1. IDENTITAS
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia (wajib)
Semester : 1 (satu)
Kompetensi Dasar :
3.5 Mengidentifikasi informasi (pendapat, alternatif solusi dan simpulan terhadap suatu
isu) dalam teks editorial
4.5 Menyeleksi ragam informasi sebagai bahan teks editorial
Materi Pembelajaran :
Agar konsep dan teori yang akan Anda pelajari pada UKB ini dapat Anda kuasai dengan
baik, maka terlebih dahulu bacalah Buku Teks Pelajaran (BTP) berikut: (1) ________.
2015. Buku Bahasa Indonesia XII Wajib. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, hal 241 sd 250; (2) https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar dan
buku lain yang sekiranya Anda temukan berkaitan dengan materi memahami puisi,
untuk keperluan ini Anda boleh mencarinya di internet.
2. Peta Konsep
Mampu memahami
informasi, pendapat, dan
solusi serta simpulan
dalam teks editorial
Teks editorial
3. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan
Teks opini bisa diartikan sebagai pandangan seseorang tentang suatu masalah. Teks
opini tidak sekadar mengemukakan pendapat, tetapi juga berdasarkan data dan fakta. Pendapat
yang diutarakan harus bisa dipertanggungjawabkan. Data dan fakta yang dikumpulkan penulis
melalui penelitian dari berbagai sumber merupakan penguat argumentasi untuk menekankan
gagasannya.
Kegiatan Inti
Membangun opini publik dengan bergaya jurnalistik dapat dilakukan oleh siapa saja.
Dengan menulis teks opini, berarti kalian telah memberikan wawasan dan pengetahuan untuk
orang lain. Dalam media cetak, seperti surat kabar ataupun majalah, teks opini bisa ditulis
oleh orang di luar media cetak tersebut maupun redaksi pada media yang bersangkutan. Teks
opini yang ditulis oleh redaksi dikenal dengan sebutan tajuk rencana atau editorial. Sebuah
tajuk rencana biasanya mengungkapkan opini redaksi terhadap suatu permasalahan yang
sedang hangat dibicarakan.
Kegiatan 1
Pengenalan Editorial
Teks editorial atau tajuk rencana adalah opini media penerbitan terhadap isu yang
sedang ramai diperbincangkan publik. Sumadiria (2011:7) menjelaskan teks editodial sebagai
opini yang berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap
persoalan aktual, fenomenal, dan atau kontroversial yang berkembang dalam masyarakat.
Opini yang ditulis oleh pihak redaksi ini diasumsikan mewakili sekaligus mencerminkan
pendapat dan sikap resmi media pers bersangkutan secara keseluruhan sebagai suatu lembaga
penerbitan berkala.
Berdasarkan isi paparannya teks editorial merupakan salah satu bentuk dari teks
argumentasi, yaitu teks yang berisi argumen, alasan atau pendapat dengan tujuan untuk
meyakinkan, membujuk, dan mempengaruhi pembaca. Penulisan argumentasi isi dapat
berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif disertai dengan contoh,
analogi, data berupa fakta-fakta dan sebab akibat agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan,
atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Struktur informasi teks editorial berdasarkan KD 3.5 yaitu (1) isu, (2) pendapat atau
argumentasi, (3) alternatif solusi, dan (4) simpulan. Penjelasan lebih lengkap tentang struktur
dan ciri kebahasaan teks editorial akan dijelaskan sebagai berikut.
Tugas 1
Pansel KPK, Antusiaslah
(Jati Diri Jawa Pos, 16 Juni 2015)
1. Isu yang sedang dibahas dalam teks editorial di atas adalah ....
a. Kinerja pansel KPK
b. Antusiasme pansel KPK
c. Tokoh-tokoh pansel KPK
d. Keraguan pansel KPK
e. Kewajiban pansel KPK
2. Di bawah ini yang bukan merupakan pendapat dalam teks editorial adalah ....
a. Kerja panitia seleksi KPK tampak kurang menggugah semangat
b. Mestinya tim pansel mengajak publik bicara banyak-banyak
c. Polri mengumumkan tiga jenderalnya berminat mendaftar jadi komisioner KPK
d. Semangat Polri itu justru bisa bermakna lain dalam perjuangan antikorupsi
e. Begitu integritas mereka diragukan, KPK akan kehilangan nyawa.
3. Berikut ini yang merupakan pendapat redaksi dalam teks editorial di atas adalah ....
a. Presiden Joko Widodo menunjuk tujuh orang perempuan sebagai pansel KPK pada 21
Mei 2015
b. Polri mengumumkan tiga jenderalnya berminat mendaftar jadi komisioner KPK
c. KPK di bawah Samad telah menunjukkan bahwa tak ada orang yang tak bisa disentuh
oleh penindakan antikorupsi
d. Pansel KPK terkesan tidak proaktif memburu tokoh-tokoh berintegritas untuk mengisi
lembaga ”terpenting” dalam pemberantasan korupsi itu
e. Abraham Samad, Bambang Widjojanto (BW), Busyro Muqoddas, Adnan Pandu Praja,
dan Zulkarnain pernah ditunjuk sebagai pimpinan KPK
4. Berikut ini yang merupakan alternatif solusi dalam teks editorial adalah ....
a. Pansel KPK terkesan tidak proaktif memburu tokoh-tokoh berintegritas untuk mengisi
lembaga ”terpenting” dalam pemberantasan korupsi itu
b. Kini belum jelas tokoh macam apa yang akan ditaruh di belakang kemudi KPK
c. KPK di bawah Samad telah menunjukkan bahwa tak ada orang yang tak bisa disentuh
oleh penindakan antikorupsi
d. Di tengah keraguan pada keberlanjutan semangat KPK dalam mengemban ruh
reformasi, mestinya tim pansel mengajak publik bicara banyak-banyak
e. Lembaga itu mesti kuat karena musuh tersengitnya kerap justru orang-orang berbaju
”penegak” hukum
Contoh:
Dalam situasi ekonomi yang sulit saat ini, usul kenaikan tersebut
sudah selayaknya dibatalkan. Sikap sejumlah fraksi besar yang
akhirnya legowo menolak kenaikan, harus ditindaklanjuti secara
konkret, tidak semata pernyataan politis demi meredakan hujatan yang
ditujukan ke parlemen.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan, perlu bersikap
tegas menolak usul kenaikan tunjangan penyelenggara negara,
mengingat APBN juga tengah menghadapi tekanan sebagai imbas
perlambatan ekonomi saat ini. DPR mengusulkan kenaikan empat jenis
tunjangan. Keempat tunjangan tersebut yakni tunjangan kehormatan,
tunjangan komunikasi intensif, tunjangan peningkatan fungsi
pengawasan dan anggaran, serta bantuan langganan listrik dan telepon.
Rencananya, jika kenaikan empat tunjangan itu terwujud, ketua
badan atau komisi mendapat tambahan pendapatan sekitar Rp 8,5 juta
per bulan, wakil ketua badan atau komisi mendapat tambahan sekitar
Rp 7,8 juta per bulan, dan anggota mendapat tambahan sekitar Rp 7,6
juta per bulan.
Alasan yang dilontarkan DPR antara lain karena inflasi yang
terjadi setiap tahun. Di samping itu, tunjangan yang ditetapkan belum
pernah naik selama 10 tahun terakhir. Dalam situasi ekonomi sulit saat
ini, permintaan anggota DPR tersebut tentu tidak bisa diterima. Sebab,
yang dibutuhkan saat ini adalah efisiensi belanja APBN (government
spending) terutama pada pos pengeluaran gaji dan tunjangan
penyelenggara negara
................................................................................................................
................................................................................................................
.
Alternatif Solusi
Alternatif solusi merupakan bagian dalam teks editorial yang berfungsi untuk
memberikan berbagai macam pemecahan masalah disertai pertimbangannya terhadap isu
yang diangkat. Tujuan dai alternatif solusi adalah menyelesaikan atau meredam isu yang
sedang bergejolak.
Contoh:
Di sisi pengeluaran, pemerintah perlu mempertajam prioritas
belanja pada kegiatan-kegiatan yang berdampak langsung pada
peningkatan produktivitas. Belanja pemerintah, dalam perspektif
perlambatan ekonomi saat ini harus dipertajam pada pos-pos yang
mampu mengakselerasi dan menjadi lokomotif pergerakan sektor
ekonomi di masyarakat.
Pos dimaksud antara lain belanja infrastruktur dan proyek-proyek
padat karya. Kesulitan-kesulitan yang begitu nyata terlihat ini
seharusnya mampu dipahami para wakil rakyat. Dengan demikian,
DPR dapat mengambil sikap yang sejalan dan mendukung upaya
pemerintah mengelola anggaran di saat ekonomi melambat seperti saat
ini.
Di samping itu, DPR juga perlu berempati dengan rakyat yang
diwakilinya, yang mayoritas tengah menghadapi kesulitan ekonomi.
Begitu banyak rumah tangga yang kini jatuh miskin karena
pendapatannya tergerus oleh lonjakan biaya hidup.
Sumber:
http://brapan827.blog.mediaindonesia.com/editorial/read/721/jalan-gampang-menumpuk-
kekuasaan/2016-04-21
1. Bidang apakah yang dibahas dalam teks editorial di atas? Jelaskan disertai bukti!
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
___________________________________
3. Bagaimanakah sikap redaksi terhadap isu yang dibahas dalam teks editorial di atas?
Mengungkapkan sikap setuju atau tidak setuju? Jelaskan disertai dengan bukti!
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
___________________________________
Tidak sedikit pula keluarga yang kehilangan masa depan karena menjadi
korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Laporan Badan Pusat Statistik (BPS)
bahwa orang miskin di Indonesia meningkat 860.000 orang menjadi 28,59 juta
orang atau 11,22% dari total populasi, seharusnya menjadi dasar para wakil
rakyat untuk mengembangkan rasa empati. Tak mengherankan jika keinginan
DPR untuk menaikkan tunjangan bagi dirinya sendiri, sontak mendapat kritik
pedas dari banyak kalangan di masyarakat.
Kita lantas melihat DPR seolah tidak belajar dari pengalaman. Tiga bulan
lalu, DPR juga menjadi sasaran kritik lantaran mengusulkan adanya dana
aspirasi senilai Rp 20 miliar per anggota per tahun, yang dimasukkan
dalamAPBN 2016. Usul dana aspirasi tersebut diklaim sejalan dengan amanat
UU 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3), bahwa anggota
DPR berhak mengusulkan dan memperjuangkan program pembangunan daerah
pemilihan.
4. Alternatif solusi apakah yang diberikan oleh redaksi dalam paragraf di atas? Jelaskan
disertai dengan bukti!
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
_____________________________________________
Kegiatan 4
Memahami dan menyeleksi informasi dalam editorial
Menyeleksi ragam informasi dalam teks editorial berkaitan dengan sikap dan tujuan
penulis dalam memandang isu. Dengan menentukan sikap dan tujuan penulis dalam
memandang sebuah isu, penulis akan dengan mudah menyeleksi informasi-informasi yang
dibutuhkan dalam penulisan teks editorial.
Menyeleksi dalam taksonomi Bloom masuk ke dalam ranah kognitif evaluasi (Utari,
2011:12). Evaluasi dijelaskan sebagai kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan
norma, kriteria, atau patokan tertentu. Kemampuan menyeleksi erat kaitannya dengan
kemampuan untuk mempertimbangkan sesuatu sesuai dengan kriteria atau tidak.
Patokan atau kriteria dalam menyeleksi ragam informasi teks editorial berkaitan
dengan isu, tujuan dan sikap penulis. Isu yang diangkat dalam teks editorial harus menarik,
kriteria kemenarikan ini didasarkan pada aktualitas isu, kefenomenalan isu, serta
kontroversinya di tengah masyarakat. Tujuan menulis teks editiorial setidaknya ada empat,
yaitu menjelaskan isu, menjelaskan latar belakang terjadinya isu atau permasalahan,
meramalkan sebuah isu, serta menyampaikan pertimbangan moral. Sikap penulis terhadap
suatu isu dalam teks editorial dapat berupa menolak atau menentang isu, atau menyetujui isu
yang sedang berkembang.
Teks editorial biasanya mengandung lebih dari satu tujuan, misalnya menjelaskan isu
dan memberikan pertimbangan moral. Hal yang tidak boleh dilupakan dalam teks editorial
adalah adanya fakta-fakta yang digunakan sebagai bukti autentik untuk mendukung argumen
supaya pembaca dapat terpengaruh.
Berdasarkan konstruk menyeleksi dan informasi teks editorial di atas, dapat dirumuskan
indikator berikut.
- Mengklasifikasi isu teks editorial berdasarkan bidangnya pembahasannya
- Menemukan tujuan dalam teks editorial
- Menentukan tujuan teks editorial berdasarkan isu yang dibahas
- Menentukan sikap terhadap isu yang akan dibahas dalam teks editorial
- Membandingkan fakta yang sesuai dan tidak sesuai dengan tujuan teks editorial
yang akan dibahas
- Menemukan opini-opini terkait dengan isu teks editorial
Tugas1
Bacalah paragraf di bawah ini untuk menjawab pertanyaan no 1-3!
(1) Perang melawan korupsi memang tak kunjung berhenti. (2)
Berakhirnya Orde Baru dan mekarnya demokrasi ternyata tak
mengurangi praktik korupsi. (3) Publik penuh harap ketika Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada kampanye presiden 2009-2014
menggunakan slogan yang sangat kuat, "Katakan tidak pada korupsi".
(4) Elite partai tampil mengungkapkan pesan partai yang anti korupsi.
(5) Padahal publik telah sudah tahu bahwa sering kali korupsi dilakukan
sendiri oleh para pejabat. (6) Sejumlah undang-undang dibuat, sejumlah
instruksi presiden dan keputusan presiden dikeluarkan, keputusan
menteri ditandatangani. Semangatnya satu: mencegah korupsi dan
melawan korupsi!
(7) Pada level institusi, banyak lembaga yang berfungsi
mencegah korupsi. (8) Ada Kejaksaan Agung dan kepolisian. (9) Ada
inspektorat jenderal, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
Badan Pemeriksa Keuangan, Ombudsman Nasional, ada Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. (10) Pada tataran yang
lebih bersifat moral, setiap pejabat mengucapkan sumpah untuk tidak
korupsi, sedangkan pada tataran seremonial pakta integritas
ditandatangani! (11) Pejabat yang melakukan korupsi hendaknya
dijatuhi hukuman berat untuk menimbulkan efek jera.
1. Isu yang diangkat dalam paragraf di atas terkait dengan topik pada bidang ....
a. Politik
b. Ekonomi
c. Sosial
d. Budaya
e. Lingkungan
2. Sikap yang ditunjukkan penulis terhadap isu yang dibahas dalam paragraf di atas adalah ....
a. Setuju terhadap sumpah pejabat untuk tidak melakukan korupsi
b. Menentang adanya praktik korupsi yang ada di Indonesia
c. Setuju terhadap elite partai yang mengungkapkan pesan anti korupsi
d. Setuju terhadap penandatanganan pakta integritas
e. Menentang slogan kampanye Presiden SBY “Katakan Tidak pada Korupsi”
3. Opini pada paragraf di atas yang tidak sesuai dengan isi paragraf adalah kalimat nomor ....
a. (4) dan (10)
b. (5) dan (11)
c. (3) dan (7)
d. (6) dan (11)
e. (5) dan (8)
6. Kalimat opini di bawah ini yang tidak sesuai dengan topik editorial “menolak kenaikan
harga BBM” adalah ....
a. Pengamat ekonomi, Ichsanudddin Noorsy berpendapat seharusnya pemerintah tidak
menaikkan harga BBM pada situasi sulit seperti saat ini, apalagi harga minyak di
pasaran internasional sedang mengalami penurunan drastis hingga USD 80 per
barrelnya.
b. Para buruh melakukan demo terhadap kenaikan harga BBM karena menganggap
kebijakan ini tidak pro rakyat kecil, menunjukkan kegagalan pemerintah dalam
mengelola keuangan negara dan kebijakan energi, serta sarat dengan kepentingan
politis.
c. Para pakar berpendapat bahwa kenaikan harga BBM sebesar 30-40 persen akan
mengakibatkan inflasi sebesar 7,3 persen, yang diikuti dengan kenaikan harga bahan-
bahan pokok.
d. Meskipun harga BBM naik sebesar 30 hingga 40 persen, pemerintah tetap berencana
akan memberikan bantuan langsung tunai kepada setiap keluarga tidak mampu sebesr
150 hingga 200 ribu per bulannya.
e. Pemberian bantuan langsung tunai kepada warga tidak mampu dinilai oleh sebagian
pengamat politik sebagai bentuk pencarian dukungan yang dilakukan oleh pemerintah.
Perhatikan cuplikan teks editorial di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 7-9!
Menarik Reklamasi ke Rel yang Benar
Tumpang-tindih aturan dan minimnya koordinasi bisa menjadi
petaka dalam pengelolaan negara. Celakanya, kedua hal itu pula yang
telah lama berpadu dalam proyek reklamasi pantai utara Jakarta. Tak
mengherankan jika potret reklamasi hari ini ialah megaproyek yang
serbakusut.
Banyak aturan mengatur reklamasi. Ada tiga keputusan
presiden atau keppres. Ada juga peraturan daerah atau perda. Ada pula
peraturan pemerintah plus aturan setingkat undang-undang. Tumpang-
tindih diperparah tafsir yang berbeda-beda, bahkan perbedaan itu
seperti bumi dan langit.
Celakanya, pejabat dan lembaga berwenang juga jalan sendiri-
sendiri, tiada koordinasi. Mereka menggunakan aturan yang dianggap
sesuai dengan peran dan fungsi mereka. Aneh bin ajaib, entitas yang
sama-sama bernama pemerintah, yakni Pemprov DKI, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Kelautan dan
Perikanan, seperti tidak bisa duduk bersama menyamakan visi tentang
reklamasi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berkukuh
dengan menggunakan Perda Nomor 8 Tahun 1995 tentang Reklamasi
Pantai Utara yang merupakan turunan dari keputusan presiden di tahun
yang sama, yakni Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang
Reklamasi Pantai Utara Jakarta dan Keputusan Presiden Nomor 73
Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Kapuk Naga Tangerang, yang
intinya melegitimasi proyek reklamasi.
Di sisi lain, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berpegang pada UU
No 27/2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yang
kemudian dipertegas lagi dengan UU No 1/2014, yang pada intinya
mengamanatkan keikutsertaan kementerian terkait dalam pembahasan
proyek reklamasi.
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
....................................................................................................................
7. Pada cuplikan teks editorial di atas, tujuan utama yang ingin disanpaikan oleh redaksi
melalui teks editorial adalah ....
a. Menjelaskan berita tentang kasus reklamasi pantai utara Jakarta
b. Menjelaskan latar belakang kasus reklamasi pantai utara Jakarta
c. Meramalkan akibat yang timbul dari kasus reklamasi pantai utara Jakarta
d. Memberikan pertimbangan moral kasus reklamasi pantai utara Jakarta
e. Memperbaiki keadaan kasus reklamasi pantai utara Jakarta
8. Isu yang dibahas dalam teks editorial di atas adalah terkait dengan topik pada bidang ....
a. ekonomi
b. sosial
c. lingkungan
d. budaya
e. politik
9. Bagaimanakah sikap redaksi terhadap kasus proyek reklamasi pantai utara Jakarta?
a. Menyayangkan adanya tumpang tindih aturan dalam proyek reklamasi pantai utara
Jakarta yang mengakibatkan konflik antara Pemprov DKI dan pihak kementrian.
b. Mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menggunakan
Perda Nomor 8 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara.
c. Mendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan yang berpegang pada UU No 27/2007 tentang Pengelolaan
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
d. Bersikap netral dan memberikan jalan tengah terhadap kasus proyek reklamasi pantai
utara Jakarta yang terjadi antara Pemprov DKI dan pihak kementrian.
e. Mengutuk pejabat dan lembaga berwenang yang jalan sendiri-sendiri, tanpa
koordinasi menggunakan aturan yang dianggap sesuai dengan peran dan fungsi
mereka.
10. Perhatikan paragraf berikut ini !
Anggota DPR kembali menyulut kontroversi. Kali ini terkait usul
kenaikan tunjangan pimpinan dan anggota DPR. Dengan kenaikan
tersebut, otomatis menambah pendapatan para wakil rakyat di Senayan.
Dalam situasi ekonomi yang sulit saat ini, usul kenaikan tersebut
sudah selayaknya dibatalkan. Sikap sejumlah fraksi besar yang
akhirnya legowo menolak kenaikan, harus ditindaklanjuti secara
konkret, tidak semata pernyataan politis demi meredakan hujatan yang
ditujukan ke parlemen.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan, perlu bersikap
tegas menolak usul kenaikan tunjangan penyelenggara negara,
mengingat APBN juga tengah menghadapi tekanan sebagai imbas
perlambatan ekonomi saat ini. DPR mengusulkan kenaikan empat jenis
tunjangan. Keempat tunjangan tersebut yakni tunjangan kehormatan,
tunjangan komunikasi intensif, tunjangan peningkatan fungsi
pengawasan dan anggaran, serta bantuan langganan listrik dan telepon.
Berdasarkan paragraf di atas, manakah di bawah ini yang merupakan latar belakang
penulis mengangkat isu tersebut dalam tulisannya ....
a. Tindakan kontroversial yang dilakukan oleh DPR
b. Ketidaksetujuan terhadap usul kenaikan tunjangan DPR
c. Tekanan yang dihadapi oleh APBN akibat perlambatan ekonomi
d. Keinginan agar Kementrian Keuangan bersikap tegas
e. Sikap fraksi besar yang legowo menolak kenaikan tunjangan DPR