PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari – hari, setiap manusia pasti melakukan kegiatan komunikasi
untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara
langsung ataupun tidak langsung. Menurut Aristoteles, retorika adalah ilmu yang
Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat
kepada seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Berbicara adalah satu kemampuan khusus
pada manusia. Retorika adalah istilah tradisional yang diberikan pada suatu teknik
pemakaian Bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada pengetahuan yang tersusun baik.
Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian, dan
kesanggupan berbicara.
Dalam bahasa percakapan atau bahasa populer, retorika berarti di tempat yang tepat,
pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata- kata yang tepat,
benar, dan mengesankan. Dalam seni dituntut penguasaan bahan dan pengungkapan yang
utama untuk memengaruhi massa. Bahasa dipergunakan untuk meyakinkan orang lain.
pikiran akan membawa dampak negative dlam hidup dan karya seorang pemimpin
Semua kegiatan yang memakai bahasa sebagai sarana dasar dapat digolongkan dalam
kegiatan berbicara. Retorika dapat dibatasi sebagai teori dan praktik kemahiran berbahasa,
baik lisan maupun tulisan. Retorika memiliki peranan cukup penting dalam masyarakat.
1
Dalam sejarah dunia, kepandaian berbicara merupakan instrument utama untuk memengaruhi
massa.
mempergunakan Bahasa sehingga tidak jelas mengungkapkan masalah atau pikiran akan
membawa dampak negatif dalam hidup dan karya seorang pemimpin.Dalam komunikasi
public sering kita menjumpai istilah retorika, namun masih banyak yang belum mengerti apa
itu retorika. Maka dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian retorika dan hal- hal
mengenai retorika.
Secara keseluruhan, makalah ini terdiri atas tiga bab. Bab bab tersebut berturut-turut
memuat:(1) Pengertian Retorika, (2) jenis jenis retorika,(3) fungsi retorika, (4) tujuan
retorika (5) seni dalam bebicara, (6) Bagaimana retorika dan strategi dalam komunikasi.
Penulis memilih judul makalah untuk ditujukan kepada mahasiswa program studi ilmu
1.3 Tujuan
2
Adapun tujuan dari penulisan makalah dengan judul Retorika Dan Strategi Dalam
Komunikasi adalah :
1.4 Manfaat
Hasil makalah ini diharapkan dpat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
1. Manfaat teoretis :
2. Manfaat praktis :
sistematis.
Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara (the
pikiran akan membawa dampak negative dalam hidup dan karya seorang pemimpin.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai cikal bakal ilmu komunikasi, retorika mempunyai sejarah yang panjang.
Para ahli berpendapat bahwa retorika telah ada sejak manusia ada. Akan tetapi, retorika
sebagai seni berbicara yang dipelajari baru dimulai pada abad ke -5 sebelum Masehi ketika
kaum sofis di Yunani menggembara dari tempat yang satu ke tempat yang lain untuk
kemampuan berpidato.
Kaum sofis berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang berpengetahuan dan
berkemauan. Tokoh aliran sofisme adalah Georgias (480 – 370 ) yang dianggap sebagai guru
retorika pertama dalam sejarah manusia. Filsafat mazhab sofusme ini dicerminikan oleh
Georgias yang menyatakan bahwa kebenaran suatu pendapat hanya dapat dibuktikan jika
( 469 – 399 )( dalam Hendrikus Dori Wuwur, 1991 ) Protagoras mengatakan bahwa
Socrates, retorika adalah demi kebenaran dengan dialog sebagai tekniknya karena dengan
Macedonia. Pada waktu itu telah menjadi anggapan umum bahwa terdapat system
pemerintahan yang berkedaulatan rakyat, yaitu harus ada pemilihan berkala dari rakyat dan
4
oleh rakyat untuk memilih pemimpin. Demokrasi menjadi sistem pemerintahan dan
1. Retorika Pra-Yunani
Bak rantai yang tidak terputus, peradaban-peradaban yang ada di muka bumi
ini tidak memulai keberadaannya, dengan segala aspek yang dibawa, tanpa pengaruh
teknologi informasi dan transportasi Amerika Serikat saat ini, misalnya, adalah buah
Yunani Kuno.
komputer, dan sekarang peneman itu berimbas pada zaman e-technology. Dalam
manusia dalam berkomunikasi ini tidak bersifat statis. Dinamisme ilmu ini bisa kita
Dari masa dimana retorika hanya merupakan kebiasaan manusia hingga masa
yang menjadikan retorika disiplin ilmu dengan berbagai teori dan definisi. Orang-
5
sebagaimana masyarakat Mesir Kuno dan Assyria, yang datang setelahnya, mengasah
uraian sistematis retorika diletakan pertama kali oleh orang Syracuse, sebuah koloni
Yunani yang berada di bawah pimpinan para tiran. Keadaan di bawah tekanan para
Corax pernah menggubah sebuah makalah mengenai Retorika yang ia beri judul
Techne Logon. Para ahli berkeyakinan bahwa makalah Corax ini berisikan tentang
teori kemungkinan dalam bersilat lidah. Di samping itu, Corax telah meletakan dasar-
dasar organisasi pesan. Ia membagi pidato pada lima bagian: pembukaan, uraian,
argumen, penjelasan tambahan, dan kesimpulan. Dari sini, para ahli retorika kelak
Di belahan lain kerajaan Yunani, masih pada abad yang sama, terlahir pula
Empedocles. Ia pernah berguru pada filosof masyhur, Phytagoras, dan tulisannya The
6
Nature of Things kelas membawanya menjadi terkenal. Sebagai mistikus, filosof,
adalah kepiaw aiannya mengajarkan prinsip-prinsip retorika yang kelak dijual Gorgias
kepada penduduk Athena. Selain Corax dan Empedocles, masih banyak tokoh-tokoh
lain yang memerankan peranan penting dalam pengembangan Retorika pada zaman
Yunani Kuno. Jumlah tokoh yang banyak itu tak bisa dilepaskan dari citra dan
Konon, Retorika dipandang sebagai keahlian kaum ningrat saja. Tidak semua
mampu, atau bahkan boleh, mempelajari Retorika. Dan negara sendiri memfasilitasi
para jago orasi sebuah match even yang bergengsi laiknya perlombaan olah raga
retorika sebagai ilmu yang terbatas. Keterbatasan inilah yang akhirnya membuat
sekolah retorika yang paling berhasil tahun 391 SM. Ia mendidik muridnya
dalam rentetan anak kalimat yang seimbang dengan pergeseran suara dan gagasan
yang lancar. Karena ia tidak mempunyai suara yang baik dan keberanian untuk
risalah-risalah ini dianggap warisan prosa Yunani yang menakjubkan. Gaya bahasa
7
Massillon, Jeremy Taylor, dan Edmund Burke. Dua tokoh yang penulis sebutkan
terakhir, Plato dan Aristotles, boleh jadi gambaran air mata guru mereka Socrates.
Socrates yang amat kecewa atas matrealisme kaum sophis yang menjadikannya
bagian dari kaum termarginalkan. Ia mengkritik kaum sophis sebagai para prostitut.
Prostitut dalam artian orang yang menjual kebijaksanaan dengan uang. Plato, sebagai
refleksi atas apa yang telah menimpa gurunya, mengategorikan kebenaran menjadi
kebenaran relatif yang didapat dalam sophisme, dan kebenaran sejati yang manusia
adalah kontribusi ilmiah beliau dalam De Arte Rhetorica yang daripadanya kita
Pada zaman Romawi, Retorika sempat mengalami gejala statis. Tidak banyak
kemajuan yang berarti tercipta, pasca De Arte Rhetorica, dua ratus tahun sebelumnya,
digubah oleh Aristotles. Rupanya hal ini mengindikasikan akan kuat dan
Plato tersebut. Adapun pustaka mengenai retorika yang muncul pada zaman romawi
Pada zaman ini banyak terlahir orator-orator ulung seperti Antonius, Crassus,
Rufus, Hortensius, dan Cicero. Yang terakhir inilah yang sepertinya merupakan best
of the best dari sekian orator yang hidup pada zaman Romawi.
semua khazanah retorika, dan Andalah orang pertama yang menggunakan semuanya.
8
Anda telah memperoleh kemenangan yang lebih disukai dari kemenangan para
secara bergelora, ia juga menggunakan humor dan anekdot, selain itu ia lihai
materi yang sulit. Statisnya perkembangan retorika di zaman Romawi akhirnya dapat
perspektif sendiri tentang apa itu retorika? dan apa-apa sajakah yang seyogyanya
dimiliki oleh seorang orator? Secara singkat, berikut adalah jawaban dari pertanyaan
Siapa-siapa yang ingin mendalami retorika haruslah dari besar dalam keluarga yang
terdidik dan pendidikan orator pun harus dimulai sedini mugkin, kalau bukan sebelum
ia terlahir.
Dan calon orator harus dibekali musik, gimnastik, sastra, sains, filosofi, dan
gemar baca-tulis, yang kesemuanya itu akan mengantarkannya menjadi manusia yang
mendekati sempurna.
yang selalu diidentikan dengan doktrin sakral gereja. Hal ini menjadi amat masuk
9
akal, jika kita menilik pada syarat tumbuh kembangnya Retorika, yakni miliu
Retorika yang pada saat bersamaan dianggap kesenian jahiliyah.Peradaban bak rantai
yang saling bertautan yang saling menyambung satu dan lainnya. Pada saat-saat
dan ilmu pengetahuan ke sana tentu bukan tanpa alasan. Dan alasan yang paling
prinsipil adalah adanya kepemimpinan –boleh jadi imamah, riasah, khilafah, ataupun
imarah- yang baik.Ihya’ atau penghidupan kembali ilmu-ilmu yang sempat mati suri
akibat doktrin sesat gereja terjadi di Timur pada zaman Daulat Abbasiyah dan
penyusunan tata bahasa, seni bahasa, dan nada sajak. Diantaranya Khalaf Al Ahmar,
Awsath.. Menurut Imam Subakir Ahmad, MA, pakar peradaban Islam, founding
fathers Daulat Islamiyah –As Safah, Al Mansur, dan Al Mahdi- adalah pakar pidato.
Dan pidato pada saat itu digunakan berbagai kesempatan seperti upacara
bahasa, dan ulama yang sangat besar, banyak pula hasil temuan ilmiah maupun hasil
10
Hal ini didukung oleh apresiasi luar biasa yang diberikan oleh seorang
Konon, khalifah memberikan imbalan mas sepadan dengan berat buku yang berhasil
Bahkan Islam sendiri dibawa oleh Nabi yang sangat fasih dalam berbahasa
Arab . Begitu pun dengan pengganti-penggantinya –Abu Bakr, Umar Bin Khattab,
Ustman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib- yang keseluruhannya piawai dalam
apiknya, sehingga kita yang hidup pada abad ke-21 ini pun masih bisa menikmati
keindahan kata, keagungan makna, dan kekuatan semangat yang mereka miliki
menekankan pada :
2. kecerdasan kepikiran
Kata retorika berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhetorikos yang artinya kecakapan
berpidato. Kata tersebut terkait dengan kata rhetor yang berarti pembicaraan public dan
terkait dengan kata rhema yang berarti perkataan. Sehingga secara etimologis, retorika bisa
dikatakna sebagai kecakapan berpidato pembicara public yang terbiasa berkat- kata.
Kata retorika merupakan konsep untuk menerangkan tiga seni penggunaan bahasa
persuasive yaitu : etos, patos, dan logos. Dalam artian sempit, retorika dipahami sebagai
11
konsep yang brkaitan dan seni berkomunikasi lisan berdasarkan tata bahasa, logika, dan
dialektika yang baik dan benar utuk mempersuasi public dengan opini. Dalam arti luas,
Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat
kepada seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Berbicara adalah satu kemampuan khusus
pada manusia. Retorika adalah istilah tradisional yang diberikan pada suatu teknik pemakaian
Bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada pengetahuan yang tersusun baik.
Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian, dan
kesanggupan berbicara.
Dalam bahasa percakapan atau bahasa populer, retorika berarti di tempat yang tepat,
pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata- kata yang tepat,
benar, dan mengesankan. Dalam seni dituntut penguasaan bahan dan pengungkapan yang
tepat melalui bahasa. Untuk lebih memahami pengertian retorika, di bawah ini disajikan
4. Plato : retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh
12
7. Aristoteles : kemampuan untuk melihat perangkat alat yang tersedia untuk
mempersuasi.
Dari simpulan diatas, retorika didefinisikan sebgai seni membangun argumentasi dan
perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk” menyesuaikan ide dengan orang dan
1. Membenarkan ( corrective)
2. Memerintah ( instructive)
3. Mendorong (suggestive)
4. Mempertahankan (defensive)
A. Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara ssecara monolog, dimana hanya ada
seorang yang berbicara. Bentuk bentuk yang tergolong dalam monologika diantaranya
B. Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seniberbicara secara dialog, dimana dua orang atau
lebih berbicara atau mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan. Bentuk
dialogika diantarannya.
Teknik berbicara merupakan syarat bagi retorika. Untuk itu, pembinaan teknik
berbicara merupakan bagian yang penting dalam retorika diskusi, Tanya jawa,
perundingan, percakapan dan debat. Dalam bagian ini, perhatian lebih diarahkan pada
13
pembinaan teknik bernapas, teknik mengucap, bina suara, teknik berbicara dan
bercerita.
hadapan massa.
14
pengetahuan atau oleh siapa saja ynag memiliki keingian untuk
memberikan pendididkan.
profesonal menghibur.
Invention adalah konstruksi atau penggembangan dari sebuah argument yang relevan
dengan sebuah tujuan dari pidato. Langkah ini mencangkup kemampuan untuk
pidato.
Diposisi adalah penataan ide. Penataan ide ini akan membantu pendengar memahami
hubungan antar ide dan juga menghindari kebingungan.Penataan ide yang efektif juga
kan membuat pesan lebih persuasive dengan membiarkan setiap ide membanngun di
atas apaa yang telah dipresentasikan lebih dahulu dan membuat argument lebih kuat.
Style adalah cara penggunaan bahsa dalam mengekspresikan ide. Penggunaan style
yang efektif akan membuar pesan lebih jelas, menarik, dan powerful. Sebgai persuade
15
Memory berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat mengenal apa yang
dikatakan. Pada zaman dahulu, hal ini berarti mempelajari cara untuk menginat ide
Pada massa kini, hal ini lebih pada bagaimana mnggunakan catatan atau manuskrip
Delivery adlah bagian terakhir dari retorika. Delivery melibatkan secara vocal dan
fisik dalam mempresentasikan speech. Delivery sangat penting karena orang lebih
seharusnya mempresentasikan ide sesuai bobotnya dan tidak untuk membuat ide
Pembicara (komunikator)
Pembicara yanag cerdas adalah orang yang selalu memrehatikan reaksi yang timbul
mengetahui bahwa respon yang muncul dari audiens bersifat negative atau positif.
Pendengar ( komunikan)
Para pendengar yang terlibat dalam proses kegiatan retorika pada hakikatnya
merupakan insan- inan yang jelas maisng- masing berbeda dan memilii kekhasan
sendiri.
Saluran yang dimaksud adalah medium yang menruskan pesan bermakna dari
Konteks
16
Konteks selalu menimbulkan pengaruh yang berarti bagi berlangsungnya retorika.
Percakapan adalah medium untuk menggembangkan kekuasaan yang luar biasa. Akan
tetapi, bicara tanpa berpikir, tanpa upaya mengekspresikan diri dengan jelas dan tepat, akan
merugikan kita. Apa yang kita katakan dan cara kita mengatakannya akan membuka seluruh
rahasia kita, akan memberikan gambaran diri kita yang sesungguhnya pada dunia.
tetapi itu bukan penyebab utama pembicara yang baik merebut perhatian orang
lain. Kita harus membuat orang merasakan empati kita, merasa bahwa mereka
berhadapan dengan sosok yang tulus. Jangan sapa orang dengan “Apa Kabar?”
atau “ senang bertemu denngan anda” yang kaku, tanpa perasaan ataupun
kepekaan di dalamnya.
menghadapi watak yang berbeda- beda. Tatap mata orang yang kita ajak bicara
dan baut mereka merasakan kepribadian kita. Tersenyumlah kepada mereka dan
berikan kata – kata yang baik kepada mereka sehingga mereka pun merasa senang
1. Bersikap ramah
sapaan yang hangat dan tulus, dengan hati yang terbuka. Kebiasaaan
ini akan membawa hal hal yang luar biasa kepada kita. Kita akan
kurangnya minat dari semua orang, yang begitu meresahkan saaat ini,
akan menghilang.
17
b. Bukan hanya apa yang kita katakana tapi bagaimana cara
mengatakannnya ?
tidak hanya melalui kata- kata yang kita tuturkan, tetapi melalui nada suara,
ekspresi wajah, gerak-gerik kita, dan pembawaan kita. Tidak ada pencapaian yang
bisa kita gunakan dengan begitu konstan dan efektif, yang bisa membantu kita
Sebagian besar dari kita tidak cakap dalam percakapan karena kita tidak
menjadikannya sebagai sebuah seni; kita tidak belajar berbicara dengan baik. Kita
tidak cukup membaca atau cukup berpikir. Sebagian besar dari kita
mengekspresikan diri kita melalui bahasa yang berlepotan karena hal itu lebih
kekuatan.
dan membantunya mndapatkan ide- ide yang baru, tetapi juga menambah kosa
kata seseorang dan menjadi alat bantu yang hebat dalam percakapan. Banyak yang
Anda bisa mendapatkan teman lebih banyak dalam waktu dua bulan
dengan menaruh minat kepada orang lain dibandingkan dalam kurun waktu dua
tahun berusaha membuat orang lain menaruh minat kepada Anda.Dale Carnegie
18
Banyak dari kita bukan hanya pembicara yang buruk, tetapi juga
pendengar yang buruk. Kita sangat tidak sababran dalam mendengar. Satu
empati. Kita terlalu egois, terlalu sibuk dengan kesejahteraan kita sendiri dan
terbungkus dalam dunia kecil kita, terlalu sibuk dalam promosi diri sendiri
Tanpa empati, tidak ada orang yang bisa menjadi pembicara yang andal.
Kita harus bisa memasuki kehidupan orang lain, menjalani kehidupan bersama
mereka, dan menjadi seorang pendengar atau pembicara yang baik. Jika kita mau
membuat diri kita sebagai sosok yang ramah, kita harus bisa memasuki kehidupan
e. Bersikap bijak
terbaik dalam diri kita. Beberapa yang lainnya memancing hal- hal yang
kemampuan percakapan kita. Impresi yang kita berikan akan menjadi factor
Impresi ini menentukan apakah kita dapat meyakinkan pihak yang kita
ajak komunikasi dan apakah kita dapat menunjukkkan kemampuan kita terhadap
mereka.
Ingat, bagi seseorangn namanya merupakan bunyi yang paling manis dan
19
Saat bertemu orang baru, berusahalah mempelajari namanya. Sering kali nama
Saat kita berjumpa dengan orang baru, penting bagi kita untuk
interogasi. Hanya beberapa pertanyaan yang dipilih secara baik untuk memberi
h. Gaya percakapan
Sikap kita saat berkomunikasi deengan orang lain, apakah itu dalam
percakapan empat mata atau saat berbicara kepada sebuah kelompok, dapat
a. Mereka lebih peduli kepada orang lain sampai sering kali merugikan diri
sendiri.
d.Menghindari konfrontasi
Kebalikan dari pasif adalah agresif. Orang- orang agresif memiliki ciri-ciri
seperti berikut :
diri sendiri
20
Komunikator yang efetif mereka mengambil jalan tengah. Mereka percaya
5. Mereka membela hak mereka tetapi sensitive terhadap pihak pihak yang
Tidak mudah mengubah kepribadian kita, tetapi jika kita ingin menjadi
komunikator yang lebih baik, jika kita mengenali gaya kita sebagai pasif atau
agresif, kita harus berusaha mendapatkan pendekatan yang asertif dan percaya
diri.
Mengapa orang belajar retorika? Mengapa orang mau menguasai ilmu pandai bicara?
Jawaban atas kedua pertanyaan Iini pasti bermacam- macam, tetapi bergantung pada diri
masing- masing.
utama untuk memengaruhi massa. Bahasa dipergunakan untuk meyakinkan orang lain.
pikiran akan membawa dampak negative dalam hidup dan karya seorang pemimpin.
Oleh karna itu, pengetahuan tentang retorika dan ilmu komunikasi yang memadai
akan membawa keuntungan bagi pribadi bersangkutan dalam bidang- bidang di bawah ini :
1. Kemampuan pribadi
21
Menguasai ilmu retorika dan keterampilan dalam menggunakan bahasa secra tepat
2. Keberhasilan pribadi
Orang yang menguasai ilmu retorika dan terampil dalam mempergunakan bahasa
Dalam mengemban suatu tugas atau jabatan, penguasaan ilmu retorika dapat
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang
kepada sejumlah orang secara bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali
disamakan dengan istilah pidatoTitik tolak retorika dalah berbicara. Berbicara berarti
mengucapkan kata tau kalimat kepada seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.
pembaca terhadap apa yang kita bicarakan ataau kita tulis dengan memperhatikan beberapa
hanya satu yaitu menciptakan seorang pembicara atau penulis yang menarik, professional,
memahamkan, serta mampu memahami keadaan daripada pembaca atau lawan bicara kita
sehingga tercipta suatu komunikasi yang baik dan tercapaiannya maksud yang kita inginkan.
3.2 Saran
Setelah menguraikan berbagai macam penjelasan tentang retorika yang telah diambil
dari berbagai literature referensi, diharapkan makalah ini mampu menjadi acuan bagi
mahasiswa agar mampu mengenal, memahami, dan mempraktekan metode retorika dengan
perkembangan retorika dari berbagai zaman dan kemunculan retorika ini telah berpengaruh
23
DAFTAR PUSTAKA
Suryanto, S.Sos., M. Si. 2017. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung : CV Pustaka Setia
Dale Carnegie. 2015. Sukses Berkomunikasi. Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama.
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss. 1996. Human Communication Konteks- konteks
Rosdakarya.
Effendy, dan Onong Uchjsns.2005. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Komala, dan Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi Perspektif, proses, dan konteks. Bandung :
widya Padjajaran.
Rakhmat, dan Jalaludin. 2009. Retorika modern pendekatan praktis. Bandung : Remaja
Rosdakarya
24