Anda di halaman 1dari 11

BUKU PANDUAN

TEKNIK SIDANG

DPM FIB UB 2019


Panduan Teknik Sidang

Kata Pengantar .................................................................... 2

I. Pengertian Sidang ..................................................... 3


II. Jenis Persidangan...................................................... 3
III. Peserta Sidang........................................................... 4
IV. Presidium Sidang ...................................................... 5
V. Aturan Ketuk Palu ................................................... 6
VI. Quorum dan Pengambilan Keputusan ..................... 7
VII. Interupsi ................................................................... 8
VIII. Tata Tertib ............................................................... 9
IX. Sanksi - Sanksi ........................................................ 9
X. Istilah - Istilah dalam Sidang .................................. 10

1
Kata Pengantar

Segala bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan kasih sayang-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan buku ini

Buku ini disusun Oleh DPM FIB UB 2019 sebagai pedoman LKM FIB
dalam melakukan sidang dengan baik dan benar.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


buku ini, Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan guna perbaikan di kemudian hari.

Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas
Ilmu Budaya pada umumnya dan di LKM FIB pada khususnya.

Malang, 7 Oktober 2019

Komisi B

DPM FIB 2019

2
Sidang Kongres Mahasiswa FIB UB

I. Pengertian Sidang

 Secara umum sidang memiliki pengertian berkumpul


bermusyawarah dan berunding (Muhammad Ali, Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia).
 Pertemuan formal guna membahas masalah tertentu untuk
menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah
ketetapan.

II. Jenis Persidangan

1) Sidang Pleno
 Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
permusyawaratan.
 Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang.
 Sidang Pleno dipandu Oleh Steering Committee.
 Sidang Pleno membahas dan memutuskan sesuatu yang
berhubungan dengan Permusyawaratan.

2) Sidang Paripurna
 Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan
peninjau Permusyawaratan.
 Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang.
3
 Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan
keputusan yang berhubungan dengan Permusyawaratan.

3) Sidang Komisi
 Sidang Komisi dikuti oleh anggota masing - masing
Komisi
 Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan
peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno.
 Sidang Komisi dipimpin Oleh seorang pimpinan dibantu
seorang Sekretaris Sidang Komisi.
 Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan Oleh anggota
Komisi dalam Komisi tersebut.
 Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi
tugas dari komisi yang bersangkutan.

III. Peserta Sidang

Hak Peserta
1. Hak Bicara adalah untuk bertanya, mengeluarkan Pendapat dan
mengajukan usulan kepada pemimpin baik secara lisan maupun
tertulis.
2. Hak suara adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam
pengambilan keputusan.
3. Hak memilih adalah hak untuk menentukan pilihan dalam
proses pemilihan.
4. Hak dipilih adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
4
Kewajiban Peserta
1. Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.
2. Menjaga/harmonisasi persidangan.

IV. Presidium Sidang

Pengertian
 Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta siding.
 Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur
jalannya persidangan.
 Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan
menjalankan tata tertib persidangan.

Pembagian Presidium Sidang


 Presidium 1 moderator
 Presidium 2 notulen
 Presidium 3 asisten

Syarat – Syarat Presidium Sidang

 Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab


Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan.
 Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam
situasi kritis .

5
 Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi
persidangan .

SIKAP PRESIDIUM SIDANG

 Simpatik, tegas dan disiplin.


 Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan.
 Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta.
 Tidak mengeluarkan kata-kata kotor selama persidangan.
 Menjunjung tinggi asas netralitas dalam siding.

V. Aturan Ketukan Palu

1 Kali Ketukan
 Perpindahan atau pergantian pimpinan sidang
 Pengesahan putusan poin per poin dan atau bab per bab
(keputusan sementara)
 Skorsing dalam waktu yang tidak terlalu lama contoh (1x3
menit, 1x5 menit, dst)
 Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh
 Mencabut kembali skorsing sidang

2 Kali Ketukan
 Memberi skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya
istirahat, lobbying Contoh (2x5 menit, 2x15 menit, dst.)

6
3 Kali Ketukan
 Membuka dan menutup acara persidangan
 Pengesahan keputusan akhir secara keseluruhan dari semua
hasil persidangan

VI. Quorum dan pengambilan Keputusan

Quorum adalah syarat sahnya sidang untuk dapat diadakan,


karena tingkat quorum menunjukkan sejauh mana tingkat
representasi dari peserta sidang semakin tinggi jumlah quorum,
semakin tinggi pula tingkat representasi dari sidang tersebut

 Persidangan dinyatakan sah/quorum apabila dihadiri oleh


sekurang kurangnya 2/3 dari peserta yang terdaftar.
 Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk
mufakat, dan jika tidak berhasil diambil melalui suara
terbanyak 2/3 dari peserta yang hadir di persidangan.
 Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak
terjadi suara seimbang maka dilakukan lobbying sebelum
dilakukan pemungutan suara ulang sampai menemukan
selisih.

7
VII. Interupsi
Interupsi adalah menyela atau meminta waktu kepada pimpinan
sidang untuk berbicara dan mengemukakan pendapat.

Beberapa jenis tingkatan interupsi, yaitu

a) Interupsi Point of Privilege


Digunakan apabila ada kepentingan yang sangat mendesak
misalnya izin ke belakang.

b) Interupsi Point of Information


Digunakan untuk memberikan informasi penting kepada
peserta sidang.

c) Interupsi Point of Affirmation/Justification


Digunakan untuk menguatkan pendapat sebelumnya.

d) Interupsi Point of Question


Digunakan untuk menanyakan sesuatu hal dalam forum.

e) Interupsi Point of Clarification


Interupsi yang sifatnya menjernihkan suatu permasalahan
yang sedang diperdebatkan.

8
f) Interupsi Point of Order
Interupsi yang bersifat meminta kepada presidium sidang
untuk mengambil tindakan atau bisa juga untuk usulan baru
yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam
persidangan. Misalnya penambahan dan pengurangan poin,
waktu skorsing ishoma dan usulan yang lain.

VIII. Tata Tertib Persidangan

Tata Tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh


peserta pada saat persidangan dengan memperhatikan aturan Umum
organisasi dan nilai – nilai Universal di masyarakat.

IX. Sanksi – Sanksi

Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang


ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi
dengan mempertimbangkan saran , dan usulan peserta sidang yang
lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahului oleh
peringatan kepada peserta ( sebanyak 3 kali), kemudian dengan
kesepakatan bersama, presidium sidang boleh mengeluarkan peserta
tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan atau tanpa
kesepakatan peserta sidang yang lain.

9
X. Istilah - Istilah Sidang

 Skorsing
Penundaan persidangan untuk sementara waktu.

 Lobbying
Suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan
pendapat dalam pengambilan keputusan .

 PK (Peninjauan Kembali)
Mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali
pembahasan/putusan yang telah ditetapkan.

 Pending
Menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala
teknis atau prinsip (contoh makan, sholat, kebakaran, dll).

 Voting
Proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak
setelah jalan musyawarah mengalami kebuntuan .

10

Anda mungkin juga menyukai