Bismillahirrahmanirrahim
Dialah Allah Subhanahu wata’ala tempat bergantung segala sesuatu. Dia telah
mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia
berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi dengan kewajiban
mengandikan diri semata-mata kehadirat-Nya. Islam yang inti ajarannya terletak pada tauhid
yang mengharuskan pola pikir dan sikap sebagai aktualisasi dari inti ajaran tersebut. Olehnya
perempuan ataupun laki-laki pada sisi lain tidak berbeda, hanyalah kwalitas taqwa
dihadapan-Nya yang membedakan.
Islam menempatkan perempuan pada posisi terhormat, diantaranya “Perempuan
Adalah Tiang negara, apabila perempuan baik, maka baiklah negara dan apabila perempuan
rusak maka rusak pulalah negara”, itu berarti dalam rangka terwujudnya tatanan masyarakat
yang diridhoi Allah Swt, diperlukan adanya sosok Mar’atussholehah yang bertauhid, berilmu
pengetahuan dan sadar akan hak dan kewajiban baik sebagai hamba maupun sebagai
khalifah.
Bahwa sesungguhnya perjuangan mewujudkan insan Ulil Albab yang menjadi cita-
cita HMI akan tercapai dengan mengikutsertakan seluruh potensi yang ada secara efektif,
termasuk di dalamnya HMI-Wati yang merupakan bagian tak terpisahkan dari HMI. Sebagai
generasi muda Islam, HMI-Wati sadar akan fitrah dan tanggung jawabnya terhadap masa
depan agama dan umat.
Atas rahmat dan karunia Allah Swt, maka segenap HMI-Wati menghimpun diri dalam
satu wadah HMI yang berpegang pada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga HMI serta
dilengkapi dengan Pedoman KOHATI yang terdiri dari Pedoman Dasar, Pedoman Rumah
Tangga, Pola Pembinaan, dan Citra Diri HMI-Wati
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT, SERTA KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Lembaga ini bernama KORP HMI-WATI atau disingkat KOHATI.
Pasal 2
Waktu dan Tempat
Didirikan 2 Jumadil awal 1386 H bertepatan 17 September 1966 M pada Kongres PB HMI
VIII di Surakarta, untuk waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Kedudukan
KOHATI berkedudukan di tempat HMI berada.
BAB II
Tujuan, Status, Usaha, dan Peran
Pasal 4
Tujuan
Terbinanya HMI wati menjadi sosok Mar’atussholehah yang turut melakukan transformasi
sosial dalam mewujudkan tatanan masyarakat yang diridhoi Allah Swt.
Pasal 5
Status
KOHATI adalah lembaga khusus HMI (ART HMI Pasal 49D)
Pasal 6
Usaha
a. Membina HMI-Wati menuju tercapainya sosok mar’atussholehah
b. Mengembangkan potensi HMI-Wati dalam berbagai kehidupan
c. Membangun kerjasama dengan organisasi perempuan yang berlandaskan pada nilai
kemanusiaan, kebenaran dan keadilan.
Pasal 7
Peran
Menangani masalah pembinaan, pengembangan, dan aktualisasi potensi anggota dalam sektor
keperempuanan.
BAB III
Keanggotaan
Pasal 8
Anggota KOHATI terdiri atas :
1. Anggota muda
2. Anggota biasa
Pasal 13
Atribut KOHATI merupakan bahagian dari atribut HMI yang terdiri dari Mars KOHATI,
Hymne KOHATI, Gordon KOHATI, Badge KOHATI dan Bendera KOHATI.
BAB VII
Perubahan dan Pembubaran
Pasal 14
Perubahan Pedoman KOHATI dilakukan melalui Musyawarah Nasional KOHATI dan
ditetapkan di Kongres
Pasal 15
Pembubaran KOHATI dilakukan melalui kongres
Bagian II
Pasal 4
Tata Cara Keanggotaan
a. Anggota muda harus terlebih dahulu mengisi formulir permohonan keanggotaan kepada
pengurus KOHATI Cabang dan menyatakan persetujuan terhadap semua pedoman
KOHATI.
b. Anggota muda yang berkeinginan menjadi anggota biasa harus mengikuti pelatihan
formal KOHATI.
Pasal 5
Identitas Anggota
a. Keanggotaan KOHATI dibuktikan dengan kartu tanda anggota setelah mengikuti
pelatihan formal KOHATI.
b. Kartu tanda anggota dikeluarkan oleh KOHATI cabang penyelenggara.
Bagian III
Hak dan Kewajiban Anggota
Pasal 6
Hak Anggota
a. Anggota berhak mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh KOHATI.
b. Anggota muda berhak mengeluarkan pendapat atau usul, tetapi tidak mempunyai hak
memilih dan dipilih.
BAB III
Struktur Organisasi
A. Struktur Kekuasaan
Bagian I
Pasal 10
Status Musyawarah KOHATI
a. Musyawarah KOHATI merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di KOHATI
b. Musyawarah KOHATI merupakan forum laporan pertanggungjawaban pengurus,
perumusan program kerja KOHATI, serta memilih dan atau menetapkan formatur/ketua
umum dan dua (2) mide formatur.
Bagian II
Musyawarah KOHATI
Pasal 11
Musyawarah Nasional
Pasal 12
Musyawarah KOHATI Badko
a. Musyawarah KOHATI BAdko merupakan musyawarah anggota KOHATI Badko.
b. Musyawarah KOHATI Badko diadakan 2 (dua) tahun sekali.
c. Dalam keadaan luar biasa, dapat dilaksanakan Musyawarah KOHATI Badko,
berdasarkan persetujuan 2/3 jumlah anggota Badko.
Pasal 13
Musyawarah KOHATI Cabang
a. Musyawarah KOHATI Cabang merupakan musyawarah utusan KOHATI Komisariat
atau anggota KOHATI jika tidak ada KOHATI Komisariat.
b. Musyawarah KOHATI Cabang dilakukan 1 (satu) tahun sekali.
c. Peserta musyawarah KOHATI Cabang adalah pengurus KOHATI Cabang,pengurus
KOHATI korkom, utusan KOHATI Komisariat, peninjau, dan undangan KOHATI
Cabang.
d. Dalam keadaan luar biasa, dapat dilaksanakan menyimpang dari ayat C berdasarkan
persetujuan minimal 2/3 jumlah KOHATI Komisariat.
Pasal 14
Musyawarah KOHATI Korkom
a. Musyawarah KOHATI Korkom merupakan musyawarah anggota KOHATI Korkom.
b. Musyawarah KOHATI Korkom diadakan 1 (satu) tahun sekali.
c. Dalam keadaan luar biasa, dapat dilaksanakan Musyawarah KOHATI Korkom
Berdasarkan persetujuan 2/3 jumlah anggota Korkom.
Pasal 15
Musyawarah KOHATI Komisariat
a. Musyawarah KOHATI Komisariat merupakan musyawarah anggota KOHATI
Komisariat..
b. Musyawarah KOHATI Komisariat diadakan 1 (satu) tahun sekali.
c. Dalam keadaan luar biasa, dapat dilaksanakan Musyawarah KOHATI Komisariat
berdasarkan dengan persetujuan minimal 2/3 jumlah anggota KOHATI Komisariat.
Pasal 16
Status dan Kedudukan
a. Koodinator Nasional (KORNAS) KOHATI adalah lembaga tertinggi KOHATI yang
berada di tingkatan PB HMI;
b. Masa jabatan KORNAS KOHATI adalah 2 (dua) tahun;
c. KORNAS KOHATI berkedudukan di ibu kota negara.
Pasal 17
Kepengurusan
a. Pengurus KORNAS KOHATI sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan
bendahara.
b. Apabila ketua berhalangan tetap maka dapat diangkat pejabat (Pj) oleh rapat pengurus
KORNAS KOHATI.
c. Pengurus KORNAS adalah anggota yang pernah menjadi pengurus KOHATI Cabang dan
atau anggota biasa yang memiliki potensi
Pasal 18
Tugas dan Kewajiban
a. Melaksanakan ketetapan Munas
b. Ketua KORNAS KOHATI bertanggungjawab kepada Ketua PB HMI.
c. Secara fungsional KORNAS KOHATI melakukan koordinasi dengan PB HMI sekurang-
kurangnya satu kali dalam enam bulan.
d. Pengurus KORNAS KOHATI disahkan oleh MUNAS KOHATI dan dilantik oleh Ketua
Umum PB HMI.
Bagian II
KOHATI Badko
Pasal 19
Status dan kedudukan
a. KOHATI Badko adalah lembaga tertinggi KOHATI di tingkat Regional.
b. Masa jabatan KOHATI Badko adalah 2 tahun.
Pasal 20
Kepengurusan
a. Pengurus KOHATI Badko minimal tediri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
b. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap maka dapat diangkat pejabat (Pj) oleh rapat
pengurus KOHATI Badko.
c. Pengurus KOHATI Badko adalah anggota yang pernah menjadi pengurus KOHATI
Cabang dan atau anggota biasa yang telah mengikuti LK II.
Pasal 21
Tugas dan Kewajiban
a. Melaksanakan ketetapan musyawarah KOHATI Badko.
Bagian III
KOHATI Cabang
Pasal 22
Status dan kedudukan
a. KOHATI Cabang adalah lembaga tertinggi KOHATI di tingkat Cabang
b. Masa jabatan KOHATI Cabang adalah 1 tahun.
Pasal 23
Kepengurusan
a. Pengurus KOHATI Cabang minimal tediri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
b. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap maka dapat diangkat pejabat (Pj) oleh rapat
pengurus KOHATI Cabang
c. Pengurus KOHATI Cabang adalah anggota yang pernah menjadi pengurus KOHATI
Komisariat dan atau anggota biasa yang telah mengikuti LK II.
Pasal 24
Tugas dan Kewajiban
a. Melaksanakan ketetapan musyawarah KOHATI Cabang.
b. Ketua KOHATI Cabang bertanggungjawab kepada Ketua Umum HMI Cabang.
c. KOHATI Cabang bersifat koordinatif terhadap KOHATI Korkom dan KOHATI
Komisariat.
d. Ketua KOHATI Cabang menyampaikan laporan kegiatannya kepada Ketua Umum HMI
Cabang sekurang-kurangnya sekali dalam empat bulan dengan tembusan kepada
pengurus KOHATI Badko.
e. Pengurus KOHATI Cabang disahkan oleh Musyawarah KOHATI Cabang dan dilantik
oleh Ketua Umum HMI Cabang.
Bagian IV
KOHATI Korkom
Pasal 25
Status dan Kedudukan
a. KOHATI Korkom adalah lembaga tertinggi KOHATI di tingkat Korkom.
b. Masa jabatan KOHATI Korkom adalah 1 (satu) tahun.
Pasal 27
Tugas dan Kewajiban
a. Melaksanakan ketetapan musyawarah KOHATI Korkom.
b. Ketua KOHATI Korkom bertanggungjawab kepada Ketua Umum HMI Korkom.
c. Secara fungsional, KOHATI Korkom menjalankan fungsi-fungsi Korkom dalam sektor
keperempuanan.
d. Ketua KOHATI Korkom menyampaikan laporan kegiatannya kepada Ketua Umum HMI
Korkom sekurang-kurangnya sekali dalam empat bulan dan tembusan kepada pengurus
KOHATI Cabang.
e. Pengurus KOHATI Korkom disahkan oleh Musyawarah KOHATI Korkom dan dilantik
oleh Ketua Umum HMI korkom.
Bagian V
KOHATI Komisariat
Pasal 28
Status dan Kedudukan
a. KOHATI Komisariat adalah lembaga tertinggi KOHATI di tingkat Komisariat
b. Masa jabatan KOHATI Komisariat adalah 1 (satu) tahun.
Pasal 29
Kepengurusan
a. Pengurus KOHATI Komisariat minimal tediri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
b. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap maka dapat diangkat pejabat (Pj) oleh rapat
pengurus KOHATI Komisariat.
c. Pengurus KOHATI Komisariat adalah anggota biasa.
Pasal 30
Tugas dan Kewajiban
a. Melaksanakan ketetapan musyawarah KOHATI Komisariat.
b. Ketua KOHATI Komisariat bertanggungjawab kepada Ketua Umum HMI Komisariat.
c. Ketua KOHATI Komisariat menyampaikan laporan kegiatannya Ketua Umum HMI
Komisariat sekurang-kurangnya sekali dalam empat bulan dan tembusan kepada pengurus
KOHATI korkom dan Cabang.
d. Pengurus KOHATI Komisariat disahkan oleh musyawarah KOHATI Komisariat dan
dilantik oleh Ketua Umum HMI komisariat.
BAB V
Ketentuan Tambahan
a. Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga KOHATI merupakan penjelasan dari
AD-ART HMI
b. Setiap anggota KOHATI harus mentaati Pedoman Dasar-Pedoman Rumah Tangga
KOHATI, Pola pembinaan KOHATI, citra diri KOHATI serta sesuai dengan kebijakan
struktur.
c. Ketetapan-ketetapan yang dicantumkan dalam pedoman ini akan diatur kemudian dengan
memperhatikan pedoman HMI dan Pedoman KOHATI.
BAB I
PENDAHULUAN
Bismillahirrahmanirrahim
A. Pengertian
Dalam mewujudkan tujuan KOHATI “Terbentuknya sosok mar’atussholehah yang mempu
melakukan transformasi social dalam mewujudkan tatanan masyarakat yang dirihoi Allah
SWT” dibutuhkan sebuah proses yang berkesinambungan dan terpadu, sebagai usaha
pencetak kader yang diharapkan. Inilah yang dikenal sebagai Pola Pembinaan KORP HMI
WATI. Pola pembinaan KOHATI pada dasarnya merupakan acuan yang digunakan untuk
melaksanakan dan menerapkan secara proporsional dan profesional aktifitas serta kreatifitas
kader dengan pola pembinaan terpadu.
Model pembinaan diarahkan dengan tiga bentuk oprasional yakni model formal
(pendidikan), informal (kegiatan) dan non formal (jaringan/net work) yang kesemuanya
merujuk kepada pedoman perkaderan HMI dan pedoman dasar KOHATI dalam rangka
mewujudkan kader cita KOHATI (baca:mar’atussholehah). Mar’atussholehah merupakan
pribadi ideal yang memiliki kepribadian utuh (kaffah), sadar dan mampu melaksanakan peran
dan fungsinya sebagai makhluk paripurna dengan semata-mata hanya untuk mengharapkan
keridhoan Allah SWT, berfikir kritis, analitis selektif serta progresif dengan menjadikan Al-
Qur’an dan Al-Hadits sebagai parameter kebenaran, dan bertanggungjawab atas tegaknya
peradaban cita (masyarakat yang dirihoi Allah SWT).
C. Fungsi
Pola pembinaan KOHATI berfungsi sebagai:
1. Sebagai penuntun acuan dan pegangan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
KOHATI
2. Sebagai parameter keberhasilan aktifitas
BAB II
MODEL PEMBINAAN KOHATI
1. Penataran
a. Pengertian
Penataran KOHATI adalah wadah pembinaan yang diperuntukkan bagi anggota
muda KOHATI sebagai media rekrutment dan untuk mengenal, memahami, serta
menumbuhkan rasa memiliki terhadap KOHATI.
b. Tujuan Penataran
Tujuan penataran KOHATI adalah terbinanya kader KOHATI yang memiliki
wawasan keperempuanan, komitmen kekaderan dan kelembagaan
dalam menjalankan fungsinya.
c. Metode
Metode yang digunakan dalam penataran KOHATI dengan memperhatikan silabus
kurikulum beserta aspeknya adalah:
Metode ceramah
d. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam Study Intensif Mar’ahtussolehah adalah lebih
menekankan pada pendekatan yang bersifat dialogis, kontemplatif, analitis,
partisipatif, dan transformative yang lebih memaksimalkan dialog kelompok.
PENATARAN KOHATI
FORMAL PENDIDIKAN
STUDY INTENSIF
MAR’ATUSSHOLEHA
H
BIMBINGAN
KELOMPOK KEPANITIAAN
KEPENGURUSAN
M FORUM-FORUM
O
D INFORMAL KEGIATAN
E
PENINGKATAN
L KESALAEHAN
PRIBADI
INDIVIDU PENINGKATAN
KETERAMPILAN
TERTENTU
Pembinaan KOHATI sebagai upaya untuk mencapai kader kualified (Mar’atus Sholehah)
yang menjadi tujuan KOHATI, dan benar-benar akan terwujud apabila terdapat
kesadaran,(amanah. )keterlibatan aktif, dan sikap mental yang teguh (militan) para pengawal
KOHATI.
PENDAHULUAN
Perkembangan kehidupan dengan pesatnya terjadi di zaman ini, melaju dan telah
merubah seluruh tatanan kehidupan yang ada. Perempuan saat ini berhadapan dengan
hegemoni kapitalisme dan budaya patriarkhat dengan bangunan kekuasaan budaya yang
melahirkan doktrin-doktrin, sistem kerja bahkan tuhan-tuhan tertentu yang dinilai mampu
mempengaruhi keputusan-keputusan manusiawi baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah.
Bias dari keseluruhan produk kemodernan hampir meruntuhkan seluruh potensi fitrawi
manusia, sehingga sulit membedakan antara kebenaran dan kebatilan yang pada akhirnya
menghantar kita pada pelampiasan hawa nafsu yang nantinya menjadi sumber nilai dan
tujuan hidup manusia.
Dengan sistem kehidupan yang demikian, tidak sedikit wanita Islam (baca :
muslimah) maupun anggota KOHATI yang terlena dan akhirnya terjerumus dan menjadikan
kehidupan menjadi tujuan hidup, sehingga pesan-pesan Islam terabaikan. Realitas ini
mengisyaratkan agar para muslimah khususnya KOHATI merespon, menciptakan iklim ysng
kondusif serta memberikan solusi terbaik dari berbagai upaya musuh-musuh Islam dalam
memperdaya manusia untuk meninggalkan kebenaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Sunnah.
KOHATI sebagai lembaga khusus yang mengkoordinir aktifitas anggotanya, dituntut
untuk mengarahkan anggotanya dalam meningkatkan kualitas diri, referensi dan daya kritis
baik dalam skala individu maupun kelembagaan agar tercapai tujuan HMI, disamping
melakukan proses pematangan diri atau pelekatan citra diri yang didambakan, yakni Mar’atus
Sholehah. Dengan citra diri tersebut, diharapkan mampu melahirkan kader yang mempunyai
integritas dalam usaha mewujudkan peradaban cita yang didambakan.
Disisi lain KOHATI menciptakan kader-kader ulil albab sebagai wujud integral
kelembagaan dalam pencapaian tatanan masyarakat yang diridhoi Allah SWT. Mengingat
wanita dalam hal ini muslimah memiliki kualitatif dan kuantitatif yang sangat menentukan
tegaknya peradaban cita dengan kemampuan mengarahkan dan mengorganisir unsur-unsur
kehidupan tanpa sekat-sekat sosiologis.
Kader cita ini, dituntut untuk senantiasa menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah
sebagai kualifikasi citra diri HMI-Wati. Kualifikasi citra diri HMI-Wati adalah citra diri
HMI-Wati sebagai mar’atussholehah dan merupakan realitas yang harus dilakukan sebagai
penggambaran jati dirinya, dalam bentuk dua (2) cita ideal :
A. Tujuan
1. Tujuan Penataran
Tujuan penataran KOHATI adalah terbinanya kader KOHATI yang memiliki
wawasan keperempuanan, komitmen kekaderan dan kelembagaan dalam menjalankan
fungsinya.
B. Materi
Materi pendidikan pelatihan KOHATI dimaksudkan sebagai rumusan bahasan yang
dibutuhkan untuk membina naggota, melaluio seperangkat bahan atau bekal pendidikan,
penelitian, keterampilam berorganisasi dan disiplin diri. Secara garis besar satuan arahan
pendidikan dirumuskan sebagai berikut:
a. Materi pokok
Materi pokok adalah materi yang memberikan kerangka normatif bagi anggota
KOHATI mengenai persoalan mendasar dalam kehidupan.
b. Materi penunjang
Materi penunjang adalah materi yang bersifat khusus/spesifik yang
menitikberatkan kepada kebutuhan masing-masing cabang sesuai situasi dan
kondisi setempat/kontemporer.
c. Materi alat
Materi alat adalah materi yang bersifat alternatif, sehingga setiap anggota
KOHATI atas dasar aspirasi anggota dapat mengusulkan materi-materi yang
relevan yang menjadi tuntutan kader.
C. Metode
Metode yang digunakan dala hal ini adalah sebagain upaya untuk merangsang inisiatif
dan daya kreatifitas agar tercipta suasana kritis, cerdas, dan dialogis terarah.
D. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan selama pelatihan antara pemandu dengan peserta dapat
dilakukan dengan mengguinakan pendekatan persuasif yaitu melakukan hubungan atau
pendekatan melalui:
E. Sistem Evaluasi
Evaluasi pelatihan ini dimaksudkan sebagai cara atau tindakan yang dilakukan untuk
melihat ataui menilai sejauh mana keberhasilan latihan. Secara teknikj pelaksanaan
evaluasi biasanya dapat dilakukan dengan tes yang bersifat objectif dan subjectif yang
dilakukan pada saat berlangsungnya pelatihan maupun setelah pelatihan
Teknik pelaksanaan evaluasi bersifat objectif berupa:
1. Tes tertulis
2. Tes lisan
3. Penugasan
4. Pembuatan resume
5. Pembuatan makalah
6. dan lain-lain.
Sedangkan yang bersifat subjektif adalah pemandu latihan (SC) dapat menyiapkan bentuk
penilaian keaktifan peserta dari beberapa aspek antara lain:
1. Kedisiplinan
2. Sikap
3. Aktifitas
4. dan lain-lain.
ALOKASI
NO. KOMPETENSI INDIKATOR POKOK BAHASAN
WAKTU
1. 3 jam Falsafah penciptaan Peserta dapat - Argumentasi logis tentang
perempuan menjelaskan falsafah penciptaan manusia
penciptaan manusia - Argumentasi logis dan dalil
dan dikerucutkan tentang penciptaan
kepada filsafat perempuan
perempuan
2. 3 jam Perempuan dalam Peserta dapat - Pandangan Barat tentang
pandangan Barat dan menjelaskan perepmuan
Islam perempuan dalam - Pandangan Islam tentang
pandangan Barat dan perempuan
Islam - Kedudukan perempuan
dalam Islam
- Hak dan kewajiban
Perempuan dalam Islam
3. 3 jam Perempuan dalam Peserta dapat - Perempuan dalam hegemoni
lingkungan hegemoni menjelaskan tentang media
budaya dan media perempuan dalam - Perempuan dalam hegemoni
lingkungan hegemoni media
budaya dan media - Telaah ideologi media dan
budaya
4. 3 Jam KOHATI masa lalu, Peserta dapat - Landasan historis, filosophis
kini dan masa depan mengetahu sejarah dan sosiologi kohati
kohati, kohati - Kohati ditengah pusaran
sekarang & rekayasa gerakan muslimah
masa depan kohati - Kohati masa depan sebuah
telaah komprehensif lembaga
keperempuanan
5. 2 jam PDK, PRT, Pola Peserta dapat - PDK
Pembinaan mengetahui secara - PRT
utuh PDK, model - Pola Pembinaan KOHATI
pembinaan
6. 3 jam Citra diri hmi-wati Peserta dapat - Konsep citra diri HMI wati
mengetahui citra diri - Analisa citra diri hmi-wati
hmi-wati
7. 3 jam Keorganisasian Peserta dapat - Manajemen Organisasi
mengetahui cara - Rekruitmen
mengelola organisasi - Atribut dan security
organisasi