Anda di halaman 1dari 119

Metode Dan Istilah-istilah Dalam Persidangan

Sebagai Mahasiswa Organisatoris Anda tidak akan terlepas yang namanya


Bersidang baik didalam organisasi internal kampus maupun organisasi
Eksternal kampus. Adapun istilah dan metode persidangan itu sebagai
berikut:

PENGERTIAN :
 SIDANG : adalah forum formal bagi pengambilan keputusan yang
akan menjadi kebijakan dalam sebuah organisasi (berstruktur dan
mempunyai susunan hierarkis) dengan diawali oleh konflik.
 RAPAT : adalah forum yang bersifat formal bagi pengambilan
kebijakan organisasi dalam bentuk keputusan, kesepakatan atau lainnya
tanpa harus didahului oleh konflik.
 MUSYAWARAH : adalah forum informal sebagai sarana pengambil
keputusan, kesepakatan, penyebaran informasi atau lainnya dalam
sebuah institusi tanpa harus didahului oleh konflik

metode dalam persidangan

Macam-Macam Persidangan :
1. Sidang Pleno : sidang yang dihadiri oleh seluruh peserta sidang.
Termasuk dalam kategori sidang ini adalah; Sidang pendahuluan yang
biasanya untuk menetapkan jadwal, tata tertib dan pemilihan presidium
sidang. Sidang pleno, biasanya di tengah persidangan untuk
mengesahkan laporan pertanggung jawaban yang dipimpin oleh
presidium sidang.

2. Sidang Paripurna, biasanya berisi tentang pengesahan hasil-hasil sidang.

3. Sidang Komisi : adalah sidang yang diikuti oleh peserta terbatas


(anggota komisi), sidang ini diadakan untuk pematangan materi sebelum
diplenokan, dipimpin oleh pimpinan komisi.

4. Sidang Sub Komisi, sidang ini lebih terbatas dalm sidang komisi guna
mematangkan materi lanjut.

Unsur-Unsur Persidangan :

 Tempat atau Ruang Sidang


 Waktu dan Acara Sidang
 Peserta Sidang
 Perlengkapan Sidang (Palu, meja, dll.)
 Tata tertib Sidang
 Presidium Sidang (Pimpinan dan Notulen/Sekretaris Sidang)

Istilah-Istilah Dalam Persidangan :

 Skoorsing adalah penundaan acara sidang untuk sementara waktu atau


dalam waktu tertentu pada waktu sidang berlangsung.
 Lobbying adalah penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing
waktu untuk menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak
yang bersebrangan secara informal.
 Voting, Pengambilan keputusan dengan suara terbanyak.
 Peninjauan Kembali (PK) : mekanisme yang digunakan untuk mengulang
kembali pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan
 Interupsi adalah memotong pembicaraan, ditempuh dengan
menggunakan kata “interupsi” yang pada hakekatnya meminta
kesepakatan untuk berbicara.

Etika Sidang

Sebelum menyampaikan sesuatu hal, diharapkan setiap peserta


mengacungkan tangan dan menggunakan istilah “Interupsi”. Ada
beberapa jenis interupsi yang biasanya digunakan dalam persidangan,
antara lain :
 Interupsi Point of Previlege (preverence), digunakan apabila ada
kepentingan yang sangat mendesak misalnya ijin ke belakang.
 Interupsi Point of Information, digunakan untuk memberikan informasi
penting kepada peserta sidang.Interupsi Point of Justification, digunakan
untuk menguatkan pendapat sebelumnya.
 Interupsi Point of Question (pertanyaan), interupsi yang digunakan untuk
menanyakan sesuatu hal dalam forum.
 Interupsi Point of Clarification (clearing), interupsi yang sifatnya
menjernihkan suatu permasalahan yang sedang diperdebatkan.
 Interupsi Point of Order, interupsi yang bersifat meminta kepada
presidium sidang untuk mengambil tindakan atau bisa juga untuk usulan
baru yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam
persidangan. Misalnya penambahan dan pengurangan point, waktu
skorsing, ishoma dan usulan yang lain.
 Interupsi Point of Affirmation (afirmasi), intrupsi yang digunakan kepada
presidium siding untuk menguatkan pendapat/argument dari sesame
anggota persidangan.

Pelaksanaan Interupsi :
Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan
berbicara setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang, Interupsi diatas
interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidanganApabila
dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan
mengendalikan jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC)
diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas
permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang.

Penggunaan Palu Dalam Sidang

Dalam sidang, penggunaan palu sangat penting sekali. Pimpinan


sidang harus memahami tata cara penggunaan palu, karena, kesalahan
penggunaan atau pengetukan palu sidang akan mengacaukan situasi
sidang.
ketukan palu sidang

Macam-Macam Ketukan Palu Sidang :


 1 kali ketukan berarti :
· Mengesahkan hasil rapat
· Pengalihan Presidium/Pimpinan Sidang
 2 kali ketukan :
· Skorsing
· Mencabut Skorsing
 3 kali ketukan :
· Pembukaan Sidang
· Penutupan Sidang
 Berkali-kali ketukan :
. Peringatan atau meminta perhatian peserta Sidang

Cara,Pengertian, Pelaksanaan
Persidangan Dalam Organisasi
23 Maret 2015 09:25 Diperbarui: 17 Juni 2015 09:15 106654 0 4

Apa Pengertian Persidangan?


Sidang merupakan forum formal suatu organisasi guna membahas masalah tertentu dalam
upaya menghasilkan keputusan, yang akan menjadi sebuah ketetapan dan aturan-aturan yang
jelas. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat seluruh elemen organisasi selama belum
diadakan perubahan. Keputusan ini sifatnya final, sehingga berlaku bagi pihak yang setuju
maupun tidak setuju, hadir atau tidak hadir dalam persidangan.

Unsur-unsur persidangan:

1. Presidium sidang
1. Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang dipandu
oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).
2. Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya sidang seperti
aturan yang disepakati bersama.
3. Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan.
2. Peserta sidang
1. Peserta sidang ditentukan berdasarkan tata tertib yang telah di sepakati
2. Peserta sidang biasanya tediri dari peserta aktif, pasif dan peninjau
3. Hak dan kewajiban peserta:

i.Hak Peserta Penuh

1.Hak Bicara, yaitu hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan kepada
pimpinan sidang, baik secara lisan maupun secara tulisan.

2.Hak Suara, yaitu hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.

3.Hak Memilih, yaitu hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.

4.Hak Dipilih, yaitu hak untuk dipilih dalam proses pemilihan

ii.Hak Peserta Peninjau.

1.Hak yang dimiliki oleh peserta peninjau hanyalah hak bicara

iii.Kewajiban peserta penuh dan peninjau

1.Menaati tata tertib persidangan/permusyawaratan.

2.Menjaga ketenangan persidangan.


3.Berpartisipasi dalam mencari penyelesaian permasalahan yang di bicarakan dan ikut serta
ikut menyumbang buah fikiran yang positif dan bermanfaat

1. Notulen sidang
1. Notulen sidang bertugas untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi pada rapat.
2. Notulen sidang dipilih dari dan oleh peserta melalui Sidang Pleno yang dipandu
oleh Panitia Pengarah (Steering Committee).

Tata Tertib

Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat sidang dengan
memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dalam masyarakat.

Sanksi

Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta

Istilah-istilah dalam Persidangan

1.Pending, yaitu menghentikan sidang sejenak dikarenakan terdapat kendala tekhnis atau
prinsip.

2.Skorsing, yaitu menghentikan sidang sejenak untuk melakukan lobying, dikarenakan


sulitnya mencapai kesepakatan antarpeserta sidang yang berseteru.

3.Lobying, yaitu proses diskusi antarpeserta sidang di luar pengaturan pimpinan sidang.

4.Pencerahan, yaitu upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi
antara peserta sidang yang lain.

5.Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak setelah jalan
musyawarah mengalami kebuntuan.

6.Deadlock, adalah kondisi dimana musyawarah tidak menemukan kata sepakat.

7.Walkout, yaitu saat dimana peserta sidang keluar ruangan dengan alasan tidak menyetujui
keputusan sidang.

8.Quorum, yaitu syarat jumlah peserta sidang dimulai, agar keputusan dapat dianggap sah.

9.Interupsi, yaitu memotong pembicaraan orang lain.


10.Prosidang, yaitu hasil ketetapan sidang/musyawarah yang telah dibukukan (tertulis).

11.Konsideran, yaitu proses menimbang dalam menetapkan putusan sidang.

12.PK/Peninjauan Kemballi, yaitu me-review keputusan yang telah disepakati untuk


melakukan perbaikan atau perubahan.

13.Opsi, yaitu usulan/pendapat yang dikemukakan oleh peserta sidang untuk mendapatkan
suatu keputusan.

14.Afirmasi, adalah pendapat yang di sampaikan oleh peserta sidang untuk memperkuat
pendapat yang telah di kemukakan sebelumnya.

15.Rasionalisai, adalah argumentasi yang dilontarkan oleh peserta untuk memberikan


penjelasan logis terhadap pendapatnya.

Aturan Ketuk Palu

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penggunaan palu sidang berkaitan dengan jumlah
ketukannya.

1.Satu Kali Ketukan

a.Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang;

b.Mengesahkan keputusan poin perpoin (keputusan sementara);

c.Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama, sehingga
peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang;

d.Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.

e.Memberi peringatan kepada peserta sidang.

2.Dua Kali Ketukan

a.Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya
untuk lobbying, istrahat dan sebagainya yang waktunya 2 x 15 menit, dan sebagainya

3.Tiga Kali Ketukan


a.Membuka atau menutup sidang secara resmi

b.Mengesahkan putusan final atau akhir sidang.

4.Ketukan Berulang-ulang

a.Menenangkan peserta sidang atau forum.

Jenis-Jenis Sidang

Ada beberapa jenis persidangan yang dikenal dalam setiap organisasi, yaitu:

1. Sidang Pleno
1. Sidang pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau;
2. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang;
3. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan organisasi itu.
2. Sidang Komisi
1. Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing komisi;
2. Anggota masing-masing komisi adalah peserta penuh dan atau peserta peninjau
yang ditentukan oleh Sidang Pleno;
3. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu oleh Sekretaris Sidang
Komisi;
4. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dalam komisi
tersebut;
5. Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari komisi yang
bersangkutan.

Alat –alat persidangan

1. Palu Sidang
2. Pengeras Suara
3. LCD Proyektor

Macam-Macam Interupsi (Interruption)

1. Interruption Point of Order


1. Dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan
dengan jalannya pesidangan. (jika pembahasan melebar atau tidak konsisten).
2. Interruption Point of Clarification
1. Dilakukan jika terdapat penyampaian pendapat atau informasi yang butuh
klarifikasi, agar tidak terjadi pendangkapan bias ketika seseorang memberikan
tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
3. Interruption Point of Information
1. Dilakukan untuk menyampaiakan informasi tambahan yang dianggap membantu
maupun informasi yang sifatnya teknis.
4. Interruption Point of Personal Privilege
1. Dilakukan jika terdapat pendapat yang terlalu menyudutkan pihak tertentu diluar
substansi permasalahan.
5. Interruption of Explanation
1. Dilakukan untuk menjelaskan suatu pernyataan agar tidak ditanggapi keliru.

Pelaksanaan Interupsi

 Interupsi dilaksanakan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara


setelah minta izin dari presidium sidang.
 Interupsi di atas hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.

Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan
jalannya persidangan, maka panitia pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil
alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan/atau Peserta Sidang.

Sumber:

M. Farih Fauzi, Wakil Ketua 3 PC PMII Kab.Malang 2015-2016

http://khaerulakmal.mywapblog.com/pmii-uin-meiode-persidangan.xhtml

http://www.pustakasekolah.com/pengertian-dan-metode-persidangan.html. (Edt.aZayn)

Identitas Mahasiswa

DINAMIKA PERGERAKAN MAHASISWA

I. Pendahuluan
Sebelum melangkah dan memasuki dunia kemahasiswaan, seorang mahasiswa baru harus
memahami tentang dirinya sebagai person dan makhluk sosial, dinamika kehidupan mahasiswa
sebagai kaum terpelajar dan situasi dan kondisi bangsa sebagai bagian dan pelanjut bangsa ini.
Dalam dunia kemahasiswaan, akan terjadi dinamika dalam kampus dan kehidupan bermasyarakat.
Hal ini tidak dapat dipisahkan karena posisi dan peran ganda seorang mahasiswa. Fenomena ini
didasari oleh pluralitas, idealisme dan sistem yang berlaku. Terjadinya benturan antara nilai-nilai
kebenaran ilmiah dan etika yang didapatkan di bangku kuliah dengan kerancuan sistem dan
otoriterisme penguasa mendorong mahasiswa untuk melakukan gerakan pembaharuan yang
didasarkan oleh idealisme dan kekuatan moral. Akar gerakan mahasiswa adalah penumbuhan
kesadaran terhadap nilai-nilai kebenaran dan tanggung jawab moral untuk mewujudkan kebenaran
tersebut.
Bentuk paling ekstrim dari gerakan pembaharuan ala mahasiswa adalah demonstrasi dan militansi
mahasiswa. Tidak jarang materi bahkan jiwa mesti dikorbankan untuk arti sebuah nilai kebenaran.

II. Identitas Mahasiswa

Identitas Mahasiswa terdiri dari kata “Identitas” yang berarti ciri atau syarat yang harus dimiliki oleh
sesuatu sehingga sesuatu itu dapat dibedakan dengan yang lain, dan kata “Mahasiswa” yang arti
formalnya adalah seseorang yang terdaftar disuatu Perguruan Tinggi pada semester berjalan dan
makna filosofisnya adalah seorang yang mencari tahu tentang kebenaran dan berusaha mewujudkan
kebenaran tersebut.
Jadi, makna Identitas Mahasiswa adalah ciri-ciri atau syarat yang harus dimiliki oleh seorang
mahasiswa. Dengan kejelasan Identitas Mahasiswa ini, sehingga mahasiswa dapat dibedakan dengan
murid SD, pelajar SLTP dan siswa SMU.
Secara formal, ciri-ciri seorang mahasiswa yaitu memiliki kartu mahasiswa sebagai simbol dan
legitimasinya. Namun secara filosofis ciri-ciri seorang mahasiswa sebagai berikut:
1) Rasional 6) Radikal
2) Cerdas 7) Idealis
3) Inovatif 8) Kritis
4) Kreatif 9) Revolusioner
5) Intelek 10) Militan

Ciri-ciri yang disebutkan diatas hanyalah sekelumit dari sekian banyak ciri-ciri mahasiswa yang
menjadikan mahasiswa tidak hanya sebagai kaum intelektual tapi juga sebagai sosial kontrol dalam
suatu komunitas.
Sebagai mahasiswa, tidak hanya harus mengenal identitasnya, tapi juga harus mengetahui tipenya.
Pluralitas lingkungan yang membentuk mahasiswa menjadikan tipe dan karakter mahasiswa
berbeda-beda. Secara umum tipe dan karakter mahasiswa dapat dibagi sebagai berikut :
1) Tipe Akademik : Mahasiswa yang hanya memfokuskan diri pada kegiatan akademik dan
cenderung apatis terhadap kegiatan kemahasiswaan dan kondisi masyarakat.
2) Tipe Organisatoris : Mahasiswa yang memfokuskan diri pada kelembagaan baik didalam maupun
diluar kampus, peka terhadap kondisi sosial dan cenderung tidak mengkonsentrasikan diri pada
kegiatan akademik.
3) Tipe Hedonis : Mahasiswa selalu mengikuti trend dan mode tapi cenderung apatis terhadap
kegiatan akademik dan kemahasiswaan.
4) Tipe Aktivis Mahasiswa : Mahasiswa yang memfokuskan diri pada kegiatan akademik kemudian
berusaha mentrasformasikan “kebenaran ilmiah” yang didapatkan ke masyarakat melalui lembaga
dan sebagainya dan berusaha memperjuangkannya.

III. Posisi dan Peran Mahasiswa


Sifat dasar mahasiswa adalah mencari kebenaran dan mewujudkan kebenaran tersebut. Kadang
suatu “kebenaran” ala mahasiswa terbentur dengan sistem yang diterapkan penguasa. Konsekwensi
langsung dari hal tersebut adalah gerakan pembaharuan terhadap ketimpangan yang terjadi.
“Pengawal Utama” dari gerakan mahasiswa adalah nilai-nilai kebenaran ilmiah dan norma-norma
etika.
Hal tersebut kemudian menjadikan posisi dan peran ganda mahasiswa. Posisi ganda mahasiswa
adalah sebagai kaum terpelajar/intelek sekaligus penyambung lidah rakyat atau DPR jalanan. Sedang
peran ganda mahasiswa adalah sebagai pencari ilmu sekaligus agen pembaharu atau sosial kontrol.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual mempunyai tanggung jawab moral untuk memperjuangkan
hak-hak rakyat dan mengaplikasikan nilai-nilai kebenaran untuk kepentingan rakyat walau harus
berbenturan dengan penguasa.
Secara umum strata kehidupan berbangsa dapat digambarkan seperti piramida diatas. Rakyat
sebagai mayoritas penduduk adalah elemen dasar suatu negara. Sedang Eksekutif sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi. Pihak Legislatif sebenarnya berfungsi sebagai penyampai aspirasi rakyat kepada
eksekutif.
Tapi ketika pihak legislatif mandul dan cenderung melupakan tanggung jawabnya dan justru
memperjuangkan kepentingannya sebagai elit politik maka pada saat itu mahasiswa harus
memperjuangkan rakyat.

IV. Sejarah Pergerakan Mahasiswa Indonesia

Perjalanan sejarah pergerakan mahasiswa indonesia dimulai sekitar tahun 1908-an yang ditandai
dengan didirikannya Budi Utomo. Pelopor pergerakan tersebut adalah mahasiswa yang tercerahkan
dan memaknai serta memahami arti suatu persatuan menuju kemerdekaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bentuk pergerakan mahasiswa sangat tergantung pada kondisi sosial
yang terjadi pada saat itu walau intinya satu yaitu “Pembaharuan”. Pergerakan mahasiswa pada
tahun 1928 dan tahun 1998 adalah suatu contoh perbedaan akibat kondisi sosial yang terjadi.
Titik klimaks dari perjuangan mahasiswa Indonesia adalah pada tahun 1966 dan tahun 1998, dimana
dua rezim otoriter pada saat itu berhasil di runtuhkan. Adapun tahun-tahun bersejarah bagi
pergerakan mahasiswa Indonesia adalah :

1.) 1908 : Terbentuknya Budi Utomo


2.) 1928 : Sumpah Pemuda
3.) 1945 : Proklamasi dan Perjuangan fisik
4.) 1966 : Tritura dan runtuhnya rezim Orde Lama
5.) 1974 : Peristiwa Malari
6.) 1978 : Pembelengguan kemerdekaan mahasiswa melalui NKK/BKK
7.) 1998 : Aksi Reformasi dan Tragedi Semanggi

Kesuksesan aksi reformasi yang mengorbankan beberapa mahasiswa, tidak berarti perjuangan telah
berakhir. Tidak menutup kemungkinan, ketika terdapat ketimpangan akibat ulah penguasa, kita
sebagai mahasiswa harus kembali ke jalan untuk menjadi agen pembaharu pembangunan.

V. Peran Mahasiswa Politeknik


Jalur pendidikan tinggi terbagi dua yaitu jalur pendidikan akademis yang menekankan pada
pengembangan penalaran seperti Universitas dan Institut, dan jalur profesional seperti Politeknik
dan Akademi. Sistem pendidikan di Politeknik yang lebih singkat dan padat dibanding perguruan
tinggi lain menyebabkan karakter mahasiswa Politeknik sedikit berbeda dengan mahasiswa lain.
Mahasiswa Politeknik sebagai bagian dari mahasiswa Indonesia mempunyai tanggung jawab moral
untuk membela nasib rakyat Indonesia. Disamping itu, mahasiswa Politeknik juga bertanggungjawab
untuk menguasai skill dibidangnya yang nantinya juga akan diterapkan di masyarakat. Situasi yang
dilematis ini menyulitkan mahasiswa Politeknik untuk berkembang dan mewujudkan idealisme nya.
Tapi hal tersebut bukanlah alasan untuk meninggalkan idealisme mahasiswa.
Jadi peranan mahasiswa Politeknik untuk bangsa bukan sekedar belajar dan berjuang, tapi juga
mengaplikasikan nilai-nilai kebenaran yang telah didapatkan.

VI. Penutup

Nilai-nilai kebenaran ilmiah yang didapatkan mahasiswa dibangku kuliah kemudian melandasi cara
berpikir dan bertindak mahasiswa termasuk dalam menyikapi kondisi sosial masyarakat. Nilai-nilai
kebenaran ilmiah ini kemudian melahirkan suatu “Idealisme Mahasiswa”
Konsekuensi logis dari idealisme mahasiswa ialah tanggungjawab sebagai seorang yang menuntut
ilmu harus dipenuhi dan peran sebagai sosial kontrol harus tetap dijaga.
Dalam peran sebagai sosial kontrol, tidak jarang mahasiswa harus berbenturan langsung dengan
aparat sebagai kaki tangan penguasa. Pada kondisi seperti ini kita sebagai mahasiswa akan
diperhadapkan pada penindasan dan perlawanan yang nantinya kita akan memilih antara “Lawan
atau Tertindas”
Mahasiswa sebagai penerus roda pembangunan dituntut untuk memberikan yang terbaik untuk
Republik ini baik skill, ilmu, materi atau bahkan darah kita.

Wallahu a’lam bis-showab

Billahi taufik wal hidayah


Wassalamualaikum Wr.Wb
Posisi, Potensi dan Peran
(Identitas) Mahasiswa
Mahasiswa sebagai elemen pemuda memiliki posisi, potensi, dan peran khusus di dalam masyarakat.
Nah semuanya itu kita sebut sebagai Identitas Mahasiswa

Posisi manusia di masyarakat di masyarakat dibagi menjadi tiga, antara lain masyarakat politik,
masyarakat ekonomi, dan masyarakat sipil. Seorang manusia bisa menempati lebih dari satu posisi
masyarakat tersebut, bahkan bisa seseorang yang berada di ketiga tempat tersebut.

Masyarakat politik adalah masyarakat yang memperjuangkan sesuatu demi posisi dalam kekuasaan.
Mereka mulai dari politikus-politikus sampai karyawan yang ingin naik jabatan di dalam sebuah
perusahaan. Masyarakat ekonomi adalah mereka yang berusaha mengejar sesuatu untuk mendapat
sebuah keuntungan materi atau modal. Mereka dihuni oleh para pengusaha-pengusaha baik yang
kapitalis sampai kekoperasian. Tergantung kombinasi masyarakat yang mereka huni. Masyarakat
sipil adalah masyarakat yang berjuang dalam pembangunan bangsa tanpa menginginkan sebuah
posisi di Dallam kekuasaan ataupun keuntungan materi. Ini dihuni oleh kebanyakan manusia,
mereka dari rakyat biasa sampai mahasiswa yang aktif.

Untuk mahasiswa sebagai pemuda bisa dikatakan sebagai masyarakat sipil. Akan tetapi masyarakat
sipil memiliki kekhususan buat mahasiswa. Jadi mahasiswa merupakan masyarakat sipil yang khusus.
Ini disebabkan karena mahasiswa mempunyai potensi yang lain dibanding masyarakat sipil seperti
biasanya.

Potensi kita tau adalah sesuatu yang tersimpan, sesuatu yang perlu untuk digali dan dikembangkan,
baik itu yang baik maupun yang buruk. Potensi mahasiswa sebagai pemuda antara lain adalah
kritis. Kritis itu adalah tanggap terhadap masalah dan berusaha menyelesaikan masalah dengan
pemikiran-pemikiran yang benar. Selain kritis mahasiswa juga punya potensi idealis, idealis disini
karena mahasiswa sebagai manusia-manusia yang dididik dalam suasana kampus yang ideal.
Masyarakat sekitar mereaka yang idealis ataupun sejak kecil mereka belum pernah merasakan
realism kehidupan. Mahasiswa juga memiliki potensi sebagai penggerak yang
independen. Independen maksudnya mahasiswa mampu bergerak sendiri, mahasiswa sebagai
memiliki ilmu-ilmu yang variatif bisa saling berkoordinasi membentuk sebuah gerakan yang mandiri
tanpa campur tangan oknum lain termasuk pemerintahan. Selain itu juga mahasiswa
memiliki kreatifitas, daya juang yang tinggi dan lain-lain.

Setelah kita lihat potensi, mari kita lihat beberapa peran seorang mahasiswa sebagai elemen
pemuda. Pemuda mempunyai paling tidak tiga peran, yang pertama Guardian Value( penjaga nilai),
maksudnya mahasiswa dengan potensi idealisme, kritis dan daya juang tinggi mahasiswa bisa
berlaku sebagai control social ataupun pelurus nilai-nilai luhur yang hendak dicapai. Yang kedua
mmahasiswa memiliki peran sebagai Iron stock( persedian besi), maksudnya bahwa pemuda
memiliki potensi ilmu, memiliki kreatifitas, bakat kepemimpinan adalah asset buat masa depan
sebagai generasi yang akan meneruskan pergerakan pemerintahan. Selain itu pemuda mempunyai
peran juga sebagai Agen of Change (pembawa perubahan). Ini dikarenakan mahasiswa mempunyai
kombinasi-kombinasi potensi seperti kritis, idelais, kreatif dan independen maka gerakan mereka
membawa sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.

MAHASISWA YANG IDEAL, Antara Identitas atau


sekedar Ngampus?

Penulis : Heriyanto

Sebuah Pengantar

Satu hal yang selalu menarik untuk di kupas yaitu Mahasiswa dengan segala
karakteristiknya. Mahasiswa yang sering disebut sebagai komunitas terdidik, cerdas,
memiliki berbagai keterampilan dan bervisi masa depan, dituntut kiprah dan peran
positifnya di tengah kehidupan masyarakat.

Dengan ”segudang atribut“ yang melekat pada dirinya, mahasiswa sering dijadikan
“symbol” akan berbagai harapan dan perubahan. Ia dituntut mewakili setiap keinginan
masyarakat yang kadang tidak tersalurkan dengan baik. Mahasiswa juga diharapkan
menjadi pembela sekaligus penyambung lidah dari berbagai bentuk diskriminasi serta
ketidakadilan yang dialami masyarakat, dan yang teramat penting adalah dipundak
mahasiswa nantinya diletakkan harapan akan terciptanya kehidupan yang lebih baik dari
yang dirasakan hari ini.

Harapan-harapan positif seperti diatas sesungguhnya bukanlah sesuatu yang


berlebihan, mengingat mahasiswa berada pada eksistensinya sendiri sekaligus dengan
cirinya sendiri. Sebagai sosok yang bergelut didunia akademisi maka sepantasnya
setiap ucapan dan tindakannnya tidak saja berwawasan Ilmiah tetapi di dalamnya
termuat nilai kejujuran, keadilan dan kemanusiaan. Dengan kapasitas intelektualnya dan
pengasahan daya nalarnya maka sosok mahasiswa harus mampu menganalisa
sekaligus menelaah setiap persoalan yang muncul kepermukaan, apakah di dalam
kampusnya sendiri maupun diluar kampus dan pada saat yang sama dapat member
jawaban yang argumentatife dan bertanggung jawab.

Dalam perjalanan masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia, dalam setiap dinamika
kehidupan yang senantiasa bergerak maju mengikuti perkembangan zaman, maka
kiprah dan peran Mahasiswa senantiasa memberi ruang bagi terjadinya perubahan. Di
Indonesia misalnya terutama setelah kemerdekaan, peran Mahasiswa begitu dominan
dalam melakukan kontrol sosial yang tujuannya adalah bagaimana terciptanya
kehidupan yang lebih baik dan kondusif.

Dengan demikian, bagi seorang mahasiswa dengan daya nalar dan kapasitas
intelektualnya, seyogyanya dapat mengantar dirinya untuk menemukan jati dirinya yang
paripurna yaitu sosok yang cerdas yang memiliki kepekaan sosial, mampu membaca
dinamika dari alur kehidupan yang berkembang di tengah kompleksitas kehidupan
masyarakat, untuk selanjutnya dapat memberi jalan keluar dari setiap problem
kehidupan yang terjadi.

Mahasiswa yang Ideal

Penulis menyadari bahwa membuat format yang disepakati tentang sosok Ideal
Mahasiswa adalah sebuah kemustahilan, Hal ini terutama karena pandangan dan
harapan yang ditujukan kepada mahasiswa begitu banyak dan beragam, juga karena
dinamika dan Mahasiswa bergerak begitu cepat. Karena itu, kesepahaman tentang
prinsip-prinsip umum yang dimiliki oleh mahasiswa mungkin dapat dijadikan rujukan,
setidak menilai sosok mahasiswa yang “dianggap” Ideal.

Secara umum dapat dikatakan , mahasiswa adalah bagaian dari generasi muda atau
anak bangsa yang menuntut Ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai Identitas
Diri. Dengan demikian sejatinya seorang mahasiswa harus tercatat dan aktif dalam
pergulatan Dinamika yang dikembangkan perguruan Tinggi dengan segala aturannya,
sebagai tempat melakukan olah pikir dan pengasahan daya nalar seperti Berpartisipasi
dalam kegiatan kemahasiswaan dan diskusi kemahasiswaan yang bersifat rutin.

Antara perguruan tinggi dengan segala komponennya serta mahasiswa dengan segala
atributnya, harus terjalin sikap dan komunikasi dua arah (Andragogy system).
Perguruan Tinggi yang diwakili oleh Dosennya dituntut memberikan sesuatu yang
bernilai dan bermanfaat bagi kiprah dan perjalanan mahasiswanya, dalam hal ini dosen
tidak saja memberi pelajaran sekedar memenuhi kebutuhan kurikulum, tetapi
bagaimana memberikan rangsangan pemikiran kepada mahasiswanya untuk dapat
mengetahui, menelaah, sekaligus menganalisa dinamika kehidupan yang terjadi. Artinya
seorang dosen tidak saja “mengajar” atau “mendidik” peserta didiknya tetapi juga dapat
menjadi teman diskusi dialog bagi mahasiswanya. Sebaliknya seorang mahasiswa juga
di tuntut aktif memberi masukan dan menggali setiap fenomena yang muncul, terutama
karena derasnya perubahan kehidupan.

Dengan demikian, baik perguruan tinggi di satu pihak maupun mahasiswa dari pihak lain
telah terjadi akumulasi dan proses pembelajaran yang sedemikian rupa, sehingga
keduanya telah tejadi proses saling menerima dan memberi (take and given).

Dengan gambaran singkat di atas dan setelah melalui pengolahan pemikiran yang
sedemikian rupa, maka pada diri mahasiswa akan tergambar sikap yang bertanggung
jawab, berpihak kebenaran dan berdimensi keadilan. Sikap itu bukan hanya dalam
bentuk perilaku tetapi telah menjadi bagian dari identitas yang melekat pada dirinya. Hal
inipun berimplikasi pada terjadinya proses peralihan dan penguatan struktur ke cultur,
transformasi yang bersifat massif di alihkan menjadi penguatan-penguatan individu.
Dalam konteks ini mahasiswa harus dipandang sebagai individu-individu yang otonom
dan mempunyai kebebasan untuk berpikir dan mengambil peranan sesuai dengan
kecendrungan dan otoritas yang dimilikinya. Dengan demikian perguruan tinggi di
maknai sebagai tempat berkumpulnya individu-individu yang merdeka dan independent
dengan relasi hubungan dan komunikasi yang cair dan mengurangi kekuatan formalitas
yang mengitarinya. Untuk lebih memberi bobot dari sikap dan perilakunya, maka sosok
mahasiswa harus memiliki setidaknya empat Identitas yaitu :

Mahasiswa sebagai insan religius

Dengan identitas ini, maka seorang mahasiswa harus memiliki landasan moral yang
kuat sebagai manifetasi dan pengejewantahan dari ajaran agama yang di gelutinya.
Mahasiswa yang demikian dalam setiap kiprahnya tidak saja dituntut pikiran-pikiran
jernihnya tetapi bagaimana aktualisasi dari pikiran itu mendorongnya untuk
mendorongnya untuk mengamalkannnya sebagai bagian dari ajaran agama yang
menyeru kepada kebajikan serta mencegah kemungkaran (amar ma’ruf nahi mungkar).

Mahasiswa sebagai insan akademis

Identitas ini harus di pahami sebagai pendorong untuk mengisi diri dengan berbagai
kemampuan intelektual. Pengisian ini tidak tebatas pada disiplin ilmu yang digeluti
tetapi juga ilmu lain yang dapat digapai dan membawa manfaat terhadap dirinya
maupun orang lain. Pengisian itu juga tidak boleh dibatasi oleh waktu dan ruang
akademik saja, tetapi olahan-olahan ilmu harus senantiasa di gali sepanjang
kemampuan yang dimiliki. Justru harus di ketahui bahwa ilmu dan bacaan yang tidak
pernah kering untuk digali adalah lingkungan dan masyarakat yang ada di sekeliling kita.
Mahasiswa sebagai insane akademis juga harus diartikan sebagai sosok yang bebas
menentukan sikap, ukurannnya adalah objektifitas dalam mengemukakan argument
cinta kebenaran dan keadilan. Dengan pemahaman yang demikian maka ilmu yang
dimiliki betul-betul menyentuh kebutuhan masyarakat banyak, sebab ilmu itu bukan
untuk ilmu, tetapi ilmu adalah untuk di amalkan.

Mahasiswa sebagai insan sosial

Dengan konsep ini seorang mahasiswa senantiasa menyadari akan hakikat dan
keberadaannya, bahwa ia hadir dalam ruang yang tidak hampa. Ia dikelilingi oleh
insane-insan lain dengan berbagai persoalan dan latar belakangnya masing-masing.
Dengan kapasitas dan pemahaman keilmuannnya. Ia pun harus memberikan
kontribusinya terhadap setiap persoalan yang dihadapi lingkungannya.

Mahasiswa sebagai insan yang mandiri

Salah satu yang harus terpatri dalam diri mahasiswa adalah kesadaran
kemandiriaannya. Tuntutan ini lebih pada kemampuan mengolah hasil pikirannnya
tanpa dipengaruhi oleh kekuatan lain. Sehingga obyektivitas dan independensi dari
tindakannya senantiasa terjaga. Dengan kemandirian yang dimiliki ia bebas memainkan
perannnya sesuai dengan kebenaran yang diyakininya sendiri dan tuntutan nuraninya.

Kesadaran ini harus dibangun dan di asah terus menerus, sebab kemandirian itu
ternodai maka objektivitas perilaku akan di pertanyakan yang pada gilirannnya
tindakannya tidak lagi berpihak pada kepentingan masyarakat. Ke empat identitas diatas
harus di pahami secara komprehensif dan saling bersinergi menjadi satu keutuhan,
sehingga nantinya muncul satu citra positif yang tergambar dari pikiran dan perilakunya.
Citra itu adalah sosok mahasiswa yang berilmu, mempunyai sifat keterbukaan, dinamis
dalam bertindak, tegas dalam berprilaku serta jujur dan konsekuen.

Dalam konteks kemahasiswaan, kesarjanaan adalah penguasaan ilmu apa saja yang
bermanfaat bagi peradaban dan kemanusiaan, baik ilmu agama, eksakta, dan social
ekonomi. Kesarjanaan itu tidak dengan sendirinya merupakan nilai yang selesai
bilamana tidak disertai dengan tindakan nyata bagi kepentingan kemajuan masyarakat
dan kemajuan masyarakat dan kemanusiaan sebagai bentuk pengabdian yang tak
pernah usai. Disamping dengan atributnya, maka mahasiswa dituintut memilik sikap
toleransi, persaudaraan, keikhlasan dan tanpa pamrih sehingga ia dapat melakukan
pembelaan terhadap wong cilik, kaum mustadh’afin, serta gologan tertindas lainnya.
Segala tindakannya akan senantiasa sesuai dan seirama dengan petunjuk agama serta
serta kepentingan bangsa maupun Negara.

MAHASISWA
mahasiswa adalah seseirang yang terdaftar dalam perguruan tinggi baik negri maupun
suasta, yg mengikuti semester berjalan dan sadar akan hak dan kewajiban nya. mahasiswa
juga terbagi lagi menurut ciri ciri dan jenis nya (tipe mahasiswa).

1. ciri-ciri mahasiswa terbagi atas 2 yaitu formal dan non formal:


 formal memiliki : Almamater, KTM, dan terdaftar pada satu perguruan tunggi negri
maupun swasta.
 Non formal yaitu R A K U S
R = rasional
A = analisis
K = kritis
U = universal
S = sistematis

2. tipe mahasiswa atau jenis mahasiswa :


 Hedonisme => hanya mementingkan hidup nya sendiri dan tidak acuh pada
keadaan sekitar.
 Apatis => hanya mementinkan dirinya sendiri, dan gemar dengan hal hal yg dapat
menyenangkan hidup nya, seperti pesta, dan berfoya foya.
 Organisatis => lebih mengutamakan organisasi, dan menghabiskan masa kuliah nya
untuk mengabdi terhadap organisasi nya.
 Penokohan => hanya mengutamakan gaya dan cenderum meniru niru seorang tokoh
yg ia kagumi. seperti hal nya meniru kebiasan berpenampilan seorang artis idola.
 Oportunis => pencari keuntungan
 Agemis => mengedepan kan agama dalam perjalanan nya sebagai mahasiswa.

3. fungsi mahasiswa:
 agen of control
 agen of change
 mempertahan kan kekuatan moral bangsa.

Gerakan mahasiswa di Indonesia


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia


Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf
atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun
di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan
kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal
perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa.

Daftar isi

 1Sejarah
o 1.11908
o 1.21928
o 1.31945
o 1.41966
o 1.51974
o 1.61977-1978
 1.6.1Gerakan bersifat nasional namun tertutup dalam kampus, Oktober 1977
 1.6.2Peringatan Hari Pahlawan 10 November 1977, berkumpulnya mahasiswa
kembali
 1.6.3Peringatan Tritura 10 Januari 1978, dihentikannya gerakan oleh penguasa
o 1.71990
o 1.81998
 2Lihat pula
 3Referensi
 4Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]


1908[sunting | sunting sumber]
Boedi Oetomo, adalah suatu wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur
pengorganisasian modern. Didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda-pelajar-mahasiswa
dari lembaga pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan
intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya.
Pada konggres yang pertama di Yogyakarta, tanggal 5 Oktober 1908 menetapkan tujuan
perkumpulan: Kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan
pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan.
Dalam 5 tahun permulaan Budi Oetomo sebagai perkumpulan, tempat keinginan-keinginan
bergerak maju dapat dikeluarkan, tempat kebaktian terhadap bangsa dinyatakan, mempunyai
kedudukan monopoli dan oleh karena itu BU maju pesat, tercatat akhir tahun 1909 telah
mempunyai 40 cabang dengan lk.10.000 anggota.
Disamping itu, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda, salah
satunya Mohammad Hatta yang saat itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool
di Rotterdam mendirikan Indische Vereeninging yang kemudian berubah nama menjadi
Indonesische Vereeninging tahun 1922, disesuaikan dengan perkembangan dari pusat kegiatan
diskusi menjadi wadah yang berorientasi politik dengan jelas. Dan terakhir untuk lebih
mempertegas identitas nasionalisme yang diperjuangkan, organisasi ini kembali berganti nama
baru menjadi Perhimpunan Indonesia, tahun 1925.
Berdirinya Indische Vereeninging dan organisasi-organisasi lain,seperti: Indische Partij yang
melontarkan propaganda kemerdekaan Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah yang
beraliran nasionalis demokratis dengan dasar agama, Indische Sociaal Democratische
Vereeninging (ISDV) yang berhaluan Marxisme, menambah jumlah haluan dan cita-cita terutama
ke arah politik. Hal ini di satu sisi membantu perjuangan rakyat Indonesia, tetapi di sisi lain
sangat melemahkan BU karena banyak orang kemudian memandang BU terlalu lembek oleh
karena hanya menuju "kemajuan yang selaras" dan terlalu sempit keanggotaannya (hanya untuk
daerah yang berkebudayaan Jawa) meninggalkan BU. Oleh karena cita-cita dan pemandangan
umum berubah ke arah politik, BU juga akhirnya terpaksa terjun ke lapangan politik.
Kehadiran Boedi Oetomo,Indische Vereeninging, dll pada masa itu merupakan suatu episode
sejarah yang menandai munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan
mahasiswa sebagai aktor terdepannya, yang pertama dalam sejarah Indonesia: generasi 1908,
dengan misi utamanya menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan
dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan, dan mendorong semangat rakyat
melalui penerangan-penerangan pendidikan yang mereka berikan, untuk berjuang
membebaskan diri dari penindasan kolonialisme.
1928[sunting | sunting sumber]
Pada pertengahan 1923, serombongan mahasiswa yang bergabung dalam Indonesische
Vereeninging (nantinya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia) kembali ke tanah air. Kecewa
dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, dan melihat situasi politik
yang di hadapi, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal amat berpengaruh, karena
keaktifannya dalam diskursus kebangsaan saat itu. Pertama, adalah Kelompok Studi
Indonesia (Indonesische Studie-club) yang dibentuk di Surabaya pada tanggal 29 Oktober 1924
oleh Soetomo. Kedua, Kelompok Studi Umum (Algemeene Studie-club) direalisasikan oleh para
nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik di Bandung yang dimotori oleh Soekarno pada
tanggal 11 Juli 1925.
Diinspirasi oleh pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, menyusul
kemudian Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), prototipe organisasi yang menghimpun
seluruh elemen gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan tahun 1926, Kelompok Studi St.
Bellarmius yang menjadi wadah mahasiswa Katolik, Cristelijke Studenten Vereninging (CSV)
bagi mahasiswa Kristen, dan Studenten Islam Studie-club (SIS) bagi mahasiswa Islam pada
tahun 1930-an.
Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah, munculnya
generasi baru pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928. Sumpah Pemuda dicetuskan melalui Konggres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta
pada 26-28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.
1945[sunting | sunting sumber]
Dalam perkembangan berikutnya, dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai dengan
kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat pengaruh sikap penguasa Belanda yang
menjadi Liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai politik, terutama dengan tujuan
memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi Indonesia berubah menjadi Partai Bangsa
Indonesia (PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum menjadi Perserikatan Nasional
Indonesia (PNI).
Secara umum kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan Jepang
jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial Belanda, antara lain dengan melakukan
pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik; dan hal ini ditindak lanjuti dengan
membubarkan segala organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik, serta insiden
kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang mengakibatkan mahasiswa dipecat dan
dipenjarakan.
Praktis, akibat kondisi yang vacuum tersebut, maka mahasiswa kebanyakan akhirnya memilih
untuk lebih mengarahkan kegiatan dengan berkumpul dan berdiskusi, bersama para pemuda
lainnya terutama di asrama-asrama. Tiga asrama yang terkenal dalam sejarah, berperan besar
dalam melahirkan sejumlah tokoh, adalah Asrama Menteng Raya, Asrama Cikini, dan Asrama
Kebon Sirih. Tokoh-tokoh inilah yang nantinya menjadi cikal bakal generasi 1945, yang
menentukan kehidupan bangsa.
Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok bawah
tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa
menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan,
peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok.
1966[sunting | sunting sumber]
Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan akan aliansi antara kelompok-kelompok mahasiswa, di
antaranya Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), yang dibentuk melalui
Kongres Mahasiswa yang pertama di Malang tahun 1947.
Selanjutnya, dalam masa Demokrasi Liberal (1950-1959), seiring dengan penerapan sistem
kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus kebanyakan
merupakan organisasi dibawah partai-partai politik. Misalnya, GMKI Gerakan Mahasiswa kristen
Indonesia, PMKRI Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia dengan Partai
Katholik,Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dekat dengan PNI, Concentrasi
Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dekat dengan PKI, Gerakan Mahasiswa Sosialis
Indonesia (Gemsos) dengan PSI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berafiliasi
dengan Partai NU, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan Masyumi, dan lain-lain.
Di antara organisasi mahasiswa pada masa itu, CGMI lebih menonjol setelah PKI tampil sebagai
salah satu partai kuat hasil Pemilu 1955. CGMI secara berani menjalankan politik konfrontasi
dengan organisasi mahasiswa lainnya, bahkan lebih jauh berusaha memengaruhi PPMI,
kenyataan ini menyebabkan perseteruan sengit antara CGMI dengan HMI dan, terutama dipicu
karena banyaknya jabatan kepengurusan dalam PPMI yang direbut dan diduduki oleh CGMI dan
juga GMNI-khususnya setelah Konggres V tahun 1961.
Mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober 1966
yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh
Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP) Mayjen dr. Syarief Thayeb, yakni PMKRI,
HMI,PMII,Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sekretariat Bersama Organisasi-
organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila (Mapancas), dan Ikatan Pers Mahasiswa
(IPMI). Tujuan pendiriannya, terutama agar para aktivis mahasiswa dalam melancarkan
perlawanan terhadap PKI menjadi lebih terkoordinasi dan memiliki kepemimpinan.
Munculnya KAMI diikuti berbagai aksi lainnya, seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI),
Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI),
dan lain-lain.
Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam
perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66,
yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya
gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu
adalah mereka yang kemudian berada pada lingkar kekuasaan Orde Baru, di antaranya Cosmas
Batubara (Eks Ketua Presidium KAMI Pusat), Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi ketiganya dari
PMKRI,Akbar Tanjung dari HMI dll. Angkatan '66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten
negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung
mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia).
Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak
yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru.
1974[sunting | sunting sumber]
Realitas berbeda yang dihadapi antara gerakan mahasiswa 1966 dan 1974, adalah bahwa jika
generasi 1966 memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan militer, untuk generasi 1974 yang
dialami adalah konfrontasi dengan militer.
Sebelum gerakan mahasiswa 1974 meledak, bahkan sebelum menginjak awal 1970-an,
sebenarnya para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktik
kekuasaan rezim Orde Baru, seperti:

 Golput yang menentang pelaksanaan pemilu pertama pada masa Orde Baru
pada 1972 karena Golkar dinilai curang.
 Gerakan menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah pada 1972 yang
menggusur banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut.
Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), aksi protes lainnya
yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah tuntutan pemberantasan korupsi.
Lahirlah, selanjutnya apa yang disebut gerakan "Mahasiswa Menggugat" yang dimotori Arif
Budiman yang progaram utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM, dan
korupsi.
Menyusul aksi-aksi lain dalam skala yang lebih luas, pada 1970 pemuda dan mahasiswa
kemudian mengambil inisiatif dengan membentuk Komite Anti Korupsi (KAK) yang diketuai
oleh Wilopo. Terbentuknya KAK ini dapat dilihat merupakan reaksi kekecewaan mahasiswa
terhadap tim-tim khusus yang disponsori pemerintah, mulai dari Tim Pemberantasan Korupsi
(TPK), Task Force UI sampai Komisi Empat.
Berbagai borok pembangunan dan demoralisasi perilaku kekuasaan rezim Orde Baru terus
mencuat. Menjelang Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru telah melakukan berbagai cara dalam
bentuk rekayasa politik, untuk mempertahankan dan memapankan status quo dengan
mengkooptasi kekuatan-kekuatan politik masyarakat antara lain melalui bentuk perundang-
undangan. Misalnya, melalui undang-undang yang mengatur tentang pemilu, partai politik, dan
MPR/DPR/DPRD.
Muncul berbagai pernyataan sikap ketidakpercayaan dari kalangan masyarakat maupun
mahasiswa terhadap sembilan partai politik dan Golongan Karya sebagai pembawa aspirasi
rakyat. Sebagai bentuk protes akibat kekecewaan, mereka mendorang munculnya Deklarasi
Golongan Putih (Golput) pada tanggal 28 Mei 1971 yang dimotori oleh Arif Budiman, Adnan
Buyung Nasution, Asmara Nababan.
Dalam tahun 1972, mahasiswa jtyang bernama aji uga telah melancarkan berbagai protes
terhadap pemborosan anggaran negara yang digunakan untuk proyek-proyek eksklusif yang
dinilai tidak mendesak dalam pembangunan,misalnya terhadap proyek pembangunan Taman
Mini Indonesia Indah (TMII) di saat Indonesia haus akan bantuan luar negeri.
Protes terus berlanjut. Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu
diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM
Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974.
Gerakan mahasiswa di Jakarta meneriakan isu "ganyang korupsi" sebagai salah satu tuntutan
"Tritura Baru" disamping dua tuntutan lainnya Bubarkan Asisten Pribadi dan Turunkan Harga;
sebuah versi terakhir Tritura yang muncul setelah versi koran Mahasiswa Indonesia di Bandung
sebelumnya. Gerakan ini berbuntut dihapuskannya jabatan Asisten Pribadi Presiden.
1977-1978[sunting | sunting sumber]
Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa
nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah
sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies
Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun disana-sini aksi
protes kecil tetap ada.
Menjelang dan terutama saat-saat antara sebelum dan setelah Pemilu 1977, barulah muncul
kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif. Berbagai masalah penyimpangan politik
diangkat sebagai isu, misalnya soal pemilu mulai dari pelaksanaan kampanye, sampai
penusukan tanda gambar, pola rekruitmen anggota legislatif, pemilihan gubernur dan bupati di
daerah-daerah, strategi dan hakikat pembangunan, sampai dengan tema-tema kecil lainnya
yang bersifat lokal. Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan
nasional.
Awalnya, pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswa, maka pada
tanggal 24 Juli 1977 dibentuklah Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai
perguruan tinggi. Namun, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa. Pada periode ini terjadinya
pendudukan militer atas kampus-kampus karena mahasiswa dianggap telah melakukan
pembangkangan politik, penyebab lain adalah karena gerakan mahasiswa 1978 lebih banyak
berkonsentrasi dalam melakukan aksi diwilayah kampus. Karena gerakan mahasiswa tidak
terpancing keluar kampus untuk menghindari peristiwa tahun 1974, maka akhirnya mereka
diserbu militer dengan cara yang brutal. Hal ini kemudian diikuti oleh dihapuskannya Dewan
Mahasiswa dan diterapkannya kebijakan NKK/BKK di seluruh Indonesia.
Soeharto terpilih untuk ketiga kalinya dan tuntutan mahasiswa pun tidak membuahkan hasil.
Meski demikian, perjuangan gerakan mahasiswa 1978 telah meletakkan sebuah dasar sejarah,
yakni tumbuhnya keberanian mahasiswa untuk menyatakan sikap terbuka untuk menggugat
bahkan menolak kepemimpinan nasional.
Gerakan bersifat nasional namun tertutup dalam kampus, Oktober
1977[sunting | sunting sumber]
Gerakan mahasiswa tahun 1977/1978 ini tidak hanya berporos di Jakarta dan Bandung saja
namun meluas secara nasional meliputi kampus-kampus di kota Surabaya, Medan, Bogor,
Ujungpandang (sekarang Makassar), dan Palembang. [1] 28 Oktober 1977, delapan ribu anak
muda menyemut di depan kampus ITB. Mereka berikrar satu suara, "Turunkan Suharto!"•.
Besoknya, semua yang berteriak, raib ditelan terali besi. Kampus segera berstatus darurat
perang. Namun, sekejap kembali tentram.[2]
Peringatan Hari Pahlawan 10 November 1977, berkumpulnya mahasiswa
kembali[sunting | sunting sumber]
10 November 1977, di Surabaya dipenuhi tiga ribu jiwa muda. Setelah peristiwa di ITB pada
Oktober 1977, giliran Kampus ITS Baliwerti beraksi. Dengan semangat pahlawan, berbagai
pimpinan mahasiswa se-Jawa hadir memperingati hari Pahlawan 1977. Seribu mahasiswa
berkumpul, kemudian berjalan kaki dari Baliwerti menuju Tugu Pahlawan.
Sejak pertemuan 28 Oktober di Bandung, ITS didaulat menjadi pusat konsentrasi gerakan di
front timur. Hari pahlawan dianggap cocok membangkitkan nurani yang hilang. Kemudian
disepakati pusat pertemuan nasional pimpinan mahasiswa di Surabaya.
Sementara di kota-kota lain, peringatan hari Pahlawan juga semarak. Di Jakarta, 6000
mahasiswa berjalan kaki lima kilometer dari Rawamangun (kampus IKIP) menuju Salemba
(kampus UI), membentangkan spanduk,"Padamu Pahlawan Kami Mengadu". Juga dengan
pengawalan ketat tentara.
Acara hari itu, berwarna sajak puisi serta hentak orasi. Suasana haru-biru, mulai membuat
gerah. Beberapa batalyon tempur sudah ditempatkan mengitari kampus-kampus Surabaya.
Sepanjang jalan ditutup, mahasiswa tak boleh merapat pada rakyat. Aksi mereka dibungkam
dengan cerdik.
Konsolidasi berlangsung terus. Tuntutan agar Soeharto turun masih menggema jelas,
menggegerkan semua pihak. Banyak korban akhirnya jatuh. Termasuk media-media nasional
yang ikut mengabarkan, dibubarkan paksa.
Pimpinan Dewan Mahasiswa (DM) ITS rutin berkontribusi pada tiap pernyataan sikap secara
nasional. Senat mahasiswa fakultas tak henti mendorong dinamisasi ini. Mereka bergerak satu
suara. Termasuk mendukung Ikrar Mahasiswa 1977. Isinya hanya tiga poin namun berarti.
"Kembali pada Pancasila dan UUD 45, meminta pertanggungjawaban presiden, dan bersumpah
setia bersama rakyat menegakan kebenaran dan keadilan"•.[2]
Peringatan Tritura 10 Januari 1978, dihentikannya gerakan oleh
penguasa[sunting | sunting sumber]
Peringatan 12 tahun Tritura, 10 Januari 1978, peringatan 12 tahun Tritura itu jadi awal sekaligus
akhir. Penguasa menganggap mahasiswa sudah di luar toleransi. Dimulailah penyebaran benih-
benih teror dan pengekangan.
Sejak awal 1978, 200 aktivis mahasiswa ditahan tanpa sebab. Bukan hanya dikurung, sebagian
mereka diintimidasi lewat interogasi. Banyak yang dipaksa mengaku pemberontak negara.
Tentara pun tidak sungkan lagi masuk kampus. Berikutnya, ITB kedatangan pria loreng
bersenjata. Rumah rektornya secara misterius ditembaki orang tak dikenal.
Di UI, panser juga masuk kampus. Wajah mereka garang, lembaga pendidikan sudah menjadi
medan perang. Kemudian hari, dua rektor kampus besar itu secara semena-mena dicopot dari
jabatannya. Alasannya, terlalu melindungi anak didiknya yang keras kepala.
Di ITS, delapan fungsionaris DM masuk "daftar dicari" Detasemen Polisi Militer. Sepulang aksi
dari Jakarta, di depan kos mereka sudah ditunggui sekompi tentara. Rektor ITS waktu itu, Prof
Mahmud Zaki, ditekan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk segera
membubarkan aksi dan men-drop out para pelakunya. Sikap rektor seragam, sebisa mungkin ia
melindungi anak-anaknya.
Beberapa berhasil tertangkap, sisanya bergerilya dari satu rumah ke rumah lain. Dalam proses
tersebut, mahasiswa tetap "bergerak". Selama masih ada wajah yang aman dari daftar, mereka
tetap konsolidasi, sembunyi-sembunyi. Pergolakan kampus masih panas, walau Para Rektor
berusaha menutupi, intelejen masih bisa membaca jelas.[2]
1990[sunting | sunting sumber]
Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut
dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Melalui
PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat
Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas
(SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Dikalangan mahasiswa secara kelembagaan dan personal terjadi pro kontra, menamggapi SK
tersebut. Oleh mereka yang menerima, diakui konsep ini memiliki sejumlah kelemahan namun
dipercaya dapat menjadi basis konsolidasi kekuatan gerakan mahasiswa. Argumen mahasiswa
yang menolak mengatakan, bahwa konsep SMPT tidak lain hanya semacam hiden agenda untuk
menarik mahasiswa ke kampus dan memotong kemungkinan aliansi mahasiswa dengan
kekuatan di luar kampus.
Dalam perkembangan kemudian, banyak timbul kekecewaan di berbagai perguruan tinggi
karena kegagalan konsep ini. Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri, bebas dari
pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus. Sehingga, tidaklah mengherankan
bila akhirnya berdiri Dewan Mahasiswa di UGM tahun 1994 yang kemudian diikuti oleh berbagai
perguruan tinggi di tanah air sebagai landasan bagi pendirian model organisasi kemahasiswaan
alternatif yang independen.
Dengan dihidupkannya model-model kelembagaan yang lebih independen, meski tidak persis
serupa dengan Dewan Mahasiswa yang pernah berjaya sebelumnya upaya perjuangan
mahasiswa untuk membangun kemandirian melalui SMPT, menjadi awal kebangkitan kembali
mahasiswa pada tahun 1990-an.
Gerakan yang menuntut kebebasan berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik dan
kebebasan mimbar akademik di dalam kampus pada 1987 - 1990 sehingga akhirnya
demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam kampus perguruan tinggi. Saat itu demonstrasi
di luar kampus termasuk menyampaikan aspirasi dengan longmarch ke DPR/DPRD tetap
terlarang.
1998[sunting | sunting sumber]
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme)
pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya
memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang
menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di
antaranya: Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi
I dan II, Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.

IDENTITAS MAHASISWA
Posted by AmhyKamis, 08 Agustus 20131 comments
Bunda relakan darah juang kami

Tuk bebaskan rakyat

Mereka dirampas haknya

Tergusur dan lapar

Bunda relakan darah juang kami

Padamu kami berjanji

Padamu kami berbakti

Kutipan lirik lagu perjuangan yang diciptakan oleh Andi Munajat Mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, tersebut
mengiringi mahasiswa ketika menuntut hak rakyat kecil di tepi jalan,dengan suara lantang dan menggugah
semangat juang bagi yang menyanyikannya, itulah salah satu yang dinamakan sebuah pergerakan mahasiswa
untuk bangsa yang tertindas.

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VI bagian ke empat pasal 19, Mahasiswa adalah
sebuah sebutan akademis untuk siswa/murid yang telah sampai pada jenjang pendidikan tertentu dalam masa
pembelajarannya. Kata “Maha” berarti tinggi, paling, sementara “Siswa” berarti pelajar, subjek (bukan objek)
pembelajaran. Begitu singkatnya bila diartikan secara harfiah. Sehingga dalam pengertian dari segi bahasa,
Mahasiswa lebih kurang bearti pelajar yang tinggi (dalam hal ilmu) atau pelajar yang telah mencapai jenjang
pendidikan tinggi (Universitas).

A. Definisi Mahasiswa

Definisi adalah batasan


Definisi dari definisi adalah batasan dari suatu batasan

IDENTITAS = ciri yang membedahkan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya


MAHASISWA= seseorang yang sudah tedaftar di perguruan tinggi negri maupun swasta dan memliki haK dan
kewajiban dan mengikuti semester berjalan dalamdan dapat di buktikan secara adimistrasi.
Identitas mahasiswa adalah sesorang yang sudah terdaftar di perguruan tinggi baik swasta maupun negri yang
memiliki hak dan kewajiban dan memiliki ciri suatu yang membedahkan sesuatu dengan suatu yang lain.
Ciri –ciri mahasiswa :
R-rasional=masuk akal
Contoh=memikir kan sesuatu yang masuk akal
A-analisis=menganalisa
Contoh=ketika ada hitam ada putih ketika ada yin berarti ada yan jika kalau ada tdk ada abadi berarti ada yang
abadi?abadi itu seperti apa si?(ROH)
K-kristis=mengeritik
Contoh=mengeritik (tidak sepaham)
U-universal=umum/menyeluruh (luas)
Contoh=pergaulan sehari-hari atau bersosialisai dan tidak mementikan diri sendiri
S-sitematis=menyusun secara rapi/tersusun
Contoh= dari A-Z
C-cekat.mampu melihat
Contoh= menyaksikan secara langsung
I-inovatif-kreatif
Contoh=mampuh berkrya dalam bidang ke ilmuan (bikin karangan sendiri)
U-ulet-tangguh/pantang menyerah
Contih=tidak mudah menyerah dalam menghadapi apa pun.
M-motifatif-orang yang memiliki arah tujuan.
Contoh=orang yang ingin sukses dan memiliki cita-cita sentinggi langit

Perana mahasiswa
Agent of Sosial control = pengontrol dalam masyarakat
Agent of change = agen perubahan

Secara umum, mahasiswa memiliki tiga peran pokok yakni:


- peran moral,
- peran sosial,
- peran intelektual.

Kesuksesan mahasiswa

- Akademis (mulai masuk kampus)


- Organisasi (tempat atau wadah berkumpul melebihi satu orang dan memiliki tujuan yang sama)
- Romantisme (ekstra atau hasrat)

Sifat mahasiswa sekarang


- Akademis (Kuliah Kampus)
- Organisatoris (Aktif Organisasi)
- Apatis (cuek atau acuh tak acuh)
- Prakmatis (Instan, praktis, suka copas)
- Hedonis (kesenagan semata, hura-hura)
- Opurtunis (Mencari keuntungan)

Mahasiswa yang sering disebut sebagai komunitas terdidik, cerdas, memiliki berbagai keterampilan dan bervisi
masa depan, dituntut kiprah dan peran positifnya di tengah kehidupan masyarakat.

Dengan ”segudang atribut“ yang melekat pada dirinya, mahasiswa sering dijadikan “simbol” akan berbagai
harapan dan perubahan. Ia dituntut mewakili setiap keinginan masyarakat yang kadang tidak tersalurkan dengan
baik.
Mahasiswa juga diharapkan menjadi pembela sekaligus penyambung lidah dari berbagai bentuk diskriminasi
serta ketidakadilan yang dialami masyarakat, dan yang teramat penting adalah dipundak mahasiswa nantinya
diletakkan harapan akan terciptanya kehidupan yang lebih baik dari yang dirasakan hari ini.

Mengingat mahasiswa berada pada eksistensinya sendiri sekaligus dengan cirinya sendiri. Sebagai sosok yang
bergelut didunia akademisi maka sepantasnya setiap ucapan dan tindakannnya tidak saja berwawasan Ilmiah
tetapi di dalamnya termuat nilai kejujuran, keadilan dan kemanusiaan. Dengan kapasitas intelektualnya dan
pengasahan daya nalarnya maka sosok mahasiswa harus mampu menganalisa sekaligus menelaah setiap
persoalan yang muncul kepermukaan, apakah di dalam kampusnya sendiri maupun diluar kampus dan pada saat
yang sama dapat memberi jawaban yang argumentatife dan bertanggung jawab.

Dalam perjalanan masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia, dalam setiap dinamika kehidupan yang senantiasa
bergerak maju mengikuti perkembangan zaman, maka kiprah dan peran Mahasiswa senantiasa memberi ruang
bagi terjadinya perubahan. Di Indonesia misalnya terutama setelah kemerdekaan, peran Mahasiswa begitu
dominan dalam melakukan kontrol sosial yang tujuannya adalah bagaimana terciptanya kehidupan yang lebih
baik dan kondusif.

Dengan demikian, bagi seorang mahasiswa dengan daya nalar dan kapasitas intelektualnya, seyogyanya dapat
mengantar dirinya untuk menemukan jati dirinya yang paripurna yaitu sosok yang cerdas yang memiliki
kepekaan sosial, mampu membaca dinamika dari alur kehidupan yang berkembang di tengah kompleksitas
kehidupan masyarakat, untuk selanjutnya dapat memberi jalan keluar dari setiap problem kehidupan yang
terjadi.

Mahasiswa yang Ideal


Penulis menyadari bahwa membuat format yang disepakati tentang sosok Ideal Mahasiswa adalah sebuah
kemustahilan, Hal ini terutama karena pandangan dan harapan yang ditujukan kepada mahasiswa begitu banyak
dan beragam, juga karena dinamika dan Mahasiswa bergerak begitu cepat. Karena itu, kesepahaman tentang
prinsip-prinsip umum yang dimiliki oleh mahasiswa mungkin dapat dijadikan rujukan, setidak menilai sosok
mahasiswa yang “dianggap” Ideal.

Secara umum dapat dikatakan , mahasiswa adalah bagaian dari generasi muda atau anak bangsa yang menuntut
Ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai Identitas Diri. Dengan demikian sejatinya seorang mahasiswa harus
tercatat dan aktif dalam pergulatan Dinamika yang dikembangkan perguruan Tinggi dengan segala aturannya,
sebagai tempat melakukan olah pikir dan pengasahan daya nalar seperti Berpartisipasi dalam kegiatan
kemahasiswaan dan diskusi kemahasiswaan yang bersifat rutin.

Antara perguruan tinggi dengan segala komponennya serta mahasiswa dengan segala atributnya, harus terjalin
sikap dan komunikasi dua arah (Andragogy system). Perguruan Tinggi yang diwakili oleh Dosennya dituntut
memberikan sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi kiprah dan perjalanan mahasiswanya, dalam hal ini
dosen tidak saja memberi pelajaran sekedar memenuhi kebutuhan kurikulum, tetapi bagaimana memberikan
rangsangan pemikiran kepada mahasiswanya untuk dapat mengetahui, menelaah, sekaligus menganalisa
dinamika kehidupan yang terjadi. Artinya seorang dosen tidak saja “mengajar” atau “mendidik” peserta
didiknya tetapi juga dapat menjadi teman diskusi dialog bagi mahasiswanya. Sebaliknya seorang mahasiswa
juga di tuntut aktif memberi masukan dan menggali setiap fenomena yang muncul, terutama karena derasnya
perubahan kehidupan.

Dengan demikian, baik perguruan tinggi di satu pihak maupun mahasiswa dari pihak lain telah terjadi akumulasi
dan proses pembelajaran yang sedemikian rupa, sehingga keduanya telah tejadi proses saling menerima dan
memberi (take and given).

Dengan gambaran singkat di atas dan setelah melalui pengolahan pemikiran yang sedemikian rupa, maka pada
diri mahasiswa akan tergambar sikap yang bertanggung jawab, berpihak kebenaran dan berdimensi keadilan.
Sikap itu bukan hanya dalam bentuk perilaku tetapi telah menjadi bagian dari identitas yang melekat pada
dirinya. Hal inipun berimplikasi pada terjadinya proses peralihan dan penguatan struktur ke cultur, transformasi
yang bersifat massif di alihkan menjadi penguatan-penguatan individu. Dalam konteks ini mahasiswa harus
dipandang sebagai individu-individu yang otonom dan mempunyai kebebasan untuk berpikir dan mengambil
peranan sesuai dengan kecendrungan dan otoritas yang dimilikinya. Dengan demikian perguruan tinggi di
maknai sebagai tempat berkumpulnya individu-individu yang merdeka dan independent dengan relasi hubungan
dan komunikasi yang cair dan mengurangi kekuatan formalitas yang mengitarinya. Untuk lebih memberi bobot
dari sikap dan perilakunya, maka sosok mahasiswa harus memiliki setidaknya empat Identitas yaitu :

Mahasiswa sebagai insan religius


Dengan identitas ini, maka seorang mahasiswa harus memiliki landasan moral yang kuat sebagai manifetasi dan
pengejewantahan dari ajaran agama yang di gelutinya. Mahasiswa yang demikian dalam setiap kiprahnya tidak
saja dituntut pikiran-pikiran jernihnya tetapi bagaimana aktualisasi dari pikiran itu mendorongnya untuk
mendorongnya untuk mengamalkannnya sebagai bagian dari ajaran agama yang menyeru kepada kebajikan
serta mencegah kemungkaran (amar ma’ruf nahi mungkar).

Mahasiswa sebagai insan akademis


Identitas ini harus di pahami sebagai pendorong untuk mengisi diri dengan berbagai kemampuan intelektual.
Pengisian ini tidak tebatas pada disiplin ilmu yang digeluti tetapi juga ilmu lain yang dapat digapai dan
membawa manfaat terhadap dirinya maupun orang lain. Pengisian itu juga tidak boleh dibatasi oleh waktu dan
ruang akademik saja, tetapi olahan-olahan ilmu harus senantiasa di gali sepanjang kemampuan yang dimiliki.
Justru harus di ketahui bahwa ilmu dan bacaan yang tidak pernah kering untuk digali adalah lingkungan dan
masyarakat yang ada di sekeliling kita. Mahasiswa sebagai insane akademis juga harus diartikan sebagai sosok
yang bebas menentukan sikap, ukurannnya adalah objektifitas dalam mengemukakan argument cinta kebenaran
dan keadilan. Dengan pemahaman yang demikian maka ilmu yang dimiliki betul-betul menyentuh kebutuhan
masyarakat banyak, sebab ilmu itu bukan untuk ilmu, tetapi ilmu adalah untuk di amalkan.

Mahasiswa sebagai insan sosial


Dengan konsep ini seorang mahasiswa senantiasa menyadari akan hakikat dan keberadaannya, bahwa ia hadir
dalam ruang yang tidak hampa. Ia dikelilingi oleh insane-insan lain dengan berbagai persoalan dan latar
belakangnya masing-masing. Dengan kapasitas dan pemahaman keilmuannnya. Ia pun harus memberikan
kontribusinya terhadap setiap persoalan yang dihadapi lingkungannya.

Mahasiswa sebagai insan yang mandiri


Salah satu yang harus terpatri dalam diri mahasiswa adalah kesadaran kemandiriaannya. Tuntutan ini lebih pada
kemampuan mengolah hasil pikirannnya tanpa dipengaruhi oleh kekuatan lain. Sehingga obyektivitas dan
independensi dari tindakannya senantiasa terjaga. Dengan kemandirian yang dimiliki ia bebas memainkan
perannnya sesuai dengan kebenaran yang diyakininya sendiri dan tuntutan nuraninya.

Kesadaran ini harus dibangun dan di asah terus menerus, sebab kemandirian itu ternodai maka objektivitas
perilaku akan di pertanyakan yang pada gilirannnya tindakannya tidak lagi berpihak pada kepentingan
masyarakat. Ke empat identitas diatas harus di pahami secara komprehensif dan saling bersinergi menjadi satu
keutuhan, sehingga nantinya muncul satu citra positif yang tergambar dari pikiran dan perilakunya. Citra itu
adalah sosok mahasiswa yang berilmu, mempunyai sifat keterbukaan, dinamis dalam bertindak, tegas dalam
berprilaku serta jujur dan konsekuen.

Dalam konteks kemahasiswaan, kesarjanaan adalah penguasaan ilmu apa saja yang bermanfaat bagi peradaban
dan kemanusiaan, baik ilmu agama, eksakta, dan social ekonomi. Kesarjanaan itu tidak dengan sendirinya
merupakan nilai yang selesai bilamana tidak disertai dengan tindakan nyata bagi kepentingan kemajuan
masyarakat dan kemajuan masyarakat dan kemanusiaan sebagai bentuk pengabdian yang tak pernah usai.
Disamping dengan atributnya, maka mahasiswa dituintut memilik sikap toleransi, persaudaraan, keikhlasan dan
tanpa pamrih sehingga ia dapat melakukan pembelaan terhadap wong cilik, kaum mustadh’afin, serta gologan
tertindas lainnya. Segala tindakannya akan senantiasa sesuai dan seirama dengan petunjuk agama serta serta
kepentingan bangsa maupun Negara

 Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen
Menerapkan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat
Anda praktikkan tanpa mengerti apa itu manajemen. Pengertian ilmu
manajemen secara umum wajib Anda pahami agar dapat
diimplementasikan dengan baik.

Secara umum, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang dapat


mengatur segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok.
Manajemen perlu dilakukan guna mencapai tujuan atau target dari individu
ataupun kelompok tersebut secara kooperatif menggunakan sumber daya
yang tersedia.

Dari pengertian tersebut, ilmu manajemen dapat diartikan sebagai


kemampuan dalam mengatur sesuatu agar tujuan yang ingin dicapai dapat
terpenuhi. Sebetulnya, hal ini sudah sering terjadi di kehidupan nyata.
Setiap orang juga pasti pernah mempraktikkan ilmu manajemen secara
tidak langsung setiap harinya.

Selain itu, manajemen juga dapat diartikan menurut etimologinya.


Manajemen berarti sebagai seni mengatur dan melaksanakan,
berdasarkan Bahasa Prancis kuno. Manajemen juga dapat diartikan
sebagai usaha perencanaan, koordinasi, serta pengaturan sumber daya
yang ada demi mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Dengan menerapkan ilmu manajemen, diharapkan sesuatu yang sedang


dikerjakan dapat selesai tepat waktu dan tanpa ada hal yang menjadi sia-
sia. Tujuan tercapai karena terorganisir secara baik.

 Pengertian Manajemen Menurut Para


Ahli?

Manajemen menurut para ahli


Para ahli memandang ilmu manajemen dengan pengertian beragam. Mary
Parker Follet, manajemen adalah seni dalam menyelesaikan tugas melalui
perantara. Dalam hal ini, manajemen dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seorang manager untuk mengarahkan
bawahan atau orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan demi
tercapainya sebuah tujuan.
Beralih ke George Robert Terry, yang mengartikan manajemen sebagai
proses khas dari beberapa tindakan, seperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Seluruh tindakan
tersebut bertujuan mencapai target dengan memanfaatkan semua sumber
daya yang tersedia.

Menurut Ricky W. Griffin, manajemen adalah proses perencanaan,


organisasi, koordinasi, dan kontrol pada sumber daya agar tujuan tercapai
secara efektif dan efisien. Efektif di sini maksudnya tujuan tercapai sesuai
rencana, dan efisien berarti bahwa manajemen dilakukan secara cermat,
terorganisir, dan tepat waktu.

Berbeda, Lawrence A. Appley mengartikan manajemen sebagai keahlian


dalam membangkitkan orang lain agar bersedia melakukan sesuatu. Tak
harus seseorang, keahlian manajemen juga dapat dimiliki oleh organisasi
maupun kelompok.

Terakhir, Hilman berpendapat bahwa manajemen merupakan fungsi untuk


mencapai suatu target melalui perantara, serta melakukan pengawasan.
Dengan begitu, tujuan dapat tercapai bersama.

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai ilmu manajemen tersebut,


pengertian manajemen tidak jauh dari usaha untuk mencapai sebuah
tujuan dengan cara mengelola dan mengawasi. Dari penjelasan para ahli
tersebut, Anda tentu sudah memahami pengertian dari ilmu manajemen.

 6 Unsur Penting dalam Kegiatan


Manajemen
Unsur penting dalam kegiatan manajemen
Agar kinerja manajemen dalam kegiatan berbisnis dapat berjalan dengan
lancar, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dengan seksama.
Masing-masing unsur saling melengkapi dan harus diposisikan setara.
Secara umum, ada 6 unsur pada kegiatan manajemen.
1. Manusia
Dalam kegiatan manajemen, sumber daya manusia membuat rencana dan
tujuan yang ingin diraih. Untuk itu, tanpa adanya manusia, kegiatan
manajemen tidak akan pernah ada.

2. Uang
Uang menjadi unsur penting dalam kegiatan manajemen karena menjadi
perantara utama dalam mencapai tujuan. Biaya operasional dalam sebuah
kegiatan manajemen tentu membutuhkan uang agar dapat berjalan baik.

3. Material
Unsur manajemen ini adalah salah satu faktor penting karena kualitas
bisnis dipengaruhi oleh kualitas material yang dipilih. Jadi, jika material
yang dipilih buruk, tujuan manajemen akan sulit tercapai.
4. Mesin
Mesin merupakan unsur lain yang perlu diperhatikan. Dengan adanya
mesin atau teknologi, pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia
pasti akan lebih mudah. Tujuan pun dapat tercapai lebih efektif.

5. Metode
Unsur ini mempengaruhi kinerja dalam sebuah manajemen. Jika metode
yang dibuat berdasarkan target, fasilitas, waktu, uang, dan kegiatan bisnis,
kegiatan manajemen pasti akan berjalan lebih lancar. Unsur ini juga perlu
mendapat campur tangan manusia agar dapat tercipta dengan baik.

6. Pasar
Unsur ini terbilang krusial karena sebuah bisnis hanya dapat berkembang
jika telah dikenal di pasaran. Unsur pasar dipengaruhi oleh unsur material
karena barang atau jasa yang laku harus memiliki kualitas baik.

Baca Juga: Lihat Kepribadian dari Cara Menghabiskan Uang, Anda


Termasuk yang Mana?
 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen
Fungsi dasar dari ilmu manajemen yaitu sebagai elemen yang harus ada
dalam kegiatan manajemen sebagai acuan dari seseorang yang bertugas
sebagai pengelola, atau manajer. Manajer inilah yang bertugas untuk
memastikan bahwa tujuan dapat tercapai, dengan membuat perencanaan,
koordinasi, dan pengendalian.

Dalam ilmu manajemen, ada 5 fungsi yang saling mempengaruhi satu


sama lain. Fungsi tersebut, antara lain perencanaan, pengorganisasian,
penempatan atau staffing, pengarahan, dan pengawasan. Tanpa adanya
salah satu dari fungsi ini bukan tidak mungkin kegiatan manajemen akan
berakhir tak sesuai rencana atau tujuan.
1. Perencanaan adalah hal pertama yang wajib dilakukan seorang
manajer. Dengan adanya perencanaan, manajer mengevaluasi segala
tindakan, baik yang sudah dilakukan maupun yang belum. Tanpa adanya
perencanaan yang matang, tujuan dari kegiatan manajemen tidak akan
tercapai.

2. Setelah itu, jalankan fungsi pengorganisasian. Tujuannya untuk


mempermudah proses pengawasan yang dilakukan manajer.

3. Fungsi penempatan, manajer bertugas untuk menempatkan sumber


daya yang tersedia sesuai dengan kebutuhan. Dengan begitu, proses
pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.

4. Fungsi pengarahan sebagai upaya agar perencanaan yang telah dibuat


dapat berjalan dengan lancar. Jadi pengarahan perlu dilakukan agar
segala sesuatu yang dilakukan dapat berjalan sesuai arahan atau rencana.

5. Terakhir fungsi pengawasan. Tujuannya agar kegiatan manajemen


dapat berlangsung sesuai rencana. Jika tidak berjalan baik, dapat
dilangsungkan proses evaluasi. Jadi, tujuan manajemen pun dapat tercapai
dengan lebih efektif dan efisien.

 Jenis Keilmuan Manajemen


Jenis keilmuan manajemen

Menjadi sebuah kegiatan penting untuk dilakukan hampir di semua bidang,


jenis keilmuan manajemen sangat beraneka ragam. Beberapa jenis
keilmuan manajemen adalah manajemen strategi, administrasi, organisasi,
pemasaran, produksi, waktu, sumber daya manusia, risiko, dan lain
sebagainya.

Bahkan kegiatan kecil seperti melakukan aktivitas di rumah juga tak jauh
dari penerapan ilmu manajemen ini. Jadi, sadar atau tidak, siapapun pasti
pernah menerapkan ilmu manajemen dalam hidupnya.

 Penerapan Manajemen dalam Kehidupan


Sehari-hari
Penerapan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari
Disadari atau tidak, setiap orang pasti melakukan kegiatan manajemen.
Setiap kebiasaan yang dilakukan setiap hari merupakan hasil dari
menerapkan ilmu manajemen. Contoh paling sederhana adalah dari cara
Anda mengatur keuangan.

Mengelola antara pemasukan dan pengeluaran seimbang. Tidak besar


pasak daripada tiang, sehingga akan membebani keuangan Anda. Hal ini
merupakan bukti nyata bahwa setiap hari Anda senantiasa menerapkan
ilmu manajemen. Tak melulu soal uang, mengatur waktu juga tak luput dari
sentuhan ilmu manajemen di kehidupan sehari-hari.

Dalam sehari, Anda memiliki waktu selama 24 jam. Dalam kurun waktu
tersebut, Anda harus mengalokasikannya untuk kebutuhan istirahat,
bekerja, bersantai, dan lain sebagainya. Agar seluruh kegiatan tersebut
dapat Anda lakukan setiap hari, dalam kurun waktu yang terbatas,
penerapan ilmu manajemen tentu Anda lakukan.
Anda Sudah Implementasi Ilmu Manajemen?
Ilmu manajemen memang menjadi sebuah bidang keilmuan yang
penting di kehidupan manusia. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
manusia pasti ada pengaruh dari penerapan dari ilmu manajemen.
Untuk itu, agar Anda dapat mengelola segala sesuatu dengan efektif
dan efisien, mempelajari ilmu manajemen bukanlah suatu hal yang

Definisi Umum
merugikan untuk kehidupan Anda

Manajemen Kepemimpinan
Pengertian manajemen kepemimpinan adalah seni untuk
mengelola kemampuan seseorang dalam memimpin, mengarahkan
dan mengajak orang lain menuju tujuan dengan cara yang efisien
dan efektif.
Sudah lama saya tidak membahas tentang manajemen di blog
rocket manajemen ini. Karena kesibukan offline maka saya jarang
update di blog ini.

Ya, seperti namanya yaitu rocketmanajemen.com, blog ini pada


awalnya saya khususkan untuk membahas tentang manajemen.
Kalau dirasa udah cukup baru membahas tentang saudara-
saudaranya seperti Akuntansi, Marketing dan Peluang Bisnis.
Nah, pada awal blog ini dibuat saya telah membahas tentang apa
itu manajemen Pada artikel tersebut dijelaskan bahwa manajemen
adalah sebuah seni untuk mengatur. Ya, mengatur disini
tergantung pada “obyek”. Karena manajemen ini adalah kata kerja,
bukan kata benda.

Jadi, manajemen ini tergantung pada konteks obyek yang akan di


atur. Misalkan, ada banyak sekali macam-macam manajemen
yaitu manajemen emosi, manajemen kewirausahaan, manajemen
pemasaran dan masih banyak lagi.
Yang membedakan dari semuanya adalah obyek yang diatur, tetapi
intinya sama yaitu supaya obyek yang diatur menjadi teratur
alias right thing at the right place. Mengapa saya sebut itu seni?
Karena seni itu menampilkan keindahan, jika Anda telah
memahami manajemen maka Anda akan menemukan letak
keindahan tersebut.
Apapun obyek manajemen tersebut, jika Anda sudah terbiasa untuk
membuat manajemen yang baik maka Anda akan merasa ada yang
kurang, tidak teratur, jika hal tersebut tidak di manage dengan baik.
Fungsi Manajemen

Diagram Fungsi Manajemen (Gambar : www.managementstudyguide.com)


Seperti yang telah dijelaskan diatas, tujuan utama manajemen
adalah menempatkan sesuatu di tempat yang seharusnya. Kalau manajemen keuangan,
berarti mengatur keuangan supaya teratur, baik alur uang masuk dan keluar itu jelas. Sehingga
pembukuan tidak semrawut.

Pada dasarnya ada 5 buah fungsi utama manajemen, yaitu :

1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Mengorganisasi)
3. Staffing (Penempatan)
4. Coordinating (Mengkoordinasi)
5. Controlling (Mengontrol)
Kelima fungsi dasar manajemen tersebut itu harus ada dalam
struktur perusahaan, entah berskala UKM ataupun skala corporate
besar. Mengapa hal itu menjadi sangat penting? Karena, tanpa
adanya fungsi manajemen yang berjalan maka perusahaan tidak
bisa berjalan dengan semestinya.
Lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu :
1. Fungsi Planning (Fungsi Perencanaan
Manajemen)
Seperti diagram diatas, yang pertama dan utama adalah fungsi planning. Mengapa ini menjadi
sangat penting? Karena fungsi planning adalah aktivitas untuk menyusun, merencanakan apa yang
menjadi tujuan perusahaan serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan atau planning dilakukan pada awal pembentukan


perusahaan, seperti definisi diatas. Planning penting dilakukan
untuk menentukan tujuan perusahaan. Mengapa menetapkan
tujuan itu menjadi penting? Karena tanpa adanya tujuan yang jelas,
maka aktivitas perusahaan juga tidak akan meningkat.

Ibarat, jika tidak ada yang dikejar maka orang-orang yang ada
dalam perusahaan tersebut hanya melakukan kewajiban saja, yang
penting dibayar. Tidak ada upaya untuk meningkatkan performa
perusahaan. Dan alhasil, pencapaian perusahaan akan stagnan,
bahkan menurun.

Nah, dalam proses planning inilah ditentukan tujuan


perusahaan/organisasi secara menyeluruh, serta upaya-upaya
terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Disinilah peran
pemimpin/manager diperlukan. Manager harus bisa mengevaluasi
langkah-langkah strategis yang dipilih untuk mencapai tujuan
tersebut.

Baca : 44 Ide Peluang Bisnis Online yang Menjanjikan


Hal ini sangat penting, karena jika perusahaan memilih langkah
yang salah maka akan sangat sulit bahkan bisa gagal dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan. Jadi intinya perencanaan
manajemen itu sangat penting dilakukan diawal pembentukan
organisasi atau perusahaan, karena fungsi yang lain tidak akan
berfungsi tanpa ada perencanaan yang matang.

Aktifitas Fungsi Perencanaan (Planning)

Dalam pelaksanaan ada 4 macam aktifitas yang dilakukan dalam


fungsi perencanaan :
1. Menetapkan visi misi perusahaan/organisasi. Visi misi ini berisi
gagasan, atau tujuan yang ingin perusahaan capai dalam kurun
waktu tertentu.
2. Setelah tujuan ditetapkan, langkah selanjutnya menentukan
cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Setelah cara-caranya direncanakan, kemudian menyusun dan
menentukan sumber daya apa saja yang dibutuhkan untuk
melaksanakan rancangan tersebut.
4. Terakhir menetapkan standard kesuksesan. Ini penting, karena
jika tidak ditetapkan standard yang jelas maka kita tidak bisa
menilai apakah ini sudah tercapai apa belum.
Aktifitas perencanaan juga bisa dikatakan sebagai proses fungsi
perencanaan. karena 4 hal itu harus dilalui untuk membuat sebuah
perencanaan yang matang.
Pembagian Perencanaan Manajemen

Dalam tahap ini, planning bisa dibagi menjadi tiga dari beberapa
sudut pandang tingkatan manajemen. Yaitu :
1. Top Level Planning (Perencanaan Tingkat Atas). Dalam tahap
teratas ini, perencanaan yang dilakukan bersifat strategis,
seperti memberikan arahan/petunjuk umum, merumuskan
tujuan, pengambilan keputusan dan memberikan arahan untuk
melakukan kerja yang efisien. Pada tahap ini bersifat
menyeluruh, serta dilakukan untuk menentukan target jangka
panjang.
2. Middle Level Planning (Perencanaan Tingkat Menengah), pada
tahap ini perencanaan lebih bersifat administratif. Atau lebih
detail, seperti menentukan cara untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
3. Low Level Planning (Perencanaan Tingkat Bawah), dalam tahap
ini lebih bersifat ke operasional (pelaksanaan). Yang meliputi
tanggaung jawab oleh manajer lapangan.
Syarat-syarat Perencanaan yang Baik

Untuk menghasilkan perencanaan yang baik dan efisien tentunya


harus ada beberapa syarat yang wajib dipenuhi, antara lain :

1. Tujuannya harus spesifik dan jelas, tidak bertele-tele.


2. Singkat, padat, jelas dan sederhana. Hal ini diperlukan supaya
tidak terlalu sulit dalam menjalankannya. (Berkaitan dengan
syarat awal, yaitu spesifik dan jelas)
3. Berisi analisa terhadap pekerjaan yang harus dilaksanakan
4. Tanggung jawab dengan tujuan harus seimbang dan selaras
pada setiap bagiannya
5. Mempunyai kesan bahwa sumber daya yang diperlukan itu ada
dan siap untuk digunakan. Jika belum, maka persiapkan terlebih
dahulu.
Manfaat Membuat Perencanaan

Manfaat dari planning tentu banyak sekali. Manfaat yang paling


terasa adalah keteraturan saat mengeksekusinya, jadi lebih jelas
dan terarah. Lebih jelasnya berikut ini beberapa manfaat yang
diperoleh setelah membuat perencanaan untuk kemajuan
perusahaan atau organisasi :

1. Mensingkronkan antar unit devisi pada saat pelaksanaan, serta


mengorganisasikan ke arah tujuan yang sama.
2. Dapat meminimalisir kesalahan yang mungkin akan dilakukan.
3. Pengawasan lebih mudah dilakukan.
4. Mempunya dasar penilaiaian, apakah yang dilakukan itu sudah
mencapai target apa belum.
Baca : 28 Peluang Bisnis Rumahan dengan Modal Kecil
Nah, saya rasa sudah cukup ya untuk pembahasan fungsi
manajemen yang pertama yaitu perencanaan. Kita lanjut ke
perencanaan kedua yaitu organizing.

2. Fungsi Organizing (Fungsi


Pengorganisasian Manajemen)
Fungsi manajemen yang kedua adalah fungsi mengorganisasi.
Ingat, di awal manajemen itu ada obyeknya. Nah, organisasi atau
perusahaan itu salah satu obyek yang dimanage biar teratur dan
mudah untuk mencapai tujuan.

Fungsi Organizing adalah fungsi yang mengatur segala sumber


daya yang ada baik sumber daya manusia maupun sumber daya
lainnya. Supaya sumber daya tersebut dapat berfungsi ditempat
yang tepat serta mampu melaksanakan peran dan fungsinya
secara maksimal, guna mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.

Bahasa mudahnya, organizing adalah proses membentuk


kelompok terutama karyawan yang ada guna memudahkan untuk
mengoptimalkan segala potensi yang ada. Proses organizing ini
sangat membantu bagi manager perusahaan untuk mengelola
perusahaan, karena lebih mudah dalam melakukan fungsi
pengawasan.

Aktivitas Proses Organizing

Dalam proses pengorganisasian tentunya ada beberapa hal yang


harus dilakukan, antara lain :

1. Mengalokasikan sumber daya yang ada serta menyusunnya


menurut tugasnya masing-masing. Serta menetapkan prosedur
yang harus dilakukan serta dibutuhkan.
2. Menetapkan dengan jelas garis struktur organisasi /
perusahaan, serta mendefinisikan hak dan kewajibannya
dengan jelas.
3. Merekrut karyawan baru, dengan standard yang telah
ditetapkan.
4. Penempatan tenaga kerja dalam posisi yang tepat dan pas,
untuk memaksimalkan potensi yang telah ada.
Nah intinya adalah menempatkan orang di posisi dan tempat yang
tepat. Ini penting, mengapa? Karena jika menempatkan orang di
posisi yang salah maka roda perusahaan tidak akan bisa berputar
dengan lancar.

Unsur-unsur di dalam Organizing Perusahaan

Ada beberapa unsur yang ada saat pengorganisasian yaitu :

1. Sekelompok orang yang akan diarahkan untuk saling bekerja


sama
2. Melakukan aktivitas/kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya
3. Segala kegiatan dilakukan guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan
Ketiga hal diatas sangat berkaitan dengan fungsi yang pertama
yaitu planning. Jadi, menetapkan tujuan diawal itu sangat penting.
Supaya aktivitas didalamnya lebih terarah.

Manfaat Organizing

Adapun manfaat dilakukan organizing di perusahaan ataupun


organisasi adalah :

1. Pembagian tugas antar orang/devisi lebih efektif.


2. Menciptakan spesialisasi saat mengerjakan tugas/pekerjaan.
3. Setiap orang/anggota dalam perusahaan tidak bingung, karena
jobdesc sudah jelas.
Fungsi Organizing

Nah, terakhir adalah berikut beberapa fungsi organizing :

1. Pendegelegasian wewenang dari atas ke bawah lebih mudah.


2. Pembagian tugas yang jelas, sehingga tidak terjadi miss
communication saat pekerjaan dimulai.
3. Memiliki manager yang mumpuni di setiap unit, sehingga setiap
unit dapat bekerja semaksimal mungkin.
4. Pencapaian tujuan perusahaan semakin mudah dan teratur.
3. Fungsi Staffing
Staffing ini sebenarnya tidaklah jauh berbeda dengan organizing.
Karena pada intinya adalah menampatkan orang di tempat yang
tepat.

Tetapi, staffing ini tidak melulu soal tenaga kerja saja. Tetapi lebih
ke semua sumber daya yang ada, seperti peralatan, inventaris, dll.
Nah, mengapa hal ini menjadi penting? Karena, terkadang 1 divisi
tidak terlalu membutuhkan barang A misal, tetapi divisi lain sangat
membutuhkannya.

Baca : Peluang Kerja Sampingan untuk Mahasiswa dan Pelajar


Jadi, sangat penting bisa mengetahui kebutuhan apa saja yang
harus dipenuhi di setiap unit. Adapun fungsi staffing mencakup hal
berikut :
1. Perencanaan SDM yang ada
2. Jika kurang adakan rekruitmen tenaga kerja
3. Melakukan seleksi bagi mereka yang mendaftar
4. Pengenalan tentang perusahaan dan melakukan orientasi
5. Pelaksanaan kerja
6. Evaluasi terhadap kinerja
7. Pemberian reward and punishment berdasarkan hasil evaluasi
8. Pemberian pengembangan karir
Nah, itu tadi adalah fungsi staffing. Sekarang kita akan membahas
fungsi manajemen berikutnya yaitu coordinating.

4. Fungsi Coordinating (Pengarahan /


Mengkoordinasi)
Fungsi Coordinating juga biasa disebut dengan fungsi Directing,
yang artinya sama yaitu mengarahkan. Jadi, Coordinating atau
directing adalah fungsi yang bertujuan untuk meningkatakan
keefektivitasan serta efisiensi kerja yang optimal

Directing alias fungsi pengarahan merupakan fungsi untuk


meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal dan
menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan
yang lainnya. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan pada fungsi
pengarahan:

1. Menerapkan dan mengimplementasikan proses kempimimpinan,


pembimbingan serta motivasi kepada para pekerja supaya
dapat bekerja dengan nyaman, baik dan tentunya maksimal.
Sehingga mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
2. Memberikan tugas beserta penjelasannya secara rutin yang
berhubungan dengan pekerjaan
3. Menjelaskan tentang semua kebijakan yang telah berlaku dan
ditetapkan.
Diluar itu, fungsi directing juga memerlukan seorang
pemimpin/manager yang mumpuni. Karena, pasti ditengah jalan
ada aja masalah yang dihadapi oleh pegawai. Karena itulah,
diperlukan sosok pemimpin yang mampu mengayomi dan
memberikan solusi jikalau problem-problem terjadi saat dijalan.
5. Fungsi Controlling (Fungsi Pengendalian /
Pengawasan)
Terakhir adalah fungsi controlling, fungsi ini adalah fungsi yang
bertugas menilai apakah pekerjaan yang dilakukan oleh SDM yang
ada sudah mencapai target atau belum. Controlling ini sangat
penting dilakukan, karena akan menentukan apakah kualitas dari
layanan atau produk tersebut terjaga atau tidak.

Karena itulah, tadi saya sudah jelaskan diawal, bahwa saat


perencanaan harus ada standard khusus bagaimana suatu
pekerjaan itu diselesaikan dengan baik apa tidak. Dengan
controlling kita tahu, hal-hal apa saja yang perlu dibenahi, sehingga
akan meningkatkan mutu pelayanan kita.

Aktivitas dalam Fungsi Pengendalian

Adapun aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam fungsi


pengendalian antara lain :

1. Melakukan evaluasi secara mendalam, apakah pekerjaan yang


dilakukan itu sudah mencapai target apa belum. Caranya
dengan menentukan indikator/standard khusus yang telah
disepakati.
2. Jika ada penyimpangan, penurunan mutu maka segera lakukan
koreksi, perbaikan atau klarifikasi guna menjaga kepercayaan
konsumen.
3. Jika ada masalah maka berikan alternative solusi yang dapat
diambil, guna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Aspek-aspek yang mempengaruhi Fungsi Pengawasan

Tentu saja ada aspek-aspek atau hal-hal yang harus dilakukan


supaya fungsi pengawasan dapat berjalan dengan baik dan efektif,
antara lain :

1. Routing (Jalur), dalam hal ini pimpinan harus bisa menetapkan


jalur atau cara yang aman dan efektif sehingga meminimalisir
kesalahan
2. Schedulling (Penjadwalan), pimpinan harus isa menetapkan
deadline waktu yang masuk akal. Tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu lambat, sehingga waktu yang diperlukan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan itu bisa seefektif mungkin. Dan
pegawai juga tidak merasa terbebani karena deadline yang tidak
masuk akal.
3. Dispatching (Perintah untuk Pelaksanaan), adalah pengawasan
berupa perintah dari atasan untuk pelaksanaan suatu pekerjaan
dengan tujuan agar bisa diselesaikan tepat waktu. Dengan
adanya perintah ini, maka bisa terhindar dari pekerjaan yang
“menggantung” sehingga dapat diketahui pihak mana yang
bertanggung jawab.
4. Follow Up (Tindak Lanjut), terkahir apabila pemimpin
menemukan kesalahan yang terjadi harusnya dia mencari solusi
atas masalah tersebut. Jadi, pemimpin tidak hanya
menyalahkan saja, tetapi harus bisa memberikan solusi kongkrit
kepada bawahan. Selain itu pemimpin harus bisa memberikan
petunjuk dan tindak lanjut atas problem yang ditemui.
Nah itu tadi sekilas tentang 5 fungsi manajemen, 5 hal tadi sangat
penting diterapkan baik dalam organisasi apalagi di korporasi.
Karena, jika manajemen suatu perusahaan itu buruk maka sudah
dapat dipastikan perusahaan tersebut tidak akan berumur panjang.

Pengertian Manajemen Kepemimpinan

Menurut Rocketmanajemen.com, merangkum dari pengertian


manajemen dan kepemimpinan, maka Manajemen kepemimpinan
didefinisikan sebagai suatu seni untuk mengelola kemampuan
seseorang dalam memimpin, mengarahkan dan mengajak orang lain
menuju tujuan dengan cara yang efisien dan efektif.

Tentunya manajemen yang baik juga perlu diterapkan dalam mengelola


keuangan, Anda dapat menggunakan bantuan Aplikasi
Finansialku untuk mengelola keuangan Anda menjadi lebih matang.
Anda dapat download Aplikasi Finansialku di Google Play Store atau
dengan klik link dibawah ini.
5 Fungsi Manajemen

Dalam manajemen, ada 5 fungsi yang menjadi komponen di dalamnya,


yaitu sebagai berikut:

#1 Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah sebuah aktivitas untuk menyusun dan
merencanakan setiap tujuan sebuah perusahaan atau organisasi,
termasuk berbagai cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan
tersebut.

Sebelum membentuk sebuah organisasi atau perusahaan, perencanaan


atau planning ini sangat dibutuhkan dan dilakukan pada awal mula
sebelum semua komponen fungsi manajemen lainnya bergerak.

Perencanaan menjadi sebuah tonggak yang sangat penting untuk


menentukan sebuah tujuan yang esensi dari awal. Dengan penetapan
tujuan yang jelas, maka dapat dipastikan bahwa setiap proses lainnya
akan bergerak dengan progresivitas sesuai yang diinginkan.

[Baca Juga: Kunci Sukses Kepemimpinan: 3P (Passion,


Persistence, Panache)]
Perencanaan ini bisa dikatakan juga sebuah penjabaran dari visi yang
akan dituju dan dikejar. Tanpa adanya sebuah tujuan yang akan dicapai,
maka setiap orang di dalamnya hanya akan sekadar melakukan
kewajiban mereka hanya demi sebuah bayaran semata.

Tanpa adanya tujuan ini, maka tidak akan sebuah usaha untuk
meningkatkan kualitas performa perusahaan atau organisasi dan dapat
diprediksi bahwa perusahaan atau organisasi itu akan menuju pada satu
titik jenuh atau stagnan, bahkan dapat dipastikan akan mengalami
kebangkrutan.

Proses perencanaan yang menyeluruh sangat dibutuhkan jika sebuah


organisasi ingin bergerak ke atas dan memiliki umur yang panjang.

Peran pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengatur atau me-


manage secara holistik melalui setiap upaya untuk mendorong setiap
komponen berfungsi dengan semestinya demi tercapainya tujuan
perusahaan atau organisasi.

Setiap langkah perencanaan yang telah dieksekusi juga perlu menjadi


bahan evaluasi selanjutnya yang masuk dalam agenda perencanaan
yang akan dilaksanakan pada tahap berikutnya.

Anda dapat membayangkan jika sebuah organisasi melakukan


kesalahan dalam langkah strategi mereka. Tentu ini akan menyulitkan
mereka dalam langkah selanjutnya. Inilah pentingnya evaluasi dan juga
kembali melakukan perencanaan yang menjadi sebuah aksi perbaikan
dari kegagalan sebelumnya.

Dengan perencanaan yang matang dan menyeluruh, terutama melalui


pemimpin yang mampu mengatur dengan kemampuan dan performa
yang mumpuni, progresivitas dan kemajuan sebuah organisasi akan
nampak jelas terlihat.

Dalam proses fungsi perencanaan, ada 4 aktivitas yang dilakukan,


sebagai berikut:

 Penentuan visi dan misi organisasi yang menjadi sebuah gagasan


dan tujuan yang akan menjadi tujuan dalam jangka waktu tertentu.
 Penetapan langkah atau strategi, cara dalam menempuh setiap
tujuan yang telah ditetapkan pada mulanya.
 Menyusun, menjabarkan dan menentukan setiap sumber daya
yang dibutuhkan untuk merealisasikan rancangan yang telah
dibuat.
 Tetapkan sebuah goal atau standar dari kesuksesan akan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dari semula. Kejelasan
standar ini akan menjadi sebuah indikator penilaian dari
pencapaian tujuan tersebut.

Dalam proses perencanaan juga ada yang namanya tingkatan atau


hierarki dalam pembuatan perencanaan, sebagai berikut:

1. Top Level Planning (Perencanaan Tingkat Atas)

Ini adalah tahap teratas dari sebuah hierarki perencanaan organisasi.


Perencanaan ini bersifat strategis, misalnya memberikan arahan atau
petunjuk secara garis besar, perumusan tujuan pengambilan keputusan
dan arahan kerja yang bersifat efisien.

Selain itu, target jangka panjang juga ditentukan oleh mereka yang
duduk dalam posisi teratas dalam sebuah organisasi.

2. Middle Level Planning (Perencanaan Tingkat


Menengah)

Tingkat menengah dalam aktivitas perencanaan ini lebih bersifat


administratif, lebih mendetail kepada cara penentuan tujuan yang telah
ditentukan.

3. Low Level Planning (Perencanaan Tingkat Bawah)


Pada tingkat bawah, perencanaan akan lebih memfokuskan pada sisi
operasional atau sebuah pelaksanaan dari tujuan dan strategi yang
telah digambarkan dan diarahkah sebelumnya.

Sebuah perencanaan yang baik ternyata memiliki beberapa syarat yang


harus dipenuhi agar sebuah organisasi dapat segera mengeksekusi
rencana ke tahap selanjutnya, diantaranya:

1. Kejelasan dari sebuah tujuan yang semakin spesifik.


2. Tidak bertele-tele, singkat, padat, jelas dan sederhana (mampu
diterjemahkan dan diterima maksudnya agar bagian atau tahap
berikutnya tidak mengalami kesulitan dalam pelaksanaanya).
3. Perencanaan harus berisi sebuah analisa yang jelas tentang
pekerjaan yang harus dilakukan.
4. Adanya keseimbangan antara tanggung jawab dan tujuan yang
selaras dari setiap bagian.
5. Perlu adanya persiapan sumber daya yang menjadi prasarana dari
eksekusi sebuah perencanaan.

Pembuatan perencanaan yang matang akan memiliki banyak manfaat


yang sangat mendukung kemajuan sebuah organisasi dalam mencapai
tujuannya, antara lain:

1. Bersinerginya dan saling keterkaitan antar bagian dalam


pelaksanaan dan setiap bagian akan mengerti akan tujuan yang
sama yang harus dicapai.
2. Memprediksi dan meminimalisasi kesalahan yang kemungkinan
akan dilakukan.
3. Melakukan pengawasan akan jauh lebih mudah
4. Adanya indikator dasar penilaian akan keberhasilan atau
kegagalan dari sebuah target yang akan dicapai

#2 Organizing (Pengorganisasian)
Fungsi kedua dari perputaran sebuah manajemen kepemimpinan adalah
fungsi pengorganisasian. Kembali pada inti pembahasan manajemen,
sebuah perusahaan adalah sebuah objek yang harus diatur agar mudah
dalam pencapaian tujuan yang telah direncanakan di awal.

Fungsi pengorganisasian ini mengatur setiap sumber daya yang


diperlukan, baik itu sumber daya manusia ataupun sumber daya lainnya
yang terkait untuk tujuan pencapaian target yang diinginkan.
[Baca Juga: Bagaimana Pengaruh Manajemen Sumber Daya
Manusia Berbasis Kompetensi dan Profesional terhadap
Perusahaan?]

Dengan pengorganisasian yang tepat, maka setiap sumber daya itu


akan melakukan fungsi mereka di tempat yang telah ditetapkan dan
melaksanakan peran mereka secara maksimal sehingga goal yang
dicapai dapat memenuhi standar bahkan melebihi harapan.

Singkatnya, dengan adanya pengorganisasian, maka setiap sumber


daya akan mampu mengoptimalkan potensi mereka karena fungsi dari
pengorganisasian adalah untuk menolong manager dalam mengelola
organisasi, dan ini akan memudahkan juga dalam proses pengawasan
dalam fungsi berikutnya.

Setidaknya ada 4 aktivitas yang terjadi dalam sebuah proses


pengorganisasian:

 Penyusunan, pengadaan dan pengalokasian setiap sumber daya


yang diperlukan menurut peran dan tugas, serta prosedur yang
harus dilakukan sesuai kebutuhan.
 Penetapan secara jelas struktur organisasi dan mendefinisikan hal
serta kewajiban dari setiap bagian secara jelas agar tidak saling
tumpang tindih.
 Perekrutan karyawan baru sesuai dengan prosedur dan standar
yang diinginkan.
 Mengakomodasi setiap tenaga kerja dengan setiap posisi yang
tepat sesuai kemampuan sehingga potensi mereka dan
dioptimalkan.

Agar tetap terarah dan terkait dengan fungsi pertama dari manajemen,
yaitu perencanaan, setidaknya ada 3 unsur penting dalam sebuah
pengorganisasian, diantaranya adalah:

 Adanya sekelompok orang yang saling bekerja sama dan mau


diarahkan untuk pencapaian tujuan tertentu.
 Adanya penetapan aktivitas atau kegiatan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
 Adanya pemenuhan setiap tugas dengan tanggung jawab agar
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Dengan adanya pengorganisasian, maka beberapa manfaat di bawah ini


akan tercapai:

 Adanya pembagian tugas yang efektif dari setiap bagian


 Terjadinya spesialisasi dalam setiap bagian.
 Tidak adanya tumpang tindih antara hak dan kewajiban dari setiap
bagian termasuk kejelasan akan tanggung jawab serta tugas dari
setiap divisi.
 Adanya pendelegasian wewenang yang jelas dan terarah dari atas
ke bawah.
 Meminimalisasi kesalahpahaman dalam sebuah pekerjaan.
 Target organisasi akan tercapai dengan mudah karena keteraturan
dan kejelasan.
#3 Staffing (Penempatan)
Tidak jauh berbeda dari fungsi pengorganisasian, namun fungsi
penempatan di sini lebih menitikberatkan pada proses penempatan dari
setiap karyawan pada tempat atau bagian yang tepat sesuai dengan
kemampuan.

Tidak hanya mengenai tenaga kerja atau karyawan, tetapi setiap


sumber daya yang ada hingga inventarisasi dari setiap peralatan yang
mendukung pencapaian tujuan dari organisasi juga menjadi bagian yang
perlu diatur dalam proses penempatan ini.

Beberapa fungsi dari penempatan atau staffing ini diantaranya adalah:

 Melakukan proses perencanaan sumber daya manusia yang ada.


 Adanya proses seleksi bagi karyawan baru dan penempatan
sesuai dengan keterampilan.
 Adanya proses pelaksanaan kerja dan juga evaluasi serta
pemberian reward serta punishment sebagai hasil dari evaluasi.
 Adanya pengembangan jenjang karier dalam sebuah organisasi
bagi karyawan yang berkompeten dan berdedikasi dengan
penilaian tertentu yang telah ditetapkan.

#4 Coordinating (Pengarahan)
Fungsi pengarahan ini tidak lain adalah bertujuan untuk meningkatkan
keefisiensian dan keefektifan dari kinerja setiap bagian agar semakin
tetap pada kondisi yang optimal.

Selain itu, pengarahan juga berfungsi untuk menciptakan atmosfer atau


lingkungan suasana kerja yang dinamis dan sehat.

Beberapa aktivitas yang dilakukan dalam proses pengarahan,


diantaranya sebagai berikut:
 Adanya pengimplementasian dan penerapan proses
kepemimpinan, pembimbingan dan pemberian dorongan atau
motivasi kepada para karyawan atau pekerja agar mereka dapat
bekerja semakin maksimal dan mendorong kemampuan optimal
mereka.
 Adanya kejelasan dalam pemberian tugas rutin yang juga terkait
dengan bagian lainnya dalam organisasi.
 Adanya penjelasan tentang setiap kebijakan yang ditetapkan atau
yang berlaku atau perubahan yang terjadi dalam organisasi.

Proses pengarahan memerlukan seorang pemimpin atau manajer yang


mumpuni yang mampu mengayomi dan memberikan solusi dari setiap
permasalahan yang terjadi di dalam tubuh organisasi, terutama kepada
para karyawan yang mengalami masalah.

#5 Controlling (Pengendalian)
Fungsi terakhir dalam sebuah manajemen adalah fungsi pengendalian
atau controlling yang memiliki fungsi untuk memberikan penilaian
tentang pekerjaan yang dilakukan dan pencapaian target dari sumber
daya tertentu.

Penentuan kualitas, peningkatan mutu dan layanan sebuah produk


barang/jasa sangat ditentukan oleh fungsi pengendalian
atau controlling ini.

Dengan adanya standar khusus yang telah ditetapkan pada awal


perencanaan, maka fungsi pengendalian akan lebih mudah dalam
melakukan fungsinya.

Beberapa aktivitas yang terjadi dalam pelaksanaan fungsi pengendalian,


diantaranya adalah:

 Adanya evaluasi dari sebuah hasil pekerjaan dengan adanya


indikator penilaian berupa standar tertentu yang telah ditetapkan
pada tahap perencanaan.
 Pencapaian target akan dapat dievaluasi secara mendalam
melalui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dan di
sepakati bersama sebelumnya dalam tahap perencanaan.
 Perbaikan atau koreksi akan bisa segera dilakukan jika terjadi
kesalahan atau penurunan, misalnya penurunan hasil penjualan.
 Adanya solusi yang segera dapat dieksekusi untuk menanggulangi
dampak dari penurunan atau kegagalan.

Ada 5 aspek yang mendukung proses pengawasan ini bisa berhasil


dengan baik dan efektif, diantaranya adalah:

 Routing (jalur): pemimpin harus tegas dalam menetapkan jalur


atau cara yang digunakan secara efektif dalam meminimalisasi
kesalahan.
 Scheduling (penjadwalan): penetapan jadwal atau deadline waktu
yang masuk akal (tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lama).
Dengan demikian setiap divisi dapat bekerja dan bersinergi
dengan efektif dengan acuan deadline waktu yang telah diberikan.
 Dispatching (perintah untuk Pelaksanaan): Pemimpin atau atasan
akan melakukan pengawasan berupa perintah kepada karyawan
agar setiap tugas dapat terselesaikan tepat waktu. Pekerjaan yang
menggantung bisa diminimalkan dengan segera dengan adanya
pengawasan dalam hal ini.
 Follow up (tindak lanjut): Pemimpin mencari solusi yang tepat
dengan segera ketika dalam tahap pengawasan ia menemukan
masalah, solusi secara konkret dapat dieksekusi segera dengan
petunjuk secara jelas dari pemimpin.

Manajemen Organisasi: Pengertian,


Fungsi, dan Tujuannya
Ilustrasi Manajemen Organisasi

Pengertian Manajemen Organisasi


Daftar isi
Apa yang dimaksud dengan manajemen organisasi (organizational management)?
Pengertian manajemen organisasi adalah suatu proses perencanaan dan
pengorganisasian serta pengendalian terhadap sumber daya sebuah organisasi
dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan organisasi tersebut
tentunya bisa bermacam-macam, tergantung organisasi itu sendiri
(baca: Pengertian Organisasi).

Manajemen organisasi yang akan dibahas di sini berkaitan dengan pengelolaan


sumber daya di dalam bisnis atau perusahaan. Sehingga manajemen organisasi
lebih dikaitkan dengan seni untuk mengelola sumber daya manusia perusahaan,
dalam hal ini adalah karyawan.

Dengan adanya manajemen organisasi dalam perusahaan diharapkan dapat


membentuk kinerja karyawan yang lebih efektif terutama dalam hal koordinasi
antar departemen atau divisi.
Baca juga: Pengertian Manajemen

Manajemen Organisasi Menurut Para Ahli


Pengertian manajemen organisasi sebenarnya mengacu pada cara seorang manajer
organisasi untuk memimpin dan mengelola sumber daya perusahaan dengan
sedemikian rupa sehingga terbentuk kerjasama dan koordinasi yang efektif antar
tim.

Definisi manajemen organisasi menurut para ahli adalah:

1. George R. Terry
Menurut George R. Terry, organizational management adalah aktivitas pere
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating),
dan pengawasan (Controlling), dimana semua aktivitas tersebut bertujuan untuk
mencapai target organisasi.

2. Menurut Luther M Gulick


Menurut Luther M. Gulick, pengertian manajemen organisasi adalah segala hal
yang berhubungan dengan perencanaan (Planning), mengorganisir (Organizing),
pelengkapan Tenaga Kerja (Staffing), mengarahkan (Directing), menyelaraskan/
mengkoordinir (Coordinating), melaporkan (Reporting), dan menyusun
anggaran (Budgeting).

3. Henry Fayol
Menurut Henry Fayol, organizational management adalah aktivitas
perencanaan (Planning), mengorganisir (Organizing),
mengkoordinir (Coordinating), dan mengawasi (Controling), dimana rangkaian
aktivitas tersebut bertujuan untuk mencapai goal organisasi.
4. Menurut Koontz dan O. Donnel
Menurut Koontz dan O. Donnel, manajemen organisasi adalah semua aktivitas
organisasi yang berhubungan dengan perencanaan (Planning), mengorganisir
(Organizing), melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing), mengarahkan (Directing),
dan mengawasi (Controlling).

Secara garis besar definisi manajemen organisasi yang dijelaskan oleh para ahli di
atas terlihat sama. Namun, yang berbeda adalah pada pelaksanaannya, sesuai
dengan visi dan misi masing-masing organisasi.

Baca juga: Pengertian Budaya Organisasi

Tujuan Manajemen Organisasi


Tujuan utama organizational management dalam perusahaan adalah untuk
mencapai apa yang diiginkan oleh organisasi tersebut dengan cara seefisien
mungkin. Sehingga dalam jangka panjang dapat menjamin profitabilitas
perusahaan.

Manajemen organisasi bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan dalam suatu bisnis
atau perusahaan, terutama dalam bisnis yang sedang berkembang. Tanpa adanya
manajemen organisasi yang baik bisa menjadi penyebab kemunduran profibilitas
perusahaan hingga berujung pada perpecahan secara internal.

Berikut ini adalah beberapa tujuan manajemen organisasi:

 Membentuk koordinasi yang baik antar divisi maupun individu


 Membentuk kinerja sumber daya yang lebih efektif melalui pemberian
rasa aman dan kesatuan diantara karyawan
 Menciptakan suasana lingkungan kerja yang damai dan positif
 Mendorong karyawan agar bekerja dengan rasa tanggung jawab
 Mencapai tujuan utama perusahaan dengan cara-cara yang paling efisien
melalui pembentukan karakter sumber daya
Manajer akan berupaya untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dengan
perencanaan dan pengendalian yang tepat di tempat kerja. Dengan hal ini maka
anggota dapat menyadari peran dan tanggung jawab masing-masing terhadap
perusahaan.

Baca juga: Manajemen Aset

Fungsi Manajemen Organisasi


Mengacu dari pengertian organizational management menurut para ahli di atas
sebagai upaya untuk mengelola dan mengendalikan sumber daya, maka
manajemen organisasi memiliki beberapa fungsi berikut yang harus diterapkan
dalam perusahaan:

1. Fungsi Perencanaan (Planning)


Manajer akan bertindak untuk merencanakan dan mempersiapkan kegiatan bisnis
yang berkaitan dengan sumber daya.

Ini akan menjadi langkah penting untuk menentukan keputusan seperti apa yang
akan diambil di masa depan sehingga dapat menghindari kebingungan. Secara
teknis perencanaan bisa dilakukan melalui koordinasi dalam rapat yang membahas
terkait rencana kerja dan angarannya.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


Dalam fungsi ini, manajer diharuskan membuat kebijakan terbaik terkait
penggunaan sumber daya. Fungsinya adalah untuk mendapatkan kinerja yang
terbaik dari karyawan.

Sebagai contoh, jika perusahaan memiliki kegiatan tertentu yang berkaitan dengan
peningkatan pemasaran maka pemilihan sumber daya untuk kegiatan tersebut harus
dipilih dari divisi yang menangani pemasaran.
3. Fungsi Kepegawaian (Staffing)
Suatu organisasi harus memiliki management yang baik untuk menciptakan
suasana kerja yang sehat di dalam organisasi tersebut. Selain itu, perekrutan
anggota yang tepat juga akan memberikan sumbangsih yang besar pada organisasi

4. Fungsi Pengarahan (Lead)


Sudah bukan hal yang asing lagi bahwa seorang manajer berperan untuk
mengarahkan anggota tim sesuai target yang jelas. Fungsinya adalah supaya
sumber daya bekerja dengan arah yang benar sesuai dengan tujuan perusahaan.

5. Fungsi Kontrol (Controling)


Selain itu manajer juga harus berperan sebagai pengendali terhadap setiap kegiatan
yang melibatkan sumber daya. Jika terjadi tindakan-tindakan yang bisa merugikan
perusahaan yang dilakukan oleh salah seorang maupun tim perusahaan, maka
manajer berhak untuk mengambil keputusan terkait hal tersebut.

6. Fungsi Manajemen Waktu (Time Management)


Organisasi yang menerapkan fungsi manajemen waktu yang efektif dapat
berkembang dengan cepat dan sehat. Hal ini berkaitan dengan cara kerja pegawai
yang tepat waktu dan dengan cara kerja yang benar.

7. Fungsi Motivasi (Motivation)


Manajemen perusahaan juga berperan penting dalam memberikan motivasi kepada
anggotanya. Dengan adanya motivasi tersebut maka para anggota akan termotivasi
untuk bekerja lebih baik.

PENGERTIAN DAN PERANAN MANAJEMEN


1. Pengertian Organisasi

Apakah arti organisasi? organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa


orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi dalam
bentuk apapun akan selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Organisasi merupakan
unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan beberapa alasan, seperti
organisasi digunakan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin dapat kita lakukan
sendirian, dengan bekerja sama individu-individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang
apabila dikerjkan seorang diri tidak akan tercapai, organisasi dapat menyediakan
pengetahuan yang berkesinambungan serta dapat menjadi sumber karier yang penting.

Selayaknya sebuah organisasi seharusnya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi


anggota organisasi maupun masyarakat sehingga organisasi mampu mempertahankan
kelangsungan hidup mereka. Secara umum organisasi dibedakan atas dua bentuk, pertama
organisasi dengan orientasi laba seperti perusahaan yang menyediakan produk barang atau
jasa (baik perusahaan besar maupun kecil) kemudian organisasi nirlaba atau yang tidak
berorientasi laba seperti yayasan, musium, rumah sakit milik pemerintah, sekolah,
perkumpulan sosial dan lain-lain.

Apapun bentuk organisasi itu diperlukan usaha-usaha untuk mengelola kegiatan dan orang-
orang maupun unsur lainnya yang ada didalam organisasi agar tercapai tujuan dengan lebih
baik.

2. Pengertian Manajemen

Semua bentuk organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan


yang telah ditetapkan, membutuhkan manajemen. Manajemen diperlukan organisasi agar
usaha pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.

Secara spesifik ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam organisasi,
yaitu:

1. Mencapai tujuan, manajemen mempermudah pencapaian tujuan organisasi dan


pribadi.
2. Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan,
manajemen menyeimbangkan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan yang saling
bertentangan di antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi
(stakeholders) seperti pemilik, karyawan, konsumen, pemasok dan lain-lain.
3. Mencapai efisiensi dan efektifitas, efisiensi dan efektifitas merupakan ukuran
prestasi organisasi.
Menurut Peter Drucker efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing
thing right) dan efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right thing).

Efisiensi merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar, berkaitan


dengan biaya-biaya yang ditimbulkan dalam melakukan aktivitas. Mengukur biaya dari
sumber daya yang diperlukan dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sedangkan efektivitas
merupakan kemampuan memilih alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, berkaitan dengan melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan dan
merupakan ukuran tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan. Sejauh mana tugas atau
tujuan telah dicapai.

Yang dimaksud dengan Efisiensi adalah menyelesaikan pekerjaan dengan usaha,


biaya, atau pemborosan yang minimum. Jadi efisiensi adalah kemampuan untuk melakukan
pekerjaan dengan benar. Sedangkan Efektivitas adalah penyelesaian tugas-tugas yang
membantu pencapaian sasaran organisasi atau bisa juga dikatakan efektivitas adalah
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat/melakukan pekerjaan yang benar.

Sebagai ilustrasi kita ambil contoh misalnya belakangan ini banyak manajer gagal
memantau salah satu hasil usaha yang sangat penting, yaitu efisiensi. Sebagai contoh
Kantor Pos Pusat di Jakarta untuk mencari paket kiriman yang hilang dari Jakarta ke
Surabaya melakukan 5 panggilan telpon dari divisi yang terpisah ke kantor pos Surabaya.
Hal ini jelas kurang efisien. Jalan keluar yang terbaik adalah divisi pengiriman paket
menelpon langsung siapa kurir yang bertugas mengirimkan paket tersebut ke Surabaya.
Akan tetapi efisiensi saja tidaklah cukup untuk memastikan keberhasilan. Oleh karena itu,
selain peduli dengan efisiensi, para manajer juga harus berusaha untuk mencapai hasil
yang efektif. Selama bertahun-tahun perusahaan Chrysler Motor mengalami penurunan
penjualan, pangsa pasar dan keuntungannya, walaupun mobil-mobil yang dibuatnya sudah
sangat efisien. Kemudian perusahaan tersebut melakukan inovasi baru dengan
memproduksi mobil rancangan pemenang lomba yang telah dirancang ulang, sehingga
menarik minat pembeli. Setelah itu Chrysler Motor mulai memperoleh kembali pangsa pasar
dan keuntungannya. Ini menunjukkan bahwa Chrysler Motor berusaha untuk efektivitas,
yaitu menyelesaikan tugas-tugas yang dapat menolong pencapaian sasaran organisasi.

Kerja merupakan kegiatan yang menghasilkan nilai bagi orang lain maupun diri sendiri.
Bekerja dengan baik sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan diri
sendiri mengarahkan organisasi terhadap kebutuhan manajemen.

Apakah Manajemen itu ?


Begitu luasnya pengertian manajemen sehingga tidak ada definisi yang secara konsisten
digunakan oleh semua orang. Dalam hal ini dua definisi manajemen dikemukan sebagi
berikut :

1. Mary Parker Follet, manajemen merupakan seni (art) dalam meyelesaikan


pekerjaan melalui orang lain.
2. James AF Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Luther Gullick, manajemen suatu ilmu (science).
4. James H. Donnelly Jr.; James L. Gibson; dan Jhon M. Ivancevich,
manajemen adalah proses dari seseorang atau beberapa individu untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dari orang lain untuk memperoleh hasil yang tidak
dapat dilakukan seorang individu saja.
5. Karthryn M. Bartol dan David C. Marten, manajemen adalah proses untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan dari empat
fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing),
memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).
6. Chuck Williams (2001), manajemen adalah menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Jadi seorang manajer bukanlah mengerjakan semua pekerjaan sendiri.
Dia bekerja melalui orang-orang yang memiliki kemampuan-kemampuan teknis di
lapangan, tanpa mengerjakan teknisnya (walaupun bukan berarti seorang manajer
tidak memiliki kemampuan teknis).
7. Murti Sumarni-John Soeprihanto (1995), manajemen merupakan suatu proses
yang terdiri atas kegiatan-kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya yang lain. Pemanfaatan sumber daya-sumber daya lain dalam
perusahaan meliputi sumber daya bahan baku produksi, sumber keuangan, mesin-
mesin, dan cara yang digunakan dalam pemanfaatan yang efisien dan efektif.

Berdasarkan uraian tersebut manajemen dapat diartikan sebagai bekerja dengan


orang-orang dengan memanfaatkan sumber daya-sumber daya organisasi untuk
menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan melalui pelaksanaan atau
proses fungsi-fungsi POLC (Planning, OrganizingLeading, Controlling).
Apakah Manajer itu ?

Manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil kerja orang-orang yang ada di
dalam organisasi. Manajer sebagai perencana, pengorganisasi, pemimpin dan pengendali
pelaksanaan aktivitas sehari-hari organisasi.

Stoner menyatakan bahwa manajer adalah :

1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.


2. Manajer bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan.
3. Manajer menyelaraskan tujuan yang saling bertentangan dan menentukan
prioritas.
4. Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual.
5. Manajer adalah mediator.
6. Manajer adalah politikus.
7. Manajer adalah diplomat.
8. Manajer adalah symbol.
9. Manajer harus mampu mengambil keputusan yang sulit.

“Seorang manajer yang efektif adalah seorang manajer yang mampu membuat suatu
pekerjaan terselesaikan dan menjaga tingkat kepuasan yang tinggi di tempat kerja.”

Pengamatan menunjukkan bahwa manajer yang melaksanakan fungsi manajemen


dengan baik adalah seorang manajer yang lebih berhasil. Makin banyak waktu yang
digunakan oleh seorang manajer untuk merencana, semakin besar keuntungan yang
diperoleh perusahaan mereka, karena fungsi perencanaan memegang peranan penting
dalam keseluruhan fungsi manajemen.

Tingkatan dan Tipe-tipe Manajer

Jenis manajer dalam organisasi dapat diklasifikasikan berdasarkan dua bentuk, yang
pertama Manajer berdasarkan tingkatan manajemen dalam organisasi dan kedua
berdasarkan lingkup kegiatan organisasi yang berada di bawah tanggungjawabnya.
Berdasarkan tingkatan manajemen organisasi, manajer terdiri dari manajer puncak
(top manager), manajer menengah (middle manager), manajer bawah (lower
manager atau first-line manager), dan pemimpin kelompok (group leader).

Top manager efektif adalah seorang pemikir strategis yang berorientasi ke depan
yang membuat banyak keputusan dalam kondisi yang tidak pasti dan penuh persaingan.
Manajer puncak ( chief executive officer, chief operational officer, direktur utama, presiden
direktur, vice-president, president) terdiri dari kelompok yang relatif kecil , bertanggungjawab
atas keseluruhan manajemen organisasi. Menetapkan kebijakan operasional dan
membimbing proses interaksi dengan lingkungan organisasi. Top manager bertanggung
jawab untuk menciptakan kondisi penting untuk perubahan, membantu karyawan untuk
bertanggung jawab kepada perusahaan, bertanggung jawab untuk menciptakan budaya
posistif organisasi melalui bahasa dan tindakan dan bertanggung jawab mengamati
lingkungan usahanya.

Middle manager efektif adalah seorang yang mampu mengembangkan dan


menerapkan rencana kerja yang sesuai dengan tujuan dari tingkatan yang lebih tinggi,
berorientasi pada kelompok dan bekerja sama serta mengkoordinasi kegiatan antar unit
dalam organisasi serta mampu menerapkan perubahan atau strategi yang diciptakan oleh
manajer puncak. Manajer menengah (kepala, manajer divisi, manajer cabang, manajer
pabrik, dekan).

First-Line Manager efektif adalah seseorang yang mampu mengelola kinerja satu
unit kerja yang dapat menyelesaikan tugas dan tanggungjawab jangka pendek yang sesuai
dengan rencana middle dan top manager. Manajer lini pertama (supervisor atau pemimpin
kelompok).

Pemimpin Kelompok adalah jenis pekerjaan manajemen yang relatif baru yang
dikembangkan semenjak perusahaan beralih kepada kelompok yang mandiri. Pemimpin
kelompok mengarahkan pekerjaan perorangan dan membantu aktivitas kelompok ke arah
pencapaian sasaran. Pemimpin kelompok juga membantu kinerja kelompok, mengelola
hubungan luar dan hubungan dalam kelompok.

Berdasarkan lingkup kegiatan organisasi yang berada di bawah tanggung jawabnya,


manajer terdiri dari manajer fungsional dan manajer umum.

Manajer fungsional yaitu manajer yang bertanggung jawab atas satu bidang kegiatan
tertentu seperti keuangan, pemasaran, produksi, personalia, akuntansi atau penjualan.

Manajer umum membawahi semua kegiatan suatu unit seperti sebuah cabang, perusahaan
terpisah atau bagian operasional terpisah yang memiliki bagian produksi, pemasaran,dan
keuangan sendiri.
Fungsi Manajemen

Empat fungsi manajemen sebagai tugas utama yang harus dilaksanakan seorang manajer
dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan atau yang dikenal sebagai proses
manajemen adalah sebagai berikut :

Perencanaan (planning).

Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus
diambil untuk mencapainya, meliputi penetapan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan
strategi, membuat strategi, dan mengembang-kan subrencana untuk mengkoordinasikan
kegiatan.

Pengorganisasian (organizing).

Proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara
terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana yang telah
dibuat., meliputi penetapan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan
tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.

Memimpin (leading)

Proses menumbuhkan semangat pada karyawan agar bekerja dengan baik dan
membimbing mereka untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai rencana dalam rangka
mencapai tujuan, memberi inspirasi dan motivasi kepada karyawan untuk berusaha keras
mencapai sasaran organisasi.

Pengendalian (controlling).
Proses mengukur kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana
yang telah dibuat serta mengambil tindakan koreksi yan diperlukan.

Belakangan ini para manajer mengubah cara mereka melaksanakan fungsi-fungsi


manajemen. Perubahan ini diwujudkan dalam perbedaan antara manajemen “lama” dan
manajemen “baru”. Manajer gaya lama menganggap diri mereka sebagai boss, sedangkan
manajer gaya baru menganggap diri mereka sebagai sponsor, pemimpin kelompok atau
konsultan internal. Beberapa perbedaan lainnya adalah manajer gaya lama mengambil
keputusannya sendiri, dan manajer gaya baru mendengarkan masukan dari orang lain
dalam pengambilan keputusan. Akibatnya manajer gaya lama bekerja lebih lama sedangkan
manajer gaya baru bekerja lebih mengutamakan hasil.

Perubahan-perubahan dalam manajemen tersebut tidak membuat fungsi manajemen


klasik menjadi kuno, sehingga fungsi manajemen gabungan antara manajemen gaya baru
dan gaya lama adalah sebagai berikut:

 Membuat sesuatu terjadi (making things happen)

 Menghadapi persaingan (meeting the competition)

 Mengorganisir orang, proyek, dan proses (organizing people, project, & process)

 Memimpin (leading)

Fungsi-fungsi tersebut tidak menggantikan fungsi yang lama, tetapi dibangun di


atasnya. Pertama, ‘membuat sesuatu terjadi’ merupakan gabungan dari fungsi
merencanakan (planning) dan mengendalikan (controlling). Untuk ‘membuat sesuatu terjadi’,
kita harus merencanakan bagaimana mencapai sasaran yang kita inginkan, mengelola
informasi, dan mengendalikan kinerja serta melakukan tindakan koreksi jika terjadi
penyimpangan. Kedua, ‘menghadapi persaingan’ mencerminkan pentingnya adaptasi dan
pembaharuan agar tetap bersaing di tengah pasar global yang terus berkembang seperti
saat ini. Ketiga, tanpa mempertimbangkan dalam ‘mengorganisir orang, proyek, dan proses’
maka perubahan yang berskala besar tidak akan berhasil (tidak dapat membuat sesuatu
terjadi). Terakhir, ‘memimpin’ dengan memperhatikan kesejahteraan karyawannya,
merayakan keberhasilan sebuah kontrak baru bersama karyawan, dan sangat
memperhatikan keinginan dan aspirasi karyawan merupakan suatu gaya memimpin yang
menyenangkan hati karyawan. Pada akhirnya karyawan termotivasi dan membuat suatu
produktivitas yang tinggi sebagai bukti kesetiaan dan dukungannya.
Peranan Manajer Dalam Organisasi

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari seorang manajer memegang beberapa


peranan untuk mencapai tujuan organisasi. Tiga peranan utama manajer menyangkut
sebagai berikut :

1). Peran interpersonal, yaitu peranan seorang manajer dalam berinteraksi dengan
berbagai pihak yang akan membantu berhasilnya pelaksanaan tugas, baik pihak
dalam perusahaan maupun pihak luar perusahaan.

a. Peranan figure bapak (Figurehead)

Simbol pemimpin perusahaan; diperlukan untuk menjalankan sejumlah kewajiban


rutin yang bersifat legal dan social, contoh : memberi ucapan selamat datang kepada
para pengunjung, penandatanganan surat resmi,dst.

b. Peranan Pimpinan (Leader)

Bertanggung jawab untuk memotivasi dan mengaktifkan bawahan; mengisi posisi


kosong (staffing), melatih, dan tugas-tugas terkait, contoh : melakukan hampir
seluruh kegiatan yang melibatkan bawahan.

c. Peranan Penghubung (Liaison)

Memelihara suatu jaringan kontak luar yang mendukung dan juga penghubung pihak
dalam, contoh : membalas surat-surat, melakukan kerja dewan urusan luar, yang
melibatkan puhak-pihak luar.

2) Peran informasional, yaitu peranan seorang manajer dalam pemberian,


penerimaan dan penganalisaan informasi, menyangkut pengawas, penyebar informasi
dan juru bicara.

a. Memantau (Monitor)
Manajer selalu aktif mencari informasi yang dapat bermanfaat untuk organisasi,
contoh membaca terbitan-terbitan periodik dan laporan-laporan, memelihara kontak
pribadi.

b. Penyebar (Disseminator)

Manajer mendistribusikan informasi yang diperolehnya kepada pihak lain, khususnya


kepada bawahannya agar bawahan mampu mengerjakan tugasnya dengan baik,
contoh : Mengadakan pertemuan-pertemuan untuk maksud informasi; menelpon untuk
meneruskan informasi.

c. Jurubicara (Spokesman)

Manajer sebagai wakil organisasi dalam menyampaikan informasi ke pihak luar,


contoh : menyelenggarakan rapat dewan, memberikan informasi ke media.

3). Peran pengambil keputusan, yaitu peranan seorang manajer dalam


memanfaatkan informasi untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah atau
melihat kesempatan yang ada.

a. Kewirausahaan (Entrepreunership)

Manajer mengambil keputusan-keputusan penting seperti peluncuran produk baru,


penggabungan usaha dll, contoh : rapat strategis dan tinjauan ulang yang melibatkan
prakarsa atau rancangan proyek perbaikan.

b. Pengendali gangguan (Disturbance Handler)

Manajer diharapkan bisa menyelesaikan gangguan-gangguan yang mungkin muncul,


contoh : mengorganisasikan strategi dan sesi kaji-ulang yang melibatkan gangguan
dan kritis.

c. Pengalokasi sumberdaya (Resource Allocator)

Manajer harus mengalokasikan sumberdaya yang terbatas agar tujuan organisasi


dapat dicapai dengan efisien, contoh : penjadwalan, permintaan otoritas,
menyelenggarakan kegiatan apapun yang melibatkan anggaran dan program kerja
bawahan.
d. Perunding (Negotiator)

Manajer melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang berkaitan, contoh : berperan


serta dalam perundingan kontrak serikat pekerja.

Keterampilan Manajerial

Keterampilan atau skill merupakan kemampuan untuk menterjemahkan pengetahuan


ke dalam praktek sehingga tercapai hasil kerja yang diinginkan. Berbagai fungsi dan
kegiatan manajerial yang diperlukan dalam mengelola organisasi membutuhkan banyak
keterampilan. Keterampilan yang paling penting adalah keterampilan yang memungkinkan
manajer bisa membantu orang lain menjadi lebih produktif di tempat kerja. Robert L. Katz
menggolongkan keterampilan manajer menjadi tiga kategori sebagai berikut :

1). Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill)

Keterampilan kemanusiaan atau yang lebih terkenal dengan keterampilan berkomunikasi


antar manusia (interpersonal skills) adalah keterampilan yang seringkali diabaikan oleh
para manajer, terutama bagi para manajer yang baru naik jenjangnya dalam organisasi.
Keterampilan kemanusiaan ini sangat diperlukan untuk menjaga hubungan baik dengan
atasan langsung maupun dengan bawahan. Dengan komunikasi yang persuasive akan
membuat bawahan merasa dihargai dan mereka akan bekerja lebih baik dan bersikap
lebih terbuka kepada atasannya. Keterampilan berkomunikasi ini diperlukan baik pada
tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.

2). Keterampilan Teknis (Technical Skills)

Keterampilan ini merupakan bekal bagi para manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu misalnya memperbaiki mesin, membuat kursi, membuat jadwal kerja dan
keterampilan teknis lainnya.

3). Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)

Kemampuan untuk merinci permasalahan menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik
sehingga dapat dilihat kaitan antara masing-masing bagian tersebut, serta mengetahui
dampak dari setiap permasalahan bagi orang lain.
Sebagai tambahan, keterampilan yang harus pula dimiliki oleh para manajer adalah
sebagai berikut :

4) Keterampilan Motivasi (Motivation Skill)

Kemampuan untuk memberikan dorongan kepada orang lain, agar mereka dapat
melakukan sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan tanpa mereka rasakan secara
langsung, karena telah diberikan suatu motivasi atau dorongan berupa rangsangan-
rangsangan untuk menggairahkan dan menyemangati melakukan pekerjaan.

5. Keterampilan Teknologi Informasi

Keterampilan yang dalam hal ini penguasaan mengolah informasi melalui teknologi
seperti keterampilan mengoperasikan komputer.

Kecakapan manajerial adalah suatu keterampilan atau karakteristik personal yang


membantu tercapainya kinerja yang tinggi dalam tugas manajemen. Beberapa kompetensi
personal yang diperlukan bagi keberhasilan manajerial sebagai berikut :

1. Leadership, kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar melaksanakan


suatu tugas.
2. Self objectivity, kemampuan untuk menilai diri sendiri secara realistis.
3. Analiytic thinking, kemampuan untuk menginterpretasikan dan menyampaikan
segala macam bentuk informasi.
4. Behavioral flexibility, menyesuaikan perilaku dalam mencapai tujuan.
5. Oral Communication, kemampuan mengemukakan pendapat secara jelas dalam
berbicara.
6. Written Communication, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan baik
secara tertulis.
7. Personal Impact, menumbuhkan kesan baik dan kepercayaan bagi orang.
8. Resistances to stress, kemampuan untuk dapat bekerja dalam keadaan tertekan.

9. Tolerance for uncertainty, kemampuan untuk bekerja dalam situasi yang tidak
menentu.
Materi 6: Strategi dan Taktik dalam Perjuangan Politik
Posted by Maman Suratman under TOR Sekolah Demonstran
Tinggalkan sebuah Komentar
Perang dan Politik

Pengertian perang merupakan lebih sekedar suatu urusan politik melalui cara-cara lain. Sedangkan
politik adalah perang tanpa pertumpahan darah sedangkan perang adalah politik dengan
pertumpahan darah. Menurut Mao Tse Tsung, pengertian perang dan politik pada hakekatnya sama,
yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan/maksud, Cuma bentuknya berbeda.

Arti Stratak dalam Perang dan Politik

Taktik adalah penggunaan kekuatan untuk memenangkan suatu pertempuran. Strategi adalah
memanfaatkan pertempuran untuk mengakhiri peperangan. Memimpin bala tentara untuk
mengalahkan musuh dan memenangkan suatu pertempuran bukanlah segala-galanya. Taktik adalah
bagaimana menentukan sikap atau menggunakan kekuatan dalam menghadapi peristiwa politik
tertentu pada saat tertentu. Sedangkan strategi adalah bagaimana menggunakan peristiwa-peristiwa
politik dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai rencana perjuangan. Dalam politik tidak dapat
dibayangkan kapan idiologi akan terlaksana, karenanya strategi dalam politik tidak dapat meliputi
sampai tercapainya tujuan (ideology), karenanya hanya meliputi jangka waktu tertentu.

Hubungan Taktik dan Strategi

Taktik adalah bagian dari strategi. Karenanya taktik baru tunduk dan mengabdi kepada strategi.
Rencana perjuangan (strategi) meliputi perjuangan secara menyeluruh baik dalam hubungan daerah,
nasional dan internasional maupun mengenai semua segi penghidupan dan kehidupan
masyarakat/Negara, ekonomi, hankam, kebudayaan, agama dan lain-lain.

Kedudukan Stratak dalam Perjuangan Ideologi

Stratak tidaklah berdiri sendiri melainkan hanya merupakan alat pelaksana untuk mencapai tujuan
(ideology. Karenanya stratak harus mengabdi kepada perjuangan untuk mencapai tujuan odeologi.

Tugas Utama Strategi dan Taktik

Sebagai cara menggunakan organisasi untuk mencapai rencana perjuangan dalam jangka waktu
tertentu, serta sebagai cara berjuang menentukan sikap pada saat tertentu menghadapi masalah
politik tertentu, maka tugas stratak adalah menciptakan, memelihara, dan menambah syarat-syarat
yang akan membawa kepada tujuan. Syarat-syarat yang meliputi kekuatan fisik berupa tenaga
manusia, kekuatan mental, kekuatan materil serta posisi didalam Negara dan masyarakat. Tegasnya
tugas stratak adalah untuk machts-vorming dan macht-anwending.

Macht : power = kekuasaan

Kracht : force kekuatan


Power : force + position

Macht = kracht + posisi

Kekuasaan = kekuatan + posisi

REPORT THIS AD

Position without force = nekad position

Force without position nekad force

Posisi tanpa kekuatan = posisi mentah

Kekautan tanpa posisi = kekuatan mentah

Position – force without ideologi = nekad power

Posisi tidak dapat dipisahkan dengan kekuatan. Posisi yang baik = separuh kekuatan. Posisi strategis
adalah menentukan berhasil tidaknya rencana perjuangan (strategi). Posisi taktis menentukan
berhasil tidaknya langkah-langkah taktik. Machts-vorming dan machts-anwending yang menjadi tugas
stratak tidak lain tujuannya melainkan apa yang disebut Mao Tse Tung: bahwa tugas stratak ialah
untuk mempertahankan/menambah kekuatan dan atau posisi sendiri serta menghancurkan atau
mengurangi kekuatan dan atau posisi lawan. Baik buruknya suatu staratak ditentukan oleh berhasil
tidaknya mempertahankan kekuatan sendiri atau mengurangi kekuatan lawan. Demikian pula baik
buruknya leadership tidak terletak pada tegas atau tidaknya, berani atau tidak, populer atau tidak
melainkan kepada hasil kepemimpinannya dan hasil dalam kepemimpinan ialah apa saja yang dapat
mempertahankan kekuatan/posisi sendiri serta yang dapat mengurangi kekuatan atau posisi lawan.

Makna Politik Islam

Politik ialah cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat dengan seperangkat undang-
undang untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah hal-hal yang merugikan bagi kepentingan
manusia. (Salim Ali al-Bahnasawi, Wawasan Sistem Politik Islam [Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet.
I]).

Politik Islam ialah aktivitas politik sebagian umat Islam yang menjadikan Islam sebagai acuan nilai
dan basis solidaritas berkelompok. Pendukung perpolitikan ini belum tentu seluruh umat Islam (baca:
pemeluk agama Islam). Karena itu, mereka dalam kategori politik dapat disebut sebagai kelompok
politik Islam, juga menekankan simbolisme keagamaan dalam berpolitik, seperti menggunakan
perlambang Islam, dan istilah-istilah keislaman dalam peraturan dasar organisasi, khittah perjuangan,
serta wacana politik.
Hakikat Politik Islam

Politik Islam secara substansial merupakan penghadapan Islam dengan kekuasan dan negara yang
melahirkan sikap dan perilaku (political behavior) serta budaya politik (political culture) yang
berorientasi pada nilai-nilai Islam. Sikap perilaku serta budaya politik yang memakai kata sifat Islam,
menurut Dr. Taufik Abdullah, bermula dari suatu keprihatinan moral dan doktrinal terhadap keutuhan
komunitas spiritual Islam.

Dilema Politik Islam

Dalam penghadapan dengan kekuasaan dan negara, politik Islam di Indonesia sering berada pada
posisi delematis. Dilema yang dihadapi menyangkut tarik-menarik antara tuntutan untuk aktualisasi
diri secara deferminan sebagai kelompok mayoritas dan kenyataan kehidupan politik yang tidak
selalu kondusif bagi aktualisasi diri tersebut. Sebagai akibatnya, politik Islam dihadapkan pada
beberapa pilihan strategis yang masing-masing mengandung konsekuensi dalam dirinya.

REPORT THIS AD

Pertama, strategi akomodatif justifikatif terhadap kekuasaan negara yang sering tidak mencerminkan
idealisme Islam dengan konsekuensi menerima penghujatan dari kalangan “garis keras” umat
Islam. Kedua, strategi isolatif-oposisional, yaitu menolak dan memisahkan diri dari kekuasaan negara
untuk membangun kekuatn sendiri, dengan konsekuensi kehilangan faktor pendukungnya, yaitu
kekuatan negara itu sendiri, yang kemudian dikuasai dan dimanfaatkan oleh pihak lain. Ketiga,
strategi integratif-kritis, yaitu mengintegrasikan diri ke dalam kekuasaan negara, tetapi tetap kritis
terhadap penyelewengan kekuasaan dalam suatu perjuangan dari dalam. Namun, strategi ini sering
berhadapan dengan hegemoni negara itu sendiri, sehingga efektifitas perjuangannya dipertanyakan.

Dilema politik Islam berpangkal pada masih adanya problem mendasar dalam kehidupan politik umat
Islam. Problema tersebut ada yang bersifat teologis, seperti menyangkut hubungan agama dan politik
dalam Islam. Tetapi, ada yang bersifat murni politik, yaitu menyangkut strategi perjuangan politik itu
sendiri dalam latar kehidupan politik Indonesia yang kompleks dengan kelompok-kelompok
kepentingan politik majemuk.

Problema Politik Islam

Selain problem yang berasal dari dikotomi santri abangan di kalangan umat Islam (dikotomi ini adalah
konsekuensi logis dari proses islamisasi yang tidak merata di berbagai daerah nusantara serta
perbedaan corak tantangan kultural yang dihadapi), politik Islam juga menghadapi problema yang
berkembang dari adanya kemajemukan di kalangan kelompok Islam itu sendiri. Adalah suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa kelompok politik Islam bukanlah merupakan suatu
kelompok kepentingan tunggal. Hal ini ditandai oleh banyaknya partai-partai yang bermunculan di
kalangan kelompok Islam, baik yang berdasarkan diri pada idiologi dan simbol keislaman maupun
yang berbasis dukungan umat Islam.

Pada era reformasi dewasa ini terdapat banyak partai Islam atau partai yang berbasis dukungan umat
Islam, seperti Partai Persatuan Pembangnunan (PPP), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Partai
Umat Islam (PUI), Partai Masyumi Baru, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan (PK), Partai
Nahdhatul Ummat (PNU), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan
yang lainnya.

Fenomena maraknya partai Islam dan partai berbasis dukungan umat Islam merupakan refleksi dari
kemajemukan umat Islam dan keragaman kepentingan kelompok Islam. Kelahiran partai-partai
tersebut merupakan buah eforia politik yang tidak terelakkan dari proses reformasi. Proses reformasi
yang terjadi memang memberikan angin segar kebebasan bagi warga negara untuk berserikat dan
berkelompok yang selama 30 tahun telah terkungkung oleh kekuasaan absolut sentralistik.

Politik Islam di Indonesia secara umum belum berhasil mencapai efektifitas politik. Salah satu
pangkal efektifitas politik menurut Allan A. Samson adalah kepemimpinan. Kepemimpiman partai
politik belum mampu memfungsikan partai sebagai medium artikulasi kepentingan politik umat Islam.
Menurut Allan Samson, lebih lanjut, terdapat tiga faktor yang menyebabkan ketidakefektifan politik
tadi, dan hal lain dapat juga disebut sebagai problema politik Islam.

Pertama, adanya overestimasi. Banyak pimpinan partai Islam tentang kekuatan yang dimilikinya atau
aflikasi politik dari apa yang disebut dengan mitos kemayoritasan. Kedua, bersifat eksternal, yaitu
adanya usaha pengrusakan yang disengaja oleh kekuatan politik luar. Ketiga, adanya perbedaan
pandangan antara pimpinan partai tentang hubungan keyakinan keagamaan dan aksi politik.

Di atas semua itu, problem mendasar poitik Islam adalah kesulitan untuk mewujudkan persatuan,
baik dalam skala antar-partai-partai Islam maupun dalam skala intra-satu partai Islam. Partai Islam
rentan terhadap konflik, dan konflik partai rentan terhadap rekayasa internal.

Ideologi Politik Strategi dan Taktik Sebuah


Pengantar Sederhana
13 September 2010 pada 12:38 (Tidak Dikategorikan)

Ideologi Politik Strategi dan Taktik

Sebuah Pengantar Sederhana

Oleh: Wahyu Minarno


Landasan Dasar

“ Yang takut kepada Allah adalah hamba-hamba-Nya yang berilmu pengetahuan”

(Q.S Al Faathir: 35)

“Jika suatu hari lewat tanpa bertambahnya ilmuku yang mendekatkanku ke sisi Allah,
tidaklah ada berkah untukku dalam terbitnya matahari pada hari itu”

(Hadits Riwayat Thabrani, Abu Na’im dan Ibnu Abdilbar)

“Orang yang buta politik maka ia akan dimakan oleh politik, orang yang buta ideology maka
ia akan dimakan oleh ideology”

(Nasehat mengenai pentingnya “pengetahuan” ideology dan politik)

Pendahuluan

Diawali dari pengetahuan manusia terhadap realitas, merupakan bukti bahwa


kecenderungan dalam mencari serta menemukan kebenaran sebagai media dalam mencapai
tujuan adalah fitrah manusia. Termasuk wilayah pengetahuan yang akan bersama-sama kita
kaji pada kesempatan kali ini; ideologi, politik serta strategi dan taktik. Sebelum lebih jauh
bahasan yang akan kita kaji, saya akan menggaris bawahi satu pernyatan, pengetahuan
politik praktis berbeda dengan politik praktis. Yang akan kita kaji adalah sebagai
pengetahuan kita mengenai politik, bukan supaya kita tahu serta akan mempraktekan
politik praktis. Sebab HMI adalah organisasi mahasiswa, bukan partai politik atau kelompok
yang memiliki kepentingan secara mutlak demi kekuasan.

Sebagai media dalam mencapai tujuan, politik bukan lagi merupakan istilah yang asing atau
bahkan tabu bagi kalangan mahasiswa. Namun hal penting yang harus difahami terkait
dalam perjuangan politik adalah landasan gerak (epistemology, pandangan dunia dan
ideologi), manusianya (kader), serta strategi dan taktik. Beberapa hal penting itulah yang
akan kita bahas pada kesempatan kali ini, sebagai pengetahuan, belum untuk dipraktekan,
terlebih semata-mata demi kekuasaan.

Saya fikir kita semua pernah mendengar dan menyaksikan bagaimana setiap individu
maupun kelompok berusaha mencapai tujuan serta cita-cita politiknya melalui perjuangan
politik. Namun tidak sedikit kita temui beberapa kecelakaan yang terjadi di dalamnya, baik
dalam proses perjuangan politik itu sendiri maupun hasil-hasil yang dicapai dari perjuangan
politik tersebut. Tentu saja terdapat beberapa alasan mendasar mengapa hal tersebut bisa
terjadi. Pertanyannya adalah, apa sajakah alasan mendasar itu? Jawaban dari pertanyaan
tersebut dapat kita jawab secara langsung, sebab jawaban tersebut sebenarnya terdapat di
dalamnya. Bagaimana jika saya katakan bahwa alasan mendasar tersebut tidak lain adalah
syarat ideal dari perjuangan politik itu sendiri? Bahwa perjuangan politik setidaknya
memiliki beberapa kandungan signifikan yang menjadi landasan bagi “gerakan” yang akan
dilakukan, yaitu;

1. Iman atau keyakinan yang teguh[1]

2. Ilmu yang cukup[2]

3. Ideologi yang jelas

4. Organisasi yang baik, rapi dan disiplin

5. Strategi dan taktik yang tepat, serta

6. Kemampuan teknis dan teknologis yang memadai.

beberapa hal tersebut di atas yang akan bersama-sama kita fahami. Mengingat pentingnya
bekal bagi seorang kader HMI dalam melaksanakan perjuangan politiknya kelak. Sebab
proses dalam perkaderan serta perjuangan untuk mewujudkan cita-cita profetik belumlah
cukup hanya dilakukan dalam ruang sempit HMI. Suatu saat nanti seorang kader HMI akan
mengabdikan dirinya setelah kepurnaan dia di HMI.

Pokok Kajian

A. Ideologi

Ideologi adalah landasan gerak, dalam arti yang lebih luas ideologi dapat dikatakan sebagai
seperangkat nilai-nilai berdasarkan pandangan dunia (pandangan hidup) untuk mengatur
kehidupan Negara dalam segi-seginya dan yang disusun dalam sebuah konstitusi berikut
peraturan-peraturan dan implementasinya.[3]

Pada wilayah ideology, Tauhid jelas haruslah menjadi dasar utamanya (sumber). Bagaimana
pemahaman kader maupun manusia secara umum tentang Tauhid menjadi dasar dari
epistemologinya. Sehingga dengan pengetahuan yang bersumber dari Tauhid tersebut akan
dapat menghasilkan pandangan dunia yang objektiv. Selanjutnya pandangan dunia atau cara
memahami realitas tersebut yang nantinya sebagai perangkat ideology. Jika lebih
disederhanakan lagi, ideologi sangatlah penting dalam perjuangan politik, sebab ideology
sebagai landasan setiap gerak yang akan diaktualisasikan.

Saat ini kita tahu bahwa terdapat banyak sekali ideology raksasa yang dengan segala
varianya juga memiliki orientasi dalam pencapaian tujuan (liberalism, kapitalisme,
sosialisme dll). Maka sebagai landasan gerak yang universal dan baku Tauhid adalah
rujukan atau sumber utama ideologi yang jelas, permanent dan selalu relevan.[4]

B. Politik

Politik secara sederhana dapat kita artikan sebagai suatu media untuk mencapai maksud
atau tujuan. Politik merupakan pengetahuan terapan, di mana dengan pengetahuan politik
maksud serta tujuan yang akan dicapai dapat diperjuangkan melalui perjuangan politik
dengan menggunakan ilmu pengetahuan politik. Tentu saja di dalam politik tersebut masih
membutuhkan banyak pengetahuan terapan yang lain, yaitu strategi dan taktik.

Di dalam Islam, system politik terdiri atas tiga prinsip pokok, Tauhid, Risalah dan Khilafah.
Prinsip yang pertama termanifestasikan dalam pembahasan kita yang pertama mengenai
ideology. Begitu juga dengan prinsip yang ke dua, selain termanifestasikan dalam ideology
juga termanifestasikan melalui aturan-aturan serta tuntunan-tuntunan yang membatasi
kekuasan seorang khilafah. Sedangkan sebagai khilafah, setidaknya manusia memiliki
beberapa syarat sebagai berikut:

1. Pemilik dari bumi sepenuhnya adalah tetap Tuhan, bukan wakil-Nya yang bertugas
mengelola.

2. Pengelola itu akan mengelola milik Tuhan sesuai dengan instruksi-instruksinya


(pemahaman kita terhadap tauhid yang termanifestasikan sebagai ideologi).

3. Pengelola milik Tuhan akan akan melaksanakan kekuasannya dalam batas-batas yang
telah ditetapkan Tuhan atas dirinya.

4. Dalam mengelola itu, ia akan melaksanakan melaksanakan kehendak Tuhan, bukan


kehendaknya sendiri (kemerdekaan individu, keharusan universal dan tetap bertitik tolak
dari Tauhid).[5]

Secara singkat politik adalah untuk kekuasaan, sebab hanya dengan kekuasanlah tujuan
dapat terwujud. Namun dengan kekuasan yang telah didapatkan nantinya, kekuasan
tersebut tetap harus dijalankan berdasarkan atas ideology yang sudah dipilihnya. Dalam
kaitanya dengan ini, politik tidak terlepas dari 4 hal; order (susunan/pembagian,
perintah), virtue (kebajikan), freedom (kebebasan atau kemerdekaan)
dan happiness/welfare (kebahagiaan dan kesejahteraan).[6] Kekuasaan yang diperoleh
melalui politik haruslah dapat mewujudkan empat hal tersebut di atas, jika tidak maka
kekuasaan yang ada bertentangan dengan fithrah dan tujuan kekuasaan yang murni, tentu
saja jalan yang dilalui oleh perjuangan politik adalah tidak benar, sebab akibatnya pun tak
selaras dengan tujuan idealnya.

C. Strategi dan Taktik

“Ilmu tanpa amal adalah dosa, demikian pula amal tanpa ilmu.” Pernyatan tersebut adalah
yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw, jika kita kaitkan dengan perjuangan politik,
maka politik adalah merupakan sebuah amal, jika tidak disertai dengan ilmu maka akan sia-
sia. Dalam sebuah perjuangan politik, strategi dan taktik adalah ilmunya, selain landasan
tauhid sebagai dasar ideology dan juga pengetahuan mengenai ilmu politik itu sendiri.

Strategi adalah memanfaatkan pertempuran untuk mengakhiri peperangan, taktik adalah


penggunaan kekuatan untuk memenangkan suatu pertempuran.[7] Sedangkan menurut Mao
Tse Tung strategi adalah untuk menguasai suatu peperangan secara keseluruhan,
sedangkan taktik adalah untuk melakukan kampanye (yang merupakan bagian dari
peperangan).[8] Namun yang perlu juga kita garis bawahi di sini adalah strategi dan taktik
dalam politik tidak dapat meliputi sampai tercapainya tujuan, sebab strategi hanya meliputi
jangka waktu tertentu. Dalam pandangan HMI, seperti yang diungkapkan oleh Dahlan
Ranuwiharjo[9] mewakili pendidik politik di HMI, strategi adalah Bagaimana menggunakan
peristiwa-peristiwa politik dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai rencana
perjuangan, sedangkan taktik adalah bagaiman menentukan sikap atau menggunakan
kekuatan dalam menghadapi peristiwa politik tertentu pada saat tertentu.[10]

1. Hubungan Taktik dengan Strategi

Taktik merupakan bagian dari strategi. Maka dalam hal ini, taktik harus tunduk kepada
strategi yang ada.

a. Jika semua taktik berhasil maka strateginya berhasil.

b. Jika Semua taktik gagal maka strateginya gagal.

c. Jika salah satu taktik gagal, maka strategi masih bias berhasil dengan syarat taktik yang
lainnya berhasil, dan bersifat strategis.
d. Jika Sebagian taktik berhasil namun sebagian taktik strategis yang lain gagal, maka
stratei ggal.

Taktik strategis adalah taktik mengenai suatu kejadian politik, namun kejadian itu
menentukan bagi seluruh rencana strategis, dengan kata lain taktik ini adalah taktik
utama/prioritas.

Stratak hanya boleh dipelajari oleh pejuang tulen yang telah memiliki kesadaran nideologi
dan organisasi serta sanggup berfikir politis realistis. Seorang yang penakut, menghindari
resiko dan lebih mengedepankan kepentingan pribadi dari pada kepentingan perjuangan
tidak usah mempelajari strata, akan sia-sia, kasihan strataknya. Sebaliknya, orang yang
yang berkesadaran ideology serta organisasi haruslah mempelajari strategi dan taktik,
sehingga dia tidak akan sembrono dalam bergerak, tidak anarkhis, tidak nyelonong saja
serta tidak bertindak radikal ekstrem yang ngawur dan nekad.[11]

2. Stratak dan Organisasi

Stratak adalah cara menggunakan oranisasi organisasi untuk mencapai sasaran perjuangan.
Garis dari setiap strata harus disesuaikan dengan kondisi organisasi, kesuksesan strata akan
semakin memperkuat organisasi, begitu juga sebaliknya. Semakin berkurang kekuatan
organisasi, semakin tidak mampu organisasi itu melaksankan stratak yang besar, semakin
kecil stratak yang dapat dilaksanakan oleh organisasi semakin jauh organisasi tersebut dari
tujuan perjuangan politiknya. Stratak tidak mampu berdiri sendiri, melainkan dia hanya alat
pelaksana bagi tujuan ideology.

3. Tugas Stratak

Menciptakan, memelihara, dan menambah syarat-syarat yang akan membawa kepada tujuan
(machts-vorming dan machts-aanwending)adalah tugas stratak. Dengan kata lain, tugas
stratak adalah untuk mempertahankan dan menambah kekuatan serta posisi sendiri, di
samping itu juga untuk menghancurkan dan mengurangi kekuatan serta posisi lawan .

4. Dasar-dasar Menyusun Strategi

a. Menetapkan sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Sasaran disesuaikan dengan kemampuan oranisasi.

b. Jangka waktu ditentukan sebagai jangka waktu sekarang (jangka pendek) dan jangka
waktu beberapa tahun ke depan (jangka panjang).
c. Harus terdapat rencana atau strategi alternative.

d. Harus dapat menambah kekuatan serta memperkuat posisi.

e. Harus mampu membentuk opini public (subyektifitas menjadi objektifitas, sebab


mendapatkan dukungan dan sokongan dari kesepakatan wacana public).

5. Dasar-dasar Membentuk Taktik[12]

Dikarenakan taktik merupakan bagian dari strategi maka dasar bagi strategi berlaku juga
untuk taktik. Namun masih terdapat beberapa dasar yang berlaku untuk taktik,

a. Fleksibilitas, sikap dan langkah dapat berubah sesuai dengan kondisi yang terjadi.

b. Orientatif, evaluative dan estimative, perjuangan politik tidak mampu melihat hasil atau
keberhasilan yang dicapai nanti, sebab hal tersebut belum terjadi. Namun dengan
menentukan langkah, mengira-ngira (mengorientasikan) serta mengevaluasi keadaan dan
kemungkinan yang akan terjadi, disertai dengan memperhitungkan beberapa hal maka kita
akan dapat melihat bayangan aka nada dan tidaknya kesempatan untuk berhasil.

c. Kerahasian, strategi harus dirahasiakan, biarlah lawan meraba apa langkah perjuangan
yang akan kita lalui.

d. Gerak tipu/mengelabuhi.

e. Lima S; Sasaran, Sarana, Sandaran, Sistem, Saat.

f. Perpaduan antara Kondisi Objektif dan Kondisi Objektif, kondisi subjektif mematangkan
kondisi objektif, begitu juga sebaliknya. Antara kedua kondisi ini memiliki hubungan
timbale balik yang saling mempengaruhi.

6. Hukum-hukum Stratak

a. Kwantitas.

b. Perpaduan antara kwalitas dan kwantitas.

c. Posisi.

d. Cadangan.
e. Kawan, Sekutu dan Lawan.

f. Divide et impera.

g. Menyerang adalah pertahan yang terbaik.

h. Membenarkan segala cara, selama tidak bertentangn dengan ideology dan membawa
akibat yang dapat merugikan diri sendiri.

7. Pedoman Mencapai Hasil

a. Mencegah mudhorat lebih diutamakan dari menarik manfaat.

b. Apa yang dapat diselesaikan hari ini, selesaikan, jangan menunda.

c. Tidak ada rotan, akarpun jadi.

d. Hasil dalam perjuangan terletak pada hasilnya sendiri, tidak ada satupun yang berhasil
daripada keberhasilan.

D. Pejuang Paripurna

Setiap manusia dilahirkan sebagai pemimpin di muka bumi ini, utamanya adalah sebagai
wakil Tuhan. Sebagai pemimpin dan juga wakil Tuhan seharusnya manusia dalam
menjalankan segala gerak dan langkah perjuangannya dilandasi dari ke-Tauhid-an. Setiap
pemimpin haruslah memahami, meresapi dan menghayati enam syarat perjuangan politik
yang telah disebutkan di atas, selain juga harus mampu menanganinya.

Pejuang paripurna haruslah selesai pada wilayah Iman dan ilmu, setidaknya memiliki
kapasitas pada dua wilayah tersebut, sehingga dalam pengamalannya tidak lagi keliru.
Keparipurnaannya didasarkan pada bagaimana ia mampu untuk berfikir, berjuang dan
bekerja secara maksimal. Pola berfikir dan bertindak seperti itu akan semakin mendekatkan
organisasi kepada tujuan perejuangannya.

Dalam setiap perjuangan politiknya, pejuang paripurna haruslah memiliki beberapa


landasan dan nilai-nilai dasar sebagai berikut;

1. Landasan dari nilai-nilai dasar,

a. Tauhid.
b. Risalah.

c. Kekhalifahan.

2. Nilai-nilai dasar,

a. Persamaan derajat manusia.

b. Musyawarah.

c. Hak-hak demokrasi.

d. Keadilan.

e. Kepentingan umum.

f. Mencegah kedholiman tas manusia.

g. Hak atas hidup

h. Hak bagi si miskin.

i. Hak antara pemimpin dan yang dipimpin.hak minoritas.

Dengan beberapa hal tersebut di atas, maka hasil dari perjuangan polotik akan dapat
memberikan manfaat yang besar serta tidak sia-sia,[13] akan mampu menciptakan

masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. MANAJEMEN AKSI
 November 26, 2015 3:57 am

Pengertian

Manajemen aksi adalah suatu cara yang digunakan untuk mengatur suatu aksi
massa agar tetap terkoordinir dan sesuai dengan rencana dan target awal.

Berdasarkan sifatnya aksi dibedakan :


– Aksi Sporadis, Yaitu aksi yang tidak di dahului dengan suatu konsep serta
perencanaan yang matang
– Aksi Terencana, yaitu suatu aksi yang mempunyai target berjangka, konsep,
perencanaan yang jelas dan matang.

Selain itu terdapat beberapa macam aksi antara lain :


Aksi simpatik, aksi damai, dan aksi solidaritas.
Pengertian Massa Aksi

Adalah orang , individu yang tergabung dalam suatu massa aksi.

Macam Massa Aksi

– MASSA IDEOLOGIS, adalah massa yang berasal dari suatu organisasi dan telah
menguasai, memahami ideology organnya. Contoh : massa GmnI, Hisbuh Tahrir, dll
– MSSA SOLID, adalah massa yang mempunyai militansi dan loyalitas yang tinggi
terhadap organisasinya. Contoh : massa KAMI, islam garis keras lainnya.
– MASSA CAIR, adalah massa yang tertarik dalam suatu aksi dan sedikit tahu
tentang aksi. Contoh : mahasiswa, dll
– MASSA MENGUAP, adalah massa yang ikut-ikutan aksi akan tetapi tidak tahu
tujuan dan maksud suatu aksi. Contoh : Masyarakat, Rakyat.

Susunan Barisan Massa Aksi

MASSA SOLID Barisan pelopor


MASSA CAIR Barisan pendobrak
MASSA MENGUAP Barisan penegak

Tahap-tahap Aksi Meliputi :

1. PERENCANAAN AKSI
a. Pengalihan issu yang akan diangkat. Contoh : Issu politik, Issu Ekonomi, Issu
Kemanusiaan, dll
b. Pembahasan issu yang diangkat yang meliputi : (1) Isuu Sentral/ Grand Issu (Issu
yang langsung muncul dari suatu fenomena), (2) Issu Turunan (Issu yang
merupakan biasan, tarikan Dari Issu sentral)
c. Penentuan target aksi. Target aksi meliputi : (*) Target Maksimal -> Tujuan yang
hendak di capai (Turunnya Soeharto oleh Gerakan Reformasi 1998), (*) Target
Minimal : Opini Publik, Solidaritas

2. PELAKSANAAN AKSI

Dalam tahapan inilah peran, fungsi dari perangkat aksi diaplikasikan sesuai dengan
tugas masing-masing, komunikasi serta koordinasi antar perangkat aksi tidak boleh
terputus karena perubahan situasi di lapangan sangatlah cepat, sehingga hal-hal
yang tidak diinginkan dalam suatu aksi dapat dihindari, misalnya : Provokasi,
Infiltran, Represif aparat, Chaos.

3. EVALUASI

Dalam tahap ini dibahas mengenai pelaksanaan aksi dilapangan dengan tujuan :
a. mengetahui kesolidan massa aksi
b. mengukur tingkat keberhasilan aksi (target)
c. mengetahui kelemahan, kesalahan aksi
4. PENGAWALAN ISSU

Tahap ini merupakan pasca aksi dan dijalankan untuk aksi yang mengusung issu
yang bersifat jangka panjang, dengan tujuan agar issu yang diangkat selalu ada
kolerasi, terkawal dan konsisten, sehingga target-target berjangka dapat terpenuhi.

5. TEKNIK ORASI

Untuk melakukan orasi, sang orator harus mempunyai gaya dan teknik berorasi
mengingat arti pentingnya orasi dalam suatu massa aksi, beberapa hal yang harus
diketahui oleh orator :
a. Sebelum melakukan orasi, terlebih dahulu mempelajari Psikologi massa dan Type
massa.
b. Mengobarkan semangat massa dengan memekikkan jargon-jargon, yel-yel secara
berapi-api.
c. Orator harus menunjukkan performance yang agresif (kharisma)
d. Seorang orator harus menguasai materi (issu) yang hendak/sedang diangkat.
e. Menggunakan bahasa yang jelas (sesuai dengan tipe massa) lantang dan
doktriner melalui retorika-retorika yang dapat menghagemoni massa.
f. Menarik simpati massa melalui ekspresi wajah.
Permasalahan yang sering dihadapi di lapangan adalah kekakuan baik itu yang
disebabkan oleh ketidak siapan mental atau materi, akan tetapi itu bias dieliminir
dengan pengalaman lapangan.

6. ATURAN HUKUM

UU. NO. 9 TAHUN 1998 tentang jkemerdekaan menyampaikan pendapat di muka


umum. Beberapa hal; penting dalam undang-undang ini :
a. Penyampaian pendapat dimuka umum tidak boleh dilaksanakan ditempat tertentu,
antara lain Istana Presiden (Radius 100m), tempat ibadah (Radius 150 m), Instalasi
militer dan obyek vital nasional (Radius 500 m) dari pagar luar.
b. Dilarang membawa benda-benda yang membahayakan keselamatan umum
(Sajam, Molotov, dll)
c. Menyampaikan laporan atau pemberitahuan tertulis kepada pihak kepolisian
setempat selambat-lambatnya 3×24 jam sebelum aksi dilakukan, apabila ini tidak
dilakukan, aksi dapat dibubarkan.
d. Surat pemberitahuan memuat tentang tujuan dan maksud aksi, waktu dan acara,
rute, jumlah massa, penanggung jawab aksi dimana dalam UU ini 100 massa 1
orang penanggung jawab.

“AKSI TANPA TEORI ADALAH ANARKI


TEORI TANPA AKSI ADALAH OMONG KOSONG”

Mahasiswa Harus Tahu “Manajemen Aksi”


Mahasiswa bukan hanya seorang yang belajar dikampus saja. Namun
mahasiswa harus tahu peran nya untuk bangsa kedepannya. Seorang
mahasiswa tidak sekedar “kuliah pulang kuliah pulang” tapi seorang
mahasiswa perlu ada nya jiwa aksi dalam setiap menanggapi krisis dalam
bangsa ini. Lalu seperti apakah mahasiswa harus berperan?
Manajemen ialah salah satu yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa.
Menajemen adalah suatu cara untuk mengatur atau pengelolaan mengenai hal
pada umumnya. Jika digabungkan Manajemen aksi merupakan suatu cara
yang digunakan untuk mengatur suatu aksi massa agar tetap terkoordinir dan
sesuai dengan rencana dan target awal.

Berdasarkan sifatnya, manajemen aksi dibagi menjadi dua yaitu Aksi


Sporadis dan Aksi Terencana

Aksi sporadis adalah aksi yang tidak di dahului dengan suatu konsep serta
perencanaan yang matan. Sedangkan Aksi terencana adalah suatu aksi yang
mempunyai target terjangkau, konsep, dan perencanaan yang jelas dan
matang.

Jika berbicara mengenai aksi , terdapat berbagai macam aksi yang dapat kita
lihat diantaranya ialah simpatik, damai, dan solidaritas. Dalam suatu aksi ada
juga yang dinamakan massa aksi, lalu apa itu massa aksi? Massa aksi
merupakan orang atau individu yang tergabung dalam suatu massa aksi.

Macam massa aksi:

 Ideologis
Berasal dari organisasi yang telah dipahami.

 Solid
Mempunyai militansi dan loyalitas tinggi kepada organisasi.

 Cair
Tertarik dalam suatu aksi dan sedikit tahu tentang aksi.

 Menguap
Iku-ikutan aksi tetapi tidak tahu tujuan dan maksud contoh nya masyarakat
dan rakyat.

Berbagai gerakan mahasiswa:


 Aksi intelektual
 Aksi sosial
 Aksi jalan
Latar belakang aksi yaitu diantaranya:

 Matinya jalur penyampaian aspirasi


 Buntunya metode dialog
 Pembentukan opini atau mencari dukungan politik
Mekanisme lahirnya keputusan aksi:

 Diskusi awal
 Diskusi
 Pembentukan tim teknis
 Aksi lapangan
Cara merancang aksi:

 Menentukan tema
 Menentukan target
 Menentukan massa
 Tentukan media interest
 Pemberitahuan kepada polisi maksimal tiga hari sebelumnya
 Tentukan skenario
 Format
 Perangkat aksi yaitu korlap, orator, MC aksi, agitator, negosiator, humas,
border, documenter
 Medis
 Logistik
 Tim kreatif
Pasca aksi yang harus dilakukan adalah:

 Evaluasi aksi
 Follow up aksi
 Evaluasi media
 Advokasi
Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu aksi perlu akan
menejemen untuk mengatur jalannya aksi. Oleh karena itu, seorang
mahasiswa tentu harus mengetahui akan aksi. Karena mahasiswa tanpa aksi
ibarat bumi tanpa pohon yang membentangi.
Teori Retorika
6 Februari 2015 06:26 Diperbarui: 17 Juni 2015 11:44 5315 0 1

Teori ini menjelaskan tentang inti dari sebuah komunikasi ini adalah persuasi, yaitu
komunikasi yang terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada
khalayak dalam mengubah sikap mereka. Aristoteles berpendapat bahwa suatu komunikasi
akan berjalan apabila ada 3 unsur utama komunikasi yaitu pembicara (speaker), pesan
(message), dan pendengar (audience). Ia juga memfokuskan komunikasi pada komunikasi
retoris atau yang lebih di kenal saat ini dengan komunikasi publik (public speaking) atau
pidato, sebab pada masa yunani kuno seni berpidato merupakan keterampilan penting.

Model Komunikasi Aristoteles

Speaker à Message à Audience

Aristoteles merasa bahwa pendengar sangat penting bagi efektivitas seorang pembicara. Bisa
dikatakan bahwa pada akhirnya para pendengar lah, yang menentukan akhir dan tujuan dari
pesan yang diterima.

Asumsi Teori Retorika

Teori Retorika dari Aristoteles ini memiliki dua asumsi sebagai berikut :

1.Pembicara yang efektif harus mempertimbangkan khalayak mereka

2.Pembicara yang efektif menggunakan beberapa bukti dalam persentasi mereka

Asumsi ini mengarah kepada konsep analisis khalayak (audience analysis). Komunikasi
merupakan proses transaksional. Dalam konteks public speaking, Aristoteles merasa bahwa
pendengar sangat penting bagi efektivitas seorang pembicara. Bisa dikatakan bahwa pada
akhirnya para pendengar, yang menentukan akhir dan tujuan dari pesan yang diterima.

Asumsi yang kedua Aristoteles menyatakan bahwa apa yang dilakukan pembicara dalam
persiapan menyampaikan pesan mereka dan dalam pembuatan pesan tersebut. Bukti – bukti
yang dimaksudkan oleh Aristoteles pada asumsi kedua ini merujuk pada cara – cara
persuasi,yang terdapat dalam tiga bukti, yaitu :

1.Ethos adalah karakter, inteligensi dan niat baik yang dipersepsikan dari seorang pembicara.

2.Logos adalah bukti logis atau penggunaan argumen dan bukti, rasionalisasi dan wacana
yang di gunakan dalam sebuah pesan.

3.Pathos adalah bukti emosional atau emosi, yang dimunculkan dari para pendengar.
Kanon Retorika

Kanon merupakan tuntunan atau prinsip – prinsip yang harus diikuti oleh pembicara agar
pesan persuasif dapat menjadi efektif, yaitu :

·Penemuan : Konstruksi atau penyusunan dari suatu argumen yang relevan dengan tujuan dari
suatu pesan.

·Pengaturan : Kemampuan pembicara untuk mengorganisasikan pesannya.

·Gaya : Penggunaan bahasa untuk menyampaikan ide dalam cara tertentu.

·Penyampaian : Presentasi non verbal dari ide – ide seorang pembicara.

·Ingatan : Menyimpan penemuan, pengaturan dan gaya di dalam pikiran pembicara.

Jenis Retorika

1.Retorika Forensik : keadaan ketika pembicara mendorong munculnya rasa bersalah atau
tidak bersalah dari pendengar.

2.Retorika Epideiktik : wacana yang berhubungan dengan pujian atau tuduhan.

3.Retorika Deliberatif : saat pembicara harus menentukan suatu tindakan yang harus diambil,
sesuatu yang harus atau tidak boleh di lakukan oleh khalayak.

MAKALAH RETORIKA
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Retorika merupakan sebuah kajian menarik yang perlu mendapat perhatiam oleh Mahasiswa yang
tengah menimba ilmu engetahuan di bidang ilmu sosial dan ilmu politik,maka dari itu pembahasan
tentang Retorika memiliki ,daya tarik tersendiri bagi penulis untuk coba mengkaji topik mengenai
Retorika

1.2 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini ditujukan untuk memperluas cakrawala berpikir penulis dan juga kepada
khalayak umumnya yang akan menambah ilmu pengetahuan penulis dan pembaca mengenai hal hal
yang dianggap perlu di ketahui mengenai Retorika dalam hal ini

1.3 Rumusan pembahasan

a.Apa itu Retorika?

bBagaimana Perkembangan retorika?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 mengenal Retorika

Retorika (dari bahasa Yunani ῥήτωρ, rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik
pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara,
emosional atau argumen (logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum The
Rhetoric dengan judul 'Grullos' atau Plato menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni
manipulatif atau teknik persuasi politik yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang
untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader dan yang dipersuasi
saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, keprcayaan dan pengharapan mereka. Ini yang
dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas dengan penggunaan media oral atau
tertulis, bagaimanapun, definisi dari retorika telah berkembang jauh sejak retorika naik sebagai
bahan studi di universitas. Dengan ini, ada perbedaan antara retorika klasik (dengan definisi yang
sudah disebutkan di atas) dan praktik kontemporer dari retorika yang termasuk analisa atas teks
tertulis dan visual.

Dalam buku Theories of Human Communication karangan Little John, dikatakan bahwa studi
retorika sesungguhnya adalah bagian dari disiplin ilmu komunikasi. Mengapa? karena di dalam
retorika terdapat penggunaan simbol-simbol yang dilakukan oleh manusia. Karena itu Retorika
berhubungan erat dengan komunikasi Persuasi. Sehingga dikatakan retorika adalah suatu seni dari
mengkonstruksikan argumen dan pembuatan pidato. Little John mengatakan re torika adalah ”
adjusting ideas to people and people to ideas” (Little John, 2004,p.50)

Selanjutnya dikatakan bahwa Retorika adalah seni untuk berbicara baik, yang dipergunakan
dalam pros s komunikasi antarmanusia (Hendrikus, 1991,p.14) Sedangkan oleh sejarawan dan
negarawan George Kennedy mendefinisikan re torika sebagai …” the energy inherent in emotion and
thought, transmitted through a system of signs, including language to other to influence
their decisions or actions” (dikutip dalam Puspa, 2005:p.10) atau kalau diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia menjadi Retorika adalah…”suatu energi yang inheren dengan emosi dan pemikiran, yang
dipancarkan melalui sebuah sistem dari tanda-tanda, termasuk didalamnya bahsa yang ditujukan
pada orang lain untuk mempengaruhi pendapat mereka atau aksi mereka”

2.3 Perkembangan dan Prinsip dasar retorika

Perkembangan

Retorika mulai dikenal pada tahun 465 SM, ketika Corax menulis makalah bejudul Techne Lagon
(Seni kata-kata). Pada waktu itu seni berbicara atau llmu berbicara hanya digunakan untuk membela
diri dan mempengaruhi orang lain. Membela diri di pengadilan ketika orang lain mengambil tanah
atau mengakui tanahnya karena waktu itu belum ada sertifikat tanah. Membela diri ketika
seseorang, katakanlah orang kaya raya dituduh mengorbankan kehormatannya dengan hanya
mencari setandan pisang di kebun dan sebagainya.

Singkat retorika atau ilmu komunikasi pada waktu itu hanya digunakan untuk membela diri yang
berhubungan dengan kepentingan sesaat dan praktis.

Sementara untuk mempengaruhi orang lain, menurut Aristoteles ada 3 cara yaitu :

 Harus sanggup menunjukkan kepada khalayak bahwa kita memiliki pengetahuan yang luas,
kepribadian yang terpercaya dan status yang terhormat yang disebut “ethos”
 Harus dapat menyentuh hati khalayak, perasaan, emosi, harapan, kebencian dan kasih
sayang yang disebut “phatos”
 Meyakinkan khalayak dengan bukti yang kelihatan, yang disebur “logos”
 Dari sejarah singkat perkembangan retorika atau ilmu komunikasi klasik yang patut kita catat
yakni mengenai tahap penyusunan pidato karya Aristoteles yang sampai sekarang masih terus
dipakai, adalah penentuan tema, penyusunan, gaya, memori dan penyampaian.
Prinsip-Prinsip Dasar Retorika

Retorika atau ilmu komunikasi adalah cra pemakaian bahasa sebagai seni yang didasarkan pada
suatu pengetahuan atau metode y ang teratur atau baik. Berpidato, ceramah, khutbah juga
termasuk kajian retorika. Cara-cara mempergunakan bahasa dalam bentuk retorika seperti pidato
tidak hanya mencakup aspek-aspek kebahasaan saja tetapi juga mencakup aspek-aspek lain yang
berupa penyusunan masalah yang digarap dalam suatu susunan yang teratur dan logis adanya fakta-
fakta yang meyakinkan mengenai kebenaran masalah itu untuk menunjang pendirian pembicara.

Oleh karena itu suatu bentuk komunikasi yang ingin disampaikan secara efektif dan efisien akan
lebih ditekankan pada kemampuan berbahasa secara lisan. Suatu komunikasi akan tetap bertitik
tolak dari beberapa macam prinsip.
Prinsip-prinsip dasar itu adalah sebagai berikut :

 Penguasaan secara aktif sejumlah besar kosakata bahasa yang dikuasainya. Semakin besar
jumlah kosa kata yang dikuasai secara aktif semakin besar kemampuan memilih kata-kata yang tepat
dan sesuai untuk menyampaikan pikiran
 Penguasaan secara aktif kaidah-kaidah ketatabahasaan yang memungkinkan pembicara
menggunakan bermacam-macam bentuk kata dengan nuansa dan konotasi yang berbeda-beda.
 Mengenal dan menguasai bermacam-macam gaya bahasa dan mampu menciptakan gaya
yang hidup dan baru untuk lebih menarik perhtian pendengar dan lebih memudahkan penyampaian
pikiran pembicara.
 Memiliki kemampuan penalaran yang baik sehingga pikiran pembicara dapat disajikan dalam
suatu urutan yang teratur dan logis.
Urgensi Ilmu Komunikasi atau Retorika Bagi Calon Pemimpin
Setiap calon selain ia harus berwawasan luas juga dituntut harus mempunyai keterampilan
berkomunikasi atau berbicara. Keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui latihan yang
sistematis, terarah dan berkesinambungan. Tanpa latihan, kepasihan berbicara atau pidato tidak
dapat tercapai. Disamping itu, calon pemimpin juga harus mengetahui ciri-ciri pembicara yang
ideal.Pengetahuan tentang ciri-ciri pembicara yang baik sangat bermangaat bagi mereka yang sudah
tergolong pembicara yang kurang baik dan bagi pembicara dalam tarap belajar. Bagi golongan
pertama, pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai landasan mempertahankan,
menyempurnakan atau mengembangkan keterampilan berbicara atau pidato yang sudah
dimilikinya. Bagi golongan kedua yakni calon pemimpin. Hal itu sangat baik dipahami dan
dipalikasikan sehingga dapat menghilangkan kebiasaan buruk yang selama ini mungkin dilakukan
secara tidak sadar.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Retorika (dari bahasa Yunani ῥήτωρ, rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan
secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau
argumen (logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum The Rhetoric
dengan judul 'Grullos' atau Plato menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni manipulatif atau
teknik persuasi politik yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk
mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader dan yang dipersuasi saling
bekerja sama dalam merumuskan nilai, keprcayaan dan pengharapan mereka.
14

Pasaal 30 ayat 2 yang menyatakan bahwa usaha pertahanan dan keamanananegara dilakuakn
dengabn menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyatoleh tentara republik Indonesia
serta aparat kepolisian yang dianggap sebagaikekuatan utama negara, sedangkan rakyat
sebagai kekuatan pendukung.

G.HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM UPAYA PEMBELAANNEGARA

Pasal 27 ayat 3 yang menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesiamempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam upaya pembelaan negara

Pasal 9 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia mempunyaihak dan
kewajiban wajib ikut serta didalaam usaha pembelaan negara yangdilaksankan didalam
penyelenggaraan pertahanan dan keaman negara.
15

BAB IIIPENUTUP

A.KESIMPULAN

Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk “idea” dan “logia”, yang berasaldari bahasa Yunani
“eidios” dan “logos”.
Ideologi adalah ajaran, doktrin, teori, dan ilmuyang diyakini kebenarannya, yang disusun secara
sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Hak
adalah kekuasaan untuk menerima dan melakukan apa saja yang sudahseharusnya dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hidup sepanjang yang dilakukantidak merugikan pihak lain atau
negara.Kewajiban adalah segala sesuatu yang telah diatur dan ditetapkan oleh pemerintahdan
undang undang dasar 1945 yang harus dilakukan dengan sebaik baiknya oleh seluruhrakyat
Indonesia atau setiap warga negara Indonesia yang ada didalam dan luar negeri.

B.SARAN

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkanKewajiban dan
Hak Asasi Manusia kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisamenghormati dan menjaga Hak
Asasi Manusia orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia tersebut .
Dan jangan sampai pula Hak Asasi Manusiakita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam
menjaga Hak Asasi Manusiakita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara Hak Asasi
Manusia kitadengan orang lain.

PENGERTIAN IDEOLOGI : Macam


Macam Ideologi, Kapitalisme, Komunis di
Dunia
SalamadianSeptember 10, 20180

Pengertian Ideologi – Ideologi adalah sebuah gagasan atau ide. Kata tersebut diciptakan
oleh Destutt de Tracy di akhir abad ke 18 untuk membuat definisi sains tentang ide. Pada
dasarnya ideologi juga bisa dianggap sebagai visi komprehensif yang digunakan untuk
memandang berbagai hal yang diajukan oleh masyarakat dominan.

Tujuan dari dibuatnya ideologi ini adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran yang normatif. Dalam sebuah negara, ideologi adalah sistem pemikiran yang
abstrak dan diterapkan di masyarakat sehingga akan muncul konsep yang akan menjadi
inti politik.

Daftar Isi Artikel [buka]


Macam-Macam Ideologi
amac.ud

Dari pengertian tersebut maka muncullah berbagai macam ideologi yang berkembang di
masyarakat dan digunakan hingga saat ini. Masing-masing kumpulan masyarakat
tentunya memiliki ideologi yang dipegang masing-masing sebagai dasar dalam
memandang berbagai hal yang terjadi dalam lingkungan tersebut.

Sehingga harapannya dengan adanya ideologi yang tepat maka masyarakat juga dapat
hidup lebih sejahtera dan saling berdampingan dengan baik. Berikut beberapa macam
ideologi yang ada di masyarakat dan perlu untuk diketahui :

1. Kapitalisme
Paham atau ideologi kapitalisme adalah meyakini bahwa pemilik modal dapat melakukan
berbagai usaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Tokoh besar dalam
berkembangnya ideologi ini adalah Adam Smith yang menyerang merkantilisme melalui
para psiokrat karena menganggapnya kurang mendukung perekonomian masyarakat.

Para psiokrat itu beranggapan bahwa tanah adalah hal yang paling penting dalam pola
produksi. Adam Smith beranggapan ada kekuatan tersembunyi yang dapat mengatur
pasar sehingga pasar harus memiliki kebebasan dari investasi pemerintah.
Dalam hal ini pemerintah hanya bertugas untuk mengawasi semua pekerjaan yang
dilakukan rakyatnya. Beberapa negara yang menganut paham kapital adalah Spanyol,
Belanda, Australia Portugis dan Perancis.

2. Komunisme
Dalam paham komunisme maka akan didahulukan kepentingan umum dibandingkan
kepentingan pribadi atau golongan. Dalam ideologi ini juga disebutkan bahwa segala hal
yang terjadi dalam suatu negara akan dikuasai secara mutlak oleh negara tersebut.

Asal paham ini adalah dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis Karl Marx dan
Friedrich Engels mengenai teori yang berisikan analisis pendekatan kepada perjuangan
kelas dan ekonomi kesejahteraan yang pernah menjadi salah satu gerakan paling
berpengaruh di dunia politik.

Korea Utara, Laos, Kuba, Vietnam dan Tiongkok adalah negara-negara yang menganut
ideologi Komunisme.

3. Liberalisme
Ideologi liberal ini didasarkan pada pemahaman akan kebebasan adalah nilai politik
paling utama. Pada dasarnya harapan dari dikembangkannya ideologi ini adalah untuk
mencapai masyarakat yang bebas dengan ciri utamanya adalah kebebasan berpikir untuk
setiap individu.

Liberalisme menginginkan adanya kebebasan bertukar gagasan, ekonomi pasar yang


mendukung usaha pribadi, menolak pembatasan secara individu dan memiliki
pemerintahan yang transparan. Amerika Serikat, Argentina Yunani dan Rusia menjadi
penganut paham liberalisme ini.

4. Konservatif
Konservatisme atau konservatif adalah paham yang memiliki beberapa unsur penting
yang harus ada di dalamnya yaitu sebagai berikut :

 Filsafatnya adalah perubahan tidak selalu berarti sebuah kemajuan. Maka lebih
baik perubahan itu berlangsung tahap demi tahap tanpa harus mengguncang
struktur sosial politik dalam sebuah negara atau masyarakat yang bersangkutan
 Inti pemikiran dari paham konservatisme ini adalah memelihara kondisi yang
sudah ada dan menjaga kestabilan yang dinamis serta statis
 Landasan pemikiran konservatisme ini adalah bahwa manusia pada dasarnya
adalah lemah dan terdapat insting jahat di dalam dirinya. Sehingga diperlukan pola
pengendalian dengan aturan yang ketat
 Memiliki sistem pemerintahan antara demokratis dan otoriter
5. Sosialisme
Seperti namanya yaitu berasal dari kata sosial maka ideologi ini dibuat dengan tujuan
untuk membentuk negara dengan kemakmuran berasal dari usaha secara kolektif dan
membatasi milik perseorangan.

Istilah sosialisme ini mulai digunakan pada awal abad ke 19 yang dalam Bahasa Inggris
digunakan pertama kali untuk menyebut para pengikut Robert Owen di tahun 1827.

Memang dalam penggunaan istilah sosialisme ini banyak digunakan untuk beragam
konteks tetapi kebanyakan kelompok percaya bahwa istilah tersebut berawal dari adanya
pergolakan kaum buruk industri dan buruh tani berdasarkan prinsip solidaritas serta
perjuangan masyarakat egalitarian. Anda bisa menemukan paham ini di Venezuela.

6. Fasisme
Ciri khas utama dari paham fasisme ini adalah mengagungkan kekuasaan tanpa adanya
sistem demokrasi. Sehingga dalam paham ini akan sangat terasa nasionalisme yang
fanatik dan sikap otoriter dari penguasanya.

Fasisme berasal dari fascis dalam Bahasa Latin yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu
yang di tengahnya terdapat kapak. Fasis ini merupakan simbol kekuasaan dari para
pejabat pemerintahan negara yang digunakan oleh negara Jerman dan Italia.

7. Pancasila
Tentu seperti yang sudah kita ketahui bahwa Pancasila merupakan ideologi dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila
yang memiliki arti asas atau prinsip.

Sebagaimana namanya Pancasila memiliki lima poin dasar yang dijadikan sebagai
ideologi atau patokan masyarakat Indonesia dalam melakukan berbagai tindakan. Isi dari
kelima sila tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kelima sila tersebut isinya sudah mengalami revisi dan melalui berbagai pertimbangan
matang agar dapat menjadi dasar dalam menjalankan kehidupan berbangsa serta
bernegara dengan baik.

Apapun yang terjadi di masyarakat sebenarnya dalam kembali lagi pada dasar negara
Indonesia yaitu Pancasila karena sudah ada banyak yang dapat dijelaskan dari kelima
pasal tersebut, apalagi sudah banyak juga butir pengamalan Pancasila yang diturunkan
dari dasar negara tersebut.

Sebenarnya ideologi memiliki ciri-ciri yaitu memiliki derajat yang tertinggi sebagai nilai
hidup berbangsa dan bernegara. Selain itu ideologi juga mewujudkan asas kerohanian,
pandangan hidup, pandangan dunia dan pedoman hidup dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat. Ada beberapa fungsi dari ideologi ini yaitu sebagai berikut :

 Sebagai kekuatan untuk memberikan semangat serta motivasi pada individu,


masyarakat serta bangsa dan negara dalam menjalani kehidupan serta mencapai
tujuannya
 Sarana dalam memformulasikan serta mengisi kehidupan manusia secara individu
 Jembatan pergeseran dari kendali dan kekuasaan dari generasi tua dengan generasi
muda agar kehidupan dapat berjalan tetap selaras dan tenteram

Adanya ideologi yang tepat untuk sebuah negara memang menjadi hal yang sangat
penting karena sebagai pedoman hidup tentunya juga akan mempengaruhi berbagai
kondisi di negara tersebut.

Namun memang seringkali pada generasi saat ini terutama, makna dari ideologi ini sudah
mulai dilupakan dan tidak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut memicu
banyaknya masalah di kalangan masyarakat yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika
ideologi yang sudah dibuat berdasarkan pemikiran matang bisa dijalankan dengan baik
dan benar.

Sehingga anda perlu mengetahui dengan baik ideologi atau paham yang ada di negara
masing-masing untuk kemudian diamalkan.

Macam-macam Ideologi di Dunia beserta


Penjelasannya
written by Maya Sari December 1, 2015

Secara sederhana ideology merupakan sebuah kumpulan ide dan gagasan. Dalam ranah yang

lebih luas ideologi merupakan sebuah visi dan misi yang telah ditata sangat rapih dan

komprehensif dimana alat untuk melaksanakan ide tersebut juga sudah lengkap sehingga idea tau

gagasan tersebut dapat diterapkan secara langsung.

Biasanya ide ini merupakan gagasan dari kelompok mayoritas yang ada di dalam sebuah wilayah

atau kawasan saja. tujuan dari adanya ideology ini adalah menawarkan sesuatu yang baru pada

negara supaya dapat membuat perubahan dari sistem tatanan negara menjadi lebih baik dan lebih

sejahtera. Jika banyak orang yang setuju dengan ide ini maka ide ini akan menjadi panutan dan
patokan dalam cara melaksanakan kehidupan bernegara baik dalam cara politik, ekonomi, budaya

dan lainnnya seperti :

 fungsi DPR
 fungsi MPR
 fungsi partai politik
 fungsi lembaga politik

Berikut ini ada beberapa macam ideologi di dunia yang perlu anda ketahui, adalah sebagai

berikut:

Komunisme

Komunis merupakan salah satu ideology besar yang digunakan oleh beberapa negara di dunia ini.

awal ajarannya berasal dari tokoh karl marx dan friederich engels dimana fokus utama tujuan dari

ideology ini adalah untuk memperjuangkan hak semua kelas sosial yang ada di dalam masyarakat

menjadi kelas sosial yang sama tanpa adanya perbedaan sesuai dengan hak dan kewajiban warga

negara. Komunisme juga memiliki nama lain yaitu marxisme atau leninisme karena kedua tokoh

inilah yang melahirkan ideology ini di dunia.

Ideology komunis tumbuh karena adanya pertentangan terhadap ideology kapitalisme dimana

buruh dan tani tidak diapresiasi dengan baik dan hanya dianggap sebagai salah satu faktor

produksi saja. imbas dari pemikiran tersebut adalah terjadinya ketimpangan yang sangat besar

antara pengusaha dan buruh. Oleh karena itu muncullah partai komunis yang memperjuangkan

hak rakyat terutama rakyat kecil.

Terciptanya partai komunis

Partai komunis tercipta sebagai salah satu jembatan yang akan mengambil kekuasaan pemerintah

dengan menggunakan cara yang telah diperbolehkan. Paham komunis ini kemudian masuk dalam

posisi pemerintah dan memerintah dengan menentang adanya akumulasi modal yang terdapat

pada kaum ekspatriat saja. pada prinsipnya yang digunakan oleh komunis, kesejahteraan rakyat

yang menyeluruh dan rata merupakan prinsip utama dan untuk mewujudkannya seluruh faktor

produksi merupakan milik negara sehingga negara akan dengan mudah memberikan bagi hasil

yang sama rata ke seluruh rakyatnya.


Namun pada negara yang menjadi penganut komunis ini tidak membenarkan adanya agama

karena agama dianggap dapat menghambat kinerja dengan angan-angan yang tidak jelas serta

kelakuan yang tidak jelas pula. Tidak hanya agama namun kepercayaan lainnya pun demikian

seperti takhayul, setan dan barang ghaib lainnya. jadi, paham komunis lebih kepada paham

duniawi dan materi saja.Pergerakan paham ini cukup luas dengan pengaruhnya yang cukup besar

di dunia. diawali dengan meletusnya revolusi Bolshevik di Rusia pada tanggal 7 november 1917.

Paham komunis ini kemudian menyebar dengan luas ke beberapa negara di berbagai belahan

dunia. sampai pada tahun 2005, negara yang menganut paham ini adalah tiongkok, korea utara,

kuba, Vietnam, laos,

Kapitalisme

Ideology kapitalisme banyak digunakan oleh berbagai negara di dunia hingga saat ini. inti dari

paham ini adalah adanya capital atau modal yang dikuasai oleh pihak swasta dimana negara tidak

memiliki kekuasaan atas terjadinya sistem ekonomi dan hanya berperan sebagai pengawas saja.

para pengusaha ini memiliki tujuan yang jelas yaitu mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya

dengan pengorbanan yang seminimal mungkin sehingga untuk mencapai hal tersebut negara tidak

boleh ikut campur dalam usaha mereka. (baca :tugas, fungsi dan wewenang presiden dan wakil

presiden

Tokoh yang sangat terkenal dengan ideology ini adalah adam smith atau yang juga dikenal

sebagai bapak ilmu ekonomi. paham ini awalnya adalah sebuah cara untuk menentang adanya

paham merkantilisme dimana menurut paham merkantilisme tanah merupakan sumber modal

utama dan melupakan sumber modal lainnya. Istilah invisible hand atau tangan tak tampak sangat

terkenal dikemukakan oleh adam smith dimana menurutnya pasar yang bekerja akan selalu

diarahkan oleh tangan tak tampak sehingga tidak perlu adanya peraturan pemerintah dan segala

intervensinya.

Dampak adanya ideologi kapitalisme

Namun, perkembangan kapitalis ini menuai banyak kecaman dan kritik dari banyak orang karena

dianggap sebagai cara yang menjadikan kesenjangan di dalam masyarakat semakin meningkat.

Para pengusaha yang kaya akan terus kaya dan para buruh akan tetap menjadi buruh karena tidak
adanya intervensi dari pemerintah. Selain itu peran pemerintah pun cenderung lemah bahkan

tidak ada. Hal ini akan semakin parah jika yang menduduki bangku pemerintahan adalah para

pengusaha itu sendiri. Selain itu banyak para tokoh agama dari berbagai agama juga tidak

menyukainya. Dulu yang menerapkan paham ini adalah negara di eropa seperti inggris dan

amerika.

Anarkisme

Ideology lainnya yang pernah ada di dunia adalah paham anarkisme. Anarkisme merupakan

sebuah tatanan politik dimana dianjurkan tidak perlu adanya negara dan merupakan sebuah

tindakan sukarela yang mengatur dirinya sendiri. Namun ada beberapa orang yang

mendefinisikan sebagai suatu tatanan tanpa adanya hierarki di dalamnya sehingga semuanya

dianggap sama. Menurut paham anarkisme, negara merupakan sesuatu yang tidak dibutuhkan dan

dapat menjadikan gangguan.

Sesuai dengan namanya terkadang para orang yang menganut anarkisme ini menggunakan

kekerasan menjadipenyebab terjadinya penyalahgunaan kewenangan dalam mencapai tujuannya

atau dalam berusaha menyampaikan ide yang dimilikinya. namun, ideology ini menjadikan

berbagai pertentangan di kalangan masyarakat karena tidak adanya aturan yang jelas dan

menjadikan negara kacau karena tidak ada patokan antara baik dan benar. Negara penganut

anarkisme berada di sebagian negara spanyol namun usianya tidak lama.


liberalisme

Paham ideology liberalism tidak kalah terkenalanya dengan paham ideology yang sudah

dijelaskan di atas. Jadi, liberal berarti bebas. Para penganut liberalisme ini percaya bahwa untuk

menciptakan tatanan dunia yang bagus dan maju harus didasarkan pada kebebasan baik

kebebasan dalam pandangan politik bahkan agama sehingga sering terjadinya penyebab tawuran.

Di dalam paham liberalism ini terdapat tiga nilai pokok utama yang menjadikannya kuat yaitu

life, liberty dan property. Nilai-nilai yang terkandung dalam tiga hal tersebut dapat dilihat sebagai

berikut:
1. kesempatan yang sama – di dalam paham ideology liberalism meyakini bahwa setiap orang

berhak memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai sesuatu hal. Namun karena adanya

perbedaan kualitas antara satu manusia dengan lainnya bisa membuat pencapaian dari tiap

individu akan berbeda tergantung dengan kemampuan yang dimilikinya.

2. persamaan hak – persamaan hak merupakan kunci penting yang harus dimiliki oleh setiap

manusia bagi ideology ini. Liberalisme memberikan hak yang sama kepada setiap penganutnya

untuk memilih sesuatu terutama dalam hal politik. Hal ini juga bisa digunakan sebagai hal yang

membuang keegoisan di dalam diri setiap individu.

3. Kepedulian pemerintah – Pemerintah harus melakukan kegiatan yang sudah disetujui terlebih

dahulu oleh rakyat. Karena dalam ideology liberalism mendudukan rakyat sebagai pemegang

kekuasaan tertinggi.

4. Fungsi pemerintah dan negara – Pemerintah dan negara memiliki fungsi sebagai pengawas dan

pemberi nasehat serta menetapkan berbagai aturan dan hukum yang harus ditaati oleh

warganya. Jadi, warga negara akan merasa terlindungi dan patokan antara benar dan salah jelas

sehingga mudah untuk menyesuaikan diri.

Dalam pemikiran ideology ini menekankan adanya pemusatan kekuasaan pada diri individu jadi

tidak dipegang oleh negara melainkan setiap invidu memiliki hak untuk menyampaikan segala

ide dan pendapatnya. Namun perlu diketahui bukan berarti bahwa liberalisme tidak berperilaku

yang sebebas-bebasnya.

Sosialisme

Paham sosialisme ini mungkin hampir sama konsepnya dengan paham ideology komunisme

karena pada prinsipnya yaitu mengutamakan kepemilikan segala sesuatu secara bersama tidak ada

yang namanya hak kepemilikan individu. Istilah sosialisme ini muncul pada abad ke 19 di

perancis dan kemudian pengaruhnya menyebar ke berbagai kalangan di dunia. tokoh dari

ideology sosialisme ini adalah karl marx atas kritiknya terhadap kaum kapitalis yang telah

menyengsarakan para buruh dan tani.

Para buruh dan tani hanya dijadikan sebagai faktor produksi dan tidak dilihat lagi gaji yang

mereka dapatkan. Tingkat kelayakan hidup mereka sangat kurang sehingga muncullah bahwa
dalam negara harus melindungi rakyatnya sedemikian rupa tanpa adanya perbedaan dari satu

orang ke orang lainnya sehingga terjadi kesejahteraan yang utuh di dalam suatu negara.

Kritik dengan adanya ideologi sosialisme

Namun seiring dengan perjalanannya, ideology sosialisme ini mendapatkan kritik dari beberapa

tokoh dunia. ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh ideology sosialisme sehingga tidak

mudah digunakan sebagai ideology. Selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut:

 Warga negara akan merasa tidak diapresiasi atas apa yang telah dikerjakannya. Hal ini terjadi
karena dalam paham sosialisme pendapatan antar warga negara disamakan meskipun beban
kerja mereka tidak sama. Jadi bagi orang yang memiliki pekerjaan lebih berat dengan resiko
lebih tinggi akan sangat sulit mendapatkan insentif atas apa yang telah dikerjakannya.
Sebaliknya para pengangguran yang bahkan tidak bekerja juga akan mendapatkan jatah yang
sama dengan orang yang bekerja. Hal ini akan membuat timbulnya kecemburuan sosial.
 Tidak adanya kebebasan berfikir dan kreativitas. Dalam negara yang menerapkan sosialisme
sebagai ideology tidak akan menganggap kreativitas adalah sebuah hal yang perlu dimiliki oleh
rakyatnya. Hal tersebut dilakukan karena dalam negara sosialisme warga negara bekerja pada
sektor yang telah ditetapkan oleh negara sepenuhnya. Jadi, warga negara tidak bisa menolak
dan otomatis tidak bisa mengembangkan kreativitas di dalam dirinya.
 Tidak adanya pendidikan moral di dalam negara yang menganut paham ideology ini. hal
tersebut dikarenakan, paham sosialisme hanya bertujuan pada sektor ekonomi saja dan
pembagiannya rata pada warga negaranya namun tidak mengindahkan adanya hal-hal lainnya
selain ekonomi.

Meskipun demikian paham sosialis ini juga memiliki beberapa keuntungan antara lain sebagai

berikut:

 Seluruh warga negara sudah disediakan berbagai kebutuhan hidupnya seperti pakaian,
makanan, minuman, rumah, sekolah, pendidikan dan juga pekerjaan. Jadi warga negara baik
yang normal maupun memiliki kekurangan tidak akan dibeda-bedakan.
 Semua kegiatan dari warga negara sudah direncanakan dengan baik seluruhnya oleh negara
sehingga rakyat tidak perlu khawatir lagi adanya kekurangan pada kebutuhannya.
 Semua kekayaan alam akan diproduksi oleh negara jadi keuntungannya akan masuk dalam
negara tidak pada korporasi saja.

Konservatisme

Ideology lainnya yang ada di dunia adalah ideology konservatisme. Paham ini lebih memusatkan

pada nilai-nilai ajaran kuno atau tradisional dan menentang keras dengan adanya modernisasi
dan globalisasi. Karena adanya perbedaan niliai disetiap negara maka tujuan dari paham

konservtaif juga berbeda sesuai dengan budayanya masing-masing.

Awalnya perkembangan ideology ini tidak bergitu terkenal hingga meletusnya revolusi perancis

yang kemudian banyak orang yang ingin kembali ke tatanan dunia lama. Hal ini sangat beralasan

karena modernisasi ternyata tidak memberikan dampak yang baik bagi warga negara dan

menumbuhkan perpecahan di dalamnya sehingga merujuk pada bagian yang sangat tidak

menyenangkan. Negara yang sampai saat ini masih menggunakan paham ini adalah negara-

negara di eropa yang biasanya di dukung oleh para pekerja pasar dan para pengusaha serta

pejabat berkerah putih.

Komunitarianisme

Ideology komunitarianisme merupakan paham komunis gaya baru atau dalam versi modern.

Paham utamanya tetap sama dengan komunis klasik yaitu menentang adanya paham kapitalis dan

liberalis. Namun paham ini tidak sebagaimana komunis klasik tapi telah mengalami banyak

perubahan dalam pemikirannya.

Libertanianisme

Pada paham ideology libertanianisme warga negaranya sangat menjunjung tinggi adanya

kebebasan terutama dalam kebebasan individu. Proses pemilihan dilakukan secara utuh pada tiap

individu dan negara tidak berhak adanya pengaturan terhadap masyarakat. Pada paham ini juga

lebih menganjurkan untuk tidak membuat adanya lembaga sosial karena bisa menganggu

jalannya negara. Yang paling penting di sini adalah kebebasan individu baik dalam ranah politik

maupun dalam ranah ekonomi.

Meskipun mereka menjunjung tinggi adanya kebebasan individu, mereka ini sangat menentang

keras adanya hak kepemilikan individu pada sektor-sektor strategis. Mereka masih membutuhkan

negara sebagai alat untuk mengatur dan mengawasi jalannya sebuah tatanan negara.
Nazisme

Nazi merupakan singkatan dari nasional sosialisme adalah salah satu paham yang berasal dari

negara jerman dimana tokohnya yang sangat fenomenal adalah adolf hitler. Paham ini disinyalir

bukanlah menjadi paham baru melainkan adalah paham yang dikombinasikan dari berbagai jenis

paham lainnya seperti anti yahudi. Oleh karena itu pada masa kejayannya banyak para yahudi

yang mendapatkan hukuman mati.

Paham ideology nazisme sangat ketat dan sangat keras sehingga banyak ditentang oleh banyak

orang. ujung dari adanya nazisme ini adalah adolf hitler dibunuh. Namun hal tersebut masih

menjadi perdebatan apakah adolf hitler memang sudah mati atau belum pada saat tersebut.

Banyak orang yang mengatakan bahwa adolf hitler berhasil meloloskan diri dan kabur ke negara

lainnya yang jauh dari eropa. Meskipun aliran ini sudah dianggap hilang, namun tidak menutup

kemungkinan masih ada sisa-sisa orang yang masih mempercayai ideology ini. mereka tidak

menunjukkan diri dan merupakan organisasi bawah tanah.

Nasionalisme

Nasionalisme merupakan paham dimana kedaulatan negara menjadi hal yang mutlak dimana

untuk mencapai hal tersebut harus dilakukan kerjasama atas orang-orang yang memiliki tujuan

dan kepentingan yang sama. Keberadaan negara sangatlah penting dalam paham ini dan

keamanannya sangat dijaga ketat baik keamanan internal maupun keamanan eksternal.

Saat ini ada beberapa bentuk dari nasionalisme ini diantaranya adalah sebagai berikut:

 Nasionalis kewarganegaraan – Pada aliran nasionalis kewarganergaraan menunjukkan bahwa


suatu proses politik yang sangat berperan adalah warga negaranya, jadi rakyat merupakan
komponen yang sangat penting dan paling berperan di dalam tatanan sistem negara.
 Nasionalis etnis – Nasionalis etnik ini percaya bahwa suatu tatanan negara dengan kebenaran
politik di dalamnya akan sangat tergantung pada budaya dan etnis yang ada di dalam negara
tersebut.
 Nasionalis romantic – Romantisme dari paham nasionalis ini berkembang dari nasionalis etnik
dimana budaya dan ras serta etnik merupakan sumber kebenaran politik utama dan kemudian
sejarah dan budaya dari negara tersebut diulas kembali dan dijadikan sebagai salah satu
identitas negara.
Monarkisme

Monarkisme merupakan paham dimana kerajaan merupakan sumber utama dari kesejahteraan

negaranya. Saat ini masih ada banyak negara yang menganut paham monarki diantaranya adalah

brunei Darussalam, arab Saudi dan lainnya. jadi pusat kekuasaan tertinggi adalah raja yang

memerintah dan segenap keturunannya.

Fasisme

Fasisme merupakan salah satu ideology yang sangat keras karena mereka ingin mengatur segala

aspek kehidupannya mulai dari politik, budaya, ekonomi dan hal lainnya di negara tersebut. Pada

paham ini mereka berusaha untuk membentuk partai tunggal di dalam negara sehingga partai

inilah yang akan mengatur berjalannya negara. Para penganut paham fasis ini percaya bahwa

pemimpin tunggal yang kuat dan otoriter mampu menciptakan kedaulatan dan kesejahteraan

bersama di dalam sistem negara.

Paham fasisme ini mulai berkembang setelah perang dunia 1 dan terus berkembang hingga pada

perang dunia ke 2. Namun karena pahamnya yang keras dan menguntungkan satu pihak saja yaitu

yang memiliki kekuasaan maka hal ini kemudian banyak mendapatkan pertentangan dari dunia

luar sehingga paham ini juga runtuh.

Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti

kekuasaan. Jadi, demokrasi merupakan kekuasaan yang berada di tangan rakyat. Dalam

pelaksanaannya demokrasi memiliki slogan kuat yaitu oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat.

Landasan pemikiran dari paham demokrasi ini adalah kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat

dengan memiliki dewan perwakilan rakyat yang pada kenyataannya menjadi lembaga

pemerintahan eksekutif, yudikatif dan legislative. (baca : manfaat kehidupan demokrasi)

Dalam pemerintahan demokrasi pemimpin dipilih oleh rakyat secara langsung melalui proses

pemilihan umum. Kemudian rakyat juga memilih wakil-wakilnya sebagai sarana penyalur lidah

rakyat kepada pemerintahan yang berkuasa. Ada beberapa negara yang menganut ideology ini
yaitu inggris, Denmark, norwegia, swedia, amerika, Israel, Venezuela, belgia, Australia, selandia

baru dan lainnya.

Berikut adalah macam-macam dari ideologi demokrasi ;

1. Demokrasi pancasila – Ideology demokrasi pancasila merupakan ideology yang dianut oleh

satu negara saja di dunia yaitu Indonesia. fokus utama dalam paham demokrasi pancasila adalah

membentuk negara yang demokratis namun tetap tidak meninggalkan ideology pancasila sebagai

dasar negara. Jadi, demokrasi tetap dilakukan asalkan masih pada di dalam pancasila dan tidak

mencederai pancasila. Apabila sudah keluar dari pancasila maka demokrasi tersebut tidak bisa

dilaksanakan dan harus menggantinya dengan yang baru.

2. Demokrasi Kristen – Demokrasi Kristen merupakan suatu tatanan negara dimana menerapkan

demokrasi berdasarkan asas agama Kristen dalam pelaksanannya. Ideology ini muncul karena

adanya aliran religious pada abad ke 19 dan berkembang di wilayah eropa dan amerika latin.

3. Demokrasi Islam – Demokrasi islam merupakan tatanan negara yang menerapkan paham

demokrasi namun tetap berlandaskan pada asas islam sebagai patokan utamanya. Namun hal ini

tidak berlangsung lama karena pada dasarnya demokrasi tidak cocok dengan agama islam.

Demikian beberapa ideology yang ada di dunia, beberapa ideology mungkin masih bertahan

sampai saat ini namun ada juga yang sudah punah karena tidak cocok dengan perubahan zaman

dan tidak mudah diterapkan di dalam sistem kemasyarakatan bersama di dalam sebuah negara.

beberaa paham yang beraliran keras sebagain besar sudah runtuh. pada prinsipnya tidak ada

negara yang menerapkan ideologi secara utuh, saat ini negara akan menggunakan berbagai

kombinasi dari beberapa ideologi karena memang sangat sulit menerapkan satu macam ideologi

saja.

Macam Macam Ideologi di Dunia


1. Komunisme
merupakan paham dimana lebih mendahulukan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi dan golongan. Negara yang paham komunisme juga
menyatakan,bahwa semua hal dan sesuatu yang ada di suatu negara dikuasai
secara mutlak oleh negara tersebut. Penganut paham komunis tersebut berasal
dari Manifest der Kommunistischen. Negara yang masih menganut paham
komunisme yaitu Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.

2. Liberalisme
Liberalisme atau bisa disebut dengan Liberal merubaha sebuah ideologi dari
sekumpulan pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada
pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.

Negara penganut Liberalisme yaitu: Amerika Serikat, Argentina, Yunani, Rusia,


Zimbawe, Australia, Jerman, Spanyol, Swedia dll.

3. Kapitalisme
Kapitalisme atau Kapital yaitu suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal
bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan dengan sebesar-besarnya.
Kapitalisme mempunyai kisah sejarah yang sangat panjang, yakni sejak
ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Adam Smith
terkenal sebagai tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme.
Dia juga menyerang para kelompok ekonom yang menganggap bahwa
kemakmuran tanah negara merupakan sesuatu yang paling penting dalam pola
produksi. Negara yang menganut paham kapitalisme antara lain yaitu Inggris,
Belada, Spanyol, Australia, Portugis, dan Perancis.

4. Fasisme
Fasisme yaitu sebuah paham politik yang membanggakan sebuah kekuasaan
absolut tanpa demokrasi. Dalam paham fasisme, nasionalisme yang sangat
fanatik dan juga otoriter sangat jelas terlihat.

Kata fasisme berasal dari bahasa Italia yaitu “fascio”, kata “fascio” sendiri berasal
dari bahasa Latin yaitu “fascis” yang berarti seikat tangkai kayu. Negara yang
menganut paham fasisme yaitu Italia, Jerman.

5. Sosialisme
Sosialisme merupakan suatu paham yang memiliki tujuan untuk membentuk
negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik
perseorangan. Untuk diketahui kata sosialisme ini mulai digunakan sejak awal
abad ke-19. Negara yang menganut paham sosialisme yaitu Kuba dan
Venezuela.

Baca Juga : Komposisi Penduduk : Pengertian dan Macam-


macamnya
6. Anarkisme
Anarkisme memiliki pengertian sebagai paham yang lebih mempercayai, bahwa
segala bentuk suatu negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya merupakan
sekumpulan lembaga yang membiasakan penindasan terhadap kehidupan.
Karena sebab itulah negara pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan atau harus dihancurkan.

Secara umum pada daerah ekonomi, politik, dan administratif. Anarki berarti
pengorganisasian dan pengelolaan, tanpa aturan administrasi yang diartikan
secara luas sebagai pihak yang lebih hebat dalam wilayah ekonomi, politik dan
administratif (baik pada ranah publik maupun privat).

7. Konservatisme
Unsur yang terkandung di dalam ideolagi konservatisme, yaitu:

1. inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan,


baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang statis.
Sering kali juga bahwa pola pemikiran tersebut dilandasi oleh kenangan
manis mengenai kondisi kini dan masa lampau
2. filsafat : perubahan tidak selalu berartin ada kemajuan. Karena itulah, akan
lebih baik jika perubahan berlangsung secara tahap demi tahap, tanpa
menggoncang struktur social politik dalam negara atau masyarakat yang
bersangkutan.
3. landasan pemikiran, bahwa pada dasarnya manusia itu lemah dan
terdapat “evil instinct and desires” dalam dirinya. Oleh karena itu, perlu
adanya konsep pengendalian melalui peraturan yang ketat
4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter.

8. Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu “pañca”
yang memiliki arti “lima” dan “śīla” yang memiliki arti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan IDEOLOGI Negara Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia,berikut isi dari Pancasila :

Sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”;


Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”
Sila ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia”
Berikutnya Sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmah, Kebijaksanaan, Dalam Permusyawaratan/Perwakilan”
Dan yang terakhir Sila Kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.”
9. Demokrasi
Demokrasi artinya adalah hukum untuk rakyat oleh rakyat. Kata Demokrasi terdiri
dari 2 kata, yaitu “Demos” yang berarti “Rakyat”, dan “Kratos” yang berarti
“Kekuasaan”. Jadi Demokrasi bisa diartikan sebagai kekuasaan ditangan rakyat.
Di beberapa kota Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini, seperti
di Athena dan Sparta.
Negara yang menganut idelogi Demokrasi yaitu Inggris, Norwegia, Denmark,
Swedia, Belanda, Belgia, Australia, Selandia Baru, Israel, dan Venezuela.

10. Marxisme
Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara
revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917.
3 komponen dasar dari Marxisme, antara lain:

1. filsafat dialectical and historical materialism


2. sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga
kerja dari David Ricardo dan Adam Smith
3. Berhubungan dengan teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan
atas dasar konsep perjuangan kelas. Konsep tersebut dipandang mampu
membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.

Pengertian Wawasan Pendidikan


Pengertian Wawasan Pendidikan
Pendidikan. Wawasan pendidikan adalah wawasan yang dibutuhkan oleh
seorang guru dalam memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang
berkenaan dengan memandang serta cara bersikap yang lebih umum yang
dimiliki setiap guru di dalam menghadapi tugas-tugasnya dalam arti yang
lebih mendasar, yaitu seperti wawasan dalam hal belajar mengajar.

Pentingnya wawasan pendidikan bagi calon guru yaitu akan memberikan


asumsi-asumsi atau pertanyaan-pertanyaan yang dianggap benar untuk
menjadi landasan untuk setiap calon guru dalam memandang, menyikapi,
serta melaksanakan tugasnya. Dengan kata lain setiap guru harus
melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan konteks kependidikan.
Sehingga muncul harapan apapun yang dilakukan guru dapat
dipertanggung jawabkan secara profesional khususnya di lingkungan
masyarakat.

Konsepsi hakikat manusia adalah sebagai suatu objek yang dapat dibentuk
sesuka hati atau yang menekankan kebaikan hakiki manusia. Di negara
kita, Indonesia telah dikenal konsepsi manusia yang dipergunakan adalah
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila yang menyoroti kaitan
fungsional individu dengan sosial masyarakat. Pada hakikatnya manusia
memiliki potensi baik, namuan semua itu tergantung dari faktor
lingkungannya.

Seorang guru harus memahami hakikat pendidikan karena seorang guru


harus mampu melihat pendidikan sebagai suatu proses sekaliagus sebagai
tujuan. Asumsi dasar yang memandang pendidikan sebagai suatu kegiatan
kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia
sutuhnya di lingkungan masyarakat. Sehingga dengan demikian, guru
mampu menjalankan tugas dan peranannya dalam mendidik manusia
menjadi manusia yang seutuhnya atau memanusiakan manusia secara
profesional dan bertanggung jawab.

Didalam proses belajar terjadi proses mengajar karena usaha untuk


mencapai tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan atau
kondisi belajar yang lebih kondusif, hal ini berkaitan dengan mengajar
karena mengajar adalah sebuah usaha penciptaan sistem lingkungan yang
menungkinkan terjadinya proses belajar.

Dalam proses belajar mengajar guru harus merangsang siswa sedemikian


rupa, agar :

1. siswa mampu mengeluarkan kemampuannya


2. pengetahuan yang diberikan oleh guru mampu diserap oleh
siswa
3. sikap siswa dapat tercermin sesuai dengan harapan
4. siswa mampu mengeksplor bakatnya secara optimal
5. siswa mampu memahami pelajaran dan mampu memecahkan
masalah pelajaran dengan menggunakan pemikirannya
6. Siswa mampu mengeluarkan pendapat atau memperlihatkan
pemikirannya
Pengertian dan Fungsi Pendidikan.
Wawasan Pendidikan. Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat
dikembangkan melalui pengalaman. pengalaman itu terjadi karena
interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial manusia
secara efisien dan efektif itulah yang disebut pendidikan. latar tempat
berlangsungnya pendidikan disebut lingkungan pendidikan(keluarga,
sekolah, dan masyarakat).

Semakin bertambah usia seorang, peranan lingkungan pendidikan lainnya


(sekolah n masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh keluarga
masih tetap beranjut. berdsarkan perbedaan ciri-ciri penyelenggaraan
pendidikan pada ketiga lingkungan itu, maka ketiganya sering dibedakan
sebagai pendidikan informal, formal, dan nonformal. pendidikan yang
terjadi pd keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar serta disebut
pendidikan informal.

Sebaliknya sedangkan pendidikan sekolah dirancang dan dilaksanakan


dengan aturan -aturan yg ketat, sperti harus berjenjang dan
berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal. sedangkan
pendidikan di lingkungan masyarakat tdk dipersiapkan berjenjang dan
berkesinambungan, serta dengan aturan-aturan yang longgar sehingga
disebut pendidikan nonformal.

Related

 Makna Perubahan dan Keberlanjutan dalam Sejarah Lengkap dengan Pendapat para
Ahli
 Pendekatan Induktif : Pengertian, Strategi Berfikir, Karakteristik dan Langkah-
Langkahnya
 Pengertian dan Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif Menurut Pendapat Ahli
Pendidikan informal, formal, dan nonformal itu sering disebut dipandang
sebagai subsistem dari sistem pendidikan, serta bersama-sama
menjadikan pendidikan berlangsung seumur umum.Sisdiknas
membedakan dua jalur pendidikan , yakni jalur pendidikan sekolah dan luar
sekolah. jalur pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang
diselenggarakan di sekolh, sedangkan luar sekolah adlh pendidikan yang
dilaksanakan di luar sekolah melalui kegiatan 2 belajar-mengajar yg harus
berjenjang n berkesinambungan, baik dilembagakan maupun tdk, yg
meliputi pendidikn keluarga, pendidkn prasekolah.

secara umum fungsi lingkungan pendidkan adalah membantu peserta didik


dalm berinteraksi dengan berbagai lingkungan di sekitarnya (fisik, sosial,
dan budaya), utmanya berbagai sumber daya pendidikan yang optimal.

Selain itu pross pendidikan jg berfungsi untuk mengajarkan tingkah laku


umum dan untuk menyeleksi/mempersiapkan individu untuk peranan
tertentu. sehubungan dari funsi kedua ini, pendidikan berfungsi untuk
mengajarkan berbagai macam keterampilan dan keahlian. meskipun
pendidikan informal juga berperan melaksanakan kedua fungsi terbats,
tetapi sangat terbatas, khususnya dilaksanakan oleh masyarakat yg masih
primitif. Pendidikan formal berfungsi untuk mengadakan pengetahuan
umum dan pengetahuan yg bersifat khusus dalam rangka mempersiapkan
untuk pekerjaan pekerjaan tertentu.

Pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui 3 kegiatan yaitu, membimbing


(terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi
perilaku umum atau aspek pembudayaan), mengajar (terutama berkaitan
dengan penguasaan ilmu pengetahuan), dan melatih (teruma berkaitan
dengan keterampilan dan kemahiran dalm aspek teknologi).

B. tripusat pendidikan

pada masyarakat sederhana dengan struktur sosial yang belum kompleks,


cakrawala anak sebagian bsar dibatasi oleh keluarga. pada masyarakat
tersebut keluarga mempunyai 2 fungsi, yaitu fungsi produksi dan fungsi
konsumsi. kedua funsi ini mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap anak anak.

1. keluarga

keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil


orang karena hubungan semenda dan sedarah.

2 sekolah

peningkatan fungsi sekolah

1. Pengajaran yang mendidik, yakni pengajaran yang secara serentak


memberi peluang pencapaian tujuan instruksional bidang studi dan
tujuan-tujuan umum pendidikan lainnya.
2. Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan
penyuluhan (BP) di sekolah , agar program edukatif ini tidak sekadar
suplemen tetapi menjadi komplemen yang setara dengan program
pengajaran serta program lainnya di sekolah.
3. Pengembangan perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat sumber
belajar.
4. Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah,
khususnya yg terkait dengan peserta didik, pengelola sekolah
sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan seharusnya merupakan
refleksi dari suatu masyarakat pancasilais sebagaimana yang
dicitacitakan dalam tujuan nasional.

3. masyarakat

 Masyarakat sebagai penyelenggaran pendidikan, baik yang


dilembagakan (jalur sekolah dan luar skull) maupun yg tidak
dilembagakan.
 Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan atau klp sosial di
masyarakat, baik langsung maupun tak langsung mempunyai peran
dan fungsi edukatif.
 Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber blajar, baik yg
dirancang maupun yg dimanfaatkan
C. pengaruh timbal balik antara tri pusat pendidikan terhadap
perkembangan peserta didik.

pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yg besar dalam


kegiatan pendidikan

1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yg berbudaya


2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan.
3. Pengetahua dalam upaya pemahiran ketermapilan.

Anda mungkin juga menyukai