Anda di halaman 1dari 14

KETERAMPILAN BAHASA 2

“MEMBACA NYARING”

Makalah Kelompok

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keterampilan Bahasa 2

1. Okta Dianingati 1201100257


2. Prasasdya Dipa A 1201100258
3. Febri Antoro 1201100261
4. Istikhomatul Hasanah 1201100270
5. Sofiana Ratnasari 1201100271
6. Dwi Ana Y 1201100273
7. Hutomo Pramu N 1201100280
Kelompok : 3

Kelas 3 F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2013
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan inayahNya pada kita semua sehingga sampai saat ini kita
semua masih dalam keadaan sehat wal-afiyat.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, serta kepada keluarga, para sahabat, tabiin dan semua kaum
muslimin muslimat.
Alhamdulillahirobbil ‘alamin kami bisa menyelesikan makalah ini yang
berjudul “ MEMBACA NYARING “.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Baik dari segi bahasa, terjemah atau kutipan-kutipan yang ada. Maka
dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan, serta
bimbingan dari Bp.Dedy Irawan,S.pd. dan Bp.Drs Enuh Zaenudin,M.A. dan para
teman-teman untuk menyumbangkan idenya, partisipasinya dan pikiran-
pikirannya
Akhirnya kami hanya mohon pada Allah SWT semoga makalah ini
memberi manfaat bagi kita semua. Aamiin ya Robbal “alamin.

Purwokerto, September 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Membaca Nyaring


B. Keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam Membaca
Nyaring
C. Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari


keterampilan mendengarkan dan berbicara. Pembelajaran di SD diselenggarakan
dalam rangka pengembangan kemampuan membaca yang mutlak harus dimiliki
oleh setiap warga negara agar dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Melalui pembelajaran di SD, siswa diharapkan memperoleh dasar-dasar
kemampuan membaca di samping kompetensi yang lain. Minat membaca adalah
keinginan untuk memperhatikan atau melakukan kegiatan membaca serta
memahami isi dari apa yang tertulis. Siswa yang rajin membaca, diharapkan akan
mempunyai wawasan yang luas. Dengan membaca, banyak informasi yang akan
diperoleh sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Prestasi belajar adalah
proses belajar mengajar dan dapat diukur dalam tes.
Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan jenis kompetensi
membaca yang menuntut persyaratan yang ketat. Membaca nyaring bukan sekedar
menyuarakan huruf. Jika hal ini yang terjadi maka pemahaman akan materi yang
dibaca akan gagal diperoleh.
Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan kelanjutan dari
membaca permulaan. Pada membaca permulaan tekanan ada pada kelancaran dan
ketepatan penyuaraan huruf, pada membaca nyaring atau membaca bersuara
difokuskan pada tekanan kata, lagu kalimat atau intonasi, jeda, dan menguasai
tanda baca. Keempatnya harus tepat. Jika ketepatan ini diabaikan, maka murid
akan mengalami kesulitan pada waktu membaca dalam hati atau membaca
intensif. Mereka hanya bisa membaca tetapi sulit menemukan pemahaman yang
dikandung dalam bacaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian membaca nyaring?
2. Apa saja keterampila-keterampilan yang dituntut dalam membaca
nyaring?
3. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca nyaring?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian membaca nyaring.
2. Mengetahui keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam membaca
nyaring.
3. Mengetahui peningkatan keterampilan membaca nyaring.
D. Manfaat
Pembaca dapat mengetahui pengertian membaca nyaring, keterampilan-
keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring dan peningkatan
keterampilan membaca nyaring.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan
alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau
pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan
seseorang pengarang.
Orang yang membaca nyaring pertama-tama haruslah mengerti makna
serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Dia juga harus mempelajari
keterampilan-keterampilan penafsiran atas lambang-lambang tertulis sehingga
penyusunan kata-kata serta penekanan sesuai dengan ujaran pembicara yang
hidup. Membaca nyaring yang baik menuntut agar si pembaca memiliki kecepatan
mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, kerena dia haruslah melihat
pada bahan bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar.
Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta
memenuhi berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan
serta minat. Oleh karena itu maka dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan
membaca nyaring, sang guru harus memahami proses komunikasi dua arah.
Lingkaran komunikasi belumlah lengkap kalau pendengar belum memberi
tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang diekspresikan oleh si
pembaca. Memang tanggapan tersebut mungkin hanya dalam hati, tetapi bersifat
apresiatif, mempunyai nilai apresiasi yang tinggi (Dawson [et al] 1963 : 215-216).
Membaca nyaring merupakan suatu keterampilan yang serba rumit,
kompleks, banyak seluk beluknya. Membaca nyaring itu pada hakekatnya
merupakan suatu masalah lisan atau oral matter. Oleh karena itu maka khusus
dalam pengajaran bahasa asing, aktivitas membaca nyaring lebih dekat ditunjukan
pada ucapan (pronunciation) dari pada ke pemahaman (comprehension),
(Broughton [et al] 1978 : 91).
Pentingnya membaca nyaring menurut :
Craw dan Mountain (1995) menjelaskan bahwa membaca nyaring
hendaknya mempunyai tujuan tertentu dan tidak menggunakan format round
robin. Yang dimaksud dengan raund robin ialah setiap siswa secara random
mendapat giliran untuk membaca nyaring satu paragraf. Membaca nyaring dengan
format round robin menyebabkan siswa kurang menyimak apa yang dibaca
temannya, padahal menyimak merupakan keterampilan yang harus diajarkan pada
siswa.
Rubin (1993) menjelaskan bahwa kegiatan yang paling penting untuk
membangun pengetahuan dan keterampilan bahasa siswa memerlukan membaca
nyaring. Program yang kaya dengan membaca nyaring dibutuhkan untuk semua
siswa karena membantu siswa memeperoleh fasilitas menyimak, memerhatikan
sesuatu secara lebih baik, memahami suatu cerita, mengingat secara terus-menerus
pengungkapan kata-kata, serta mengenali kata-kata baru muncul dalam konteks
lain. Membaca nyaring suatu cerita membantu siswa menambah kosakatanya,
walaupun guru tidak menjelaskan makna kata yang terdapat dalam cerita tersebut.
Untuk anak-anak kecil kegiatan ini merupakan sesuatu yang produktif dan bisa
menjadi pengalaman interaktif yang paling bagus jika dilakukan dengan tepat.
Ellis, dkk.(1989) tujuan umum membaca adalah pemahaman, mengahasilkan
siswa yang lancer membaca. Salah satu kegiatan yang bisa membantu untuk
mencapai tujuan umum tersebut ialah sering membacakan cerita dan
mendiskusikannya dengan siswa.
Harris dan Sipay (1980) mengatakan bahwa membaca bersuara
mengontribusikan seluruh perkembangan anal dalam banayak cara, di antaranya
sebagai berikut.
1. Membaca nyaringmemberikan guru suatu cara yang cepat dan valid untuk
mengevaluasi kemajuan keterampilan membaca yang utama, khususnya
pemenggalan kata, frasa, dan untuk menemukan kebutuhan pengajaran
yang spesifik.
2. Membaca nyaring memberikan latihan berkomunikasi lisan untuk
pembaca dan bagi yang mendengar untuk meningkatkan keterampilan
menyimaknya.
3. Membaca nyaring juga bisa melatih siswa untuk mendramatisirkan cerita
dan memerankan pelaku yang terdapat dalam cerita.
4. Membaca nyaring menyediakan suatu media di mana guru dengan
bimbingan yang bijaksana, bisa bekerja untuk meningkatkan kemampuan
menyesuikan diri, terutama lagi dengan anak yang pemalu.
Rothlein dan Meinbach (1993) mengemukakan bahwa membaca nyaring
untuk anak-anak merupakan kegiatan berharga yang bisa meningkatkan
keterampilan menyimak, menulis, dan membantu perkembangan anak untuk
mencintai buku dan membaca cerita sepanjang hidup mereka. Anak-anak
cenderung meniru mengikuti jejak orang dewasa.
Cox (1999) membaca nyaring untuk anak-anak yang dilakukan setiap hari
merupakan sesuatu yang penting untuk mengajar mereka menyimak, berbicara
atau menulis.
Gruber (1993) manfaat dan pentingnya membaca nyaring untuk anak-anak
tersebut seperti dijelaskan berikut ini.
1. Memberikan contoh kepada siswa proses membaca secara positif.
2. Mengekspos siswa untuk memperkaya kosakata.
3. Memberi siswa informasi baru.
4. Mengenalkan kepada siswa dari aliran sastra yang berbeda-beda.
5. Memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya
imajinasinya.
B. Keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam Membaca Nyaring
Dalam pembicaraan terdahulu telah dikemukakan membaca nyaring
merupakan suatu aktivitas yang menuntut aneka ragam keterampilan. Di bawah
ini dikemukakan sejumlah keterampilan yang dapat dituntut dalam membaca
nyaring pada setiap kelas sekolah dasar, keterampilan-keterampilan tersebut telah
dilatih sejak awal maka apabila para pelajar meningkat atau melanjutkan pelajaran
ke sekolah lanjutan, mereka telah mempunyai modal yang sangat penting.
Keterampilan-keterampilan pokok telah ditanam di sekolah dasar, pemupukan
serta pengembangan dilakukan di sekolah lanjutan (pertama dan atas).
Daftar keterampilan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam
membaca nyaring, yaitu:
1. Kelas I
a) Mempergunakan ucapan yang tepat.
b) Mempergunakan frase yang tepat (bukan kata demi kata).
c) Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami.
d) Memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku dengan baik.
e) Menguasai tanda-tanda baca sederhana, seperti:
 Titik ( . )
 Koma ( , )
 Tanda tanya ( ? )
 Tanda seru ( ! )
2. Kelas II
a) Membaca dengan terang dan jelas.
b) Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi.
c) Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata.
3. Kelas III
a) Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi.
b) Mengerti serta memahami bahan bacaan.
4. Kelas IV
a) Memahami bahan bacaan pada tingkat dasar.
b) Kecepatan mata & suara: 3 patah kata dalam satu detik.
5. Kelas V
a) Membaca dengan pemahaman dan perasaan.
b) Aneka kecepatan membaca nyaring tergantung pada bahan bacaan.
c) Dapat membaca tanpa terus menerus melihat pada bahan bacaan.
6. Kelas VI
a) Membaca nyaring dengan penuh perasaan atau ekspresi.
b) Membaca dengan penuh kepercayaan (pada diri sendiri) dan
mempergunakan frase atau susunan kata yang tepat.
(Barbe & abbott 1975 : 156-167;Dawson [et al] 1963 : 216).
C. Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring
Seorang pembaca nyaring yang baik biasanya berhasrat sekali menyampaikan
sesuatu yang penting kepada para pendengarnya. Sesuatu yang penting tersebut
dapat berupa informasi yang baru, sesuatu pengalaman yang berharga, uraian
jelas, karakter yang manarik hati, sekelumit humor yang segar, atau sebait puisi.
Agar dapat membaca nyaring dengan baik, maka sang pembaca haruslah
menguasai keterampilan-keterampilan persepsi (penglihatan dan daya tangkap)
sehingga dia mengenal/memahami kata-kata dengan cepat dan tepat. Yang sama
pentingnya dengan hal itu ialah kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam
kesatuan-kesatuan pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar. Untuk
membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud sang pengarang,
maka sang pembaca biasanya mempergunakan berbagai cara, antara lain :
1. Dia menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan yang jelas.
2. Dia menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya.
3. Dia menerangkan kesatuan-kesatuan pikiran di dalam satu kalimat dengan
penyususnan kata-kata yang tepat dan baik.
4. Menhubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya
agar tinggi sampai akhir dan tujuan tercapai.
5. Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik
dan tepat.
Keterampilan-keterampilan membaca nyaring akan berkembang secara wajar,
secara alamiah dalam membaca drama. Membaca drama menambahi sejumlah
nilai pada membaca, antara lain:
1. Memperoleh kesenangan dalam dramatisasi yang terlihat pada pemupukan
keyakinan anak-anak sehari-hari.
2. Memperkaya daya khayal, imajinasi dalam membaca fiksi.
3. Menanamkan disiplin yang tidak terdapat pada jenis-jenis membaca
lainnya.
4. Mempertinggi pemahaman, pengembangan kosa kata, membaca
frase/paragraf, ekspresi/perasaan, serta keterampilan-keterampilan
berbicara secara umum.
Anak-anak dari semua tahap membaca dapat diikutsertakan dalam suatu
permainan drama. Kualitas-kualitas pribadi yang belum ditemui kerapkali dapat
ditemui atau diketahui dalam membaca drama. Apabila seseorang anak masih
merupakan “someone else”, masih asing bagi kita, tetapi pada saat membaca
sesuatu drama maka aspek-aspek yang baru dan yang sangat menyenangkan dari
pribadinya akan terlihat jelas. Drama baik sekali untuk mengurangi rasa malu-
malu pada anak-anak serta untuk menemukan sifat-sifat atau kualitas-kualitas
yang simpatik sekalipun dalam hal-hal yang agresif.
Membaca drama menuntut disiplin-disiplin yang tidak terdapat pada aktivitas
membaca lainnya. Kesiap-siagaan terhadap pencatatan waktu berbicara,
menghadapi isyarat-isyarat, menempatkan sesuatu pada tempat yang wajar sesuai
dengan teks, membaca kata-kata serta frase-frase dengan tepat, mengekspresikan
sesuatu dengan baik, semua faktor tersebut serta faktor-faktor lainnya akan
diketahui oleh sang anak sebagai hal-hal yang penting dalam keberhasilan
pagelaran sesuatu drama. Peningkatan atau pemantapan ekspresi melalui
penekanan, jeda, serta interpretasi suasana hati dan perasaan merupakan hasil atau
pencerminan dari membaca drama (play reading), (Anderson 1972 : 98-99).
Keuntungan membaca nyaring untuk anak-anak juga dikemukakan Rothein
dan Meinbach (1993) yang berdasarkan padapenelitain yang dilakukan Graves
(1983) dan Clay (1975). Hasil temuan dari kedua peneliti menunjukan bahwa ada
hubungan antara ynga sedang dibaca dengan penampilan menulis, yaitu
membangkitkan imajinasi mereka, memberikan gagasan terhadap proses menulis
mereka.
Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam membaca nyaring, antara lain
sebagai berikut.
a. Mulailah membacakan cerita pada awal pertama dikelas. Berbagai buku
yang bagus memberikan kesempatan yang menakjubkan bagi guru dan
siswa untuk berbagi kesempatan yang hangat dan menyenangkan,
membina ikatan yang akarab denga seluruh personel kelas.
b. Sebelum membaca cerita atau puisi, akrabilah lebih dahulu materi bacaan
tersebut.
c. Wacana yang panjang sebaiknya diperpendek.
d. Selalulah mendiskusikan isi bahan bacaan dengan siswa untuk
membangkitkan minat siswa pada buku.
e. Suruhlah siswa duduk dengan senang dalam setengah lingkaran di sekitar
Anda dan singkirkan semua gangguan. Adakan “kontak mata” selama
mebaca cerita berlangsung.
f. Duduklah dengan kursi rendah dekat dengan siswa dan peganglah buku
sedemikian rupa sehingga mereka bisa melihat ilustrasi. Ilustrasi
merupakan hal penting dalam membaca buku untuk siswa.
g. Jadikanlah kegiatan ini mengasyikkan, ekspresikanlah emosi-emosi yang
dibangkitkan oleh cerita atau puisi dan bawalah sastra kedalam suasana
yang hidup melelui gerakan, sound effect, dan perubahan nada suara.
h. Apabila memungkinkan doronglah anak-anak berpartisipasi dalam
membaca.
i. Secara periodik, berilah mereka pertanyaan untuk meningkatkan
pemahaman dan minat siswa.
j. Jika tidak mungkin menyelesikan seluruh bagian atau bab pada suatu
bacaan, cobalah berhenti pada bagian cerita yang menegangkan. Biarkan
anak berdiri di pinggir tempat duduknya, cemas karena rasa ingin tahu
mereka lebih lanjut tentang apa yang terjadi berikutnya.
k. Pada penyelesaian cerita atau puisi berikan kesempatan kepada siswa
untuk merenungkan apa yang telah mereka denga dan meneliti
(menyelidiki) perasaannya sendiri.
l. Setelah menyelesikan seluruh cerita, berikanlah waktu kepada siswa untuk
mengekspresikan perasaan mereka secara bebas.
Hal-hal yang perlu diingat dalam membaca nyaring antara lain sebagai berikut.
a. Seni menyimat merupakan sesuatu yang bermanfaat dan mesti diajarkan.
b. Panjang dan pendek mata pelajaran yang dibacakan hendaknya bervariasi.
c. Jika membacakan buku cerita bergambar, guru harus yakin anak bisa
melihat gambartersebut dengan jelas.
d. Hentikan bacaan pada titik yang menegangkan.
e. Sesudah membaca sediakan waktu untuk diskusi, mengeskpresikan secara
lisan, tulisan ataupun ekspresi artistik.
f. Jangan belokkan diskusi menjadi bentuk ujian.
g. Bacalah teks tersebut dengan penuh ekspresi dan bacalah pelan-pelan.
h. Sebelum membaca buku tersebut di depan kelas, tinjaulah buku tersebut
lebih dahulu.
Hal-hal yang harus dihindari waktu membaca nyaring antara lain sebagai berikut.
a. Jangan membacakan cerita yang anada sendiri tidak menyukainya.
b. Jangan teruskan membaca jika ternyata buku tersebut pilihan yang salah.
c. Jangan bingung dengan pertanyaan yang diajukan siswa selama membaca,
dan diskusikan denga siswa pendapat dan kesimpulan mereka.
d. Ciptakan pertanyaan terbuka yang mengharuskan siswa selama
perhatiannya pada bagaian tertentu dari buku.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Membaca nyaring adalah suatu aktifitas atau kegiatan yang merupakan alat
bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau
pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan
seseorang pengarang. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan
bersuara dengan memperhatikan struktur kata (kata, kata majemuk, dan frasa) dan
kalimat, lafal, intonasi dan jeda. Tekanan kata dalam bahasa Indonesia jatuh pada
suku keduadari belakang. Pembaca nyaring harus dapat pula mengelompokkan
kata sesuai dengan kelompoknya agar jelas maknanya bagi pendengar. Membaca
nyaring merupakan aktifitas antara guru dan murid atau pembaca dengan
pendengar untuk bersama-sama memahami makna suatu bacaan.
B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah banyak kekuranganya dari pada
kelebihanya. Untuk itu, kami dari penyaji mengharapkan kritik dan saran agar
pembuatan makalah yang akan datang bisa lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, H.G. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa.

Rahim, F. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai