Anda di halaman 1dari 4

METODOLOGI DISKUSI

Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran,


dilakukan untuk membicarakan atau membahas suatu
permasalahan dengan maksud untuk mencari solusi atau
penyelesaian dari permasalahan yang sedang dibahas.

Kebenaran suatu pikiran haruslah memenuhi dua syarat yaitu


syarat bentuk dan syarat isi. Syarat bentuk berkaitan kesesuaian
susunan-susunan pikiran dengan kaidah berpikir manusia.
Sedangkan syarat isi berkaitan dengan kesesuaian dengan realitas
(kenyataan). Kebenaran bentuk diuji secara deduktif sedangkan
kebenaran isi diuji dengan metode induktif.

Kaidah berpikir manusia secara garis besar dibagi menjadi


tiga yang dikenal dengan Prima Principia. Ketiga hal tersebut
adalah:

1. Prinsip identitas
Prinsip ini menyatakan bahwa sesuatu adalah sesuatu
itu sendiri; A adalah A.
2. Prinsip non-kontradiksi
Prinsip ini menyatakan bahwa sesuatu bukan selain
sesuatu itu:; A bukan selain A; A tidak sama dengan selain
A.
3. Prinsip Menolak kemungkinan ketiga.
Prinsip ini menyatakan bahwa pikiran manusia hanya
bisa menunjuk sesuatu atau selainnya saja. Sesuatu atau
selainnya saja; A atau selain A.

1|Metodologi Diskusi
Diskusi merupakan metode untuk mendapatkan suatu
pengetahuan baru. Pengetahuan seseorang yang didapatkannya
di luar diskusi disampaikan kepada peserta diskusi lain sehingga
peserta diskusi akan mendapatkan pengetahuan baru. Namun
pengetahuan baru tersebut tidak dapat langsung dibenarkan. Ia
harus diuji terlebih dahulu baik dari segi bentuk maupun dari segi isi.
Sehingga pengetahuan yang disampaikan dapat dipastikan
kebenarannya.

Untuk berjalannya proses diskusi degan baik maka ada syrat-


syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut adalah;

1. Adanya perbedaan
Karena tujuan diskusi adalah untuk mendapatkan
pengetahuan baru maka harus ada perbedaan
pengetahuan antara satu dengan yang lainnya tentang
sesuatu yang didiskusikan.
2. Adanya kesamaan
Hubungan dalam hal ini adalah hubungan pikiran satu
orang dengan orang lain hanya akan terjadi jika ada
kesamaan. Kesamaan ini bisa berupa kesamaan prinsip
berpikir, kesamaan bahasa yang dipahami, masalah yang
dibicarakan maupun kesamaan tujuan. Jika seseorang
berdiskusi namun tujuannya bukan untuk mendapatkan
pengetahuan baru yang benar, misalnya untuk
memaksakan pendapatnya, maka diskusi tidak akan
berjalan dengan baik.

2|Metodologi Diskusi
Dalam suatu Diskusi kita harus memahami karakteristuk dari
kebenaran itu sendiri untuk menghindari pembenaran yang
dilakukan oleh peserta diskusi, diantaranya:

1. Kebenaran bersifat universal


Kebenaran suatu pemikiran harus bernilai universal,
artinya berlaku untuk kapanpun dan dimanapun. Jika
tidak demikian maka peserta diskusi yang tempat dan
waktu mendapatkan pengetahuan baru tersebut
berbeda tidak dapat menerima kebenaran tersebut.
2. Kebenaran bersifat mutlak
Tanpa pandangan tersebut, maka diskusi akan sis-sia.
Apapun pengetahuan baru yang ada dalam sebuah
diskusi tidak dapat diterima sebagai kebenaran. Sehingga
semua perkataan yang dikemukakan dalam sebuah
diskusi yang tidak berbeda dengan kebohongan,
ketidakwarasan dan omong kosong.
3. Kebenaran bersifat manusiawi
Artinya bahwa pengetahuan yang disampaikan
secara alamiah dapat diterima atau dimengerti oleh
manusia. Tak perlu ada rekayasa seperti melalui bujukan,
paksaan atau paksaan. Jika ada rekayasa seperti itu
maka perlu dipertanyakan kebenarannya. Kebenaran
akan diterima jika hal itu memang sebuah kebenaran,
diakui secara lisan atau tidak.
4. Kebenaran bersifat argumentatif
Dalam sebuah diskusi, pembuktian terhadap
kebenaran sebuah pendapat atau pengetahuan baru
harus dimiliki. Argumentasi digunakan untuk menjelaskan
proses mendapatkan pengetahuan baru tersebut

3|Metodologi Diskusi
sehingga orang lain dapat menilai kebenarannya dari
proses tersebut.
Argumentasi adalah proses bergeraknya suatu
pengetahuan yang menjadi patokan menuju
pengetahuan baru (kesimpulan). Dalam menilai
kebenaran dan keabsahan argumentasi, ada dua hal
yang harus diperhatikan. Pertama adalah kebenaran dari
isi pengetahuan yang menjadi pijakan. Kedua adalah
keabsahan penyusunan pengetahuan-pengetahuan
pijakan menjadi suatu kesimpulan (proses pengambilan
kesimpulan).
5. Kebenaran bersifat ilmiah
Ini dimaksudkan agar kebenaran suatu pengetahuan
dapat dibuktikan oleh orang lain bahwa pengetahuan
tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada. Kebenaran
yang tidak dapat dibuktikan oleh orang lain tidak dapat
didiskusikan. Artinya bahwa kebenaran tersebut tidak
dapat dihukumi untuk orang lain.

anggasyb.work@gmail.com

4|Metodologi Diskusi

Anda mungkin juga menyukai