metode
Metode yang digunakan dalam penataran KOHATI dengan memperhatikan silabus
kurikulum beserta aspeknya adalah:

Metode ceramah

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 12


Metode ceramah adalah metode pemahaman materi melalui penyajian lisan dan
lazim dilanjutkan dengan dialog.

Metode diskusi
Metode diskusi adalah metode pemahaman materi melalui pertukaran pikiran
secara terbuka dan bebas.

Metode penugasan
Metode penugasan adalah metode pemahaman materi dengan mempergunakan
keterampilan peserta seperti penulisan karya ilmiah, resensi buku maupun study
wisata.

Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pemahaman materi dengan memperlihatkan
secara langsung obyeknya seperti badge, berbagai model surat-surat dll
2. Study Intensif Mar’ahtussolehah
a. Pengertian
Study Intensif Mar’ahtussolehah adalah wadah pembinaan lanjutan yang disediakan
untuk anggota KOHATI yang memuat nilai-nilai Mar’ahtussolehah dan wacana-
wacana keperempuanan.
b. Tujuan
Tujuan Study Intensif Mar’ahtussolehah adalah terbinanya pola pikir, pola sikap
dan pola perilaku kader KOHATI yang sadar akan fitrah dan perannya sebagai
muslimah
c. Metode
Metode yang digunakan dalam Study Intensif Mar’ahtussolehah dengan
memperhatikan silabus kurikulum beserta aspeknya adalah ceramah dialog, panel
diskusi, study kasus, study pustaka, study kasus, study lapangan dan wisata ruhani.

Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode pemahaman materi melalui penyajian lisan dan
dilanjutkan dengan dialog.

Metode panel diskusi
Metode panel diskusi adalah metode pemahaman materi melalui pertukaran
pikiran secara terbuka dan bebas.

Metode study pustaka
Metode study pustaka adalah pemahaman materi dengan mengkaji beberapa
literatur.

Metode study kasus
Metode study kasus adalah metode untuk mempertajam pemahaman,
penghayatan, dan transformasi pengalaman atau pengetahuan mengenai topik
tertentu. Karena itu study kasus ini selalu mengajak atau mendorong kader
untuk terlibat (empaty) dan berfikir kontekstual serta transformatif.

Metode study lapangan
Metode study lapangan adalah metode yang tepat bagi kader dalam rangka
mengkonfirmasi antara pengalaman-pengalaman teoritisnya dengan pengalaman
nyata yang bisa dilihat, dirasakan, dan dialami secara langsung. Karena itu
metode ini sangat relevan untuk mempertajam daya apresiasi kader terhadap
realitas sosio-kultur di sekitarnya.

Metode wisata ruhani

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 13


Metode pemahaman materi melalui perenungna, analisa, dan mengambil ibroh
dari tanda-tanda penciptaan alam.

d. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam Study Intensif Mar’ahtussolehah adalah lebih
menekankan pada pendekatan yang bersifat dialogis, kontemplatif, analitis,
partisipatif, dan transformative yang lebih memaksimalkan dialog kelompok.

2. Model Informal (kegiatan)


Model informal (kegiatan) dalam pola pembinaan KOHATI diartikan sebagai suatu
proses pematangan dan pengembangan kader yang merupakan kegiatan-kegiatan dan
tugas-tugas yang bersifat konsepsional dan non konsepsional yang sekaligus berfungsi
sabagai kelanjutan latihan formal yang dilakukan baik secara individu
(otoaktivitas)maupun sacara kelompok.
2.1 Individu
Model kegiatan yang dilakukan secara individu dalam rangka mengembangkan
kualitas diri baik sacara intelektual, peningkatan keahlian tertentu maupun
peningkatan keshalehan pribadi.
2.2 Kelompok
Model kegiatan yang dilakukan secara bersama kader KOHATI sebagai upaya
peningkatan kualitas secara terpadu dan terarah untuk mencapai sasaran tertentu.
Bentuk kerjasama ini antara lain bimbingan penyuluhan, supervisi (pengawasan
mutu), kepanitiaan, kepengurusan dan forum-forum.

3. Model Non Formal (jaringan kerja)


Model jaringan kerja merupakan kegiatan kelembagaan yang dilaksanakan kader ke arah
tercapainya tujuan pembinaan KOHATI yang berkaitan dengan lembaga lain. Lembaga
lain yang dimaksud adalah lembaga yang berada di luar KOHATI (HMI) yang secara luas
meliputi segala jenis institusi. Model pembinaan ini merupakan sebuah model
peningkatan dan pematangan diri kader KOHATI yang dilakukan secara langsung dalam
medan yang nyata. Model jaringan kerja (network) ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu
pendelegasian, institusi kantong dan kooperatif (kerjasama), ini merujuk kepada model
jaringan skala HMI .
3.1 Pendelegasian
Pendelegasian adalah usaha mendelegasikan (mengutus) kader KOHATI dengan
mengemban misi strategis KOHATI terhadap organisasi lain.
3.2 Kerjasama (kooperatif)
Kerjasama merupakan usaha organisasi yang dilakukan melalui kegiatan bersama
yang bersifat konseptual maupun praktikal selama tidak bertentangan dengan tujuan
KOHATI.
3.3 Institusi Kantong
Institusi kantong diadakan dengan maksud membina kader KOHATI dengan
melaksanakan kerja-kerja riil di masyarakat, sedangkan pembentukan institusi
kantong dalam wujud organisasi hanya bersifat fungsional dan tidak bertentangan
dengan kebijakan serta tujuan KOHATI.

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 14


BAB III
BAGAN MODEL PEMBINAAN KOHATI

PENATARAN KOHATI

FORMAL PENDIDIKAN

STUDY INTENSIF
MAR’ATUSSHOLEHA
H

BIMBINGAN
KELOMPOK KEPANITIAAN
KEPENGURUSAN
M FORUM-FORUM

O
D INFORMAL KEGIATAN
E
PENINGKATAN
L KESALAEHAN
PRIBADI
INDIVIDU PENINGKATAN
KETERAMPILAN
TERTENTU

NONFORMAL JARIGAN INSTITUSI KANTONG


PENDELEGASIAN
KERJASAMA

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 15


BAB IV
PENUTUP

Pembinaan KOHATI sebagai upaya untuk mencapai kader kualified (Mar’atus Sholehah)
yang menjadi tujuan KOHATI, dan benar-benar akan terwujud apabila terdapat
kesadaran,(amanah. )keterlibatan aktif, dan sikap mental yang teguh (militan) para pengawal
KOHATI.

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 16


CITRA DIRI HMI-WATI

PENDAHULUAN

Perkembangan kehidupan dengan pesatnya terjadi di zaman ini, melaju dan telah
merubah seluruh tatanan kehidupan yang ada. Perempuan saat ini berhadapan dengan
hegemoni kapitalisme dan budaya patriarkhat dengan bangunan kekuasaan budaya yang
melahirkan doktrin-doktrin, sistem kerja bahkan tuhan-tuhan tertentu yang dinilai mampu
mempengaruhi keputusan-keputusan manusiawi baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah.
Bias dari keseluruhan produk kemodernan hampir meruntuhkan seluruh potensi fitrawi
manusia, sehingga sulit membedakan antara kebenaran dan kebatilan yang pada akhirnya
menghantar kita pada pelampiasan hawa nafsu yang nantinya menjadi sumber nilai dan
tujuan hidup manusia.
Dengan sistem kehidupan yang demikian, tidak sedikit wanita Islam (baca :
muslimah) maupun anggota KOHATI yang terlena dan akhirnya terjerumus dan menjadikan
kehidupan menjadi tujuan hidup, sehingga pesan-pesan Islam terabaikan. Realitas ini
mengisyaratkan agar para muslimah khususnya KOHATI merespon, menciptakan iklim ysng
kondusif serta memberikan solusi terbaik dari berbagai upaya musuh-musuh Islam dalam
memperdaya manusia untuk meninggalkan kebenaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Sunnah.
KOHATI sebagai lembaga khusus yang mengkoordinir aktifitas anggotanya, dituntut
untuk mengarahkan anggotanya dalam meningkatkan kualitas diri, referensi dan daya kritis
baik dalam skala individu maupun kelembagaan agar tercapai tujuan HMI, disamping
melakukan proses pematangan diri atau pelekatan citra diri yang didambakan, yakni Mar’atus
Sholehah. Dengan citra diri tersebut, diharapkan mampu melahirkan kader yang mempunyai
integritas dalam usaha mewujudkan peradaban cita yang didambakan.
Disisi lain KOHATI menciptakan kader-kader ulil albab sebagai wujud integral
kelembagaan dalam pencapaian tatanan masyarakat yang diridhoi Allah SWT. Mengingat
wanita dalam hal ini muslimah memiliki kualitatif dan kuantitatif yang sangat menentukan
tegaknya peradaban cita dengan kemampuan mengarahkan dan mengorganisir unsur-unsur
kehidupan tanpa sekat-sekat sosiologis.
Kader cita ini, dituntut untuk senantiasa menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah
sebagai kualifikasi citra diri HMI-Wati. Kualifikasi citra diri HMI-Wati adalah citra diri
HMI-Wati sebagai mar’atussholehah dan merupakan realitas yang harus dilakukan sebagai
penggambaran jati dirinya, dalam bentuk dua (2) cita ideal :

A. Kader Cita KOHATI secara Teologis-Normatif


1) Kualifikasi kader cita KOHATI secara spiritual
a. Menutup aurat (QS 24 : 31) tidak berhias secara berlebihan dan bertingkah laku
jahiliah (QS 33:33 & 59)
b. Membatasi diri dalam pergaulan yang bukan muhrim (tidak berkhalwat), menahan
pandangan dan menjaga suara (Q : 24 : 31)
c. Menikah dalam rangka melaksanakan sunnaah dan memilih suami yag beriman (QS
24 : 32, QS 2: 221).
d. Menjaga kehormatan (QS 4 : 6,25)
e. Memiliki akhlaq yang mulia, mensyukuri nikmat Allah (QS 2 : 40) lemah lembut
/ tenang (QS 3 : 134) tawaddu (QS 15 :88) dan menepati janji dan memiliki rasa
malu (QS 2 : 11-20,25)

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 17


f. Menjaga kesucian diri dan keluargaa (QS 66: 6)
g. Selalu berdialog/mengingat Allah disetiap saat dalam keadaan apapun (3:191)
h. Memahami fitrah kewanitaannya (QS 30: 30)
i. Menjaga dari pembicaraan yang kotor dan tidak bermanfaat (ghibah) (QS 49:12)
j. Istiqamah dengan kebenaran yang diyakininya (QS 3 : 139,5,100)
2. Kualifikasi dalam bidang keilmuan
a. Berwawasan luas serta berfikir analitik (3:190)
b. Tidak terpengaruh dengan pahaam kewanitaan yang merugikan muslimah (QS
13:118)
c. Mendidik generasi rabbani (QS 58:7,11, QS 66: 6).
d. Memiliki inisiatif dalam mencerdsakan umat (QS 9: 112)
e. Aktif mengelola lembaga pendidikan Islam (QS 62: 6, QS 59: 18).
f. Menggali potensi anak didik dan mengarahkannya secara profesional (QS 16: 78).
3 Kualifikasi dalam bidang politik
a. Menegakkan kebenaran, keadilan dan menghancurkan kebaatilan (QS 9 : 8, QS
16 : 90, QS 3: 18, 104).
b. Melakukan pembelaan / advokasi terhadap mustadh’afin (QS 2 : 177, QS 107: 1-7)
c. Bermusyawarah dalam mengambil keputusan (42:38)
d. Kemandirian dalam menentukan pilihan-pilihaan pribadi yang diyakini
kebenaraannyaa (QS 66 : 11, 12, QS 2: 107)
4. Kualifikasi dalam bidang sosial kemasyarakatan
a. Peka terhadap permasalahan sosial dan aktif mengatasinya (QS 5: 2, QS 103: 1-3, HR
Muslim no. 36 dalam kitab Al-Bain Nawawiyah)
b. Tidak memilih orang kafir, nasrani dan yahudi sebagai pemimpin (QS 5 : 51, 57)
c. Tolong menolong dalam hal kebaikan dan kebenaran (QS 2: 177, QS 5: 2)
d. Menghormati hak-hak tetangga dan tidak mengucapkan kata-kata yang tidak
disenangi (QS 49 : 11-12)
e. Mampu merealisasikan dakwah Islamiyah (QS 3 : 18)
f. Memberikan perhatian terhadap kaum mustadh’afin yatim piatu, anak terlantar,
keluarga miskin dll (QS 2 : 177, QS 107: 1-7)
g. Menunaikan kewajiban terhadap sesama Muslim (QS 24: 27, QS 49: 10-13, HR
Bukhari: no. 1239, HR Muslim no. 2066)
5. Kualifikasi dalam Bidang Ekonomi
a. Menunaikan zakat, berinfaq dan bersedekah baik dalam keadaan lapang maupun
sempit (QS 3 : 134)
b. Menjaga harta suami dan tidak berlebihan (QS 4 : 34)
c. Mengelola segmen-segmen ekonomi Islam
d. Memiliki keterampilaan organisasi, keterampilan kewanitaan dan kemampuan
wirausaha
e. Makan minum yang halal, sehat dan tidak berlebihan (QS 5: 3)
f. Tidak melakukan praktek KKN (2:275)

6. Kualifikasi dalam Bidang Kesehatan


a. Mampu mengatur pola hidup sehat (QS 16: 114, QS 20: 81)

B. Kader Cita KOHATI secara Sosiologis


1) Kader Cita sebagai Anak
a. Berbakti dan menghormati kedua orangtua (QS.31:14-15)

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 18


b. Mengutamakan kepentingan ibu dari pada ayah (QS. 46:15, HR Bukhari no. 5971, HR
Muslim no. 2548)
c. Mengajak orangtua pada ajaran tauhid (QS. 14:36)
d. Menjauhkan orangtua dari perbuatan syirik (QS. 31:15)
e. Mendoakan kedua orang tua (QS. 19: 47, QS 17: 24)
f. Membetulkan wasiat yang keliru (QS. 2:182)
g. Tidak masuk kamar orangtua tanpa seijinnya (QS. 24:58)

2) Kader Cita sebagai Istri


a. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya (QS 4: 80)
b. Taat kepada suami karena Allah (QS 4: 34)
c. Tidak meremehkan dan menafikan pemberian suami (QS 14: 71)
d. Menjaga harta suami (QS 4: 34)
e. Menjaga rahasia (QS 2: 237)
f. Musyawarah (QS 2: 233)
g. Berkasih sayang karena Allah (QS 4: 1)
h. Menjaga martabat suami (QS 4: 34)
i. Berhias dan mempercantik diri untuk suami karena Allah (HR At-Tabrani no. 3299)

3) Kader Cita sebagai Ibu


a. Menyayangi anak karena Allah (QS 18: 46)
b. Memberi sesuatu yang baik dan halal (QS 24: 32, QS 5: 88, QS 4: 9
c. Mendidik (QS 20: 132, QS 4: 9, QS 31: 12-19, QS 16: 78)
d. Bersikap adil dan bijak (QS 16: 90)
e. Menjadi tauladan (QS 33: 21, QS 4: 9)

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 19


SATUAN ARAH PENDIDIKAN

Satuan arahan pendidikan KOHATI meliputi antara lain:


A. tujuan
B. materi
C. metode
D. pendekatan
E. sistem evaluasi

A. Tujuan
1. Tujuan Penataran
Tujuan penataran KOHATI adalah terbinanya kader KOHATI yang memiliki
wawasan keperempuanan, komitmen kekaderan dan kelembagaan dalam menjalankan
fungsinya.

2. Tujuan Study Intensif Mar’ahtussolehah


Tujuan Study Intensif Mar’ahtussolehah adalah terbinanya pola pikir, pola sikap dan
pola perilaku kader KOHATI yang sadar akan fitrah dan perannya sebagai muslimah

B. Materi
Materi pendidikan pelatihan KOHATI dimaksudkan sebagai rumusan bahasan yang
dibutuhkan untuk membina naggota, melaluio seperangkat bahan atau bekal pendidikan,
penelitian, keterampilam berorganisasi dan disiplin diri. Secara garis besar satuan arahan
pendidikan dirumuskan sebagai berikut:
a. Materi pokok
Materi pokok adalah materi yang memberikan kerangka normatif bagi anggota
KOHATI mengenai persoalan mendasar dalam kehidupan.
b. Materi penunjang
Materi penunjang adalah materi yang bersifat khusus/spesifik yang
menitikberatkan kepada kebutuhan masing-masing cabang sesuai situasi dan
kondisi setempat/kontemporer.
c. Materi alat
Materi alat adalah materi yang bersifat alternatif, sehingga setiap anggota
KOHATI atas dasar aspirasi anggota dapat mengusulkan materi-materi yang
relevan yang menjadi tuntutan kader.

C. Metode
Metode yang digunakan dala hal ini adalah sebagain upaya untuk merangsang inisiatif
dan daya kreatifitas agar tercipta suasana kritis, cerdas, dan dialogis terarah.

D. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan selama pelatihan antara pemandu dengan peserta dapat
dilakukan dengan mengguinakan pendekatan persuasif yaitu melakukan hubungan atau
pendekatan melalui:

1. Ta’aruf (saling mengenal)


Pendekatan ini dimaksudkan agar antara peserta dengan pemandu saling mengenal
sehingga terjalin komunikasi yang akrab.

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 20


2. Tafahum (saling bersefaham)
Pendekatan ini dimaksudkan agar antara peserta dan pemandu saling memahami
kelebihan dan kelemahan masing-masing dengan berusaha memulai dari diri
sendiri untuk bersikap introspeksi akan kekurangan, kesalahan atau kekhilafan
masing-masing disamping upaya menumbuhkan suasana saling mengingatkan.
3. Ta’awun (saling menolong)
Pendekatan ini dimaksudkan agar terjalin sikap menolong dalam hal kebaikan dan
kebenaran antara peserta dan pemandu
4. Takaful (saling berkesinambungan)
Pendekatan ini dimaksudkan agar terjalin kesinambungan rasa dan rasio/intuisi
serta kesamaan ide/pemikiran ke dalam hubungan suasana yang kondusif
antara peserta dan pemandu.

E. Sistem Evaluasi
Evaluasi pelatihan ini dimaksudkan sebagai cara atau tindakan yang dilakukan untuk
melihat ataui menilai sejauh mana keberhasilan latihan. Secara teknikj pelaksanaan
evaluasi biasanya dapat dilakukan dengan tes yang bersifat objectif dan subjectif yang
dilakukan pada saat berlangsungnya pelatihan maupun setelah pelatihan
Teknik pelaksanaan evaluasi bersifat objectif berupa:
1. Tes tertulis
2. Tes lisan
3. Penugasan

4. Pembuatan resume
5. Pembuatan makalah
6. dan lain-lain.

Sedangkan yang bersifat subjektif adalah pemandu latihan (SC) dapat menyiapkan bentuk
penilaian keaktifan peserta dari beberapa aspek antara lain:
1. Kedisiplinan
2. Sikap
3. Aktifitas
4. dan lain-lain.

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 21


SATUAN ARAHAN PENDIDIKAN
PENATARAN KOHATI

ALOKASI
NO. KOMPETENSI INDIKATOR POKOK BAHASAN
WAKTU
1. 3 jam Falsafah penciptaan Peserta dapat - Argumentasi logis tentang
perempuan menjelaskan falsafah penciptaan manusia
penciptaan manusia - Argumentasi logis dan dalil
dan dikerucutkan tentang penciptaan
kepada filsafat perempuan
perempuan
2. 3 jam Perempuan dalam Peserta dapat - Pandangan Barat tentang
pandangan Barat dan menjelaskan perepmuan
Islam perempuan dalam - Pandangan Islam tentang
pandangan Barat dan perempuan
Islam - Kedudukan perempuan
dalam Islam
- Hak dan kewajiban
Perempuan dalam Islam
3. 3 jam Perempuan dalam Peserta dapat - Perempuan dalam hegemoni
lingkungan hegemoni menjelaskan tentang media
budaya dan media perempuan dalam - Perempuan dalam hegemoni
lingkungan hegemoni media
budaya dan media - Telaah ideologi media dan
budaya
4. 3 Jam KOHATI masa lalu, Peserta dapat - Landasan historis, filosophis
kini dan masa depan mengetahu sejarah dan sosiologi kohati
kohati, kohati - Kohati ditengah pusaran
sekarang & rekayasa gerakan muslimah
masa depan kohati - Kohati masa depan sebuah
telaah komprehensif lembaga
keperempuanan
5. 2 jam PDK, PRT, Pola Peserta dapat - PDK
Pembinaan mengetahui secara - PRT
utuh PDK, model - Pola Pembinaan KOHATI
pembinaan
6. 3 jam Citra diri hmi-wati Peserta dapat - Konsep citra diri HMI wati
mengetahui citra diri - Analisa citra diri hmi-wati
hmi-wati
7. 3 jam Keorganisasian Peserta dapat - Manajemen Organisasi
mengetahui cara - Rekruitmen
mengelola organisasi - Atribut dan security
organisasi

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 22


SATUAN ARAHAN PENDIDIKAN
STUDY INTENSIF MAR’AHTUSSOLEHAH
ALOKASI
NO. KOMPETENSI INDIKATOR POKOK BAHASAN
WAKTU
1. 2 jam Aliran-aliran feminiane Islam Peserta dapat - Aliran-aliran feminism
mengetahui aliran-aliran - Telaah ideologis gerakan
feminisme Islam perempuan dalam Islam
2. 2 jam Dinamika politik perempuan Peserta dapat - Perempuan dan politik
mengetahui secara - Partisipasi politik berbasis
mendalam dinamika gender
perpolitikan di Indonesia - Dinamika politik perempuan
3. 2 jam Konsep Mar’ahtussolehah Peserta dapat - Tinjauan Normatif
telaah normatif dan sosiologis menginternalisasi - Tinjauan sosiologis
konsep - Telaah konsep
Mar’ahtussolehah mar’ahtussolehah secara
utuh
4. 3 jam Kedudukan perempuan dalam Peserta dapat - Perempuan sebagai anak
Islam telaah kritis peran mempresentasikan kajian multi dimensi
perempuan sebagai anak, istri kedudukan perempuan - Perempuan sebagai istri
dan ibu dalam islam telaah kritis kajian multi dimensi
peran perempuan - Perempuan sebagai ibu
kajian multi dimensi
5. 2 jam Rekonstruksi peran perempuan Peserta dapat memahami - Studi komparatif peran
: studi komparatif hukum, dan menjelaskan peran perempuan dlm perspektif
ekonomi dan sosio-cultural perempuan dalam ranah hukum, ekonomi, sosio
hukum, ekonomi, dan kultural
sosio kultural
6. 2 jam Studi Kritis problematika Menelaah problematika - Telaah problematika
perempuan islam dan perempuan Islam dan perempuan Islam
implementasi mengimplementasikan - Hasil Riset problematika
mar’ahtussolehah mar’atussholehah perempuan Islam
- Solusi atas problematika
perempuan Islam
7. 2 jam Strategi dakwah KOHATI Peserta dapat - Telaah strategis gerakan
menyajikan ide-ide baru KOHATI
strategi dakwah - Teknik mendesain strategi
KOHATI - Rumusan strategis gerakan
dakwah KOHATI

HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 23


HASIL LOKAKARYA PEDOMAN KOHATI-BANDAR LAMPUNG OKT 2016 PAGE 24

Anda mungkin juga menyukai