Mimetik
(kenyataan)
Karya Sastra
Pendekatan mimesis menempatkan karya sastra sebagai:
(1) mengungkap dan mendeskripsikan data yang mengarah pada kenyataan yang
ditemukan secara tekstual,
(2) menghimpun data pokok atau spesifik sebagai variabel untuk dirujukkan ke
dalam pembahasan berdasarkan kategori tertentu, sesuai tujuan, misalnya
menelusuri unsur fiksionalitas sebagai refleksi kenyataan secara dinamis, dsb.,
(3) membicarakan hubungan spesifikasi kenyataan dalam teks karya sastra dengan
kenyataan fakta realita, dan
(4) menelusuri kesadaran tertinggi yang terkandung dalam teks karya sastra yang
berhubungan dengan kenyataan yang direpresentasikan dalam karya sastra.
Pengarang
(ide, gagasan,
emosi,pengala Karya Sastra
man lahir dan
batin)
Pandangan terhadap karya sastra:
*wujud ekspresi pengarang,
*produk imajinasi pengarang yang bekerja dengan persepsi-persepsi, pikiran-
pikiran dan perasaan-perasaannya,
*produk pandangan dunia pengarang Kelemahan :
Cenderung
menyamakan
secara
Langkah kerja pendekatan ini adalah: langsung
a) memerikan sejumlah pikiran, persepsi, dan perasaan pengarang yang hadir secara langsung realitas sosial
atau tidak di dalam karyanya, yang ada dalam
karya sastra
b) memetakan sejumlah pikiran, persepsi, dan perasaan pengarang yang ditemukan dalam
dengan realitas
karyanya ke dalam beberapa kategori faktual teks berupa watak, pengalaman, dan ideologi
yang dialami
pengarang,
sastrawan atau
c) merujukkan data yang diperoleh pada tahap (1) dan (2) ke dalam fakat-fakta khusus pengarang
menyangkut watak, pengalaman hidup, dan ideologi pengarang secara faktual luar teks karya sastra.
(data sekunder berupa data biografis), dan
d) membicarakan secara menyeluruh, sesuai tujuan, pandangan dunia pengarang dalam
konteks individual maupun sosial dengan mempertimbangkan hubungan-hubungan teks
karya sastra hasil ciptaannya dengan data biografisnya.
Contoh:
Bagi Chairil, kematian yang datang
NISAN mendekat melalui neneknya ini,
Untuk nenekanda membuat dia melihat dua hal.
Pertama, betapa tidak
berdayanya manusia
Bukan kematian benar menusuk kalbu menghadapi sang maut.
Kedua, betapa angkuhnya sang
Keridlaanmu menerima segala tiba
maut melaksanakan tugasnya
Tak kutahu setinggi itu atas debu yang bekerja tanpa mau
Dan duka maha tuan bertakhta berkompromi dengan siapapun.
Sehingga Chairil berkata
tentangnya: Tak kutahu, setinggi
Chairil Anwar, Oktober 1942 itu atas debu/ dan duka maha
tuan bertakhta.
Pendekatan Pragmatik
Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu
kepada pembaca.
1. Pertama, hendaknya belajar dan bekerja keras saat masih muda agar
tidak sengsara
Fokus pendekatan :
memaknai karya sastra dari unsur intrinsic. (tema, alur, tokoh dan
penokohan, dll dalam prosa fiksi.
Menganalisis nada, gaya bahasa, rima dan irama, diksi, dll dalam puisi.
PERHATIAN!!!
Pendekatan Sosiologis, Psikologis, dan Antropologis
bukan membicarakan aspek ketiganya “dalam” sastra
tapi ketiganya “dari” sastra.
Lahirnya Pendekatan Antropologis:
Adanyahubungan antara ilmu antropologi
dengan bahasa;
Kaitan dengan tradisi lisan, antropologi dan
sastra sama-sama mempermasalahkannya
sebagai objek penting.
Pokok-Pokok Bahasan dalam Antropologis:
1. Aspek-aspek naratif karya sastra dari kebudayaan yang
berbeda-beda;
2. Penelitian aspek naratif sejak epik yang paling awal hinga
novel yang paling modern;
3. Bentuk-bentuk arkhais dalam karya sastra, dalam konteks
karya individual maupun generasi;
4. Bentuk-bentuk mitos dan sistem religi dalam karya sastra;
dan
5. Pengaruh mitos, sistem religi dan citra primordial yang lain
dalam kebudayaan populer.
PENDEKATAN HISTORIS
Pendekatan historis mempertimbangkan historisitas karya sastra
yang diteliti.
Pendekatan sejarah perhatian dipusatkan pada masalah bagaimana
hubungannya terhadap karya yang lain, sehingga dapat diketahui
kualitas unsur-unsur kesejarahannya.
Pendekatan sejarah mempertimbangkan relevansi KS sebagai
dokumen sosial.
Tugas utama sejarah sastra adalah menempatkan karya sastra
dalam suatu tradisi, sedangkan bagaimana cara menempatkan
adalah tugas pendekatan sejarah.
Objek Sasaran:
Perubahan KS dengan bahasanya sebagai akibat proses
penerbitan ulang;
Fungsi dan tujuan KS pada saat diterbitkan;
Kedudukan pengarang pada saat menulis; dan
KS sebagai wakil tradisi zamannya.
PENDEKATAN MITOPOIK
Mythopoic berasal dari kata myth yang berarti mitos.
Mitos merupakan hubungan dengan masa lampau sebagai citra
primordial dan arketipe (Rohrberger dan Woods, 1971:11-13).
Mitos merupakan cerita anonim yang berakar dalam kebudayaan
primitf (kuno).
Mitos merupakan struktur cerita itu sendiri (modern)
Dasar pendekatan mitopoik adalah seniman memanfaatkan
ketaksadaran masa lampau dalam mencipta karya seni.