Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RETORIKA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Dra. Hj. Yuliani, M.Pd

Disusun oleh :

Algifari Ahmad Daerobi 1224040007


Diah Ayu Putri Salma 1224040027
Dika Ala Rafli 1224040028
Fadwah Syafiqoh 1224040034

KELAS A
PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG


2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Taufik nya sehingga kami bisa menyusun tugas “Bahasa Indonesia" dengan baik dan tepat waktu
seperti yang kita tahu bahwa pendidikan itu sangat berarti untuk anak bangsa mulai dari usia dini.
Diantara karunia Allah Swt. Yang besar bagi manusia adalah kemampuan berbicara.
Misalnya manusia dapat menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan kepada orang lain serta
dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu berbicara menjadi hal penting
bagi kehidupan manusia.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Retorika ........................................................................................................3


B. Tujuan dan Fungsi Retorika ..........................................................................................3
C. Jenis-Jenis Retorika .......................................................................................................4
D. Strategi Penyusunan Retorika .......................................................................................4
E. Metode Berbicara ...........................................................................................................5
F. Metode Dalam Kegiatan Berpidato...............................................................................7
G. Metode Berbicara Dalam Kegiatan Ilmiah ...................................................................8

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retorika memegang peranan penting dalam kegiatan berbicara. Hal ini sudah lama
disadari di belahan bumi bagian barat. Berdasarkan peninggalan tertulis bangsa Yunani
ternyata masalah ini sudah dikenal sejak abad ke-5 sebelum Masehi. Studi Retorika ini
akhirnya mempengaruhi perkembangan kebudayaan Eropa dari zaman ke zaman sampai
dengan abad ke-7 Masehi.
Bertahun-tahun Retorika dianggap negatif oleh sebagian ilmuan karena seolah-olah
Retorika hanya seni propaganda saja, dengan kata-kata yang bagus bunyinya tetapi
disangsikan kebenaran isinya. Padahal, arti asli dari Retorika jauh lebih mendalam, yakni
pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku
kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan pikiran (to be victorious lords in the battle
of minds).
Retorika menjadi mata ajar poros demi emansipasi manusia menjadi tuan dan puan
(Rahmat, 2007:v). kemampuan bicara bisa merupakan bakat. Namun, kepandaian bicara
yang baik memerlukan pengetahuan dan latihan. Orang sering memperhatikan cara dan
bentuk pakaian yang dikenakannya, agar kelihatan pantas, tetapi ia sering lupa
memperhatikan cara dan bentuk pembicaraan yang diucapkannya supaya kedengaran baik.
Retorika sebagai “Ilmu Bicara” sebenarnya diperlukan semua orang. Menyadari
penting dan manfaat Retorika dalam keterampilan berbahasa, Retorika dimasukan kedalam
Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) pada tahun
ajaran 1994/1995. Sampai dengan sekarang mata kuliah ini masih eksis sebagai mata kuliah
pokok yang wajib diikuti oleh mahasiswa.
Melalui mata kuliah Retorika mahasiswa diharapkan dapat memahami : (1) Konsep
dasar Retorika, (2) Hakikat, Sejarah, Klasifikasi, Metode dan Pendidikan Retorika, (3)
Menjelaskan penggunaan bahasa sebagai seni secara lisan dan tulis, (4) Mampu dan terampil
menggunakan bahasa sebagai seni dalam wacana lisan dan tulis untuk berbagai kebutuhan
praktis.

B. Rumusan Masalah
Pengetahuan tentang retorika akan selalu dimanfaatkan oleh manusia untuk bertutur
yang baik. Retorika difungsikan oleh seseorang untuk mempersiapkan, menata dan
menampilkan tuturnya. Pemanfaatan ini sebagian didorong oleh keinginan untuk
mendapatkan wacana yang menarik atau tutur yang dapat mempengaruhi pihak lain.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
dalam karya tulis ini. Yaitu :
1
1. Apa yang dimaksud dengan retorika?
2. Apa tujuan retorika?
3. Apa fungsi retorika?
4. Apa saja jenis-jenis retorika?
5. Bagaimana penyusunan strategi retorika?
6. Apa itu metode berbicara?
7. Bagaimana metode berbicara dalam kegiatan berpidato?
8. Bagaimana metode berbicara dalam kegiatan ilmiah?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan retorika?
2. Menjelaskan tujuan dari retorika?
3. Menjelaskan fungsi retorika?
4. Memaparkan penyusunan strategi retorika?
5. Menjelaskan tentang metode berbicara?
6. Memaparkan tentang metode berbicara dalam kegiatan berpidato?
7. Memaparkan tentang metode berbicara dalam kegiatan ilmiah?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Retorika
Retorika adalah ilmu dan seni dalam berbicara, mengatur komposisi kata, menyampaikan
atau mengajak orang lain sehingga mudah dipahami dan diterima pendengar serta
terkesan atas apa yang diucapkannya. Retorika dalam bahasa inggris disebut “rhetoric”,
dalam bahasa latin “rhetorika” dan dalam bahasa yunani yaitu “rhetor” yang artinya ilmu
berbicara, seni bicara atau mahir berbicara (Sunarjo, 1983:31).
Retorika merupakan bentuk komunikasi di mana seseorang menyampaikan buah
pikirannya baik lisan maupun tulis kepada hadirin yang relatif banyak dengan berbagai
gaya dan cara bertutur, serta selalu dalam situasi tatap muka (face to face) baik langsung
maupun tidak langsung (Suhandang, 2009:28).
Menurut Aristoteles retorika adalah the facult of seeing in any situation the available
means of persuasion yang artinya kemampuan untuk melihat perangkat alat yang tersedia
untuk mempersuasi. Sedangkan menurut Plato, retorika merupakan seni bertutur untuk
memaparkan kebenaran, retorika yang tidak memandang kemanfaatan dan kebenaran
bukanlah retorika (Syafi’ie, 1988:1).
Berikut ini merupakan pengertian retorika dari beberapa sumber buku:
Menurut Rahmat (2001:10), retorika adalah ilmu yang mempelajari cara mengatur
komposisi kata-kata agar timbul kesan yang telah dikehendaki-nya pada diri khalayak.
Retorika adalah pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat
bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan pikiran.
Menurut Keraf (1994:3), retorika adalah sebuah telaah atau studi yang simpatik
mengenai oratoria atau seni berpidato. Kemampuan dan kemahiran berbahasa waktu itu
diabdikan untuk menyampaikan pikiran dan gagasan melalui pidato-pidato kepada
kelompok-kelompok massa tertentu guna mencapai tujuan tertentu.
Menurut Saputra (2006:2), retorika adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
bertutur kata di hadapan orang lain dengan sistematis dan logis untuk memberikan
pemahaman dan meyakinkan orang lain.
Menurut Gusti Ngurah Oka, retorika adalah ilmu yang mengajarkan tindak dan usaha
efektif dalam persuasi penataan dan penampilan tutur untuk membina saling mengerti
dan kerja-sama kedamaian dalam kehidupan masyarakat (Hendrikus, 1991:14).

B. Tujuan dan Fungsi Retorika


Menurut Tasmara (1997:156), terdapat lima tujuan retorika, yaitu sebagai berikut :
- To Inform, yaitu memberikan penerangan dan pengertian kepada massa, guna

3
memberikan penerangan yang mampu menanamkan pengertian dengan sebaik-
baiknya.
- To Convise, yaitu meyakinkan dan menginsafkan.
- To Inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem penyampaian yang
baik dan bijaksana.
- To Intertain, menggembirakan, menghibur dan menyenangkan, dan memuaskan.
- To Ectuate (to put into action), yaitu menggerakkan dan mengarahkan mereka untuk
bertindak menetralisir dan melaksanakan ide yang telah dikomunikasikan oleh orator
di hadapan massa.
C. Jenis-jenis Retorika
Menurut Hedrikus (1993:16), retorika diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Monologi
Monologi adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana hanya ada
seorang yang berbicara. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam monologika adalah
pidato, kata sambutan, kuliah, ceramah dan deklamasi.
2. Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, dimana dua orang atau
lebih berbicara atau mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan. Bentuk
dialogika yang penting adalah diskusi, Tanya jawab, perundingan, percakapan dan
debat.
3. Pembinaan Teknik Bicara
Teknin bsrbicara merupakan syarat bagi retrika. Oleh karena itu pembinaan teknik
berbicara merupakan bagian yang penting dalam retorika. Dalam bagian ini,
perhatian lebih diarahkan pada pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina
suara, teknik berbicara dan bercerita.
D. Strategi Penyusunan Retorika
Menurut ahli retorika klasik Aristoteles, terdapat lima strategi penyusunan retorika yang
dikenal dengan istilah “The Five Canons of Rhetorc”, (West dan Turner, 2007:343).
1. Invention (Penemuan Bahan)
Invention merupakan konstruksi atau pengembangan dari sebuah argumen yang
relevan dengan sebuah tujuan dari pidato. Langkah ini mencakup kemampuan untuk
menemukan, mengumpulkan, menganalisis dan memilih materi yang cocok untuk
pidato.
Merutu Aretoteles argumen-argumen harus dicari melalui rasio, moral dan afeksi.
Karena ini dianggap sebagai bagian yang sangat penting.
2. Disposito/Arrangement (Penyusunan Bahan/Materi)
Disposisi merupakan penataan ide. Penataan ide akan membantu pendengar
memahami hubungan antar ide serta menghindari kebingunan. Penataan ide yang
efektif juga akan membuat pesan lebih persuasif dengan membiarkan setiap ide
membangun di atas apa yang telah di presentasikan lebih dahulu dan membuat
argumen lebih kuat.
4
3. Style/Elocutio (Gaya/Pemilihan Bahasa yang Indah)
Style adalah penggunaan bahasa dalam mengekspresikan ide. Penggunaan style yang
efektif akan membuat pesan lebih jelas, menarik dan powerful. Sebagai persuader
yang efektif, diharapkan dapat menggunakan bahasa yang secara efektif
menyuarakan argumen. Penggunaan bahasa harus sungguh-sungguh diperhatikan
sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang salah.
4. Memory (Mengingat Materi)
Memory berhubungan dengan kemampuan untuk mengingat mengenai apa yang kita
katakan. Pada zaman dahulu, hal ini berarti mempelajari cara untuk mengingat ide
dalam urutan untuk kita mempresentasikan mereka dengan bahasa yang kita
rencanakan. Pada masa kini, hal ini lebih kepada bagaimana menggunakan catatan
atau manuskrip dari pada menghafal secara keseluruhan.
5. Pronountiatio/Delivery (Penyampaian)
Delivery merupakan bagian terakhir dari retorika. Delivery melibatkan secara vokal
dan fisik dalam mempresentasikan speech kita. Delivery sangat penting karena orang
lebih memperhatikan ide yang dipresentasikan secara menarik dan powerful.
Delivery seharusnya mempresentasikan ide sesuai bobotnya dan tidak untuk
membuat ide lemah tampil lebih kuat.
E. Metode Berbicara
Metode berbicara adalah penyajian suatu gagasan secara lisan kepada khayalak yang
dapat dilakukan dengan berbagai metode.
1. Metode Impromptu
Impromptu adalah metode penyampaian pidato tanpa persiapan naskah, catatan kecil
atau menghapal sebelumnya. Penyampaiannya bersifat dadakan. Penyampai pidato
langsung berbicara sesuai apa yang ia tahu dan terlintas di benaknya.
Metode ini hanya bisa disampaikan oleh orang yang memiliki jam terbang tinggi
sebagai orator. Ia terbiasa dan proesional dalam menyampaikan pikiran dihadapan
publik. Metode ini biasa dibawakan dalam sambutan dadakan atau ucapan terima
kasih dari kepala sekolah, ketua RT, pejabat pemerintah atau akademis.
Kelemahan dari metode impromptu antara lain :
- Topik yang disampaikan dalam pidato kurang matang
- Pembahasannya dapat melebar dan tidak fokus
- Isi pidato rentan melenceng dari tema acara atau kegiatan
- Kadang penyampaianya terkesan canggung
- Kurang bisa menguasai tempat dan para pendengar karena dadakan.
Kelebihan metode impromptu adalah sebagai berikut :
- Ekspresi kata dan pilihan diksi lebih leluasa
- Pemilihan topik bahasan bebas sesuai kemampuan dan apa yang terlintas di benak
penyampai pidato.
2. Metode Menghapal atau Memorasi
Pidato dengan metode ini biasa digunakan di kalangan pelajar atau orator publik
pemula.

5
Dikalangan pelajar, pidato metode menghapal ditujukan untuk proses pembelajaran.
Metode menghapal juga diterapkan dalam berbagai lomba pidato.
Metode ini tidak perlu membawa naskah atau teks lainnya karena penyampai pidato
menghapal seluruh isi pidato.Naskah pidato juga dipersiapkan sebelumnya, tetapi
tidak dibawa saat berhadapan dengan publik.
Kelebihan metode menghapal adalah sebagai berikut :
- Mendapat perhatian dari publik karena terjadi interaksi berupa tatapan mata
- Naskah dapat dipersiapkan sebelumnya tampil
- Dapat menguasai materi dengan syarat persiapan yang matang
- Memperkuat dan melatih daya ingat
Kelemahan dari metode menghapal antara lain :
- Penyampaian pidato terkesan kaku bila penyampai pidato tidak mengapal dengan
baik
- Mudah hilang konsentrasi bila lupa. Hal ini menyebabkan metode menghapal rentan
melenceng dari topik.
3. Metode Naskah
Metode ini merupakan metode dimana orang yang menyampaikan pidato membaca
naskah pidato yang sudah disiapkan sebelumnya. Naskah tersebut disusun, kemudian
dibaca lengkap dari awal sampai akhir pidato.
Metode pidato ini biasa digunakan dalam menyampaikan pidato formal dan resmi,
seperti pidato kenegaraan, sambutan pemerintah, atau laporan dari lembaga resmi.
Pidato kenegaraan oleh presiden biasanya menggunakan metode naskah.
Kelemahan dari metode naskah antara lain :
- Kurang mendapat perhatian dari publik karena tatapan penyampai pidato kadang
fokus pada naskah
- Penyampai pidato harus pandai mengatur intensitas memandangi naskah dan
berinteraksi dengan publik dengan tatapan mata
- Terkesan monoton
- Cenderung membosankan
Kelebihan metode naskah adalah sebagai berikut :
- Penyampaiannya lancar dan mempermudah orator menyampaikan isi pidato
- Pidato menjadi lebih fokus dan tidak melebar dari inti pembahasan
- Pilihan diksi atau kata lebih tertata karena sudah dipersiapkan sebelumnya
- Pidato dapat dipersiapkan secara sistematis, lengkap, dan matang
- Penulisan naskah pidato dapat direvisi sebelum disampaikan di hadapan publik
- Waktu yang dihabiskan dalam menyampaikan pidato lebih terukur
4. Metode Ekstemporan
Metode pidato yang penyampaiannya dibantu dengan catatan kecil. Catatan tersebut
berisi poin-poin atau garis besar isi pidato. Catatan tersebut membantu penyampai
pidato menjabarkan pembahasan pidato dalam uraian yang lebih luas dan detail.
Kelebihan metode ekstemporan adalah sebagai berikut :
- Penyampaian materi sistematis dan lengkap
- Dapat mengekspolrasi ekspresi

6
- Mendapat perhatian dari publik atau pendengar
- Nampak lebih lancar menyampaikan pidato
Kelemahan dari metode ekstemporan antara lain:
- Penyampai pidato dituntut untuk pintar mengolah dan menyusun kata
- Kesempatan memilih kata dan diksi jadi terbatas
- Penjabaran pembahasan menjadi kering bila kurang wawasan dan referensi
- Pidato akan kaku dan tidak menarik bila tidak dapat menjabarkan poin dalam catatan
dengan baik.
F. Metode Berbicara Dalam Kegiatan Pidato
1. Pengertian pidato
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud, 1996) pidato dimaknai pengungkapan
pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau wawancara
yang disiapkan untuk diucapkan didepan khalayak. Dengan kata lain, pidato adalah
berbicara di muka umum atau penyampaian gagasan secara lisan kepada khalayak.
Pidato juga merupakan salah satu bentuk keterampilan berbicara. Sebagai suatu bentuk
penyampaian lisan yang ditujukan kepada khalayak, pidato biasanya memberikan
semacam informasi, ide, atau menanamkan suatu pola pemikiran tertentu kepada
khalayak. Hal yang perlu kalian ketahui ialah bahwa saat akan berpidato, hendaknya
menguasai masalah yang akan dipidatokan atau bicarakan. Dengan penguasaan itu,
kalian yang akan berpidato dapat meyakinkan khalayak untuk menerima pemikiran, ide,
atau pesan yang disampaikan.
Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara yang harus
dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian audiens.
Untuk menarik perhatian audiens, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh
pembicara selain persiapan materi yang matang, Hal ini menunjukkan bahwa ada
beberapa tujuan umum yang ingin dicapai suatu pidato, yaitu (cf. Rachmadi, 1996):
1. Menarik perhatian dan menyenangkan khalayak
2. Memberikan informasi atau mendidik khalayak
3. Merangsang atau memberikan kesan khalayak
4. Membujuk atau meyakinkan khalayak
Adapun berbagai jenis pidato diantaranya ; pidato informatif, argumentatif, rekreatif,
persuasif
1. Pidato informatif adalah merupakan pidato yang bertujuan untuk menyampaikan
informasi penting atau pengetahuan baru. Informasi atau pengetahuan diberikan
kepada pendengar. Dengan tujuan agar khalayak mengetahui, mengerti, dan menerima
informasi itu
2. Pidato argumentatif ialah pidato yang mengandung argumentasi, dalil, alasan atau data
untuk mendukung atau menolak suatu pernyataan opini, pendapat atau keyakinan
tertentu.
3. Pidato rekreatif bisa juga disebut dengan pidato kekeluargaan. Pidato jenis ini
umumnya menyuguhkan suatu kegembiraan yang dapat dinikmati bersama dengan
penuh rasa kekeluargaan dan persaudaraan. Oleh karena itu, pembicara hendaknya

7
memiliki kemampuan menampilkan hal-hal yang dapat menciptakan suasana
keramahtamahan.
4. Pidato persuasif adalah salah satu jenis pidato yang digunakan untuk menyampaikan
4. saran, ajakan, atau bujukan kepada masyarakat untuk menyetujui atau mengubah
pandangannya. Pidato persuasif biasanya disampaikan untuk mengajak orang lain
dalam melakukan hal yang positif
2. Ciri Pembicara Yang Baik
Seorang pembicara yang baik akan meninggalkan kesan baik dan dalam kepada
khalayaknya. oleh sebab itu, jika kalian ingin menjadi seorang pembicara yang baik
seyogyanya selalu menjaga dan meningkatkan kemampuan sehingga mampu
memenuhi ciri-ciri pembicara yang baik.
Adapun beberapa ciri pembicara yang baik yang perlu anda ketahui (cf. Tarigan,
1990: 218).
a. Pandai memilih topik yang baik
b. Menguasai materi
c. Memahami khalayak
d. Memahami situasi
e. Merumuskan tujuan dengan jelas
f. Memiliki kemampuan linguistik yang memadai,; dan lain-lain.
G. Metode Berbicara Dalam Kegiatan Ilmiah
Pada hakikatnya, kegiatan ilmiah adalah kegiatan yang berlandas tumpu pada hal-hal
yang bersifat ilmiah atau bersifat keilmuan. Kegiatan ilmiah yang akan dibahas adalah
berwujud diskusi kelompok yang bersifat ilmiah.
1. Pengertian Diskusi Kelompok
Diskusi menurut KBBI adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai
suatu masalah dan dilakukan oleh sekelompok orang.
Diskusi Kelompok adalah pertukaran pikiran, gagasan dan pendapat antara 2 orang
ataupun lebih yang bertujuan untuk mencari pemecah masalah dalam kesepakatan.
Diskusi kelompok yang bersifat ilmiah merupakan kelompok resmi yang sering
diartikan sebagai bentuk tukar pikiran dalam musyawarah yang direncanakan atau
dipersiapkan antara dua orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang
pemimpin (Tarigan,1987:128)
2. Tujuan Diskusi Kelompok
Disamping untuk mencari pemecahan masalah, diskusi kelompok adakalanya juga
bertujuan menampung pendapat, dan saran dari peserta diskusi (Dipodjojo,1982).
Jika diskusi kelompok itu bertujuan untuk mencari pemecahan masalah, maka setiap
peserta diskusi hendaknya secara bijaksana dapat mempertimbangkannya, menilai
dan menentukan kemungkinan keputusan yang akan diterima oleh para peserta atau
setidak-tidaknya sebagian besar peserta. Akan tetapi, jika tujuannya adalah
menampung pendapat, diskusi itu hanya merupakan upaya untuk mengetahui
pendapat peserta mengenai suatu masalah yang sedang dibicarakan.

8
3. Hal-hal Penting Yang Mendasari Kegiatan Diskusi
Parera (1984 : 190) berpendapat bahwa latar belakang dan mental suatu diskusi
adalah :
a. Pelaksanaan Sikap Demokrasi
Dalam diskusi kelompok selalu ada sikap demokrasi dimana pendapat setiap
peserta hendaknya selalu diperhatikan dan peserta dijamin kebebasannya untuk
mengemukakan pendapat.
b. Pengujian Sikap Toleransi
Sikap toleransi terhadap orang lain betul-betul diuji saat diskusi kelompok. Jika
ini terjadi, maka ‘debat kusir” dapat dihindari. Disini sifat tenggang rasa sangat
di perlukan guna kelancaran diskusi.
c. Pengembangan Kebebasan Berfikir
Dalam diskusi, kebebasan berfikir dan berbicara yang bertanggung jawab dapat
dikembangkan secara maksimal.
d. Pengembangan latihan Berpikir
Pengembangan kebebasan berfikir dapat memacu adanya pengembangan latihan
berpikir pula, terutama latihan berpikir secara kritis dan terbuka dan ini akan
semakin memantapkan, mengendapkan, dan mengasah kepekaan seseorang
terhadap suatu masalah.
e. Penambahan Pengetahuan dan Pengalaman
Dengan diskusi, seseorang akan semakin bertambah pengetahuan dan
pengalamannya.
f. Kesempatan Pengejawantahan Sikap Intelegen dan Kreatif
Sikap intelegen dan kreatif dapat tersalurkan lewat diskusi. Dalam hal ini perlu
diperhatikan pula bahwa diskusi yang teratur juga akan menjadi cermin dari
kedua sikap ini.
4. Jenis Diskusi Kelompok
1) Diskusi Panel
Diskusi panel adalah diskusi oleh sekelompok orang bernama panelis yang di
dalamnya membahas tema tertentu yang sedang menjadi perhatian umum.
Tujuannya adalah memberikan informasi pada pendengar tentang suatu
permasalahan yang ditinjau dari beberapa aspek melalui kegiatan diskusi.
2) Simposium
Simposium berasal dari bahasa Yunani, “syn” yang berarti bersama-sama dan
“posis” yang berarti minum.
Menurut Dr. Berman Hutahaean, simposium merupakan suatu pertemuan
dengan tujuan beberapa pendapat mengenai suatu topik tertentu yang
dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), simposium adalah pertemuan
dengan beberapa pembicara yang mengemukakan berbicara singkat tentang
topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama.

9
Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
simposium adalah kegiatan diskusi yang melibatkan beberapa orang sebagai
pembicara, lalu secara bergantian menjelaskan suatu ide atau gagasan.
Simposium dihadiri oleh pembicara-pembicara yang memang sudah ahli di
bidangnya.
Tujuan Simposium adalah mengumpulkan pendapat, ide, konsep, atau gagasan
dan memberikan kesempatan kepada peserta simposium untuk menganalisis apa
yang disampaikan.
3) Seminar
Seminar adalah pertemuan sekelompok orang untuk membahas dan mencari
solusi atas suatu permasalahan yang dipimpin oleh seorang ahli sebagai
pembicara. Kegiatan ini merupakan upaya untuk sharing pengetahuan/wawasan
dari seorang atau beberapa ahli pada peserta yang membutuhkan ilmu
pengetahuan/wawasan tersebut.
Tujuan utama seminar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan, pendapat,
motivasi, atau inovasi kepada peserta seminar.
4) Konferensi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, koferensi artinya rapat atau
pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah
yang dihadapi bersama.
Konferensi adalah pertemuan untuk bertukar pendapat atau berunding mengenai
suatu permasalahan secara bersama-sama atau musyawarah.
Ada beberapa tujuan dari adanya konferensi, yaitu:
- Tujuan akademik
Konferensi yang mempertemukan ilmuwan atau akademisi untuk
memberikan hasil penelitian.
- Tujuan bisnis
Diadakan untuk orang-orang bekerja di perusahaan dan mendiskusikan tren
serta peluang baru yang berkaitan dengan bisnis.
- Tujuan perdagangan
Mempertemukan masyarakat dengan vendor dan menjalin koneksi baru.

10
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa retorika adalah ilmu dan seni dalam
berbicara, mengatur komposisi kata, menyampaikan atau mengajak orang lain
sehingga mudah dipahami dan diterima pendengar serta terkesan atas apa yang
diucapkannya. Yang mempunyai fungsi yang sangat banyak dan ilmu retorika juga
selalu digunakan dalam kegiatan berpidato atau kegiatan-kegiatan ilmiah yang
lainnya.

11
DAFTAR PUTAKA

1. https://www.kajianpustaka.com/2018/10/pengertian-fungsi-jenis-dan-strategi.html)
2. https://www.kompas.com
3. https://www-quipper-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.quipper.com/id/blog/info-
guru/diskusi-
panel/amp/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3
D#aoh=16631965646443&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.quipper.com%2Fid%2Fblog%2Fi nfo-
guru%2Fdiskusi-panel%2F
4. https://www-quipper-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.quipper.com/id/blog/info-
guru/simposium/amp/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACA
w%3D%3D#aoh=16631966278008&csi=1&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.c
om&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.quipper.com%2
Fid%2Fblog%2Finfo-guru%2Fsimposium%2F
5. https://www.saturadar.com/2019/11/Pengertian-Seminar.html?m=1
6. https://amp-kompas-
com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/skola/read/2021/02/15/170141869/konfer
ensi-pengertian-dan-
jenisnya?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#
aoh=16631966777889&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%
20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompas.com%2Fskola%2Fread%2F
2021%2F02%2F15%2F170141869%2Fkonferensi-pengertian-dan-jenisnya

12

Anda mungkin juga menyukai