Anda di halaman 1dari 20

PENDEKATAN INTRINSIK DAN

KETERKAITAN UNSUR-UNSUR
LUSY NOVITASARI
TELAAH PROSA FIKSI DENGAN
PENDEKATAN INTRINSIK
TEMA
 Tema merupakan ide, gagasan pokok yang menjadi dasar penceritaan karya
sastra.
 Langkah memahami tema
1. Memahami setting
2. Memahami penokohan dan perwatakan
3. Memahami satuan, pokok pikiran, serta tahapan cerita
4. Memahami plot/alur
5. Menghubungkan pokok pikiran satu dengan yang lain
6. Menentukan sikap penyair terhadap pokok pikiran yang dihadirkan
7. mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan cerita
 Kesulitan = Banyak alternative pokok
cerita yang ditawarkan
IDENTIFIKASI TEMA
1. Pengakuan Pariyem
SALAH ASUHAN (Linus Suryadi), Tema
1. Masalah kawin paksa Hanafi dan Rafiah. (balas jasa “Narima”
Ibu Hanafi kepada Ayah Rafiah karena telah 2. Ronggeng Dukuh
menyekolahkan Hanafi. Paruk (Ahmad
2. Penolakan Paying (kebangsaan). (Hanafi merasa Tohari), Tema “Sosial
lebih bergengsi menjadi warga Negara Belanda Budaya”
daripada Indonesia) 3. Taman Api (Yonathan
3. Masalah perkawinan antar bangsa. (Hanafi menikah Rahardjo), Tema
dengan Corrie setelah menceraikan Rafiah) “Termarjinalnya
4. Kesalahan mendidik anak berakibat fatal. (Hanafi Kaum Transgender”
bersekolah secara barat, Ibunya berniat agar Hanafi
lebih maju tetapi sombong dan kebarat-batan)
TOKOH DAN PENOKOHAN
 TOKOH = AKTOR
 PENOKOHAN = PERWATAKAN/KARAKTER TOKOH
 PELUKISAN TOKOH

ANALITIK DRAMATIK
DRAMATIK
 PELUKISAN WATAK TOKOH
ANALITIK DENGAN TIDAK LANGSUNG
 PELUKISAN WATAK TOKOH 1. MELUKISKAN REAKSI
SECARA LANGSUNG TOKOH LAIN TERHADAP
 MISAL = TOKOH UTAMA
1. CIRI FISIK 2. MELUKISKAN KEADAAN
2. SIFAT SEKITAR TEMPAT TOKOH
3. TINGKAH LAKU TINGGAL
4. KEBIASAAN 3. MELUKISKAN JALAN
5. HUBUNGAN DENGAN PIKIRAN DAN PERASAAN
TOKOH LAIN TOKOH
4. MELUKISKAN
PERBUATAN TOKOH-
TOKOH
 Seekor anijng keturunan asli dari Akita. Dia lahir dari seekor anjing betina yang bernama
Aka. Tak lama setelah lahir Hachi dikirim ke Tokyo tepatnya ke Shibuya untuk kemudian
dipelihara oleh profesor Ueno. Hachi merupakan anjing yang baik dan bisa dipercaya.
Seperti kutipan berikut:
“Karena Hachi merupakan anjing yang bisa dipercaya maka baik sensei (Prof. Ueno)
dan Istrinya membiarkannya lepas. Dia tidak berantem meskipun di jalan dia
bertemu dengan anjing lain, dia juga tidak pernah menggigit anak kecil. Kemudian,
dia juga tidak pernah dijaili oleh anjing besar.” (Hachiko Monogatari, 1991; 76)
 Srintil adalah perempuan yang tahu balas budi dan berhati mulia walaupun dirinya
seorang ronggeng. Srintil akan iba bila menghadapi sesuatu yang tidak seharusnya.
Tindakan Srintil yang tahu balas budi dan penuh belas kasihan dapat dipahami dalam
kutipan berikut:
 “Srintil pribadi yang tahu bahwa uang yang banyak itu tidak dapat mengusir rasa
sedih dalam hatinya. Perih karena sesungguhnya Srintil pulang dengan membawa
kegagalan yang tidak kepalang. Waras tidak mungkin dilupakannya sepanjang masa
simpati bagi seorang manusia dalam kemalangan abadi (Ahmad Tohari, 2003: 225).
 Sebagai anak berusia belia, Wesi merupakan percontohan anak
yang memiliki sikap dan karakter kerja keras dalam segala hal,
baik dalam berkesenian dan dalam mencari nafkah dengan
bekerja berdagang ubi jalar.
“Sebagai adik, sebenarnya aku tak rela, atau lebih tepatnya
tidak sampai hati bila Kang Wesi harus berdagang ubi jalar.
Untuk membeli dagangan, ia pun harus rela bangun jam
empat pagi. Lalu, pergi dengan hanya berjalan kaki,
menerobos lading tebu yang begitu lebat untuk mencari jalan
pintas. Seorang diri Kang Wesi berjalan kaki menempuh jarak
puluhan kilometre dari kampungku menuju Jambangan.” (Hati
Sinden: 100)
Alur/Plot
Adalah rangkaian/jalinan antar peristiwa/
lakuan dalam cerita.
Sebuah cerita sebenarnya terdiri dari
berbagai peristiwa yang memiliki
hubungan sebab -akibat.
 Misalnya karena ada peristiwa 1
(pacarnya lari) maka akibatnya terjadilah
peristiwa 2 (tokoh A frustasi). Jalinan itu
yang dinamakan alur/plot.
Jenis-jenis alur

 Alur maju (alur lurus)


Rangkaian peristiwanya bergerak maju dari awal ke akhir
(kronologis)
 Alur mundur (alur flashback)
Rangkaian peristiwanya bergerak mundur dari akhir ke awal (set
back)
 Alur campuran (maju-mundur)
Rangkaian peristiwa bergerak secara acak.
Pola / Tahapan Alur
Hachiko Monogatari
 Alur dari cerita ini mempunyai alur maju.
 Tahap Awal (pengenalan tokoh dan latar, ditandai dengan:
Cerita dimulai dari lahirnya Hachi kemudian dikirimkannya Hachi ke
Tokyo yaitu ke keluarga Ueno.
 Tahap pemunculan masalah atau konflik
Dari sini diceritakan pula awal hubungan Hachi dengan Ueno sampai
Hachi ditinggal mati oleh Ueno majikannya.
 Tahap konflik menegang
Selanjutnya diceritakan perjalanan Hachi setelah ditinggalkan oleh
majikannya dari mulai dia dititpkan ke Haseda terus ke Ume karena isteri
majikannya akan pulang ke akita.
 Tahap Klimak
Kematian Ume menjadikan Hachi sebatang kara, tidak memiliki temat tinggal.
Setiap sore Hachi menunggu majikannya/ueno di stasiun untuk pulang hingga
berganti tahun dan musim. Hachi tidak terurus dan sebatang kara.
 Tahap konflik mereda
Hachi masuk dalam surat kabar setelah salah satu wartawan meliput cerita
hidupnya, dan mendapat perhatian dari istri Ueno dan berusaha mencari Hachi
di stasiun Shibuya. Hachi ditemukan namun melarikan diri kembali
 Tahap penyelesaian
Hachi pada akhirnya tidak diketemukan oleh istri Ueno/majikannya, sehingga
akhirnya istri Ueno menitipkan uang 50 yen kepada tome untuk memberi makan
hachi setiap harinya jika hachi dating ke stasiun. Pada akhirnya hachi dan mati
di depan stasiun Shibuya pada musim salju dengan keadaan kaki pincang
karena berlari dikejar petugas keamanan anjing liar.
Latar atau Setting
Adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya
lakuan/peristiwa dalam cerita.
Latar terbagi menjadi tiga yaitu :
 Latar waktu
Berhubungan dengan “Kapan” terjadinya suatu peristiwa yang diceritakan.

Kapan Faktual Meliputi tahun, bulan, hari,


jam /yang berkaitan dengan
sejarah

 Contoh:
 “Seandainya ada seorang di Dukuh Paruk yang pernah bersekolah, dia dapat
mengira-ngira saat itu hamper pukul dua belas tengah malam, tahun 1946. semua
penghuni pedukuhan itu telah tidur pulas, kecuali Santayib, ayah Srintil. Dia
sedang mengakhiri pekerjaannya malm itu”. (Ahmad Tohari, 2003: 21)
 Latar tempat
“Entah sampai kapan pemukiman sempit dan terpencil ini bernama Dukuh Paruk.
Kemelaratannya, keterbelakangan-nya, penghuninya yang kurus dan sakit, serta
sumpah serapah cabul menjadi bagiannya yang sah.” (Ahmad Tohari, 2003: 79)

“Dawuan tempatku menyingkir dari Dukuh Paruk terletak di sebelah kota kecamatan.
Akan terbukti nanti, pasar Dawuan merupakan tempat melarikan diri yang tepat.”
(Ahmad Tohari, 2003: 80)
 Latar Suasana
1. Menyenangkan
2. Menyedihkan
3. Menegangkan dll.
 Contoh:
Menegangkan = “Suasana kelas menjadi tegang, kami harap
mahar segera meminta maaf dan
menyatakan pertobatan tapi sungguh sial. Ia
malah menjawab dengan nada bantahan”
(LP, 2006: 351)

“Aku tak sanggup menatap wajahnya yang


Menyedihkan =
pilu dan kesedihanku yang mengharu biru
telah mencurahkan habis air mataku, tak
dapat aku tahan sekuat apapun aku
berusaha” (LP, 2006: 433)
Fisikal

Setting
Psikologi
s/metafor
is
Point of View
 Point of View atau sudut pandang cerita adalah cara pandang pengarang yang
digunakan untuk menyajikan tokoh, perwatakan, latar dan berbagai rangkaian
peristiwa suatu cerita dalam prosa fiksi.
 Contoh :
“Malam terakhir di Dukuh Paruk aku hamper gagal memejamkan mata hingga pagi
hari. Sepanjang malam itu aku menghadapi ulah seorang perempuan yang sedang
dituntut oleh nalurinya. Seorang perempuan yang ingin kuanngap tanpa sebutan
apapun, baik sebutan ronggeng atau sebutan perempuan Dukuh Paruk. Srintil hanya
ingin disebut sebagai seorang perempuan utuh. Dia sungguh-sungguh ingin
melahirkan anakku dari rahimnya. Dia ingin aku tetap tinggal bersamanya di Dukuh
Paruk, atau ikut bersamaku, pergi bergabung dengan kelompok Sersan Slamet.”
(Ahmad Tohari, 2003: 105)
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang “Dia” pengarang berada di
luar cerita. Pengarang menampilkan tokoh dalam cerita disebut nama dan variasi
kata ganti.
 Sudut pandang yang digunakan dalam novel Laskar
Pelangi menggunakan orang pertama pelaku utama
karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan
kata “Aku”. Tokoh “Aku” memiliki porsi paling dominan.
“Aku hanya sendirian. Jika ada orang lain aku berani
lebih frontal” (Laskar pelangi, 2006. 88)
Alur

Penokoha
Setting Dst
n

tem
a

Anda mungkin juga menyukai