Anda di halaman 1dari 22

Kurikulum 2013 Revisi

Kelas XII
F IS IK A
Gaya Magnetik

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.


1. Dapat menentukan gaya magnetik pada penghantar berarus dalam medan
magnet.
2. Dapat menentukan gaya magnetik pada muatan bergerak dalam medan magnet.
3. Dapat menentukan gaya magnetik pada dua penghantar lurus sejajar berarus.
4. Dapat menentukan momen kopel akibat gaya magnetik.
5. Memahami prinsip kerja produk teknologi sebagai aplikasi gaya magnetik.

A. Gaya Magnetik pada Penghantar Berarus


Jika penghantar berarus ditempatkan dalam medan magnet, akan muncul gaya magnetik
yang menyebabkan penghantar tersebut menyimpang. Gaya penyebab ini dinamakan
gaya Lorentz yang arahnya mengikuti aturan tangan kanan berikut.

Gambar 1. Aturan tangan kanan untuk gaya magnetik


Untuk lebih memahami penggunaan aturan tangan kanan tersebut, perhatikan gambar
berikut.

Gambar 2. Penggunaan aturan tangan kanan untuk gaya magnetik

Pada Gambar 2(a), arus mengalir dari depan ke belakang dan medan magnet dari kiri ke
kanan. Sesuai dengan aturan tangan kanan, akan muncul gaya magnetik yang arahnya
ke bawah. Jika arah arus dibalik seperti Gambar 2(b), arah gaya magnetiknya menjadi
ke atas. Kawat akan menyimpang ke atas sebagai akibat dari gaya magnetik tersebut.
Besarnya gaya magnetik bergantung pada kuat medan magnet, kuat arus listrik yang
mengalir pada kawat (penghantar), panjang kawat yang berada dalam medan magnet,
serta sudut yang dibentuk antara arah arus listrik dan medan magnet. Secara matematis,
gaya magnetik atau gaya Lorentz pada penghantar berarus dapat dirumuskan sebagai
berikut.

F = BIl sin θ

Keterangan:
F = besar gaya magnetik (N);
B = kuat medan magnet (T);
I = kuat arus listrik (A);
l = panjang kawat (m); dan
θ = sudut yang dibentuk antara arah arus listrik dan medan magnet (o).

Gambar 3. Penghantar berarus dalam medan magnet

Gaya Magnetik 2
Jika arah arus listrik dan medan magnetnya tegak lurus atau θ = 900 dengan sin 90o = 1,
gaya magnetiknya akan bernilai maksimum, yaitu sebagai berikut.

F = BIl

Contoh Soal 1

Kawat AB yang memiliki panjang 8 cm dialiri arus listrik sebesar 4 A dari A ke B dengan
arah ke barat. Kawat tersebut memotong medan magnet dengan sudut 60o, sehingga
kawat mengalami gaya sebesar 12 N. Tentukan besar medan magnet yang menyebabkan
gaya tersebut.

Pembahasan:

Diketahui:

l = 8 cm = 8 × 10-2 m
I =4A
θ = 60o
F = 12 N
Ditanya: B = ...?

Dijawab:
Dengan menggunakan rumus gaya magnetik pada penghantar berarus, diperoleh:

F = BI  sin θ

F
⇔B=
I sin θ

12
⇔B=
4 × 8 × 10−2 × sin 600
12
⇔B=
0,16 3

75
⇔B=
3

⇔B=
25 3 T

Jadi, besar medan magnet yang menyebabkan gaya tersebut adalah 25 3 T .

Gaya Magnetik 3
Contoh Soal 2

Gaya yang bekerja pada sebuah kawat ketika berada di antara kutub-kutub sebuah
magnet bernilai maksimum 9 × 10-2 N. Arus listrik mengalir secara horizontal ke kanan dan
arah medan magnetnya vertikal. Akibatnya, kawat penghantar bergerak menyimpang
keluar bidang (ke arah pengamat) ketika arus dinyalakan.
a. Apa jenis kutub magnet yang berada pada bagian atas?
b. Jika permukaan kutub magnet memiliki diameter 10 cm dan kuat medan magnetnya
0,15 T, tentukan kuat arus listrik yang mengalir melalui kawat.

Pembahasan:

Diketahui:
F = 9 × 10-2 N
d = 10 cm = 10 x 10-2 m = 10-1 m
B = 0,15 T

Ditanya:
a. Jenis kutub magnet pada bagian atas = ...?
b. I = …?
Dijawab:
a. Dari soal diketahui bahwa gayanya bernilai maksimum. Ini berarti, arus listrik dan
medan magnetnya saling memotong secara tegak lurus. Sesuai dengan aturan tangan
kanan, arah arus listrik, medan magnet, dan gaya magnetiknya dapat digambarkan
sebagai berikut.

Oleh karena arah medan magnet dari kutub utara ke kutub selatan, maka jenis kutub
magnet pada bagian atas adalah kutub selatan.

b. Berdasarkan persamaan gaya magnetik, panjang kawat yang dimasukkan ke


perhitungan adalah panjang kawat yang berada dalam medan magnet. Ini berarti,
panjang kawat sama dengan diameter permukaan kutub magnet (l = d). Dengan
demikian, diperoleh:

Gaya Magnetik 4
F = BI  sin θ
BId sin θ
⇔F =
F
⇔I=
Bd sin θ

9 × 10−2
⇔I=
0,15 × 10−1 × sin 900
⇔I=6A
Jadi, kuat arus listrik yang mengalir melalui kawat adalah 6 A.

B. Gaya Magnetik pada Muatan Bergerak


Jika sebuah muatan bergerak dalam medan magnet, muatan tersebut akan mengalami
gaya magnetik yang arahnya sesuai dengan aturan tangan kanan. Aturan tangan kanan
yang digunakan hampir sama dengan sebelumnya, hanya saja arah I diganti dengan
arah v yang diwakili oleh ibu jari. Jika muatan yang bergerak adalah muatan positif, arah
gayanya sesuai dengan aturan tangan kanan. Sementara jika muatannya negatif, arah
gayanya menjadi kebalikannya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

Gambar 4. Muatan bergerak dalam medan magnet

Secara matematis, gaya magnetik atau gaya Lorentz pada muatan bergerak dapat
dirumuskan sebagai berikut.

F = qvB sin θ

Keterangan:
F = besar gaya magnetik (N);
q = besar muatan listrik (C);
v = kecepatan muatan yang melalui B (m/s);
B = kuat medan magnet (T); dan
θ = sudut yang dibentuk antara arah lintasan q dan medan magnet (o).

Gaya Magnetik 5
Jika sebuah muatan memasuki medan magnet seragam dengan arah gerak tegak
lurus terhadap arah medan magnet, muatan tersebut akan mendapat gaya magnetik
secara terus menerus selama dalam medan magnet, sehingga lintasannya berbentuk
lingkaran. Misalkan muatan tersebut adalah elektron, lintasannya dapat digambarkan
sebagai berikut.

Gambar 5. Lintasan elektron dalam medan magnet seragam

Oleh karena gerakan melingkar tersebut diakibatkan oleh gaya magnetik, maka
kecepatan muatannya dapat dirumuskan sebagai berikut.

Fmagnetik = Fsentripetal

v2
⇔ qvB =
m
R
v
⇔ qB =
m
R
qBR
⇔v =
m
Sementara jari-jari lintasannya dapat ditentukan dengan rumus berikut.

mv
R=
qB

Keterangan:
R = jari-jari lintasan muatan (m);
m = massa muatan (kg);
v = kecepatan muatan yang melalui B (m/s);
q = besar muatan listrik (C); dan
B = kuat medan magnet (T atau Wb/m2).

Prinsip ini digunakan dalam pemercepat partikel pada laboratorium fisika partikel yang
disebut siklotron. Perlu diketahui bahwa gaya magnetik juga dialami oleh muatan yang
bergerak di sekitar kawat berarus. Hal ini dikarenakan di sekitar kawat berarus terdapat
medan magnet.

Gaya Magnetik 6
Contoh Soal 3

Energi kinetik proton yang memasuki medan magnet 0,2 T adalah 5 MeV, dengan arah
tegak lurus medan magnet. Jari-jari lintasan proton dalam medan magnet tersebut
adalah ….
Pembahasan:

Diketahui:
B = 0,2 T
EK = 5 MeV = 5 × 106 eV
q = 1,6 × 10-19 C
mp = 1,67 × 10-27 kg
Ditanya: R = ...?

Dijawab:
Mula-mula, tentukan kecepatan proton saat memasuki medan magnet.
1
EK = mv 2
2
2 EK
v=
m
Kemudian, substitusikan kecepatan proton tersebut ke dalam rumus jari-jari lintasan
proton.
mv
R=
qB

2 EK
m
= m
qB

2 EK m
=
qB

Untuk mengubah satuan eV menjadi J, kalikan nilainya dengan 1 muatan elektron atau
proton, yaitu 1,6 x 10-19 C. Dengan demikian, jari-jari lintasannya adalah sebagai berikut.

2 × 5 × 106 × 1,6 × 10−19 × 1,67 × 10−27


R=
1,6 × 10−19 × 0,2
= 1,6 m

Jadi, jari-jari lintasan proton tersebut adalah 1,6 m.

Gaya Magnetik 7
Contoh Soal 4

Sebuah atom helium yang massanya 6,6 × 10-27 kg dipercepat oleh tegangan listrik
1.320 V sehingga lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari-jari 1,8 cm. Besar medan
magnet yang diberikan adalah ....
Pembahasan:

Diketahui:
m = 6,6 × 10-27 kg
V = 1.320 V
R = 1,8 cm = 0,018 m
Atom helium memiliki 2 elektron, sehingga:
q = 2 x muatan elektron = 2 × 1,6 × 10-19 C = 3,2 × 10-19 C

Ditanya: B = ...?

Dijawab:
Kecepatan atom helium dapat ditentukan dengan menggunakan konsep kekekalan
energi, di mana energi potensial listrik berubah menjadi energi kinetik.
EPlistrik = EK
1
⇔ qV =mv 2
2
2 qV
⇔v =
m
Gaya magnetiknya bernilai maksimum karena arahnya tegak lurus dengan arah medan
magnet. Ini berarti:
mv
B=
qR

2 qV
m
= m
qR

2 qV m
=
qR

2 × 3,2 × 10−19 × 1320 × 6,6 × 10−27


=
3,2 × 10−19 × 0,018
= 0,4 T
Jadi, besar medan magnet yang diberikan adalah 0,4 T.

Gaya Magnetik 8
C. Gaya Magnetik pada Dua Penghantar Lurus Sejajar Berarus
Kawat lurus panjang yang dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet di
sekitarnya. Akibatnya, kawat lain yang berada di dekat kawat tersebut juga akan
mengalami gaya magnetik karena mendapat pengaruh medan magnet kawat pertama.

Gambar 6. Dua penghantar lurus sejajar berarus

Medan magnet dari kawat 1 yang dialami oleh kawat 2 arahnya masuk bidang. Oleh
karena itu, kawat 2 akan mendapat gaya magnetik yang arahnya sesuai aturan tangan
kanan, yaitu ke arah kiri. Sebaliknya, medan magnet dari kawat 2 yang dialami oleh
kawat 1 arahnya keluar bidang. Akibatnya, kawat 1 akan mengalami gaya magnetik
yang arahnya ke kanan. Dengan demikian, kedua kawat akan saling tarik-menarik. Jika
arah arusnya berlawanan, dengan cara yang sama, kedua kawat akan mengalami gaya
magnetik yang arahnya saling tolak-menolak.

Gambar 7. Gaya magnetik pada dua penghantar lurus sejajar berarus

Gaya magnetik yang dirasakan oleh kedua kawat adalah sama besar, tetapi berlawanan
arah. Besar gaya magnetiknya dapat ditentukan dengan rumus berikut.

Gaya Magnetik 9
F = BI1l
µ0 I2
Nilai B diperoleh dari kawat kedua, dengan B = . Ini berarti:
2π d

µ0 I1 I2 
F=
2π d

Keterangan:
F = gaya magnetik (N);
µ0 = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10-7 Tm/A atau Wb/Am;
I1 = kuat arus kawat 1 (A);
I2 = kuat arus kawat 2 (A);
l = panjang kawat (m); dan
d = jarak kedua kawat (m).

Perhatikan bahwa besar gaya magnetik berbanding terbalik dengan jarak kedua kawat.
Oleh karena itu, semakin jauh jarak kedua kawat, semakin kecil gaya magnetik yang
ditimbulkan. Sebaliknya, jika jarak kedua kawat semakin dekat, gaya magnetiknya juga
akan semakin besar.

Contoh Soal 5

Tiga buah kawat panjang A, B, C dialiri arus listrik dan disusun seperti gambar berikut.

Jika panjang ketiga kawat masing-masing 60 cm, resultan gaya magnetik dan arahnya
pada kawat B adalah ....

Pembahasan:

Diketahui:
IA = 3 A dBA = 3 cm = 0,03 m l = 60 cm = 0,6 m
IB = 1 A dBC = 4 cm = 0,04 m
IC = 2 A dAC = 7 cm = 0,07 m

Gaya Magnetik 10
Ditanya: FB dan arahnya = ...?

Dijawab:
Kawat B mendapatkan medan magnet dari kawat A yang arahnya masuk bidang. Oleh
karena itu, gaya magnetik pada kawat B akibat kawat A adalah ke arah kanan. Selain itu,
kawat B juga mendapatkan medan magnet dari kawat C yang arahnya keluar bidang.
Oleh karena itu, gaya magnetik pada kawat B akibat kawat C adalah ke arah kiri. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

Oleh karena kedua gaya tersebut berlawanan arah, maka resultan gaya magnetiknya
adalah selisih kedua gaya. Ini berarti:
µ0I AIB  µ0IC IB 
FBA = FBC =
2π dBA 2π dBC

4π × 10−7 × 3 × 1 × 0,6 4π × 10−7 × 2 × 1 × 0,6


= =
2π × 0,03 2π × 0,04
= 1,2 × 10−5 N = 0,6 × 10−5 N

Dengan demikian, diperoleh:

FB = FBA - FBC
= 1,2 × 10-5 - 0,6 × 10-5
= 0,6 × 10-5 N

SUPER "Solusi Quipper"

FB FBA − FBC
=

µ0IB  IA I 
=  − C 
2π  dBA dBC 

4π × 10−7 × 1 × 0,6  3 2 
 − 
2π  0,03 0,04 
= 1, 2 × 10 −7 (100 − 50 )

= 6 × 10−6 N

Jadi, resultan gaya magnetik pada kawat B adalah 6 × 10-6 N dengan arah sesuai arah FBA,
yaitu ke kanan. Hal ini dikarenakan nilai FBA lebih besar daripada FBC.

Gaya Magnetik 11
Contoh Soal 6

Kawat panjang PQ dialiri arus listrik 10 A dan kawat persegipanjang abcd dialiri arus
listrik 5 A seperti pada gambar berikut.

Tentukan resultan gaya yang dialami oleh kawat PQ dan arahnya.

Pembahasan:

Diketahui:
IPQ = 10 A
Iab = Ibc = Icd = Iad = 5 A
dad = 1 cm = 0,01 m
dbc = 10 cm = 0,1 m
l = 20 cm = 0,2 m

Ditanya: FPQ dan arahnya = ...?

Dijawab:
Kawat PQ mendapatkan medan magnet dari kawat ad dan bc. Sementara medan magnet
dari kawat ab dan cd tidak mengenai kawat PQ, sehingga tidak ada gaya magnetik akibat
medan magnet dari kedua kawat tersebut.

Kawat PQ mendapatkan medan magnet dari kawat ad yang arahnya keluar bidang. Oleh
karena itu, gaya magnetik pada kawat PQ akibat kawat ad adalah ke arah kanan. Selain
itu, kawat PQ juga mendapatkan medan magnet dari kawat bc yang arahnya masuk
bidang. Oleh karena itu, gaya magnetik pada kawat PQ akibat kawat bc adalah ke arah
kiri. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

Gaya Magnetik 12
Fad = gaya magnetik pada kawat PQ akibat medan magnet dari kawat ad
Fbc = gaya magnetik pada kawat PQ akibat medan magnet dari kawat bc

SUPER "Solusi Quipper"

FPQ
= Fad − Fbc

µ0 IPQ   Iad Ibc 


=  − 
2π  dad dbc 

4π × 10−7 × 10 × 0,2  5 5 
 − 
2π  0,01 0,1
= 4 × 10 −7 ( 500 – 50 )

= 1,8 × 10 −4 N

Jadi, resultan gaya magnetik pada kawat PQ adalah 1,8 × 10-4 N dengan arah sesuai arah
Fad, yaitu ke kanan. Hal ini dikarenakan nilai Fad lebih besar daripada Fbc.

D. Momen Kopel
Ketika arus listrik mengalir dalam loop tertutup sebuah kawat yang berada dalam
medan magnet, gaya magnetik yang timbul akan menghasilkan momen kopel. Momen
kopel merupakan pasangan gaya yang berlawanan arah. Prinsip ini digunakan dalam
beberapa alat listrik seperti voltmeter, amperemeter, dan pembangkit listrik.

Gambar 8. Kumparan berputar dalam medan magnet

Gaya Magnetik 13
Pada Gambar 8(a), arus mengalir melalui kawat berbentuk persegipanjang dari arah
kiri ke kanan. Ketika arus mengalir di kawat kiri (arah arus dari bawah ke atas) dan arah
medan magnet dari kiri ke kanan, kawat akan mengalami gaya magnetik yang arahnya
masuk bidang (F1). Sementara itu, ketika arus mengalir di kawat kanan (arah arus dari
atas ke bawah) dan arah medan magnet dari kiri ke kanan, kawat akan mengalami gaya
magnetik yang arahnya keluar bidang (F2). Akibatnya, kawat akan berputar dengan arah
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 8(b). Akan tetapi, jika posisi kawat horizontal
terhadap arah medan magnet, tidak akan ada gaya magnetik pada kawat karena arah
medan magnet sejajar dengan arah arus listrik (θ = 0o, sin 0o = 0). Berputarnya kawat
akibat peristiwa ini akan menimbulkan momen kopel atau momen gaya yang besarnya
dapat ditentukan dengan rumus berikut.

τ = F1 × R1 + F2 × R2
= BI l R1 + BI l R2

Oleh karena R adalah jarak dari pusat rotasi ke gaya penyebab rotasi, maka nilai R
b
pada gambar adalah . Sementara panjang kawat dalam medan magnet pada gambar
2
adalah a. Dengan demikian, diperoleh:

b b
τ = BIa + BIa
2 2
= BIab

Perhatikan bahwa a × b adalah luas loop, sehingga untuk satu lilitan kawat, diperoleh
rumus sebagai berikut.

τ = BIA

Jika terdapat lebih dari satu lilitan kawat, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

τ = NABI

Keterangan:
τ = momen kopel atau momen gaya (Nm);
N = jumlah lilitan kawat;
A = luas loop (m2);
B = kuat medan magnet (T); dan
I = kuat arus yang melalui kawat (A).
Jika kawat dan medan magnet membentuk sudut θ seperti pada Gambar 8(c), persamaan
sebelumnya harus dikalikan dengan sin θ menjadi seperti berikut.

τ = NABI sin θ

Gaya Magnetik 14
Contoh Soal 7

Sebuah koil kawat terdiri atas 10 lilitan berbentuk lingkaran dengan diameter 20 cm. Kuat
arus listrik yang melalui lilitan tersebut adalah 2 A. Koil tersebut kemudian ditempatkan
dalam medan magnet luar sebesar 0,2 T. Tentukan momen kopel maksimum dan
minimum yang bekerja pada kawat akibat medan magnet.

Pembahasan:

Diketahui:
N = 10 lilitan
d = 20 cm = 2 ×10-1 m
I=2A
B = 0,2 T

Ditanya: τmaks dan τmin = …?

Dijawab:
Mula-mula, tentukan luas loop nya.
Luas loop (A) = π rr 22
1
= π d2
4
1
( )
2
= × 3,14 × 2 × 10 −1
4
= 3,14 × 10 −2 m2
Momen kopel akan bernilai maksimum ketika permukaan koil sejajar dengan arah
medan magnet. Pada posisi ini, sudut yang dibentuk oleh garis normal koil dan medan
magnet adalah 90o. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

τ = NABI sin 90o


= 10 × 3,14 × 10-2 × 0,2 × 2 × 1
= 12,56 × 10-2
= 1,256 × 10-1 Nm

Gaya Magnetik 15
Momen kopel akan bernilai minimum jika θ = 0o. Kondisi ini terpenuhi ketika permukaan
koil tegak lurus terhadap arah medan magnet, sehingga arah gaya magnetiknya saling
berlawanan. Pada posisi ini, momen kopel akan bernilai nol.

Jadi, nilai momen kopel maksimum dan minimumnya berturut-turut adalah 1,256 × 10-1
Nm dan nol.

Contoh Soal 8

Jarum penunjuk pada sebuah galvanometer menyimpang dan menunjukkan nilai kuat
arus listrik sebesar 50 µA. Tentukan nilai kuat arus listrik yang ditunjukkan jika medan
magnetnya berkurang 15% dari kuat medan magnet mula-mula.
Pembahasan:

Diketahui:
I1 = 50 µA = 50 × 10-6 A
B2 = (100% - 15%)B1 = 85%B1 = 0,85B1

Ditanya: I2 = …?

Dijawab:
Ingat bahwa penyimpangan jarum penunjuk pada galvanometer sebanding dengan
besar kuat arus dan medan magnet. Misalkan penyimpangan jarum penunjuk pada
galvanometer dinyatakan sebagai φ, maka φ ∝ IB. Oleh karena momen kopelnya tetap,
maka dapat dibuat perbandingan langsung seperti berikut.
I 1 B1 = I 2 B2

I1 B1
⇔ I2 =
B2

50 × 10−6 × B1
⇔ I2 =
0,85 B1

⇔ I=
2
58,8 × 10 −6 A

µA
⇔ I2 ≈ 59 µA

Jadi, nilai kuat arus listrik yang ditunjukkan jika medan magnetnya berkurang 15% dari
kuat medan magnet mula-mula adalah 59 µA.

Gaya Magnetik 16
E. Penerapan Gaya Magnetik pada Produk Teknologi
Prinsip kerja dari gaya magnetik yang telah dibahas sebelumnya banyak diaplikasikan
pada berbagai produk teknologi. Contohnya pada siklotron, galvanometer, motor
listrik, pengeras suara, amperemeter, voltmeter, spektrometer massa, bel listrik, motor
pembangkit tenaga listrik, dan masih banyak lainnya. Berikut adalah beberapa di
antaranya.

1. Galvanometer

Galvanometer merupakan komponen dasar alat ukur listrik analog seperti voltmeter
analog, amperemeter analog, dan ohmmeter analog.

Gambar 9. Galvanometer

Galvanometer terdiri atas lilitan kawat (koil) yang berada dalam medan magnet
dari magnet permanen. Lilitan kawat (koil) tersebut terhubung dengan jarum
penunjuk melalui poros. Ketika arus mengalir melalui koil, muncul gaya magnetik
yang menyebabkan momen kopel pada lilitan. Momen kopel ini mendorong pegas,
sehingga pegas mendorong jarum penunjuk. Nilai momen kopel sebanding dengan
sudut yang dibentuk oleh jarum penunjuk akibat dorongan pegas.

τ=kφ

Keterangan:
τ = momen kopel (Nm);
k = konstanta pegas; dan
φ = sudut yang dibentuk oleh jarum penunjuk.

Besar sudut yang dibentuk oleh jarum penunjuk dapat ditentukan dengan rumus
berikut.

τ NABI sin θ
φ= =
k k

Gaya Magnetik 17
Agar sudut yang dibentuk oleh jarum penunjuk tidak bergantung lagi pada sudut θ,
jarum pada galvanometer dibuat menjadi seperti berikut.

Gambar 10. Posisi jarum pada galvanometer

Dengan demikian, sudut φ sebanding dengan kuat arus I.

2. Motor listrik
Motor listrik adalah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Prinsip kerja motor listrik hampir sama dengan galvanometer. Bedanya adalah pada
motor listrik tidak ada pegas, sehingga koil dapat berotasi secara kontinu dalam satu
arah. Koil pada motor listrik dililitkan pada silinder besar yang disebut rotor atau
armatur.

Gambar 11. Motor listrik

Ketika arus listrik dialirkan melalui koil, akan muncul gaya magnetik akibat medan
magnet yang menyebabkan rotor berputar seperti pada Gambar 11. Ketika koil
melewati posisi vertikal, rotor akan berputar ke arah sebaliknya. Agar rotor bergerak
pada satu arah saja, digunakan sikat besi dan komutator untuk membalik arah
arus. Akibatnya, arah gaya magnetik tetap pada arah yang sama. Gerakan satu arah
secara terus menerus ini terjadi pada motor DC yang menghasilkan arus searah.
Akan tetapi, jika rotor dibiarkan berputar dengan arah yang berbeda setiap melalui
posisi vertikal koil, arus yang dihasilkan adalah arus bolak-balik.

3. Pengeras suara
Pengeras suara atau loudspeaker merupakan alat yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi bunyi. Prinsip kerjanya sama dengan galvanometer. Loudspeaker
terdiri atas diagframa atau kerucut, koil suara, dan magnet permanen. Diagframa
terbuat dari kertas karton atau plastik yang dapat bergerak secara bebas. Koil

Gaya Magnetik 18
diletakkan di antara magnet permanen. Ketika arus mengalir melalui koil, muncul
gaya magnetik yang membuat koil bergerak. Koil akan bergerak maju mundur, karena
terhubung dengan diagframa. Akibat gerakan tersebut, muncul gerakan memampat
dan meregang pada diagframa yang menghasilkan gelombang bunyi.

Gambar 12. Pengeras suara

4. Spektrometer massa
Spektrometer massa merupakan alat yang dapat mengukur massa atom.
Spektrometer massa terdiri atas dua buah celah (S1 dan S2), medan magnet, medan
listrik, serta detektor.

Gambar 13. Spektrometer massa

Ion yang dihasilkan dari pemanasan atau dari arus listrik dilewatkan melalui celah 1
(S1). Kemudiam, ion tersebut memasuki area yang diberi medan magnet dan medan
listrik. Hal ini bertujuan agar ion yang lewat bergerak lurus dan dapat melalui celah 2

Gaya Magnetik 19
(S2). Ion ini akan dibelokkan dalam medan magnet akibat adanya gaya magnetik, lalu
ditangkap oleh detektor. Kecepatan ion ketika melalui medan magnet dan medan
listrik dapat ditentukan dengan rumus berikut.

E
v=
B

Kecepatan tersebut juga merupakan kecepatan ion ketika memasuki medan magnet
B’. Dengan demikian, massa ion dapat ditentukan dengan rumus berikut.

qB ' R qBB ' R


=m =
v E

Keterangan:
m = massa muatan (kg);
q = besar muatan (C);
B = kuat medan magnet (T);
R = jari-jari lintasan muatan (m); dan
E = medan listrik (N/C).

Contoh Soal 9

Dalam spektrometer massa, proton bergerak dengan lintasan lingkaran berjari-jari 20


cm dalam medan magnet seragam 0,8 T. Berapakah besar medan listrik agar proton
bergerak dengan lintasan lurus? Tentukan pula arah medan listriknya.
Pembahasan:

Diketahui:
r = 20 cm = 0,2 m
B = 0,8 T
mp = 1,67 × 10-27 kg
qp = 1,6 × 10-19 C

Ditanya: E dan arahnya = …?

Dijawab:
Ketika proton bergerak dalam medan magnet saja, lintasannya berbentuk lingkaran. Ini
berarti:
mv 2
qvB =
R
qBR
⇔v =
m

Gaya Magnetik 20
Agar lintasannya lurus, gaya listrik harus sama dengan gaya magnet, sehingga:

qE = qvB

⇔E =
vB

qB 2 R
⇔E =
m

(1,6 × 10 ) ( 0,8 ) ( 0,2 )


−19 2

⇔E =
1,67 × 1 0−27

⇔ E = 1,23 × 107 V/m

Ini berarti, kuat medan listriknya adalah 1,23 × 107 V/m.


Agar proton tetap bergerak lurus, proton harus mendapat gaya listrik yang arahnya
berlawanan dengan gaya magnetik. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

Misalkan proton bergerak ke kanan dan arah medan magnet masuk bidang. Akibatnya,
proton akan mendapat gaya magnetik yang arahnya ke atas. Agar tidak berbelok ke
atas, harus ada gaya listrik yang arahnya ke bawah. Gaya listrik muncul akibat muatan
berada dalam medan listrik. Proton akan bergerak ke kutub negatif dalam medan listrik,
sehingga medan magnet arahnya harus dari atas ke bawah (positif ke negatif) agar gaya
listriknya ke bawah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa arah medan listrik
harus berlawanan dengan dengan arah gaya magnetik serta tegak lurus dengan arah
kecepatan proton dan kuat medan magnet.

Contoh Soal 10

Atom karbon dengan massa atom 12 u tercampur dengan elemen lain yang tidak
diketahui. Dalam spektrometer massa dengan kuat medan magnet B’, karbon bergerak
dengan jari-jari lintasan 24 cm. Sementara elemen lain yang tercampur dengan karbon
tersebut jari-jari lintasannya 28 cm. Elemen apakah yang tercampur dalam karbon
tersebut? Anggap keduanya memiliki besar muatan yang sama.

Gaya Magnetik 21
Pembahasan:

Diketahui:
mC = 12 u
RC = 24 cm
RX = 28 cm

Ditanya: X = …?

Dijawab:
Ketika proton bergerak dalam medan magnet saja, lintasannya berbentuk lingkaran. Ini
berarti:

mX qBB ' RX / E
=
mC qBB ' RC / E

mX RX
⇔ =
mC RC

mX 28
⇔ =
mC 24

mX 7
⇔ =
mC 6

7
⇔ mX = × mC
6
7
⇔ mX = × 12
6
14 u
⇔ mX =

Elemen dengan massa 14 u adalah nitrogen.


Jadi, elemen yang tercampur dengan karbon adalah nitrogen.

Gaya Magnetik 22

Anda mungkin juga menyukai