MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dari dosen pengampu Ibu Muzayyinatul Hamidia, S.Pd, M.Pd
Oleh :
REFKI FIRMAN ADINATA (21383041037)
TRIA SEPTI NOVIANTI (21383042050)
TRIANA SUSANTI (21383042051)
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas nikmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Tauhid
membuat makalah tentang “Pengertian Berbicara & Kriteria Penilaian Berbicara”
yang diampu oleh dosen Ibu Muzayyinatul Hamidia, S.Pd, M.Pd.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang sudah membantu menyelesaikan tugas makalah kami khususnya
kepada Ibu Muzayyinatul Hamidia, S.Pd, M.Pd yang telah memberikan kesempatan
kepada kami, sehingga makalah yang kami buat terselesaikan dengan lancar dan
tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memberikan, menjelaskan, menggambarkan,
keterampilan berbicara dan kriteria penilaian berbicara.
Kelompok 11
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
A. Kesimpulan .................................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
kompleks menuntut terciptanya masyarakat yang mahir berbahasa baik
secara lisan maupun secara tertulis. Seseorang yang mempunyai kemahiran
berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan mengungkapkan
informasi baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu fungsi bahasa dalam
masyarakat adalah sebagai alat komunikasi dalam rangka memenuhi sifat
manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia
yang lain serta dengan lingkungannya.
Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa
ragam lisan yang sifatnya produktif. Keterampilan berbicara pada
hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi pikiran, gagasan,
perasaan, kehendak, kebutuhan, dan keinginan untuk disampaikan kepada
orang lain secara lisan melalui bunyi-bunyi bahasa secara teratur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian berbicara?
2. Apa tujuan berbicara?
3. Bagaimana kriteria penilaian berbicara?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari berbicara.
2. Untuk mengetahui apa tujuan berbicara.
3. Untuk mengetahui bagaimana kriteria penilaian berbicara.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berbicara
Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif.
Hal ini mendorong manusia untuk belajar berbicara dan membuktikan
bahwa berbicara akan lebih efektif dibandingkan dengan bentukbentuk
komunikasi yang lain. Dalam kompetensi umum mata pelajaran bahasa
Indonesia, berbicara megungkapkan indikator-indikator yang
berhubungan dengan mengungkapkan gagasan, menyampaikan sambutan,
berpidato, berdialog, menjelaskan, mendiskripsikan, dan percakapan yang
lainya yang hanya menyangkut dalam pembelajaran saja.1
Menurut Nurgiyantoro, berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua
yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah
aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu,
kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil
berbicara. Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem
tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible)
yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan
gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu
bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,
psikologis, neurologis,semantik, dan linguistik.2
Ragam berbicara dikaitkan dengan informatif, meyakinkan dan
merundingkan diri. Berbicara dapat dilakukan baik secara langsung
maupun melalui media. Jika secara langsung dapat berupa tatap muka
percakapan, menyampaikan cerita, nenyampaikan pengumuman dan jika
menggunakan media dapat berupa bertelepon. Selanjutnya berdasarkan
jumlah penyimak terdiri atas jenis berbicara antar pirbadi, berbicara dalam
kelompok kecil, dan berbicara dalam kelompok besar. Berdasarkan
1Rohana & Syamsudin, “Buku Keterampilan Berbahasa Indonesia” (online), (Makassar: Universitas Negeri
Makassar, 2021), h. 59.
2 Ibid, 60.
2
peristiwa khusus dikenal berbagai jenis berbicara yang menyangkut
berbicara didepan publik, yaitu pidato, presentasi, penyambutan,
perpisahan, jamuan, perkenalan dan pertemuan rapat.3
Pada kegiatan berbicara dibagi atas berbicara formal dan berbicara
informal. Berbicara informal dapat meliputi bertukar pikiran, percakapan,
penyampaian berita, bertelepon dan memberi petunjuk. Sedangkan
berbicara formal antara lain, diskusi, ceramah, pidato, wawancara, dan
bercerita dalam situasi formal. Dalam berbicara di bagi menjadi beberapa
arah pembicaraan, diantaranya adalah :
1. Berbicara satu arah
Berbicara satu arah merupakan suatu pembicaraan untuk
mengungkapkan buah pikiran gagasan dan perasaan kepada si
pendengar tanpa terjadinya proses interaksi timbal balik. Contohnya
antara lain, pidato, khotbah, dan lain sebagainya.
2. Berbicara dua arah
Berbicara dua arah terjadi jika pembicara menyampaikan
pikiran dan perasaan kepada orang lain, kemudian orang tersebut
memberikan tanggapan balik dari pendengar secara langsung.
Jadi dalam proses berbicara dua arah ini terjadi interaksi timbal balik
antara pembicara dengan lawan bicara. Pihak – pihak yang terlibat
dalam pembicaraan ini aktif berbicara secara bergantian.
Contohnya, diskusi, tanya jawab, drama, dan wawancara.4
3Nawawi, Ummul Qura, Indah Rahmayanti, “KETERAMPILAN BERBICARA: Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa”, (Jakarta: Uhamka Press, 2017), h. 37.
4 Ibid. 38.
3
menciptakan dan menstimulasi kekayaan pengalaman dan ide-ide
baru.
2. Berbicara merupakan keterampilan yang mekanistik, karena
berbicara membutuhkan prosedur dan aturan yang dituntut dalam
berbicara.
3. Berbicara merupakan aktivitas yang melibatkan faktor fisik dan
psikhis, karena untuk menghasilkan bunyi bahasa dibutuhkan organ
tubuh dan stabilitas emosi.
4. Berbicara merupakan aktivitas yang membutuhkan kemampuan
linguistik dan semantik.
5. Berbicara merupakan aktivitas yang melibatkan faktor
nonkebahasaan, karena kejelasan pikiran dan gagasan yang
disampaikan sangat dipengaruhi oleh (intonasi, lafal, ekspresi, gerak-
gerik, kelancaran, dan sebagainya).5
B. Tujuan Berbicara
Berbicara memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Tarigan menyatakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, atau
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.6
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat
menyampaikan pikiran secara efektif. Tujuan berbicara menurut Tarigan
yaitu untuk menyampaikan pikiran secara efektif, dan pembicara dapat
memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Pada
dasarnya berbicara mempunyai tiga tujuan umum, yaitu memberitahukan
dan melaporkan (to inform), menjamu dan menghibur (to entertain),
membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade). Tujuan
berbicara berupa memberitahukan dan melaporkan ditunjukkan apabila
pembicara ingin memberi informasi agar pendengar dapat mengerti.
5Asna Ntelu, “Aneka Teknik Keterampilan Berbicara Ragam Dialogis”, (Gorontalo: Ideas Publishing, 2017),
h. 4
6Rahman, Nurcita Widya, Rasi Yugatiyati, “Menyimak & Berbicara”, (Sumedang: Alqaprint Jatinangor,
2019), h. 59
4
Kemudian, tujuan berbicara berupa menghibur ditunjukkan apabila
pembicara bermaksud menggembirakan atau menyenangkan pendengar,
dan tujuan berbicara berupa mengajak dilakukan jika pembicara
menghendaki adanya suatu tindakan atau perbuatan dari pendengar. Dasar
dari perbuatan adalah keyakinan yang mendalam atau terbakarnya emosi.
Tujuan berbicara ini dilakukan dalam acara penggalangan dana atau
mengadakan suatu aksi sosial.
7Tatu Hilaliyah, “Tes Keterampilan Berbicara Siswa Dalam Pembelajaran”, Dalam Jurnal Membaca (online),
Vol. 2, No. 1, April (2017), hal. 84. Tersedia di https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca di akses
25 November 2021.
5
4. Kefasihan
Lancar saat berbicara dan tidak terlalu banyak diam, bisa
mengatur kecepatan bacaan saat bicara agar lebih mudah dipahami
oleh si pendengar.
5. Isi pembicaraan
topik pembicaraan, gagasan yang disampaikan, ide-ide yang
dikemukakan, dan alur pembicaraan.
6. Pemahaman.
Pemahaman ini menyangkut tingkat keberhasilan komunikasi,
dan kekomunikatifan.
Menurut Shihabuddin Penilaian berbicara adalah pengukuran untuk
mengumpulkan informasi mengenai kemampuan seseorang dalam
keterampilan berbicara. Tes berbicara bukan hanya tes lisan, melainkan tes
penampilan, yaitu tes perbuatan lisan. Ini berarti yang dinilai bukan hanya
pembicaraannya, melainkan proses perbuatan, tindakan, perilaku, dalam
menghasilkan pembicaraan itu. Tes ini memadukan sejumlah komponen
yang dijadikan sebagai sasaran tes, yaitu sebagai berikut:
a) Bahasa lisan yang digunakan, meliputi:
1. lafal
2. kosakata dan pilihan kata
3. struktur bahasa
4. gaya bahasa dan pragmatik.
b) Isi pembicaraan, meliputi:
1. hubungan topik pembicaraan dengan isi
2. struktur isi
3. kualitas isi
4. kuantitas isi.
c) Teknik dan penampilan berbicara, meliputi:
1. tata cara berbicara sesuai dengan jenis pembicaraannya
2. gerak-gerik dan mimik
3. volume suara. 8
8
Ibid, 86.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Dengan demikian berbicara berkaitan dengan
pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan
disampaikan, baik itu perasaan, ide, atau gagasan.
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar kegiatan
berbicara yang bertujuan informatif dapat diterima pendengar, pembicaraan
secara keseluruhan harus jelas, logis, dan sistematik.
Penilaian atau tes berbicara adalah pengukuran untuk mengumpulkan
informasi mengenai kemampuan seseorang dalam keterampilan berbicara. Tes
berbicara bukan hanya tes lisan, melainkan tes penampilan, yaitu tes perbuatan
lisan. Ini berarti yang dinilai bukan hanya pembicaraannya, melainkan proses
perbuatan, tindakan, perilaku, dalam menghasilkan pembicaraan.
B. Saran
Kami selaku penulis makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah ini.
7
DAFTAR RUJUKAN