Anda di halaman 1dari 29

BERBAGAI PENDEKATAN

DALAM PENGKAJIAN SASTRA

Lusy Novitasari, M.Pd


STKIP PGRI PONOROGO
Hakikat Pendekatan
PENDEKATAN?
Pendekatan appoprio (latin), approach (Barat)
(yang berarti jalan dan penghampiran)
Pendekatan secara umum adalah cara-cara untuk
mendekati objek.

Pemahaman mengenai pendekatanlah yang seharusnya diselesaikan


terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan penentuan masalah, teori,
metode, dan tekniknya.
Mengapa Pendekatan Pengkajian Sastra Selalu
Berkembang?

1. Ragam sastra sangat banyak dan berkembang


secara dinamis.
2. Kesulitan dalam memahami gejala sastra memicu
para ilmuwan untuk menemukan berbagai cara
sebagai pendekatan baru.
Jenis-Jenis Pendekatan dalam
Pengkajian Sastra
1. Pendekatan Mimetik
2. Pendekatan Ekspresif
3. Pendekatan Pragmatik
4. Pendekatan Objektif
5. Pendekatan Biografis
6. Pendekatan Sosiologis
7. Pendekatan Psikologis
8. Pendekatan Antropologis
9. Pendekatan Historis
10. Pendekatan Mitopoik
Dasar Pengembangan Pendekatan
Pengkajian Sastra Berdasarkan
Teori Abrams

Mimetik
(kenyataan)

Ekspresif Objektif Pragmatik


(pengarang) (karya sastra) (pembaca)
Pendekatan Mimetik
 Dasar pertimbangan pendekatan mimesis adalah dunia pengalaman, yaitu karya
sastra itu sendiri yang tidak bisa mewakili kenyataan yang sesungguhnya
melainkan hanya sebagai peniruan kenyataan (Abrams, 1958:8).
 Pendekatan yang berupaya memahami hubungan karya sastra dengan kenyataan
atau realita (Berasal dari bahasa Yunani mimesis yang berarti tiruan).

Realitas : Sosial, agama, budaya, politik, dll

Karya Sastra
Pendekatan mimesis menempatkan karya sastra sebagai:

1) produk peniruan kenyataan yang diwujudkan secara dinamis,


2) representasi kenyataan semesta secara fiksional,
3) produk dinamis yang kenyataan di dalamnya tidak dapat dihadirkan
dalam cakupan yang ideal, dan
4) produk imajinasi yang utama dengan kesadaran tertinggi atas
kenyataan
Langkah kerja analisis melalui pendekatan ini dapat
disusun ke dalam langkah pokok, yaitu:

(1) mengungkap dan mendeskripsikan data yang mengarah pada kenyataan yang
ditemukan secara tekstual,
(2) menghimpun data pokok atau spesifik sebagai variabel untuk dirujukkan ke
dalam pembahasan berdasarkan kategori tertentu, sesuai tujuan, misalnya
menelusuri unsur fiksionalitas sebagai refleksi kenyataan secara dinamis, dsb.,
(3) membicarakan hubungan spesifikasi kenyataan dalam teks karya sastra dengan
kenyataan fakta realita, dan
(4) menelusuri kesadaran tertinggi yang terkandung dalam teks karya sastra yang
berhubungan dengan kenyataan yang direpresentasikan dalam karya sastra.

Kelemahan : sering dilakukan pembandingan secara


langsung antara realitas faktual (nyata) sehingga
hakikat karya sastra yang fiktif imajiner sering
dilupakan.

Perkembangan Selanjutnya : Sosiologi Sastra.


Pendekatan Ekspresif
 Pendekatan yang memfokuskan perhatian dan kajiannya pada sastrawan
sebagai pencipta atau pengarang karya sastra.
 Menurut Abrams (1958: 22) pendekatan ekspresif ini menempatkan karya
sastra sebagai curahan, ucapan, dan proyeksi pikiran dan perasaan
pengarang

Pengarang
(ide, gagasan,
emosi,pengala Karya Sastra
man lahir dan
batin)
 Pandangan terhadap karya sastra:
*wujud ekspresi pengarang,
*produk imajinasi pengarang yang bekerja dengan persepsi-persepsi, pikiran-
pikiran dan perasaan-perasaannya,
*produk pandangan dunia pengarang Kelemahan :
Cenderung
menyamakan
secara
Langkah kerja pendekatan ini adalah: langsung
a) memerikan sejumlah pikiran, persepsi, dan perasaan pengarang yang hadir secara langsung realitas sosial
atau tidak di dalam karyanya, yang ada dalam
karya sastra
b) memetakan sejumlah pikiran, persepsi, dan perasaan pengarang yang ditemukan dalam
dengan realitas
karyanya ke dalam beberapa kategori faktual teks berupa watak, pengalaman, dan ideologi
yang dialami
pengarang,
sastrawan atau
c) merujukkan data yang diperoleh pada tahap (1) dan (2) ke dalam fakat-fakta khusus pengarang
menyangkut watak, pengalaman hidup, dan ideologi pengarang secara faktual luar teks karya sastra.
(data sekunder berupa data biografis), dan
d) membicarakan secara menyeluruh, sesuai tujuan, pandangan dunia pengarang dalam
konteks individual maupun sosial dengan mempertimbangkan hubungan-hubungan teks
karya sastra hasil ciptaannya dengan data biografisnya.
Contoh:
Bagi Chairil, kematian yang datang
NISAN mendekat melalui neneknya ini,
Untuk nenekanda membuat dia melihat dua hal.
 Pertama, betapa tidak
berdayanya manusia
Bukan kematian benar menusuk kalbu menghadapi sang maut.
 Kedua, betapa angkuhnya sang
Keridlaanmu menerima segala tiba
maut melaksanakan tugasnya
Tak kutahu setinggi itu atas debu yang bekerja tanpa mau
Dan duka maha tuan bertakhta berkompromi dengan siapapun.
Sehingga Chairil berkata
tentangnya: Tak kutahu, setinggi
Chairil Anwar, Oktober 1942 itu atas debu/ dan duka maha
tuan bertakhta.
Pendekatan Pragmatik
 Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu
kepada pembaca.

Karya sastra Pembaca


Kelemahan : cenderung
menilai karya sastra dari
keberhasilnnya
menyampaikan tujuan
tertentu kepada
Langkah-langkah analisis pendekatan pragmatik:
masyarakat.
1) menandai adanya kualitas yang khusus atas teks
sastra yang mencirikan adanya perbedaan
Perkembangan
dengan teks lainnya dan
Selanjutnya : Resepsi
2) memerikan dan meneliti unsur-unsur dasar
Sastra
penyebab tanggapan terhadap karya sastra.
Contoh:
MENYESAL
A. Hasjmy
Aku lalai di pagi hari
Betapa lengah di masa muda
Kini hidup meracuni hati
Miskin ilmu, miskin harta

Apa guna ku sesalkan


Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan


Atur barisan di pagi hari
Menuju ke arah padang bakti
Analisis:

Dua manfaat pengetahuan:

1. Pertama, hendaknya belajar dan bekerja keras saat masih muda agar
tidak sengsara

2. Kedua, penyesalan merupakan kesalahan kita dalam mengambil


langkah dan memutuskan yang lebih mementingkan kesenangan
sesaat.
Pendekatan Objektif
• Pendekatan objektif (Abrams, 1978: 26-29) memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-
unsur, antarhubungan, dan totalitas karya sastra.
• Karya sastra dianggap sebagai struktur yang otonom (berdiri sendiri) yang bebas dari realita,
pengarang, dan pembaca.
• Konsep dasar pendekatan ini (Hawkes dalam Pradopo, 2002: 21) adalah karya sastra merupakan
sebuah struktur yang terdiri dari bermacam-macam unsur pembentuk struktur.
• Antara unsur-unsur pembentuknya ada jalinan erat (koherensi)

Fokus pendekatan :
 memaknai karya sastra dari unsur intrinsic. (tema, alur, tokoh dan
penokohan, dll dalam prosa fiksi.
 Menganalisis nada, gaya bahasa, rima dan irama, diksi, dll dalam puisi.

• Kelemahan: menolak unsur-unsur ekstrinsik dalam


karya sastra.
• Perkembangan Selanjutnya: Pendekatan Struktural
Contoh:
 Untuk mengkonkretkan gambaran jiwanya yang penuh dosa, Chairil Anwar
mempergunakan kata:
“Aku hilang bentuk/remuk”
 Untuk melukiskan tekadnya yang bulat untuk kembali ke jalan Tuhan,
“Tuhanku/ di pintuMu aku mengetuk/ aku tidak akan berpaling”

 Untuk mengkonkretkan sikap kebebasannya, Chairil mempergunakan kata:


“aku ini binatang jalan/ dari kumpulan yang terbuang”.
 Untuk memperkonkret cita-citanya yang abadi,
“ku mau hidup seribu tahun lagi”
PENDEKATAN BIOGRAFIS
 Wellek dan warren (1962:75) mengatakan bahwa pendekatan
biografis adalah pendekatan yang tertua.
 Pendekatan Biografis merupakan studi yang sistematis
mengenai proses kreativitas.
 Pandangan terhadap Karya Sastra (KS)
KS berasal dari kreator (pengarang)
KS identik dengan riwayat hidup, pernyataan-pernyataan
pengarang dianggap sebagai kebenaran.
Dalam kaitannya dengan aktivitas kreatif, pengarang
dibedakan menjadi tiga macam:
1. Pengarang yang mengarang berdasarkan pengalaman
langsung;
2. Pengarang yang mengarang berdasarkan keterampilan dalam
penyusunan kembali unsur-unsur penceritaan; dan
3. Pengarang yang mengarang berdasarkan kekuatan imajinasi.

Sejak munculnya Strukturalisme pendekatan biografis


dianggap sebagai kekeliruan.

Barthes (1977:145) mengatakan bahwa proses pembacaan


yang berhasil justru dengan membayangkan pengarangnya
tidak hadir.
PENDEKATAN SOSIOLOGI
 Sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang
manusia dan masyarakat, telaah tentang lembaga sosial dan
proses sosial. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana
masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, dan
bagaimana ia tetap ada.
 Sastra merupakan institusi sosial, dokumen sosial yang
mencatat kenyataan sosial budaya suatu masyarakat pada
masa tertentu, sarana memahami realitas sosial, cermin
realitas, model kehidupan.
 Pendekatan Sosiologis adalah teori dan pendekatan terhadap karya
sastra yang menghubungkan karya sastra dengan aspek masyarakat,
atau pendekatan ekstrinsik yang lebih menjadikan hal-hal yang
bersifat sosial kemasyarakatan sebagai penjelas fenomena sosial

Latar Belakang munculnya Pendekatan Sosiologis:


 Karya sastra tidak bisa dipahami secara utuh jika dipisahkan dari
lingkungan atau kebudayaan atau peradaban yang telah
menghasilkannya karena karya sastra tidak bisa terlepas dari realitas
social yang terjadi dalam masyarakat.
 Sapardi Djoko Damono mengemukakan bahwa sastra tidak jatuh
begitu saja dari langit, tetapi ada hubungan antara sastrawan, karya
sastra, dan masyarakat.
PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA
Pengertian Pendekatan Psikologi Sastra:
 studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi ---
psikologi seni
 studi proses kreatif --- psikologi seni
 studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada
karya sastra (menginterpretasikan dan menilai karya sastra
dengan psikologi) --- psikologi sastra
 mempelajari dampak sastra pada pembaca --- psikologi
pembaca
 Sastra --- membicarakan manusia yang diciptakan pengarang
(manusia imajiner)
 Psikologi --- membicarakan manusia yang diciptakan Tuhan
secara riil hidup di alam nyata

Latar Belakang munculnya Pendekatan Psikologis:


 meluasnya perkenalan sarjana sastra dengan ajaran Freud yang
mulai diterbitkan dalam bahasa Inggris, yaitu The Interpretation
of Dreaming (Tafsir Mimpi) dan Three Contributions to A Theory
of Sex (Tiga Sumbangan Pikiran ke Arah Seks).
PENDEKATAN ANTROPLOGIS
 Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan mengenai
masyarakat.
 Antropologi merupakan ilmu pengetahuan mengenai
manusia dalam masyarakat.

PERHATIAN!!!
Pendekatan Sosiologis, Psikologis, dan Antropologis
bukan membicarakan aspek ketiganya “dalam” sastra
tapi ketiganya “dari” sastra.
Lahirnya Pendekatan Antropologis:
 Adanyahubungan antara ilmu antropologi
dengan bahasa;
 Kaitan dengan tradisi lisan, antropologi dan
sastra sama-sama mempermasalahkannya
sebagai objek penting.
Pokok-Pokok Bahasan dalam Antropologis:
1. Aspek-aspek naratif karya sastra dari kebudayaan yang
berbeda-beda;
2. Penelitian aspek naratif sejak epik yang paling awal hinga
novel yang paling modern;
3. Bentuk-bentuk arkhais dalam karya sastra, dalam konteks
karya individual maupun generasi;
4. Bentuk-bentuk mitos dan sistem religi dalam karya sastra;
dan
5. Pengaruh mitos, sistem religi dan citra primordial yang lain
dalam kebudayaan populer.
PENDEKATAN HISTORIS
 Pendekatan historis mempertimbangkan historisitas karya sastra
yang diteliti.
 Pendekatan sejarah perhatian dipusatkan pada masalah bagaimana
hubungannya terhadap karya yang lain, sehingga dapat diketahui
kualitas unsur-unsur kesejarahannya.
 Pendekatan sejarah mempertimbangkan relevansi KS sebagai
dokumen sosial.
 Tugas utama sejarah sastra adalah menempatkan karya sastra
dalam suatu tradisi, sedangkan bagaimana cara menempatkan
adalah tugas pendekatan sejarah.

Objek Sasaran:
 Perubahan KS dengan bahasanya sebagai akibat proses
penerbitan ulang;
 Fungsi dan tujuan KS pada saat diterbitkan;
 Kedudukan pengarang pada saat menulis; dan
 KS sebagai wakil tradisi zamannya.
PENDEKATAN MITOPOIK
 Mythopoic berasal dari kata myth yang berarti mitos.
 Mitos merupakan hubungan dengan masa lampau sebagai citra
primordial dan arketipe (Rohrberger dan Woods, 1971:11-13).
 Mitos merupakan cerita anonim yang berakar dalam kebudayaan
primitf (kuno).
 Mitos merupakan struktur cerita itu sendiri (modern)
 Dasar pendekatan mitopoik adalah seniman memanfaatkan
ketaksadaran masa lampau dalam mencipta karya seni.

Ketaksadaran masa lampau ada dua:


• Ketaksadaran personal yang diterima dalam kehidupan sekarang
(ontogenesis).
• Ketaksadaran impersonal yang diterima melalui nenek moyang
(filogenesis).

Pengarang mengarang berdasarkan mitos.

Anda mungkin juga menyukai