Biografi,Aliran,Lukisan&Analisisnya
Bersama dengan kedua orang gurunya itu, Popo sering keluar masuk lorong dan perkampungan
Bandung dan sekitarnya. Dalam proses melukis, Popo merasa lebih dekat dengan Hendra yang
sifatnya terbuka, pandai bergaul dan memiliki rasa humor yang segar. Pada masa revolusi, Popo
menggabungkan diri dengan TRIP. Dia menamatkan SMP di pengungsian. Setelah ada
pengumuman Wakil Presiden Moh. Hatta yang memperkenankan para pegawai sipil bekarja pada
pemerintahan negara federal, Popo kembali ke Bandung. Dia bermaksud mendalami seni lukis
melalui pendidikan formal, pada jurusan Seni Rupa. Tamat tahun 1958. Penulisan skripsi untuk
memenuhi tugas kesarjanaan, menyebabkan ia menulis esai dan kritik yang di antaranya dimuat
dalam majalah Siasat (Jakarta) dan Budaya (Yogyakarta).
Lukisan Popo Iskandar banyak dikoleksi dan sekaligus dijadikan sebagai icon dalam rumah bergaya
modern dan minimalis, karya-karya Lukisanya banyak mendapatkan apresiasi dari para pengamat seni,
baik dalam dan luar negeri.
Popo Iskandar adalah dikenal sebagai pelukis yang sangat esensial dalam menangkap objek-objeknya.
Hal itu bisa dilihat misalnya pada pengolahan nilai tekstur, efek-efek teknik transparan atau opaque
dalam medium cat, maupun pengolahan deformasi dan komposisi objek-objeknya. Di samping itu, pelukis
ini juga selalu melakukan penggalian psikologis untuk menampilkan esensi dan ekspresi objek yang akan
dilukis. Dengan demikian karakter objek-objek itu bisa diungkapkan secara khas. Dalam serial kucing, ia
menggali esensi binatang jinak, lucu, indah bahkan juga bisa memancarkan sifat-sifat misterius.
"Ayam" by Popo Iskandar, Medium: Oil on canvas, Size: 48cm x 61cm, Year: 1995
"Kucing" by Popo Iskandar, Size: 113cm x 82cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1989
Lukisan Popo Iskandar “Kucing”, 1975 mengungkapkan salah satu dari berbagai karakter yang pernah
dibuat dengan objek binatang. Dengan deformasi yang mengandalkan efek-efek goresan yang spontan
dan transparan, binatang itu seakan baru bangkit dari tidur dan mengibaskan badannya. Dengan warna
hitam belang-belang putih, kucing ini tampak sebagai sosok binatang yang misterius.
"Two panthers and red sunset" by Popo Iskandar, Size: 100cm X 145cm, Medium: Oil on canvas,
"Cat" by Popo Iskandar, Medium: oil on canvas, Size: 75cm x 95cm, Year: 1994
Dari berbagai serial objek-objek itu, yang paling fenomenal dan akhirnya menjadi ciri identitas
kepelukisan Popo Iskandar adalah objek kucing. Dalam seni lukis modern Indonesia, pelukis Popo oleh
para pengamat dimasukkan sebagai seorang modernis yang berhasil meletakkan azas kemurnian
kreativitas individual dalam karya-karyanya. Esensi karakteristik dari objek-objek dalam ruang imajiner itu
merupakan tanda yang kuat dalam pencapaiannya.