untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara
berbicara merupakan komunikasi yang dilakukan dengan cara tatap muka berupa ujaran
yang berbentuk bunyi bahasa serta tanggapan menyimak pada informasi yang disampaikan
dapat ditangkap secara langsung dan mudah dipahami, berbeda dengan komunikasi tidak
langsung yaitu kegiatan komunikasi secara tertulis yang disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak lain. Namun di dalam makalah ini yang akan dikupas adalah ilmu tentang
keterampilan berbahasa yang indah dan mengandung unsur seni melalui berbicara.
Menurut Aristoteles seorang filsuf yang terkenal mengemukakan bahwa yang dimaksud
dengan retorika adalah ilmu yang mengajarkan orang keterampilan menemukan secara
persuatif dan objek suatu kasus. Pengetahuan mengenai ilmu atau teori berbicara akan
sangat bermanfaat dalam menunjang kemahiran serta keberhasilan seni atau praktek
sebagai suatu seni. Untuk itu retorika sangat bermanfaat dalam bidang politik, bidang
usaha, karyawan bahasa, bidang kesenian dan bidang pendidikan. Setelah melewati
berbagai macam zaman dan keragaman, pengertian retorika ini tidak lain dari penyempitan
pengertian retorika itu sendiri. Semua kegiatan yang memakai bahasa sebagai sarana dasar
dapat digolongkan ke dalam kegiatan berbicara. Retorika dapat dibatasi sebagai teori dan
praktek kemahiran berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Retorika peranannya cukup
penting dalam masyarakat. Kegiatan inilah yang membedakan manusia berbeda dengan
makhluk lain. Di samping itu, retorika juga mempunyai peranan penting dalam
Retorika memegang peranan penting dalam kegiatan berbicara. Hal ini sudah lama
disadari dibelahan bumi bagian barat. Berdasarkan peninggalan tertulis bangsa Yunani
ternyata masalah ini sudah dikenal sejak abad ke-5 sebelum Masehi. Studi retorika ini
Studi retorika muncul pertama kali di Sarakura ibu kota Pulau Sisilia, daerah kekuasaan
Yunani sekitar abad ke-5 sebelum Masehi. Retorikus pertama yang mempelajarinya
bernama Corax. Corax dengan muridnya Tissias mengemukakan bahwa retorika tidak lain
dari kecakapan berpidato di depan umum. Pidato di depan umum, pidato lain tidak berhak
dan kemudian dimantapkan dengan kekuatan berlatih. Retorika Corax dan Tissias yang
kemudian berkembang di Semenanjung Attic (Yunani), sehingga retorika ini lebih dikenal
dengan retorik Attic. Corax menulis makalah retorika, yang diberi nama Techne Logon
(Seni Kata-kata). Walaupun makalah ini sudah tidak ada, dari para penulis sezaman, kita
dan kesimpulan. Dari sini, para ahli retorika kelak mengembangkan organisasi pidato.
Lain lagi pengertian retorika yang dikemukakan oleh kaum Sofis menjelang akhir abad
ke-5 sebelum Masehi. Tokoh yang menonjol dari golongan ini antara lain Gorgias, Lycias
, Phidias Protogoras, dan Isocrates. Menurut mereka retorika tidak lain dari alat untuk
memenangkan suatu kasus lewat bertutur, asal saja tutur tersebut berdasarkan petunjuk-
petunjuk retorika yang telah digariskan oleh kaum Sofis seperti kepandaian memainkan
ulasan, kefasihan berbahasa, pandai memanfaatkan emosi penanggap tutur, dan terahir
keseluruhan tutur harus ditujukan untuk mencapai kemenangan. Retorika menurut kaum
Sofis ini tidak lain dari sarana tutur yang efektif untuk mencapai suatu kemenangan. Dalam
abad modern ini dasar-dasar retorika Sofis kelihatan dimanfaatkan dalam hal-hal tertentu
seperti propaganda, indoktrinasi, agitasi, kampanye, dan terlihat juga dalam reklame.
Aristoteles adalah seorang filsup yang menyelamatkan retorika dari pengertian yang
kurang baik sebagai akibat dari ajaran kaum Sofis. Menurut Aristoteles retorika adalah
ilmu yang mengajarkan orang keterampilan menemukan secara persuatif dan objektif suatu
kasus. Retorika bertujuan meyakinkan pihak lain akan kebenaran kasus yang dibicarakan.
Keyakinan akan kebenaran kasus merupakan tujuan akhir. Berbeda dengan kaum Sofis
Untuk meyakinkan orang akan kehadiran retorika sebagai ilmu, Aristoteles telah
menyusun tiga buah buku yang berjudul retorik. Dalam ketiga bukunya itu Aristoteles
telah mengupas secara panjang lebar berbagai masalah yang termasuk ruang lingkup
retorika. Ia menekankan bahwa retorik adalah suatu pokok persoalan (subjek) yang
digambarkan secara sistematis sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu yang lain. Retorika
kepada pihak lain. Prinsip-prinsip ini akan membina keterampilan seseorang menemukan
Pada abad ke-17 retorika mengalami kemunduran. Faktor dilukiskan tanpa hiasan
herbal. Tetapi pada tahun 30-an lahir aliran positivisme yang kembali meminta perhatian
tentang pentingnya mempelajari bagaimana bahasa itu dipergunakan. Sampai abad ke-20,
telah digariskan oleh Aristoteles setelah 23 abad lebih telah berkembang menjadi tradisi
dalam studi retorika. Oleh sebab itu retorika ini juga disebut retorika tradisional. Kalau
zaman lampau retorika lebih menekankan pada seni berpidato, namun dengan kemajuan
berteknologi misalnya penemuan mesin cetak, peranan retorika dalam wujud seni pidato
Pada abad pertengahan retorika kembali melihat pada zaman lampau. Sebagai
unsur hiasan gaya sangat diperhatikan. Semakin banyak hiasan yang dipakai semakin baik
gayanya. Akibatnya, timbul pujaan akan gaya bahasa dan etimologi akan gaya-gaya bahasa
individual. Pada zaman renaisance timbul dua aliran, yaitu aliran humanisme dan aliran
ramisme. Aliran humanisme mengangkat kesuastraan rakyat sebagai suatu prestasi yang
harus diberi penghargan. Sedangkan aliran Ramisme dengan tokohnya Petrus Ramus atau
bertalian dengan jenis, macam, sebab, akibat, dispoposio (penyusunan pidato) sehingga
retorika mencakup dua aspek, yaitu jalinan kata-kata dan pembawaan pidato dengan bahasa
lisan atau dengan kata lain pidato. Dengan demikian, akhirnya pengertian retorika ini tidak
lain dari penyempitan pengertian retorika, semua kegiatan yang memakai bahasa sebagai
sarana dasar dapat dikelompokan dalam kegiatan berbicara. Retorika dapat dibatasi sebagai
teori dan praktek kemahiran berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Retorika bertujuan
menerangkan kaidah-kaidah yang menjadi landasan dari menulis dan bertutur untuk
fundamental untuk menyusun sebuah wacana. Perananya cukup penting dalam masyarakat,
disamping itu retorika juga mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu
kebudayaan.
Public Speaking adalah salah satu bagian dari komunikasi , kita harus memahami
bahwa tujuan komunikasi adalah supaya orang lain mengetahui apa yang anda sampaikan,
melaksanakan apa yang kita mau dan mengikuti apa yang kita katakan. Setiap profesi
memiliki tujuan yang berbeda dalam public speaking. Tentu seorang MC punya tujuan
yang berbeda dengan seorang sekretaris, seorang motivator berbicara di depan umum.
Begitu pula dengan pelawak, guru, pemilik usaha, manager atau dosen. Jadi tanyakan pada
diri kita, apa profesi kita dan apa tujuan kita berbicara didepan umum.
sebelumnya diarahkan ke suatu tujuan yang jelas. Dalam hal ini pembicara banyak
berpegang pada prinsip-prinsip yang digariskan oleh para ahli retorika. Pemanfaatan
retorika terencana ini misalnya dalam bidang politik, bidang usaha, karyawan bahasa,
bidang kesenian, dan bidang pendidikan. Khususnya dalam bidang pendidikan, para
pendidik dalam tugasnya sadar atau tidak banyak terlibat dengan retorika. Keterlibatan ini
pelajaran yang bagaimanakah yang diperlukan anak didik? Bagaimana cara menyajikan
agar anak didik tertarik? Pemanfaatan retorika secara terarah tampak lebih menonjol pada
proses pengajaran dalam kelas. Dalam proses ini guru berusaha menerapkan prinsip-
prinsip pendidikan yang telah dipelajari sebelumnya. Penerapan ini biasanya sesuai dengan
jenis pelajaran yang disajikan, kondisi anak didik, situasi sekolah, keadaan ekonomi politik
dan sosial yang sedang berlangsung. Misalnya pemakaian bahasa, pemakaian peraga
hendaknya disesuaikan dengan anak didik dan kemampuannya. Semua usaha yang
direncanakan ini merupakan proses penerapan retorika baik dilakukan secara sadar maupun
tidak.
sehingga perhatian anak didik tidak tercurah pada bahan yang disajikan. Dengan demikian
sukar membayangkan kalau bahan-bahan pengajaran itu akan membawa hasil yang
diharapkan. Oleh sebab itu sebaiknya para pendidik memanfaatkan retorika dalam proses
belajar mengajar. Guru yang cakap memanfaatkan retorika dalam tugasnya, disatu pihak
ia akan disenangi oleh anak didiknya dan dilain pihak mereka akan berhasil sebagai
seorang pendidik.
Menurut Larry King “orang sukses adalah pembicara yang sukses dan sebaliknya.
Adakah orang sukses yang tidak dapat mengekspresikan dirinya? Jawabannya adalah nihil.
Mungkin mereka tidak pandai ngobrol atau mungkin tidak dapat bicara di depan umum,
tetapi mereka cukup berbicara dalam suasana sosial cukup berbeda, untuk meraih
kesuksesan. Untuk sebagian orang berbicara di depan umum bukan mejadi hal yang
mudah, tak heran kalau seseorang mengangap bicara adalah momok yang sangat
menakutkan dan memalukan, malah menjadikan orang gugup ketika disuruh berbicara
sehingga sering terjadi kesleo lidah, dan menjadi terpleset kata. Mereka itu hanya orang-
orang yang takut berbicara karena takut salah, atau takut salah untuk mengatakan hal yang
benar.
Tidak ada yang mengatakan Harry Truman sebagai orator ulung, tapi banyak yang
mengganggapnya presiden hebat. Ia adalah pembicara yag baik dalam urusan politik. Ia
bukan pembicara yang memikat, tetapi merupakan komunikator yang baik, karena ia
berusaha agar pembicaranya mudah dipahami. Ia tidak teoritis, tetapi mampu meluncurkan
gagasan yang jelas dan langsung. Tetapi kebanyakan yang paling penting untuk kita adalah
publik. Tak ubahnya seorang pembelajar yang mempunyai gaya belajar yang berbeda-
beda. Berbicarapun sama, seseorang mempunyai gaya berbicara sendiri-sendiri. Seseorang
dapat menilai dan memberikan gambaran bahwa gaya bicara orang berbeda-beda, tetapi
berbicaranya cocok atau tidak dengan vocal pembicara. Berbicara adalah hal yang simple
sebenarnya berbicara menggunakan otak, lakukan dengan enjoy, mengikuti zaman, jangan
berpikir negatif, mengembangkan unsur-unsur yang ada seperti warna suara, penyampaian,
dan penampilan (performance), dan sikap komunikator. Anggap lah berbicara adalah
kesempatan. Tak usah enggan untuk berbicra ingat pepatah: “Jika anda tidak merasa ahli
berbicara maka yakinlah bahwa anda akan ahli berbicara, namun jika anda merasa pandai
berbicara maka anda dapat melakukan lebih baik”. Terus berlatih dan kembangkan
kemampuan berbicara di mulai berbicara yang sederhana, dan memperhatikan orang bicara
adalah salah satu media untuk belajar menjadi pembicara yang baik dan dapat lebih
dinikmati.
D. Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu bentuk perbuatan berbicara di depan umum atau orang dalam
situasi tertentu, untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu pula. Tahap persiapan
piadato yaitu:
Sebelum kita berpidato kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yamg akan kita
sampaikan dan tingkah laku apa yang akan diharapkan dari khalayak kita. Dengan singkat
Apabila topik yang baik sudah ditemukan, kita memerlukan keterangan untuk
pengertian.
Sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan, dapat dikemukakan empat
macam pidato:
1. Pidato Impromtu adalah pidato dadakan tanpa ada persiapan yang matang
2. Pidato Manuskrip pidato dengan menggunakan naskah, dimana juru pidato membacakan
naskah pidato dari awal sampai akhir. Manuskrip ini cocok untuk tokoh nasional, bisa juga
3. Pidato Memoriter adalah pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata, seperti
manuskrip
4. Pidato Ekstempore adalah jenis pidato yang paling baik dan paling sering dilakuakan oleh
a. Kontak, melihat langsung pada khalayak dengan cara keseluruhan dan dengan perhatian
terbagi, tidak terpaku pada catatan materi pokok, kontak seperti ini disebut kontak visual
sedangkan kontak mental dengan memperhatikan umpan balik atau respon dari khalayak.
b. Olah vokal, mekanismenya mengubah bunyi menjadi kata, ungkapan atau kalimat.
perhatian. Jadi 3 hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian pidato adalah poise,
pause, pose. Poise artinya kepercayaan diri dan ketenangan, Pause artinya hentian yang
tepat yang menunjukkan olah vokal yang baik, Pose artinya penampilan saat berpidato.
Retorika adalah suatu gaya/seni berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alami (Talenta)
dan keterampilan teknis. Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang
dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia.
Dialektika adalah metode untuk mencari kebenaran lewat diskusi dan debat.
Melalui dialektika yang dimiliki orang dapat menyelami suatu masalah,
mengemukakan pendapat dan menyusun jalan pikiran secara logis.hubungan retorika
dengan dialektika adalah karena diskusi dan debat juga merupakan bagian dari ilmu
retorika.
Public speaking adalah cara berbicara didepan khalayak umum yang sangat
menuntut kelancaran berbicara, control emosi, pemilihan kata dan nada bicara,
kemampuan untuk mengendaliakan suasana, dan juga penguasaan bahan yang akan
dibicarakan. Dalam public speaking juga dibutuhkan penguasaan medan dan
pengenalan terhadap karakter audience yang diajak berbicara dan bahasa juga
menyangkut gaya tubuh yang menunjang materi pembicaraan.
Ilmu retorika, dialektika, dan public speaking secara umum diperlukan oleh
semua orang, tetapi secara khusus sangat diperlukan oleh mereka yang bergerak
dibidang politik, komunikasi dan juga seorang manajer.