PENGERTIAN :
SIDANG : adalah forum formal bagi pengambilan keputusan yang
akan menjadi kebijakan dalam sebuah organisasi (berstruktur dan
mempunyai susunan hierarkis) dengan diawali oleh konflik.
RAPAT : adalah forum yang bersifat formal bagi pengambilan
kebijakan organisasi dalam bentuk keputusan, kesepakatan atau lainnya
tanpa harus didahului oleh konflik.
MUSYAWARAH : adalah forum informal sebagai sarana pengambil
keputusan, kesepakatan, penyebaran informasi atau lainnya dalam
sebuah institusi tanpa harus didahului oleh konflik
Macam-Macam Persidangan :
1. Sidang Pleno : sidang yang dihadiri oleh seluruh peserta sidang.
Termasuk dalam kategori sidang ini adalah; Sidang pendahuluan yang
biasanya untuk menetapkan jadwal, tata tertib dan pemilihan presidium
sidang. Sidang pleno, biasanya di tengah persidangan untuk
mengesahkan laporan pertanggung jawaban yang dipimpin oleh
presidium sidang.
4. Sidang Sub Komisi, sidang ini lebih terbatas dalm sidang komisi guna
mematangkan materi lanjut.
Unsur-Unsur Persidangan :
Etika Sidang
Pelaksanaan Interupsi :
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan
berbicara setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang, Interupsi diatas
interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidanganApabila
dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan
mengendalikan jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC)
diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas
permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang.
Cara,Pengertian, Pelaksanaan
Persidangan Dalam Organisasi
23 Maret 2015 09:25 Diperbarui: 17 Juni 2015 09:15 106654 0 4
Unsur-unsur persidangan:
1. Presidium sidang
1. Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang dipandu
oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
2. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti
aturan yang disepakati bersama.
3. Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan.
2. Peserta sidang
1. Peserta sidang ditentukan berdasarkan tata tertib yang telah di sepakati
2. Peserta sidang biasanya tediri dari peserta aktif, pasif dan peninjau
3. Hak dan kewajiban peserta:
1.Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan kepada
pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.
2.Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
3.Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
1. Notulen sidang
1. Notulen sidang bertugas untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi pada rapat.
2. Notulen sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang dipandu
oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat sidang dengan
memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam masyarakat.
Sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta
1.Pending, yaitu menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis atau
prinsip.
3.Lobying, yaitu proses diskusi antarpeserta sidang di luar pengaturan pimpinan sidang.
4.Pencerahan, yaitu upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi
antara peserta sidang yang lain.
5.Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah jalan
musyawarah mengalami kebuntuan.
7.Walkout, yaitu saat dimana peserta sidang keluar ruangan dengan alasan tidak menyetujui
keputusan sidang.
8.Quorum, yaitu syarat jumlah peserta sidang dimulai, agar keputusan dapat dianggap sah.
13.Opsi, yaitu usulan/pendapat yang dikemukakan oleh peserta sidang untuk mendapatkan
suatu keputusan.
14.Afirmasi, adalah pendapat yang di sampaikan oleh peserta sidang untuk memperkuat
pendapat yang telah di kemukakan sebelumnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penggunaan palu sidang berkaitan dengan jumlah
ketukannya.
c.Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama, sehingga
peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang;
a.Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya
untuk lobbying, istrahat dan sebagainya yang waktunya 2 x 15 menit, dan sebagainya
4.Ketukan Berulang-ulang
Jenis-Jenis Sidang
Ada beberapa jenis persidangan yang dikenal dalam setiap organisasi, yaitu:
1. Sidang Pleno
1. Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau;
2. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;
3. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan organisasi itu.
2. Sidang Komisi
1. Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi;
2. Anggota masing-masing komisi adalah peserta penuh dan atau peserta peninjau
yang ditentukan oleh Sidang Pleno;
3. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh Sekretaris Sidang
Komisi;
4. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi
tersebut;
5. Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang
bersangkutan.
1. Palu Sidang
2. Pengeras Suara
3. LCD Proyektor
Pelaksanaan Interupsi
Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan
jalannya persidangan, maka panitia pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil
alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan/atau Peserta Sidang.
Sumber:
http://khaerulakmal.mywapblog.com/pmii-uin-meiode-persidangan.xhtml
http://www.pustakasekolah.com/pengertian-dan-metode-persidangan.html. (Edt.aZayn)
Identitas Mahasiswa
I. Pendahuluan
Sebelum melangkah dan memasuki dunia kemahasiswaan, seorang mahasiswa baru harus
memahami tentang dirinya sebagai person dan makhluk sosial, dinamika kehidupan mahasiswa
sebagai kaum terpelajar dan situasi dan kondisi bangsa sebagai bagian dan pelanjut bangsa ini.
Dalam dunia kemahasiswaan, akan terjadi dinamika dalam kampus dan kehidupan bermasyarakat.
Hal ini tidak dapat dipisahkan karena posisi dan peran ganda seorang mahasiswa. Fenomena ini
didasari oleh pluralitas, idealisme dan sistem yang berlaku. Terjadinya benturan antara nilai-nilai
kebenaran ilmiah dan etika yang didapatkan di bangku kuliah dengan kerancuan sistem dan
otoriterisme penguasa mendorong mahasiswa untuk melakukan gerakan pembaharuan yang
didasarkan oleh idealisme dan kekuatan moral. Akar gerakan mahasiswa adalah penumbuhan
kesadaran terhadap nilai-nilai kebenaran dan tanggung jawab moral untuk mewujudkan kebenaran
tersebut.
Bentuk paling ekstrim dari gerakan pembaharuan ala mahasiswa adalah demonstrasi dan militansi
mahasiswa. Tidak jarang materi bahkan jiwa mesti dikorbankan untuk arti sebuah nilai kebenaran.
Identitas Mahasiswa terdiri dari kata “Identitas” yang berarti ciri atau syarat yang harus dimiliki oleh
sesuatu sehingga sesuatu itu dapat dibedakan dengan yang lain, dan kata “Mahasiswa” yang arti
formalnya adalah seseorang yang terdaftar disuatu Perguruan Tinggi pada semester berjalan dan
makna filosofisnya adalah seorang yang mencari tahu tentang kebenaran dan berusaha mewujudkan
kebenaran tersebut.
Jadi, makna Identitas Mahasiswa adalah ciri-ciri atau syarat yang harus dimiliki oleh seorang
mahasiswa. Dengan kejelasan Identitas Mahasiswa ini, sehingga mahasiswa dapat dibedakan dengan
murid SD, pelajar SLTP dan siswa SMU.
Secara formal, ciri-ciri seorang mahasiswa yaitu memiliki kartu mahasiswa sebagai simbol dan
legitimasinya. Namun secara filosofis ciri-ciri seorang mahasiswa sebagai berikut:
1) Rasional 6) Radikal
2) Cerdas 7) Idealis
3) Inovatif 8) Kritis
4) Kreatif 9) Revolusioner
5) Intelek 10) Militan
Ciri-ciri yang disebutkan diatas hanyalah sekelumit dari sekian banyak ciri-ciri mahasiswa yang
menjadikan mahasiswa tidak hanya sebagai kaum intelektual tapi juga sebagai sosial kontrol dalam
suatu komunitas.
Sebagai mahasiswa, tidak hanya harus mengenal identitasnya, tapi juga harus mengetahui tipenya.
Pluralitas lingkungan yang membentuk mahasiswa menjadikan tipe dan karakter mahasiswa
berbeda-beda. Secara umum tipe dan karakter mahasiswa dapat dibagi sebagai berikut :
1) Tipe Akademik : Mahasiswa yang hanya memfokuskan diri pada kegiatan akademik dan
cenderung apatis terhadap kegiatan kemahasiswaan dan kondisi masyarakat.
2) Tipe Organisatoris : Mahasiswa yang memfokuskan diri pada kelembagaan baik didalam maupun
diluar kampus, peka terhadap kondisi sosial dan cenderung tidak mengkonsentrasikan diri pada
kegiatan akademik.
3) Tipe Hedonis : Mahasiswa selalu mengikuti trend dan mode tapi cenderung apatis terhadap
kegiatan akademik dan kemahasiswaan.
4) Tipe Aktivis Mahasiswa : Mahasiswa yang memfokuskan diri pada kegiatan akademik kemudian
berusaha mentrasformasikan “kebenaran ilmiah” yang didapatkan ke masyarakat melalui lembaga
dan sebagainya dan berusaha memperjuangkannya.
Perjalanan sejarah pergerakan mahasiswa indonesia dimulai sekitar tahun 1908-an yang ditandai
dengan didirikannya Budi Utomo. Pelopor pergerakan tersebut adalah mahasiswa yang tercerahkan
dan memaknai serta memahami arti suatu persatuan menuju kemerdekaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bentuk pergerakan mahasiswa sangat tergantung pada kondisi sosial
yang terjadi pada saat itu walau intinya satu yaitu “Pembaharuan”. Pergerakan mahasiswa pada
tahun 1928 dan tahun 1998 adalah suatu contoh perbedaan akibat kondisi sosial yang terjadi.
Titik klimaks dari perjuangan mahasiswa Indonesia adalah pada tahun 1966 dan tahun 1998, dimana
dua rezim otoriter pada saat itu berhasil di runtuhkan. Adapun tahun-tahun bersejarah bagi
pergerakan mahasiswa Indonesia adalah :
Kesuksesan aksi reformasi yang mengorbankan beberapa mahasiswa, tidak berarti perjuangan telah
berakhir. Tidak menutup kemungkinan, ketika terdapat ketimpangan akibat ulah penguasa, kita
sebagai mahasiswa harus kembali ke jalan untuk menjadi agen pembaharu pembangunan.
VI. Penutup
Nilai-nilai kebenaran ilmiah yang didapatkan mahasiswa dibangku kuliah kemudian melandasi cara
berpikir dan bertindak mahasiswa termasuk dalam menyikapi kondisi sosial masyarakat. Nilai-nilai
kebenaran ilmiah ini kemudian melahirkan suatu “Idealisme Mahasiswa”
Konsekuensi logis dari idealisme mahasiswa ialah tanggungjawab sebagai seorang yang menuntut
ilmu harus dipenuhi dan peran sebagai sosial kontrol harus tetap dijaga.
Dalam peran sebagai sosial kontrol, tidak jarang mahasiswa harus berbenturan langsung dengan
aparat sebagai kaki tangan penguasa. Pada kondisi seperti ini kita sebagai mahasiswa akan
diperhadapkan pada penindasan dan perlawanan yang nantinya kita akan memilih antara “Lawan
atau Tertindas”
Mahasiswa sebagai penerus roda pembangunan dituntut untuk memberikan yang terbaik untuk
Republik ini baik skill, ilmu, materi atau bahkan darah kita.
Posisi manusia di masyarakat di masyarakat dibagi menjadi tiga, antara lain masyarakat politik,
masyarakat ekonomi, dan masyarakat sipil. Seorang manusia bisa menempati lebih dari satu posisi
masyarakat tersebut, bahkan bisa seseorang yang berada di ketiga tempat tersebut.
Masyarakat politik adalah masyarakat yang memperjuangkan sesuatu demi posisi dalam kekuasaan.
Mereka mulai dari politikus-politikus sampai karyawan yang ingin naik jabatan di dalam sebuah
perusahaan. Masyarakat ekonomi adalah mereka yang berusaha mengejar sesuatu untuk mendapat
sebuah keuntungan materi atau modal. Mereka dihuni oleh para pengusaha-pengusaha baik yang
kapitalis sampai kekoperasian. Tergantung kombinasi masyarakat yang mereka huni. Masyarakat
sipil adalah masyarakat yang berjuang dalam pembangunan bangsa tanpa menginginkan sebuah
posisi di Dallam kekuasaan ataupun keuntungan materi. Ini dihuni oleh kebanyakan manusia,
mereka dari rakyat biasa sampai mahasiswa yang aktif.
Untuk mahasiswa sebagai pemuda bisa dikatakan sebagai masyarakat sipil. Akan tetapi masyarakat
sipil memiliki kekhususan buat mahasiswa. Jadi mahasiswa merupakan masyarakat sipil yang khusus.
Ini disebabkan karena mahasiswa mempunyai potensi yang lain dibanding masyarakat sipil seperti
biasanya.
Potensi kita tau adalah sesuatu yang tersimpan, sesuatu yang perlu untuk digali dan dikembangkan,
baik itu yang baik maupun yang buruk. Potensi mahasiswa sebagai pemuda antara lain adalah
kritis. Kritis itu adalah tanggap terhadap masalah dan berusaha menyelesaikan masalah dengan
pemikiran-pemikiran yang benar. Selain kritis mahasiswa juga punya potensi idealis, idealis disini
karena mahasiswa sebagai manusia-manusia yang dididik dalam suasana kampus yang ideal.
Masyarakat sekitar mereaka yang idealis ataupun sejak kecil mereka belum pernah merasakan
realism kehidupan. Mahasiswa juga memiliki potensi sebagai penggerak yang
independen. Independen maksudnya mahasiswa mampu bergerak sendiri, mahasiswa sebagai
memiliki ilmu-ilmu yang variatif bisa saling berkoordinasi membentuk sebuah gerakan yang mandiri
tanpa campur tangan oknum lain termasuk pemerintahan. Selain itu juga mahasiswa
memiliki kreatifitas, daya juang yang tinggi dan lain-lain.
Setelah kita lihat potensi, mari kita lihat beberapa peran seorang mahasiswa sebagai elemen
pemuda. Pemuda mempunyai paling tidak tiga peran, yang pertama Guardian Value( penjaga nilai),
maksudnya mahasiswa dengan potensi idealisme, kritis dan daya juang tinggi mahasiswa bisa
berlaku sebagai control social ataupun pelurus nilai-nilai luhur yang hendak dicapai. Yang kedua
mmahasiswa memiliki peran sebagai Iron stock( persedian besi), maksudnya bahwa pemuda
memiliki potensi ilmu, memiliki kreatifitas, bakat kepemimpinan adalah asset buat masa depan
sebagai generasi yang akan meneruskan pergerakan pemerintahan. Selain itu pemuda mempunyai
peran juga sebagai Agen of Change (pembawa perubahan). Ini dikarenakan mahasiswa mempunyai
kombinasi-kombinasi potensi seperti kritis, idelais, kreatif dan independen maka gerakan mereka
membawa sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.
Penulis : Heriyanto
Sebuah Pengantar
Satu hal yang selalu menarik untuk di kupas yaitu Mahasiswa dengan segala
karakteristiknya. Mahasiswa yang sering disebut sebagai komunitas terdidik, cerdas,
memiliki berbagai keterampilan dan bervisi masa depan, dituntut kiprah dan peran
positifnya di tengah kehidupan masyarakat.
Dengan ”segudang atribut“ yang melekat pada dirinya, mahasiswa sering dijadikan
“symbol” akan berbagai harapan dan perubahan. Ia dituntut mewakili setiap keinginan
masyarakat yang kadang tidak tersalurkan dengan baik. Mahasiswa juga diharapkan
menjadi pembela sekaligus penyambung lidah dari berbagai bentuk diskriminasi serta
ketidakadilan yang dialami masyarakat, dan yang teramat penting adalah dipundak
mahasiswa nantinya diletakkan harapan akan terciptanya kehidupan yang lebih baik dari
yang dirasakan hari ini.
Dalam perjalanan masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia, dalam setiap dinamika
kehidupan yang senantiasa bergerak maju mengikuti perkembangan zaman, maka
kiprah dan peran Mahasiswa senantiasa memberi ruang bagi terjadinya perubahan. Di
Indonesia misalnya terutama setelah kemerdekaan, peran Mahasiswa begitu dominan
dalam melakukan kontrol sosial yang tujuannya adalah bagaimana terciptanya
kehidupan yang lebih baik dan kondusif.
Dengan demikian, bagi seorang mahasiswa dengan daya nalar dan kapasitas
intelektualnya, seyogyanya dapat mengantar dirinya untuk menemukan jati dirinya yang
paripurna yaitu sosok yang cerdas yang memiliki kepekaan sosial, mampu membaca
dinamika dari alur kehidupan yang berkembang di tengah kompleksitas kehidupan
masyarakat, untuk selanjutnya dapat memberi jalan keluar dari setiap problem
kehidupan yang terjadi.
Penulis menyadari bahwa membuat format yang disepakati tentang sosok Ideal
Mahasiswa adalah sebuah kemustahilan, Hal ini terutama karena pandangan dan
harapan yang ditujukan kepada mahasiswa begitu banyak dan beragam, juga karena
dinamika dan Mahasiswa bergerak begitu cepat. Karena itu, kesepahaman tentang
prinsip-prinsip umum yang dimiliki oleh mahasiswa mungkin dapat dijadikan rujukan,
setidak menilai sosok mahasiswa yang “dianggap” Ideal.
Secara umum dapat dikatakan , mahasiswa adalah bagaian dari generasi muda atau
anak bangsa yang menuntut Ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai Identitas
Diri. Dengan demikian sejatinya seorang mahasiswa harus tercatat dan aktif dalam
pergulatan Dinamika yang dikembangkan perguruan Tinggi dengan segala aturannya,
sebagai tempat melakukan olah pikir dan pengasahan daya nalar seperti Berpartisipasi
dalam kegiatan kemahasiswaan dan diskusi kemahasiswaan yang bersifat rutin.
Antara perguruan tinggi dengan segala komponennya serta mahasiswa dengan segala
atributnya, harus terjalin sikap dan komunikasi dua arah (Andragogy system).
Perguruan Tinggi yang diwakili oleh Dosennya dituntut memberikan sesuatu yang
bernilai dan bermanfaat bagi kiprah dan perjalanan mahasiswanya, dalam hal ini dosen
tidak saja memberi pelajaran sekedar memenuhi kebutuhan kurikulum, tetapi
bagaimana memberikan rangsangan pemikiran kepada mahasiswanya untuk dapat
mengetahui, menelaah, sekaligus menganalisa dinamika kehidupan yang terjadi. Artinya
seorang dosen tidak saja “mengajar” atau “mendidik” peserta didiknya tetapi juga dapat
menjadi teman diskusi dialog bagi mahasiswanya. Sebaliknya seorang mahasiswa juga
di tuntut aktif memberi masukan dan menggali setiap fenomena yang muncul, terutama
karena derasnya perubahan kehidupan.
Dengan demikian, baik perguruan tinggi di satu pihak maupun mahasiswa dari pihak lain
telah terjadi akumulasi dan proses pembelajaran yang sedemikian rupa, sehingga
keduanya telah tejadi proses saling menerima dan memberi (take and given).
Dengan gambaran singkat di atas dan setelah melalui pengolahan pemikiran yang
sedemikian rupa, maka pada diri mahasiswa akan tergambar sikap yang bertanggung
jawab, berpihak kebenaran dan berdimensi keadilan. Sikap itu bukan hanya dalam
bentuk perilaku tetapi telah menjadi bagian dari identitas yang melekat pada dirinya. Hal
inipun berimplikasi pada terjadinya proses peralihan dan penguatan struktur ke cultur,
transformasi yang bersifat massif di alihkan menjadi penguatan-penguatan individu.
Dalam konteks ini mahasiswa harus dipandang sebagai individu-individu yang otonom
dan mempunyai kebebasan untuk berpikir dan mengambil peranan sesuai dengan
kecendrungan dan otoritas yang dimilikinya. Dengan demikian perguruan tinggi di
maknai sebagai tempat berkumpulnya individu-individu yang merdeka dan independent
dengan relasi hubungan dan komunikasi yang cair dan mengurangi kekuatan formalitas
yang mengitarinya. Untuk lebih memberi bobot dari sikap dan perilakunya, maka sosok
mahasiswa harus memiliki setidaknya empat Identitas yaitu :
Dengan identitas ini, maka seorang mahasiswa harus memiliki landasan moral yang
kuat sebagai manifetasi dan pengejewantahan dari ajaran agama yang di gelutinya.
Mahasiswa yang demikian dalam setiap kiprahnya tidak saja dituntut pikiran-pikiran
jernihnya tetapi bagaimana aktualisasi dari pikiran itu mendorongnya untuk
mendorongnya untuk mengamalkannnya sebagai bagian dari ajaran agama yang
menyeru kepada kebajikan serta mencegah kemungkaran (amar ma’ruf nahi mungkar).
Identitas ini harus di pahami sebagai pendorong untuk mengisi diri dengan berbagai
kemampuan intelektual. Pengisian ini tidak tebatas pada disiplin ilmu yang digeluti
tetapi juga ilmu lain yang dapat digapai dan membawa manfaat terhadap dirinya
maupun orang lain. Pengisian itu juga tidak boleh dibatasi oleh waktu dan ruang
akademik saja, tetapi olahan-olahan ilmu harus senantiasa di gali sepanjang
kemampuan yang dimiliki. Justru harus di ketahui bahwa ilmu dan bacaan yang tidak
pernah kering untuk digali adalah lingkungan dan masyarakat yang ada di sekeliling kita.
Mahasiswa sebagai insane akademis juga harus diartikan sebagai sosok yang bebas
menentukan sikap, ukurannnya adalah objektifitas dalam mengemukakan argument
cinta kebenaran dan keadilan. Dengan pemahaman yang demikian maka ilmu yang
dimiliki betul-betul menyentuh kebutuhan masyarakat banyak, sebab ilmu itu bukan
untuk ilmu, tetapi ilmu adalah untuk di amalkan.
Dengan konsep ini seorang mahasiswa senantiasa menyadari akan hakikat dan
keberadaannya, bahwa ia hadir dalam ruang yang tidak hampa. Ia dikelilingi oleh
insane-insan lain dengan berbagai persoalan dan latar belakangnya masing-masing.
Dengan kapasitas dan pemahaman keilmuannnya. Ia pun harus memberikan
kontribusinya terhadap setiap persoalan yang dihadapi lingkungannya.
Salah satu yang harus terpatri dalam diri mahasiswa adalah kesadaran
kemandiriaannya. Tuntutan ini lebih pada kemampuan mengolah hasil pikirannnya
tanpa dipengaruhi oleh kekuatan lain. Sehingga obyektivitas dan independensi dari
tindakannya senantiasa terjaga. Dengan kemandirian yang dimiliki ia bebas memainkan
perannnya sesuai dengan kebenaran yang diyakininya sendiri dan tuntutan nuraninya.
Kesadaran ini harus dibangun dan di asah terus menerus, sebab kemandirian itu
ternodai maka objektivitas perilaku akan di pertanyakan yang pada gilirannnya
tindakannya tidak lagi berpihak pada kepentingan masyarakat. Ke empat identitas diatas
harus di pahami secara komprehensif dan saling bersinergi menjadi satu keutuhan,
sehingga nantinya muncul satu citra positif yang tergambar dari pikiran dan perilakunya.
Citra itu adalah sosok mahasiswa yang berilmu, mempunyai sifat keterbukaan, dinamis
dalam bertindak, tegas dalam berprilaku serta jujur dan konsekuen.
Dalam konteks kemahasiswaan, kesarjanaan adalah penguasaan ilmu apa saja yang
bermanfaat bagi peradaban dan kemanusiaan, baik ilmu agama, eksakta, dan social
ekonomi. Kesarjanaan itu tidak dengan sendirinya merupakan nilai yang selesai
bilamana tidak disertai dengan tindakan nyata bagi kepentingan kemajuan masyarakat
dan kemajuan masyarakat dan kemanusiaan sebagai bentuk pengabdian yang tak
pernah usai. Disamping dengan atributnya, maka mahasiswa dituintut memilik sikap
toleransi, persaudaraan, keikhlasan dan tanpa pamrih sehingga ia dapat melakukan
pembelaan terhadap wong cilik, kaum mustadh’afin, serta gologan tertindas lainnya.
Segala tindakannya akan senantiasa sesuai dan seirama dengan petunjuk agama serta
serta kepentingan bangsa maupun Negara.
MAHASISWA
mahasiswa adalah seseirang yang terdaftar dalam perguruan tinggi baik negri maupun
suasta, yg mengikuti semester berjalan dan sadar akan hak dan kewajiban nya. mahasiswa
juga terbagi lagi menurut ciri ciri dan jenis nya (tipe mahasiswa).
3. fungsi mahasiswa:
agen of control
agen of change
mempertahan kan kekuatan moral bangsa.
Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun
di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan
kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal
perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa.
Daftar isi
1Sejarah
o 1.11908
o 1.21928
o 1.31945
o 1.41966
o 1.51974
o 1.61977-1978
1.6.1Gerakan bersifat nasional namun tertutup dalam kampus, Oktober 1977
1.6.2Peringatan Hari Pahlawan 10 November 1977, berkumpulnya mahasiswa
kembali
1.6.3Peringatan Tritura 10 Januari 1978, dihentikannya gerakan oleh penguasa
o 1.71990
o 1.81998
2Lihat pula
3Referensi
4Pranala luar
Golput yang menentang pelaksanaan pemilu pertama pada masa Orde Baru
pada 1972 karena Golkar dinilai curang.
Gerakan menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah pada 1972 yang
menggusur banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut.
Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), aksi protes lainnya
yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah tuntutan pemberantasan korupsi.
Lahirlah, selanjutnya apa yang disebut gerakan "Mahasiswa Menggugat" yang dimotori Arif
Budiman yang progaram utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM, dan
korupsi.
Menyusul aksi-aksi lain dalam skala yang lebih luas, pada 1970 pemuda dan mahasiswa
kemudian mengambil inisiatif dengan membentuk Komite Anti Korupsi (KAK) yang diketuai
oleh Wilopo. Terbentuknya KAK ini dapat dilihat merupakan reaksi kekecewaan mahasiswa
terhadap tim-tim khusus yang disponsori pemerintah, mulai dari Tim Pemberantasan Korupsi
(TPK), Task Force UI sampai Komisi Empat.
Berbagai borok pembangunan dan demoralisasi perilaku kekuasaan rezim Orde Baru terus
mencuat. Menjelang Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru telah melakukan berbagai cara dalam
bentuk rekayasa politik, untuk mempertahankan dan memapankan status quo dengan
mengkooptasi kekuatan-kekuatan politik masyarakat antara lain melalui bentuk perundang-
undangan. Misalnya, melalui undang-undang yang mengatur tentang pemilu, partai politik, dan
MPR/DPR/DPRD.
Muncul berbagai pernyataan sikap ketidakpercayaan dari kalangan masyarakat maupun
mahasiswa terhadap sembilan partai politik dan Golongan Karya sebagai pembawa aspirasi
rakyat. Sebagai bentuk protes akibat kekecewaan, mereka mendorang munculnya Deklarasi
Golongan Putih (Golput) pada tanggal 28 Mei 1971 yang dimotori oleh Arif Budiman, Adnan
Buyung Nasution, Asmara Nababan.
Dalam tahun 1972, mahasiswa jtyang bernama aji uga telah melancarkan berbagai protes
terhadap pemborosan anggaran negara yang digunakan untuk proyek-proyek eksklusif yang
dinilai tidak mendesak dalam pembangunan,misalnya terhadap proyek pembangunan Taman
Mini Indonesia Indah (TMII) di saat Indonesia haus akan bantuan luar negeri.
Protes terus berlanjut. Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu
diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM
Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974.
Gerakan mahasiswa di Jakarta meneriakan isu "ganyang korupsi" sebagai salah satu tuntutan
"Tritura Baru" disamping dua tuntutan lainnya Bubarkan Asisten Pribadi dan Turunkan Harga;
sebuah versi terakhir Tritura yang muncul setelah versi koran Mahasiswa Indonesia di Bandung
sebelumnya. Gerakan ini berbuntut dihapuskannya jabatan Asisten Pribadi Presiden.
1977-1978[sunting | sunting sumber]
Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa
nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah
sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies
Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun disana-sini aksi
protes kecil tetap ada.
Menjelang dan terutama saat-saat antara sebelum dan setelah Pemilu 1977, barulah muncul
kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif. Berbagai masalah penyimpangan politik
diangkat sebagai isu, misalnya soal pemilu mulai dari pelaksanaan kampanye, sampai
penusukan tanda gambar, pola rekruitmen anggota legislatif, pemilihan gubernur dan bupati di
daerah-daerah, strategi dan hakikat pembangunan, sampai dengan tema-tema kecil lainnya
yang bersifat lokal. Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan
nasional.
Awalnya, pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswa, maka pada
tanggal 24 Juli 1977 dibentuklah Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai
perguruan tinggi. Namun, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa. Pada periode ini terjadinya
pendudukan militer atas kampus-kampus karena mahasiswa dianggap telah melakukan
pembangkangan politik, penyebab lain adalah karena gerakan mahasiswa 1978 lebih banyak
berkonsentrasi dalam melakukan aksi diwilayah kampus. Karena gerakan mahasiswa tidak
terpancing keluar kampus untuk menghindari peristiwa tahun 1974, maka akhirnya mereka
diserbu militer dengan cara yang brutal. Hal ini kemudian diikuti oleh dihapuskannya Dewan
Mahasiswa dan diterapkannya kebijakan NKK/BKK di seluruh Indonesia.
Soeharto terpilih untuk ketiga kalinya dan tuntutan mahasiswa pun tidak membuahkan hasil.
Meski demikian, perjuangan gerakan mahasiswa 1978 telah meletakkan sebuah dasar sejarah,
yakni tumbuhnya keberanian mahasiswa untuk menyatakan sikap terbuka untuk menggugat
bahkan menolak kepemimpinan nasional.
Gerakan bersifat nasional namun tertutup dalam kampus, Oktober
1977[sunting | sunting sumber]
Gerakan mahasiswa tahun 1977/1978 ini tidak hanya berporos di Jakarta dan Bandung saja
namun meluas secara nasional meliputi kampus-kampus di kota Surabaya, Medan, Bogor,
Ujungpandang (sekarang Makassar), dan Palembang. [1] 28 Oktober 1977, delapan ribu anak
muda menyemut di depan kampus ITB. Mereka berikrar satu suara, "Turunkan Suharto!"•.
Besoknya, semua yang berteriak, raib ditelan terali besi. Kampus segera berstatus darurat
perang. Namun, sekejap kembali tentram.[2]
Peringatan Hari Pahlawan 10 November 1977, berkumpulnya mahasiswa
kembali[sunting | sunting sumber]
10 November 1977, di Surabaya dipenuhi tiga ribu jiwa muda. Setelah peristiwa di ITB pada
Oktober 1977, giliran Kampus ITS Baliwerti beraksi. Dengan semangat pahlawan, berbagai
pimpinan mahasiswa se-Jawa hadir memperingati hari Pahlawan 1977. Seribu mahasiswa
berkumpul, kemudian berjalan kaki dari Baliwerti menuju Tugu Pahlawan.
Sejak pertemuan 28 Oktober di Bandung, ITS didaulat menjadi pusat konsentrasi gerakan di
front timur. Hari pahlawan dianggap cocok membangkitkan nurani yang hilang. Kemudian
disepakati pusat pertemuan nasional pimpinan mahasiswa di Surabaya.
Sementara di kota-kota lain, peringatan hari Pahlawan juga semarak. Di Jakarta, 6000
mahasiswa berjalan kaki lima kilometer dari Rawamangun (kampus IKIP) menuju Salemba
(kampus UI), membentangkan spanduk,"Padamu Pahlawan Kami Mengadu". Juga dengan
pengawalan ketat tentara.
Acara hari itu, berwarna sajak puisi serta hentak orasi. Suasana haru-biru, mulai membuat
gerah. Beberapa batalyon tempur sudah ditempatkan mengitari kampus-kampus Surabaya.
Sepanjang jalan ditutup, mahasiswa tak boleh merapat pada rakyat. Aksi mereka dibungkam
dengan cerdik.
Konsolidasi berlangsung terus. Tuntutan agar Soeharto turun masih menggema jelas,
menggegerkan semua pihak. Banyak korban akhirnya jatuh. Termasuk media-media nasional
yang ikut mengabarkan, dibubarkan paksa.
Pimpinan Dewan Mahasiswa (DM) ITS rutin berkontribusi pada tiap pernyataan sikap secara
nasional. Senat mahasiswa fakultas tak henti mendorong dinamisasi ini. Mereka bergerak satu
suara. Termasuk mendukung Ikrar Mahasiswa 1977. Isinya hanya tiga poin namun berarti.
"Kembali pada Pancasila dan UUD 45, meminta pertanggungjawaban presiden, dan bersumpah
setia bersama rakyat menegakan kebenaran dan keadilan"•.[2]
Peringatan Tritura 10 Januari 1978, dihentikannya gerakan oleh
penguasa[sunting | sunting sumber]
Peringatan 12 tahun Tritura, 10 Januari 1978, peringatan 12 tahun Tritura itu jadi awal sekaligus
akhir. Penguasa menganggap mahasiswa sudah di luar toleransi. Dimulailah penyebaran benih-
benih teror dan pengekangan.
Sejak awal 1978, 200 aktivis mahasiswa ditahan tanpa sebab. Bukan hanya dikurung, sebagian
mereka diintimidasi lewat interogasi. Banyak yang dipaksa mengaku pemberontak negara.
Tentara pun tidak sungkan lagi masuk kampus. Berikutnya, ITB kedatangan pria loreng
bersenjata. Rumah rektornya secara misterius ditembaki orang tak dikenal.
Di UI, panser juga masuk kampus. Wajah mereka garang, lembaga pendidikan sudah menjadi
medan perang. Kemudian hari, dua rektor kampus besar itu secara semena-mena dicopot dari
jabatannya. Alasannya, terlalu melindungi anak didiknya yang keras kepala.
Di ITS, delapan fungsionaris DM masuk "daftar dicari" Detasemen Polisi Militer. Sepulang aksi
dari Jakarta, di depan kos mereka sudah ditunggui sekompi tentara. Rektor ITS waktu itu, Prof
Mahmud Zaki, ditekan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk segera
membubarkan aksi dan men-drop out para pelakunya. Sikap rektor seragam, sebisa mungkin ia
melindungi anak-anaknya.
Beberapa berhasil tertangkap, sisanya bergerilya dari satu rumah ke rumah lain. Dalam proses
tersebut, mahasiswa tetap "bergerak". Selama masih ada wajah yang aman dari daftar, mereka
tetap konsolidasi, sembunyi-sembunyi. Pergolakan kampus masih panas, walau Para Rektor
berusaha menutupi, intelejen masih bisa membaca jelas.[2]
1990[sunting | sunting sumber]
Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut
dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Melalui
PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat
Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas
(SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Dikalangan mahasiswa secara kelembagaan dan personal terjadi pro kontra, menamggapi SK
tersebut. Oleh mereka yang menerima, diakui konsep ini memiliki sejumlah kelemahan namun
dipercaya dapat menjadi basis konsolidasi kekuatan gerakan mahasiswa. Argumen mahasiswa
yang menolak mengatakan, bahwa konsep SMPT tidak lain hanya semacam hiden agenda untuk
menarik mahasiswa ke kampus dan memotong kemungkinan aliansi mahasiswa dengan
kekuatan di luar kampus.
Dalam perkembangan kemudian, banyak timbul kekecewaan di berbagai perguruan tinggi
karena kegagalan konsep ini. Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri, bebas dari
pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus. Sehingga, tidaklah mengherankan
bila akhirnya berdiri Dewan Mahasiswa di UGM tahun 1994 yang kemudian diikuti oleh berbagai
perguruan tinggi di tanah air sebagai landasan bagi pendirian model organisasi kemahasiswaan
alternatif yang independen.
Dengan dihidupkannya model-model kelembagaan yang lebih independen, meski tidak persis
serupa dengan Dewan Mahasiswa yang pernah berjaya sebelumnya upaya perjuangan
mahasiswa untuk membangun kemandirian melalui SMPT, menjadi awal kebangkitan kembali
mahasiswa pada tahun 1990-an.
Gerakan yang menuntut kebebasan berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik dan
kebebasan mimbar akademik di dalam kampus pada 1987 - 1990 sehingga akhirnya
demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam kampus perguruan tinggi. Saat itu demonstrasi
di luar kampus termasuk menyampaikan aspirasi dengan longmarch ke DPR/DPRD tetap
terlarang.
1998[sunting | sunting sumber]
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme)
pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya
memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang
menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di
antaranya: Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi
I dan II, Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.
IDENTITAS MAHASISWA
Posted by AmhyKamis, 08 Agustus 20131 comments
Bunda relakan darah juang kami
Kutipan lirik lagu perjuangan yang diciptakan oleh Andi Munajat Mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, tersebut
mengiringi mahasiswa ketika menuntut hak rakyat kecil di tepi jalan,dengan suara lantang dan menggugah
semangat juang bagi yang menyanyikannya, itulah salah satu yang dinamakan sebuah pergerakan mahasiswa
untuk bangsa yang tertindas.
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VI bagian ke empat pasal 19, Mahasiswa adalah
sebuah sebutan akademis untuk siswa/murid yang telah sampai pada jenjang pendidikan tertentu dalam masa
pembelajarannya. Kata “Maha” berarti tinggi, paling, sementara “Siswa” berarti pelajar, subjek (bukan objek)
pembelajaran. Begitu singkatnya bila diartikan secara harfiah. Sehingga dalam pengertian dari segi bahasa,
Mahasiswa lebih kurang bearti pelajar yang tinggi (dalam hal ilmu) atau pelajar yang telah mencapai jenjang
pendidikan tinggi (Universitas).
A. Definisi Mahasiswa
Perana mahasiswa
Agent of Sosial control = pengontrol dalam masyarakat
Agent of change = agen perubahan
Kesuksesan mahasiswa
Mahasiswa yang sering disebut sebagai komunitas terdidik, cerdas, memiliki berbagai keterampilan dan bervisi
masa depan, dituntut kiprah dan peran positifnya di tengah kehidupan masyarakat.
Dengan ”segudang atribut“ yang melekat pada dirinya, mahasiswa sering dijadikan “simbol” akan berbagai
harapan dan perubahan. Ia dituntut mewakili setiap keinginan masyarakat yang kadang tidak tersalurkan dengan
baik.
Mahasiswa juga diharapkan menjadi pembela sekaligus penyambung lidah dari berbagai bentuk diskriminasi
serta ketidakadilan yang dialami masyarakat, dan yang teramat penting adalah dipundak mahasiswa nantinya
diletakkan harapan akan terciptanya kehidupan yang lebih baik dari yang dirasakan hari ini.
Mengingat mahasiswa berada pada eksistensinya sendiri sekaligus dengan cirinya sendiri. Sebagai sosok yang
bergelut didunia akademisi maka sepantasnya setiap ucapan dan tindakannnya tidak saja berwawasan Ilmiah
tetapi di dalamnya termuat nilai kejujuran, keadilan dan kemanusiaan. Dengan kapasitas intelektualnya dan
pengasahan daya nalarnya maka sosok mahasiswa harus mampu menganalisa sekaligus menelaah setiap
persoalan yang muncul kepermukaan, apakah di dalam kampusnya sendiri maupun diluar kampus dan pada saat
yang sama dapat memberi jawaban yang argumentatife dan bertanggung jawab.
Dalam perjalanan masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia, dalam setiap dinamika kehidupan yang senantiasa
bergerak maju mengikuti perkembangan zaman, maka kiprah dan peran Mahasiswa senantiasa memberi ruang
bagi terjadinya perubahan. Di Indonesia misalnya terutama setelah kemerdekaan, peran Mahasiswa begitu
dominan dalam melakukan kontrol sosial yang tujuannya adalah bagaimana terciptanya kehidupan yang lebih
baik dan kondusif.
Dengan demikian, bagi seorang mahasiswa dengan daya nalar dan kapasitas intelektualnya, seyogyanya dapat
mengantar dirinya untuk menemukan jati dirinya yang paripurna yaitu sosok yang cerdas yang memiliki
kepekaan sosial, mampu membaca dinamika dari alur kehidupan yang berkembang di tengah kompleksitas
kehidupan masyarakat, untuk selanjutnya dapat memberi jalan keluar dari setiap problem kehidupan yang
terjadi.
Secara umum dapat dikatakan , mahasiswa adalah bagaian dari generasi muda atau anak bangsa yang menuntut
Ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai Identitas Diri. Dengan demikian sejatinya seorang mahasiswa harus
tercatat dan aktif dalam pergulatan Dinamika yang dikembangkan perguruan Tinggi dengan segala aturannya,
sebagai tempat melakukan olah pikir dan pengasahan daya nalar seperti Berpartisipasi dalam kegiatan
kemahasiswaan dan diskusi kemahasiswaan yang bersifat rutin.
Antara perguruan tinggi dengan segala komponennya serta mahasiswa dengan segala atributnya, harus terjalin
sikap dan komunikasi dua arah (Andragogy system). Perguruan Tinggi yang diwakili oleh Dosennya dituntut
memberikan sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi kiprah dan perjalanan mahasiswanya, dalam hal ini
dosen tidak saja memberi pelajaran sekedar memenuhi kebutuhan kurikulum, tetapi bagaimana memberikan
rangsangan pemikiran kepada mahasiswanya untuk dapat mengetahui, menelaah, sekaligus menganalisa
dinamika kehidupan yang terjadi. Artinya seorang dosen tidak saja “mengajar” atau “mendidik” peserta
didiknya tetapi juga dapat menjadi teman diskusi dialog bagi mahasiswanya. Sebaliknya seorang mahasiswa
juga di tuntut aktif memberi masukan dan menggali setiap fenomena yang muncul, terutama karena derasnya
perubahan kehidupan.
Dengan demikian, baik perguruan tinggi di satu pihak maupun mahasiswa dari pihak lain telah terjadi akumulasi
dan proses pembelajaran yang sedemikian rupa, sehingga keduanya telah tejadi proses saling menerima dan
memberi (take and given).
Dengan gambaran singkat di atas dan setelah melalui pengolahan pemikiran yang sedemikian rupa, maka pada
diri mahasiswa akan tergambar sikap yang bertanggung jawab, berpihak kebenaran dan berdimensi keadilan.
Sikap itu bukan hanya dalam bentuk perilaku tetapi telah menjadi bagian dari identitas yang melekat pada
dirinya. Hal inipun berimplikasi pada terjadinya proses peralihan dan penguatan struktur ke cultur, transformasi
yang bersifat massif di alihkan menjadi penguatan-penguatan individu. Dalam konteks ini mahasiswa harus
dipandang sebagai individu-individu yang otonom dan mempunyai kebebasan untuk berpikir dan mengambil
peranan sesuai dengan kecendrungan dan otoritas yang dimilikinya. Dengan demikian perguruan tinggi di
maknai sebagai tempat berkumpulnya individu-individu yang merdeka dan independent dengan relasi hubungan
dan komunikasi yang cair dan mengurangi kekuatan formalitas yang mengitarinya. Untuk lebih memberi bobot
dari sikap dan perilakunya, maka sosok mahasiswa harus memiliki setidaknya empat Identitas yaitu :
Kesadaran ini harus dibangun dan di asah terus menerus, sebab kemandirian itu ternodai maka objektivitas
perilaku akan di pertanyakan yang pada gilirannnya tindakannya tidak lagi berpihak pada kepentingan
masyarakat. Ke empat identitas diatas harus di pahami secara komprehensif dan saling bersinergi menjadi satu
keutuhan, sehingga nantinya muncul satu citra positif yang tergambar dari pikiran dan perilakunya. Citra itu
adalah sosok mahasiswa yang berilmu, mempunyai sifat keterbukaan, dinamis dalam bertindak, tegas dalam
berprilaku serta jujur dan konsekuen.
Dalam konteks kemahasiswaan, kesarjanaan adalah penguasaan ilmu apa saja yang bermanfaat bagi peradaban
dan kemanusiaan, baik ilmu agama, eksakta, dan social ekonomi. Kesarjanaan itu tidak dengan sendirinya
merupakan nilai yang selesai bilamana tidak disertai dengan tindakan nyata bagi kepentingan kemajuan
masyarakat dan kemajuan masyarakat dan kemanusiaan sebagai bentuk pengabdian yang tak pernah usai.
Disamping dengan atributnya, maka mahasiswa dituintut memilik sikap toleransi, persaudaraan, keikhlasan dan
tanpa pamrih sehingga ia dapat melakukan pembelaan terhadap wong cilik, kaum mustadh’afin, serta gologan
tertindas lainnya. Segala tindakannya akan senantiasa sesuai dan seirama dengan petunjuk agama serta serta
kepentingan bangsa maupun Negara
Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen
Menerapkan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat
Anda praktikkan tanpa mengerti apa itu manajemen. Pengertian ilmu
manajemen secara umum wajib Anda pahami agar dapat
diimplementasikan dengan baik.
2. Uang
Uang menjadi unsur penting dalam kegiatan manajemen karena menjadi
perantara utama dalam mencapai tujuan. Biaya operasional dalam sebuah
kegiatan manajemen tentu membutuhkan uang agar dapat berjalan baik.
3. Material
Unsur manajemen ini adalah salah satu faktor penting karena kualitas
bisnis dipengaruhi oleh kualitas material yang dipilih. Jadi, jika material
yang dipilih buruk, tujuan manajemen akan sulit tercapai.
4. Mesin
Mesin merupakan unsur lain yang perlu diperhatikan. Dengan adanya
mesin atau teknologi, pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia
pasti akan lebih mudah. Tujuan pun dapat tercapai lebih efektif.
5. Metode
Unsur ini mempengaruhi kinerja dalam sebuah manajemen. Jika metode
yang dibuat berdasarkan target, fasilitas, waktu, uang, dan kegiatan bisnis,
kegiatan manajemen pasti akan berjalan lebih lancar. Unsur ini juga perlu
mendapat campur tangan manusia agar dapat tercipta dengan baik.
6. Pasar
Unsur ini terbilang krusial karena sebuah bisnis hanya dapat berkembang
jika telah dikenal di pasaran. Unsur pasar dipengaruhi oleh unsur material
karena barang atau jasa yang laku harus memiliki kualitas baik.
Bahkan kegiatan kecil seperti melakukan aktivitas di rumah juga tak jauh
dari penerapan ilmu manajemen ini. Jadi, sadar atau tidak, siapapun pasti
pernah menerapkan ilmu manajemen dalam hidupnya.
Dalam sehari, Anda memiliki waktu selama 24 jam. Dalam kurun waktu
tersebut, Anda harus mengalokasikannya untuk kebutuhan istirahat,
bekerja, bersantai, dan lain sebagainya. Agar seluruh kegiatan tersebut
dapat Anda lakukan setiap hari, dalam kurun waktu yang terbatas,
penerapan ilmu manajemen tentu Anda lakukan.
Anda Sudah Implementasi Ilmu Manajemen?
Ilmu manajemen memang menjadi sebuah bidang keilmuan yang
penting di kehidupan manusia. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
manusia pasti ada pengaruh dari penerapan dari ilmu manajemen.
Untuk itu, agar Anda dapat mengelola segala sesuatu dengan efektif
dan efisien, mempelajari ilmu manajemen bukanlah suatu hal yang
Definisi Umum
merugikan untuk kehidupan Anda
Manajemen Kepemimpinan
Pengertian manajemen kepemimpinan adalah seni untuk
mengelola kemampuan seseorang dalam memimpin, mengarahkan
dan mengajak orang lain menuju tujuan dengan cara yang efisien
dan efektif.
Sudah lama saya tidak membahas tentang manajemen di blog
rocket manajemen ini. Karena kesibukan offline maka saya jarang
update di blog ini.
1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Mengorganisasi)
3. Staffing (Penempatan)
4. Coordinating (Mengkoordinasi)
5. Controlling (Mengontrol)
Kelima fungsi dasar manajemen tersebut itu harus ada dalam
struktur perusahaan, entah berskala UKM ataupun skala corporate
besar. Mengapa hal itu menjadi sangat penting? Karena, tanpa
adanya fungsi manajemen yang berjalan maka perusahaan tidak
bisa berjalan dengan semestinya.
Lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu :
1. Fungsi Planning (Fungsi Perencanaan
Manajemen)
Seperti diagram diatas, yang pertama dan utama adalah fungsi planning. Mengapa ini menjadi
sangat penting? Karena fungsi planning adalah aktivitas untuk menyusun, merencanakan apa yang
menjadi tujuan perusahaan serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Ibarat, jika tidak ada yang dikejar maka orang-orang yang ada
dalam perusahaan tersebut hanya melakukan kewajiban saja, yang
penting dibayar. Tidak ada upaya untuk meningkatkan performa
perusahaan. Dan alhasil, pencapaian perusahaan akan stagnan,
bahkan menurun.
Dalam tahap ini, planning bisa dibagi menjadi tiga dari beberapa
sudut pandang tingkatan manajemen. Yaitu :
1. Top Level Planning (Perencanaan Tingkat Atas). Dalam tahap
teratas ini, perencanaan yang dilakukan bersifat strategis,
seperti memberikan arahan/petunjuk umum, merumuskan
tujuan, pengambilan keputusan dan memberikan arahan untuk
melakukan kerja yang efisien. Pada tahap ini bersifat
menyeluruh, serta dilakukan untuk menentukan target jangka
panjang.
2. Middle Level Planning (Perencanaan Tingkat Menengah), pada
tahap ini perencanaan lebih bersifat administratif. Atau lebih
detail, seperti menentukan cara untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
3. Low Level Planning (Perencanaan Tingkat Bawah), dalam tahap
ini lebih bersifat ke operasional (pelaksanaan). Yang meliputi
tanggaung jawab oleh manajer lapangan.
Syarat-syarat Perencanaan yang Baik
Manfaat Organizing
Tetapi, staffing ini tidak melulu soal tenaga kerja saja. Tetapi lebih
ke semua sumber daya yang ada, seperti peralatan, inventaris, dll.
Nah, mengapa hal ini menjadi penting? Karena, terkadang 1 divisi
tidak terlalu membutuhkan barang A misal, tetapi divisi lain sangat
membutuhkannya.
#1 Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah sebuah aktivitas untuk menyusun dan
merencanakan setiap tujuan sebuah perusahaan atau organisasi,
termasuk berbagai cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan
tersebut.
Tanpa adanya tujuan ini, maka tidak akan sebuah usaha untuk
meningkatkan kualitas performa perusahaan atau organisasi dan dapat
diprediksi bahwa perusahaan atau organisasi itu akan menuju pada satu
titik jenuh atau stagnan, bahkan dapat dipastikan akan mengalami
kebangkrutan.
Selain itu, target jangka panjang juga ditentukan oleh mereka yang
duduk dalam posisi teratas dalam sebuah organisasi.
#2 Organizing (Pengorganisasian)
Fungsi kedua dari perputaran sebuah manajemen kepemimpinan adalah
fungsi pengorganisasian. Kembali pada inti pembahasan manajemen,
sebuah perusahaan adalah sebuah objek yang harus diatur agar mudah
dalam pencapaian tujuan yang telah direncanakan di awal.
Agar tetap terarah dan terkait dengan fungsi pertama dari manajemen,
yaitu perencanaan, setidaknya ada 3 unsur penting dalam sebuah
pengorganisasian, diantaranya adalah:
#4 Coordinating (Pengarahan)
Fungsi pengarahan ini tidak lain adalah bertujuan untuk meningkatkan
keefisiensian dan keefektifan dari kinerja setiap bagian agar semakin
tetap pada kondisi yang optimal.
#5 Controlling (Pengendalian)
Fungsi terakhir dalam sebuah manajemen adalah fungsi pengendalian
atau controlling yang memiliki fungsi untuk memberikan penilaian
tentang pekerjaan yang dilakukan dan pencapaian target dari sumber
daya tertentu.
1. George R. Terry
Menurut George R. Terry, organizational management adalah aktivitas pere
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating),
dan pengawasan (Controlling), dimana semua aktivitas tersebut bertujuan untuk
mencapai target organisasi.
3. Henry Fayol
Menurut Henry Fayol, organizational management adalah aktivitas
perencanaan (Planning), mengorganisir (Organizing),
mengkoordinir (Coordinating), dan mengawasi (Controling), dimana rangkaian
aktivitas tersebut bertujuan untuk mencapai goal organisasi.
4. Menurut Koontz dan O. Donnel
Menurut Koontz dan O. Donnel, manajemen organisasi adalah semua aktivitas
organisasi yang berhubungan dengan perencanaan (Planning), mengorganisir
(Organizing), melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing), mengarahkan (Directing),
dan mengawasi (Controlling).
Secara garis besar definisi manajemen organisasi yang dijelaskan oleh para ahli di
atas terlihat sama. Namun, yang berbeda adalah pada pelaksanaannya, sesuai
dengan visi dan misi masing-masing organisasi.
Manajemen organisasi bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan dalam suatu bisnis
atau perusahaan, terutama dalam bisnis yang sedang berkembang. Tanpa adanya
manajemen organisasi yang baik bisa menjadi penyebab kemunduran profibilitas
perusahaan hingga berujung pada perpecahan secara internal.
Ini akan menjadi langkah penting untuk menentukan keputusan seperti apa yang
akan diambil di masa depan sehingga dapat menghindari kebingungan. Secara
teknis perencanaan bisa dilakukan melalui koordinasi dalam rapat yang membahas
terkait rencana kerja dan angarannya.
Sebagai contoh, jika perusahaan memiliki kegiatan tertentu yang berkaitan dengan
peningkatan pemasaran maka pemilihan sumber daya untuk kegiatan tersebut harus
dipilih dari divisi yang menangani pemasaran.
3. Fungsi Kepegawaian (Staffing)
Suatu organisasi harus memiliki management yang baik untuk menciptakan
suasana kerja yang sehat di dalam organisasi tersebut. Selain itu, perekrutan
anggota yang tepat juga akan memberikan sumbangsih yang besar pada organisasi
Apapun bentuk organisasi itu diperlukan usaha-usaha untuk mengelola kegiatan dan orang-
orang maupun unsur lainnya yang ada didalam organisasi agar tercapai tujuan dengan lebih
baik.
2. Pengertian Manajemen
Secara spesifik ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam organisasi,
yaitu:
Sebagai ilustrasi kita ambil contoh misalnya belakangan ini banyak manajer gagal
memantau salah satu hasil usaha yang sangat penting, yaitu efisiensi. Sebagai contoh
Kantor Pos Pusat di Jakarta untuk mencari paket kiriman yang hilang dari Jakarta ke
Surabaya melakukan 5 panggilan telpon dari divisi yang terpisah ke kantor pos Surabaya.
Hal ini jelas kurang efisien. Jalan keluar yang terbaik adalah divisi pengiriman paket
menelpon langsung siapa kurir yang bertugas mengirimkan paket tersebut ke Surabaya.
Akan tetapi efisiensi saja tidaklah cukup untuk memastikan keberhasilan. Oleh karena itu,
selain peduli dengan efisiensi, para manajer juga harus berusaha untuk mencapai hasil
yang efektif. Selama bertahun-tahun perusahaan Chrysler Motor mengalami penurunan
penjualan, pangsa pasar dan keuntungannya, walaupun mobil-mobil yang dibuatnya sudah
sangat efisien. Kemudian perusahaan tersebut melakukan inovasi baru dengan
memproduksi mobil rancangan pemenang lomba yang telah dirancang ulang, sehingga
menarik minat pembeli. Setelah itu Chrysler Motor mulai memperoleh kembali pangsa pasar
dan keuntungannya. Ini menunjukkan bahwa Chrysler Motor berusaha untuk efektivitas,
yaitu menyelesaikan tugas-tugas yang dapat menolong pencapaian sasaran organisasi.
Kerja merupakan kegiatan yang menghasilkan nilai bagi orang lain maupun diri sendiri.
Bekerja dengan baik sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan diri
sendiri mengarahkan organisasi terhadap kebutuhan manajemen.
Manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil kerja orang-orang yang ada di
dalam organisasi. Manajer sebagai perencana, pengorganisasi, pemimpin dan pengendali
pelaksanaan aktivitas sehari-hari organisasi.
“Seorang manajer yang efektif adalah seorang manajer yang mampu membuat suatu
pekerjaan terselesaikan dan menjaga tingkat kepuasan yang tinggi di tempat kerja.”
Jenis manajer dalam organisasi dapat diklasifikasikan berdasarkan dua bentuk, yang
pertama Manajer berdasarkan tingkatan manajemen dalam organisasi dan kedua
berdasarkan lingkup kegiatan organisasi yang berada di bawah tanggungjawabnya.
Berdasarkan tingkatan manajemen organisasi, manajer terdiri dari manajer puncak
(top manager), manajer menengah (middle manager), manajer bawah (lower
manager atau first-line manager), dan pemimpin kelompok (group leader).
Top manager efektif adalah seorang pemikir strategis yang berorientasi ke depan
yang membuat banyak keputusan dalam kondisi yang tidak pasti dan penuh persaingan.
Manajer puncak ( chief executive officer, chief operational officer, direktur utama, presiden
direktur, vice-president, president) terdiri dari kelompok yang relatif kecil , bertanggungjawab
atas keseluruhan manajemen organisasi. Menetapkan kebijakan operasional dan
membimbing proses interaksi dengan lingkungan organisasi. Top manager bertanggung
jawab untuk menciptakan kondisi penting untuk perubahan, membantu karyawan untuk
bertanggung jawab kepada perusahaan, bertanggung jawab untuk menciptakan budaya
posistif organisasi melalui bahasa dan tindakan dan bertanggung jawab mengamati
lingkungan usahanya.
First-Line Manager efektif adalah seseorang yang mampu mengelola kinerja satu
unit kerja yang dapat menyelesaikan tugas dan tanggungjawab jangka pendek yang sesuai
dengan rencana middle dan top manager. Manajer lini pertama (supervisor atau pemimpin
kelompok).
Pemimpin Kelompok adalah jenis pekerjaan manajemen yang relatif baru yang
dikembangkan semenjak perusahaan beralih kepada kelompok yang mandiri. Pemimpin
kelompok mengarahkan pekerjaan perorangan dan membantu aktivitas kelompok ke arah
pencapaian sasaran. Pemimpin kelompok juga membantu kinerja kelompok, mengelola
hubungan luar dan hubungan dalam kelompok.
Manajer fungsional yaitu manajer yang bertanggung jawab atas satu bidang kegiatan
tertentu seperti keuangan, pemasaran, produksi, personalia, akuntansi atau penjualan.
Manajer umum membawahi semua kegiatan suatu unit seperti sebuah cabang, perusahaan
terpisah atau bagian operasional terpisah yang memiliki bagian produksi, pemasaran,dan
keuangan sendiri.
Fungsi Manajemen
Empat fungsi manajemen sebagai tugas utama yang harus dilaksanakan seorang manajer
dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan atau yang dikenal sebagai proses
manajemen adalah sebagai berikut :
Perencanaan (planning).
Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus
diambil untuk mencapainya, meliputi penetapan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan
strategi, membuat strategi, dan mengembang-kan subrencana untuk mengkoordinasikan
kegiatan.
Pengorganisasian (organizing).
Proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara
terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana yang telah
dibuat., meliputi penetapan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan
tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.
Memimpin (leading)
Proses menumbuhkan semangat pada karyawan agar bekerja dengan baik dan
membimbing mereka untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai rencana dalam rangka
mencapai tujuan, memberi inspirasi dan motivasi kepada karyawan untuk berusaha keras
mencapai sasaran organisasi.
Pengendalian (controlling).
Proses mengukur kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana
yang telah dibuat serta mengambil tindakan koreksi yan diperlukan.
Mengorganisir orang, proyek, dan proses (organizing people, project, & process)
Memimpin (leading)
1). Peran interpersonal, yaitu peranan seorang manajer dalam berinteraksi dengan
berbagai pihak yang akan membantu berhasilnya pelaksanaan tugas, baik pihak
dalam perusahaan maupun pihak luar perusahaan.
Memelihara suatu jaringan kontak luar yang mendukung dan juga penghubung pihak
dalam, contoh : membalas surat-surat, melakukan kerja dewan urusan luar, yang
melibatkan puhak-pihak luar.
a. Memantau (Monitor)
Manajer selalu aktif mencari informasi yang dapat bermanfaat untuk organisasi,
contoh membaca terbitan-terbitan periodik dan laporan-laporan, memelihara kontak
pribadi.
b. Penyebar (Disseminator)
c. Jurubicara (Spokesman)
a. Kewirausahaan (Entrepreunership)
Keterampilan Manajerial
Keterampilan ini merupakan bekal bagi para manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu misalnya memperbaiki mesin, membuat kursi, membuat jadwal kerja dan
keterampilan teknis lainnya.
Kemampuan untuk merinci permasalahan menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik
sehingga dapat dilihat kaitan antara masing-masing bagian tersebut, serta mengetahui
dampak dari setiap permasalahan bagi orang lain.
Sebagai tambahan, keterampilan yang harus pula dimiliki oleh para manajer adalah
sebagai berikut :
Kemampuan untuk memberikan dorongan kepada orang lain, agar mereka dapat
melakukan sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan tanpa mereka rasakan secara
langsung, karena telah diberikan suatu motivasi atau dorongan berupa rangsangan-
rangsangan untuk menggairahkan dan menyemangati melakukan pekerjaan.
Keterampilan yang dalam hal ini penguasaan mengolah informasi melalui teknologi
seperti keterampilan mengoperasikan komputer.
9. Tolerance for uncertainty, kemampuan untuk bekerja dalam situasi yang tidak
menentu.
Materi 6: Strategi dan Taktik dalam Perjuangan Politik
Posted by Maman Suratman under TOR Sekolah Demonstran
Tinggalkan sebuah Komentar
Perang dan Politik
Pengertian perang merupakan lebih sekedar suatu urusan politik melalui cara-cara lain. Sedangkan
politik adalah perang tanpa pertumpahan darah sedangkan perang adalah politik dengan
pertumpahan darah. Menurut Mao Tse Tsung, pengertian perang dan politik pada hakekatnya sama,
yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan/maksud, Cuma bentuknya berbeda.
Taktik adalah penggunaan kekuatan untuk memenangkan suatu pertempuran. Strategi adalah
memanfaatkan pertempuran untuk mengakhiri peperangan. Memimpin bala tentara untuk
mengalahkan musuh dan memenangkan suatu pertempuran bukanlah segala-galanya. Taktik adalah
bagaimana menentukan sikap atau menggunakan kekuatan dalam menghadapi peristiwa politik
tertentu pada saat tertentu. Sedangkan strategi adalah bagaimana menggunakan peristiwa-peristiwa
politik dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai rencana perjuangan. Dalam politik tidak dapat
dibayangkan kapan idiologi akan terlaksana, karenanya strategi dalam politik tidak dapat meliputi
sampai tercapainya tujuan (ideology), karenanya hanya meliputi jangka waktu tertentu.
Taktik adalah bagian dari strategi. Karenanya taktik baru tunduk dan mengabdi kepada strategi.
Rencana perjuangan (strategi) meliputi perjuangan secara menyeluruh baik dalam hubungan daerah,
nasional dan internasional maupun mengenai semua segi penghidupan dan kehidupan
masyarakat/Negara, ekonomi, hankam, kebudayaan, agama dan lain-lain.
Stratak tidaklah berdiri sendiri melainkan hanya merupakan alat pelaksana untuk mencapai tujuan
(ideology. Karenanya stratak harus mengabdi kepada perjuangan untuk mencapai tujuan odeologi.
Sebagai cara menggunakan organisasi untuk mencapai rencana perjuangan dalam jangka waktu
tertentu, serta sebagai cara berjuang menentukan sikap pada saat tertentu menghadapi masalah
politik tertentu, maka tugas stratak adalah menciptakan, memelihara, dan menambah syarat-syarat
yang akan membawa kepada tujuan. Syarat-syarat yang meliputi kekuatan fisik berupa tenaga
manusia, kekuatan mental, kekuatan materil serta posisi didalam Negara dan masyarakat. Tegasnya
tugas stratak adalah untuk machts-vorming dan macht-anwending.
REPORT THIS AD
Posisi tidak dapat dipisahkan dengan kekuatan. Posisi yang baik = separuh kekuatan. Posisi strategis
adalah menentukan berhasil tidaknya rencana perjuangan (strategi). Posisi taktis menentukan
berhasil tidaknya langkah-langkah taktik. Machts-vorming dan machts-anwending yang menjadi tugas
stratak tidak lain tujuannya melainkan apa yang disebut Mao Tse Tung: bahwa tugas stratak ialah
untuk mempertahankan/menambah kekuatan dan atau posisi sendiri serta menghancurkan atau
mengurangi kekuatan dan atau posisi lawan. Baik buruknya suatu staratak ditentukan oleh berhasil
tidaknya mempertahankan kekuatan sendiri atau mengurangi kekuatan lawan. Demikian pula baik
buruknya leadership tidak terletak pada tegas atau tidaknya, berani atau tidak, populer atau tidak
melainkan kepada hasil kepemimpinannya dan hasil dalam kepemimpinan ialah apa saja yang dapat
mempertahankan kekuatan/posisi sendiri serta yang dapat mengurangi kekuatan atau posisi lawan.
Politik ialah cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat dengan seperangkat undang-
undang untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah hal-hal yang merugikan bagi kepentingan
manusia. (Salim Ali al-Bahnasawi, Wawasan Sistem Politik Islam [Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet.
I]).
Politik Islam ialah aktivitas politik sebagian umat Islam yang menjadikan Islam sebagai acuan nilai
dan basis solidaritas berkelompok. Pendukung perpolitikan ini belum tentu seluruh umat Islam (baca:
pemeluk agama Islam). Karena itu, mereka dalam kategori politik dapat disebut sebagai kelompok
politik Islam, juga menekankan simbolisme keagamaan dalam berpolitik, seperti menggunakan
perlambang Islam, dan istilah-istilah keislaman dalam peraturan dasar organisasi, khittah perjuangan,
serta wacana politik.
Hakikat Politik Islam
Politik Islam secara substansial merupakan penghadapan Islam dengan kekuasan dan negara yang
melahirkan sikap dan perilaku (political behavior) serta budaya politik (political culture) yang
berorientasi pada nilai-nilai Islam. Sikap perilaku serta budaya politik yang memakai kata sifat Islam,
menurut Dr. Taufik Abdullah, bermula dari suatu keprihatinan moral dan doktrinal terhadap keutuhan
komunitas spiritual Islam.
Dalam penghadapan dengan kekuasaan dan negara, politik Islam di Indonesia sering berada pada
posisi delematis. Dilema yang dihadapi menyangkut tarik-menarik antara tuntutan untuk aktualisasi
diri secara deferminan sebagai kelompok mayoritas dan kenyataan kehidupan politik yang tidak
selalu kondusif bagi aktualisasi diri tersebut. Sebagai akibatnya, politik Islam dihadapkan pada
beberapa pilihan strategis yang masing-masing mengandung konsekuensi dalam dirinya.
REPORT THIS AD
Pertama, strategi akomodatif justifikatif terhadap kekuasaan negara yang sering tidak mencerminkan
idealisme Islam dengan konsekuensi menerima penghujatan dari kalangan “garis keras” umat
Islam. Kedua, strategi isolatif-oposisional, yaitu menolak dan memisahkan diri dari kekuasaan negara
untuk membangun kekuatn sendiri, dengan konsekuensi kehilangan faktor pendukungnya, yaitu
kekuatan negara itu sendiri, yang kemudian dikuasai dan dimanfaatkan oleh pihak lain. Ketiga,
strategi integratif-kritis, yaitu mengintegrasikan diri ke dalam kekuasaan negara, tetapi tetap kritis
terhadap penyelewengan kekuasaan dalam suatu perjuangan dari dalam. Namun, strategi ini sering
berhadapan dengan hegemoni negara itu sendiri, sehingga efektifitas perjuangannya dipertanyakan.
Dilema politik Islam berpangkal pada masih adanya problem mendasar dalam kehidupan politik umat
Islam. Problema tersebut ada yang bersifat teologis, seperti menyangkut hubungan agama dan politik
dalam Islam. Tetapi, ada yang bersifat murni politik, yaitu menyangkut strategi perjuangan politik itu
sendiri dalam latar kehidupan politik Indonesia yang kompleks dengan kelompok-kelompok
kepentingan politik majemuk.
Selain problem yang berasal dari dikotomi santri abangan di kalangan umat Islam (dikotomi ini adalah
konsekuensi logis dari proses islamisasi yang tidak merata di berbagai daerah nusantara serta
perbedaan corak tantangan kultural yang dihadapi), politik Islam juga menghadapi problema yang
berkembang dari adanya kemajemukan di kalangan kelompok Islam itu sendiri. Adalah suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa kelompok politik Islam bukanlah merupakan suatu
kelompok kepentingan tunggal. Hal ini ditandai oleh banyaknya partai-partai yang bermunculan di
kalangan kelompok Islam, baik yang berdasarkan diri pada idiologi dan simbol keislaman maupun
yang berbasis dukungan umat Islam.
Pada era reformasi dewasa ini terdapat banyak partai Islam atau partai yang berbasis dukungan umat
Islam, seperti Partai Persatuan Pembangnunan (PPP), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Partai
Umat Islam (PUI), Partai Masyumi Baru, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan (PK), Partai
Nahdhatul Ummat (PNU), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan
yang lainnya.
Fenomena maraknya partai Islam dan partai berbasis dukungan umat Islam merupakan refleksi dari
kemajemukan umat Islam dan keragaman kepentingan kelompok Islam. Kelahiran partai-partai
tersebut merupakan buah eforia politik yang tidak terelakkan dari proses reformasi. Proses reformasi
yang terjadi memang memberikan angin segar kebebasan bagi warga negara untuk berserikat dan
berkelompok yang selama 30 tahun telah terkungkung oleh kekuasaan absolut sentralistik.
Politik Islam di Indonesia secara umum belum berhasil mencapai efektifitas politik. Salah satu
pangkal efektifitas politik menurut Allan A. Samson adalah kepemimpinan. Kepemimpiman partai
politik belum mampu memfungsikan partai sebagai medium artikulasi kepentingan politik umat Islam.
Menurut Allan Samson, lebih lanjut, terdapat tiga faktor yang menyebabkan ketidakefektifan politik
tadi, dan hal lain dapat juga disebut sebagai problema politik Islam.
Pertama, adanya overestimasi. Banyak pimpinan partai Islam tentang kekuatan yang dimilikinya atau
aflikasi politik dari apa yang disebut dengan mitos kemayoritasan. Kedua, bersifat eksternal, yaitu
adanya usaha pengrusakan yang disengaja oleh kekuatan politik luar. Ketiga, adanya perbedaan
pandangan antara pimpinan partai tentang hubungan keyakinan keagamaan dan aksi politik.
Di atas semua itu, problem mendasar poitik Islam adalah kesulitan untuk mewujudkan persatuan,
baik dalam skala antar-partai-partai Islam maupun dalam skala intra-satu partai Islam. Partai Islam
rentan terhadap konflik, dan konflik partai rentan terhadap rekayasa internal.
“Jika suatu hari lewat tanpa bertambahnya ilmuku yang mendekatkanku ke sisi Allah,
tidaklah ada berkah untukku dalam terbitnya matahari pada hari itu”
“Orang yang buta politik maka ia akan dimakan oleh politik, orang yang buta ideology maka
ia akan dimakan oleh ideology”
Pendahuluan
Sebagai media dalam mencapai tujuan, politik bukan lagi merupakan istilah yang asing atau
bahkan tabu bagi kalangan mahasiswa. Namun hal penting yang harus difahami terkait
dalam perjuangan politik adalah landasan gerak (epistemology, pandangan dunia dan
ideologi), manusianya (kader), serta strategi dan taktik. Beberapa hal penting itulah yang
akan kita bahas pada kesempatan kali ini, sebagai pengetahuan, belum untuk dipraktekan,
terlebih semata-mata demi kekuasaan.
Saya fikir kita semua pernah mendengar dan menyaksikan bagaimana setiap individu
maupun kelompok berusaha mencapai tujuan serta cita-cita politiknya melalui perjuangan
politik. Namun tidak sedikit kita temui beberapa kecelakaan yang terjadi di dalamnya, baik
dalam proses perjuangan politik itu sendiri maupun hasil-hasil yang dicapai dari perjuangan
politik tersebut. Tentu saja terdapat beberapa alasan mendasar mengapa hal tersebut bisa
terjadi. Pertanyannya adalah, apa sajakah alasan mendasar itu? Jawaban dari pertanyaan
tersebut dapat kita jawab secara langsung, sebab jawaban tersebut sebenarnya terdapat di
dalamnya. Bagaimana jika saya katakan bahwa alasan mendasar tersebut tidak lain adalah
syarat ideal dari perjuangan politik itu sendiri? Bahwa perjuangan politik setidaknya
memiliki beberapa kandungan signifikan yang menjadi landasan bagi “gerakan” yang akan
dilakukan, yaitu;
beberapa hal tersebut di atas yang akan bersama-sama kita fahami. Mengingat pentingnya
bekal bagi seorang kader HMI dalam melaksanakan perjuangan politiknya kelak. Sebab
proses dalam perkaderan serta perjuangan untuk mewujudkan cita-cita profetik belumlah
cukup hanya dilakukan dalam ruang sempit HMI. Suatu saat nanti seorang kader HMI akan
mengabdikan dirinya setelah kepurnaan dia di HMI.
Pokok Kajian
A. Ideologi
Ideologi adalah landasan gerak, dalam arti yang lebih luas ideologi dapat dikatakan sebagai
seperangkat nilai-nilai berdasarkan pandangan dunia (pandangan hidup) untuk mengatur
kehidupan Negara dalam segi-seginya dan yang disusun dalam sebuah konstitusi berikut
peraturan-peraturan dan implementasinya.[3]
Pada wilayah ideology, Tauhid jelas haruslah menjadi dasar utamanya (sumber). Bagaimana
pemahaman kader maupun manusia secara umum tentang Tauhid menjadi dasar dari
epistemologinya. Sehingga dengan pengetahuan yang bersumber dari Tauhid tersebut akan
dapat menghasilkan pandangan dunia yang objektiv. Selanjutnya pandangan dunia atau cara
memahami realitas tersebut yang nantinya sebagai perangkat ideology. Jika lebih
disederhanakan lagi, ideologi sangatlah penting dalam perjuangan politik, sebab ideology
sebagai landasan setiap gerak yang akan diaktualisasikan.
Saat ini kita tahu bahwa terdapat banyak sekali ideology raksasa yang dengan segala
varianya juga memiliki orientasi dalam pencapaian tujuan (liberalism, kapitalisme,
sosialisme dll). Maka sebagai landasan gerak yang universal dan baku Tauhid adalah
rujukan atau sumber utama ideologi yang jelas, permanent dan selalu relevan.[4]
B. Politik
Politik secara sederhana dapat kita artikan sebagai suatu media untuk mencapai maksud
atau tujuan. Politik merupakan pengetahuan terapan, di mana dengan pengetahuan politik
maksud serta tujuan yang akan dicapai dapat diperjuangkan melalui perjuangan politik
dengan menggunakan ilmu pengetahuan politik. Tentu saja di dalam politik tersebut masih
membutuhkan banyak pengetahuan terapan yang lain, yaitu strategi dan taktik.
Di dalam Islam, system politik terdiri atas tiga prinsip pokok, Tauhid, Risalah dan Khilafah.
Prinsip yang pertama termanifestasikan dalam pembahasan kita yang pertama mengenai
ideology. Begitu juga dengan prinsip yang ke dua, selain termanifestasikan dalam ideology
juga termanifestasikan melalui aturan-aturan serta tuntunan-tuntunan yang membatasi
kekuasan seorang khilafah. Sedangkan sebagai khilafah, setidaknya manusia memiliki
beberapa syarat sebagai berikut:
1. Pemilik dari bumi sepenuhnya adalah tetap Tuhan, bukan wakil-Nya yang bertugas
mengelola.
3. Pengelola milik Tuhan akan akan melaksanakan kekuasannya dalam batas-batas yang
telah ditetapkan Tuhan atas dirinya.
Secara singkat politik adalah untuk kekuasaan, sebab hanya dengan kekuasanlah tujuan
dapat terwujud. Namun dengan kekuasan yang telah didapatkan nantinya, kekuasan
tersebut tetap harus dijalankan berdasarkan atas ideology yang sudah dipilihnya. Dalam
kaitanya dengan ini, politik tidak terlepas dari 4 hal; order (susunan/pembagian,
perintah), virtue (kebajikan), freedom (kebebasan atau kemerdekaan)
dan happiness/welfare (kebahagiaan dan kesejahteraan).[6] Kekuasaan yang diperoleh
melalui politik haruslah dapat mewujudkan empat hal tersebut di atas, jika tidak maka
kekuasaan yang ada bertentangan dengan fithrah dan tujuan kekuasaan yang murni, tentu
saja jalan yang dilalui oleh perjuangan politik adalah tidak benar, sebab akibatnya pun tak
selaras dengan tujuan idealnya.
“Ilmu tanpa amal adalah dosa, demikian pula amal tanpa ilmu.” Pernyatan tersebut adalah
yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw, jika kita kaitkan dengan perjuangan politik,
maka politik adalah merupakan sebuah amal, jika tidak disertai dengan ilmu maka akan sia-
sia. Dalam sebuah perjuangan politik, strategi dan taktik adalah ilmunya, selain landasan
tauhid sebagai dasar ideology dan juga pengetahuan mengenai ilmu politik itu sendiri.
Taktik merupakan bagian dari strategi. Maka dalam hal ini, taktik harus tunduk kepada
strategi yang ada.
c. Jika salah satu taktik gagal, maka strategi masih bias berhasil dengan syarat taktik yang
lainnya berhasil, dan bersifat strategis.
d. Jika Sebagian taktik berhasil namun sebagian taktik strategis yang lain gagal, maka
stratei ggal.
Taktik strategis adalah taktik mengenai suatu kejadian politik, namun kejadian itu
menentukan bagi seluruh rencana strategis, dengan kata lain taktik ini adalah taktik
utama/prioritas.
Stratak hanya boleh dipelajari oleh pejuang tulen yang telah memiliki kesadaran nideologi
dan organisasi serta sanggup berfikir politis realistis. Seorang yang penakut, menghindari
resiko dan lebih mengedepankan kepentingan pribadi dari pada kepentingan perjuangan
tidak usah mempelajari strata, akan sia-sia, kasihan strataknya. Sebaliknya, orang yang
yang berkesadaran ideology serta organisasi haruslah mempelajari strategi dan taktik,
sehingga dia tidak akan sembrono dalam bergerak, tidak anarkhis, tidak nyelonong saja
serta tidak bertindak radikal ekstrem yang ngawur dan nekad.[11]
Stratak adalah cara menggunakan oranisasi organisasi untuk mencapai sasaran perjuangan.
Garis dari setiap strata harus disesuaikan dengan kondisi organisasi, kesuksesan strata akan
semakin memperkuat organisasi, begitu juga sebaliknya. Semakin berkurang kekuatan
organisasi, semakin tidak mampu organisasi itu melaksankan stratak yang besar, semakin
kecil stratak yang dapat dilaksanakan oleh organisasi semakin jauh organisasi tersebut dari
tujuan perjuangan politiknya. Stratak tidak mampu berdiri sendiri, melainkan dia hanya alat
pelaksana bagi tujuan ideology.
3. Tugas Stratak
Menciptakan, memelihara, dan menambah syarat-syarat yang akan membawa kepada tujuan
(machts-vorming dan machts-aanwending)adalah tugas stratak. Dengan kata lain, tugas
stratak adalah untuk mempertahankan dan menambah kekuatan serta posisi sendiri, di
samping itu juga untuk menghancurkan dan mengurangi kekuatan serta posisi lawan .
a. Menetapkan sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Sasaran disesuaikan dengan kemampuan oranisasi.
b. Jangka waktu ditentukan sebagai jangka waktu sekarang (jangka pendek) dan jangka
waktu beberapa tahun ke depan (jangka panjang).
c. Harus terdapat rencana atau strategi alternative.
Dikarenakan taktik merupakan bagian dari strategi maka dasar bagi strategi berlaku juga
untuk taktik. Namun masih terdapat beberapa dasar yang berlaku untuk taktik,
a. Fleksibilitas, sikap dan langkah dapat berubah sesuai dengan kondisi yang terjadi.
b. Orientatif, evaluative dan estimative, perjuangan politik tidak mampu melihat hasil atau
keberhasilan yang dicapai nanti, sebab hal tersebut belum terjadi. Namun dengan
menentukan langkah, mengira-ngira (mengorientasikan) serta mengevaluasi keadaan dan
kemungkinan yang akan terjadi, disertai dengan memperhitungkan beberapa hal maka kita
akan dapat melihat bayangan aka nada dan tidaknya kesempatan untuk berhasil.
c. Kerahasian, strategi harus dirahasiakan, biarlah lawan meraba apa langkah perjuangan
yang akan kita lalui.
d. Gerak tipu/mengelabuhi.
f. Perpaduan antara Kondisi Objektif dan Kondisi Objektif, kondisi subjektif mematangkan
kondisi objektif, begitu juga sebaliknya. Antara kedua kondisi ini memiliki hubungan
timbale balik yang saling mempengaruhi.
6. Hukum-hukum Stratak
a. Kwantitas.
c. Posisi.
d. Cadangan.
e. Kawan, Sekutu dan Lawan.
f. Divide et impera.
h. Membenarkan segala cara, selama tidak bertentangn dengan ideology dan membawa
akibat yang dapat merugikan diri sendiri.
d. Hasil dalam perjuangan terletak pada hasilnya sendiri, tidak ada satupun yang berhasil
daripada keberhasilan.
D. Pejuang Paripurna
Setiap manusia dilahirkan sebagai pemimpin di muka bumi ini, utamanya adalah sebagai
wakil Tuhan. Sebagai pemimpin dan juga wakil Tuhan seharusnya manusia dalam
menjalankan segala gerak dan langkah perjuangannya dilandasi dari ke-Tauhid-an. Setiap
pemimpin haruslah memahami, meresapi dan menghayati enam syarat perjuangan politik
yang telah disebutkan di atas, selain juga harus mampu menanganinya.
Pejuang paripurna haruslah selesai pada wilayah Iman dan ilmu, setidaknya memiliki
kapasitas pada dua wilayah tersebut, sehingga dalam pengamalannya tidak lagi keliru.
Keparipurnaannya didasarkan pada bagaimana ia mampu untuk berfikir, berjuang dan
bekerja secara maksimal. Pola berfikir dan bertindak seperti itu akan semakin mendekatkan
organisasi kepada tujuan perejuangannya.
a. Tauhid.
b. Risalah.
c. Kekhalifahan.
2. Nilai-nilai dasar,
b. Musyawarah.
c. Hak-hak demokrasi.
d. Keadilan.
e. Kepentingan umum.
Dengan beberapa hal tersebut di atas, maka hasil dari perjuangan polotik akan dapat
memberikan manfaat yang besar serta tidak sia-sia,[13] akan mampu menciptakan
masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. MANAJEMEN AKSI
November 26, 2015 3:57 am
Pengertian
Manajemen aksi adalah suatu cara yang digunakan untuk mengatur suatu aksi
massa agar tetap terkoordinir dan sesuai dengan rencana dan target awal.
– MASSA IDEOLOGIS, adalah massa yang berasal dari suatu organisasi dan telah
menguasai, memahami ideology organnya. Contoh : massa GmnI, Hisbuh Tahrir, dll
– MSSA SOLID, adalah massa yang mempunyai militansi dan loyalitas yang tinggi
terhadap organisasinya. Contoh : massa KAMI, islam garis keras lainnya.
– MASSA CAIR, adalah massa yang tertarik dalam suatu aksi dan sedikit tahu
tentang aksi. Contoh : mahasiswa, dll
– MASSA MENGUAP, adalah massa yang ikut-ikutan aksi akan tetapi tidak tahu
tujuan dan maksud suatu aksi. Contoh : Masyarakat, Rakyat.
1. PERENCANAAN AKSI
a. Pengalihan issu yang akan diangkat. Contoh : Issu politik, Issu Ekonomi, Issu
Kemanusiaan, dll
b. Pembahasan issu yang diangkat yang meliputi : (1) Isuu Sentral/ Grand Issu (Issu
yang langsung muncul dari suatu fenomena), (2) Issu Turunan (Issu yang
merupakan biasan, tarikan Dari Issu sentral)
c. Penentuan target aksi. Target aksi meliputi : (*) Target Maksimal -> Tujuan yang
hendak di capai (Turunnya Soeharto oleh Gerakan Reformasi 1998), (*) Target
Minimal : Opini Publik, Solidaritas
2. PELAKSANAAN AKSI
Dalam tahapan inilah peran, fungsi dari perangkat aksi diaplikasikan sesuai dengan
tugas masing-masing, komunikasi serta koordinasi antar perangkat aksi tidak boleh
terputus karena perubahan situasi di lapangan sangatlah cepat, sehingga hal-hal
yang tidak diinginkan dalam suatu aksi dapat dihindari, misalnya : Provokasi,
Infiltran, Represif aparat, Chaos.
3. EVALUASI
Dalam tahap ini dibahas mengenai pelaksanaan aksi dilapangan dengan tujuan :
a. mengetahui kesolidan massa aksi
b. mengukur tingkat keberhasilan aksi (target)
c. mengetahui kelemahan, kesalahan aksi
4. PENGAWALAN ISSU
Tahap ini merupakan pasca aksi dan dijalankan untuk aksi yang mengusung issu
yang bersifat jangka panjang, dengan tujuan agar issu yang diangkat selalu ada
kolerasi, terkawal dan konsisten, sehingga target-target berjangka dapat terpenuhi.
5. TEKNIK ORASI
Untuk melakukan orasi, sang orator harus mempunyai gaya dan teknik berorasi
mengingat arti pentingnya orasi dalam suatu massa aksi, beberapa hal yang harus
diketahui oleh orator :
a. Sebelum melakukan orasi, terlebih dahulu mempelajari Psikologi massa dan Type
massa.
b. Mengobarkan semangat massa dengan memekikkan jargon-jargon, yel-yel secara
berapi-api.
c. Orator harus menunjukkan performance yang agresif (kharisma)
d. Seorang orator harus menguasai materi (issu) yang hendak/sedang diangkat.
e. Menggunakan bahasa yang jelas (sesuai dengan tipe massa) lantang dan
doktriner melalui retorika-retorika yang dapat menghagemoni massa.
f. Menarik simpati massa melalui ekspresi wajah.
Permasalahan yang sering dihadapi di lapangan adalah kekakuan baik itu yang
disebabkan oleh ketidak siapan mental atau materi, akan tetapi itu bias dieliminir
dengan pengalaman lapangan.
6. ATURAN HUKUM
Aksi sporadis adalah aksi yang tidak di dahului dengan suatu konsep serta
perencanaan yang matan. Sedangkan Aksi terencana adalah suatu aksi yang
mempunyai target terjangkau, konsep, dan perencanaan yang jelas dan
matang.
Jika berbicara mengenai aksi , terdapat berbagai macam aksi yang dapat kita
lihat diantaranya ialah simpatik, damai, dan solidaritas. Dalam suatu aksi ada
juga yang dinamakan massa aksi, lalu apa itu massa aksi? Massa aksi
merupakan orang atau individu yang tergabung dalam suatu massa aksi.
Ideologis
Berasal dari organisasi yang telah dipahami.
Solid
Mempunyai militansi dan loyalitas tinggi kepada organisasi.
Cair
Tertarik dalam suatu aksi dan sedikit tahu tentang aksi.
Menguap
Iku-ikutan aksi tetapi tidak tahu tujuan dan maksud contoh nya masyarakat
dan rakyat.
Diskusi awal
Diskusi
Pembentukan tim teknis
Aksi lapangan
Cara merancang aksi:
Menentukan tema
Menentukan target
Menentukan massa
Tentukan media interest
Pemberitahuan kepada polisi maksimal tiga hari sebelumnya
Tentukan skenario
Format
Perangkat aksi yaitu korlap, orator, MC aksi, agitator, negosiator, humas,
border, documenter
Medis
Logistik
Tim kreatif
Pasca aksi yang harus dilakukan adalah:
Evaluasi aksi
Follow up aksi
Evaluasi media
Advokasi
Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu aksi perlu akan
menejemen untuk mengatur jalannya aksi. Oleh karena itu, seorang
mahasiswa tentu harus mengetahui akan aksi. Karena mahasiswa tanpa aksi
ibarat bumi tanpa pohon yang membentangi.
Teori Retorika
6 Februari 2015 06:26 Diperbarui: 17 Juni 2015 11:44 5315 0 1
Teori ini menjelaskan tentang inti dari sebuah komunikasi ini adalah persuasi, yaitu
komunikasi yang terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada
khalayak dalam mengubah sikap mereka. Aristoteles berpendapat bahwa suatu komunikasi
akan berjalan apabila ada 3 unsur utama komunikasi yaitu pembicara (speaker), pesan
(message), dan pendengar (audience). Ia juga memfokuskan komunikasi pada komunikasi
retoris atau yang lebih di kenal saat ini dengan komunikasi publik (public speaking) atau
pidato, sebab pada masa yunani kuno seni berpidato merupakan keterampilan penting.
Aristoteles merasa bahwa pendengar sangat penting bagi efektivitas seorang pembicara. Bisa
dikatakan bahwa pada akhirnya para pendengar lah, yang menentukan akhir dan tujuan dari
pesan yang diterima.
Teori Retorika dari Aristoteles ini memiliki dua asumsi sebagai berikut :
Asumsi ini mengarah kepada konsep analisis khalayak (audience analysis). Komunikasi
merupakan proses transaksional. Dalam konteks public speaking, Aristoteles merasa bahwa
pendengar sangat penting bagi efektivitas seorang pembicara. Bisa dikatakan bahwa pada
akhirnya para pendengar, yang menentukan akhir dan tujuan dari pesan yang diterima.
Asumsi yang kedua Aristoteles menyatakan bahwa apa yang dilakukan pembicara dalam
persiapan menyampaikan pesan mereka dan dalam pembuatan pesan tersebut. Bukti – bukti
yang dimaksudkan oleh Aristoteles pada asumsi kedua ini merujuk pada cara – cara
persuasi,yang terdapat dalam tiga bukti, yaitu :
1.Ethos adalah karakter, inteligensi dan niat baik yang dipersepsikan dari seorang pembicara.
2.Logos adalah bukti logis atau penggunaan argumen dan bukti, rasionalisasi dan wacana
yang di gunakan dalam sebuah pesan.
3.Pathos adalah bukti emosional atau emosi, yang dimunculkan dari para pendengar.
Kanon Retorika
Kanon merupakan tuntunan atau prinsip – prinsip yang harus diikuti oleh pembicara agar
pesan persuasif dapat menjadi efektif, yaitu :
·Penemuan : Konstruksi atau penyusunan dari suatu argumen yang relevan dengan tujuan dari
suatu pesan.
Jenis Retorika
1.Retorika Forensik : keadaan ketika pembicara mendorong munculnya rasa bersalah atau
tidak bersalah dari pendengar.
3.Retorika Deliberatif : saat pembicara harus menentukan suatu tindakan yang harus diambil,
sesuatu yang harus atau tidak boleh di lakukan oleh khalayak.
MAKALAH RETORIKA
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Retorika merupakan sebuah kajian menarik yang perlu mendapat perhatiam oleh Mahasiswa yang
tengah menimba ilmu engetahuan di bidang ilmu sosial dan ilmu politik,maka dari itu pembahasan
tentang Retorika memiliki ,daya tarik tersendiri bagi penulis untuk coba mengkaji topik mengenai
Retorika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 mengenal Retorika
Retorika (dari bahasa Yunani ῥήτωρ, rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik
pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara,
emosional atau argumen (logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum The
Rhetoric dengan judul 'Grullos' atau Plato menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni
manipulatif atau teknik persuasi politik yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang
untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader dan yang dipersuasi
saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, keprcayaan dan pengharapan mereka. Ini yang
dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas dengan penggunaan media oral atau
tertulis, bagaimanapun, definisi dari retorika telah berkembang jauh sejak retorika naik sebagai
bahan studi di universitas. Dengan ini, ada perbedaan antara retorika klasik (dengan definisi yang
sudah disebutkan di atas) dan praktik kontemporer dari retorika yang termasuk analisa atas teks
tertulis dan visual.
Dalam buku Theories of Human Communication karangan Little John, dikatakan bahwa studi
retorika sesungguhnya adalah bagian dari disiplin ilmu komunikasi. Mengapa? karena di dalam
retorika terdapat penggunaan simbol-simbol yang dilakukan oleh manusia. Karena itu Retorika
berhubungan erat dengan komunikasi Persuasi. Sehingga dikatakan retorika adalah suatu seni dari
mengkonstruksikan argumen dan pembuatan pidato. Little John mengatakan re torika adalah ”
adjusting ideas to people and people to ideas” (Little John, 2004,p.50)
Selanjutnya dikatakan bahwa Retorika adalah seni untuk berbicara baik, yang dipergunakan
dalam pros s komunikasi antarmanusia (Hendrikus, 1991,p.14) Sedangkan oleh sejarawan dan
negarawan George Kennedy mendefinisikan re torika sebagai …” the energy inherent in emotion and
thought, transmitted through a system of signs, including language to other to influence
their decisions or actions” (dikutip dalam Puspa, 2005:p.10) atau kalau diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia menjadi Retorika adalah…”suatu energi yang inheren dengan emosi dan pemikiran, yang
dipancarkan melalui sebuah sistem dari tanda-tanda, termasuk didalamnya bahsa yang ditujukan
pada orang lain untuk mempengaruhi pendapat mereka atau aksi mereka”
Perkembangan
Retorika mulai dikenal pada tahun 465 SM, ketika Corax menulis makalah bejudul Techne Lagon
(Seni kata-kata). Pada waktu itu seni berbicara atau llmu berbicara hanya digunakan untuk membela
diri dan mempengaruhi orang lain. Membela diri di pengadilan ketika orang lain mengambil tanah
atau mengakui tanahnya karena waktu itu belum ada sertifikat tanah. Membela diri ketika
seseorang, katakanlah orang kaya raya dituduh mengorbankan kehormatannya dengan hanya
mencari setandan pisang di kebun dan sebagainya.
Singkat retorika atau ilmu komunikasi pada waktu itu hanya digunakan untuk membela diri yang
berhubungan dengan kepentingan sesaat dan praktis.
Sementara untuk mempengaruhi orang lain, menurut Aristoteles ada 3 cara yaitu :
Harus sanggup menunjukkan kepada khalayak bahwa kita memiliki pengetahuan yang luas,
kepribadian yang terpercaya dan status yang terhormat yang disebut “ethos”
Harus dapat menyentuh hati khalayak, perasaan, emosi, harapan, kebencian dan kasih
sayang yang disebut “phatos”
Meyakinkan khalayak dengan bukti yang kelihatan, yang disebur “logos”
Dari sejarah singkat perkembangan retorika atau ilmu komunikasi klasik yang patut kita catat
yakni mengenai tahap penyusunan pidato karya Aristoteles yang sampai sekarang masih terus
dipakai, adalah penentuan tema, penyusunan, gaya, memori dan penyampaian.
Prinsip-Prinsip Dasar Retorika
Retorika atau ilmu komunikasi adalah cra pemakaian bahasa sebagai seni yang didasarkan pada
suatu pengetahuan atau metode y ang teratur atau baik. Berpidato, ceramah, khutbah juga
termasuk kajian retorika. Cara-cara mempergunakan bahasa dalam bentuk retorika seperti pidato
tidak hanya mencakup aspek-aspek kebahasaan saja tetapi juga mencakup aspek-aspek lain yang
berupa penyusunan masalah yang digarap dalam suatu susunan yang teratur dan logis adanya fakta-
fakta yang meyakinkan mengenai kebenaran masalah itu untuk menunjang pendirian pembicara.
Oleh karena itu suatu bentuk komunikasi yang ingin disampaikan secara efektif dan efisien akan
lebih ditekankan pada kemampuan berbahasa secara lisan. Suatu komunikasi akan tetap bertitik
tolak dari beberapa macam prinsip.
Prinsip-prinsip dasar itu adalah sebagai berikut :
Penguasaan secara aktif sejumlah besar kosakata bahasa yang dikuasainya. Semakin besar
jumlah kosa kata yang dikuasai secara aktif semakin besar kemampuan memilih kata-kata yang tepat
dan sesuai untuk menyampaikan pikiran
Penguasaan secara aktif kaidah-kaidah ketatabahasaan yang memungkinkan pembicara
menggunakan bermacam-macam bentuk kata dengan nuansa dan konotasi yang berbeda-beda.
Mengenal dan menguasai bermacam-macam gaya bahasa dan mampu menciptakan gaya
yang hidup dan baru untuk lebih menarik perhtian pendengar dan lebih memudahkan penyampaian
pikiran pembicara.
Memiliki kemampuan penalaran yang baik sehingga pikiran pembicara dapat disajikan dalam
suatu urutan yang teratur dan logis.
Urgensi Ilmu Komunikasi atau Retorika Bagi Calon Pemimpin
Setiap calon selain ia harus berwawasan luas juga dituntut harus mempunyai keterampilan
berkomunikasi atau berbicara. Keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui latihan yang
sistematis, terarah dan berkesinambungan. Tanpa latihan, kepasihan berbicara atau pidato tidak
dapat tercapai. Disamping itu, calon pemimpin juga harus mengetahui ciri-ciri pembicara yang
ideal.Pengetahuan tentang ciri-ciri pembicara yang baik sangat bermangaat bagi mereka yang sudah
tergolong pembicara yang kurang baik dan bagi pembicara dalam tarap belajar. Bagi golongan
pertama, pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai landasan mempertahankan,
menyempurnakan atau mengembangkan keterampilan berbicara atau pidato yang sudah
dimilikinya. Bagi golongan kedua yakni calon pemimpin. Hal itu sangat baik dipahami dan
dipalikasikan sehingga dapat menghilangkan kebiasaan buruk yang selama ini mungkin dilakukan
secara tidak sadar.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Retorika (dari bahasa Yunani ῥήτωρ, rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan
secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau
argumen (logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum The Rhetoric
dengan judul 'Grullos' atau Plato menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni manipulatif atau
teknik persuasi politik yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk
mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader dan yang dipersuasi saling
bekerja sama dalam merumuskan nilai, keprcayaan dan pengharapan mereka.
14
Pasaal 30 ayat 2 yang menyatakan bahwa usaha pertahanan dan keamanananegara dilakuakn
dengabn menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyatoleh tentara republik Indonesia
serta aparat kepolisian yang dianggap sebagaikekuatan utama negara, sedangkan rakyat
sebagai kekuatan pendukung.
Pasal 27 ayat 3 yang menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesiamempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam upaya pembelaan negara
Pasal 9 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia mempunyaihak dan
kewajiban wajib ikut serta didalaam usaha pembelaan negara yangdilaksankan didalam
penyelenggaraan pertahanan dan keaman negara.
15
BAB IIIPENUTUP
A.KESIMPULAN
Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk “idea” dan “logia”, yang berasaldari bahasa Yunani
“eidios” dan “logos”.
Ideologi adalah ajaran, doktrin, teori, dan ilmuyang diyakini kebenarannya, yang disusun secara
sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Hak
adalah kekuasaan untuk menerima dan melakukan apa saja yang sudahseharusnya dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hidup sepanjang yang dilakukantidak merugikan pihak lain atau
negara.Kewajiban adalah segala sesuatu yang telah diatur dan ditetapkan oleh pemerintahdan
undang undang dasar 1945 yang harus dilakukan dengan sebaik baiknya oleh seluruhrakyat
Indonesia atau setiap warga negara Indonesia yang ada didalam dan luar negeri.
B.SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkanKewajiban dan
Hak Asasi Manusia kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisamenghormati dan menjaga Hak
Asasi Manusia orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia tersebut .
Dan jangan sampai pula Hak Asasi Manusiakita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam
menjaga Hak Asasi Manusiakita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara Hak Asasi
Manusia kitadengan orang lain.
Pengertian Ideologi – Ideologi adalah sebuah gagasan atau ide. Kata tersebut diciptakan
oleh Destutt de Tracy di akhir abad ke 18 untuk membuat definisi sains tentang ide. Pada
dasarnya ideologi juga bisa dianggap sebagai visi komprehensif yang digunakan untuk
memandang berbagai hal yang diajukan oleh masyarakat dominan.
Tujuan dari dibuatnya ideologi ini adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran yang normatif. Dalam sebuah negara, ideologi adalah sistem pemikiran yang
abstrak dan diterapkan di masyarakat sehingga akan muncul konsep yang akan menjadi
inti politik.
Dari pengertian tersebut maka muncullah berbagai macam ideologi yang berkembang di
masyarakat dan digunakan hingga saat ini. Masing-masing kumpulan masyarakat
tentunya memiliki ideologi yang dipegang masing-masing sebagai dasar dalam
memandang berbagai hal yang terjadi dalam lingkungan tersebut.
Sehingga harapannya dengan adanya ideologi yang tepat maka masyarakat juga dapat
hidup lebih sejahtera dan saling berdampingan dengan baik. Berikut beberapa macam
ideologi yang ada di masyarakat dan perlu untuk diketahui :
1. Kapitalisme
Paham atau ideologi kapitalisme adalah meyakini bahwa pemilik modal dapat melakukan
berbagai usaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Tokoh besar dalam
berkembangnya ideologi ini adalah Adam Smith yang menyerang merkantilisme melalui
para psiokrat karena menganggapnya kurang mendukung perekonomian masyarakat.
Para psiokrat itu beranggapan bahwa tanah adalah hal yang paling penting dalam pola
produksi. Adam Smith beranggapan ada kekuatan tersembunyi yang dapat mengatur
pasar sehingga pasar harus memiliki kebebasan dari investasi pemerintah.
Dalam hal ini pemerintah hanya bertugas untuk mengawasi semua pekerjaan yang
dilakukan rakyatnya. Beberapa negara yang menganut paham kapital adalah Spanyol,
Belanda, Australia Portugis dan Perancis.
2. Komunisme
Dalam paham komunisme maka akan didahulukan kepentingan umum dibandingkan
kepentingan pribadi atau golongan. Dalam ideologi ini juga disebutkan bahwa segala hal
yang terjadi dalam suatu negara akan dikuasai secara mutlak oleh negara tersebut.
Asal paham ini adalah dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis Karl Marx dan
Friedrich Engels mengenai teori yang berisikan analisis pendekatan kepada perjuangan
kelas dan ekonomi kesejahteraan yang pernah menjadi salah satu gerakan paling
berpengaruh di dunia politik.
Korea Utara, Laos, Kuba, Vietnam dan Tiongkok adalah negara-negara yang menganut
ideologi Komunisme.
3. Liberalisme
Ideologi liberal ini didasarkan pada pemahaman akan kebebasan adalah nilai politik
paling utama. Pada dasarnya harapan dari dikembangkannya ideologi ini adalah untuk
mencapai masyarakat yang bebas dengan ciri utamanya adalah kebebasan berpikir untuk
setiap individu.
4. Konservatif
Konservatisme atau konservatif adalah paham yang memiliki beberapa unsur penting
yang harus ada di dalamnya yaitu sebagai berikut :
Filsafatnya adalah perubahan tidak selalu berarti sebuah kemajuan. Maka lebih
baik perubahan itu berlangsung tahap demi tahap tanpa harus mengguncang
struktur sosial politik dalam sebuah negara atau masyarakat yang bersangkutan
Inti pemikiran dari paham konservatisme ini adalah memelihara kondisi yang
sudah ada dan menjaga kestabilan yang dinamis serta statis
Landasan pemikiran konservatisme ini adalah bahwa manusia pada dasarnya
adalah lemah dan terdapat insting jahat di dalam dirinya. Sehingga diperlukan pola
pengendalian dengan aturan yang ketat
Memiliki sistem pemerintahan antara demokratis dan otoriter
5. Sosialisme
Seperti namanya yaitu berasal dari kata sosial maka ideologi ini dibuat dengan tujuan
untuk membentuk negara dengan kemakmuran berasal dari usaha secara kolektif dan
membatasi milik perseorangan.
Istilah sosialisme ini mulai digunakan pada awal abad ke 19 yang dalam Bahasa Inggris
digunakan pertama kali untuk menyebut para pengikut Robert Owen di tahun 1827.
Memang dalam penggunaan istilah sosialisme ini banyak digunakan untuk beragam
konteks tetapi kebanyakan kelompok percaya bahwa istilah tersebut berawal dari adanya
pergolakan kaum buruk industri dan buruh tani berdasarkan prinsip solidaritas serta
perjuangan masyarakat egalitarian. Anda bisa menemukan paham ini di Venezuela.
6. Fasisme
Ciri khas utama dari paham fasisme ini adalah mengagungkan kekuasaan tanpa adanya
sistem demokrasi. Sehingga dalam paham ini akan sangat terasa nasionalisme yang
fanatik dan sikap otoriter dari penguasanya.
Fasisme berasal dari fascis dalam Bahasa Latin yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu
yang di tengahnya terdapat kapak. Fasis ini merupakan simbol kekuasaan dari para
pejabat pemerintahan negara yang digunakan oleh negara Jerman dan Italia.
7. Pancasila
Tentu seperti yang sudah kita ketahui bahwa Pancasila merupakan ideologi dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila
yang memiliki arti asas atau prinsip.
Sebagaimana namanya Pancasila memiliki lima poin dasar yang dijadikan sebagai
ideologi atau patokan masyarakat Indonesia dalam melakukan berbagai tindakan. Isi dari
kelima sila tersebut adalah sebagai berikut :
Kelima sila tersebut isinya sudah mengalami revisi dan melalui berbagai pertimbangan
matang agar dapat menjadi dasar dalam menjalankan kehidupan berbangsa serta
bernegara dengan baik.
Apapun yang terjadi di masyarakat sebenarnya dalam kembali lagi pada dasar negara
Indonesia yaitu Pancasila karena sudah ada banyak yang dapat dijelaskan dari kelima
pasal tersebut, apalagi sudah banyak juga butir pengamalan Pancasila yang diturunkan
dari dasar negara tersebut.
Sebenarnya ideologi memiliki ciri-ciri yaitu memiliki derajat yang tertinggi sebagai nilai
hidup berbangsa dan bernegara. Selain itu ideologi juga mewujudkan asas kerohanian,
pandangan hidup, pandangan dunia dan pedoman hidup dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat. Ada beberapa fungsi dari ideologi ini yaitu sebagai berikut :
Adanya ideologi yang tepat untuk sebuah negara memang menjadi hal yang sangat
penting karena sebagai pedoman hidup tentunya juga akan mempengaruhi berbagai
kondisi di negara tersebut.
Namun memang seringkali pada generasi saat ini terutama, makna dari ideologi ini sudah
mulai dilupakan dan tidak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut memicu
banyaknya masalah di kalangan masyarakat yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika
ideologi yang sudah dibuat berdasarkan pemikiran matang bisa dijalankan dengan baik
dan benar.
Sehingga anda perlu mengetahui dengan baik ideologi atau paham yang ada di negara
masing-masing untuk kemudian diamalkan.
Secara sederhana ideology merupakan sebuah kumpulan ide dan gagasan. Dalam ranah yang
lebih luas ideologi merupakan sebuah visi dan misi yang telah ditata sangat rapih dan
komprehensif dimana alat untuk melaksanakan ide tersebut juga sudah lengkap sehingga idea tau
Biasanya ide ini merupakan gagasan dari kelompok mayoritas yang ada di dalam sebuah wilayah
atau kawasan saja. tujuan dari adanya ideology ini adalah menawarkan sesuatu yang baru pada
negara supaya dapat membuat perubahan dari sistem tatanan negara menjadi lebih baik dan lebih
sejahtera. Jika banyak orang yang setuju dengan ide ini maka ide ini akan menjadi panutan dan
patokan dalam cara melaksanakan kehidupan bernegara baik dalam cara politik, ekonomi, budaya
fungsi DPR
fungsi MPR
fungsi partai politik
fungsi lembaga politik
Berikut ini ada beberapa macam ideologi di dunia yang perlu anda ketahui, adalah sebagai
berikut:
Komunisme
Komunis merupakan salah satu ideology besar yang digunakan oleh beberapa negara di dunia ini.
awal ajarannya berasal dari tokoh karl marx dan friederich engels dimana fokus utama tujuan dari
ideology ini adalah untuk memperjuangkan hak semua kelas sosial yang ada di dalam masyarakat
menjadi kelas sosial yang sama tanpa adanya perbedaan sesuai dengan hak dan kewajiban warga
negara. Komunisme juga memiliki nama lain yaitu marxisme atau leninisme karena kedua tokoh
Ideology komunis tumbuh karena adanya pertentangan terhadap ideology kapitalisme dimana
buruh dan tani tidak diapresiasi dengan baik dan hanya dianggap sebagai salah satu faktor
produksi saja. imbas dari pemikiran tersebut adalah terjadinya ketimpangan yang sangat besar
antara pengusaha dan buruh. Oleh karena itu muncullah partai komunis yang memperjuangkan
Partai komunis tercipta sebagai salah satu jembatan yang akan mengambil kekuasaan pemerintah
dengan menggunakan cara yang telah diperbolehkan. Paham komunis ini kemudian masuk dalam
posisi pemerintah dan memerintah dengan menentang adanya akumulasi modal yang terdapat
pada kaum ekspatriat saja. pada prinsipnya yang digunakan oleh komunis, kesejahteraan rakyat
yang menyeluruh dan rata merupakan prinsip utama dan untuk mewujudkannya seluruh faktor
produksi merupakan milik negara sehingga negara akan dengan mudah memberikan bagi hasil
karena agama dianggap dapat menghambat kinerja dengan angan-angan yang tidak jelas serta
kelakuan yang tidak jelas pula. Tidak hanya agama namun kepercayaan lainnya pun demikian
seperti takhayul, setan dan barang ghaib lainnya. jadi, paham komunis lebih kepada paham
duniawi dan materi saja.Pergerakan paham ini cukup luas dengan pengaruhnya yang cukup besar
di dunia. diawali dengan meletusnya revolusi Bolshevik di Rusia pada tanggal 7 november 1917.
Paham komunis ini kemudian menyebar dengan luas ke beberapa negara di berbagai belahan
dunia. sampai pada tahun 2005, negara yang menganut paham ini adalah tiongkok, korea utara,
Kapitalisme
Ideology kapitalisme banyak digunakan oleh berbagai negara di dunia hingga saat ini. inti dari
paham ini adalah adanya capital atau modal yang dikuasai oleh pihak swasta dimana negara tidak
memiliki kekuasaan atas terjadinya sistem ekonomi dan hanya berperan sebagai pengawas saja.
para pengusaha ini memiliki tujuan yang jelas yaitu mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
dengan pengorbanan yang seminimal mungkin sehingga untuk mencapai hal tersebut negara tidak
boleh ikut campur dalam usaha mereka. (baca :tugas, fungsi dan wewenang presiden dan wakil
presiden
Tokoh yang sangat terkenal dengan ideology ini adalah adam smith atau yang juga dikenal
sebagai bapak ilmu ekonomi. paham ini awalnya adalah sebuah cara untuk menentang adanya
paham merkantilisme dimana menurut paham merkantilisme tanah merupakan sumber modal
utama dan melupakan sumber modal lainnya. Istilah invisible hand atau tangan tak tampak sangat
terkenal dikemukakan oleh adam smith dimana menurutnya pasar yang bekerja akan selalu
diarahkan oleh tangan tak tampak sehingga tidak perlu adanya peraturan pemerintah dan segala
intervensinya.
Namun, perkembangan kapitalis ini menuai banyak kecaman dan kritik dari banyak orang karena
dianggap sebagai cara yang menjadikan kesenjangan di dalam masyarakat semakin meningkat.
Para pengusaha yang kaya akan terus kaya dan para buruh akan tetap menjadi buruh karena tidak
adanya intervensi dari pemerintah. Selain itu peran pemerintah pun cenderung lemah bahkan
tidak ada. Hal ini akan semakin parah jika yang menduduki bangku pemerintahan adalah para
pengusaha itu sendiri. Selain itu banyak para tokoh agama dari berbagai agama juga tidak
menyukainya. Dulu yang menerapkan paham ini adalah negara di eropa seperti inggris dan
amerika.
Anarkisme
Ideology lainnya yang pernah ada di dunia adalah paham anarkisme. Anarkisme merupakan
sebuah tatanan politik dimana dianjurkan tidak perlu adanya negara dan merupakan sebuah
tindakan sukarela yang mengatur dirinya sendiri. Namun ada beberapa orang yang
mendefinisikan sebagai suatu tatanan tanpa adanya hierarki di dalamnya sehingga semuanya
dianggap sama. Menurut paham anarkisme, negara merupakan sesuatu yang tidak dibutuhkan dan
Sesuai dengan namanya terkadang para orang yang menganut anarkisme ini menggunakan
atau dalam berusaha menyampaikan ide yang dimilikinya. namun, ideology ini menjadikan
berbagai pertentangan di kalangan masyarakat karena tidak adanya aturan yang jelas dan
menjadikan negara kacau karena tidak ada patokan antara baik dan benar. Negara penganut
Paham ideology liberalism tidak kalah terkenalanya dengan paham ideology yang sudah
dijelaskan di atas. Jadi, liberal berarti bebas. Para penganut liberalisme ini percaya bahwa untuk
menciptakan tatanan dunia yang bagus dan maju harus didasarkan pada kebebasan baik
kebebasan dalam pandangan politik bahkan agama sehingga sering terjadinya penyebab tawuran.
Di dalam paham liberalism ini terdapat tiga nilai pokok utama yang menjadikannya kuat yaitu
life, liberty dan property. Nilai-nilai yang terkandung dalam tiga hal tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
1. kesempatan yang sama – di dalam paham ideology liberalism meyakini bahwa setiap orang
berhak memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai sesuatu hal. Namun karena adanya
perbedaan kualitas antara satu manusia dengan lainnya bisa membuat pencapaian dari tiap
2. persamaan hak – persamaan hak merupakan kunci penting yang harus dimiliki oleh setiap
manusia bagi ideology ini. Liberalisme memberikan hak yang sama kepada setiap penganutnya
untuk memilih sesuatu terutama dalam hal politik. Hal ini juga bisa digunakan sebagai hal yang
3. Kepedulian pemerintah – Pemerintah harus melakukan kegiatan yang sudah disetujui terlebih
dahulu oleh rakyat. Karena dalam ideology liberalism mendudukan rakyat sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi.
4. Fungsi pemerintah dan negara – Pemerintah dan negara memiliki fungsi sebagai pengawas dan
pemberi nasehat serta menetapkan berbagai aturan dan hukum yang harus ditaati oleh
warganya. Jadi, warga negara akan merasa terlindungi dan patokan antara benar dan salah jelas
Dalam pemikiran ideology ini menekankan adanya pemusatan kekuasaan pada diri individu jadi
tidak dipegang oleh negara melainkan setiap invidu memiliki hak untuk menyampaikan segala
ide dan pendapatnya. Namun perlu diketahui bukan berarti bahwa liberalisme tidak berperilaku
yang sebebas-bebasnya.
Sosialisme
Paham sosialisme ini mungkin hampir sama konsepnya dengan paham ideology komunisme
karena pada prinsipnya yaitu mengutamakan kepemilikan segala sesuatu secara bersama tidak ada
yang namanya hak kepemilikan individu. Istilah sosialisme ini muncul pada abad ke 19 di
perancis dan kemudian pengaruhnya menyebar ke berbagai kalangan di dunia. tokoh dari
ideology sosialisme ini adalah karl marx atas kritiknya terhadap kaum kapitalis yang telah
Para buruh dan tani hanya dijadikan sebagai faktor produksi dan tidak dilihat lagi gaji yang
mereka dapatkan. Tingkat kelayakan hidup mereka sangat kurang sehingga muncullah bahwa
dalam negara harus melindungi rakyatnya sedemikian rupa tanpa adanya perbedaan dari satu
orang ke orang lainnya sehingga terjadi kesejahteraan yang utuh di dalam suatu negara.
Namun seiring dengan perjalanannya, ideology sosialisme ini mendapatkan kritik dari beberapa
tokoh dunia. ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh ideology sosialisme sehingga tidak
Warga negara akan merasa tidak diapresiasi atas apa yang telah dikerjakannya. Hal ini terjadi
karena dalam paham sosialisme pendapatan antar warga negara disamakan meskipun beban
kerja mereka tidak sama. Jadi bagi orang yang memiliki pekerjaan lebih berat dengan resiko
lebih tinggi akan sangat sulit mendapatkan insentif atas apa yang telah dikerjakannya.
Sebaliknya para pengangguran yang bahkan tidak bekerja juga akan mendapatkan jatah yang
sama dengan orang yang bekerja. Hal ini akan membuat timbulnya kecemburuan sosial.
Tidak adanya kebebasan berfikir dan kreativitas. Dalam negara yang menerapkan sosialisme
sebagai ideology tidak akan menganggap kreativitas adalah sebuah hal yang perlu dimiliki oleh
rakyatnya. Hal tersebut dilakukan karena dalam negara sosialisme warga negara bekerja pada
sektor yang telah ditetapkan oleh negara sepenuhnya. Jadi, warga negara tidak bisa menolak
dan otomatis tidak bisa mengembangkan kreativitas di dalam dirinya.
Tidak adanya pendidikan moral di dalam negara yang menganut paham ideology ini. hal
tersebut dikarenakan, paham sosialisme hanya bertujuan pada sektor ekonomi saja dan
pembagiannya rata pada warga negaranya namun tidak mengindahkan adanya hal-hal lainnya
selain ekonomi.
Meskipun demikian paham sosialis ini juga memiliki beberapa keuntungan antara lain sebagai
berikut:
Seluruh warga negara sudah disediakan berbagai kebutuhan hidupnya seperti pakaian,
makanan, minuman, rumah, sekolah, pendidikan dan juga pekerjaan. Jadi warga negara baik
yang normal maupun memiliki kekurangan tidak akan dibeda-bedakan.
Semua kegiatan dari warga negara sudah direncanakan dengan baik seluruhnya oleh negara
sehingga rakyat tidak perlu khawatir lagi adanya kekurangan pada kebutuhannya.
Semua kekayaan alam akan diproduksi oleh negara jadi keuntungannya akan masuk dalam
negara tidak pada korporasi saja.
Konservatisme
Ideology lainnya yang ada di dunia adalah ideology konservatisme. Paham ini lebih memusatkan
pada nilai-nilai ajaran kuno atau tradisional dan menentang keras dengan adanya modernisasi
dan globalisasi. Karena adanya perbedaan niliai disetiap negara maka tujuan dari paham
Awalnya perkembangan ideology ini tidak bergitu terkenal hingga meletusnya revolusi perancis
yang kemudian banyak orang yang ingin kembali ke tatanan dunia lama. Hal ini sangat beralasan
karena modernisasi ternyata tidak memberikan dampak yang baik bagi warga negara dan
menumbuhkan perpecahan di dalamnya sehingga merujuk pada bagian yang sangat tidak
menyenangkan. Negara yang sampai saat ini masih menggunakan paham ini adalah negara-
negara di eropa yang biasanya di dukung oleh para pekerja pasar dan para pengusaha serta
Komunitarianisme
Ideology komunitarianisme merupakan paham komunis gaya baru atau dalam versi modern.
Paham utamanya tetap sama dengan komunis klasik yaitu menentang adanya paham kapitalis dan
liberalis. Namun paham ini tidak sebagaimana komunis klasik tapi telah mengalami banyak
Libertanianisme
Pada paham ideology libertanianisme warga negaranya sangat menjunjung tinggi adanya
kebebasan terutama dalam kebebasan individu. Proses pemilihan dilakukan secara utuh pada tiap
individu dan negara tidak berhak adanya pengaturan terhadap masyarakat. Pada paham ini juga
lebih menganjurkan untuk tidak membuat adanya lembaga sosial karena bisa menganggu
jalannya negara. Yang paling penting di sini adalah kebebasan individu baik dalam ranah politik
Meskipun mereka menjunjung tinggi adanya kebebasan individu, mereka ini sangat menentang
keras adanya hak kepemilikan individu pada sektor-sektor strategis. Mereka masih membutuhkan
negara sebagai alat untuk mengatur dan mengawasi jalannya sebuah tatanan negara.
Nazisme
Nazi merupakan singkatan dari nasional sosialisme adalah salah satu paham yang berasal dari
negara jerman dimana tokohnya yang sangat fenomenal adalah adolf hitler. Paham ini disinyalir
bukanlah menjadi paham baru melainkan adalah paham yang dikombinasikan dari berbagai jenis
paham lainnya seperti anti yahudi. Oleh karena itu pada masa kejayannya banyak para yahudi
Paham ideology nazisme sangat ketat dan sangat keras sehingga banyak ditentang oleh banyak
orang. ujung dari adanya nazisme ini adalah adolf hitler dibunuh. Namun hal tersebut masih
menjadi perdebatan apakah adolf hitler memang sudah mati atau belum pada saat tersebut.
Banyak orang yang mengatakan bahwa adolf hitler berhasil meloloskan diri dan kabur ke negara
lainnya yang jauh dari eropa. Meskipun aliran ini sudah dianggap hilang, namun tidak menutup
kemungkinan masih ada sisa-sisa orang yang masih mempercayai ideology ini. mereka tidak
Nasionalisme
Nasionalisme merupakan paham dimana kedaulatan negara menjadi hal yang mutlak dimana
untuk mencapai hal tersebut harus dilakukan kerjasama atas orang-orang yang memiliki tujuan
dan kepentingan yang sama. Keberadaan negara sangatlah penting dalam paham ini dan
keamanannya sangat dijaga ketat baik keamanan internal maupun keamanan eksternal.
Saat ini ada beberapa bentuk dari nasionalisme ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Monarkisme merupakan paham dimana kerajaan merupakan sumber utama dari kesejahteraan
negaranya. Saat ini masih ada banyak negara yang menganut paham monarki diantaranya adalah
brunei Darussalam, arab Saudi dan lainnya. jadi pusat kekuasaan tertinggi adalah raja yang
Fasisme
Fasisme merupakan salah satu ideology yang sangat keras karena mereka ingin mengatur segala
aspek kehidupannya mulai dari politik, budaya, ekonomi dan hal lainnya di negara tersebut. Pada
paham ini mereka berusaha untuk membentuk partai tunggal di dalam negara sehingga partai
inilah yang akan mengatur berjalannya negara. Para penganut paham fasis ini percaya bahwa
pemimpin tunggal yang kuat dan otoriter mampu menciptakan kedaulatan dan kesejahteraan
Paham fasisme ini mulai berkembang setelah perang dunia 1 dan terus berkembang hingga pada
perang dunia ke 2. Namun karena pahamnya yang keras dan menguntungkan satu pihak saja yaitu
yang memiliki kekuasaan maka hal ini kemudian banyak mendapatkan pertentangan dari dunia
Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti
kekuasaan. Jadi, demokrasi merupakan kekuasaan yang berada di tangan rakyat. Dalam
pelaksanaannya demokrasi memiliki slogan kuat yaitu oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat.
Landasan pemikiran dari paham demokrasi ini adalah kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat
dengan memiliki dewan perwakilan rakyat yang pada kenyataannya menjadi lembaga
Dalam pemerintahan demokrasi pemimpin dipilih oleh rakyat secara langsung melalui proses
pemilihan umum. Kemudian rakyat juga memilih wakil-wakilnya sebagai sarana penyalur lidah
rakyat kepada pemerintahan yang berkuasa. Ada beberapa negara yang menganut ideology ini
yaitu inggris, Denmark, norwegia, swedia, amerika, Israel, Venezuela, belgia, Australia, selandia
1. Demokrasi pancasila – Ideology demokrasi pancasila merupakan ideology yang dianut oleh
satu negara saja di dunia yaitu Indonesia. fokus utama dalam paham demokrasi pancasila adalah
membentuk negara yang demokratis namun tetap tidak meninggalkan ideology pancasila sebagai
dasar negara. Jadi, demokrasi tetap dilakukan asalkan masih pada di dalam pancasila dan tidak
mencederai pancasila. Apabila sudah keluar dari pancasila maka demokrasi tersebut tidak bisa
2. Demokrasi Kristen – Demokrasi Kristen merupakan suatu tatanan negara dimana menerapkan
demokrasi berdasarkan asas agama Kristen dalam pelaksanannya. Ideology ini muncul karena
adanya aliran religious pada abad ke 19 dan berkembang di wilayah eropa dan amerika latin.
3. Demokrasi Islam – Demokrasi islam merupakan tatanan negara yang menerapkan paham
demokrasi namun tetap berlandaskan pada asas islam sebagai patokan utamanya. Namun hal ini
tidak berlangsung lama karena pada dasarnya demokrasi tidak cocok dengan agama islam.
Demikian beberapa ideology yang ada di dunia, beberapa ideology mungkin masih bertahan
sampai saat ini namun ada juga yang sudah punah karena tidak cocok dengan perubahan zaman
dan tidak mudah diterapkan di dalam sistem kemasyarakatan bersama di dalam sebuah negara.
beberaa paham yang beraliran keras sebagain besar sudah runtuh. pada prinsipnya tidak ada
negara yang menerapkan ideologi secara utuh, saat ini negara akan menggunakan berbagai
kombinasi dari beberapa ideologi karena memang sangat sulit menerapkan satu macam ideologi
saja.
2. Liberalisme
Liberalisme atau bisa disebut dengan Liberal merubaha sebuah ideologi dari
sekumpulan pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada
pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
3. Kapitalisme
Kapitalisme atau Kapital yaitu suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal
bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan dengan sebesar-besarnya.
Kapitalisme mempunyai kisah sejarah yang sangat panjang, yakni sejak
ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Adam Smith
terkenal sebagai tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme.
Dia juga menyerang para kelompok ekonom yang menganggap bahwa
kemakmuran tanah negara merupakan sesuatu yang paling penting dalam pola
produksi. Negara yang menganut paham kapitalisme antara lain yaitu Inggris,
Belada, Spanyol, Australia, Portugis, dan Perancis.
4. Fasisme
Fasisme yaitu sebuah paham politik yang membanggakan sebuah kekuasaan
absolut tanpa demokrasi. Dalam paham fasisme, nasionalisme yang sangat
fanatik dan juga otoriter sangat jelas terlihat.
Kata fasisme berasal dari bahasa Italia yaitu “fascio”, kata “fascio” sendiri berasal
dari bahasa Latin yaitu “fascis” yang berarti seikat tangkai kayu. Negara yang
menganut paham fasisme yaitu Italia, Jerman.
5. Sosialisme
Sosialisme merupakan suatu paham yang memiliki tujuan untuk membentuk
negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik
perseorangan. Untuk diketahui kata sosialisme ini mulai digunakan sejak awal
abad ke-19. Negara yang menganut paham sosialisme yaitu Kuba dan
Venezuela.
Secara umum pada daerah ekonomi, politik, dan administratif. Anarki berarti
pengorganisasian dan pengelolaan, tanpa aturan administrasi yang diartikan
secara luas sebagai pihak yang lebih hebat dalam wilayah ekonomi, politik dan
administratif (baik pada ranah publik maupun privat).
7. Konservatisme
Unsur yang terkandung di dalam ideolagi konservatisme, yaitu:
8. Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu “pañca”
yang memiliki arti “lima” dan “śīla” yang memiliki arti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan IDEOLOGI Negara Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia,berikut isi dari Pancasila :
10. Marxisme
Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara
revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917.
3 komponen dasar dari Marxisme, antara lain:
Konsepsi hakikat manusia adalah sebagai suatu objek yang dapat dibentuk
sesuka hati atau yang menekankan kebaikan hakiki manusia. Di negara
kita, Indonesia telah dikenal konsepsi manusia yang dipergunakan adalah
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila yang menyoroti kaitan
fungsional individu dengan sosial masyarakat. Pada hakikatnya manusia
memiliki potensi baik, namuan semua itu tergantung dari faktor
lingkungannya.
Related
Makna Perubahan dan Keberlanjutan dalam Sejarah Lengkap dengan Pendapat para
Ahli
Pendekatan Induktif : Pengertian, Strategi Berfikir, Karakteristik dan Langkah-
Langkahnya
Pengertian dan Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif Menurut Pendapat Ahli
Pendidikan informal, formal, dan nonformal itu sering disebut dipandang
sebagai subsistem dari sistem pendidikan, serta bersama-sama
menjadikan pendidikan berlangsung seumur umum.Sisdiknas
membedakan dua jalur pendidikan , yakni jalur pendidikan sekolah dan luar
sekolah. jalur pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang
diselenggarakan di sekolh, sedangkan luar sekolah adlh pendidikan yang
dilaksanakan di luar sekolah melalui kegiatan 2 belajar-mengajar yg harus
berjenjang n berkesinambungan, baik dilembagakan maupun tdk, yg
meliputi pendidikn keluarga, pendidkn prasekolah.
B. tripusat pendidikan
1. keluarga
2 sekolah
3. masyarakat