Anda di halaman 1dari 18

Wacana Persuasi

Wacana persuasi sebenarnya merupakan sebuah varian dari argumentasi.


Wacana ini lebih cenderung mempengaruhi manusia (sasaran) daripada
mempertahankan kebenaran mengenai suatu objek tertentu. Walaupun tidak
seratus persen mempertahankan kebenaran, bentuk wacana ini masih termasuk
dalam wacana ilmiah, bukan wacana fiksi (Nurbaya dkk., 2010:51-52).

A. Pengertian dan Dasar Persuasi


Persuasi adalah suatu bentuk wacana yang merupakan penyimpangan dari
argumentasi, dan khusus berusaha mempengaruhi orang lain atau para pembaca,
agar para pendengar atau pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang
mengadakan persuasi, walaupun yang dipersuasi sebenarnya tidak terlalu percaya
akan apa yang dikatakan itu. Jadi, persuasi lebih condong menggunakan atau
memanfaatkan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain (Nurbaya
dkk., 2010).
Ramdayani (2013) dan Sinta (2013) mengemukakan bahwa wacana
persuasi merupakan wacana yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena
itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat
mempengaruhi pembaca. Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah
pendekatan emosi yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi, yaitu
propaganda kelompok/golongan, kampanye, iklan dalam media massa, dan
selebaran.
Menurut (Syatriadi, 2013) Paragraf persuasi atau persuasi adalah paragraf
yang berisikan ajakan agar seseorang melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh
penulis paragraf persuasi ini. Anonim (2010) seperti yang dikutip Sumarlam
(2003) mengemukakan bahwa wacana persuasi adalah wacana yang isinya bersifat
ajakan atau nasihat, biasanya ringkas dan menarik, serta bertujuan untuk
mempengaruhi secara kuat pada pembaca atau pendengar agar melakukan nasihat
atau ajakan tersebut. Anonim (2010) dalam Arifin dan Rani (2000) mendefinisikan

1
wacana persuasi sebagai wacana yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk
melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnya. Wacana persuasi dapat
ditemukan dalam bentuk wacana iklan. Seperti yang disampaikan oleh Arifin dan
Rani (2000) bahwa iklan merupakan salah satu jenis penggunaan bahasa yang
bertujuan mempengaruhi dan menyerang calon konsumen agar menggunakan suatu
layanan jasa atau produk yang diiklankan. Oleh sebab itu, iklan sering disebut sebagai
wacana persuasi-provokasi.
Menurut Manggiasih (2013), karangan persuasi adalah karangan yang
isinya berusaha untuk merebut perhatian pembaca. Karangan ini disajikan secara
menarik, meyakinkan mereka bahwa pengalaman yang disiratkan itu merupakan
suatu hal yang amat penting. Oleh karena itu, terkadang karangan persuasi sering
digunakan sebagai karangan propaganda oleh lembaga kesehatan, pemerintah, dan
lain-lain. Jadi, secara sederhana, kita dapat memahami karangan persuasi dari ciri
utamanya sebagai sebuah karangan yang berusaha menarik, meyakinkan, dan
merebut perhatian pembaca.
Argumentasi bertujuan membuktikan suatu kebenaran, dan karena itu akan
berusaha sekuat tenaga dengan teknik-teknik yang rasional untuk
mempertahankan kebenaran itu. Karena itu sasaran selanjutnya adalah mencapai
persesuaian rasional mengenai kebenaran itu dengan orang lain. Sebaliknya,
persuasi bertujuan mencapai kesepakatan dengan orang yang dipersuasi dengan
menggunakan pendekatan psikologis (Nurbaya dkk., 2010).

B. Tujuan Wacana Persuasi


Karangan ini bertujuan memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu atau
karangan yang besifat mengajak pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh,
dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca bersedia melaksanakan ajakan hal-
hal yang baik demi kepentingan masyarakat. Dalam persuasi pengarang
mengharapkan adanya sikap balasan berupa perbuatan yang dilakukan oleh
pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya (Artizen,
2012). Berikut ini adalah ciri-ciri wacana persuasi, yaitu (Bastra, 2012; Artizen,
2012; Manggiasih, 2013):

2
1. Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
2. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
3. Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
4. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang
dan supaya kesepakatan pendapat serta tujuan tercapai.
5. Persuasi memerlukan fakta dan data untuk mendukung ajakan.

C. Syarat Wacana Persuasi


Menurut Pratiwi (2012), terdapat tiga syarat yang sebaiknya dipenuhi
dalam wacana persuasi, yaitu:
1. Watak dan kredibilitas
Watak dan seluruh kepribadian penulis dapat diketahui dari seluruh
karangannya, antara lain gaya yang dipakai, pilihan kata, struktur kalimat, tema,
dsb. Kredibilitas (kepercayaan) terhadap penulis akan timbul jika pembaca
mengetahui bahwa penulis memahami persoalan yang tengah dibicarakannya
dengan baik.Kepercayaan juga akan timbul jika penulis jujur kepada pembaca.
2. Kemampuan mengendalikan emosi
Yaitu kemampuan penulis untuk mengobarkan emosi dan sentiment
pembaca, termasuk juga kemampuan untuk merendahkan atau meredam emosi
dan sentimen itu jika diperlukan.
3. Bukti-bukti
Penulis juga memiliki kemampuan memberikan bukti-bukti (evidensi)
mengenai suatu kebenaran.

D. Keefektifan Kalimat dari Wacana Persuasi


Terdapat beberapa keefektifan kalimat dari wacana persuasi, yaitu
(Suhendar, 2012).
1. Dapat mengubah pola pikir orang lain secara cepat
2. Menyampaikan ajakan di berbagai media/cara
3. Efektif dalam mengajak perubahan dalam jumlah banyak

3
4. Baik digunakan dalam hal politik, advertisi, dan pendidikan

E. Bentuk Karangan Persuasi


Beberapa bentuk karangan persuasi yang biasa digunakan adalah sebagai
berikut (Suhendar, 2012; Putri, 2013; Manggiasih, 2013):
1. Bentuk pidato, misalnya propaganda, kampanye lisan, dan penjual jamu
ditempat-tempat terbuka.
2. Bentuk tulisan berupa iklan dan selebaran.
3. Bentuk elektronik, misalnya iklan di televisi, bioskop, dan internet

F. Jenis Karangan Persuasi


Sebagaimana bentuk karangan persuasi tersebut, karangan persuasi dapat
digolongkan dalam beberapa jenis, diantaranya adalah:
1. Persuasi Politik
Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik oleh
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para ahli
politik dan kenegaraan sering menggunakan pesuasi jenis ini untuk keperluan
politik dan negaranya. Kita akan bisa memahami persuasi politik lebih baik lagi,
bila kutipan berikut ini kita kaji dengan teliti. Naskah persuasi politik berikut ini
berkombinasi dengan eksposisi (Setiyantoro, 2012; Manggiasih, 2013).

2. Persuasi Pendidikan
Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam
bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Seorang guru, misalnya, bisa menggunakan persuasi ini untuk mempengaruhi
anak supaya mereka giat berlajar, senang membaca dan lain-lain. Seorang
motivator atau inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi pendidikan
dengan menampilkan konsep-konsep baru pendidikan untuk bisa dilaksanakan
oleh pelaksana pendidikan. Kutipan artikel berita ini dapat dijadikan bahan
menelaah karangan persuasi pendidikan (Setiyantoro, 2012; Manggiasih, 2013).

4
3. Persuasi Advertensi
Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk
memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi iklan ini
diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin memiliki,
berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Karena
itu,advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur, pemilik
barang dan publik sebagai konsumen. Iklan itu beraneka ragam, ada yang sangat
pendek, ada pula yang panjang (Setiyantoro, 2012; Manggiasih, 2013). Persuasi
iklan yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil merangsang konsumen
membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya, persuasi iklan itu tergolong sebagai
persuasi yang kurang baik apabila tidak berhasil merangsang konsumen untuk
membeli barang yang diiklankan (Setiyantoro, 2012; Manggiasih, 2013).
4. Persuasi Propaganda
Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi.
Tentunya tujuan persuasi tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi saja.
Lebih dari itu, dengan informasi diharapkan pembaca atau pendengar mau dan
sadar untuk berbuat sesuatu. Persuasi propaganda sering dipakai dalam kegiatan
kampanye. Isi kampanye biasanya berupa informasi dan ajaka. Tujuan akhir dari
kampanye adalah agar pembaca atau pendengar menuruti isi ajakan kampanye
tersebut (Setiyantoro, 2012; Manggiasih, 2013).

G. Metode
Pratiwi (2012) mengemukakan bahwa terdapat beberapa metode yang
digunakan dalam menyusun wacana persuasi, yaitu:
1. Rasionalisasi
Merupakan proses penggunaan akal untuk memberikan suatu dasar
pembenaran suatu masalah. Contohnya, iklan sabun lifebuoy yang kandungan
zatnya mampu membunuh kuman.
2. Identifikasi
Penulis mengidentifikasikan diri sebagai pihak yang dekat, berpihak, dan
memperjuangkan kepentingan pembaca. Contohnya, kampanye yang

5
pembicaranya mengidentifikasikan diri sebagai sesama pihak yang tertindas
seperti pendengarnya.
3. Sugesti
Memengaruhi pembacanya untuk menerima suatu keyakinan tanpa
member suatu dasar kepercayaan yang logis.
4. Konformitas
Sikap mental untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dialami
pembaca.
5. Kompensasi
Penulis mendorong pembaca untuk melakukan tindakan lain sebagai
pengganti atas kelemahannya atau keinginan yang gagal dicapai.
6. Proyeksi
Teknik menjadikan sesuatu yang awalnya adalah subyek menjadi obyek.
7. Penggantian
Penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk mengalihkan suatu obyek
atau tujuan tertentu ke tujuan lain.

H. Alat Pengembangan Karangan Persuasi


Menurut Akhmadi (1980), alat pengembangan persuasi ada lima, yaitu, (1)
bahasa, (2) nada, (3) detail, (4) pengaturan (organisasi), dan (5) kewenangan.
Alat-alat ini dapat dipakai untuk mengembangkan sebuah karangan persuasi.
Berikut ini uraian kelima alat tersebut.
1. Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi. Sebagai alat, bahasa sangat luwes dalam
menjalankan fungsinya. Artinya, bahasa dapat dipakai oleh pemakainya untuk
kepentingan apa saja selama dalam batas-batas fungsinya sebagai alat komunikasi.
Untuk membuat tulisan perlu dikatikan dengan kenyataan dalam kehidupan
sehari-hari. misalnya, dalam kehidupan bermasyarakat: terjadi penipuan,
kesuksesan, kedengkian, dan percekcokan. Contoh nyata mengenai pemakaian
bahasa dapat diamati pada penjual obat. obat yang dibawanya biasanya
disanksikan mutunya. Akan tetapi, mengapa dia berhasil memperdayakan orang

6
untuk membeli obatnya? Salah satu faktor yang tidak dapat diingkari adalah
karena bahasa yang dipakainya. Dia berhasil memanfaatkan bahasa sebagai alat
untuk mempengaruhi orang lain (Nurbaya dkk., 2010:52).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa bahasa adalah alat yang
cukup primer dalam mewujudkan paparan persuasi (Nurbaya dkk., 2010:52).
2. Nada
Nada berkaitan dengan sikap pengarang dalam menyampaikan gagasannya.
Dalam kehidupan, tentunya dapat dijumpai bermacam-macam nada, antara lain:
nada marah, nada senang, nada sedih, dan nada bersemangat. Masing-masing nada
itu dapat dipakai sebagai alat untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Seorang
anak akan meninggalkan kebiasaan berdustanya, misalnya apabila dia diberi kata-
kata marah oleh orang tua atau gurunya. Seorang pegawai akan bersemangat
dalam bekerja seandainya mendapatkan kata-kata pujian atasannya atau
majikannya (Nurbaya dkk., 2010:53).
Pengarang harus menentukan nada dalam membuat persuasi dengan
membayangkan respon apa yang ada di benak pembaca. Sebuah karangan akan
direspon oleh pembaca dengan rasa sedih jika persuasi bernada sedih. Bila
pembaca merasa takut, maka persuasi dibuat dengan nada marah/menakutkan
(Nurbaya dkk., 2010:53).
3. Detail
Dalam karangan persuasi, detail cukup penting dalam kedudukan sebagai alat
persuasi. Yang dimaksud detail adalah uraian terhadap ide sampai ke bagian yang
sekecil-kecilnya. Untuk memilih detail pengembangan persuasi perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut:
1. Penting-tidaknya detail itu untuk keperluan persuasi dan pemahaman
pembaca;
2. Jumlah detail yang harus dikumpulkan untuk mendukung ide pokok;
3. Macam detail yang seharusnya diangkat untuk mendukung ide pokok;
4. Kapan setiap detail itu dihadirkan?;
5. Ada atau tidaknya korelasi dan relevansi detail dengan ide pokok sebaiknya
diangkat.

7
Detail yang baik adalah detail yang esensial dalam mendukung persuasi,
yakni detail yang dapat memenuhi kriteria di atas. Dengan kehadiran detail yang
baik, usaha penalaran dalam persuasi menjadi lebih jelas (Nurbaya dkk., 2010:53-
54).
4. Pengaturan (organisasi)
Organisasi ini menyangkut masalah pengaturan detail dalam tiga karangan.
Dalam persuasi, pengaturan detail menggunakan prinsip “mengubah keyakinan
dan pandangan”. Artinya, detail-detail itu diatur agar mampu mengarahkan
keyakinan pandangan pembaca. Cara-cara penataan detail-detail ini adalah cara
induktif, cara deduktif, cara kronologi, dan cara penonjolan (Nurbaya dkk.,
2010:54).
5. Kewenangan
Kewenangan (authority) dapat kita sebut sebagai alas persuasi. Kewenangan
dalam hal tidak selalu berkaitan dengan kewenangan hukum. Kewenangan
menyangkut “penerimaan dan kesadaran” pembaca terhadap pengarang. Seorang
pengarang diyakini pembacanya sebagai orang yang berwenang apabila dia: (a)
mempunyai dasar hukum menduduki jabatan-jabatan tertentu, (b) berkecimpung
dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan teretntu, dan (c) mampu menunjukkan
pola pikir yang bermutu. Kewenangan yang dimiliki oleh seorang pemimpin
formal adalah kewenangan hukum, kewenangan yang dimiliki oleh seorang
profesor adalah kewenangan profesional, dan orang yang tidak mempunyai dasar
hukum jabatan atau profesi juga dapat mempunyai kewenangan apabila dia
mampu menunjukkan pola berpikir yang bermutu dalam paparannya (Nurbaya
dkk., 2010:54-55).
Ciri khas persuasi dimulai dari judul yang dibuat secara provokatif, yang
membuat pembaca “tergiur” untuk melihat, bahkan memiliki dan menggunakan
produk/iklan/promosi tertentu. Selain itu, gaya penulisan juga mengandung data
dan fakta yang bertujuan supaya pembaca tertarik dan mengikuti apa yang ditulis.
Gaya bahasa ini didukung dengan diksi yang “menggoda” pembaca. Di samping
itum penulis juga menampilkan bukti-bukti secara konkret, detil, dan masuk akal
(Nurbaya dkk., 2010:55).

8
I. Langkah Menyusun Wacana Persuasi
Beberapa langkah untuk menyusun wacana persuasi, yaitu (Artizen, 2012):
1. Menentukan topik/tema
2. Merumuskan tujuan
3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4. Menyusun kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi

J. Contoh Wacana Persuasi


Adapun beberapa contoh wacana persuasi sebagai berikut:
1. Contoh 1

Turuti Ahok, Warga Antusias Ikut Tes HIV Gratis di Bundaran HI

Jakarta, "Ayo silakan yang mau tes HIV gratis, Pak Ahok aja sudah kok."
Ajakan itu terdengar dari para panitia Peringatan Puncak Hari AIDS Sedunia di
Bundaran HI pagi ini. Warga boleh memeriksakan status HIV-nya tanpa
mengeluarkan uang sepeser pun.
Acara yang dibuka oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama
ini mengambil tema "Cegah HIV AIDS, Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa."
Selain hiburan musik, panitia juga membuka stand tes HIV gratis atau Voluntary
Conseling & Testing (VCT) bagi para pengunjung. Hingga pukul 09.00, sudah
lebih dari 70 pengunjung yang mengikuti tes.
"Tesnya tidak butuh waktu lama, cukup ambil darah paling lama 5 menit,"
kata Kabid Dukungan dan Layanan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi
(KPAP) DKI Jakarta Maya Tri Siswati kepada detikcom, Minggu (1/12/2013).
Ia menuturkan bahwa VCT terdiri dari 3 tahap yaitu pre konseling,
pengambilan darah, dan post konseling. Di pre konseling, peserta tes harus
mengisi data pribadi dan menandatangani persetujuan pengambilan darah. Petugas
juga akan menegaskan kepada peserta bahwa dengan mengikuti tes, mereka harus
siap menerima apapun hasilnya.

9
Tahap kedua yaitu pengambilan darah. Setelah 10-15 menit, peserta akan
mendapatkan hasil tes mereka. Tahap terakhir yaitu post konseling, dimana
peserta dapat berdiskusi tentang hasil dan bila positif, apa langkah selanjutnya
bagi mereka.
"Biasanya hal pertama yang mereka butuhkan adalah tempat curhat, baru
setelah itu kami arahkan mereka untuk treatmentnya," tambah Maya.
Ia juga menuturkan bahwa VCT ini gratis di semua Puskesmas kecamatan untuk
warga ber-KTP DKI Jakarta. Tes ini juga cepat sehingga warga tidak perlu
berpikir dua kali bila ingin memeriksakan status HIV mereka.
Salah seorang warga bernama Ahmad Dahlan yang mengikuti VCT
mengaku antusias dengan kegiatan ini. Ia bahkan mengajak anak dan
keponakannya untuk ikut juga.
"Saya memang tidak termasuk yang berisiko, tapi saya mau tahu saja.
Kaya kata Pak Ahok tadi, bisa saja kita ketularan dari mana. Kita harus tahu
keadaan diri kita," kata pria asal Bogor ini.
Dalam sambutannya, Ahok mendorong warga DKI Jakarta untuk
mengetahui status HIV-nya masing masing. Ia sendiri sudah mengikuti tes ini
pada bulan Oktober 2013 di Balai Kota.

2. Contoh 2

Pesona Pulau Paling Eksotis

Christmas Island tampak mungil di peta, namun kenyataannya adalah


pulau karang yang kokoh di Samudera India. Alam tropis di Christmas Island
menghadirkan pesona eksotis yang menakjubkan dan tak dimiliki oleh pulau
lainnya. Christmas Island Resort, sebuah resort berbintang 5 dengan kemewahan
eksklusifnya, menambah suasana liburan Anda di Christmas Island lebih
menyenangkan dan bergairah.

10
Hanya 45 menit dari Jakarta, berarti kurang dari satu jam Anda sudah
berada di Christmas Island melalui jadwal penerbangan 5 kali seminggu
bersama Sempati Air.
Aneka petualangan rekreatif dapat Anda lakukan sendiri seperti,
melakukan kegiatan yang menantang keberanian Anda: memancing di laut lepas
(game fishing), berolah raga bukit karang sekaligus menikmati keindahan
pemandangan di laut, menyelam di dasar Samudera India untuk mengagumi
pesona karang dan kekayaan lain miliknya (scuba diving), atau bersantai dalam
kemewahan resort eksklusif bertaraf internasional (dalam Suparno dan
Mohammad Yunus, 2002).
Melalui contoh di atas, jelas terlihat bahwa wacana ini tergolong persuasi.
Judulnya benar-benar dipilih sehingga membuat pembaca “tergiur”. Demikian
pula pilihan katanya. Penulis sengaja memilih diksi, seperti menghadirkan
pesona eksotis yang menakjubkan dan tak dimiliki oleh pulau lainnya, dengan
harapan supaya pembaca makin tergiur berkunjung ke pulau itu. (Nurbaya dkk.,
2010:56)

3. Contoh 3

Sistem Pendidikan Indonesia

Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih


belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa
kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur
setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong.
Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun
semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi
bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu
kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi
semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis.

11
Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang.
Tidak hanya dari pemerintah sebagai penyedia sumber pendidikan, namun yang
lebih penting adalah kesadaran dari berbagai pihak. Termasuk anak itu sendiri.
Hal tersebut dapat memperbaiki sistem pendidikan nasional. (Bastra, 2012:6;
Winata, 2013:1).
4. Contoh 4

Kebudayaan Indonesia Harus Mulai Dijaga

Indonesia adalah negeri yang beraneka ragam. bangsa yang


multikultur,banyak sekali kebudayaan yang tersebar dari ujung barat ampai ujung
timur. Kebudayan nasional yang menjadi ciri khas bangsa khususnya.sebagai
warga yang hidup di Indonesia, sebaiknya saat ini kita harus berpikir bahwa
kebudayaan Indonesia mulai harus dijaga. Kenapa kebudayaanbangsa Indonesia
harus dijaga? Ada beberapa faktor yang menyebabkan kebudayaan Indonesia
harusdijaga. Diantaranya, banyak orang yang tidak mengenal budayanya sendiri.
Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia lebih banyak
menyebabkan seseorang malas untuk mengetahui bahkan untuk mengenalnya.
sehingga tak heran jika ada orang yang tidak tahu tentang kebudayaan Indonesia.
Bahkan dia sempat aneh dan terheran-heran jika melihat tari kecak misalnya atau
mendengarkan lagu soleram. karena dia tak pernah mengetahuinya dan memang
tak pernah mau tahu.
Tak hanya itu, globalisasi atau medernisasi yang terjadi pada dunia saat ini
mempunyai pengaruh besar terhadap kelestarian budaya Indonesia. Melalui
modernisasi kebudayaan dengan mudah kebudayaan asing dapat masuk ke
Indonesia. Dan memang tidak mengherankan, kita bisa lihat dengan jelasdari
beberapa media, kebudayaan asing telah merambah luas ke seluruh penjuru
nusantara. Kebudayaan-kebudayaan asing ini ternyata lebih mudah membudaya
dari pada kebudayaan asli yang sudah ada. Contohnya saja dalam cara berpakaian,
kita lebih sering mengikuti orang-orang di luar sana untuk cara berpakaian.

12
Dengan masuk dan berkembangnya budaya asing ke Indonesiamembuat
kebudayaan-kebudayaan daerahtersingkir. tak jarang banyak kebudayaan daerah
yang tidak lagi dimunculkan atau malah dapat dikatakan menghilang.
Kebudayaan-kebudayaan daerah ini mulai meredup setelah kedatangan
kebudayaan asing. Seperti ayang yang sekarang jarangsekali kita dapat
menyaksikan pertunjukanwayang secara langsung. Atau tari jaipongyang benar-
benar asli, karena yang sering kita lihat adalah tari jaipong yang sudah banyak
mengalami perubahan.
Generasi muda Indonesia pun ternyata lebih menyukai kebudayaan asing.
Mereka kurang mencintai kebudayaannya sendiri, bahkan ada yang
menganggapnya kampungan. Terlihat bahwa generasi muda sekarang lebih
bergaya hidup hedonistikatau gaya hidup penuh hura-hura. Generasi muda saat ini
lebih menyenangi kebebasan tanpa batas daripada kebebasan dengan batasan
norma. Musik yang mereka dengarkan bukn lagi gending karismen atau tanjidor
tapi musik yang mereka dengarkan adalah house music atau musik DJ, R&B, Hip-
hop, metal dan lain-lain. Tarian mereka bukan lagi jaipongan, kecak, atau pendet
tapi tarian mereka dengarkan adalah modern dance, break dance dan lain-lain.
Oleh karena itu, memang sudah saatnya kita sebagai orang Indonesia
umumnya dan sebagai generasi muda terpelajar khusunya, harus mulai berpikir
untuk menjaga kebudayaan Indonesia. Karena kebudayaan Indonesia adalah ciri
khas bangsa Indonesia yang menjadi kebanggaan tersendiri dari bangsa Indonesia.
Masyarakat dan pemerintah adalah pelaku sentral dalam proses pelestarian
kebudayaan nasional.
Kebudayaan indonesia sebaiknya kita pelihara, kita juga dan kita
lestarikan bersama-sama. Jangan sampai kita kehilangan budaya kita sendiri.
Marilah kita sama-sama menjaga kebudayaan Indonesia agar jangan
sampaiterkubur dan hanya menjadi sejarah anak cucu kita di masa yang akan
dating. Marilah kita bersama-sama menjaganya (Winata, 2013:1)!
5. Contoh 5
Perilaku Menyampah

13
Di kota besar, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup. Kebiasaan
makan, misalnya, di kota besar, restoran fast food cenderung menggunakan
kemasan yang terbuat dari plastik atau stirofoam yang sekali pakai langsung
buang. Kemasan kue dahulu menggunakan daun pisang yang bisa membusuk,
sekarang cenderung menggunakan plastik. Semua itu kebiasaan impor yang bukan
budaya Indoesia. Budaya Indonesia menggunakan daun pisang atau daun jati.
Sebenarnya volume sampah dapat dikurangi drastis bukan hanya dengan
menangani sampah plastik dengan sebaik-baiknya atau dengan daur ulang tetapi
bagaimana menghindari seminim mungkin perilaku menyampah. Hanya kekuatan
konsumen yang bisa menekan produsen mengurangi bahan-bahan yang makin
menambah volume sampah.
Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi penggunaan
kemasan-kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang tidak bisa hancur.
Misalnya, menghindari membeli makanan dan minuman yang menggunakan
kemasn plastik, stirofoam, atau kalaupun terpaksa membeli, ambil saja
makanannya, kemasan dikembalikan lagi kepada penjualnya. Rasanya tidak
menggunakan kemasan plastik tidak akan mengurangi kenyamanan hidup ini
(Artizen, 2012:2).
6. Contoh 5
Sekolah Adiwiyata

Sekarang semakin terasa panasnya udara di bumi ini. Dampak global


warming sangat terasa bagi kita, alam pun kadang juga tidak bersahabat kepada
kita. Apakah anda merasa nyaman bila saat sedang belajar di sekolah udara sangat
panas ? tidaklah pastinya, dan anda tidak bisa berkonsentrasi terhadap pelajaran
yang diberikan. Sekolah adiwiyata merupakan salah satu solusi dari pemerintah
bagaimana mencegah dampak global warming.
Bagaimana bisa ? iya tentu bisa, karena di dalam sekolah adiwiyata siswa
di ajarkan bagaimana menghargai dan menjaga lingkungan agar tetap asri dan
indah serta nyaman untuk pembelajaran para siswa. Tentunya lama-kelamaan
siswa akan terbiasa dengan hal itu, dan akan menerapkannya juga pada

14
lingkungan dimana ia berada. Dapatkah anda membayangkan bagaimana jika
sebuah sekolah adiwiyata mempunyai 600 murid dan semua murid itu
menerapkan ajaran yang diberikan dari sekolah tentang cara menghargai dan
menjaga lingkungan agar tetap asri dan tetap hijau, berapa banyak kah lingkungan
yang terselamatkan dari dampak global warming ? banyak sekali tentunya.
Jika semua sekolah di Indonesia adalah sekolah adiwiyata atau sekolah
yang berstandar lingkungan, alangkah hijau dan asrinya negeri ini, terhindar dari
dampak global warming. Namun di Indonesia sekarang tidaklah banyak sekolah
yang berstandar lingkungan(Adiwiyata). Ayo jadikanlah sekolahmu menjadi
sekolah yang berstandar lingkungan , agar belajarmu menjadi nyaman dan tidak
terganggu oleh dampak global warming (Anonim, 2013:4)!
7. Contoh 6
Sehat Karena Air Putih

Buah hati kami, Ananda Dany Rifky Firdaus (2,5 tahun), bisa dipanggil
rifky. Ia lahir melalui proses cesar. Sejak usia dua minggu, ia sering sakit-sakitan.
Bilirubinnya tinggi, mencapai 24,0, sehingga harus dirawat inap dirumah sakit.
Untuk mengisi kekurangan cairan tubuhnya, selama diopname itu, ia mesti minum
susu formula.” Saya sendiri hanya mampu memberi ASI sampai usianya 5 bulan.
Setelah satu minggu dirumah sakit dan satu bulan berobat jalan, bilirubinnya
normal kembali hingga 0,1,” kata ibunya.
Di usia 9 bulan ia sakit lagi. Dokter mendiaknosis ia terkena infeksi
saluran kencing. Berulang-ulang ia harus menjalani tes urin. Untunglah dua bulan
kemudian hasil tes itu negatif , yang berarti kondisinya membaik.
Ketika usia enam belas bulan ia kembali terkena infeksi saluran kencing,
setiap kali hasil tes urin positif, ia harus minum obat antibiotika, hingga lima kali
tes urin. Pada tes ke-6, syukurlah hasilnya sudah negatif. Saat tiga bulan
kemudian ia dites ulang hasilnya benar-benar negatif.
Selain itu, Rifky juga pernah diopname selama satu minggu,karena
pneumonia. Panas badannya meninggkat dan daya tahan tubuhnya pun melemah.
Menurut dokter ia kemungkinan tertular virus itu dirumah sakit.

15
“Jangan pernah membawa anak kerumah sakit, kecuali dalam keadaan
sakit, karena disana terdapat berjuta-juta virus dan kuman,” begitu pesan dokter.
Pesan itu selalu saya ingat, tapi tentu sulit menghindari Rifky dari rumah sakit
karena ia juga bolak-balik sakit.
Walaupun sering sakit, tubuh Rifky tetap gemuk dan perkembangannya
normal.”Kami tentu tak ingin ia terus-menerus berurusan dengan obat, apalagi
antibiotika. Karena itu kami berusaha keras menjaga kesehatannya, salah satunya
dengan memberinya banyak minuman air putih dalam kemasan,” kata ibunya.
“Sudah hampir satu tahun ia terbiasa minum air putih. Sekali minum ia
bisa menghabiskan sebotol air berukuran 600 mililiter. Kalau malam-malam ia
terbangun dari tidur, yang dimintai juga air putih. Sejak doyan minum air putih, ia
jarang sekali sakit. Mungkin air itu telah mencuci racun tubuhnya. Ia sekarang
makin aktif dan suka berenang. Kami berharap ia selalu tumbuh sehat,” kata
ibunya lagi (Anonim, 2013:4). (Widya Shinta W.S,31 tahun, ibu rumah tangga,
ibu satu anak , tinggal di TangGerang).

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Bab II: Kajian Teori (Online),


(http://eprints.uny.ac.id/8341/3/BAB%202-06204241001.pdf, diakses 10
Desember 2013).
Anonim. 2013. Contoh Karangan Narasi, Karangan Deskripsi, Karangan
Argumentasi, Karangan Persuasif, dan Karangan Eksposisi (Online),
(http://ohbaru.blogspot.com/2013/04/contoh-karangan-narasi-karangan.html,
diakses 10 Desember 2013).
Artizen, Ryoma. 2012. Wacana Persuasi (Online),
(http://artizenryoma.blogspot.com/2012/02/wacana-persuasi.html, diakses 10
Desember 2013).
Bastra, Andriani. 2010. Ciri-Ciri Wacana Persuasi (Online),
(http://andrianibastra.blogspot.com/2012/06/ciri-ciri-wacana-persuasi.html,
diakses 10 Desember 2013).
Huki, Luci. 2013. Menulis Paragraf Persuasi. (http://manfaat-
pengetahuan.blogspot.com/2013/09/menulis-paragraf-persuasi.html, diakses
10 Desember 2013).
Manggiasih, Vidya M. 2013. Karangan Persuasi (Online),
(http://ayuvidyama.blogspot.com/2013/11/karangan-persuasi.html, diakses 10
Desember 2013).
Nurbaya, Latifah Ratnawati, Surip Suwandi, Sri Utami, Sri Indrawati, Suhardi
Mukmin, Zahra A., Ernalida, dan Izzah Zen Syukri. 2010. Buku Ajar Mata

17
Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK): Bahasa Indonesia. Palembang:
Unit Pengembangan Teknis-MPK Universitas Sriwijaya.
Pratiwi, Ditamas Yoga. 2012. Paragraf Persuasif (Online),
(http://paragrafpersuasif.blogspot.com/, diakses 10 Desember 2013).
Putri, Deani Syafira. 2013. Identifikasi Paragraf Persuasi (Online),
(http://deanisyafiraputri.blogspot.com/2013/03/identifikasi-paragraf-
persuasi.html, diakses 10 Desember 2013).
Ramdayani, Siti. 2013. Jenis-Jenis Wacana (Narasi, Deskripsi, Argumentasi, dan
Persuasi) (Online), (http://ramdayanisiti.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-
wacana-narasi-deskripsi.html, diakses 10 Desember 2013).
Setiyantoro, Imam. 2012. Karangan Persuasi (Online),
(http://imamsetiyantoro.wordpress.com/2012/05/29/karangan-persuasi/,
diakses 10 Desember 2013).
Sinta, Indah Nuraini. 2013. Menulis Gagasan dalam Paragraf (Online),
(http://indahnurainisinta.blogspot.com/2013/01/tugas-9-menulis-gagasan-
dalam-paragraf.html, diakses 10 Desember 2013).
Suhendar, Endang. 2012. Bahasa Indonesia: Wacana Persuasi (Online),
(http://zuhe-media.blogspot.com/2012/10/bahasa-indonesia-wacana-
persuasi.html, diakses 10 Desember 2013).
Syatriadi, Tommy. 2013. Contoh Paragraf Persuasi atau Persuasi (Online),
(http://tommysyatriadi.blogspot.com/2013/04/contoh-paragraf-persuasi-atau-
persuasi.html, diakses 10 Desember 2013).
Winata, Rocky. 2013. Contoh Karangan Lengkap Deskripsi, Narasi, Eksposisi,
Argumentasi, dan Persuasi (Online),
(http://rockywinata.wordpress.com/2013/05/12/contoh-karangan-lengkap-
deskripsi-narasi-eksposisi-argumentasi-dan-persuasi-paling-bagus-menarik-
terbaru/, diakses 10 Desember 2013).

18

Anda mungkin juga menyukai