Anda di halaman 1dari 55

K o m p i l a s i Teks

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan


Himpunan Mahasiswa Islam

(NDPHMI)

NDP Cak Nur (Lama)


NDP Arianto (Baru)
NDP Andito (Rekonstruksi)

Editor : Danial Iskandar Yusuf

1 2
membingungkan? Sehingga bukan keyakinan yang didapat kader
Pengantar Editor pasca training, tetapi keraguan yang berujung pada nihilisme?
Pun demikian sejarah yang muncul agak belakangan,
NDP tak lepas menjadi komoditas politik elit HMI, terbaca
Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) merupakan salah satu melalui proses kelahiran NDP baru pada Kongres XXV di
dokumen organisasi tertua yang digunakan Himpunan Makassar tahun 2006 yang lahir bukan dari rahim intelektual
Mahasiswa Islam (HMI) sampai hari ini. Pertama kali disahkan yang sehat dan ketat, tetapi lebih karena kompetisi kepentingan
pada Kongres IX HMI di Malang pada bulan Mei 1969, NDP antara dualisme kepemimpinan di PB HMI ketika itu.
disusun sebagai penjabaran atas dasar organisasi HMI, yaitu Membaca berbagai realitas tentang NDP dalam tubuh
Islam. NDP menjadi semacam ijtihad pemikiran kaum muda HMI hari ini membuat kita bertanya-tanya, demikiankah yang
muslim ketika itu, untuk menegaskan persepsi-persepsi mereka diidamkan para perumusnya? Sedemikian parahkah kondisi per-
terhadap universalitas ajaran Islam dalam konteks ruang dan NDP-an hari ini di HMI? Sehingga ada atau tiada NDP pun tak
waktu yang bernama Indonesia modern. berpengaruh terhadap perjuangan -kalau pun ada- di HMI, lalu
Menarik untuk menjawab pertanyaan bagaimana atas dasar apa kader HMI berjuang? Saya curiga, jangan-jangan
sebuah dokumen bisa bertahan sedemikian lama dalam sebuah hanya didasarkan atas modifikasi syahwat kekuasaan saja.
organisasi yang berkarakter progresif-dinamis semacam HMI, Semoga kecurigaan saya salah..
dimana kader-kader muda Muslim mencoba untuk berkecambah
menjadi intelektual yang kritis dan cenderung memiliki Sejarah Perjalanan NDP
kepercayaan diri yang tinggi untuk selalu melakukan perubahan. Orde lama merupakan satu masa yang riuh dengan
Apakah lalu ini yang disebut dengan kegagapan perdebatan ideologi. Suatu kurun yang bukan saja menjadi apa
intelektual? Kegagapan kader-kader HMI yang datang kemudian yang disebut Soekarno sebagai nation building namun juga
ketika berhadapan dengan nama-nama besar generasi HMI semacam pencarian dan transaksi gagasan antar elit bangsa
tahun 60an semisal Nurcholish Madjid, Endang Saefudin mengenai dasar dan alat perjuangan bangsa.
Anshari, Dawam Raharjo dkk. karena sebagaimana kita tahu, Walaupun Pancasila disepakati sebagai dasar negara tak
yang disebut belakangan adalah lokomotif modernisasi Islam di lama setelah proklamasi kemerdekaan, namun sebagai rahasia
Indonesia yang hingga hari ini menjadi rujukan bagi proyek umum kita tahu bahwa umat Islam yang diwakili Masyumi dan
pembaruan Islam. terwakilkan dalam sosok Muhammad Natsir dalam sidang-sidang
Lalu bagaimana kader HMI sendiri memberikan Konstituante bermaksud menjadikan Islam sebagai dasar negara,
pemaknaan terhadap NDP? Apakah NDP menjadi selayaknya menggantikan Pancasila. Demikian pula kaum komunis melalui
teks suci yang tak terjamah, yang ditinggalkan di rak-rak buku PKI yang secara perlahan mendapat simpati rakyat bawah,
dan tumpukan kertas tak terbaca, dibiarkan hingga berdebu membuka jalan untuk menjadikan Indonesia sebagai Soviet baru,
usang dimakan usia, atau ya, dijadikan bahan ajar di training- demi mencapai cita-cita classless society yang diimpikan Marx
training formal, namun dijauhkan dari maksud asalnya sebagai seabad sebelumnya. Demikian ketika itu aroma persaingan
simplifikasi dan tafsir ajaran Islam khas HMI, menjadi tak lebih ideologis begitu pekat, setiap kekuatan politik mencoba untuk
berfungsi sebagai metodologi dekonstruksi teologi yang menarik garis diametral antara satu dengan yang lain.

3 4
HMI yang didirikan pada tahun 1947 oleh Lafran Pane Demikian pula Indonesia kondisinya tidak lebih baik.
dkk. berdiri diatas visi ke-Islaman dan ke-Indonesiaan yang unik. Sebagai bangsa muslim terbesar di dunia namun paling terakhir
Visi awal didirikannya HMI adalah untuk meninggikan derajat ter-arabkan, umat muslim Indonesia belum menghayati betul
umat Islam Indonesia dan mempertahankan negara-bangsa ajaran Islam, dan malah terjerat dalam kondisi sosial-ekonomi
Indonesia dari agresi militer Belanda. Visi ini menganggap bahwa yang memprihatinkan : kemiskinan, kebodohan, kebencian antar
Islam sebagai ajaran yang universal perlu ditafsirkan menurut kelompok, ketidakadilan dan intoleransi.
konteks lokalitas ke-Indonesiaan, atau sederhananya, Dari kunjungan ke luar negeri dan perenungan terhadap
mengusahakan Islam yang Indonesia, dan bukan kebalikannya. kondisi umat Islam di Indonesia inilah Cak Nur menggagas
Sehingga bagi HMI, antara Islam dan konsep negara-bangsa penyusunan NDI atau Nilai Dasar Islam. Gagasan NDI dalam
Indonesia tidak terdapat pertentangan. bentuk kertas kerja kemudian dibawa Cak Nur menuju Kongres
Islam yang dipahami HMI inilah yang kemudian IX di Malang pada bulan Mei tahun 1969, yang lalu menghasilkan
termaktub sebagai asas HMI, dimana sebagai asas, Islam rekomendasi kongres bahwa draft NDI ini perlu dilakukan
menjadi sumber motivasi, pembenaran dan ukuran bagi gerak penyempurnaan, diserahkan kepada tiga orang: Cak Nur sendiri,
perjuangan HMI mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil Endang Saefudin Ansari dan Sakib Mahmud untuk melakukan
dan makmur. Inilah yang menjadi tujuan HMI. penyempurnaan teks. Pada Kongres X di Palembang tahun 1971
Kemudian kebutuhan terhadap sebuah buku saku teks tersebut kemudian disahkan dengan nama NDP, dan
panduan perjuangan seperti yang pernah dimiliki oleh kaum disosialisasikan ke cabang-cabang.
muda sosialis di Indonesia kemudian dirasa semakin mendesak. Penggunaan nama NDP sendiri diambil karena dirasa
Kalau kaum muda sosialis punya buku saku panduan ideologi, nama NDI dianggap terlalu klaim terhadap ajaran Islam, terlalu
mengapa HMI tidak, begitu mungkin logika berpikir ketika itu. simplistis dan menyempitkan universalitas Islam itu sendiri.
Dasar organisasi HMI -Islam- harus dijabarkan dalam sebuah Sedangkan kata perjuangan diambil dari buku Sjahrir yang
doktrin perjuangan yang walaupun bersifat mendasar, normatif, berjudul Perjuangan Kita.
namun dapat menjadi rujukan praktis bagi kader HMI. Kemudian di pertengahan dekade 80an pemerintah
Di penghujung tahun 1968, beberapa fungsionaris Orde Baru mengesahkan UU No. 5 Tahun 1985 tentang Pancasila
Pengurus Besar HMI diundang untuk melakukan kunjungan ke sebagai asas tunggal bagi setiap organisasi. Maka pilihannya
Amerika Serikat, dan Nurcholish Madjid (Cak Nur) yang ketika hanya dua bagi HMI, mengganti asas atau bubar. Setelah
itu Ketua Umum PB HMI termasuk salah satu diantaranya. Usai diputuskan melalui Kongres XVI di padang pada tahun 1986, HMI
kunjungan ke AS, ia sendiri kemudian melanjutkan kunjungannya mengubah asasnya menjadi pancasila dan menggeser Islam
lebih lama untuk mengelilingi Timur-tengah : Mesir, Turki, Irak, menjadi identitas HMI. Maka berubahlah nama NDP menjadi
Suriah, Arab Saudi untuk menyaksikan sendiri bagaimana Islam Nilai Identitas Kader (NIK) tanpa perubahan substansi.
dipraktekkan di tanah asalnya. Sayangnya, kesimpulan dari Dalam prosesnya kemudian setelah Orde Baru runtuh,
perjalanan Cak Nur adalah kekecewaan, betapa Islam pada Kongres XXII tahun 1999 di Jambi, Islam dikembalikan
diperlakukan secara kaku dalam rupa slogan-slogan loyalistik sebagai asas HMI dan NIK berubah kembali menjadi NDP. Pada
dan cenderung miskin solusi menghadapi problematika umatnya saat kongres ini pula mulai muncul keinginan kuat untuk
sendiri. memulai langkah ke arah rekonstruksi NDP. langkah ini diinisiasi

5 6
oleh Andito dan Dudi Iskandar dari Badko Jawa Bagian Barat tawaran HMI Cabang Makassar. Setelah lokakarya di Mataram,
yang secara khusus menawarkan format rekonstruksi mereka. proses finalisasi teks dilakukan oleh tim 8 di Selong dan di HMI
Rekonstruksi NDP dimaksudkan sebagai jawaban atas Cabang Makassar Timur. Draft inilah yang kemudian disahkan
keluhan kader HMI bahwa NDP Cak Nur cenderung berat untuk pada Kongres XXV di makassar pada tahun 2006 sebagai NDP
dipahami sehingga di beberapa cabang tertentu muncul alur HMI, atau lazim disebut sebagai NDP baru.
penyampaian NDP yang berbeda-beda semisal: Dialog Namun tak lama setelah disahkan, NDP baru banyak
Kebenaran di Makassar, Visi Merah Putih di sebagian mendapat kritik, baik terhadap teks maupun proses perumusan
Jabodetabek dan Revolusi Kesadaran di cabang Bandung. dan pengesahan di Kongres Makassar. Dalam Seminar/Lokakarya
Kongres XXII Jambi akhirnya merekomendasikan kepada yang diadakan PB HMI bulan April 2009 terungkap bahwa NDP
PB HMI untuk melaksanakan lokakarya rekonstruksi NDP, yang baru sesungguhnya bukan hasil rekonstruksi tim 8, melainkan
terlaksana pada tahun 2001 di Graha Insan Cita Depok dibawah hasil narasi Arianto Achmad, seorang guru NDP di Cabang
koordinasi Kholis Malik sebagai Ketua Bidang PA PB HMI. Makassar Timur, yang melalui proses tertentu sehingga dapat
Lokakarya ini kemudian mengamanahkan kepada tim khusus PB dijadikan draft final sehingga disahkan pada Kongres Makassar
HMI untuk menyusun draft NDP rekonstruksi berdasar draft melalui mekanisme forum yang diapksakan: voting.
yang diajukan Badko Jabar sebelumnya. Namun dalam Selain itu, kritik terhadap isi teks NDP baru juga
perjalanannya menuju Kongres XXIII di Balikpapan tahun 2002, disampaikan oleh banyak pihak, diantaranya Azhari Akmal
draft NDP rekonstruksi tak juga hadir. Tarigan, Amrullah Yasin (mantan Tim 8) dan Kun Nurachadijat
Kemudian di Kongres XXIV di Jakarta tahun 2003 muncul yang mensinyalir NDP baru berbau mazhab Syiah, dengan
kembali rekomendasi kongres untuk melaksanakan lokakarya kualitas yang tidak lebih baik dari NDP Cak Nur, selain juga
NDP. PB HMI periode 2003-2005 kemudian menugaskan bidang kemudian banyak cabang yang tidak mau menggunakan NDP
PA PB HMI melalui ketua bidangnya Muhammad Anwar (Cak baru dan cenderung memilih NDP Cak Nur, yang notabene ketika
Konyak) untuk kemudian bekerjasama dengan Bakornas LPL PB itu adalah tindakan inkonstitusional.
HMI yang dipimpin Encep Hanif Ahmad untuk melaksanakan Berbagai realitas -kecacatan NDP baru- inilah sehingga
lokakarya NDP, dengan maksud melakukan pengayaan alur melahirkan keputusan PB HMI periode 2008-2010 dan lalu
materi NDP sehingga lahir metodologi pemahaman NDP yang diperkuat melalui Kongres XXVII di depok tahun 2010 untuk
lebih mudah dicerna kader HMI. mengembalikan NDP Cak Nur sebagai NDP HMI yang sah.
Semangat rekonstruksi NDP yang menggebu dari
cabang-cabang kemudian difasilitasi melalui lokakarya di NDP Bagi HMI
Mataram yang mempertemukan draft-draft rekonstruksi NDP Sedemikian pentingkah lalu NDP bagi HMI, sehingga
yang dibawa beberapa badko dan cabang yang menjadi membuat HMI terbelah dua? Siapa NDP baru, siapa NDP lama?
undangan. Melalui berbagai dinamika forum akhirnya lokakarya siapa gerbong siapa?, sudah sedemikian jauhkah HMI dari NDP
mengarah pada pembandingan draft tawaran HMI Cabang nya sendiri?.
Makassar dengan NDP Cak Nur, sehingga melalui forum group Jika mencermati maksud awalnya sebagai penjabaran
discussion (FGD) dalam lokakarya tersebut terbentuk sebuah tim Islam, maka tolak ukur NDP tak jauh dari nilai-nilai dasar Islam
yang terdiri dari delapan orang peserta untuk mengawal draft yang termaktub dalam Al Quran dan hadits, kemudian nilai-nilai

7 8
tersebut dapat menjadi rujukan lahirnya filsafat sosial HMI, yang Jika NDP adalah simplifikasi ajaran Islam sebagaimana
kemudian dikemas dalam teori sosial yang mewujud dalam tertera dalam Al Quran dan Hadits, maka harusnya menjadi
gerak perjuangan HMI. mudah untuk menentukan sejauh mana kesesatan -kalau pun
Jika tolak ukur ini disepakati, maka NDP hanya akan ada- dalam NDP tersebut, bandingkan saja menurut akal sehat
berbicara tentang hal mendasar dalam Islam: tauhid dan yang jujur, karena jangankan mazhab yang mapan semacam
pembebasan, ikhtiar dan takdir, keadilan sosial dan ekonomi, syiah, mazhab kejawen pun kalau ia tak bertentangan dengan Al
dan peradaban berdasarkan keilmuan. NDP tentu tak akan Quran dan hadits, ia menjadi sah untuk digunakan sebagai dalil
sempat membahas secara mendalam mengenai masalah teknis kebenaran. Harusnya kita paham betul bahwa seorang yang
ritual keagamaan semacam shalat, puasa dll karena cenderung banyak membaca literatur tertentu tentu cenderung berpikir
akan terjebak dalam khilafiyah furuiyyah fiqh. menurut alur tersebut, dan itu hal yang wajar dalam karakter
Nilai tauhid dalam NDP misalnya, kemudian intelektual seseorang.
diterjemahkan dalam bentuk independensi HMI, pembebasan Kemudian juga, NDP merupakan dokumen organisasi
atau ketidaktundukan HMI terhadap apapun selain kebenaran. dimana ketika sebuah dokumen disahkan untuk menjadi rujukan
Sehingga kebenaran menjadi satu-satunya ukuran bagi asal dan organisasi, maka dengan sendirinya bias personal sang perumus
tujuan perjuangan kader HMI. Atau nilai keadilan sosial yang harus dihilangkan. Artinya, setelah disahkan di Kongres, maka
termaktub dalam NDP yang menjadi rujukan bagi HMI untuk sudah tidak relevan lagi membahas personalitas tim 8 atau
melakukan perubahan, menjadi idea of progress menghadapi Arianto atau siapa pun untuk menilai NDP. Sebuah teks
kejumudan dan kondisi keummatan yang timpang. hendaknya dinilai dari teks tersebut, bukan dari siapa yang
Demikian sehingga dalam fungsi idealnya NDP adalah merumuskannya. Dalam adagium populer : Ambillah hikmah
sumber rujukan nilai kepercayaan, panduan mencapai tujuan walau dari mulut anjing sekalipun.
perjuangan, dan tuntunan untuk selalu melakukan perubahan. Kalau lalu NDP yang dihasilkan tidak lebih baik
Dalam bahasa Cak Nur kemudian inti NDP menjadi sederhana : dibanding yang sebelumnya, maka ubahlah, bongkar lagi, ambil
Iman, Ilmu dan Amal. langkah maju, bukan lalu mundur jauh kembali ke belakang.
Setiap rekonstruksi adalah ijtihad yang sah bagi kader HMI
Makna Rekonstruksi NDP karena -lagi- NDP bukan kitab suci yang tak tersentuh, bukan
Jika belakangan terjadi polemik NDP Cak Nur - NDP hasil sabda Nabi Cak Nur di atas gunung, sedangkan kita
Arianto di bebagai jejaring media, maka lebih cenderung umatnya melihat dari bawah lembah. NDP adalah hasil ijtihad
beranjak dari suasana emotive, dibanding suasana yang para pendahulu HMI di usia muda mereka yang ekstremnya,
mengutamakan kualitas akademis. Misalnya, NDP baru harus belum tentu benar.
diajuhi karena berbau syiah dan menjebak kader HMI untuk Mengenai rekonstruksi ini, benar yang dikatakan Cak
berpikir berdasar mazhab tersebut, atau dalam NDP baru Nur sendiri dalam buku Islam Mazhab HMI karangan Azhari
terdapat kecacatan karena proses pengesahannya yang dipenuhi Akmal Tarigan :
kebohongan publik, karena ternyata bukan tim 8 yang
merumuskan NDP, tapi Arianto Achmad seorang. Values (nilai-nilai) tentu saja tidak berubah-ubah. Kalau disitu
misalnya ada nilai Tauhid, tentu saja tidak berubah-ubah. Akan
tetapi pengungkapan dan tekanan pada implikasi NDP itu

9 10
mungkin bahkan bisa diubah. Sebab sepanjang sejarah, tauhid anggapan ada sebagian pihak yang tidak dilibatkan dalam
pun wujudnya sama, yaitu paham pada Ketuhanan Yang Maha proses rekonstruksi tidak menjadi duri, seperti terjadi
Esa. Akan tetapi tekanan impikasinya itu berubah-ubah. Kita sebelumnya.
bisa lihat tekanan misi pada Rasul-Rasul, itu berubah. Misalnya Gerakan rekonstruksi NDP dapat dilakukan dengan
Isa Al-Masih (Yesus Kristus) datang untuk mengubah Taurat
gerakan kultural dan struktural. Pada satu sisi kita mengikuti
(Agar aku halalkan bagi kamu sebagian yang diharamkan bagi
kamu). Nabi Isa datang menghalalkan sebagian yang
ketentuan dan hierarki organisasi dengan keputusan akhir tetap
diharamkan pada Perjanjian Lama. Jadi implikasi Tauhid itu di Kongres. Di sisi lain penguatan basis (komisariat/ korkom/
bisa berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman. Sebab itu cabang) tetap dilakukan. Tanpa basa-basi birokrasi, internalisasi
juga menyangkut masalah interpretasi. Pengungkapan nilai itu NDP dapat dilakukan sedini mungkin.
sendiri memang tidak mungkin berubah, tetapi harus Kader-kader HMI seharusnya tidak pernah puas
dipertahankan apalagi nilai seperti Tauhid. Akan tetapi karena terhadap apapun miliknya, selama mereka menyadari bahwa tak
ada kemungkinan mengubah tekanan dan implikasiny, maka ada yang sempurna dan selesai dalam proses pendekatan
ada ruang untuk pengembangan-pengembangan. Tidak hanya kebenaran, sehingga kepuasan dengan sendirinya berarti
namanya saja diubah NDP ke NIK (lalu NDP kembali-pen). kejumudan, kehilangan jiwa Islam itu sendiri.
Pengembangan adalah tugas/pikiran yang sah dari adik-adik
Dalam konteks inilah, buku kecil ini mencoba untuk
HMI. Maka dari itu saya persilahkan, kalau misalnya memang
ada yang ingin menggarap bidang ini.
membuka dialog terbuka antara tiga NDP : NDP Cak Nur, NDP
Arianto Achmad, dan NDP Andito, tak lain demi memudahkan
Kalau kita sepakat soal rekonstruksi ini, maka kita harus kader-kader HMI untuk tidak terjebak dalam aspek emotive
belajar dari kesalahan sebelumnya. Kita harus mulai jujur untuk dalam menilai NDP yang ada dan untuk kemudian secara jujur
mengakui kekurangan-kekurangan dalam NDP Cak Nur, mengakui keunggulan dan kelemahan di dalamnya berdasar akal
kekurangan dalam NDP Arianto, demikian NDP Andito pun. Kita sehat, bukan sebaliknya. Semoga.
absen apa saja kurangnya, apa yang harusnya ditambahkan, apa
alur pendekatan yang digunakan: teologis, ideologis, filosofis, Billahittaufiq Wal Hidayah
atau penguatan dalam hal apa: nilai kemanusiaan, ketauhidan,
atau yang lain, sehingga menjadi fair untuk digunakan sebagai
landasan nilai untuk melakukan perubahan dalam konteks HMI Bogor, Januari 2011
hari ini.
Mekanisme nya bisa jadi sangat sederhana walaupun
tidak mudah, bentuklah sebuah tim yang mengakomodasi
seluruh perumus dari level komisariat hingga PB HMI. Rumusan- Danial Iskandar Yusuf
rumusan yang terseleksi secara konseptual ini (seleksi I) Kader HMI Cabang Kota Bogor.
sebaiknya diuji coba dalam sebuah pilot project yang akan
dievaluasi dalam forum khusus (seleksi II) dan diuji kembali
(seleksi III). Setelah konsep ini utuh, draft rekonstruksi NDP
dapat diajukan dalam Kongres mendatang. Demikian sehingga

11 12
Landasan Teologis............................................................
Daftar Isi Landasan Konstitusional...................................................
Landasan Material............................................................
Langkah-langkah Rekonstruksi.........................................
Urgensi Rekonstruksi........................................................
Pengantar Editor .............................................................
I. NDP Cak Nur................................................................ Draft NDP.........................................................................
Kata Pengantar PB HMI.................................................... I. Dasar-Dasar Kepercayaan.........................................
I. Dasar-dasar Kepercayaan......................................... II. Pengertian-pengertian Dasar Tentang
II. Pengertian-pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan............................................................
Kemanusiaan............................................................ III. Prinsip-Prinsip Dinamika Alam Semesta...................
III. Kemerdekaan Manusia dan Keharusan IV. Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan
Universal................................................................... Universal (Takdir).....................................................
IV. Ketuhanan Yang Maha Esa dan V. Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan..........
Kemanusiaan............................................................ VI. Individu dan Masyarakat..........................................
V. Individu dan Masyarakat.......................................... VII. Keadilan Sosial dan Ekonomi....................................
VI. Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi..................... VIII. Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan......................
VII. Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan.......................
VIII. Kesimpulan dan Penutup..........................................

II. NDP Arianto................................................................


Kata Pengantar Bakornas LPL PB HMI..............................
I. Landasan dan Kerangka Berpikir..............................
II. Dasar-Dasar Kepercayaan.........................................
III. Hakikat Penciptaan dan Eksatologi (Maad).............
IV. Manusia dan Nilai-Nilai kemanusiaan......................
V. Kemerdekaan Manusia (Ikthiar Manusia) dan
Keniscayaan Universal (Taqdir Ilahi).........................
VI. Individu dan masyarakat..........................................
VII. Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi.....................
VIII. Sains Islam...............................................................

III. NDP Andito..................................................................


Kerangka Umum Rekonstruksi.........................................
Latar Belakang..................................................................
Landasan Fiosofis.............................................................

13 14
Dokumen Kata Pengantar PB HMI th. 1971

NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
HASIL KONGRES IX DI MALANG
NDP LAMA)

Oleh :
Nurcholis Madjid, Endang Saifudin Anshari, dan Sakib Mahmud

15 16
I. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan.
Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilai guna menopang
hidup dan budayanya. Sikap tanpa percaya atau ragu yang
sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi selain
kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang
sama juga harus merupakan kebenaran. Demikian pula cara
berkepercayaan harus pula benar. Menganut kepercayaan yang
salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi bahkan
berbahaya.
Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam
kenyataan kita temui bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka
ragam di kalangan masyarakat. Karena bentuk- bentuk
kepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka sudah
tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah atau salah
satu saja diantaranya yang benar. Disamping itu masing-masing
bentuk kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur
kebenaran dan kepalsuan yang campur baur.
Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa
kepercayaan itu melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian
melembaga dalam tradis-tradisi yang diwariskan turun temurun
dan mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya. Karena
kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan diri
terhadap kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka dalam
kenyataan ikatan-ikatan tradisi sering menjadi penghambat
perkembangan peradaban dan kemajuan manusia. Disinilah
terdapat kontradiksi kepercayaan diperlukan sebagai sumber
tatanilai guna menopang peradaban manusia, tetapi nilai-nilai
itu melembaga dalam tradisi yang membeku dan mengikat,
maka justru merugikan peradaban.
Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan
peradaban dan kemajuannya, manusia harus selalu bersedia
meninggalkan setiap bentuk kepercayaan dan tata nilai yang
tradisional, dan menganut kepercayaan yang sungguh-sungguh
yang merupakan kebenaran. Maka satu-satunya sumber nilai

17 18
dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri. Kebenaran untuk menyampaikannya kepada seluruh ummat manusia. Para
merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran yang rasul dan nabi itu telah lewat dalam sejarah semenjak Adam,
mutlak adalah Tuhan Allah. Nuh, Ibrahim, Musa,Isa atau Yesus anak Mariam sampai pada
Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang Muhammad SAW. Muhammad adalah Rasul penghabisan, jadi
kesatu : Tiada Tuhan selain Allah mengandung gabungan antara tiada Rasul lagi sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rasul itu adalah
peniadaan dan pengecualian. Perkataan "Tidak ada Tuhan" manusia biasa dengan kelebihan bahwa mereka menerima
meniadakan segala bentuk kepercayaan, sedangkan perkataan wahyu dari Tuhan.
"Selain Allah" memperkecualikan satu kepercayaan kepada Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAW
kebenaran. Dengan peniadaan itu dimaksudkan agar manusia terkumpul seluruhnya dalam kitab suci Al-Quran. Selain berarti
membebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan yang bacaan, kata Al-Quran juga bearti "kumpulan" atau kompilasi,
ada dengan segala akibatnya, dan dengan pengecualian itu yaitu kompilasi dari segala keterangan. Sekalipun garis-garis
dimaksudkan agar manusia hanya tunduk pada ukuran besar Al-Quran merupakan suatu kompendium, yang singkat
kebenaran dalam menetapkan dan memilih nilai - nilai, itu namun mengandung keterangan-keterangan tentang segala
berarti tunduk pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta sesuatu sejak dari sekitar alam dan manusia sampai kepada hal-
segala yang ada termasuk manusia. Tunduk dan pasrah itu hal gaib yang tidak mungkin diketahui manusia dengan cara lain
disebut Islam. (16:89).
Tuhan itu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Pendekatan ke arah pengetahuan akan adanya Tuhan dapat ajaran-ajaran-Nya, manusia harus berpegang kepada Al-Quran
ditempuh manusia dengan berbagai jalan, baik yang bersifat dengan terlebih dahulu mempercayai kerasulan Muhammmad
intuitif, ilmiah, historis, pengalaman dan lain-lain. Tetapi karena SAW. Maka kalimat kesaksian yang kedua memuat esensi kedua
kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia, maka manusia tidak dari kepercayaan yang harus dianut manusia, yaitu bahwa
dapat menjangkau sendiri kepada pengertian akan hakekat Muhammad adalah Rosul Allah.
Tuhan yang sebenarnya. Namun demi kelengkapan kepercayaan Kemudian di dalam Al-Quran didapat keterangan lebih
kepada Tuhan, manusia memerlukan pengetahuan secukupnya lanjut tentang Ketuhanan Yang maha Esa ajaran-ajaranNya yang
tentang Ketuhanan dan tatanilai yang bersumber kepada-Nya. merupakan garis besar dan jalan hidup yang mesti diikuti oleh
Oleh sebab itu diperlukan sesuatu yang lain yang lebih tinggi manusia. Tentang Tuhan antara lain: surat Al-Ikhlas (112: 1-4)
namun tidak bertentangan dengan insting dan indera. menerangkan secara singkat; katakanlah : "Dia adalah Tuhan
Sesuatu yang diperlukan itu adalah "Wahyu" yaitu pengajaran Yang Maha Esa. Dia itu adalah Tuhan. Tuhan tempat menaruh
atau pemberitahuan yang langsung dari Tuhan sendiri kepada segala harapan. Tiada Ia berputra dan tiada pula berbapa.
manusia. Tetapi sebagaimana kemampuan menerima Selanjutnya Ia adalah Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha
pengetahuan sampai ketingkat yang tertinggi tidak dimiliki oleh Adil, Maha Bijaksana, Maha Kasih dan Maha Sayang, Maha
setiap orang, demikian juga wahyu tidak diberikan kepada setiap Pengampun dan seterusnya daripada segala sifat kesempurnaan
orang. Wahyu itu diberikan kepada manusia tertentu yang yang selayaknya bagi Yang Maha Agung dan Maha Mulia, Tuhan
memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para Nabi seru sekalian Alam.
dan Rasul atau utusan Tuhan. Dengan kewajiban para Rosul itu

19 20
Juga diterangkan bahwa Tuhan adalah yang pertama dimengerti oleh manusia, namun filsafat itu mengatakan bahwa
dan yang penghabisan, Yang lahir dan Yang Bathin (57:3), dan alam ada dengan sendirinya. Peniadaan pencipta ataupun
"kemanapun manusia berpaling maka disanalah wajah Tuhan" peniadaan Tuhan adalah satu sudut daripada filsafat
(2:115). Dan "Dia itu bersama kamu kemanapun kamu berada" materialisme.
(57:4). Jadi Tuhan tidak terikat ruang dan waktu. Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang
Sebagai "yang pertama dan yang penghabisan", maka tertinggi (95:4, 17:70). Sebagai mahluk tertinggi manusia
sekaligus Tuhan adalah asal dan tujuan segala yang ada, dijadikan "Khalifah" atau wakil Tuhan di bumi (6:165). Manusia
termasuk tata nilai. Artinya; sebagaimana tata nilai harus ditumbuhkan dari bumi dan diserahi untuk memakmurkannya
bersumber kepada kebenaran dan berdasarkan kecintaan (11:61). Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan kepada
kepadaNya, Iapun sekaligus menuju kepada kebenaran dan manusia. Manusia sepenuhnya bertanggungjawab atas segala
mengarah kepada "persetujuan" atau "ridhanya". Inilah perbuatannya di dunia. Perbuatan manusia ini membentuk
kesatuan antara asal dan tujuan hidup yang sebenarnya (Tuhan rentetan peristiwa yang disebut "sejarah". Dunia adalah wadah
sebagai tujuan hidup yang benar, diterangkan dalam bagian yang bagi sejarah, dimana manusia menjadi pemilik atau "rajanya".
lain). Sebenarnya terdapat hukum-hukum Tuhan yang pasti
Tuhan menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya, (sunattullah) yang menguasai sejarah, sebagaimana adanya
dan mengaturnya dengan pasti (6:73, 25:2). Oleh karena itu hukum yang menguasai alam tetapi berbeda dengan alam yang
alam mempunyai eksistensi yang riil dan obyektif, serta berjalan telah ada secara otomatis tunduk kepada sunatullah itu,
mengikuti hukum-hukum yang tetap. Dan sebagai ciptaan manusia karena kesadaran dan kemampuannya untuk
daripada sebaik-baiknya penciptanya, maka alam mengandung mengadakan pilihan untuk tidak terlalu tunduk kepada hukum-
kebaikan pada dirinya dan teratur secara harmonis (23:14). Nilai hukum kehidupannya sendiri (33:72). Ketidakpatuhan itu
ciptaan ini untuk manusia bagi keperluan perkembangan disebabkan karena sikap menentang atau kebodohan.
peradabannya (31:20)). Maka alam dapat dan dijadikan obyek Hukum dasar alami daripada segala yang ada inilah
penyelidikan guna dimengerti hukum-hukum Tuhan "perubahan dan perkembangan", sebab: segala sesuatu ini
(sunnatullah) yang berlaku didalamnya. Kemudian manusia adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu
memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-hukumnya sendiri proses yang tiada henti-hentinya (29:20). Segala sesuatu ini
(10:101). adalah berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan. Maka
Jadi kenyataan alam ini berbeda dengan persangkaan satu-satunya yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan
idealisme maupun agama Hindu yang mengatakan bahwa alam sendiri, asal dan tujuan segala sesuatu (28:88). Di dalam
tidak mempunyai eksistensi riil dan obyektif, melainkan semua memenuhi tugas sejarah, manusia harus berbuat sejalan dengan
palsu atau maya atau sekedar emansipasi atau pancaran arus perkembangan itu menunju kepada kebenaran. Hal itu
daripada dunia lain yang kongkrit, yaitu idea atau nirwana berarti bahwa manusia harus selalu berorientasi kepada
(38:27). Juga tidak seperti dikatakan filsafat Agnosticisme yang kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui jalan menuju
mengatakan bahwa alam tidak mungkin dimengerti manusia. kebenaran itu (17:72). Dia tidak mesti selalu mewarisi begitu
Dan sekalipun filsafat materialisme mengatakan bahwa alam ini saja nilai-nilai tradisional yang tidak diketahuinya dengan pasti
mempunyai eksistensi riil dan obyektif sehingga dapat akan kebenarannya (17:26).

21 22
Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang hanya diharuskan percaya tanpa kemungkinan mengetahui
disemangati oleh iman dan diterangi oleh ilmu (58:11). Bidang kejadian-kejadiannya (7:187).
iman dan pencabangannya menjadi wewenang wahyu,
sedangkan bidang ilmu pengetahuan menjadi wewenang II. PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN
manusia untuk mengusahakan dan mengumpulkannya dalam Telah disebutkan di muka, bahwa manusia adalah
kehidupan dunia ini. Ilmu itu meliputi tentang alam dan tentang puncak ciptaan, merupakan mahluk yang tertinggi dan adalah
manusia (sejarah). wakil dari Tuhan di bumi. Sesuatu yang membuat manusia yang
Untuk memperoleh ilmu pengetahuan tentang nilai menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang
kebenaran sejauh mungkin, manusia harus melihat alam dan ada padanya, melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai
kehidupan ini sebagaimana adanya tanpa melekatkan padanya sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia
kualitas-kualitas yang bersifat ketuhanan. Sebab sebagaimana saja yaitu Fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan
diterangkan dimuka, alam diciptakan dengan wujud yang nyata secara kodrati cenderung kepada kebenaran (Hanief) (30:30).
dan objektif sebagaimana adanya. Alam tidak menyerupai "Dlamier" atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada
Tuhan, dan Tuhan pun untuk sebagian atau seluruhnya tidak kebaikan, kesucian dan kebenaran. Tujuan hidup manusia ialah
sama dengan alam. Sikap memper-Tuhan-kan atau mensucikan kebenaran yang mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu
(sakralisasi) haruslah ditujukan kepada Tuhan sendiri. - Tuhan Tuhan Yang Maha Esa (51:56, 3:156).
Allah Yang Maha Esa (41:37). Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri
Ini disebut "Tauhid" dan lawannya disebut "syirik" manusia yang secara asasi dan prinsipil membedakannya dari
artinya mengadakan tandingan terhadap Tuhan, baik seluruhnya mahluk-mahluk yang lain. Dengan memenuhi hati nurani,
atau sebagian maka jelasnya bahwa syirik menghalangi seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi manusia sejati.
perkembangan dan kemajuan peradaban kemanusiaan menuju Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amal
kebenaran. perbuatanya (19:105, 53:39). Nilai- nilai tidak dapat dikatakan
Kesudahan sejarah atau kehidupan duniawi ini ialah hidup dan berarti sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-
"hari kiamat". Kiamat merupakan permulaan bentuk kehidupan kegiatan amaliah yang kongkrit (61:2-3). Nilai hidup manusia
yang tidak lagi bersifat sejarah atau duniawi, yaitu kehidupan tergantung kepada nilai kerjanya. Di dalam dan melalui amal
akhirat. Kiamat disebut juga "hari agama", atau yaumuddin, perbuatan yang berperikemanusiaan (fitrah sesuai dengan
dimana Tuhan menjadi satu-satunya pemilik dan raja (1:4, 22:56, tuntutan hati nurani) manusia mengecap kebahagiaan, dan
40:16). Disitu tidak lagi terdapat kehidupan historis, seperti sebaliknya di dalam dan melalui amal perbuatan yang tidak
kebebasan, usaha dan tata masyarakat. Tetapi yang ada adalah berperikemanusiaan (jihad) ia menderita kepedihan (16:97,
pertanggunggan jawab individu manusia yang bersifat mutlak 4:111).
dihadapan illahi atas segala perbuatannya dahulu didalam Hidup yang pernuh dan berarti ialah yang dijalani
sejarah (2:48). Selanjutnya kiamat merupakan "hari agama", dengan sungguh-sungguh dan sempurna, yang didalamnya
maka tidak yang mungkin kita ketahui selain daripada yang manusia dapat mewujudkan dirinya dengan mengembangkan
diterangkan dalam wahyu. Tentang hari kiamat dan kecakapan-kecakapan dan memenuhi keperluan-keperluannya.
kelanjutannya / kehidupan akhirat yang non-historis manusia Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia yang

23 24
merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kegiatan- Dia seorang yang ikhlas, artinya seluruh amal
kegiatan yang membawa perubahan kearah kemajuan-kemajuan perbuatannya benar-benar berasal dari dirinya sendiri dan
- baik yang mengenai alam maupun masyarakat - yaitu hidup merupakan pancaran langsung dari pada kecenderungannya
berjuang dalam arti yang seluas-luasnya (29:6). yang suci yang murni (2:207, 76:89). Suatu pekerjaan dilakukan
Dia diliputi oleh semangat mencari kebaikan, keindahan karena keyakinan akan nilai pekerjaan itu sendiri bagi kebaikan
dan kebenaran (4:125). Dia menyerap segala sesuatu yang baru dan kebenaran, bukan karena hendak memperoleh tujuan lain
dan berharga sesuai dengan perkembangan kemanusiaan dan yang nilainya lebih rendah (pamrih) (2:264). Kerja yang ikhlas
menyatakan dalam hidup berperadaban dan berkebudayaan mengangkat nilai kemanusiaan pelakunya dan memberinya
(39:18). Dia adalah aktif, kreatif dan kaya akan kebijaksanaan kebahagiaan (35:10). Hal itu akan menghilangkan sebab-sebab
(wisdom, hikmah) (2:269). Dia berpengalaman luas, berpikir suatu jenis pekerjaan ditinggalkan dan kerja amal akan menjadi
bebas, berpandangan lapang dan terbuka, bersedia mengikuti kegiatan kemanusiaan yang paling berharga. Keikhlasan adalah
kebenaran dari manapun datangnya (6:125). Dia adalah manusia kunci kebahagiaan hidup manusia, tidak ada kebahagiaan sejati
toleran dalam arti kata yang benar, penahan amarah dan tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan
pemaaf (3:134). Keutamaan itu merupakan kekayaan manusia kebahagiaan.
yang menjadi milik daripada pribadi-pribadi yang senantiasa Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang
berkembang dan selamanya tumbuh kearah yang lebih baik. memancarkan dari hati nurani yang hanief atau suci.
Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental
dan phisiknya merupakan suatu keseluruhan. Kerja jasmani dan III. KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN
kerja rohani bukanlah dua kenyataan yang terpisah. Malahan dia UNIVERSAL (TAKDIR)
tidak mengenal perbedaan antara kerja dan kesenangan, kerja Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa
baginya adalah kesenggangan dan kesenangan ada dalam dan kemerdekaan. Kemerdekaan dalam arti kerja sukarela tanpa
melalui kerja. Dia berkepribadian, merdeka, memiliki dirinya paksaan yang didorong oleh kemauan yang murni, kemerdekaan
sendiri, menyatakan ke luar corak perorangannya dan dalam pengertian kebebasan memilih sehingga pekerjaan itu
mengembangkan kepribadian dan wataknya secara harmonis. benar-benar dilakukan sejalan dengan hati nurani. Keikhlasan
Dia tidak mengenal perbedaan antara kehidupan individu dan merupakan pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal
kehidupan komunal, tidak membedakan antara perorangan dan dari perkembangan tak terkekang daripada kemauan baiknya.
sebagai anggota masyarakat. Hak dan kewajiban serta kegiatan- Keikhlasan adalah gambaran terpenting daripada kehidupan
kegiatan untuk dirinya adalah juga sekaligus untuk sesama manusia sejati. Kehidupan sekarang di dunia dan abadi
ummat manusia. (external) berupa kehidupan kelak sesudah mati di akherat.
Baginya tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara Dalam aspek pertama manusia melakukan amal perbuatan
kegiatan-kegiatan rokhani dan jasmani, pribadi dan masyarakat, dengan baik dan buruk yang harus dipikul secara individual, dan
agama dan politik maupun dunia akherat. Kesemuanya komunal sekaligus (8:25). Sedangkan dalam aspek kedua
dimanifestasikan dalam suatu kesatuan kerja yang tunggal manusia tidak lagi melakukan amal perbuatan, melainkan hanya
pancaran niatnya, yaitu mencari kebaikan, keindahan dan menerima akibat baik dan buruk dari amalnya dahulu di dunia
kebenaran (98:5). secara individual. Di akherat tidak terdapat pertanggung

25 26
jawaban bersama, tapi hanya ada pertanggung jawaban penyerahan kepadanya sebelum suatu usaha dilakukan berarti
perseorangan yang mutlak (2:48, 31:33). Manusia dilahirkan perbudakan. Pengakuan akan adanya kepastian umum atau
sebagai individu, hidup ditengah alam dan masyarakat takdir hanyalah pengakuan akan adanya batas-batas
sesamanya, kemudian menjadi individu kembali. kemerdekaan. Sebaliknya suatu persyaratan yang positif
Jadi individualitas adalah pernyataan asasi yang pertama daripada kemerdekaan adalah pengetahuan tentang adanya
dan terakhir, dari pada kemanusiaan, serta letak kebenarannya kemungkinan-kemungkinan kretif manusia. Yaitu tempat bagi
daripada nilai kemanusiaan itu sendiri. Karena individu adalah adanya usaha yang bebas dan dinamakan "ikhtiar" artinya pilih
penanggung jawab terakhir dan mutlak daripada awal merdeka.
perbuatannya, maka kemerdekaan pribadi, adalah haknya yang Ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan dari individu, juga
pertama dan asasi. berarti kegiatan dari manusia merdeka. Ikhtiar merupakan usaha
Tetapi individualitas hanyalah pernyataan yang asasi dan yang ditentukan sendiri dimana manusia berbuat sebagai pribadi
primer saja dari pada kemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun banyak segi yang integral dan bebas; dan dimana manusia tidak
bersifat sekunder, ialah bahwa individu dalam suatu hubungan diperbudak oleh suatu yang lain kecuali oleh keinginannya
tertentu dengan dunia sekitarnya. Manusia hidup ditengah alam sendiri dan kecintaannya kepada kebaikan. Tanpa adanya
sebagai makhluk sosial hidup ditengah sesama. Dari segi ini kesempatan untuk berbuat atau berikhtiar, manusia menjadi
manusia adalah bagian dari keseluruhan alam yang merupakan tidak merdeka dan menjadi tidak bisa dimengerti untuk
satu kesatuan. memberikan pertanggung jawaban pribadi dari amal
Oleh karena itu kemerdekaan harus diciptakan untuk perbuatannya. Kegiatan merdeka berarti perbuatan manusia
pribadi dalam kontek hidup ditengah masyarakat. Sekalipun yang merubah dunia dan nasibnya sendiri (13:11). Jadi sekalipun
kemerdekaan adalah esensi daripada kemanusiaan, tidak berarti terdapat keharusan universal atau takdir manusia dengan
bahwa manusia selalu dan dimana saja merdeka. Adanya batas- haknya untuk berikhtiar mempunyai peranan aktif dan
batas dari kemerdekaan adalah suatu kenyataan. Batas-batas menentukan bagi dunia dan dirinya sendiri.
tertentu itu dikarenakan adanya hukum-hukum yang pasti dan Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu
tetap menguasai alam - hukum yang menguasai benda-benda kejadian sebelum kejadian itu menjadi kenyataan. Maka percaya
maupun masyarakat manusia sendiri - yang tidak tunduk dan kepada takdir akan membawa keseimbangan jiwa tidak terlalu
tidak pula bergantung kepada kemauan manusia. Hukum-hukum berputus asa karena suatu kegagalan dan tidak perlu
itu mengakibatkan adanya "keharusan universal" atau membanggakan diri karena suatu kemunduran. Sebab segala
"kepastian umum" dan takdir (57:22). sesuatu tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri, melainkan
Jadi kalau kemerdekaan pribadi diwujudkan dalam juga kepada keharusan yang universal itu (57:23).
kontek hidup di tengah alam dan masyarakat dimana terdapat IV. KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN PERIKEMANUSIAAN
keharusan universal yang tidak tertaklukan, maka apakah bentuk Telah jelas bahwa hubungan yang benar antara individu
yang harus dipunyai oleh seseorang kepada dunia sekitarnya? manusia dengan dunia sekitarnya bukan hubungan penyerahan.
Sudah tentu bukan hubungan penyerahan, sebab penyerahan Sebab penyerahan meniadakan kemerdekaan dan keikhklasan
berarti peniadaan terhadap kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan dan kemanusiaan. Tetapi jelas pula bahwa tujuan manusia hidup
akan adanya keharusan universal yang diartikan sebagai merdeka dengan segala kegiatannya ialah kebenaran. Oleh

27 28
karena itu sekalipun tidak tunduk pada sesuatu apapun dari segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan YME (3:19).
dunia sekelilingnya, namun manusia merdeka masih dan mesti Pelakunya disebut "Muslim". Tidak lagi diperbudak oleh sesama
tunduk kepada kebenaran. Karena menjadikan sesuatu sebagai manusia atau sesuatu yang lain dari dunia sekelilingnya, manusia
tujuan adalah berarti pengabdian kepada-Nya. muslim adalah manusia yang merdeka yang menyerahkan dan
Jadi kebenaran-kebenaran menjadi tujuan hidup dan menyembahkan diri kepada Tuhan YME (33:39). Semangat
apabila demikian maka sesuai dengan pembicaraan terdahulu tauhid (memutuskan pengabdian hanya kepada Tuhan YME)
maka tujuan hidup yang terakhir dan mutlak ialah kebenaran menimbulkan kesatuan tujuan hidup, kesatuan kepribadian dan
terakhir dan mutlak sebagai tujuan dan tempat menundukkan kemasyarakatan. Kehidupan bertauhid tidak lagi berat sebelah,
diri. Adakah kebenaran terakhir dan mutlak itu? Ada, parsial dan terbatas. Manusia bertauhid adalah manusia yang
sebagaimana tujuan akhir dan mutlak daripada hidup itu ada. sejati dan sempurna yang kesadaran akan dirinya tidak
Karena sikapnya yang terakhir (ultimate) dan mutlak maka sudah mengenal batas.
pasti kebenaran itu hanya satu secara mutlak pula. Dia adalah pribadi manusia yang sifat perorangannya
Dalam perbendaharaan kata dan kulturiil, kita sebut kebenaran adalah keseluruhan (totalitas) dunia kebudayaan dan
mutlak itu "Tuhan", kemudian sesuai dengan uraian Bab I, Tuhan peradaban. Dia memiliki seluruh dunia ini dalam arti kata
itu menyatakan diri kepada manusia sebagai Allah (31:30). mengambil bagian sepenuh mungkin dalam menciptakan dan
Karena kemutlakannya, Tuhan bukan saja tujuan segala menikmati kebaikan-kebaikan dan peradaban kebudayaan.
kebenaran (3:60). Maka dia adalah Yang Maha Benar. Setiap Pembagian kemanusiaan yang tidak selaras dengan
pikiran yang maha benar adalah pada hakikatnya pikiran tentang dasar kesatuan kemanusiaan (human totality) itu antara lain
Tuhan YME. ialah pemisahan antara eksistensi ekonomi dan moral manusia,
Oleh sebab itu seseorang manusia merdeka ialah yang antara kegiatan duniawi dan ukhrowi antara tugas-tugas
ber-ketuhanan Yang Maha Esa. Keiklasan tiada lain adalah peradaban dan agama. Demikian pula sebaliknya, anggapan
kegiatan yang dilakukan semata-mata bertujuan kepada Tuhan bahwa manusia adalah tujuan pada dirinya membela
YME, yaitu kebenaran mutlak, guna memperoleh persetujuan kemanusiaan seseorang menjadi: manusia sebagai pelaku
atau "ridho" daripada-Nya. Sebagaimana kemanusiaan terjadi kegiatan dan manusia sebagai tujuan kegiatan. Kepribadian yang
karena adanya kemerdekaan dan kemerdekaan ada karena pecah berlawanan dengan kepribadian kesatuan (human
adanya tujuan kepada Tuhan semata-mata. Hal itu berarti segala totality) yang homogen dan harmonis pada dirinya sendiri: jadi
bentuk kegiatan hidup dilakukan hanyalah karena nilai berlawanan dengan kemanusiaan.
kebenaran itu yang terkandung didalamnya guna mendapat Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau
pesetujuan atau ridho kebenaran mutlak. Dan hanya pekerjaan kerja, maka nilai-nilai tidak dapat dikatakan ada sebelum
"karena Allah" itulah yang bakal memberikan rewarding bagi menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan konkrit dan nyata
kemanusiaan (92:19-21). (26:226). Kecintaan kepada Tuhan sebagai kebaikan, keindahan
Kata "iman" berarti percaya dalam hal ini percaya dan kebenaran yang mutlak dengan sendirinya memancar dalam
kepada Tuhan sebagai tujuan hidup yang mutlak dan tempat kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan alam dan
mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerahkan diri dan masyarakat, berupa usaha-usaha yang nyata guna menciptakan
mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi nama sesuatu yang membawa kebaikan, keindahan dan kebenaran

29 30
bagi sesama manusia "amal saleh" (harfiah: pekerjaan yang sendiri setingkat dengan Tuhan (28:4). Kedua perlakuan itu
selaras dengan kemanusiaan) merupakan pancaran langsung merupakan penentang terhadap kemanusiaan, baik bagi dirinya
daripada iman (lihat Quran: aamanu waamilushshaalihaat, tdk sendiri maupun kepada orang lain.
kurang dari 50 x pengulangan kombinasi kata). Jadi Ketuhanan Maka sikap berperikemanusiaan adalah sikap yang adil,
YME memancar dalam perikemanusiaan. Sebaliknya karena yaitu sikap menempatkan sesuatu kepada tempatnya yang
kemanusiaan adalah kelanjutan kecintaan kepada kebenaran wajar, seseorang yang adil (wajar) ialah yang memandang
maka tidak ada perikemanusiaan tanpa Ketuhanan YME. manusia. Tidak melebihkan sehingga menghambakan dirinya
Perikemanusiaan tanpa Ketuhanan adalah tidak sejati (24:39). kepada-Nya. Dia selau menyimpan itikad baik dan lebih baik
Oleh karena itu semangat Ketuhanan YME dan semangat (ikhsan). Maka ketuhanan menimbulkan sikap yang adil kepada
mencari ridho daripada-Nya adalah dasar peradaban yang benar sesama manusia (16:90).
dan kokoh. Dasar selain itu pasti goyah dan akhirnya membawa
keruntuhan peradaban (9:109). V. INDIVIDU DAN MASYARAKAT
"Syirik" merupakan kebalikan dari tauhid, secara Telah diterangkan dimuka, bahwa pusat kemanusiaan
harafiah artinya mengadakan tandingan, dalam hal ini kepada adalah masing-masing pribadinya dan bahwa kemerdekaan
Tuhan. Syirik adalah sifat menyerah dan menghambakan diri pribadi adalah hak asasinya yang pertama. Tidak sesuatu yang
kepada sesuatu selain kebenaran baik kepada sesama manusia lebih berharga daripada kemerdekaan itu. Juga telah
maupun alam. Karena sifatnya yang meniadakan kemerdekaan dikemukakan bahwa manusia hidup dalam suatu bentuk
asasi, syirik merupakan kejahatan terbesar kepada kemanusiaan hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya, sebagai mahkluk
(31:13). Pada hakikatnya segala bentuk kejahatan dilakukan sosial, manusia tidak mungkin memenuhi kebutuhan
orang karena syirik (6:82). Sebab dalam melakukan kejahatan itu kemanusiaannya dengan baik tanpa berada ditengah sesamanya
dia menghambakan diri kepada motif yang mendorong dalam bentuk-bentuk hubungan tertentu.
dilakukannya kejahatan tersebut yang bertentangan dengan Maka dalam masyarakat itulah kemerdekaan asasi
prinsip-prinsip kebenaran. Demikian pula karena syirik seseorang diwujudkan. Justru karena adanya kemerdekaan pribadi itu
mengadakan pamrih atas pekerjaan yang dilakukannya (Hadist, maka timbul perbedaan-perbedaan antara suatu pribadi dengan
sesunggunya sesuatu yang paling aku khawatirkan menimpa lainnya (43:32). Sebenarnya perbedaan-perbedaan itu adalah
kamu sekalian adalah syirik kecil, yaitu riya - pamrih. Rawahu untuk kebaikannya sendiri: sebab kenyataan yang penting dan
Ahmad, hadist hasan). Dia bekerja bukan karena nilai pekerjaan prinsipil, ialah bahwa kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural
itu sendiri dalam hubungannya dengan kebaikan, keindahan dan menghendaki pembagian kerja yang berbeda-beda (5:48).
kebenaran, tetapi karena hendak memperoleh sesuatu yang lain. Pemenuhan suatu bidang kegiatan guna kepentingan
"Musyrik" adalah pelaku daripada syirik. Seseorang yang masyarakat adalah suatu keharusan, sekalipun hanya oleh
menghambakan diri kepada sesuatu selain Tuhan baik manusia sebagian anggotanya saja (92:4). Namun sejalan dengan prinsip
maupun alam disebut musyrik, sebab dia mengangkat sesuatu kemanusiaan dan kemerdekaan, dalam kehidupan yang teratur
selain Tuhan menjadi setingkat dengan Tuhan (3:64). Demikian tiap-tiap orang harus diberi kesempatan untuk memilih dari
pula seseorang yang menghambakan (sebagaimana dengan tiran beberapa kemungkinan dan untuk berpindah dari satu
atau diktator) adalah musyrik, sebab dia mengangkat dirinya lingkungan ke lingkungan lainnya (17:84, 39:39). Peningkatan

31 32
kemanusiaan tidak dapat terjadi tanpa memberikan kepada azab Tuhan (akibat buruk) dan pahala (akibat baik) bagi satu
setiap orang keleluasaan untuk mengembangkan kecakapannya amal perbuatan mustahil ditanggung manusia (99:7-8). Manusia
melalui aktifitas dan kerja yang sesuai dengan merasakan akibat amal perbuatannya sesuai dengan ikhtiar.
kecenderungannya dan bakatnya. Dalam hidup ini (dalam sejarah) dalam hidup kemudian -
Namun inilah kontradiksi yang ada pada manusia dia sesudah sejarah (9:74, 16:30). Semakin seseorang bersungguh-
adalah mahkluk yang sempurna dengan kecerdasan dan sungguh dalam kekuatan yang bertanggung jawab dengan
kemerdekaannya dapat berbuat baik kepada sesamanya, tetapi kesadaran yang terus menerus akan tujuan dalam membentuk
pada waktu yang sama ia merasakan adanya pertentangan yang masyarakat semakin ia mendekati tujuan (29:69).
konstan dan keinginan tak terbatas sebagai hawa nafsu. Hawa Manusia mengenali dirinya sebagai makhluk yang nilai
nafsu cenderung kearah merugikan orang lain (kejahatan) dan dan martabatnya dapat sepenuhnya dinyatakan, jika ia
kejahatan dilakukan orang karena mengikuti hawa nafsu (12:53, mempunyai kemerdekaan tidak saja mengatur hidupnya sendiri
30:29). tetapi juga untuk memperbaiki dengan sesama manusia dalam
Ancaman atas kemerdekaan masyarakat, dan karena itu lingkungan masyarakat. Dasar hidup gotong-royong ini ialah
juga berarti ancaman terhadap kemerdekaan pribadi keistimewaan dan kecintaan sesama manusia dalam pengakuan
anggotanya ialah keinginan tak terbatas atau hawa nafsu akan adanya persamaan dan kehormatan bagi setiap orang
tersebut, maka selain kemerdekaan, persamaan hak antara (49:13, 49:10).
sesama manusia adalah esensi kemanusiaan yang harus
ditegakkan. Realisasi persamaan dicapai dengan membatasi VI. KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI
kemerdekaan. Kemerdekaan tak terbatas hanya dapat dipunyai Telah kita bicarakan tentang hubungan antara individu
satu orang, sedangkan untuk lebih satu orang, kemerdekaan tak dengan masyarakat dimana kemerdekaan dan pembatas
terbatas tidak dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, kemerdekaan saling bergantungan, dan dimana perbaikan
kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan orang lain. kondisi masyarakat tergantung pada perencanaan manusia dan
Pelaksanaan kemerdekaan tak terbatas hanya berarti pemberian usaha-usaha bersamanya. Jika kemerdekaan dicirikan dalam
kemerdekaan kepada pihak yang kuat atas yang lemah bentuk yang tidak bersyarat (kemerdekaan tak terbatas) maka
(perbudakan dalam segala bentuknya), sudah tentu hak itu sudah terang bahwa setiap orang diperbolehkan mengejar
bertentangan dengan prinsip keadilan. Kemerdekaan dan dengan bebas segala keinginan pribadinya.
keadilan merupakan dua nilai yang saling menopang. Sebab Akibatnya pertarungan keinginan yang bermacam-
harga diri manusia terletak pada adanya hak bagi orang lain macam itu satu sama lain dalam kekacauan atau anarchi (92:8-
untuk mengembangkan kepribadiannya. Sebagai kawan hidup 10). Sudah barang tentu menghancurkan masyarakat dan
dengan tingkat yang sama. Anggota masyarakat harus saling meniadakan kemanusiaan sebab itu harus ditegakkan keadilan
menolong dalam membentuk masyarakat yang bahagia (5:2). dalam masyarakat (5:8). Siapakah yang harus menegakkan
Sejarah dan perkembangannya bukanlah suatu yang keadilan, dalam masyarakat? Sudah barang pasti ialah
tidak mungkin dirubah. Hubungan yang benar antara manusia masyarakat sendiri, tetapi dalam prakteknya diperlukan adanya
dengan sejarah bukanlah penyerahan pasif. Tetapi sejarah satu kelompok dalam masyarakat yang karena kualitas-kualitas
ditentukan oleh manusia sendiri. Tanpa pengertian ini adanya yang dimilikinya senantiasa mengadakan usaha-usaha

33 34
menegakkan keadilan itu dengan jalan selalu menganjurkan Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas
sesuatu yang bersifat kemanusiaan serta mencegah terjadinya keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan pribadi yang
sesuatu yang berlawanan dengan kemanusiaan (2:104). tak mengenal batas (hawa nafsu). Adalah kewajiban dari negara
Kualitas terpenting yang harus dipunyainya, ialah rasa sendiri dan kekuatan-kekuatan sosial untuk menjunjung tinggi
kemanusiaan yang tinggi sebagai pancaran kecintaan yang tak prinsip kegotongroyongan dan kecintaan sesama manusia.
terbatas pada Tuhan. Di samping itu diperlukan kecakapan yang Menegakkan keadilan adalah amanat rakyat kepada pemerintah
cukup. Kelompok orang-orang itu adalah pimpinan masyarakat; yang musti dilaksanakan (4:58). Ketaatan rakyat kepada
atau setidak-tidaknya mereka adalah orang-orang yang pemerintah yang adil merupakan ketaatan kepada diri sendiri
seharusnya memimpin masyarakat. Memimpin adalah yang wajib dilaksanakan. Didasari oleh sikap hidup yang benar,
menegakkan keadilan, menjaga agar setiap orang memperoleh ketaatan kapada pemerintah termasuk dalam lingkungan
hak asasinya, dan dalam jangka waktu yang sama menghormati ketaatan kepada Tuhan (Kebenaran Mutlak) dan Rasulnya
kemerdekaan orang lain dan martabat kemanusiaannya sebagai (pengajar tentang Kebenaran) (4:59). Pemerintah yang benar
manifestasi kesadarannya akan tanggung jawab sosial. dan harus ditaati ialah mengabdi kepada kemanusiaan,
Negara adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan kebenaran dan akhirnya kepada Tuhan YME (5:45).
pemerintah adalah susunan masyarakat yang terkuat dan Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan
berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah yang pertama berpengaruh ialah menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau
berkewajiban menegakkan kadilan. Maksud semula dan pembagian kekeyaan diantara anggota masyarakat. Keadilan
fundamental daripada didirikannya negara dan pemerintah ialah menuntut agar setiap orang dapat bagian yang wajar dari
guna melindungi manusia yang menjadi warga negara daripada kekayaan atau rejeki. Dalam masyarakat yang tidak mengenal
kemungkinan perusakkan terhadap kemerdekaan dan harga diri batas-batas individual, sejarah merupakan perjuangan dialektis
sebagai manusia sebaliknya setiap orang mengambil bagian yang berjalan tanpa kendali dari pertentangan-pertentangan
pertanggungjawaban dalam masalah-masalah atas dasar golongan yang didorong oleh ketidakserasian antara
persamaan yang diperoleh melalui demokrasi. pertumbuhan kekuatan produksi disatu pihak dan pengumpulan
Pada dasarnya masyarakat dengan masing-masing kekayaan oleh golongan-golongan kecil dengan hak-hak
pribadi yang ada didalamnya haruslah memerintah dan istimewa dilain pihak (57:20). Karena kemerdekaan tak terbatas
memimpin diri sendiri (Hadist: kullukum raain wakullukum mas mendorong timbulnya jurang-jurang pemisah antara kekayaan
uulun an raiyyatih -Bukhari & Muslim). Oleh karena itu dan kemiskinan yang semakin dalam. Proses selanjutnya - yaitu
pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang lahir bila sudah mencapai batas maksimal - pertentangan golongan
dari masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis, itu akan menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial dan
berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan membinasakan kemanusiaan dan peradabannya (17:16).
kebijaksanaan atas persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah Dalam masyarakat yang tidak adil, kekeyaan dan
dan dimana keadilan dan martabat kemanusiaan tidak terganggu kemiskinan akan terjadi dalam kualitas dan proporsi yang tidak
(42:28, 42:42). Kekuatan yang sebenarnya didalam negara ada wajar sekalipun realitas selalu menunjukkan perbedaan-
ditangan rakyat, dan pemerintah harus bertanggung jawab pada perbedaan antara manusia dalam kemampuan fisik maupun
rakyat. mental namun dalam kemiskinan dalam masyarakat dengan

35 36
pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan dihalalkan) sedangkan cara yang bertentangan dengan
yang merupakan perwujudan dari kezaliman. Orang-orang kaya kemanusiaan dilarang (yang munkar diharamkan) (3:110).
menjadi pelaku daripada kezaliman sedangkan orang-orang Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada
miskin dijadikan sasaran atau korbannya. Oleh karena itu dalam suatu masyarakat yang tidak menjalankan prisip
sebagai yang menjadi sasaran kezaliman, orang-orang miskin Ketuhanan YME, dalam hal ini pengakuan berketuhanan YME
berada dipihak yang benar. Pertentangan antara kaum miskin tetapi tidak melaksanakannya sama nilainya dengan tidak
menjadi pertentangan antara kaum yang menjalankan kezaliman berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai yang tidak dapat
dan yang dizalimi. Dikarenakan kebenaran pasti menang dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam amal
terhadap kebhatilan, maka pertentangan itu disudahi dengan perbuatan yang nyata (61:2-3).
kemenangan tak terhindar bagi kaum miskin, kemudian mereka Dalam suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan
memegang tampuk pimpinan dalam masyarakat (4:160-161, sebagai satu-satunya tempat tunduk dan menyerahkan diri,
26:182-183, 2:279, 28:5). manusia dapat diperbudaknya antara lain oleh harta benda.
Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah Tidak lagi seorang pekerja menguasai hasil pekerjaanya, tetapi
penindasan oleh kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah justru dikuasai oleh hasil pekerjaan itu. Produksi seorang buruh
seseorang dapat memeras orang-orang yang berjuang memperbesar kapital majikan dan kapital itu selanjutnya lebih
mempertahankan hidupnya karena kemiskinan, kemudian memperbudak buruh. Demikian pula terjadi pada majikan bukan
merampas hak-haknya secara tidak sah, berkat kemampuannya ia menguasai kapital tetapi kapital itulah yang menguasainya.
untuk memaksakan persyaratan kerjanya dan hidup kepada Kapital atau kekayaan telah menggenggam dan memberikan
mereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup sifat-sifat tertentu seperti keserakahan, ketamakan dan
pemberantasan kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kebengisan.
kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat (2:278-279). Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan
Sesudah syirik, kejahatan terbesar kepada kemanusiaan adalah amar ma'ruf nahi munkar sebagaimana diterapkan dimuka,
penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya yang tidak tetapi juga melalui pendidikan yang intensif terhadap pribadi-
benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti pribadi agar tetap mencintai kebenaran dan menyadari secara
jalan Tuhan (104:1-3). Maka menegakkan keadilan inilah mendalam akan andanya tuhan. Sembahyang merupakan
membimbing manusia ke arah pelaksanaan tata masyarakat pendidikan yang kontinyu, sebagai bentuk formil peringatan
yang akan memberikan kepada setiap orang kesempatan yang kepada tuhan. Sembahyang yang benar akan lebih efektif dalam
sama untuk mengatur hidupnya secara bebas dan terhormat meluruskan dan membetulkan garis hidup manusia.
(amar ma'ruf) dan pertentangan terus menerus terhadap segala Sebagaimana ia mencegah kekejian dan kemungkaran (29:45).
bentuk penindasan kepada manusia kepada kebenaran asasinya Jadi sembahyang merupakan penopang hidup yang benar
dan rasa kemanusiaan (nahi munkar). Dengan perkataan lain (Hadist: sembahyang adalah tiang agama. Barangsiapa
harus diadakan restriksi-restriksi atau cara-cara memperoleh, mengerjakannya berarti menegakkan agama. Barangsiapa
mengumpulkan dan menggunakan kekayaan itu. Cara yang tidak meninggalkannya berarti merobohkan agama -Baihaqi).
bertentangan dengan kamanusiaan diperbolehkan (yang ma'ruf Sembahyang menyelesaikan masalah - masalah kehidupan,
termasuk pemenuhan kebutuhan yang ada secara instrinsik pada

37 38
rohani manusia yang mendalam, yaitu kebutuhan sepiritual bertentangan, pemilikan pribadi menjadi batal dan pemerintah
berupa pengabdian yang bersifat mutlak (31:30). Pengabdian berhak mengajukan konfiskasi.
yang tidak tersalurkan secara benar kepada tuhan YME tentu Seorang dibenarkan mempergunakan harta kekayaan
tersalurkan kearah sesuatu yang lain. Dan membahayakan dalam batas - batas tertentu, yaitu dalam batas tidak kurang
kemanusiaan. Dalam hubungan itu telah terdahulu keterangan tetapi juga tidak melebihi rata - rata penggunaan dalam
tentang syirik yang merupakan kejahatan fundamental terhadap masyarakat (25:67). Penggunaan yang berlebihan (tabzier atau
kemanusiaan. israf) bertentangan dengan perikemanusiaan (17:26-27).
Dalam masyarakat yang adil mungkin masih terdapat pembagian Kemewahan selalu menjadi provokasi terhadap pertentangan
manusia menjadi golongan kaya dan miskin. Tetapi hal itu terjadi golongan dalam masyarakat membuat akibat destruktif (17:16).
dalam batas - batas kewajaran dan kemanusian dengan Sebaliknya penggunaan kurang dari rata-rata masyarakat (taqti)
pertautan kekayaan dan kemiskinan yang mendekat. Hal itu merusakkan diri sendiri dalam masyarakat disebabkan
sejalan dengan dibenarkannya pemilikan pribadi (private membekunya sebagian dari kekayaan umum yang dapat
ownership) atas harta kekayaan dan adanya perbedaan - digunakan untuk manfaat bersama (47:38).
perbedaan tak terhindar dari pada kemampuan - kemampuan Hal itu semuanya merupakan kebenaran karena pada
pribadi, fisik maupun mental (30:37). hakekatnya seluruh harta kekayaan ini adalah milik Tuhan
Walaupun demikian usaha - usaha kearah perbaikan (10:55). Manusia seluruhnya diberi hak yang sama atas kekayaan
dalam pembagian rejeki ke arah yang merata tetap harus itu dan harus diberikan bagian yang wajar dari padanya (7:10).
dijalankan oleh masyarakat. Dalam hal ini zakat adalah Pemilikan oleh seseorang (secara benar) hanya bersifat
penyelesaian terakhir masalah perbedaan kaya dan miskin itu. relatif sebagai mana amanat dari Tuhan. Penggunaan harta itu
Zakat dipungut dari orang - orang kaya dalam jumlah presentase sendiri harus sejalan dengan yang dikehendaki tuhan, untuk
tertentu untuk dibagikan kepada orang miskin (9:60). Zakat kepentingan umum (57:7). Maka kalau terjadi kemiskinan, orang
dikenakan hanya atas harta yang diperoleh secara benar, sah, - orang miskin diberi hak atas sebagian harta orang - orang kaya,
dan halal saja. Sedang harta kekayaan yang haram tidak terutama yang masih dekat dalam hubungan keluarga (70:24-
dikenakan zakat tetapi harus dijadikan milik umum guna 25). Adalah kewajiban negara dan masyarakat untuk melindungi
manfaat bagi rakyat dengan jalan penyitaan oleh pemerintah. kehidupan keluarga dan memberinya bantuan dan dorongan.
Oleh karena itu, sebelum penarikan zakat dilakukan terlebih Negara yang adil menciptakan persyaratan hidup yang wajar
dahulu harus dibentuk suatu masyarakat yang adil berdasarkan sebagaimana yang diperlukan oleh pribadi-pribadi agar diandan
ketuhanan Tuhan Yang Maha Esa, dimana tidak lagi didapati cara keluarganya dapat mengatur hidupnya secara terhormat sesuai
memperoleh kekayaan secara haram, dimana penindasan atas dengan kainginan-keinginannya untuk dapat menerima
manusia oleh manusia dihapuskan (2:188). tanggungjawab atas kegiatan-kegiatnnya. Dalam prakteknya, hal
Sebagaimana ada ketetapan tentang bagaimana harta itu berarti bahwa pemerintah harus membuka jalan yang mudah
kekayaan itu diperoleh, juga ditetapkan bagaimana dan kesempatan yang sama kearah pendidikan, kecakapan yang
mempergunakan harta kekayaan itu. Pemilikan pribadi wajar kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian
dibenarkan hanya jika hanya digunakan hak itu tidak kekayaan bangsa yang pantas.

39 40
VII. KEMANUSIAAN DAN ILMU PENGETAHUAN sekalipun relatif namun kebenaran-kebenaran merupakan
Dari seluruh uraian yang telah di kemukakan, dapatlah tonggak sejarah yang mesti dilalui dalam perjalanan sejarah
disimpulkan dengan pasti bahwa inti dari pada kemanusiaan menuju kebenaran mutlak. Dan keyakinan adalah kebenaran
yang suci adalah Iman dan kerja kemanusiaan atau Amal Saleh mutlak itu sendiri pada suatu saat dapat dicapai oleh manusia,
(95:6). yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh alam dan
Iman dalam pengertian kepercayaan akan adanya kebenaran sejarahnya sendiri (41:53).
mutlak yaitu Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadikanya satu- Jadi ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal
satunya tujuan hidup dan tempat pengabdian diri yang terakhir soleh. Hanya mereka yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan
dan mutlak. Sikap itu menimbulkan kecintaan tak terbatas pada dapat berjalan diatas kebenaran-kebenaran, yang
kebenaran, kesucian dan kebaikan yang menyatakan dirinya menyampaikan kepada kepatuhan tanpa reserve kepada Tuhan
dalam sikap pri kemanusiaan. Sikap pri kemanusiaan Yang Maha Esa (35:28). Dengan iman dan kebenaran ilmu
menghasilkan amal saleh, artinya amal yang bersesuaian dengan pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan yang
dan meningkatkan kemanusiaan. Sebaik-baiknya manusia ialah tertinggi (58:11).
yang berguna untuk sesamanya. Tapi bagaimana hal itu harus Ilmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai oleh
dilakukan manusia?. manusia secara benar tentang dunia sekitarnya dan dirinya
Sebagaimana setiap perjalanan kearah suatu tujuan sendiri. Hubungan yang benar antara manusia dan alam
ialah gerakan kedepan demikian pula perjalanan ummat sekelilingnya ialah hubungan dan pengarahan. Manusia harus
manusia atau sejarah adalah gerakan maju kedepan. Maka menguasai alam dan masyarakat guna dapat mengarahkanya
semua nilai dalam kehidupan relatif adanya berlaku untuk suatu kepada yang lebih baik. Penguasaan dan kemudian pengarahan
tempat dan suatu waktu tertentu. Demikianlah segala sesuatu itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan tentang
berubah, kecuali tujuan akhir dari segala yang ada yaitu hukum-hukumnya agar dapat menguasai dan menggunakanya
kebenaran mutlak (Tuhan) (28:88). Jadi semua nilai yang benar bagi kemanusiaan. Sebab alam tersedia bagi ummat manusia
adalah bersumber atau dijabarkan dari ketentuan-ketentuan bagi kepentingan pertumbuhan kemanusiaan. Hal itu tidak dapat
hukum-hukum Tuhan (6:57). dilakukan kecuali mengerahkan kemampuan intelektualitas atau
Oleh karena itu manusia berikhtiar dan merdeka, ialah rasio (45:13).
yang bergerak. Gerakan itu tidak lain dari pada gerak maju Demikian pula manusia harus memahami sejarah
kedepan (progresif). Dia adalah dinamis, tidak statis. Dia dengan hukum-hukum yang tetap (3:137). Hukum sejarah yang
bukanlah seorang tradisional, apalagi reaksioner (17:36). Dia tetap (sunatullah untuk sejarah) yaitu garis besarnya ialah
menghendaki perubahan terus menerus sejalan dengan arah bahwa manusia akan menemui kejayaan jika setia kepada
menuju kebenaran mutlak. Dia senantiasa mencarai kebenaran- kemanusiaan fitrinya dan menemui kehancuran jika
kebenaran selama perjalanan hidupnya. Kebenaran-kebenaran menyimpang daripadanya dengan menuruti hawa nafsu (91:9-
itu menyatakan dirinya dan ditemukan didalam alam dari sejarah 10).
umat manusia. Tetapi cara-cara perbaikan hidup sehingga terus-
Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari menerus maju kearah yang lebih baik sesuai dengan fitrah
dan menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya, adalah masalah pengalaman. Pengalaman ini harus ditarik dari

41 42
masa lampau, untuk dapat mengerti masa sekarang dan 3. Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya
memperhitungkan masa yang akan datang (12:111). Menguasai yang utama dalam usaha yanag sungguh - sungguh secara
dan mengarahkan masyarakat ialah mengganti kaidah-kaidah essensial menyangkut kepentingan manusia secara
umumnya dan membimbingnya kearah kemajuan dan kebaikan. keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun waktu. Yaitu
menegakkan keadilan dalam masyarakat sehingga setiap
VIII. KESIMPULAN DAN PENUTUP orang memperoleh harga diri dan martabatnya sebagai
Dari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan manusia. Hal itu berarti usaha - usaha yang terus menerus
secara garis besar sbb: harus dilakukan guna mengarahkan masyarakat kepada nilai
1. Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada - nilai yang baik, lebih maju dan lebih insani usaha itu ialah
Tuhan. Tuhan YME dan keinginan mendekat serta kecintaan "amar ma'ruf, disamping usaha lain untuk mencegah segala
kepada-Nya, yaitu takwa. Iman dan takwa bukanlah nilai bentuk kejahatan dan kemerosotan nilai - nilai kemanusiaan
yang statis dan abstrak. Nilai-nilai itu mamancar dengan atau nahi mungkar. Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan
sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagi kemanusiaan dan yang lebih nyata ialah pembelaan kaum lemah, kaum
amal saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa bagi manusia tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta usaha -
jika tidak disertai dengan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan usaha kearah penungkatan nasib dan taraf hidup mereka
yang sungguh-sungguh untuk menegakkan perikehidupan yang wajar dan layak sebagai manusia.
yang benar dalam peradaban dan berbudaya. 4. Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada
2. Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan kemanusiaan melahirkan jihad, yaitu sikap berjuang.
ibadah atau pengabdian formil kepada Tuhan. Ibadah Berjuang itu dilakukan dan ditanggung bersama oleh
mendidik individu agar tetap ingat dan taat kepada Tuhan manusia dalam bentuk gotong royong atas dasar
dan berpegang tuguh kepada kebenaran sebagai mana kemanusiaan dan kecintaan kepada Tuhan. Perjuangan
dikehendaki oleh hati nurani yang hanif. Segala sesuatu yang menegakkan kebenaran dan keadilan menuntut ketabahan,
menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang kesabaran, dan pengorbanan. Dan dengan jalan itulah
penuh dari pada agama tanpa adanya hak manusia untuk kebahagiaan dapat diwujudkan dalam masyarakat manusia.
mencampurinya. Ibadat yang terus menerus kepada Tuhan Oleh sebab itu persyaratan bagi berhasilnya perjuangan
menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengah alam adalah adanya barisan yang merupakan bangunan yang
dan masyarakat dan sesamanya. Ia tidak melebihkan diri kokoh kuat. Mereka terikat satu sama lain oleh
sehingga mengarah kepada kedudukan Tuhan dengan persaudaraan dan solidaritas yang tinggi dan oleh sikap yang
merugikan kemanusiaan orang lain, dan tidak mengurangi tegas kepada musuh - musuh dari kemanusiaan. Tetapi
kehormatan dirinya sebagai mahluk tertinggi dengan akibat justru demi kemanusiaan mereka adalah manusia yang
perbudakan diri kepada alam maupun orang lain Dengan toleran. Sekalipun mengikuti jalan yang benar, mereka tidak
ibadah manusia dididik untuk memilki kemerdekaannya, memaksakan kepada orang lain atau golongan lain.
kemanusiaannya dan dirinya sendiri, sebab ia telah berbuat Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan proses
ikhlas, yaitu pemurniaan pengabdian kepada Kebenaran perkembangan yang permanen. Perjuang kemanusiaan berusaha
semata.. mengarah kepada yang lebih baik, lebih benar. Oleh sebab itu,

43 44
manusia harus mengetahui arah yang benar dari pada
perkembangan peradaban disegala bidang. Dengan perkataan
lain, manusia harus mendalami dan selalu mempergunakan ilmu
pengetahuan. Kerja manusia dan kerja kemanusiaan tanpa ilmu
tidak akan mencapai tujuannya, sebaliknya ilmu tanpa rasa
kemanusiaan tidak akan membawa kebahagiaan bahkan
mengahancurkan peradaban. Ilmu pengetahuan adalah karunia
Tuhan yang besar artinya bagi manusia. Mendalami ilmu
pengetahun harus didasari oleh sikap terbuka. Mampu
mengungkapkan perkembangan pemikiran tentang kehidupan
berperadaban dan berbudaya. Kemudian mengambil dan
mengamalkan diantaranya yang terbaik.
Dengan demikian, tugas hidup manusia menjadi sangat
sederhana, yaitu beriman, berilmu dan beramal.

NILAI DASAR PERJUANGAN


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
HASIL KONGRES XXV DI MAKASSAR
(NDP BARU)

Oleh : Arianto Achmad

45 46
BAB I : LANDASAN DAN KERANGKA BERFIKIR berfikirnya. Adapun mazhab emperisme menjadikan
Dalam benak/pikiran manusia terdapat sejumlah gagasan- pengalaman inderawi atau eksperimen sebagai landasan dalam
gagasan baik yang bersifat tunggal (seperti gagasan kita tentang menilai segala sesuatu dimana induktif sebagai kerangka
Tuhan, Dewa, malaikat, surga, neraka, kuda, batu, putih, gunung berfikirnya. Sementara mazhab skriptualisme menjadikan teks-
dan lain-lain) maupun majemuk (seperti gagasan kita tentang teks kitab suci sebagai landasan dalam menilai segala sesuatu
Tuhan Pengasih, Dewa Perusak, Malaikat pembawa wahyu, serta tekstual dalam kerangka berfikirnya.
kuda putih, gunung batu dan lain-lain). Bentuk pengetahuan- Mazhab kedua (empirisme) menolak seluruh bentuk
pengetahuan ini disebut pengetahuan tasawwur (konsepsi). landasan dan kerangka berfikir kedua mazhab yang lain. Begitu
Seluruh bentuk-bentuk proposisi keyakinan atau kepercayaan pula bagi mazhab ketiga(skriptualisme), mereka skeptis terhadap
apapun pada awalnya hanyalah merupakan bentuk konsepsi landasan dan kerangka berfikir kedua mazhab yang lain. Adapun
sederhana ini. Mengapa bisa demikian? Hal ini karena adalah bagi mazhab pertama (metafisika Islam), mereka tidak menolak
mustahil seseorang dapat meyakini atau menpercayai sesuatu sumbangsih-informasi dari teks-teks kitab suci dan pengalaman
jika sesuatu itu pada awalnya bukan merupakan sebuah inderawi atau eksperimen yang dijadikan landasan berfikir bagi
konsepsi baginya. kedua mazhab yang lain tetapi yang ditolaknya adalah bila
Tetapi pengetahuan tasawwur (Konsepsi) sebagaimana keduanya (pengalaman dan teks-teks kitab) itu merupakan
telah diketahui hanyalah merupakan gagasan-gagasan landasan atau kriteria dasar dalam setiap penilaian hal-hal ilmiah
sederhana yang di dalamnya belum ada penilaian maka itu ia filosofis maupun teologis.
dapat saja benar atau salah. Oleh karenanya seseorang tidak Bagi mazhab pertama (metafisika Islam) pengalaman
diperkenankan untuk merasa puas hanya dengan pengetahuan inderawi atau data eksperimen merupakan informasi-informasi
konsepsi tetapi ia harus melangkah untuk mendapatkan yang sangat perlu dalam upaya kita mengetahui aspek sekunder
pengetahuan yang bersifat yakin yaitu pengetahuan- dari alam materi. Atau dengan kata lain data eksperimen atau
pengetahuan tasdhiqi. Dalam artian bahwa ia harus melakukan pengalaman inderwi sangatlah dibutuhkan bila obyek
suatu proses penilaian terhadap setiap gagasan-gagasan (baik pembahasan kita adalah khusus mengenai hal-hal yang sebagian
tunggal maupun majemuk) atau konsepsinya itu agar dapat bersifat ilmiah dan sebagian lagi bersifat filosofis. Adapun teks-
diyakini. Lantas, pertanyaannya adalah apa landasan pokok teks kitab suci sangatlah dibutuhkan dalam upaya kita
penilaian kita di dalam menilai seluruh gagasan-gagasan kita mengetahuai aspek sekunder dari keadaan-keadaan (kondisi
yang mana kebenarannya mestilah bersifat mutlak dan pasti? objektif) seperti alam gaib, akhirat, kehendak-kehendak suci
Dalam kancah perdebatan filosofis ketika para pemikir Tuhan atau dengan kata lain jika obyek pembahasan kita
mencoba menjawab hal pokok ini terbentuklah tiga mazhab berkenaan dengan sebagian dari obyek filosofis (metafisika dan
berdasarkan doktrinnya masing-masing. Ketiga mazhab itu teologi) yang dalam hal ini pengalaman inderawi atau
adalah pertama, mazhab metafisika Islam dengan doktrin eksperimen tak dibutuhkan sama sekali. Karena itu dalam
aqliahnya, kedua, mazhab emperisme dengan doktrin kerangka berfikir Islam, kedua data di atas (data pengalaman
emperikalnya dan ketiga, mazhab skriptualisme dengan doktrin inderawi atau eksperimen dan teks-teks kitab suci) merupakan
tekstualnya. Metafisika Islam dalam hal ini menjadikan prima premis-premis minor dalam sistematika deduktif.
principia dan kausalitas serta metode deduktif sebagai kerangka

47 48
Pada akhirnya tak dapat diingkari bahwa dari mazhab perjalanan hidup manusia. pada hakikatnya, perilaku manusia
metafisika Islam yang berlandaskan prima principia dan hukum yang tidak peduli untuk berkepercayaan benar dan Manusia
objektif kausalitas serta kerangka deduktifnya merupakan satu- yang berkepercayaan salah atau dengan cara yang salah tidak
satunya landasan berfikir di dalam menilai segala sesuatu. Tanpa akan mengiringnya pada kesempurnaan. Maka mereka tidak
pengetahuan dasar tersebut mustahil ada pengetahuan ubahnya seperti binatang. Manusia harus menelaah secara
tasawwur (konsepsi) maupun tasdhiq (assent) apapun. Tak objektif sendi-sendi kepercayaannya dengan segala potensi yang
dapat dibayangkan apa yang terjadi bila doktrin dari metafisika dimilikinya.
Islam ini bukan merupakan watak wujud (realitas objektif) yang Kajian yang mendalam tentang kepercayaan sebagai
mengatur segala sesuatu termasuk pikiran? Maka kebenaran sebuah konsep teoritis akan melahirkan sebuah kesadaran
dapat menjadi sama dengan kesalahannya, bahwa setiap bahwa manusia adalah maujud yang mempunyai hasrat dan cita-
peristiwa dapat terjadi tanpa ada sebabnya. Bila demikian cita untuk menggapai kebenaran dan kesempurnaan mutlak,
adanya maka tentu meniscayakan mustahilnya penilaian. bukan nisbi. Artinya, ia mencari Zat Yang Mahatinggi dan
Mengapa demikian? Karena watak penilaian adalah ingin Mahasempurna (Al-Haqq).
diketahuinya sesuatu itu (konsepsi) apakah ia benar atau salah Ada berbagai macam pandangan yang menjelaskan
atau ingin diketahuinya mengapa dan kenapa sesuatu itu dapat tentang ketiadaan kebenaran dan kesempurnaan mutlak (Zat
terjadi. Artinya, jika pengetahuan dasar tersebut bukan yang maha sempurna) tersebut sehingga mereka menganggap
merupakan watak dan hukum realitas yang mengatur segala bahwa alam ini terjadi dengan sendirinya (kebetulan) tidak ada
sesuatu termasuk pikiran maka seluruh bangunan pengetahuan yang mengadakannya.
manusia baik di bidang ilmiah, filosofis dan teologi menjadi Metafisika Islam dengan Prima principianya sebagai
runtuh dan tak bermakna prinsip dasar dalam berpikir mampu menyelesaikan perdebatan
itu dengan penjelasan Kemutlakan WUJUD(ADA)nya, dimana
BAB II: DASAR-DASAR KEPERCAYAAN Wujud adalah sesuatu yang jelas keberadaannya dan Tunggal
Manusia adalah mahluk percaya. Pada kadarnya masing- karena selain keberadaan adalah ketiadaan sehingga apabila ada
masing, setiap makhluk telah memiliki kepercayaan/kesadaran sesuatu selain ADA maka itu adalah ketiadaan dan itu sesuatu
berupa prinsip-prinsip dasar yang niscaya lagi rasional yang yang mustahil karena ketiadaan tidak memiliki keberadaan.
diketahui secara intuitif (common sense) yang menjadi Manusia - yang terbatas - tidak sempurna tergantung -
Kepercayaan utama makhluk sebelum ia merespon segala memerlukan sebuah sistem nilai yang sempurna dan tidak
sesuatu diluar dirinya. Dengan bekal ini, manusia memiliki terbatas sebagai sandaran dan pedoman hidupnya. Sistem nilai
potensi untuk mengetahui dan mempercayai pengetahuan- tersebut harus berasal dari ke-ADA-an (Zat Yang
pengetahuan baru melalui aktivitas berpikir. Berpikir adalah Mahasempurna) yang segala atributnya berbeda dengan
aktivitas khas manusia dalam upaya memecahkan masalah- mahluk. Konsekuensi akan kebutuhan asasi manusia pada sosok
masalah dengan modal prinsip-prinsip pengetahuan Mahasempurna ini menegaskan bahwa sesuatu itu harus dapat
sebelumnya. dijelaskan oleh argumentasi-argumentasi rasional, terbuka, dan
Memiliki sebuah kepercayaan yang benar, yang tidak doktriner. Sehingga, semua lapisan intelektual manusia
selanjutnya melahirkan tata nilai, adalah sebuah kemestian bagi tidak ada yang sanggup menolak eksistensi-Nya.

49 50
Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa Sang Sesungguhnya Ia lebih besar dari seluruh konsepsi manusia
Maha sempurna itu diklaim oleh berbagai lembaga kepercayaan tentang kebesaran-Nya. Berdasarkan hal tersebut, potensialitas
(agama) di dunia ini dengan berbagai konsep, istilah dan bentuk. akal (Intelect) manusia dalam mengungkap hakikat zat-Nya
Simbol-simbol agama yang berbeda satu sama lain tersebut menyiratkan bahwa pada dasarnya seluruh makhluk diciptakan
menyiratkan secara tersurat beberapa kemungkinan: semua oleh-Nya sebagai manifestasi diri-Nya (inna lillahi) yang
agama itu benar; semua agama itu salah; atau, hanya ada satu kemudian akan kembali kepada-Nya (wa inna ilaihi rajiun)
agama yang benar. sebagai realisasi kerinduan manusia akan keabadian
Agama-agama yang berbeda mustahil memiliki sosok kesempurnaaan, kebahagiaan mutlak.
Mahasempurna yang sama, walau memiliki kesamaan Keinginan untuk merefleksikan ungkapan terima kasih dan
etimologis. Sebab, bila sosok tersebut sama, maka agama-agama beribadah kepada Tuhan Yang Mahaesa menimbulkan
itu identik. Namun, kenyataan sosiologis menyebutkan adanya kesadaran bahwa Ia Yang Mahaadil mesti membimbing umat
perbedaan pada masing-masing agama. Demikian pula, menilai manusia tentang cara yang benar dan pasti dalam berhubungan
semua agama itu salah adalah mustahil, sebab bertentangan dengan-Nya. Pembimbing Tuhan kepada setiap mahluk berjalan
dengan prinsip kebergantungan manusia pada sesuatu yang sesuai dengan kadar potensialitasnya dalam suatu cara
mahasempurna (Al-Haqq/Tuhan). Maka dapatlah disimpulkan perwujudan yang suprarasional (wahyu) diberikan khusus
bahwa hanya satu agama saja yang benar. Dengan argumentasi kepada hamba-hamba-Nya yang memiliki ketinggian spritual.
diatas, manusia diantarkan pada konsekwensi memilih dan Relasi konseptual tentang ke-Mahabijaksana-an Tuhan
mengikuti agama yang telah terbukti secara argumentatif. untuk membimbing makhluk secara terus menerus dan
Diantara berbagai dalil yang dapat diajukan, kebutuhan abadi makhluk akan bimbingan memestikan
membicarakan keberadaan Tuhan adalah hal yang paling kehadiran sosok pembimbing yang membawa risalah-Nya
prinsipil. Keberadaan dan perbedaan agama satu dengan yang (rasul), yang merupakan hak prerogatif-Nya. Rasul adalah
lainnya di tentukan oleh sosok Tuhan tersebut. yang pasti, ciri- cerminan Tuhan di dunia. Kepatuhan dan kecintaan makhluk
ciri keberadaan Tuhan (pencipta / khaliq). Bertolak belakang kepada mereka adalah niscaya. Pengingkaran kepada mereka
dengan ciri-ciri khas manusia (Yang diciptakan/ makhluq). Bila identik dengan pengingkaran kepada Tuhan.
manusia adalah maujud tidak sempurna, bermateri, tersusun, Bukti kebenaran rasul untuk manusia ditunjukkan pula
terbatas, terindera, dan bergantung, maka tuhan adalah zat oleh kejadian-kejadian kasat mata (empiris) luar biasa (mujizat
yang mahasempurna, immateri, tidak tersusun, sederhana, tidak bagi orang-orang awwam) maupun bukti-bukti rasional(mujizat
terdiri dari bagian, tidak terindera secara material, dan tunggal bagi para intelektual) yang mustahil dapat dilakukan oleh
(Esa/Ahad). manusia lain tanpa dipelajari. Pemberian tanda istimewa kepada
Dengan demikian diketahuilah bahwa manusia dapat rasul akan semakin menambah keimanan seseorang. Mujizat
mengetahui ciri-ciri umum Tuhan, namun mustahil dapat juga sebagai bukti tambahan bagi siapa saja yang tidak mau
mengetahui materi Zat-Nya. Manusia mengklaim dapat beriman kepada Tuhan dan pesuruh-Nya, kecuali bila
menjangkau zat Tuhan, sesungguhnya telah membatasi Tuhan diperlihatkan kepadanya hal-hal yang luar biasa.
dengan Rasionya (reason). Segala sesuatu yang terbatas, pasti Kepatuhan dan keyakinan manusia kepada rasul
bukan Tuhan. Ketika manusia menyebut Dia Mahabesar. melahirkan sikap percaya terhadap apa pun yang dikatakan dan

51 52
diperintahkannya. Keyakinan tentang kitab suci (bacaan atau Kehidupan akhirat merupakan refleksi perbuatan berlandaskan
kumpulan firman Tuhan, disebut Al-quran) yang dibawanya iman, ilmu, dan amal selama di dunia. Dengan kata lain, ganjaran
adalah konsekuensi lanjutan. Di dalam kitab suci terdapat di akhirat adalah kondisi objektif dari relasi manusia terhadap
keterangan-keterangan tentang segala sesuatu sejak dari alam Tuhan dan alam.
sekitar dan manusia, sampai kepada hal-hal gaib yang tidak
mungkin dapat diterima oleh pandangan saintifik dan empiris BAB III: HAKEKAT PENCIPTAAN DAN ESKATOLOGI (MAAD)
manusia. Salah satu prinsip dasar pandangan dunia yang
Konsepsi fitrah dan rasio tentang Realitas Mutlak (Tuhan) merupakan fundasi penting dari keimanan Islam adalah
diatas ternyata selaras dengan konsep teoritis tentang Tuhan kepercayaan akan adanya kebangkitan dihari akhirat (kehidupan
dalam ajaran-ajaran Muhammad yang mengaku rasul Tuhan sesudah mati). Beriman kepadanya karena merupakan suatu
yang disembah selama ini. Muhammad mengajarkan kalimat persyaratan hakiki untuk dapat disebut muslim. Mengingkari
persaksian/keimanan (syahadatan) bahwa tidak ada (la) Tuhan kepercayaan ini dapat dipandang sebagai bukan muslim.
(ilah) yang benar kecuali (illa) Tuhan yang merupakan kebenaran Sebelum masuk ke bahasan tentang kehidupan sesudah
Tunggal/Esa/Ahad (Allah, dari al-ilah). Ia (Muhammad) juga mati maka masalah tujuan dari penciptaan harus terlebih dahulu
menerangkan bahwa dialah rasul Allah (rasulullah). Menurut kita selesaikan, apakah yang memiliki tujuan dalam penciptaan
agama yang mengajarkan ketundukan dan kepatuhan pada itu Tuhan ataukah Makhluk? Dan kemanakah tujuannya?.
kebenaran (Islam) pada ummatnya ini (muslim). Proses Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut
pencarian kebenaran dapat ditempuh dengan berbagai jalan, haruslah bersandar pada landasan-landasan metafisika Islam
baik filosofis, intuitif, ilmiah, historis, dan lain-lain dengan sehingga konsekwensi-konsekwensi yang dilahirkan dari pilihan
memperhatikan ayat-ayat Tuhan yang terdapat di dalam Kitab jawaban kita akan dapat terselesaikan dengan tanpa keraguan.
suci maupun di alam ini. Jawaban ini juga yang akan menjelaskan kepada kita bahwa
Konsukuensi lanjut setelah manusia melakukan pencarian Tujuan dari seluruh ciptaan adalah bergerak menuju sesuatu
ketuhanan dan kerasulan adalah kecendrungan fitrah dan yang sempurna dan Kesempurnaan Tertinggi adalah Tuhan maka
kesadaran rasionalnya untuk meraih kebahagiaan. Keabadian, Dia lah yang menjadi tujuan dari seluruh gerak ciptaan.
dan kesempurnaan. ketidak mungkinan mewujudkan keinginan- Bahasan tujuan penciptaan itulah yang akan menjadi awal
keinginan ideal tersebut didalam kehidupan dunia yang bersifat untuk selanjutnya kita masuk dalam pembahasan kehidupan
temporal ini melahirkan konsep tentang keberadaan hari akhirat sesudah mati (Eskatologi).
-yang sebelumnya dimulai dengan terjadinya kehancuran alam Asal dan sumber dari kepercayaan tentang adanya hari
secara besar-besaran (qiyamah/ kiamat/ hari agama/ yaum al- akhirat ini mestilah dibuktikan melalui argumen-argumen
din)- sebagai konsekuensi logis keadilan Tuhan. Kiamat filosofis sehingga tidak ada sedikitpun alasan yang dapat
merupakan permulaan bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat dikemukakan (oleh mereka yang belum mempercayai wahyu
sejarah atau duniawi. Disana tidak ada lagi kehidupan historis Ilahi) untuk meragukannya. Kesungguhan beragama terpacu
seperti kebebasan, usaha dan tata masyarakat yang dengan sendirinya bila kesadaran akan adanya hari akhirat
menimbulkan ganjaran dosa/pahala. (kehidupan kekal) sebagai sesuatu yang mutlak atau pasti

53 54
terjadi. Sehingga oleh para nabi dan rasul kepercayaan kepada itu sendiri, yakni apa sesungguhnya manusia itu? Dari segi aspek
Ekskatologi (Maad) merupakan prinsip kedua setelah Tauhid. apakah manusia itu mulia atau terhina? Dan apa tolak ukurnya?
Tema-tema yang membicarakan masalah kehidupan Tentu manusia bukanlah makhluk unik dan sulit untuk dipahami
akhirat ini atau kehidupan sesudah mati dari segi pandangan bila yang ingin dibicarakan berkenaan dengan aspek basyariah
islam berkenaan dengan maut, kehidupan sesudah mati, alam (fisiologis)nya. Karena cukup dengan menpelajari anatomi
barzakh, hari pengadilan besar, hubungan antara dunia sekarang tubuhnya kita dapat mengetahui bentuk atau struktur
dan dunia akan datang, manifestasi dan kekekalan perbuatan terdalamnya. Tetapi manusia selain merupakan makhluk
manusia serta ganjaran-ganjarannya, kesamaan dan perbedaan basyariah (dimensi fisiologis) dan Annaas (dimensi sosiologis) ia
antara kehidupan dunia sekarang dan didunia akan datang, juga memiliki aspek insan (dimensi psikologis) sebuah dimensi
argumen-argumen al-Quran dan bukti-bukti tentang dunia akan lain dari diri manusia yang paling sublim serta memiliki
datang, keadilan tuhan, kebijaksanaan tuhan. kecenderungan yang paling kompleks. Dimensi yang disebut
Sepanjang kehidupan baik didunia ini maupun diakhirat, terakhir ini bersifat spritual dan intelektual dan tidak bersifat
kebahagiaan kita sangat tergantung pada keimanannya pada material sebagaimana merupakan kecenderungan aspek
hari tersebut. Karena ia mengingatkan manusia akan akibat- basyarnya.
akibat dari tindakan-tindakannya. Dengan cara ini manusia Dari aspek inilah nilai dan derajat manusia ditentukan
menyadari bahwa perbuatan-perbuatan, perilaku, pemikiran- dengan kata lain manusia dinilai dan dipandang mulia atau hina
pemikiran, perkataan dan akhlak manusia mulai dari yang paling tidak berdasarkan aspek basyar (fisiologis). Sebagai contoh cacat
besar hingga kepada yang paling kecil, mempunyai awal dan fisik tidaklah dapat dijadikan tolak ukur apakah manusia itu hina
akhir, sebagaimana mahluk manusia itu sendiri. dan tidak mulia tetapi dari aspek insanlah seperti pengetahuan,
Tetapi manusia hendaknya tidak berfikir bahwa semuanya moral dan mentallah manusia dinilai dan dipahami sebagai
itu berakhir pada masa kehidupan dunia ini atau periode ini saja. makhluk mulia atau hina.
Sebab segalanya itu tetap ada dan akan dimintai pertanggung Dalam beberapa kebudayaan dan agama manusia
jawaban pada hari periode kedua. dipandang sebagai makhluk mulia dengan tolak ukurnya bahwa
Kebahagiaan manusia pada hari itu bergantung pada manusia merupakan pusat tata surya. Pandangan ini didasarkan
kepercayaan pada hari atau periode kedua tersebut. Karena pada pandangan Plotimius bahwa bumi merupakan pusat
pada hari kedua (periode kedua tersebut) manusia akan diganjar seluruh tata surya.seluruh benda-benda langit berhikmat
atau dihukum sesuai perbuatan-perbuatannya. Itulah sebabnya bergerak mengitari bumi. Mengapa demikian? Karena di situ
maka menurut islam beriman kepada hari kebangkitan makhluk mulia bernama manusia bercokol. Jadi pandangan ini
dipandang sebagai tuntutan yang hakiki bagi kebahagiaan menjadikan kitaran benda-benda langit mengelilingi bumi
manusia. sebagai tolak ukur kemulian manusia. Namun seiring dengan
kemajuan sains pandangan ini kemudian ditinggalkan dengan
BAB IV: MANUSIA DAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN tidak menyisakan nilai mulia pada manusia. Para ahli astronomi
Satu hal yang mesti dilakukan sebelum kita justru membuktikan hal sebaliknya bahwa bumi bukanlah pusat
membicarakan hal-hal lain dari manusia adalah sebuah tata surya tetapi matahari.
pertanyaan filosofis yang senantiasa hadir pada setiap manusia

55 56
Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk mulia Tuhan tergambar/ termanifestasikan pada dirinya (QS.33:21)
bahkan dianggap tak ada bedanya dengan binatang adapun sebagai contoh real yang terbaik (uswatun hasanah) dari
geraknya tak ada bedanya dengan mesin yang bergerak secara gambaran/cerminan Tuhan di muka bumi (QS.68:4). Dengan
mekanistis. Bahkan lebih dari itu dianggap tak ada bedanya kata lain bahwa karena Nabi merupakan representasi (contoh)
dengan materi, ada pun jiwa bagaikan energi yang di keluarkan Tuhan di muka bumi bagi manusia dengan demikian
oleh batu bara. Karena itu wajar bila manusia dan nilai-nilai nabi/rosul/khalifah sekaligus merupakan representasi yakni
kemanusiaan tak lagi dihargai. Maka datanglah kaum insan kamil (manusia sempurna) dari seluruh kualitas
humanisme berupaya mengangkat harkat manusia, dengan kemanusiaan manusia. Tetapi walaupun manusia dipandang
memandang bahwa kekuatan, kekuasaan, kekayaan, sedemikian rupa dengan nabi sebagai contohnya, pada saat yang
pengetahuan ilmiah dan kebebasan merupakan hal esensial yang sama, dalam konsepsi Islam manusia dapat saja jatuh wujud
membedakan manusia dengan selainnya. kemulian menjadi sama bahkan lebih rendah dari binatang.
Tetapi bila itu tolak ukurnya, lantas haruskah orang Dengan demikian keidentikan kepadanya
seperti Firaun atau Jengis Khan yang dapat melakukan apa saja (khalifah/nabi/rasul) merupakan tolak ukur kemulian
terhadap bangsa-bangsa yang dijajahnya dipandang mulia? Jika kemanusiaan manusia dan sebaliknya berkontradiksi dengannya
berilmu pengetahuan merupakan tolak ukurnya. Lantas, apakah merupakan ukuran kebejatan dan dianggap sebagai syaitan
dengan demikian orang-orang seperti Einstein yang paling (QS.6:112).
berilmu tinggi abad 20 atau para sarjana-sarjana itu lebih mulia
dari seorang Paulus Yohanes paus II, ibu Tereisa atau Mahadma BAB V: KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR MANUSIA) DAN
Ghandi bagi ummatnya masing-masing? Sungguh semua itu KENISCAYAAN UNIVERSAL (TAQDIR ILAHI)
termasuk ilmu pengetahuan sepanjang peradaban Sebagai mahluk Tuhan yang ditetapkan sebagai
kemanusiaan manusia tidak mampu mengubah dan wakil Tuhan (QS. 2:30) manusia berbeda dengan batu,
memperbaiki watak jahat manusia untuk kemudian tumbuhan maupun binatang. Batu ketika menggelinding dari
mengangkatnya menjadi mulia. Lantas, apa sesunguhnya tolak sebuah ketinggian bergerak berdasarkan tarikan gravitasi bumi
ukur kemanusian itu? Sungguh dari seluruh bentuk-bentuk tanpa ikhtiar sedikitpun begitu pula halnya tumbuhan yang
konsepsi tentang manusia yang ada di muka bumi tak satu pun tumbuh hanya dibawah kondisi tertetu atau sebagai mana
yang dapat menandingi paradigma (tolak ukur)nya serta tidak binatang yang bertindak berdasarkan naluri alamiahnya. Ketiga
ada yang lebih representatif dalam memupuk psikologisnya mahluk-mahluk ini bergerak atau bertindak tidak berdasarkan
kearah yang lebih mulia dari apa yang ditawarkan Islam. Dalam ikhtiari.
konsepsi Islam Tuhan (Allah) dipandang sebagai sumber segala Namum bagi manusia, ia merupakan mahluk yang
kesempurnaan dan kemulian. Tempat bergantung (tolak ukur) senantiasa diperhadapkan pada berbagai pilihan-pilihan, dan
segala sesuatu. Karena itu pula sebagaimana diketahui dalam hanya dengan adanya sintesa antara ilmu dan kehendak yang
konsepsi Islam, manusia ideal (insan kamil) dipandang berasal dari tuhan ia dapat berikhtiar (memilih) yang terbaik
merupakan manifestasi Tuhan termulia di muka bumi dan diantara pilihan-pilihan tersebut. Tanpa ilmu tentang hal-hal
karenanya ditugaskan sebagai wakil Tuhan yang dikenal sebagai ideal ataupun keharusan - keharusan universal maka
khalifah/nabi atau rosul (QS.2:30). Karena itu, ciri-ciri kemulian meniscayakan ketiadaan ikhtiar dan begitupula ketiadaan

57 58
kehendak atau keinginan maka iapun mungkin memilih, orang memustahilkan adanya pengetahuan pasti tentang mengininkan
gila (tidak berilmu) dan pingsan (takberkehendak) adalah bukti mendidih atau beku, surga atau neraka dan karenanya pula
nyata ketiadaan ikhtiar. Sementara, ketiadaan ikhtiar bukti meniscayakan mustahilnya ikhtiar.
ketiadaan kebebasan dan itu memustahilkan terwujudnya Artinya ikhtiar itu menjadi berarti hanya bila pada
kemerdekaan. Jadi ia merupakan mahluk berikhtiar yang hanya realitas terdapat hukum-hukum yang pasti (takdir) atau dengan
dapat bermakna bila berhadapan diantara keharusan-keharusan kata lain ikhtiar pada awalnya berupa potensial dan ia menjadi
universal (takdir). aktual bila terdapat adanya dan diketahuinya takdir tersebut.
Keharusan - keharusan universal atau yang biasa disebut Karena itu pula dapat dikatakan tanpa takdir tidak ada ikhtiar.
sebagai takdir takwini ataupun takdir tasrii baik yang bersifat Sebaliknya ketiadaan potensi ikhtiar pada manusia
defenitif (Dzati) maupun yang tidak bersifat defenitif (Sifati) meniscayakan takdir menjadi tidak bermakna/berlaku. Bagi
bukanlah berarti bahwa manusia sesungguhnya hanya sebuah orang-orang gila dan yang belum baligh (bayi) tidak dapat
robot yang bergerak berdasarkan skenario yang telah dibuat memanfaatkan hukum-hukum penciptaan untuk membuat suatu
Tuhan, tetapi hendaklah dipahami bahwa takdir tidak lain teknologi apapun. Bagi mereka hukum-hukum syariat tak
sebagai sebuah prinsip akan terbinanya sistem kausalitas umum diberlakukan. Dengan demikian takdir ilahi itu sendiri
(bahwa akibat mesti berasal dari sebab-sebab khususnya, mengharuskan adanya iktiar bagi manusia agar dengan begitu
dimana rentetan kausalitas tersebut berakhir pada sebab dari takdir-takdir pada alam dapat dipergunakan, dimanfaatkan atau
segala sebab yakni tuhan) atas dasar pengetahuan dan kehendak secara umum dapat dikatakan bahwa keadilan Ilahi sebagai
ilahi yang Maha Bijak. Takdir Takwini (Ketetapan penciptaan) keharusan universal itu sendiri meniscayakan adanya ikhtiar dan
tiada lain merupakan prinsip kemestiaan yang mengatasi sistem takdir. Tanpa ikhtiar maka takdirpun tidak bermanfaat dan tidak
penciptaan alam dan takdir tasyrii (Ketetapan Syariaat) berlaku, sebaliknya tanpa takdir meniscayakan ketiadaan ikhtiar
merupakan prinsip kemestiaan yang mengatur sistem gerak pada manusia, tiada ikhtiar meniscayakan ketiadaan kebebasan
individu maupun masyarakat dari segi sosiologis dan spritual. dan ketiadaan kebebasan memustahilkan terwujudnya
Memahami konsep takdir sebagai sebuah skenario yang kemerdekaan.
telah ditetapkan oleh tuhan meniscayakan ketiadaaan keadilan Kebebasan dan kemerdekaan tidaklah bermakna sama.
tuhan dan konsep pertanggungjawaban. Sebaliknya bila takdir Kemerdekaan tidak dipredikatkan kepada binatang kecuali pada
tidaklah dipahami sebagaimana yang telah didefenisikan diatas manusia tetapi sebaliknya manusia dan binatang dapat
(yakni takdir takwini sebagai sebuah sistem yang mengatur dipredikatkan bebas atau mendapatkan kebebasan. Kebebasan
proses penciptaan dan takdir tasyrii sebagai ketapan yang pada manusia mesti bukanlah sebagai tujuan akhir bagi manusia.
mengatur kehidupan etik, sosial dan spritual individu dan Sebab bila kebebasan merupakan sebagai tujuan akhir maka
masyarakat). Maka itu berarti bahwa pada proses kejadian kebebasan menjadi deterministik itu sendiri, dalam arti bahwa ia
fenomena alam, panas dapat membuat air menjadi beku dan tidak lagi berbeda dengan sebuah ranting ditengah lautan yang
sekaligus mendidih. Berbuat baik akan mendapat surga dan bergerak kekiri dan kekanan dikarenakan arus dan bukan
sekaligus neraka, atau pujian sekaligus cacian. Bila demikian berdasarkan pilihannya. Kebebasan hanya merupakan syarat
adanya maka yang terjadi adalah disatu sisi akan terjadi (mesti) awal dalam menggapai cita-cita ideal (Kesempurnaan
kehancuran pada alam, individu dan masyarakat, disisi lain

59 60
Tuhan) sebagai tujuan akhir dan inilah yang dimaksud dengan dari manusia itu berarti membunuh kemanusiaananya. Dengan
kemerdekaan. kata lain bahwa perbedaan-perbedaan (bukan pembedaan-
Kebebasan individu bukan berarti kebebasan mutlak pembedaan) yang terjadi di antara setiap individu-individu
yang mana kebebasannya hanya dibatasi oleh kebebasan orang (sebagai identitas dari jiwa individual) merupakan prinsip
atau individu yang lain. Sebab defenisi kebebasan itu tersebut kemestian bagi terbentuknya masyarakat dan dinamikanya.
adalah sistem etik yang hanya menguntungkan orang - orang Sebab bila sebuah masyarakat, individu-individu haruslah
kuat dan mendeskreditkan orang-orang lemah. Ini karena bagi memiliki kesamaan, maka ini berarti dinamisasi, dalam arti,
orang kuat kebebasannya itu sendiri telah dapat membungkam saling membutuhkan pastilah tak terjadi dan karenanya makna
orang-orang lemah, dengan kata lain eksisten orang-orang masyarakat menjadi kehilangan konsep. Di sisi lain dengan
lemah tidak memiliki daya untuk membatasi kebebasan orang adanya perbedaan-perbedaan di antara para individu
kuat. Sistem ini hanya berlaku bagi individu-individu yang sama- meniscayakan adanya saling membutuhkan, memberi dan kenal-
sama memiliki kekuatan. Atau kebebasan kita dibatasi oleh mengenal dan karena itu konsep kemanusiaan memiliki makna.
kebebasan orang lain karena kebebasan orang lain tersebut Di sisi lain kecenderungan manusia untuk hidup
lebih kuat. bermasyarakat merupakan kecenderungan yang bersifat fitri. Ia
Sesungguhnya kebebasan individu tidaklah demikian. tidak bedanya hubungan antara seorang laki-laki dan
Kebebasan individu berarti bahwa secara sosial dalam perempuan yang berkeinginan secara fitri untuk membentuk
interaksinya dengan orang lain ia tidak berada pada posisi sebuah keluarga. Jadi Ia membentuk masyarakat karena adanya
tertindas dan secera spiritual ia tidak berada dalam posisi hubungan individu-individu yang terkait secara fitrah dan
menindas. Kebebasan bukan berarti memanfaatkan kekuatan alamiah untuk membentuk sebuah komunitas besar. Bukan
dan kekuasaan dalam melakukan apa saja tetapi dalam arti terbentuk berdasarkan sebuah keterpaksaan, sebagimana
kemampuan untuk tidak memanfaatkan kekuatan dan beberapa individu berkumpul dikarenakan adanya serangan dari
kekuasaan (menahan diri) untuk membalas menindas ketika ia luar. Bukan juga bedasarkan proses kesadaran sebagai langka
berada pada posisi memiliki kesempatan untuk itu, dan ini terbaik dalam memperlancarkan keinginan bersama,
adalah satu pengertian kemerdekaan manusia dan keharusan sebagaimana sejumlah individu berkumpul dan sepakat bekerja
universal. sama sebagai langka terbaik dalam mencapai tujuannya masing-
masing. Karena itu masyarakat didefenisikan sebagai adanya
BAB VI: INDIVIDU DAN MASYARAKAT kumpulan-kumpulan dari beberapa individu-individu secara fitri
Salah satu sifat khas manusia sebagai makhluk dan maupun suka dan duka dalam mencapai tujuan dan cita-cita
karenanya ia berbeda dengan binatang adalah bahwa ia bersama adalah membetuk apa yang kita sebut sebagai
merupakan makhluk yang diciptakan selain sebagai makluk masyarakat. Kumpulan dari sejumlah individu adalah badan
berjiwa individual, bermasyarakat merupakan kecenderungan masyarakat ada pun kesepakatan atau tidak dalam mencapai
alamiah dari jiwanya yang paling sublim. Kedua aspek ini mesti cita-cita dan tujuan idealnya adalah merupakan jiwa
dipahami dan di letakkan pada porsinya masing-masing secara masyarakatnya. Karena itu selain bumi (daerah/tempat tinggal)
terkait. Sebab yang pertama melahirkan perbedaan dan yang dan sistem sosial (ikatan psikologis antara individu-individu),
kedua melahirkan kesatuan. Karena itu mencabut salah satunya individu merupakan salah satu unsur terbentuknya sebuah

61 62
masyarakat. Tanpa manusia (individu) maka masyarakat pun bumi atau mengarahkan perjalanan sebuah masyarakat kearah
tidak ada. yang sempurna atau kehancuran.
Masyarakat itu sendiri merupakan senyawa sejati, Tidak ada jalan lain bahwa untuk menghadapi ancaman-
sebagaiman senyawa alamiah. Yang disentesiskan di sini adalah ancaman ini, manusia memerlukan adanya sebuah sistem sosial
jiwa, pikiran, cita-cita serta hasrat. Jadi yang bersintesis adalah yang adil yang memiliki nilai sakralitas dan kesucian dan
bersifat kebudayaan. Jadi, individu dan masyarakat memiliki berdasarkan tauhid (Ketuhanan Yang Maha Esa). Mengajarkan
eksistensi (kemerdekaan) masing-masing dan memiliki sebuah pandangan dunia bahwa segala sesuatu milik Tuhan.
kemampuan mempengaruhi yang lain. Bukan kefisikan. Dihadapan Tuhan tidak ada kepemilikan manusia, kecuali apa
Walaupun begitu eksistensi individu dalam kaitannya terhadap yang dititipkan dan diamanahkan kepadanya untuk mengatur
masyarakat mendahului eksistensi masyarakat. Memandang dan mendistribusikan secara adil. Kesadaran akan sakralitas dan
bahwa eksistensi masyarakat mendahului individu berati kesucian sistem tersebut memberikan implikasi kehambaan
kebebasan dan kemanusiaannya telah dicabut dari manusia terhadap Tuhan. Berdasarkan kesadaran dan pertimbangan
(individu) itu sendiri. seperti itu maka interaksi antara individu dengan individu
Walaupun manusia memiliki kualitas-kualitas kesucian, lainnya dalam hubungannya terhadap alam akan berubah dari
potensi tersebut dapat saja tidak teraktual secara sempurna watak hubungan antara tuan/raja dan budak menjadi hubungan
dikarenakan adanya kekuatan lain dalam diri manusia berupa antara hamba Tuhan dengan hamba Tuhan yang lain dengan
hawa nafsu yang dapat saja merugikan orang lain dan diri mengambil tugas dan peran masing-masing berdasarkan
sendiri. Sebab hawa nafsu ini mulai teraktual di kala interaksi kapasitas-kapasitas yang diberikan dalam menjaga, mengurus,
antara individu dengan individu lain dalam kaitannya dengan mengembangkan, mengelolah, mendistribusikan dan lain-lain.
bumi (sumber harta benda). Bahkan keserakahan ini dapat saja Karena itu berdasarkan fitrah/ruh Allah seorang manusia
berkembang dalam bentuk yang lebih besar, sebagaimana (individu) diciptakan dan ditugaskan sebagai khalifah/nabi/rosul
sebuah bangsa menjajah bangsa lain. Fenomena ini dapat (wakil/ utusan Tuhan) oleh Allah di muka bumi (QS.2:30) untuk
mengancam kehidupan manusia dan kelestarian alam. Dengan memakmurkan bumi dan membangun dan masyarakatnya untuk
demikian, pertanggung-jawaban ini bagi setiap individu, selain mewujudkan sistem sosial.
bersifat individual juga bersifat kolektif. Ini karena, pertanggung-
jawaban individual terjadi ketika sebuah perbuatan memiliki dua BAB VII: KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI
dimensi, yaitu: si pelaku (sebab aktif) dan sasaran yang disiapkan Keadilan menjadi sebuah konsep abstrak yang sering
oleh pelaku (sebab akhir). Apabila dalam perbuatan tersebut diartikan secara berbeda oleh setiap orang utamnya mereka -
terdapat dimensi ketiga, yaitu sarana atau peluang yang berikan mereka yang pernah mengalami suatu ketidakadilan dalam
untuk terjadinya perbuatan tersebut dan lingkup pengaruhnya kehidupan bermasyarakat. Hal ini menuntut secara tegas perlu
(sebab material), maka tindakan tersebut menjadi tindakan dilakukan redefenisi terhadap apa yang dimaksud dengan
kolektif. Jadi Masyarakat adalah pihak yang memberikan keadilan.
landasan bagi tindakan kolektif dan membentuk sebab material. Bila keadilan diartikan sebagai tercipta suatu
Ini berarti, individu memiliki andil besar dalam mengubah wajah keseimbangan dan persamaan yang proporsional maka
pemecahan permasalahan keadilan sosial dan ekonomi hanya

63 64
dapat teratasi dengan menemukan jawaban terhadap sebab - terciptanya kelas - kelas dalam masyarakat dimana yang satu
sebab terjadinya ketidak adilan sosial dan ekonomi serta semakin miskin dan yang lain semakin kaya dikarenakan adanya
bagaimana agar dalam distribusi kekayaan dapat terbagi secara kekuatan yang menghambat proses berubahnya kesadaran
adil sehingga terhindar dari terjadinya diskriminasi dan kolektif dari kesadaran kesadaran kepemilikan pribadi ke
pengutuban, atau kelas dalam masyarakat. kepemilikan sosial (bersama). Karena itu untuk menciptakan
Jelas terlihat dari problem yang dihadapi bahwa kasus keadilan sosial dan ekonomi, maka tidak ada cara lain kecuali
keadilan sosial dan ekonomi bukanlah merupakan wilayah diperlukan suatu sistem sosial yang berfungsi mengatur atau
garapan ilmu ilmiah (positif). Karena masalah keadilan bukanlah merawat dalam hal menghilangkan kepemilikan pribadi atas alat
fenomena empiris yang dapat diukur secara kuantitatif. Namun - alat produksi ketempatnya yang sebenarnya yaitu kepemilikan
ia merupakan konsep abstrak yang berkenaan dengan aspek bersama (seluruh anggota masyarakat harus memiliki
kebijakan-kebijakan praksis, karena itu ia merupakan garapan pendapatan dan kekayaan yang sama) yang dalam hal ini
filosofis dan bersifat ideologis. Itulah sebabnya mengapa dalam diwakili oleh negara dengan cara menasionalisasikan alat-alat
menjawab masalah diatas setiap orang atau kelompok memiliki produksi tersebut.
jawaban dan konsep yang berbeda sesuai dengan ideologi, Adapun menurut Islam kepemilikan pribadi bukanlah
kandungan batinnya serta kapasitas pengetahuannya. penyebab terjadinya malapetaka kemanusiaan sebagaimana
Kapitalisme sesuai dengan konsepnya tentang manusia yang disangka oleh kaum sosialis komunisme. Bahkan sebaliknya
yang berkenaan dengan karakter dasar dan tujuan akhir manusia kepemilikan pribadi yang semata-mata materealistik justru
yaitu bahwa manusia pada dasarnya bersifat baik dan lemah, penyebab proses kehancuran sistem kapitalis. Setiap konsep
cenderung meyakini bahwa penyebab terjadinya diskriminasi keadilan akan menemui jalan buntu jika ia tak seiring dengan
serta tidak terjadinya distribusi kekayaan secara tidak adil naluri dasar alamiah manusia yaitu kepentingan individu atau
dikarenakan dipasungnya kebebasan individu oleh baik apa yang sering disebut sebagai ego. Itulah sebabnya mengapa
masyarakat, pemerintah, individu lain disatu sisi dan di sisi lain ketika seluruh alat - alat produksi telah dinasionalisasikan yang
tidak adanya aturan-aturan yang menjamin kepentingan- kemudian diamanahkan kepada negara yang nota bene adalah
kepentingan individu. Berdasarkan ini upaya menciptakan terdiri dari individu - individu sebagai pengelolahnya kemudian
keadilan sosial maupun ekonomi bisa terwujud hanya dengan berubah menjadi kapitalisme atau borjuis - borjuis baru yang
cara memberikan kebebasan secara mutlak, yakni kesempatan diktator dan menganggap diri mereka tuan (penguasa) bagi unit-
ekonomi yang seluas-luasnya kepada setiap individu dimana unit yang mereka pimpin. Artinya adalah penghapusan
kebebasannya hanya dibatasi oleh kebebasan orang lain, kepemilikan pribadi tidak dapat mengubah mentalitas manusia
meskipun kebebasan ini justru dapat menyebabkan perbedaan yang punya kecenderungan egoistik.
pendapatan dan kekayaan individu (dengan asumsi bahwa Bagi Islam satu - satunya jalan yang dapat mengatasi
orang menggunakan kebebasannya secara sama dalam sistem masalah ketidak adilan adalah dengan memberikan jaminan
kapitalis). pendapatan tetap, dengan kemungkinan mendapatkan lebih
Sebaliknya sosialisme yang didasarkan pada konsepnya banyak serta mengubah konsepsi manusia tentang manusia dan
tentang manusia dan pandangan hidupnya yang melihat bahwa pandangan hidupnya dari semata-mata bersifat materialistik
penyebab terjadinya diskriminasi sosial dan ekonomi sehingga

65 66
kekesadaran teologis dan ekskatologis, tanpa memasung atau sungguh-sungguh menjalankan (hukum) taurat, Injil, dan apa
bahkan mematikan naluri alamiahnya. yang diturunkan kepada mereka dari tuhan mereka, niscaya
Adalah suatu kemustahilan disatu sisi ketika kesadaran mereka akan mendapatkan makanan dari langit atas mereka dan
teologis dan ekskatologis telah dimusnahkan dari pandangan dari bawah kaki mereka (QS.5:66) atau sekiranya penduduk
dunia seseorang dan disisi lain dengan menghilangkan negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan
kepemilikan atau kepemilikan pribadinya kemudian serta merta melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi
ia berubah dari individualis menjadi seorang pribadi yang sosialis (QS.7:96) atau bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus
(bukan sosialisme). diatas jalan itu (Agama Islam; melarang praktek riba, serta
Menurut Islam ego (kepentingan pribadi) merupakan menganjurkan atau bahkan mewajibkan khumus, Jisah,
suatu kekuatan yang diletakkan oleh Allah dalam diri manusia sedekah, infak, zakat dll), niscaya benar-benar kami akan
sebagai pendorong. Kekuatan ini dapat mendorong manusia memberikan muniman kepada mereka air yang segar (rezki yang
untuk melakukan hal yang diskriminatif, serakah dan merusak banyak, QS.72:16).
tetapi ia juga dapat mendorong manusia untuk mencapai Artinya menurut Islam bahwa prinsip dari hubungan
kualitas spiritual yang paripurna (insan kamil). Karena itu Islam khusus antara bertindak sesuai dengan perintah-peritah Tuhan
tidak datang untuk membunuh ego dengan seluruh di satu sisi dengan kemakmuran disisi lain atau dalam bahasa
kepentingannya, namun ia datang untuk memupuk, membina modernnya, hubungan antara distribusi yang adil dengan
dan mengarahkannya secara spiritual dengan suatu kesadaran peningkatan produksi, yakni bahwa tidak akan terjadi
teologis (TAUHID) dan Ekskatologis (MAAD). kekurangan produksi dan kemiskinan bila distribusi yang adil
Bagi Islam penyebab terjadinya ketidakadilan sosial dan dilaksanakan. Dengan kata lain distribusi yang adil akan
ekonomi atau dengan kata lain penyebab terjadinya kelas-kelas mendongkrak kekayaan dan meningkatkan kemakmuran sebagai
dalam masyarakat disebabkan oleh tidak adanya kesadaran bukti berkat dari langit dan bumi telah tercurahkan.
tauhid. Hal ini dapat dilihat ketika al-Quran menceritakan Dengan persfektif yang demikian inilah selanjutnya akan
mental Firaun yang sewenang-wenang sehingga disatu sisi melahirkan kesadaran kemanusiaan yang tinggi sebagai bentuk
sebagai penyebab terjadinya kelas-kelas (penduduk pecah manifestasi dari pengabdian serta kecintaan kita kepada Allah
belah), (QS.28:4) dengan menobatkan dirinya menjadi Tuhan SWT.
(QS.28:38-39), karena itu untuk kepentingan mengatasi hai ini Disamping itu, guna menegakkan nilai keadilan sosial
Islam mengajarkan untuk merealisasikan suatu konsep yaitu dan ekonomi dalam tataran praktis diperlukan kecakapan yang
sebagaimana dikatakan dalam Al- Quran yang artinya: ....tidak cukup. Orang-orang yang memiliki kualitas inilah yang layak
kita sembah Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan memimpin masyarakat. Memimpin adalah menegakkan
sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian keadilan, menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya
yang lain sebagai tuhan selain Allah (QS.3:64). dan dalam jangka waktu yang sama menghormati kemerdekaan
Adapun di sisi lain penyebab terjadinya ketidak adilan orang lain dan martabat kemanusiaannya sebagai manifestasi
ekonomi (yang miskin semakin miskin dan sebaliknya) kesadarannya akan tanggung jawab sosial. Lebih jauh lagi,
disebabkan tidak berjalannya sistem tauhid (pelaksanaan negara dan pemerintah sebagai bentuk yang terkandung
syariat) karena itu kata al-Quran menegaskan sekiranya mereka didalamnya adalah untuk menciptakan masyarakat yang

67 68
berkeadilan, baik berupa keadilan sosial maupun keadilan ia merupakan konsep abstrak yang berkenaan dengan aspek
ekonomi. Dan hanya setelah terpenuhinya pra-syarat inilah kebijakan-kebijakan praksis, karena itu ia merupakan garapan
negara ideal sebagai dicita-citakan bersama (baldatun filosofis dan bersifat ideologis. Itulah sebabnya mengapa dalam
thayyibatun wa rabbun ghafur) dapat diwujudkan. menjawab masalah diatas setiap orang atau kelompok memiliki
Tidak diragukan lagi dari kajian yang konprehensif dan jawaban dan konsep yang berbeda sesuai dengan ideologi,
holistik dapat mengantar kita pada satu kebenaran rasional kandungan batinnya serta kapasitas pengetahuannya.
ideologi (syariat) Islam yang telah mengajarkan akan Kapitalisme sesuai dengan konsepnya tentang manusia
persaudaraan, keadilan dan kesamaan hak untuk diamalkan oleh yang berkenaan dengan karakter dasar dan tujuan akhir manusia
setiap kaum muslimin khususnya, sampai kepada sektor-sektor yaitu bahwa manusia pada dasarnya bersifat baik dan lemah,
produksi sosio-ekonomi dan pembagian kekayaan. Atau hukum- cenderung meyakini bahwa penyebab terjadinya diskriminasi
hukum yang lebih bersifat spesifik menyangkut hal-hal yang serta tidak terjadinya distribusi kekayaan secara tidak adil
memerlukan rincian, seperti pemanfaatan lahan pertanian, dikarenakan dipasungnya kebebasan individu oleh baik
penggalian mineral, sewa-menyewa, bunga, zakat, khumus masyarakat, pemerintah, individu lain disatu sisi dan di sisi lain
(yakni mengeluarkan 20-30% dari keuntungan bersih) dan tidak adanya aturan-aturan yang menjamin kepentingan-
pembelanjaan umum dan lain sebagainya yang dikelola langsung kepentingan individu. Berdasarkan ini upaya menciptakan
oleh negara, atau lembaga sosial di bawah kontrol masyarakat keadilan sosial maupun ekonomi bisa terwujud hanya dengan
dan negara yang berlandaskan pada prinsif-prinsif keadilan. cara memberikan kebebasan secara mutlak, yakni kesempatan
Keadilan menjadi sebuah konsep abstrak yang sering ekonomi yang seluas-luasnya kepada setiap individu dimana
diartikan secara berbeda oleh setiap orang utamnya mereka - kebebasannya hanya dibatasi oleh kebebasan orang lain,
mereka yang pernah mengalami suatu ketidakadilan dalam meskipun kebebasan ini justru dapat menyebabkan perbedaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini menuntut secara tegas perlu pendapatan dan kekayaan individu (dengan asumsi bahwa
dilakukan redefenisi terhadap apa yang dimaksud dengan orang menggunakan kebebasannya secara sama dalam sistem
keadilan. kapitalis).
Bila keadilan diartikan sebagai tercipta suatu Sebaliknya sosialisme yang didasarkan pada konsepnya
keseimbangan dan persamaan yang proporsional maka tentang manusia dan pandangan hidupnya yang melihat bahwa
pemecahan permasalahan keadilan sosial dan ekonomi hanya penyebab terjadinya diskriminasi sosial dan ekonomi sehingga
dapat teratasi dengan menemukan jawaban terhadap sebab - terciptanya kelas - kelas dalam masyarakat dimana yang satu
sebab terjadinya ketidak adilan sosial dan ekonomi serta semakin miskin dan yang lain semakin kaya dikarenakan adanya
bagaimana agar dalam distribusi kekayaan dapat terbagi secara kekuatan yang menghambat proses berubahnya kesadaran
adil sehingga terhindar dari terjadinya diskriminasi dan kolektif dari kesadaran kesadaran kepemilikan pribadi ke
pengutuban, atau kelas dalam masyarakat. kepemilikan sosial (bersama). Karena itu untuk menciptakan
Jelas terlihat dari problem yang dihadapi bahwa kasus keadilan sosial dan ekonomi, maka tidak ada cara lain kecuali
keadilan sosial dan ekonomi bukanlah merupakan wilayah diperlukan suatu sistem sosial yang berfungsi mengatur atau
garapan ilmu ilmiah (positif). Karena masalah keadilan bukanlah merawat dalam hal menghilangkan kepemilikan pribadi atas alat
fenomena empiris yang dapat diukur secara kuantitatif. Namun - alat produksi ketempatnya yang sebenarnya yaitu kepemilikan

69 70
bersama (seluruh anggota masyarakat harus memiliki sebagai pendorong. Kekuatan ini dapat mendorong manusia
pendapatan dan kekayaan yang sama) yang dalam hal ini untuk melakukan hal yang diskriminatif, serakah dan merusak
diwakili oleh negara dengan cara menasionalisasikan alat-alat tetapi ia juga dapat mendorong manusia untuk mencapai
produksi tersebut. kualitas spiritual yang paripurna (insan kamil). Karena itu Islam
Adapun menurut Islam kepemilikan pribadi bukanlah tidak datang untuk membunuh ego dengan seluruh
penyebab terjadinya malapetaka kemanusiaan sebagaimana kepentingannya, namun ia datang untuk memupuk, membina
yang disangka oleh kaum sosialis komunisme. Bahkan sebaliknya dan mengarahkannya secara spiritual dengan suatu kesadaran
kepemilikan pribadi yang semata-mata materealistik justru teologis (TAUHID) dan Ekskatologis (MAAD).
penyebab proses kehancuran sistem kapitalis. Setiap konsep Bagi Islam penyebab terjadinya ketidakadilan sosial dan
keadilan akan menemui jalan buntu jika ia tak seiring dengan ekonomi atau dengan kata lain penyebab terjadinya kelas-kelas
naluri dasar alamiah manusia yaitu kepentingan individu atau dalam masyarakat disebabkan oleh tidak adanya kesadaran
apa yang sering disebut sebagai ego. Itulah sebabnya mengapa tauhid. Hal ini dapat dilihat ketika al-Quran menceritakan
ketika seluruh alat - alat produksi telah dinasionalisasikan yang mental Firaun yang sewenang-wenang sehingga disatu sisi
kemudian diamanahkan kepada negara yang nota bene adalah sebagai penyebab terjadinya kelas-kelas (penduduk pecah
terdiri dari individu - individu sebagai pengelolahnya kemudian belah), (QS.28:4) dengan menobatkan dirinya menjadi Tuhan
berubah menjadi kapitalisme atau borjuis - borjuis baru yang (QS.28:38-39), karena itu untuk kepentingan mengatasi hai ini
diktator dan menganggap diri mereka tuan (penguasa) bagi unit- Islam mengajarkan untuk merealisasikan suatu konsep yaitu
unit yang mereka pimpin. Artinya adalah penghapusan sebagaimana dikatakan dalam Al- Quran yang artinya: ....tidak
kepemilikan pribadi tidak dapat mengubah mentalitas manusia kita sembah Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan
yang punya kecenderungan egoistik. sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian
Bagi Islam satu - satunya jalan yang dapat mengatasi yang lain sebagai tuhan selain Allah (QS.3:64).
masalah ketidak adilan adalah dengan memberikan jaminan Adapun di sisi lain penyebab terjadinya ketidak adilan
pendapatan tetap, dengan kemungkinan mendapatkan lebih ekonomi (yang miskin semakin miskin dan sebaliknya)
banyak serta mengubah konsepsi manusia tentang manusia dan disebabkan tidak berjalannya sistem tauhid (pelaksanaan
pandangan hidupnya dari semata-mata bersifat materialistik syariat) karena itu kata al-Quran menegaskan sekiranya mereka
kekesadaran teologis dan ekskatologis, tanpa memasung atau sungguh-sungguh menjalankan (hukum) taurat, Injil, dan apa
bahkan mematikan naluri alamiahnya. yang diturunkan kepada mereka dari tuhan mereka, niscaya
Adalah suatu kemustahilan disatu sisi ketika kesadaran mereka akan mendapatkan makanan dari langit atas mereka dan
teologis dan ekskatologis telah dimusnahkan dari pandangan dari bawah kaki mereka (QS.5:66) atau sekiranya penduduk
dunia seseorang dan disisi lain dengan menghilangkan negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan
kepemilikan atau kepemilikan pribadinya kemudian serta merta melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi
ia berubah dari individualis menjadi seorang pribadi yang sosialis (QS.7:96) atau bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus
(bukan sosialisme). diatas jalan itu (Agama Islam; melarang praktek riba, serta
Menurut Islam ego (kepentingan pribadi) merupakan menganjurkan atau bahkan mewajibkan khumus, Jisah,
suatu kekuatan yang diletakkan oleh Allah dalam diri manusia sedekah, infak, zakat dll), niscaya benar-benar kami akan

71 72
memberikan muniman kepada mereka air yang segar (rezki yang hukum yang lebih bersifat spesifik menyangkut hal-hal yang
banyak, QS.72:16). memerlukan rincian, seperti pemanfaatan lahan pertanian,
Artinya menurut Islam bahwa prinsip dari hubungan penggalian mineral, sewa-menyewa, bunga, zakat, khumus
khusus antara bertindak sesuai dengan perintah-peritah Tuhan (yakni mengeluarkan 20-30% dari keuntungan bersih) dan
di satu sisi dengan kemakmuran disisi lain atau dalam bahasa pembelanjaan umum dan lain sebagainya yang dikelola langsung
modernnya, hubungan antara distribusi yang adil dengan oleh negara, atau lembaga sosial di bawah kontrol masyarakat
peningkatan produksi, yakni bahwa tidak akan terjadi dan negara yang berlandaskan pada prinsif-prinsif keadilan.
kekurangan produksi dan kemiskinan bila distribusi yang adil
dilaksanakan. Dengan kata lain distribusi yang adil akan BAB VIII: SAINS ISLAM
mendongkrak kekayaan dan meningkatkan kemakmuran sebagai Sains dalam sejarah perkembangan seringkali
bukti berkat dari langit dan bumi telah tercurahkan. dinaturalisasikan sebagai sebuah upaya pencocokan terhadap
Dengan persfektif yang demikian inilah selanjutnya akan nilai-nilai budaya, agama atau pandangan - pandangan tertentu
melahirkan kesadaran kemanusiaan yang tinggi sebagai bentuk suatu masyarakat. Asimilasi dan akulturasi inilah yang kemudian
manifestasi dari pengabdian serta kecintaan kita kepada Allah menjadi bentuk baru (khas) sebuah peradaban, rasionalisme di
SWT. yunani dan positivisme di Eropa adalah contoh-contahnya.
Disamping itu, guna menegakkan nilai keadilan sosial Naturalisasi terhadap sains itu sendiri dilakukan sebab
dan ekonomi dalam tataran praktis diperlukan kecakapan yang sains diakui memiliki kekuatan yang ambigu. Disatu sisi ia dapat
cukup. Orang-orang yang memiliki kualitas inilah yang layak mengembangkan suatu masyarakat karena kemampuannya
memimpin masyarakat. Memimpin adalah menegakkan mengatasi masalah-masalah praktis dan prakmatis manusia
keadilan, menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya serta kemampuannya yang dapat merubah konstruk berfikir
dan dalam jangka waktu yang sama menghormati kemerdekaan manusia itu sendiri sehingga membawa mereka ke arah
orang lain dan martabat kemanusiaannya sebagai manifestasi peradaban baru yang lebih maju, disisi lain dengan kemampuan
kesadarannya akan tanggung jawab sosial. Lebih jauh lagi, yang sama, ia juga memiliki sifat destruktif untuk
negara dan pemerintah sebagai bentuk yang terkandung menghancurkan atau merombak nilai-nilai budaya, agama
didalamnya adalah untuk menciptakan masyarakat yang maupun spiritualitas suatu masyarakat.
berkeadilan, baik berupa keadilan sosial maupun keadilan Positivisme misalnya merupakan hasil sebuah
ekonomi. Dan hanya setelah terpenuhinya pra-syarat inilah naturalisasi sains didunia masyarakat Eropa dan telah dipandang
negara ideal sebagai dicita-citakan bersama (baldatun sebagai kebenaran. Sains ini (positivisme) adalah sebuah sains
thayyibatun wa rabbun ghafur) dapat diwujudkan. yang memiliki watak atau karakter yang bersifat materealistik
Tidak diragukan lagi dari kajian yang konprehensif dan yaitu sains yang menolak hal - hal yang bersifat metafisis,
holistik dapat mengantar kita pada satu kebenaran rasional spiritual maupun mistis, karenanya dalam karakternya yang
ideologi (syariat) Islam yang telah mengajarkan akan demikian sains ini dapat menghancurkan atau melunturkan
persaudaraan, keadilan dan kesamaan hak untuk diamalkan oleh konsep-konsep teologi dan nilai - nilai keagamaan lainnya.
setiap kaum muslimin khususnya, sampai kepada sektor-sektor Sehingga bukanlah hal yang berlebihan bila beberapa
produksi sosio-ekonomi dan pembagian kekayaan. Atau hukum- pemikir muslim melakukan islamisasi sains terhadap sains-sains

73 74
modern (sains positivisme) sebagai sebuah bentuk keseriusan ontologis meniscayakan perbedaan pada status epistimologi
mereka dalam menjawab hal ini dan sekaligus sebagai wujud berikut metodologinya. Perbedaan ini dapat terlihat pada
dari naturalisasi sains didunia Islam, sehingga pengaruhnya yang epistimologi modern dengan epistimologi yang telah
negatif terhadap gagasan metafisis (Teologi dan Ekskatologi) dan dicanangkan oleh para filosof muslim yang telah ditinggalkan
nilai-nilai agama Islam lainnya dapat dihindari. Hasil dari upaya oleh mayoritas kaum muslim itu sendiri.
islamisasi sains inilah yang kita sebut sains islam. Epistimologi barat berbasis pada status ontologi
Islamisasi sains atau sains Islam dapat dimulai dengan materealistik dan menolak adanya realitas (ontologi) metafisis.
menggagas untuk meletakkan dasar bagi landasan Epistimologi ini hanya memusatkan perhatiannya pada objek
epistimologinya yaitu dengan membuat klasifikasi ilmu fisik.
pengetahuan berdasarkan basis ontologinya serta Adapun sains islam bukan hanya berbasis kepada status
metodologinya yang sesuai dengan semangat (Spirit) Islam itu ontologis alam materi (objek-objek fisika) tetapi lebih dari itu ia
sendiri, yakni teologi (Tauhid), Ekskatologi (Maad), serta tetapkan pula bahwa selain status ontologi alam materi terdapat
Kenabian. pula objek ontologi alam mitsal (objek-objek matematika) dan
Islamisasi sains dengan pelabelan ayat-ayat Al-Quran objek ontologi alam akal (objek-objek metafisika).
atau hadits yang dipandang sesuai dengan penemuan sains Berdasarkan klasifikasi sains seperti ini, sains Islam
mestilah dihindari, karena kebenaran-kebenaran al-Quran menawarkan beberapa metodologi ilmiahnya sesuai dengan
bersifat abadi dan universal, sementara kebenaran-kebenaran status ontologinya, yaitu; intuisi dan penyatuan jiwa (metode
sains modern selain bersifat temporer dan hanya benar dalam kaum irfan), untuk mengetahui objek-objek nonmateri murni
lingkup ruang dan waktu tertentu, sains ini juga bersifat atau objek-objek metafisika dengan cara langsung, deduksi
materealistik atau positivistik. rasional untuk mengetahui objek metafisika secara tidak
Pendekatan demikian akan mengalami jalan buntu langsung maupun objek-objek matematika dan Induksi
dengan berubahnya teori-teori sebelumnya dengan (Observasi dan eksperimen) untuk mengetahui objek-objek
ditemukannya teori-teori baru. Dengan demikian ayat-ayat yang fisika.
tadinya dipandang relevan dengan teori-teori sebelumnya, alau Sains metafisika mengkaji objek-objek atau wujud yang
menjadi dipertanyakan relevansinya. secara niscaya bersifat nonmateri murni yang tidak dipengaruhi
Begitu pula islamisasi sains tidak dengan upaya oleh materi dan gerak. Seperti Teologi, Kosmologi, Ekskatologi.
mendengungkan ayat-ayat al-Quran tentang kewajiban berilmu Sains matematika mengkaji objek-objek atau wujud yang
pengetahuan ke telinga generasi muslim. Hal ini karena upaya meskipun bersifat nonmaterial namun berhubungan dengan
tersebut berkaitan dengan sumberdaya manusia (SDM) muslim materi dan gerak. Seperti aretimetika, geometri, optika,
yang mayoritas telah atau akan berkembangg tidak sesuai astronomi, astrologi, musik, ilmu tentang gaya, keteknikan dan
dengan sains islam. lain sebagainya.
Namun pendekatan yang mesti dilakukan adalah dengan Sains fisika mengkaji objek-objek atau wujud yang secara
membuat klasifikasi ilmu pengetahuan dengan menetapkan niscaya terkait dengan materi dan gerak. Seperti unsur-unsur
status dan basis ontologinya, sebab ia merupakan basis bagi (atom-atom), mineral, tumbuh-tumbuhan, binatang dan
sebuah epistimologi. Perbedaan dalam menetapkan status manusia (secara fisik).

75 76
Dalam klasifikasi sains islam karena status objek-objek
metafisika merupakan realitas ontologis yang berada dipuncak
(yang paling tertinggi) yang menjadi sebab segala sesuatu
dibawahnya, dimana objek-objek fisika merupakan objek realitas
terbawah dan terendah dari hirarki objek ontologi, maka secara
berturut-turut sains metafisika merupakan sains tertinggi dan
sains fisika merupakan sains terendah setelah sains matematika.

REKONSTRUKSI NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP)


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Oleh : Andito

77 78
KERANGKA UMUM REKONSTRUKSI Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi, Kemanusiaan dan Ilmu
Pengetahuan.
Latar Belakang
Pada awalnya, NDP adalah kertas kerja pengurus Himpunan Pertama kali dirumuskan NDP bernama Nilai-nilai Dasar
Mahasiswa Islam periode 1996 1969. kertas kerja itu disusun Perjuangan (NDP). Seiring dengan perjalanan waktu dan
oleh Nurcholish Madjid. Saat itu, ia sedang menjabat ketua pemaksaan struktural dari rezim orde baru, maka NDP berubah
umum PB HMI. Pembuatan konsep NDP ini, dikarenakan Cak Nur menjadi NIK tanpa merubah substansinya pada kongres XVI
panggilan akrabnya merasa iri dengan kaum muda Marx yang di Padang Sumatera Barat tahun 1986 sebagai implikasi dari
mempunyai buku saku yang berisi ajaran Marxisme. NDP perubahan azas dalam anggaran dasar/Anggaran Rumah Tangga
diilhami juga oleh perjalanan Cak Nur ke luar negeri (atas (AD/ART) HMI. Secara implisit perubahan nama NDP ke NIK dan
undangan pemerintah Amerika Serikat). penggantian azas organisasi dari Islam menjadi pancasila adalah
adanya reorientasi gerakan HMI dari ideologis ke intelektualis
Nurcholish melihat, di kalangan mahasiswa Amerika Serikat (dari Struktural-formalistik ke substansial kultural). Meskipun,
sedang bangkit gerakan New Left. Selama di luar negeri itulah kemudian setelah bergulirnya reformasi dan runtuhnya rezim
(selain AS, dia juga mengunjungi beberapa negara Timur orde baru diubah kembali menjadi NDP.
Tengah), ia melihat dan mempelajari gerakan
kemahasiswaannya. Dengan frame di atas, NDP diharapkan menjadi pertama,
substansi spirit ajaran Islam Khas HMI. Kedua, komposisi dan
Pada mulanya NDP dimaksudkan sebagai buku saku kader formulasi ideal dan utuh dari makna iman, ilmu dan amal.
sekaligus sebagai ideologi HMI. Draft NDP, kemudian Karena itu NDP dapat dipahami sebagai sarana pokok dan utama
dipresentasikan di forum kongres IX di malang Jawa Timur untuk mewujudkan kemanusiaan dan kemasyarakatan universal.
tahun 1969. diakui Cak Nur, bahwa pembuatan kertas kerja Ketiga, NDP adalah paham sekaligus keyakinan berpikir HMI
terburu-buru. Kongres itu menghasilkan keputusan bahwa kertas yang dapat menjadi landasan dan energi utama anggota HMI
kerja itu harus disempurnakan. Maka ditunjuklah tiga orang dalam mewujudkan misinya. Keempat, NDP adalah landasan etis
untuk menyusunnya. Mereka adalah Nurcholish Madjid, Endang dan normatif setiap kader HMI untuk mencapai tujuannya.
Saefudin Anshari. (Alm) dan Syakib Mahmud.
II. Landasan filosofis
Kongres selanjutnya di Palembang Sumatera Selatan tahun 1971, Sebagai sebuah ideologi, NDP harus senantiasa dikritisi untuk
NDP disahkan sebagai simplesitas ajaran Islam versi HMI atau mendapatkan sebuah pandangan dunia (world-view) yang lebih
style pemahaman kader HMI terhadap ajaran Islam. NDP kokoh dan dinamis. Dari ideologi-lah perilaku penganut muncul
memuat tujuh tema pokok, yaitu Dasar-dasar Kepercayaan, sebagai bentuk elaborasinya. Sebagai nilai dari etos yang ada
Pengertian-pengertian Dasar tentang Kemanusiaan, Keharusan dan berkembang, ideologi sangat dipengaruhi oleh setting sosial
Universal (takdir) dan Kebebasan Berusaha (ikhtiar), Ketuhanan yang berkembang. Selama hampir 30 tahun, materi NDP tidak
yang Mahaesa dan Perikemanusiaan, Individu dan Masyarakat, mengalami perubahan padahal perkembangan paradigma
berpikir terjadi sangat pesat. Artinya, konsep yang telah ada

79 80
harus dikaji ulang dengan paradigma yang berkembang. Pada V. Landasan Material
tataran filosofis, objektivitas adalah acuan yang harus Materi NDP Cenderung Sulit dipahami, disebabkan oleh
dikedepankan. Sehingga, ketika konsep tadi irrelevan dengan beberapa kemungkinan, antara lain :
perkembangan pemikiran yang ada, maka mesti ada inisiatif 1. Materi memang sulit dipahami. Adalah hal wajar bila
untuk merekonstruksinya. kemudian tidak sembarang orang yang dapat
memahaminya. Bila demikian, terjadi kesenjangan
III. Landasan Teologis antara konseptor dengan kader yang lain, sehingga
Tidak ada sesuatupun di dunia yang harus dianggap sakral dan terkesan sakral dan baku.
final. Sebab pada tataran sosiologis, ruang manusia adalah frame 2. Dikerjakan oleh sebuah team, sehingga terjadi
epistemologi. Mengkritisi dan melengkapi sesuatu adalah hal penumpukan ide dan gaya bahasa dari masing masing
yang normal dan alami selama untuk kebaikan dan menuju personal.
kebenaran universal. NDP bukanlah revealed religion yang 3. Banyak kata, kalimat dan paragraf yang tidak jelas dan
mengandung kebenaran mutlak dan absolut. Minderisme dalam tidak berhubungan dengan kata, kalimat dan paragraf
konteks pengembangan peradaban manusia harus dihilangkan. lain. Sistematika pembahasan menjadi tidak jelas.
Hal ini akan mengakibatkan pengkultusan, truth claim, dan Akibatnya kader dengan latar belakang intelektualnya,
justifikasi yang krusial. cenderung melakukan interpretasi-interprtasi yang
sangat mungkin melahirkan pandangan berbeda.
NDP adalah hasil ijtihad sekelompok orang. Refleksi terhadap 4. Banyak kata, kalimat, dan paragraf yang tidak efektif
doktrin adalah sah dan tidak dilarang, selama tidak melanggar secara tematis kebahasaan.
kaidah-kaidah yang ada. Sama halnya dengan dengan adanya
kewajiban-kewajiban bagi setiap orang untuk memperbaiki VI. Langkah-langkah Rekonstruksi
interpretasi tersebut, selama ia mampu. Itu penting dilakukan Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, langkah
untuk menghindarei sakralisasi NDP sekaligus untuk langkah rekonstruksi yang mungkin dilakukan adalah :
membuktikan bahwa doktrin Islam senantiasa aktual dan 1. Membiarkan kata, kalimat, dan paragraf dan tema yang
relevan menjawab tantangan zaman. telah ada
2. Mengubah susunan kata, kalimat, paragraf dan tema
IV. Landasan Konstitusional yang telah ada
Sebagai organisasi yang mengatasnamakan intelektual (pasal 5 3. Mengurangi, menyingkat, memotong, membuang kata,
Anggaran Dasar HMI) dan kaderisasi ( pasal 9 Anggaran Dasar kalimat, paragraf dan tema yang telah ada.
HMI), HMI mesti senantiasa bergerak sesuai dengan strenght 4. Menambah kata, kalimat, paragraf dan tema.
yang dituntut. AD/ART tidak mengharamkan perubahan apapun 5. Mengoreksi beberapa konsep yang telah ada sesuai
di dalam organisasi. Tetapi justru mendorong untuk senantiasa dengan paradigma berpikir yang berkembang.
kreatif dan dinamis menemukan kebaikan dan kebenaran
universal (pasal 6 Anggaran Dasar HMI). VII. Urgensi Rekonstruksi

81 82
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa pada tataran sosiologis
tidak ada satupun sesuatu yang final, baku dan sakral. B. Keutuhan Paradigma Pembahasan
Rekonstruksi bukanlah untuk kepentingan pragmatisme- Pertama, adanya kekacauan paradigma yang digunakan, seperti
hedonistik. Namun lebih untuk menyentuh sisi-sisi yang sangat antara pendekatan filosofis dengan sosiologis. Ini terjadi di
etis dan normatif. Artinya pengembangan pola pemikiran yang dalam bab pertama sehingga mengaburkan tema dan
marketable dan aplicable adalah satu keharusan yang tidak bisa pembahasan.
di tunda. Usaha rekonstruksi Nilai Dasar Perjuangan (NDP)
Himpunan Mahasiswa Islam adalah bukti nyata kepedulian dan Kedua, kekurang lengkapan dan kurang sistematisnya
komitmen kader HMI terhadap apa yang dicitakan oleh HMI pembahasan satu grand tema. Alurnya cenderung loncat-loncat
sendiri. Oleh sebab itu, sudah saatnya kita mencoba dan dipaksakan seperti di dalam bab I (Dasar-dasar
memperbaharui doktrin organisasi yang telah bertahan sekitar Kepercayaan) dan bab V (Individu dan Masyarakat). Hal ini juga
tiga puluh tahun. terjadi dalam Bab II yang membahas Pengertian-pengertian
Dasar tentang Kemanusiaan. Selain itu ada pembahasan yang
Beberapa kekurang NDP awal adalah : tidak jelas dari segi tema yang di sodorkan seperti tercantum
a. Tema dalam bab VI (keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi), Bab III
Pertama, tema alam semesta tidak tereksplorasi secara (Keharusan Universal dan Kebebasan Berusaha), bab IV
komprehensif. Ia ada dan disatukan dalam bab I tentang Dasar- (Ketuhanan Yang Maha Esa dan Perikemanusiaan). Sedangkan
dasar Kepercayaan. Sehingga tidak utuh dan tidak otonom. pada bab VII (Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan) terkesan
Padahal alam semesta adalah ciptaan Tuhan yang otonom. sebagai bab terpisah, karena sangat tidak jelas hubungannya.
Selain itu juga alam adalah wujud di luar manusia dan Tuhan.
Maka pembahasan alam semesta mesti tersendiri sebagai Dengan pertimbangan di muka, maka bab-bab NDP yang kami
sesuatu yang mesti dipahami oleh kader HMI secara integral. susun adalah sebagai berikut :

Kedua, tema eskatologis yang merupakan satu paket konsistensi Prolog NDP :
dengan eksistensi Tuhan tidak terbahas secara luas dan a. Pengertian dan urgensi NDP bagi Kader HMI
mendalam. Di dalam bab I (Dasar-dasar Kepercayaan), tidak b. Sejarah perumusan NDP.
dijelaskan dengan alasan yang logis dan rasional. Artinya terjadi c. Substansi NDP.
emaskulasi kesatuan doktrin Islam. Tawaran grand tema
eskatologis bisa tersendiri ataupun tercakup di bab pertama. Bab I Dasar-dasar Kepercayaan
Bab II Pengertian-pengertian Dasar tentang
Ketiga, tema kebudayaan dan peradaban belum terbahas secara Kemanusiaan
maksimal. Mestinya masalah ini tercantum baik secara eksplisit Bab III Kemanusiaan dan Prinsip-prinsip Dinamika Alam
ataupun implisit. Karena masalah in menyangkut seluruh Semesta
aktifitas, kreatifitas dan dinamika hidup manusia berdasarkan Bab IV Keharusan Universal (Takdir) dan Kebebasan
mitos ataupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Berusaha (Ikhtiar)

83 84
Bab V Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Dengan prinsip kausalitas yang dimilikinya secara aksiomatis
Bab VI Individu dan Masyarakat (badihi), manusia menyadari adanya hubungan kausal antara
Bab VII Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi realitas satu dengan realitas lainnya. Kesadaran untuk
Bab VIII Kemanusiaan dan Peradaban mengetahui realitas hakiki mengantarkannya pada pemahaman
bahwa berkepercayaan yang benar adalah syarat mesti untuk
mencapai kesempurnaan. Berkepercayaan yang salah, atau
Demikianlah, konsep Rekonstruksi NDP ini kami susun untuk dengan cara yang salah, tidak akan menggiring manusia pada
kebaikan dan kemajuan organisasi yang kita cintai ini. Akhirnya kesempurnaan. Di lain pihak, sikap tidak peduli untuk
kami kembalikan semuanya kepada Dia Sang Pencerah, Sang berkepercayaan benar adalah tipikal kebinatangan. Manusia
Pengadil-lah yang akan memberikan reward and punishment harus menelaah secara obyektif dasar-dasar kepercayaannya
sesuai dengan hukum-hukum-Nya. dengan segala potensi yang dimilikinya.

Wallahualam bishawab. Sebagai sebuah maujud, makhluk tak sempurna, bermateri dan
keberadaannya bergantung penuh dengan yang lain
(being/maujud), manusia mempunyai hasrat dan cita-cita untuk
menggapai kebenaran dan kesempurnaan mutlak, bukan nisbi.
Manusia memerlukan kebergantungan asali pada dzat Maha
Sempurna (Al-Illah), yang bukan sekedar tempat bergantung
(ilah), karena bergantung pada sesuatu yang tidak sempurna
merupakan kesia-siaan. Sesuatu yang tidak sempurna mustahil
memberikan kesempurnaan pada selainnya. Untuk
DRAFT REKONSTRUKSI mempercayai (mengimani) Dzat Mahasempurna itu, dipelukan
NILAI DASAR PERJUANGAN argumentasi aqliah yang terbuka dan tidak dogmatis. Meski pun
dalam kadar minimal.
Bab I
DASAR-DASAR KEPERCAYAAN Sedangkan dzat Mahasempurna itu, yang menjadi tempat
Manusia adalah makhluk percaya. Setiap manusia pada dasarnya manusia bergantung, adalah non materi, sederhana (basith), dan
memiliki pengetahuan (knowledge) tentang keberadaan dirinya tungggal (ahad). Keberadaan-Nya tidak bergantung pada yang
(prinsip Non Kontradiksi) secara intuitif (common sense), sebagai lain. Dia ADA (wujud) bukan karena suatu ciptaan. ADA adalah
produk akal (aql/intelect) yang berfungsi untuk mengetahui ADA itu sendiri. Sampai kapan pun, ADA tidak akan identik
benar salah sesuatu. Dengan bekal ini, manusia berpotensi dengan TIADA (Nothingness). ADA itu ADA dengan sendirinya,
memiliki pengetahuan baru melalui aktivitas berpikir yang dan mempunyai efek. TIADA, yang tidak berefek, mustahil dapat
kemudian melahirkan kepercayaan/keyakinan. meng-ADA-kan.

85 86
Maka barang siapa melekatkan suatu sifat kepada-Nya, sama hak prerogatif Tuhan. Rasul adalah cerminan Tuhan di alam. Ia
saja dengan seseorang yang menyertakan sesuatu dengan-Nya. tidak pernah berkata dan berbuat kecuali dalam naungan wahyu
Dan barang siapa menyertakan sesuatu dengan-Nya, maka ia ilahi. Pengetahuan ketuhanan dan spiritualitasnya yang
telah menduakan-Nya. Dan barang siapa menduakan-Nya, maka maksimal menyebabkannya terjaga dari dosa (mashum).
ia telah memilah-milahkan Dzat-Nya. Dan barang siapa memilah- Perbuatan dosa hanya akan teraktualisasi oleh mereka yang
milahkan-Nya, maka sesungguhnya ia tidak mengenal-Nya. Dan tidak mempunyai pengetahuan penuh tentang-Nya. karenan itu,
barang siapa tidak mengenal-Nya, maka ia melakukan ketundukan, kepatuhan dan kecintaan kepada Rasul merupakan
penunjukan tentang-Nya. Dan barang siapa melakukan tahapan selanjutnya dari kepatuhan dan kecintaan kepada
penunjukan tentang-Nya, maka ia telah membuat batasan Tuhan.
tentang-Nya. dan barang siapa membuat batasan tentang-Nya
sesungguhnya ia telah menganggap-Nya berbilang. Pembuktian kebenaran rasul manusia ditunjukkan dengan
kejadian-kejadian kasat mata luar biasa (mukjizat) yang mustahil
Ungkapan Mahabesar Dia harus disertai dengan pemahaman dapat diikuti oleh manusia lain. Pemberian ini berfungsi sebagai
bahwa sesungguhnya dia lebih besar dari konsepsi apapun penambah keimanan dan bukti tambahan bagi siapa saja yang
tentang kebesaran-Nya. demikian pula, ungkapan Mahasuci tidak mau beriman kepada Tuhan dan rasul-Nya. Keimanan
Dia harus disertai dengan pemahaman bahwa sesungguhnya kepada rasul berimplikasi kepada kepercayaan kepada apapun
Dia lebih suci dari konsepsi apapun tentang kesucian-Nya. Upaya yang dikatakan dan diperintahkannya.
makhluk dalam menjangkau-Nya menyiratkan bahwa pada
dasarnya seluruh makhluk diciptakan-Nya sebagai manifestasi- Manusia terbatas dan tidak mungkin mewujudkan seluruh
Nya (inna li Llahi) yang akan kembali kepada-Nya (wa inna ilaihi keinginan idealnya seperti kebahagiaan, keabadian, dan
rajiun). kesempurnaan yang berlandaskan nilai-nilai ketuhanan di dalam
kehidupan dunia yang bersifat temporal ini. Di sisi lain, ia
Keinginan merefleksikan ungkapan terima kasih dan beribadah menyadari bahwa seluruh perilaku kebaikan dan kejahatan di
kepada-Nya Yang Mahaesa menyiratkan kesadaran bahwa Dia dunia, yang membuahkan pahala dan dosa, harus mendapatkan
yang Mahaadil mesti membimbing seluruh makhluk tentang cara ganjaran dari Tuhan. Hari akhir (akhirat) adalah proses
yang benar dan terjamin dalam berhubungan dengan-Nya. perjalanan manusia yang didahului oleh kehancuran materi dan
Proses bimbingan ini berjalan sesuai dengan kadar setiap kebangkitan kembali (qiyamah) jiwa sesuatu dari satu alam ke
makhluk. Pada tingkatnya yang tertinggi, suatu hubungan supra alam lain.
rasional terjalin khusus kepada hamba-hamba-Nya yang
memiliki ketinggian spiritual (wahyu). Sebagai aktualisasi kecintaan dan penghambaan kepada Tuhan
dan rasul-Nya, manusia memerlukan sebuah sistem nilai (agama)
Bimbingan yang terus-menerus dari Tuhan yang Mahabijaksana sebagai sandaran dan pedoman hidup. Tetapi realitas sosial
kepada makhluk-Nya dan kebutuhan abadi makhluk akan menunjukkan bahwa Tuhan telah diklaim sepihak oleh berbagai
bimbingan kemudian melahirkan sosok pembimbing pembawa agama dengan konsep, istilah dan bentuknya. Keragaman agama
risalah-Nya (rasul) untuk setiap bangsa (umat) sebagai bentuk

87 88
membawa empat kemungkinan : semua agama itu benar, semua PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAAN
agama itu salah, atau hanya satu agama saja yang benar. Manusia dilahirkan dengan membawa watak dan karaker yang
siap menerima agama. Sekiranya ia dibiarkan berada dalam
Agama-agama yang berbeda mustahil ber-Tuhan sama wataknya itu, niscaya ia akan sampai pada pemahaman yang
mengingat perbedaan-perbedaan prinsipil pada masing-masing semestinya terjadi pada dirinya dan menyimpangkannya dari
agama. Tingkat pluralitas suatu masyarakat dalam menerima jalannya yang benar ..dan fitri. Fitrah dan akal (intelect)
kebenaran dan keadilan Tuhan juga meniscayakan kemustahilan merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang
untuk menghukumi semua agama itu salah. Penghakiman secara asasi dan prinsipil membedakannya dari makhluk lainnya.
sepihak terhadap keyakinan yang berbeda mendudukkan agama
sebagai sebuah ras dan manusia laksana Tuhan. Tetapi Fitrah inilah yang membuat manusia berkeinginan suci dan
kelonggaran ini tidaklah nilai kebenaran sebagai sesautu yang secara kodrati cenderung kepada kebenaran (hanif). Hati nurani
relatif dan tidak terjangkau dalam beberapa bagiannya. (dhamier) adalah pancaran keinginan kepada kebaikan, kesucian
Keragaman agama hanya hadir dalam wilayah sosiologis, dan dan kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan yang Maha Esa.
bukan filosofis. Dengan demikian, manusia hanya akan memilih sementara itu akal memberikan manusia panduan ke alam alam
satu agama saja yang menurutnya paling utama dan menjamin transendensial dan meluruskan pikiran-pikiran materialistik yang
keselamatan di banding agama lain. mereduksi Tuhan dalam bentuk-bentuk antropomorphis dan
kebendaan yang serba terbatas. Manusia selalu
Melalui kajian sejarah dan peradaban, aklamasi fitrah dan mengaktualiasikan nilai-nilai fitrah dan hanif melalui akalnya
rasional tentang Tuhan (asyhadu an la Ilaha illa Allah) sesuai dengan didorong oleh semangat mencari kebenaran, kebaikan
dengan ajaran yang dibawa oleh Muhamad yang mengklaim diri dan keindahan serta menegakkan keadilan.
(tabligh) sebagai utusan Tuhan (asyhadu anna Muhamad al-
Rasul Allah). Sebelumnya, ia masyhur sebagai orang yang Pada dimensi intelektual dia senantiasa terbuka, berpengalaman
terpercaya (al amin) karena tidak pernah dusta (shiddiq), luas, berpikir bebas, dan kritis konstruktif, dengan segala
berpengetahuan (fathonah) meskipun tidak dapat membaca perubahan yang relevan dengan perkembangan kemanusiaan.
(ummi) dan dapat menjaga kepercayaan (amanah). Baginya tidak ada perbedaan secara dikotomis antara kegiatan
ruhani dan jasmani, individu dan masyarakat, agama dan politik,
Ia mengajarkan bahwa langkah awal menuju keselamatan dan ataupun dunia dan akhirat. Kesemuanya dimanifestasikan dalam
kesempurnaan jiwa adalah dengan melakukan kepasrahan, suatu kesatuan kerja yang tunggal, yaitu mencari kebaikan,
ketundukan dan kepatuhan (Islam) kepada kebenaran Tunggal keindahan dan kebenaran. Perilaku-perilaku ini terefleksi dalam
(al Haq) dengan memperhatikan ayat-ayaNya yang terdapat di yang berperadaban. Untuk mengikuti kebenaran tanpa
dalam kitab suci (qauliyah) dan alam raya (kauniyah). Dari sini memandang dari mana datangnya sehingga kaya akan
manusia merefleksikan iman, ilmu, dan amal sebagai sebuah kebijaksanaan (hikmah/wisdom).
bangunan yang utuh dan holistik.
Pada dimensi sosiologis, dia mampu mendudukkan aspek ruhani
BAB II di atas aspek fisiknya secara harmonis mengingat keduanya

89 90
bukanlah dua kenyataan yang terpisah dan bersifat kebendaan. BAB III
Baginya, kemuliaan akhirat hanya merupakan efek dari kerja di KEMANUSIAAN DAN PRINSIP PRINSIP DINAMIKA ALAM
alam dunia. Kemuliaan seluruh amal perbuatannya merupakan SEMESTA
pancaran langsung dari kecenderungan yang murni dan dilandasi Alam (nature) adalah makhluk yang berpijak pada hukum-hukum
oleh suatu kesadaran (ikhlas). Suatu pekerjaan yang dilakukan universal, teratur dan tetap. Karena alam itu bergerak teratur,
karena keyakinan (kesengajaan/kesadaran) akan memiliki nilai dan segala sesuatu yang teratur perlu penggerak/pengatur,
kebaikan atau keburukan. pekerjaan itu sendiri, bukan maka alam pasti ada penggerak/pengaturnya.
karena hendak memperoleh tujuan lain yang nilainya .. Penggerak/pengatur yang tidak memerlukan penggerak lain
(pamrih). kerja yang ikhlas mengangkat nilai kemanusiaan bagi itulah Tuhan (unmoved mover). Tuhan berbeda dengan alam.
pelakunyadan memberikannya kebahagiaan. Dia tidak mengenal Sebab, bila Tuhan bagian dari alam, maka Tuhan pasti
perbedaan perbedaan antara kehidupan individual dan memerlukan pengatur yang lain. Tuhan semacam ini pastilah
membedakan antara perorangan dan sebagai anggota bukan Tuhan yang sesungguhnya.
masyarakat. Hak, kewajiban, serta seluruh kegiatannya adalah
untuk sesama manusia Sebagai ciptaan Tuhan, alam bergerak sebagaimana yang telah
digariskan-Nya menuju kesempurnaannya. Alam tidak terjadi
Pada dimensi psikologis, dia berkepribadian merdeka, memiliki secara spontan atau kebetulan. Ia berdiri di atas prinsip
dirinya sendiri. ke luar corak perorangannya dan kausalitas yang menjadi pondasi utama hukum alam, bahwa
mengembangkan kepribadian dan wataknya secara .. Dia sesuatu memerlukan sebab untuk mengada (maujud) kecuali
makhluk toleran, penahan amarah, dan pemaaf. Keutamaan itu keberadaan (wujud) itu sendiri. Sifat penting hukum alam
merupakan . pribadi untuk senantiasa lebih diaktualkan dan lainnya adalah, bahwa: satu sebab yang sama akan
dikembangkan ke arah yang lebih baik dan sempurna. menghasilkan satu akibat yang sama (keselarasan); secara hakiki,
sebab sebenarnya semasa dengan akibat (kesemasaan), dan
Jadi, nilai hidup manusia tergantung pada akhlak dan kerjanya sebab memberikan eksistensi/keberadaan pada akibat atau
yang dijalankan dengan sungguh-sungguh. Sebab, nilai-nilai tidak akibat mengada karena sebab (relasi eksistensial).
dapat dikatakan hidup dan berarti sebelum di realisasikan dalam
bentuk aktifitas-aktifitas amalih yang konkrit. Walaupun merupakan bagian dari alam (makrokosmos),
Refleksi multi dimensional ini meniscayakan tercapainya manusia (mikrokosmos) memiliki kedudukan yang lebih tinggi
idealisasi manusia untuk menjadi manusia manusia yang sejati karena anugerah fitrah dan akal (aql/intelect). Untuk
(insan kamil). manusia menjadi wakil Tuhan (khalifah Allah). Di menyingkap rahasia-rahasia alam, manusia mengaktualisasikan
bumi ketika dalam aktualitasnya seluruh sifat sifat Tuhan ilmu (ilm/knowledge) yang dimilikinya. Artinya alam tidak dapat
termanifestasikan. Seluruh perilakunya (makhluk) tiada lain ditelaah kecuali dengan memahami hukum-hukum yang berlaku
adalah perilaku (akhlaq) Tuhan (khaliq). Pada kondisi inilah kepadanya.
manusia menjadi cerminan Tuhan serta menjadi rahmat bagi
seluruh alam (rahmatan lil alamin) . Melalui metode ilmiah yang bersumber dari eksperimentasi,
manusia memperoleh pengetahuan (science) tentang alam-alam

91 92
material dengan perantaraan indera. Namun ilmu induktif Sebagai makhluk Tuhan, manusia diberi kebebasan untuk
empiris ini ini tidak dapat dijadikan sandaran mutlak bagi memilih sesuatu tanpa paksaan yang didorong oleh kesadaran
manusia sains akan berubah dan disempurnakan seiring dengan dan kemauan murninya (ikhtiar). Memilih adalah sebuah
ditemukannya dalil lain yang lebih kokoh dan lebih universal. aktifitas yang inheren dengan kemanusiaan. Sebab, sikap atau
pernyataan tidak memilih pun adalah sebuah pilihan. Ikhtiar
Alam materi adalah makhluk terendah dariseluruh rangkaian adalah kegiatan kemerdekaan individu sebagai manusia
penciptaan. Nilai apapun yang dihasilkan tidak mengantarkan merdeka. Ikhtiar merupakan usaha yang ditentuakan sendiri
manusia pada kesempurnaan hakiki. Anggapan satu-satunya dimana manusia berbuat sebagai pribadi yang memiliki banyak
ilmu yang berharga dan empirisisme sebagai pandangan dunia segi integral dan bebas. Manusia tidak diperbudak oleh suatu
berlawanan dengan nilai-nilai ketuhanan. yang lain kecuali keinginannya sendiri.

Selain sains, manusia juga berpotensi menguak rahasia rahasia Individualitas adalah pernyataan asasi pertama dan terakhir dari
lain dibalik fenomena alam materi. Untuk meraih pengetahuan pada kemanusiaan serta letak kebenaran nilai kemanusiaan itu
sempurna, pengetahuan, rasional seseorang harus dipadu sendiri. Karena individu adalah penanggung jawab terakhir
dengan pengetahuan spiritual, dan pengetahuan teoritis harus seluruh amal perbuatannya, maka kemerdekaan pribadi adalah
dipadu dengan realisasi kesadaran yang lebih tinggi, yang haknya yang pertama dan asasi. Namun, seklaipun kemerdekaan
merupakan karunia Tuhan. Semua ini akan didapatkan oleh adalah esensi kemanusiaan, tidak berarti bahwa manusia selalu
orang-orang yang melakukan latihan spiritual (riyadhah) dan di mana saja merdeka. Adanya batas-batas kemerdekaan
menyucikan jiwa (tazkiyatun nafs) dengan mengikuti ajaran adalah suatu kenyataan dikarenakan adanya hukum hukum yang
ajaran rasul-Nya. pasti dan tetap yang menguasai alam (sunnatullah).

Pengkajian tentang hukum-hukum alam dan kesejarahan yang Hukum yang menguasai benda-benda maupun masyarakat
berlandaskan tauhid secara kontinyu, konsisten dan benar manusia ini sendiri tidak tunduk dan tidak pula bergantung
menciptakan kemudahan, kebaikan dan kesejahteraan hidup kepada manusia. Tetapi, kondisi lingkungan (alam) dan fisik serta
bagi diri, manusia dan lingkungan. Memahami alam secara faktor-faktor humaniora (historis, sosial dan ekonomi) bersifat
parsial dan tidak memandanganya sebagai amanah dari Tuhan kondusif untuk menciptakan cara hidup tertentu, ia tidak
akan menumbuhkan benih-benih arogansi, pesimistik, memaksa manusia untuk berjalan pada arah tertentu itu.
eksploitatif dan nihilistik. Pemahaman komprehensif terhadap
hukum alam semesta dan sejarah manusia akan melahirkan Namun, bukan tidak mungkin hukum alam sebagai keharusan
sikap optimistik yang kritis, konstruktif dan syukur kepada-Nya. universal (takdir) tidak tersingkapkan oleh kemerdekaan
pribadi untuk diwujudkan dalam konteks hidup di tengah alam
BAB IV dan masyarakat. Sudah tentu hubungan yang terjadi kemudian
KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN adalah bukan hubungan penyerahan. Sebab penyerahan itu
UNIVERSAL (TAKDIR) berarti peniadaan terhadap kemerdekaan itu sendiri. Pengakuan
akan adanya keharusan universal yang diartikan sebagai

93 94
penyerahan kepadanya sebelum melakukan suatu usaha
merupakan perbudakan. Pengakuan akan adanya keharusan BAB V
universal diartika sebagai penyerahan kepadanya sebelum KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN KEMANUSIAAN
melakukan suatu usaha merupakan perbudakan. Pengakuan Hubungan antar individu dengan Tuhannya bukanlah hubungan
akan adanya keharusan universal adalah pengakuan akan penyerahan yang meniadakan kemerdekaan, keikhlasan dan
adanya batas-batas kemerdekaan. Sebaliknya, persayaratan kemanusiaan. Sebab adanya kemerdekaan, keikhlasan dan
positif daripada kemerdekaan adalah pengetahuan tentang kemanusiaan adalah syarat mutlak bagi terjadinya pengabdian
adanya kemungkinan-kemungkina kreatif manusia, yaitu tempat dan penyembahan. Sekalipun tidak tunduk kepada sesuatu
bagi adanya usaha bebas memilih. Jadi, manusia dapat memilih apapun dari dunia sekelilingnya, manusia merdeka masih dan
takdirnya ketika ikhtiarnya selaras dengan hukum alam, yang mesti tunduk kepada sesuatu apapun dari dari dunia
diketahui oleh konsepsi-konsepsi rasional maupun tidak. sekelilingnya, manusia merdeka masih dan mesti kepada nilai-
nilai kebenaran yang bersumber dari kebenaran mutlak (al
Dalam pelaksanaannya, ikhtiar harus berlandaskan keikhlasan Haqq). Menjadikan Tuhan sebagai akhir tujuan hidup berarti
dengan semangat ilahi dan supranatural. Keikhlasan merupakan pengabdian kepadanya. Tuhan adalah dzat yang tidak terbatas.
pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal dari Karena itu, syarat akan pengakuan realitas-Nya adalah
perkembangan tidak terkekang daripada kemauan baiknya. keterlepasan diri dari segala ikatan dan batasan material sebagai
Keikhlasan adalah gambaran terpenting daripada kehidupan ekspresi kemerdekaan puncak. Jadi seorang manusia merdeka
manusia sejati, baik kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. adalah ia yang berketuhanan yang Mahaesa. Kemerdekaan ada
Dalam pertama, amal perbuatan manusia yang baik dan yang karena adanya tujuan yang ikhlas kepada Tuhan semata-mata
buruk harus dipikul secara individu.. kolektif sekaligus yang guna memperoleh persetujuan (ridha-Nya). Hanya pekerjaan
melahirkan konsep tentang pahala dan dosa. Sedangkan dalam karena Tuhan itulah yang bakal memberikan balasan bagi
.kedua, manusia tidak lagi, melakukan amal perbuatannya, kemanusiaan.
melainkan hanya menerima akibatbaik dan buruknya dari
amalnya di dunia secara individu yang melahirkan konsep Manusia di sebut telah beriman ketika mengetahui dan percaya
tentang surga dan neraka. Oleh karena itu, di akhirat, selain kepada kebenaran tauhid baik secara teoritis berkenaan
pertanggungjawaban individu ada pula pertanggungjawaban dengan konsep pengetahuan manusia maupun secara praktis
kolektif secara mutlak. berkenaan dengan perilaku manusia. Kesadaran teoritis akan ke-
esa-an Tuhan dan sebagai tujuan hidup yang mutlak melahirkan
Maka, percaya kepada takdir akan membawa manusia kepada konsekuensi praktis berupa pengabdian diri hanya kepada-Nya.
keseimbangan jiwa. Manusia menjadi tidak putus asa ketika sikap berserah diri kepada kebenaran di sebut Islam yang
ikhtiarnya tidak terwujud. Sebaliknya, ia tidak membanggakan menjadi nama segenap pengabdian kepada Tuhan yang maha
diri karena suatu keberhasilan. Sebab segal sesuatu yang terjadi esa. Pelakunya di sebut Muslim. Semangat tauhid
tidak hanya dikandung dirinya. Sendiri melainkan juga keharusan memustuskan pengabdian hanya kepada Tuhan menimbulkan
yang universal itu. kesatuan hidup, kesatuan kepribadian, dan kemasyarakatan.
Semangat tauhid mengubah seseorang yang bersifat egosentris,

95 96
kekelompokan, dan kesukuan menjadi seorang humanis kemerdekaan asasi. Syirik adalah cikal bakal rusaknya nilai-nilai
universal. Karena itu kehidupan tauhid tidak berat sebelah, kemanusiaan dalam bentuk kefanatikan sempit pribadi,
parsial, dan terbatas. manusia sejati memiliki kesadaran diri kelompok, dan kesukuan.
yang tidak terbatas. dia adalah pribadi manusia yang sifat
perorangannya dari totalitas duni kebudayaan dan peradaban. Hakikatnya, segala kejahatan adalah bentuk lain kesyirikan.
Dalam melakukan kejahatan, pelaku menghambakan diri kepada
Pembagian kemanusiaan seperti pemisahan antara eksistensi motif-motifyang mendorong dilakukannya kejahatan tersebut.
ekonomi dan moral, duniawi dan ukhrowi, tugas-tugas Dengan demikian, ia telah mengangkat sesuatu selain Tuhan
peradaban dan agama tidak selaras dengan dasar kesatuan menjadi setingkat dengan Tuhan seseorang yang menginiginkan
kemanusiaan (human totality). Demikian pula sebaliknya, orang lain menghamba kepadanya sebagaimana seorang
anggapa bahwa manusia adalah tujuan pada dirinya sendiri dan diktator adalah musyrik, sebab ia telah mengangkat dirinya
pelaku kegiatan adalah berlawanan dengan prinsip-prinsip sendiri sama atau setingkat dengan Tuhan. Hal ini disebabkan
kemanusiaan. tereduksinya nilai-nilai ketauhidan dan penghambaan kepada
makhluk. Kedua perilaku itu mengangkat sesuatu yang lain diluar
Kecintaan kepada Tuhan sebagai sumber kebaikan, keindahan kepatutan merupakan penentang kemanusiaan, baik bagi
dan kebenaran yang mutlak dengan sendirinya memancar dalam dirinya, maupun orang lain. Seorang musyrik bekerja bukan
kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan alam dan karena nilai pekerjaan itu. Sendiri dalam hubungannya dengan
masyarakat. Jadi Ketuhanan yang Mahaesa memancar dalam kebaikan, keindahan dan kebenaran. Tetapi karena hendak
perikemanusiaan. Karena kemanusiaan adalah kelanjutan memperoleh pamrih dari sesuatu yang lain.
kecintaan kepada kebenaran, maka tidak ada perikemanusiaan
tanpa Ketuhanan yang Mahaesa. Perikemanusiaan tanpa Maka sikap perikemanusiaan adalah sikap yang adil, yaitu sikap
ketuhanan adalah tidak sejati. Semangat ketuhanan yang menempatkan sesuatu kepada tempatnya secara wajar,
Mahaesa dan semangat mencari ridha-Nya adalah dasar seseorang yang adil memandang manusia tidak melebihkan satu
peradaban yang benar dan kokoh. Dasar selain itu pasti goyah sisi dan merendahkan pada sisi yang lainnya sehingga
dan akhirnya membawa keruntuhan peradaban. menghambakan dan membudaki diri kepadanya. Dia selalu
menyimpan itikad baikdan lebih baik (ihsan) untuk menimbulkan
Perilaku seperti ini adalah syirik, kebalikan dari tauhid, yang sikap yang adil dan baik kepada sesama manusia.
secara mengadakan tandingan kepada Tuhan. Syirik adalah sifat
menyerah dan menghambakan diri selain kebenaran baik
kepada manusia maupun alam. Seorang musyrik pelaku BAB VI
kemusyrikan secara psikologis mengalami keterpecahan INDIVIDU DAN MASYARAKAT
kepribadian (split personality) akibat pertentangan antara Pusat kemanusian adalah masing masing pribadinya dan
tujuan, keinginan dan harapan yang satu dengan yang lainnya kemerdekaan pribadi adalah hak asasinya yang pertama.
dalam jiwa manusia. Karenanya, syirik merupakan kejahatan Tidakada sesuatu pun yang berharga dari pada kemerdekaan itu.
terbesar bagi kemanusiaan karena sifatnya yang meniadakan Di sisi lain, kehidupan manusia secara fitri bersifat

97 98
kemasyarakatan yang hidup dalam suatu bentuk hubungan mengembangkan kecakapannya melalui aktifitas dan kerja yang
tertentu dengan dunia sekitarnya. Kebutuhan, keuntungan, sesuai dengan dengan kecenderungan dan bakatnya.
kepuasan, karya dan kegiatan manusia tidak mungkin terpenuhi
dengan baik tanpa berada di tengah sesamanya dalam suatu Dinamika ini menjadikan manusia sebagai makhluk yang khas. Di
perangkat tradisi dan sistem tertentu. satu sisi, manusia adalah sempurna, tunggal yang dengan
kecerdasan dan kemerdekaannya dapat berbuat baik kepada
Masyarakat merupakan senyawa sejati, sebagaimana senyawa sesamanya. Di sisi lain, ia mempunyai keinginan bawah sadar
ilmiah, yang bersintesis dalam kebudayaan, bukan kefisikan. yang tidak terbatas, yang apabila tidak dikendalikan, berpotensi
Sedangkan yang disintesis adalah jiwa, pikiran dan hasrat. merugikan orang lain. Fenomena yang mengancam kehidupan
Manusia yang memasuki kehidupan bermasyarakat. Dengan sosial individu dan masyarakat ini pada gilirannya melahirkan
karunia-karunia yang diperoleh dari alam dan kemampuan- pertanggungjawaban individual dan kolektif.
kemapuan bawaan mereka. Secara kejiwaan melebur untuk
mendapatkan suatu identitas baru, jiwa kemasyarakatan. Pertanggungjawaban individual terjadi ketika sebuah perbuatan
Sintesis ini bersifat alamiah, unik dan khas. Unsur unsur individu memiliki dua dimensi, pelaku (sebab-aktif) dan sasaran yang
dan masyarakat salaing mempengaruhi dan diubah oleh disiapkan oleh pelaku (sebab-akhir). Apabila dalam perbuatan
pengaruh timbal balik untuk mendapakan suatu kepribadian tersebut terdapat dimensi ketiga, berupa saran dan peluang
baru. yang diberikan untuk terjadinya tindakan tersebut menjadi
tindakan kolektif. Masyarakat adalah pihak yang memberikan
Namun, suatu bentuk dan identitas baru ini tidak mengubah landasan bagi tindakan kolektif dan membentuk sebab material.
kejamakan perseorangan menjadi menjadi suatu ketunggalan. Untuk itu, ia menjadi catatan amal suatu bangsa di hari akhir.
Sintesis tidak menjadikan manusia tunggal, suatu entitas
kefisikan yang di dalamnya seluruh inividu terlebur secara fisikal. Untuk menghadapi ancaman konflik kemanusiaan, manusia
Masyarakat yang diartikan sebagai suatu entitas tunggal memerlukan adanya sebuah sistem sosial yang memiliki dimensi-
kefisikan hanyalah sebuah abstraksi rekaan. Individu yang dimensi ketuhanan. Interaksi antar individu bukanlah hubungan
merupakan salah satu unsur pembentuk masyarakat selain antara tuan atau raja sebagai pemilik alam dengan budaknya.
alam dan sistem sebagai ikatan kemanusiaan tetap merdeka Tetapi. Hubungan antara hamba Tuhan dengan masing-masing
dalam berfikir dan berkehendak secara perseorangan. peran sosialnyadalam mengelola amanah berupa alam.
Keberadaan individu mendahului masyarakatnya. Persamaan hak antar sesama manusia adalah esensi
kemanusiaan yang harus ditegakkan.
Dalam masyarakat, timbulnya bermacam bermacam perbedaan
antara pribadi dengan pribadi lainnya dalam hal pembagian Kemerdekaan tak terbatas tidak dapat dalam waktu bersamaan.
kerja, pembagian keuntungan dan rasa saling Artinya, kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan
membutuhkanpemenuhan suatu bidang kegiatan adalah suatu orang lain. Pelaksanaan kemerdekaan tak terbatas merupakan
keharusan. Sejalan dengan prinsip kemanusiaan paksaan sepihak pihak yang kuat atas yang lemah.
dankemerdekaan, setiap orang diberi kesempatan untuk

99 100
Hukum tidak boleh ditetapkan oleh kelas dan individu yang
zalim. Sebab hukum seperti ini biasanya bertujuan untuk
memenuhi aspirasi-aspirasi individu yang berkuasa dan para
BAB VII pembantu dekatnya, bukan untuk kepentingan rakyat. Hukum
KEADILAN SOSIAL DAN EKONOMI yang benar adalah hukum yang memperhatikan kepentingan
Dalam pengertiannya yang umum dan luas, keadilan bermakna kepentingan seluruh masyarakat dunia (berperikemanusiaan),
meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Keadilan yang tidak bernilai universal dan harus dapat membentuk suatu atmosfer
bersifat relatif bukanlah persamaan yang menitikberatkan yang baik bagi perkembangan material dan spiritual.
pada kuantitas dan juga bukan keseimbangan yang tidak (berketuhanan).
bertumpu pada hak-hak. Keadilan berawal pada usaha
memberikan hak pada setiap individu yang memang berhak Untuk melaksankan hukum, diperlukan adanya satu institusi
menerimanya sebanding dengan kemampuan dan dalam masyarakat yang karena kualitas-kualitas yang dimilikinya
kebutuhannya. Dengan demikian, keadilan adalah segala sesuatu senantiasa berusaha menegakkan keadilan dengan jalan selalu
yang bisa melahirkan kemaslahatan bagi bagi masyarakat atau menganjurkan sesuatu yang bersifat kemanusiaan serta
dan memeliharanya dalam bentuk yang lebih baik. Sehingga mencegah terjadinya sesuatu yang berlawanan dengan
masyarakat meraih kemajuan. kemanusiaan. Kualitas terpenting yang harus dipunyai oleh
institusi tersebut adalah rasa kemanusiaan yang tinggi sebagai
Berarti, menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas pancaran dari kecintaan yang tidak terbatas kepada Tuhan dan
keinginan-keinginan dan kepentingan pribadi yang tidak kecakapan yang cukup. Merekalah pemimpin masyarakat. Ia
mengenal batas (hawa nafsu). Ia membimbing manusia ke arah menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya, dan dalam
pelaksanaan tata masyarakat yang akan memberikan kepada waktu yang sama menghormati kemerdekaan dan martabat
setiap orang kesempatan yang sama untuk mengatur hidupnya kemanusiaan orang lain.
secara bebas dan terhormat (amar maruf). Menegakkan
keadilan berarti penentangan terus menerus terhadap segala Negara adalah sebuah institusi yang terkuat dan berpengaruh
bentuk penindasan terhadap kebenaran asasi manusia dan rasa yang mempunyai kewajiban untuk menegakkan keadilan. Dasar
keadilan. (nahi munkar). utama pendiriannya ialah melindungi manusia yang menjadi
warga negaranya dari segala kemungkinan perusakan
Untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan yang kemerdekaan dan harga diri manusia. Sebaliknya, setiap orang
berlanjut antara individu dan masyarakat, perlu ditetapkan yang mengambil bagian bertanggung jawab dalam masalah-
aturan-aturan hukum- sekumpulan peraturan dan ketetapan masalah negara secara demokratis.
yang mempunyai kekuatan dan kewenangan yang diakui oleh
masyarakat sehingga setiap orang tercakup di dalamnya. Karena setiap masyarakat dengan masing-masing pribadi yang
Hukum menentukan hak, kewajiban, batas-batas, dan tanggung ada di dalamnya memerintah dan memimpin dirinya sendiri,
jawab setiap orang yang hidup dalam wilayah tertentu. negara haruslah merupakan kekuatan yang lahir dari masyarakat

101 102
sendiri. Kekuatan negara ada di tangan dan harus keseluruhan atau sebagian alat produksi dan hasil-hasil
bertanggungjawab kepada rakyat. Pemerintahan yang berasal pekerjaan yang baik dan bermanfaat yang dijadikan sandaran
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat haruslah secar kehidupan manusia.
demokratis menjalankan kebijaksanaannya atas persetujuan
rakyat berdasarkan musyawarah dengan tidak mengganggu rasa Pembagian kekayaan yang adil menuntut agar setiap orang
keadilan dan martabat kemanusiaan. Negara dan kekuatan- mendapat bagian yang wajar daripada kekayaan atau rezeki.
kekuatan sosial lainnya wajib menjunjung tinggi prinsip Artinya, kemampuan pribadi, fisik dan mental manusia yang satu
kegotongroyongan dan kecintaan sesama manusia. Ketaatan berbeda yang satu sama lain akan berbeda dalam hal
rakyat kepada pemerintah merupakan ketaatan kepada diri pendapatan kekayaan, walaupun di bawah sistem sosial dan
sendiri yang wajib dilaksanakan selama mereka mengabdi ekonomi yang pantas sekalipun. Namun, kekurangan produksi
kepada kemanusiaan, kebenaran, dan akhirnya kepada Tuhan dan kemiskinan tidak akan terjadi bila distribusi kekayaan yang
yang Mahaesa. adil dilaksanakan. Distribusi yang adil akan meningkatkan
kekayaan dan mengangkat kemakmuran.
Selanjutnya, kemerdekaan dan pembatasan kemerdekaan saling
bergantung dalam hubungan sosial antar individu dan Pembagian ekonomi secara tidak benar hanya ada di dalam
masyarakat. Jika kemerdekaan dicirikan dengan bentuk yang suatu masyarakat yang tidak menjalankan nilai-nilai ketauhidan.
tidak bersyarat atau tidak terbatas, maka setiap orang Dalam hal ini, melaksanakan pengakuan berketuhanan sama
diperbolehkan mengejar dengan bebas segala keinginan nilainya dengan tidak berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai
pribadinya. Pertarungan yang meniadakan nilai nilai tidak dapat dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam
kemanusiaan antara keinginan satu dengan yang lainnya akan amal perbuatan. Suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan
melahirkan kekacauan (anarki). Sebab itu, masyarakat harus sebagai satu-satunya tempat tunduk dan menyerahkan diri
menegakkan keadilan di dalam masyarakat sendiri. Tidak akan dapat diperbudak oleh harta benda meskipun pada hakikatnya
terjadi suatu keseimbangan sosial (social equilibrium) dalam seluruh harta kekayaan di alam ini adalah mutlak milik Tuhan.
suatu masyarakat jika hak-hak sebagian anggota masyarakat di Seorang pekerja tidak lagi menguasai hasil pekerjaannnya, tetapi
abaikan. Individu punya hak. Masyarakat juga punya hak. justru dikuasai oleh hasil pekerjaan itu. Produksi seorang buruh
memperbesar kapital majikan. Dan kapital itu selanjutnya lebih
Perwujudan penegakan keadilan dalam bidang lain yang penting memperbudak buruh. Demikian pula majikan, bukan ia yang
dan berpengaruh adalah menegakkan keadilan di bidang menguasai kapital, tetapi kapital itulah yang menguasainya.
ekonomi dalam hal kepemilikan pribadi (private ownership). Dan Kapital atau kekayaan telah menggenggam dan memberikan
distribusi kekayaan di antara anggota masyarakat. Kepemilikan sifat-sifat tertentu seperti keserakahan, ketamakan dan
adalah pengakuan dan pemberian suatu hak kepada seseorang, kebengisan.
kelompok, atau masyarakat yang bersifat sosial untuk
memanfaatkan barang tertentu, dan pada saat yang sama Usaha usaha perbaikan dalam hal pembagian rezeki yang merata
menyampingkan pihak lain dari pemberian hak yang sama. tetap harus dijalankan oleh masyarakat, seperti tentang
Sedangkan kekayaan adalah klaim kepemilikan individu atas bagaimana harta kekayaan ini diperoleh dan bagaimana

103 104
mempergunakannya. Pemilikan pribadi hanya dibenarkan hanya terutama yang masih dekat dalam hubungan keluarga. Negara
jika penggunaan hak itu tidak bertentangan dengan prinsip- dan masyarakat berkewajiban melindungi kehidupan keluarga
prinsip kemanusiaan. Jika tidak pemilikan menjadi batal dan dan memberinya bantuan material serta dorongan moril. Negara
pemerintah berhak mengajukan konfikasi. Kemewahan dalam yang adil menciptakan persyaratan hidup yang wajar
arti hidup secara berlebihan selalu menjadi provokasi terhadap sebagaimana yang diperlukan oleh pribadi pribadi agar dapat
pertentangan antar golongan dalam masyarakat dan dapat mengatur hidupnya secara terhormat.
mengakibatkan hal-hal destruktif.
BAB VIII
Zakat, sebagai salah satu dasar sistem ekonomi berketuhanan, KEMANUSIAAN DAN PERADABAN
bertujuan mendistribusikan harta kekayaan yang dipungut dari Inti kemanusiaan yang suci adalah iman dan amal saleh. Sikap ini
orang-orang kaya dalam jumlah persentase tertentu untuk menimbulkan kecintaan dan tidak terbatas kepada kebenaran,
dibagikan kepada orang yang berhak. Zakat dikenakan hanya kesucian dan dan kebaikan yang menyatakan dirinya dalam sikap
atas harta yang diperoleh secara benar, sah,dan halal saja. Harta perikemanusiaan.
yang diperoleh secara haram akan disita oleh pemerintah dan
dijadikan milik umum agar bermanfaat bagi rakyat. Oleh karena Perjalanan sejarah manusia mengarah pada satu tujuan,
itu, masyarakat yang adil berdasar Ketuhanan yang Mahaesa di bergerak ke depan dari potensi ke aktual. Manusia yang
bentuk terlebih dahulu sebelum dilakukan penarikan zakat. berikhtiar dan merdeka adalah pribadi yang bergerak dinamis.
Sehingga, cara-cara memperoleh kekayaan secara haram dan Dia menghendaki perubahan terus menerus sejalan dengan arah
eksploitasi manusia oleh manusia tidak akan didapati lagi. menuju kebenaran mutlak.

Selain zakat, infaq dan shadaqah juga merupakan salah satu Pada perkembangannya, semangat perikemanusiaan memancar
sistem ekonomi berketuhanan. Infaq tidak diberikan kepada dalam berbagai bentuk hubungan antar manusia yang dipenuhi
suatu golongan tertentu, tetapi dipungut oleh suatu sistem keluhuran budi. Manusia-manusia berbudi luhur yang
sosial yang berkeadilan untuk didistribusikan kepada pihak-pihak berlandaskan ketakwaan kepada ajaran-ajaran Tuhan adalah
yang memerlukan bantuan kemanusiaan atau modal usaha. Ini pembentuk masyarakat berperadaban (madani). Masyarakat
adalah sebuah upaya agar roda perekonomian tidak terpaku Madani bercirikan egalitarianisme, penghargaan kepada orang
pada seseorang atau golongan dan terjadi keseimbangan di lain berdasarkan prestasi (meritokrasi), dan bukan pada prestise
dalam masyarakat. Sedangkan shadaqah adalah sebuah upaya seperti keturunan, kesukuan, ras, golongan dan lain-lain.
mendistribusikan harta kekayaan secara temporer dari satu Keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat dan
pihak ke pihak lain tanpa bergantung kepada suatu sistem yang penentuan kepemimpinan melalui pemilihan umum.
ada.
Masyarakat Madani tegak berdiri di atas landasan keadilan
Pengunaan harta itu sendiri harus sejalan dengan yang bersendikan keteguhan berpegang pada hukum, yang
dikehendaki oleh Tuhan. Bila terjadi kemiskinan, orang-orang merupakan amanat Tuhan untuk dilaksanakan kepada yang
miskin diberi hak atas sebagian harta orang-orang kaya, berhak. Keadilan harus ditegakkan tanpa memandang siapa yang

105 106
akan terkena akibatnya. Keadilan tidak membedakan orang pengawasan sosial yang terselenggara dalam suatu tatanan
atas dan orang bawah. Kehancuran bangsa-bangsa di masa sosial yang terbuka. Masyarakat berperadaban bakal terwujud
lalu antara lain disebabkan ketika kejahatan orang atas hanya jika terdapat cukup semangat keterbukaan dalam
dibiarkan, tetapi kejahatan orang bawah dihukum. masyarakat. Keterbukaan adalah konsekuensi dari
perikemanusiaan, suatu pandangan yang melihat sesama
Masyarakat berperadaban ini tidak akan terwujud jika hukum manusia secara positif dan optimis. Setiap orang dipandang
tidak ditegakkkan dengan adil yang dimulai dengan ketulusan mempunyai potensi untuk menyatakan pendapat dan didengar.
komitmen pribadi. Ketulusan ini terwujud hanya jika orang yang
bersangkutan beriman dan menaruh kepercayaan kepada Tuhan Inilah tipikal masyarakat demokratis yang berpangkal dari
dalam suatu keimanan etis. Bahwa Tuhan menghendaki keteguhan wawasan etis dan moral berasaskan Ketuhanan yang
kebaikan dan menuntut tindakan kebaikan manusia kepada Mahaesa. Masyarakat demokratis tidak mungkin tegak tanpa
sesamanya. masyarakat berperadaba

Ketulusan ikatan jiwa juga memerlukan sikap yakin kepada


adanya tujuan hidup yang lebih tinggi dari pada pengalaman
hidup sehari-hari di dunia ini, yaitu kehidupan abadi setelah
mati. Ia memandang hidup jauh ke depan, tidak menjadi
tawanan dunia baik di waktu yang sekarang atau yang akan
datang.

Tetapi, tegaknya hukum dan keadilan tidak hanya memerlukan


komitmen-komitmen pribadi dalam bentuk itikad baik.
Meskipun ia memang mutlak diperlukan sebagai pijakan moral
dan etika dalam masyarakat. Ia dapat bersifat sangat subyektif,
sebab hampir mustahil ada orang yang mengaku tidak beritikad
baik. Suatu itikad baik tidak dapat dibuktikan karena menjadi
bagian dari rahasia hati. Kecuali menerka melalui gejala lahiriah.

Itikad pribadi saja tidak cukup mewujudkan masyarakat


berperadaban. Itikad baik yang merupakan buah keimanan
harus diterjemahkan menjadi amal saleh yang nyata dalam
kehidupan bermasyarakat.

Nilai-nilai kemasyarakatan yang terbaik terwujud hanya dalam


tatanan hidup kolektif yang memberi peluang adanya

107 108
109

Anda mungkin juga menyukai