Anda di halaman 1dari 15

SALAH ASUHAN

A. Indentitas Buku

Judul. : Salah Asuhan


Pengarang : Abdoel Moeis
Penerbit. : Balai Pustaka
Kategori. : Novel klasik tahun 20-an
Ketebalan : 273 halaman
Sinopsis Novel

SALAH ASUHAN
Sinopsis Novel "Salah Asuhan" Karya Abdul Muis Senin, 10 Oktober 2011 Hanafi adalah
seorang amak pribumi yang berasal dari Solok. Ibu hanafi adalah seorang janda, yang
suaminya sudah meninggal semenjak hanafi masih kecil. Ibu hanafi sangat menyayanginya.
Meskipun sudah menjanda, ibunya berkeinginan untuk memandaikan anaknya. Ibunya
mengirim Hanafi ke Betawi untuk bersekolah di HBS. Ibunya selalu berusaha keras untuk
selalu memenuhi segala biaya Hanafi. Selama bersekolah di Betawi, Hanafi dititipkan kepada
keluarga Belanda. Sehingga pergaulan Hanafi tidak lepas daro orang-orang Belanda. Setelah
lulus sekolah di HBS, pergaulannya juga tidak lepas dari orang-orang Eropa, karena ia
bekerja di Kantor BB sebagai asisten residen di Solok. Meskipun Hanafi seorang pribumi
asli, tingkah lakunya serta gaya hidupnya sudah berubah menjadi kebarat-baratan. Bahkan
terkadang tingkah lakunya melebihi orang Belanda asli. Selama ia bergaul dengan orang-
orang eropa dan setiap hari bersekolah di HBS, Hanafi dekat dengan gadis eropa yang
bernama Corrie. Dalam kesehariannya Hanafi dan Corrie memanglah sangat dekat, hubungan
keduanya seperti kakak dengan adiknya. Mereka sering jalan-jalan berdua, main tenis bahkan
duduk-duduk sambil menikmati segelas teh pun juga berdua. Karena hubungan mereka
sangat amat dekat, maka Hanafi pun menganggap pertemanan itu dianggap lain. Hanafi
sayang kepada Corrie, namun perasaan itu bukan sekedar hanya rasa sayang seorang kakak
kepada adiknya, melainkan rasa sayang sebagai pacar. Setiap hari Hanafi selalu bertemu
dengan Corrie meskipun hanya sebentar saja. Sikap Corrie kepada Hanaffi juga masih
nampak seperti biasanya. Hingga akhirnya Hanafi memberanikan diri untuk mengungkapkan
isi hatinya kepada Corrie. Namun ketika Hanafi mengungkapkan isi hatinya, Corrie tidak
langsung memberi jawaban kepada Hanafi, melainkan segera berpamitan pulang dengan
alasan yang tidak jelas. Keesokan harinya, Corrie pergi meninggalkan Solok menuju Betawi.
Maka dikirimkan surat kepada Hanafi, yang isinya penolakan secara halus mengenai
pernyataan Hanafi pada tempo hari. Corrie merasa sangat tidak mungkin menerima Hanafi,
karena perbedaan budaya antara bangsa melayu dengan bangsa eropa. Selain itu Corrie juga
ditentang oleh ayahnya jika menikah dengan orang melayu. Karena penolakan tersebut,
Hanafi jatuh sakit selama beberapa hari. Selama dia sakit, Hanafi hanya dirawat oleh ibunya,
dan selama itu pula Hanafi sering mendapat nasihat dari ibunya. Ibunya menasihati dan
membujuk Hanafi agar menikah dengan Rapiah, yaitu anak mamaknya. Karena pada saat
Hanafi bersekolah di HBS, mamaknyalah yang mencukupi kebutuhan Hanafi. Mendengar
bujukan Ibunya, Hanafi sangat amat marah, karena Hanafi sungguh tidak mengetahui
siapakah Rapiah itu dan Hanafi hanya suka kepada Corrie, yang telah menolak cintanya.
Maka Ibu Hanafi menjelaskan bahwa Rapiah adalah anak mamak, Sultan Batuah. Perjodohan
itu dikarenakan Ibu Hanafi berhutang budi kepada Sultan Batuah. Setelah mendapat bujukan
dari Ibunya, akhirnya Hanafi menerima perjodohan itu, meskipun dengan sangat terpaksa.
Dua tahun sudah usia pernikahan Hanafi dan Rupiah, dan mereka dikaruniai seorang anak
laki-laki yang bernama Syafei. Pernikahan yang tidak didasari dengan rasa cinta itu membuat
rumah tangga mereka tidak pernah tentram. Setiap hari Hanafi selalu memaki-maki istrinya
karena hal yang sepele. Namun Rapiah hanya diam dan tidak pernah melawan semua
perlakuan suaminya. Hal itulah yang membuat Ibu Hanafi kagum kepada Rapiah, hingga
suatu hari Hanafi murka kepada Ibunya. Dengan tidak sengaja Ibunya menyumpahi Hanafi.
Tiba-tiba anjing gila mengigit pergelangan Hanafi hingga Hanafi harus berobat ke Betawi.
Sampai di Betawi Hanafi bertabrakan dengan seorang gadis eropa, yang tidak lain adalah
Corrie. Dengan amat senang mereka berdua menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan berdua
menggunakan sepeda angin. Sudah satu minggu Hanafi meninggalkan Solok, setelah itu
Hanafi mencari kerja di Kantor BB sebagai commies. Meskipun gaji awal cukup kecil,
namun hanafi sangat senang. Karena dia dapat bertemu dengan Corrie setiap hari. Hanafi
berusaha keras untuk mendapatkan Corrie, hingga hanafi rela berubah kewarganegaraan
menjadi Eropa. Setelah itu, Hanafi memohon kepada Corrie untuk menerima ajakan
pertunangannya. Karena rasa ibanya kepada Hanafi, Corrie terpaksa menermanya. Meskipun
Corrie harus menerima resiko, yaitu dijauhi oleh teman-teman eropanya, Pesta pertunangan
mereka dilakukan dikediaman rumah teman Belandanya, namun tuan rumah nampak tidak
begitu suka dengan pertunangan itu. Karena dia tidak suka bergaul dengan orang Belanda
berkulit sawo matang. Meskipun Rapiah dan Ibunya tahu jika Hanafi akan menikah Corrie,
namun Rapiah tetap menunggu kedatangan Hanafi. Karena Ibu Hanafi sangat sayang kepada
Rapiah, bahkan sayangnya melebihi rasa sayangnya kepada Hanafi. Hanafi dan Corrie sudah
menjadi suami istri, maka tinggalah mereka dalam satu rumah. Namun seiring berjalannya
waktu, rumah tangga Hanafi dan Corrie sudah tidak tentram lagi. Karena sifat Hanafi yang
keterlaluan, sampai menuduh Corrie berzina dengan orang lain. Karena kehidupannya yang
dalam kondisi tidak jelas, Bangsa Eropa maupun Bangsa Melayu sudah tidak mau mengakui
Hanafi, karena keangkuhan dan kesombongannya. Pada akhirnya Corrie pergi ke Semarang
untuk menghindari Hanafi. Namun pada suatu hari, Hanafi menerima surat yang memberi
tahukan bahwa Corrie berada di Semarang. Setelah beberapa hari, Hanafi nekat pergi ke
Semarang untuk mencari Corrie dirumah seorang pengusaha anak-anak yatim. Namun
sampai disana justru berita buruk yang diterima oleh Hanafi. Bahwa Corrie masuk rumah
sakit karena sakit keras, yaitu kolera. Hingga akhirnya nyawa Corrie ridak dapat ditolong
lagi. Setelah kepergian Corrie, Hanafi pulang ke Solok untuk menemui Ibunya. Setelah
beberapa hari Hanafi sampai di Solok, ia jatuh sakit karena menelan 6 butir sublimat, yang
menyebabkan Hanafi terus muntah darah dan akhrinya merenggut nyawanya. (Sinopsis
Novel "Salah Asuhan" karya Abdul Muis)
Analisis Unsur - Unsur Novel

I. Unsur intrinsik

Unsur intrinsik yaitu kegunaan dari dalam yang nampak terkait dengan

keilmuan dan pembinaan profesi kesejarahan.dan ada pula fungsi instrinsik

sejarah adalah sejarah sebagai ilmu,cara mengetahui masa lampau,pernyataan

pendapat dan sejarah sebagai profesi.

Unsur instrinsik terbagi atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut:

1. Tema

Tema adalah unsur intrinsik novel yg menjadi cerita.Tema merupakan


sebuah ruh atau nyawa yg ada di dalam karya frosa seperti novel.Tema yang
terkandung dalam novel salah asuhan adalah perbedaan adat istiadat.

2. Alur atau plot

Alur dalam novel adalah jalan cerita. Alur sebagai unsur intrinsik novel
biasa nya memiliki beberapa tahapan mulai dari perkenalan, Penanjakan,
klimaks, anti klimaks dan penyelesaian.

Alur dalam terbagi 3 bagiai yaitu sebagai berikut:

1. Alur maju

Alur maju unsur intrinsik novel menggambar cerita urut dari perkenalan tokoh,
hingga penyelesaian konflik.

2. Alur mundur2
Alur mundur unsur intrinsik novel adalah alur cerita yang jalan cerita nya
tindak runtut. Penulis bisa menceritakan tentang konflik terlebih
dahulu,kemudian menceritakan tentang awal konflik terjadi,dan pengenalan tokoh.

3. Alur maju mundur

Alur maju mundur yang merupakan kombinasi dari kedua alur ini.

Alur yang digunakan dalam novel Salah Asuhan adalah alur maju karna pengarang
menceritakan kisahnya kemasa selanjutnya.

3. Pusat Pengisahan/Sudut Pandang

Sudut pandang adalah arah pa ndang seorang pengarang dalam menyampaikan


sebuah cerita, sehingga cerita tersebut menjadi lebih hidup dan bisa
disampaikan dengan baik kepada pembaca atau pendengarnya.

Dalam novel Salah Asuhan, pengarang bertindak sebagai orang ketiga yaitu
menceritakan kehidupan tokoh-tokoh pada novel.ciri dalam penggunaan sudut
pandang ini ditandai dengan adanya kata ganti orang ketiga atau penggunaan nama
orang.

Contoh: "dia"

4. Latar/setting

Latar atau setting merupakan gambaran tempat kejadian yang ada didalam
cerita atau karya sastra. Di dalam latar cerita juga memuat bagaimana situasi
dan suasana terjadinya peristiwa.

a. Latar tempat

Latar tempat adalah tempat berlakunya sesuatu peristiwa dalam karya sastra.
Latar tempat dalam karya-karya sastra berfungsi sebagai media kepada para
pelaku (watak- watak) untuk menjalankan gerak kerja mereka. Latar tempat yang
ada di dalam novel salah asuhan yaitu:
1) Lapangan tennis.

“Tempat bermain tennis, yang dilindungi oleh pohon-pohon kelepa disekitarnya,


masih sunyi” (hal.1, paragraf 1)

2) Minangkabau

“Sesungguhnya ibunya orang kampung, dan selamanya tinggal di kampung saja, tapi
sebabkasihan kepada anak, ditinggalkannyalah rumah gedang di Koto Anau, dan
tinggallah ia bersma-sama dengan Hanafi di Solok.” (halaman 23, paragraf 3)

“Maka tiadalah ia segan-segan mengeluarkan uang buat mengisi rumah sewaan di


Solok itu secara yang dikehendaki oleh anaknya.” (halaman 23, paragraf 4)

3) Betawi

“Dari kecil Hanafi sudah di sekolahkan di Betawi”(hal.23, paragraph 1)

“Sekarang kita ambil jalan Gunung Sari, Jembatan Merah Jakarta, Corrie!” (halaman
103, Paragraf 2)

4) Semarang

“Pada keesokan harinya Hanafi sudah dating pula ke rumah tumpangan itu, dan
bukan buatan sedih hatinya, demikian mendengar bahwa Corrie sudah berangkat.
Seketika itu ia berkata hendak menurutkan ke Semarang.” (halaman 186, paragraf
8)

5) Surabaya

“Di Surabaya mereka menumpang semalam di suatu pension kecil,mengaku nama


Tuan dan Nona Han.” (halaman 144, paragraf 1)

5. Tokoh/ Penokohan
Tokoh merupakan unsur instrinsik novel yang sangat penting dalam novel.Tokoh
sebagai unsur intrinsik novel adalah orang atau karaktee yang di tampilkan dalam
novel.oleh pembaca,tokoh sebagai unsur intrinsik novel di tafsirkan memiliki
kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang di ekspresikan dalam ucapan
dan apa yang di lakukan dari tindakan yang di ceritakan.

Tokoh di dalam novel salah asuhan yaitu:

1) Hanafi, wataknya keras kepala, kasar

a) keras kapala

“Memang….kasihan! Ah ibuku…aku pengecut tapi hidupku kosong…habis cita-cita


baik…enyah!.” Halaman 259, paragraf 8)

b) kasar

“ Hai Buyung! Antarkan anak itu dahulu kebelakang!” kata Hanafi dengan suara
bengis dari jauh.” (halaman 80, paragraf 2)

2) Corrie, wataknya baik, mudah bergaul

a) baik

“O, sigaret tante boleh habiskan satu dos. Sudah tentu enak, ayoh coba!” (halaman
164, paragraf 8)

b) mudah bergaul

“Oh, ruangan di jantung tuan Hanafi amat luas,” kata Corrie sambil tertawa, “buat
dua tuga orang perempuan saja masih berlapang-lapang.” (halaman 7, paragraf 2)

3) Rapiah, wataknya sabar, baik

a) sabar

“Rapiah tunduk, tidak menyahut, airmatanya saja berhamburan. Syafei, dalam


dukungan ibunya yang tadinya menangis keras, lalu mengganti tangisnya dengan
beriba-iba. Seakan-akan tahulah anak kecil itu, bahwa ibunya yang tdak berdaya,
sedang menempuh azab dunia dan menanggung aib di muka-muka orang.”
(halaman 83, paragraf 4)

b) baik

“Apakah ayahmu orang baik? Uah sungguh-sungguh orang baik. Kata ibuku tidak
adalah orang yang sebaik ayahku itu.” (halaman 238, paragraf 5)

4) Ibu Hanafi, wataknya sabar dan baik

a) sabar

“Astagfirullah, Hanafi! Turutilah ibumu mengucap menyebut nama Allah bagimu


dan tidak akan bertutur lagi dengan sejauh itu tersesatnya” (halaman 85, paragraf
4)

b) baik

“Sekarang sudah setengah tujuh, sudah jauh terlampau waktu berbuka, Piah!
Sebaik-baiknya hendaklah engkau pergi makan dahulu.” (halaman 119, paragraf
4)

5) Tuan Du Busse, wataknya tegas

“Tapi Corrie mesti bersekolah yang sepatut-patutnya” (halaman 10, paragraf 5)

6) Si Buyung, wataknya penurut

“Kau kugaji buat kesenanganku dan bukan buat bermalas-malas. Hamba disuruh
kejalan.Diam! Bawa anak itu ke belakang. Angkat teh ke dapurl alu menceritakan
apa yang diperintahkan kepadanya. Oleh karena gula habis’ terpaksalah ia disuruh
ke toko yang tidak berapa jauh letaknya dari rumah.” (halaman 80, paragraf 2)

7) Syafei, wataknya berani

“Itulah yang kusukai, bu. Sekian musuh nanti kusembelih dengan pedangku.”
(halaman 196, paragraf 8)
b. Latar waktu

Latar waktu adalah latar yang berhubungan dengan masalah kapan peristiwa
dalay novel terjadi. Karena alur nya sentral, maka latar waktunya pun menceritakan
ke masa selanjutnya, lebih jelasnya lagi seperti pada kutipan di bawah ini:

1) Tengah 5 petang hari

"Cahaya matahari yang diteduhkan oleh daun-daun di tempat bermain itu, masih
keras, karena dewasa itu baru pukul 5 petang hari."( halaman 1 paragraf 1).

2) Malam

"Semalam-malaman itu corie tidak merasa tidur nyenyak"(halaman 34, paragraf


1).

3) Pukul 4

"Dari pukul 4 Corrie, sudah berhias dan memakai di muka cermin besar."(halaman
41, paragraf 1).

4) Petang

"Pada petang itu mereka sedang duduk bersenda gurau di dalam kebun Hanafi,
tempat Hanafi menerima kedatangan Corrie dahulu, sebelum datang kawan-kawan
yang hendak bermain."(halaman 82, paragraf 2)

5) Hari Minggu

"Pada hari minggu mereka ke luar kota, mencari-cari hawa di tempat yang
sunyi."(halaman 140, paragraf 3).

6) Petang Kamis malam Jumat

"Pada petang Kamis malam Jumat, Hanafi sudah datang ke asrama, disambut
oleh Corrie yang mengganti pakaian sekolahnya pada malam itu dengan pakaian
berpesta."(halaman 116, paragraf 3).
7) Subuh

"Pada keesokan harinya, waktu subuh mereka sudah ada pula di stasiun."(halaman
150, paragraf 2)

8) Pagi

"Fajar menyingsing di sebelah timur, alamat matahari hendak naik ."( halaman
196, paragraf 1).

c. Latar Suasana

Latar suasana adalah latar yang berkaitan dengan perasaan atau suasana kejadian
peristiwa dalam novel terjadi.

Latar suasana dalam novel salah asuhan yaitu seperti dalam kutipannya seperti
berikut:

1) Perselisihan

"Aku tahu betul, bahwa aku hanyalah Bumiputra saya, Corrie! Janganlah kau ulang-
ulang juga."(halaman 3, paragraf 1).

2) Bahagia

"Oh, ruangan di dalam jantung Tuan Hanafi amat luas,"kata Corrie sambil
tertawa,"buat menempatkan dua tiga orang perempuan saja masih berlapang-
lapang."(halaman 7, paragraf 4).

3) kesedihan

"Yang sangat bg menyedihkan hati ibunya ialah karena bagi Hanafi segala orang
yang tidak pandai bahasa Belanda, tidaklah masuk bilangan "(halaman 25, paragraf 6).

4) Cemas
"Ibunya melihat keadaan serupa itu dengan kecemasan hati. Orang tua itu bukan
tak arif,bahwa anaknya di dalam beberapa hari yang akhir ini berperangai luar
biasa."(halaman 53, paragraf 3).

5) Ironis

"Kesayangan Hanafi pada ibunya, belum seberapa, berlipat-lipat ganda kasih ibu
kepada anak tunggal yang sudah tak berayah lagi itu. Hanya sebab memikirkan nasib
anaknya, maka Hanafi tetap meranda."(halaman 53, paragraf 4).

6) Penuh Emosi

"Sampai kering kerongkonganku memanggil si Buyung, seorangpun tidak


menyahut!" Kata Hanafi sambil membelakakan matanya kepada istrinya."(halaman 83,
paragraf 4).

7) Sunyi

"Sejurus lamanya tidak kedengaran sepatah jua; sepatah katapun tidak."(halaman 88,
paragraf 4).

6. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan suatu bahasa yang khas yang digunakan oleh
seseorang pengarang untuk menuangkan pikiran dan perasaan yang
terpendam dalam diri pengarang tersebut.

Gaya bahasa yang digunakan dalan novel Salah Asuhan ini cukup sulit untuk
diartikan. Karna novel ini adalah novel lama dan dilamnya juga terdapat bahasa
Belanda. Pada novel ini juga terdapat :
a) Peribahasa

Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat,berisi


perbandingan,perumpamaan,prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Contoh bukti peribahasa dalam novel salah asuhan yaitu:

“saat ini, air mukamu jerni, keningmu licin, bolehkah ibu menuturkan niatku
itu, supaya tidak menjadi duri dalam daging” (halaman 25, paragraf 3)

b) Majas perbandingan (perumpamaan)

Majas Perbandingan adalah majas yang membandingkan atau


menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya.

Contoh bukti majas perbandingan dalam novel salah asuhan yaitu:

“Sesungguhnya tiadalah berdusta apabila ia berkata sakit kepala, karna


sebenarnyalah kepalanya bagai dipalu” (halaman 47, paragraf 2)

7. Amanat

Amanat adalah pesan pengarang yang di sampaikan kepada pembaca melalui


karyanya.pesan moral dalam cerita yang ingin di sampaikan pengarang kepada pembaca
berupa nilai nilai luhur yang bisa di jadikan teladan atau dijadikan contoh.

Adapun amanat yang terkandung dalam novel Salah Asuhan adalah :

1) Janganlah melupakan adat istiadat negeri sendiri, jikalau ada adat istiadat dari
bangsa lain, boleh saja kita menerima tapi harus pandai memilih, yaitu pilihlah
adat yang layak dan baik kita terima di negeri kita.

2) Jangan memaksakan suatu pernikahan yang tidak pernah diinginkan oleh


pengantin tersebut, karena akhirnya akan saling menyiksa keduanya.

8. Diksi
Pemilihan kata pada novel Salah Asuhan ini cukup sulit untuk dimengerti karena
banyak terdapat bahasa Belanda.

II. Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur luar yang ikut melengkapi sebuah novel.

Unsur ekstrinsik terbagi bebebrapa jenis yaitu sebagai berikut:

1. Latar belakang penciptaan karya sastra

Adalah latar belakang dari pencipta karya sastra atau novel tersebut. Didalam novel ini
latar belakang berasal dari luar diri pengarang, karena pada novel ini pengarang
hanya sebagai sudut pandang orang ketiga.

2. Sejarah dan latar belakang pengarang

Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 –
wafat di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang
sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah di Stovia
(sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia),
Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraad yang
didirikan pada tahun 1916 oleh pemerintah penjajahan Belanda.

3. Kondisi masyarakat saat karya sastra diciptakan.

Pengarang menciptakan novel ini karena berdasarkan kehidupan sosial masyarakat


pada masa itu yang menceritakan seseorang yang melupakan adat istiadatnya.

III. Relevansi dengan zaman sekarang.

Dalam novel Salah Asuhan ini, banyak menceritakan tentang kedurhakaan


seorang anak pada ibunya. Yang mana pada zaman sekarang ini juga banyak anak
yang durhaka pada ibunya. Bahkan sampai-sampai anak tersebut disumpahi oleh
ibunya. Disini juga dijelaskan bahwa adanya orang yang melupakan adat
istiadatnya sendiri. Sebagaimana kita tahu bahwa remaja saat ini juga bersikap
demikian.

Anda mungkin juga menyukai