Anda di halaman 1dari 10

1.

Identitas Buku
Judul buku             : Edensor
Penulis                   : Andrea Hirata
Cetakan                  : Pertama, Mei 2007
Penerbit                  : PT. Bentang Pustaka
Halaman                 : 294 halaman
Ukuran buku          : 20,5
Kategori                 : Novel

2. Biografi Pengarang
           
Nama Andrea Hirata Seman Said Harun kelahiran 24 Oktober ini melejit seiring
kesuksesan novel pertamanya, Laskar Pelangi. Selain Laskar Pelangi, lulusan S1 Ekonomi
Universitas Indonesia ini juga menulis Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov. Keempat
novel tersebut tergabung dalam tetralogi.
Edensor merupakan novel ketiga dari tetralogi laskar pelangi yang ditulis oleh
Andrea Hirata. Dia adalah penulis muda yang tidak memiliki latar belakang jurnalistik tetapi
memiliki kemampuan untuk menguak berbagai realita kehidupan.
Andrea Hirata yaitu penulis muda yang mampu menyarikan berbagai realita
kehidupan menjadi sebuah tulisan yang apik dan mampu menggugah ketersadaran nurani
setiap pembacanya. Hal tersebut sebagaimana yang telah disampaikan oleh seorang sastrawan
“Novel ini kian meneguhkan kehadiran tetralogi laskar pelangi sebagai karya unggul yang
pasti disukai pembaca” (Andrea, 2007).
Setelah menyelesaikan studi S1 di UI, pria yang kini masih bekerja di kantor pusat
PT Telkom ini mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master of Science di Universite de
Paris, Sorbone, Prancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom.
Sukses dengan novel tetralogi, Andrea merambah dunia film. Novelnya yang
pertama telah diangkat ke layar lebar, dengan judul sama yaitu Laskar Pelangi pada 2008.
Film ini menjadi film yang paling fenomenal di tahun 2008. Dan jelang akhir tahun 2009,
Andrea bersama Miles Films dan Mizan Production kembali merilis skuelnya, Sang
Pemimpi.

3. Sinopsis
Novel yang sangat menakjubkan, mengharukan, dan penuh makna. Kita akan dibuat
terkesima ketika membacanya. Buku ini berkisah tentang dua anak melayu Belitong yaitu
Ikal (Andrea Hirata) dan Arai yang mendapatkan beasiswa dari Uni Eropa untuk melanjutkan
sekolahnya di Universitas Sorbonne, Paris, Prancis.
Setelah berhasil memperoleh beasiswa ke Perancis, Ikal dan Arai mengalami banyak
kejadian yang orang bisa sebut sebagai kejutan budaya. Banyak kebiasaan dan peradaban
Eropa yang berlainan sama sekali dengan peradaban yang selama ini mereka pahami sebagai
orang Indonesia, khususnya Melayu.
Sungguh luar biasa keterbatasan ekonomi yang mereka alami tidak menghapus
semangat perjuangan mereka untuk selalu berusaha mencapai impian. Meskipun mereka
tinggal di daerah pedalaman yang serba ketinggalan, tapi semangat mereka untuk tetap
bersekolah tidak pernah putus.
Novel ini terbagi menjadi 5 mozaik. Secara umum novel ini banyak menceritakan
tentang masa-masa SMA Ikal dan Arai, aktivitas setelah mereka lulus SMA, aktivitas saat
mereka kuliah di Prancis dan pengalaman petualangan merekadi benua Eropa dan sebagian
Afrika.
Pada mozaik pertama menceritakan awal kelahiran Ikal. Pertemuan pertama yang
mengenalkan Ikal pada diri sejatinya dan telah menguatkan tekadnya untuk menjelajahi
separuh  belahan dunia, berjalan di atas mimpi-mimpi dan menemukan cinta yang
sesungguhnya, dia adalah Weh. Semasa kecilnya Ikal sangat nakal, sampai-sampai sudah
beberapa kali mengganti namanya.
Di mozaik kedua bercerita tentang keberangkatan Ikal dan Arai (sepupu Ikal) ke
Prancis untuk melanjutkan studi mereka. Akhirnya dari mimpi-mimpi Ikal yang bisa dibilang
tidak mungkin untuk anak melayu Belitong miskin yang dulu bersekolah di gubuk kopra
yang juga berfungsi sebagai kandang kambing, untuk melihat keindahan kota Paris secara
langsung tercapai juga dan yang pasti adalah mimpi untuk menginjakkan kaki di almamater
terhebat Sorbonnne.     
Mozaik ketiga menceritakan tentang aktivitas kuliah Ikal dan Arai di Prancis.
Kehidupan bangsa Eropa yang terkenal dinamis dan efisien telah menunjukan pada berbagai
hal betapa rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Namun hanya dengan tekad yang
kuat, akhirnya dapat menghantarkan mereka menjadi bagian dari sistem pendidikan
modern.     Ikal dan Arai akan memulai perjalanan yang lebih menegangkan dibandingkan
dengan pergi ke Paris dan bersekolah di Sorbonne. Dengan penuh semangat mereka siap
untuk melanjutkan perjuangan menggapai mimpi, sebagaimana yang dikatakan Ikal
“Berkelana tidak hanya membawaku ke tempat-tempat yang spektakuler sehingga aku
terpaku,  tak pula hanya memberiku tantangan ganas yang menghadapkanku pada keputusan
hitam putih, sehingga aku memahami manusia seperti apa aku” (2007: 229).
Pada mozaik keempat bercerita tentang petualangan Ikal dan Arai dalam menaklukan
Eropa-Afrika. Awal petualangan mereka yaitu terdamparnya Ikal dan Arai di sebuah desa
Rusia. Karena sejak kecil kesusahan melekat pada diri mereka, tampaknya kesulitan yang
menghadang pun dianggap sebagai pengalaman yang tak akan terlupakan.
Dan pencarian Ikal akan cinta masa kecilnya yaitu A Ling telah membawanya
melintasi rute perjalanan yang panjang. Sekuat apapun upaya untuk menemukan sesuatu dan
pada titik akhir upaya tersebut masih belum berhasil, sesungguhnya kita sedang dihadapkan
pada berbagai realita tentang diri kita.
Yang terakhir mozaik kelima bercerita tentang akhir dari petualangan Ikal dan Arai
menaklukan Eropa-Afrika. Setelah Ikal dan Arai selesai menjelajahi Eropa sampai Afrika,
Arai-pun jatuh sakit dan pulang ke Indonesia. Sedangkan Ikal melanjutkan kuliahnnya di
Inggris karena guru yang membimbing Ikal pindah ke Inggris untuk pensiun. Dan akhirnya,
Ikal melihat pemandangan yang sering dilihatnya didalam khayalannya sendiri, tetapi

sekarang pemandangan itu nyata, dan pemandangan itu adalah Edensor. 

Pembahasan

1.    Analisis Unsur Instrinsik


a.  Tema
Tema juga merupakan dasar cerita yang paling penting dari seluruh cerita. Novel ini
mampu menggugah ketersadaran nurani setiap pembacanya, sehingga pantas saja apabila
novel ini bertemakan tentang pencarian diri dan cinta. Semua itu telah membawa kedua tokoh
novel ini melintasi rute perjalanan yang panjang.
  b.    Alur
Alur itu sesuatu yang tak nampak dan merupakan dasar suatu cerita yang paling
penting. Adapun definisi lain mengenai alur, dalam suatu buku yakni “Alur merupakan
bagian rangkaian perjalanan cerita yang tidak tampak” (Adi, 2004: 65).
Dalam novel ini diceritakan mulai dari awal Ikal dilahirkan sampai ia menggapai
kesuksesannya. Namun, pada pertengahan cerita diceritakan masa-masa yang lalu, misalnya
pada saat Mak Birah menceritakan tentang detik-detik kelahiran Ikal padanya. Sehingga
dalam cerita ini beralurkan campuran.
c.    Sudut pandang
Sudut pandang pengarang dalam novel ini yaitu sebagai orang pertama atau tokoh
pertama yang berperan sebagai aku (Ikal). Si penulis berperan menjadi karakter dalam
tulisannya. Baik berperan dalam satu karakter dari awal sampai akhir cerita, maupun
berpindah-pindah peran dari satu karakter ke karakter lain. 
d.    Gaya bahasa
Gaya bahasa atau stail adalah ‘kekuatan’ penulis.1 Itulah salah satu definisi menurut
seorang koki selebriti yang juga seorang penulis.
Edensor, seperti dua novel sebelumnya yaitu Laskar Pelangi dan Sang  Pemimpi,
memiliki karakteristik sendiri yang bisa diujadikan sebagai tola ukur penulisnya. Salah satu
karakteristik tersebut adalah ditemukannya bahasa-bahasa metafora ilmiah. Definisi metafora
yaitu “bahasa kiasan yang tidak  menggunakan kata pembanding” (Dawud, 2004: 164).
Bahasa metafora juga merupakan bahasa yang membandingkan sesuatu hal dengan
hal yang lain tanpa mempergunakan kata-kata penghubung sebagai pembanding. Adapun
contoh majas metafora yang digunakan dalam novel Edensor yaitu “...Langit adalah kitab
yang terbentang...” (2007: 9).

e.     Latar (Setting)
Latar (seting) adalah tempat, waktu dan suasana (di mana, kapan dan bagaimana)
suatu cerita terjadi. Latar sebenarnya memberikan informasi yang sangat penting tentang
keadaan masyarakat dimana ceritera itu terjadi pada waktu itu.
a)    Tempat
       Novel Edensor ini mengawali ceritanya di sebuah pedalaman atau daerah yang sangat
terpencil, sehingga kemungkinan besar jauh dari keramaian kota. Setting tempat yang diambil
dalam cerita ini diantaranya yaitu sebuah desa yang sangat terpelosok disanalah tempat
dimana ikal dilahirkan hingga ia lulus SMA, benua Eropa dan sebagian Afrika yakni tempat
dimana Ikal dan Arai memulai perjalanan hidup untuk menggapai impian mereka.
b)   Waktu
Waktu yang dipergunakan dalam cerita ini sebenarnya sangat panjang, bahkan
berhari-hari, berminggu-minggu, siang hari dan sampai larut malam. Dalam novel ini juga
banyak waktu-waktu yang dianggap penting atau moment yang tidak akan dilupakan.
c)    Suasana
Berbagai suasana menyelimuti para tokoh dalam novel ini, yang paling utama yaitu
tokoh Ikal dan Arai. Suasana memalukan, kedinginan, pucat, hangat, sedih, sunyi, dingin
menyelimuti kedua tokoh itu pada saat mereka menginjakan kaki di perbatasan Belanda.
f.    Sudut pandang
Sudut pandang pengarang dalam novel ini yaitu sebagai orang pertama atau tokoh
pertama yang berperan sebagai aku (Ikal). Si penulis berperan menjadi karakter dalam
tulisannya. Baik berperan dalam satu karakter dari awal sampai akhir cerita, maupun
berpindah-pindah peran dari satu karakter ke karakter lain.
g.  Penokohan
 Keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh. 2 Itulah definisi penokohan menurut salah satu buku.
Yang diangkat pengarang dalam karyanya adalah manusia dan kehidupannya. Oleh karena itu,
penokohan merupakan unsur cerita yang sangat penting. Melalui penokohan, cerita menjadi lebih
nyata dalam angan pembaca.
Penokohan juga merupakan cara penulis menggambarkan tokoh-tokoh dalam
ceritanya, sehingga diketahui karakter atau sifat para tokoh. Watak atau tokoh dalam cerita
terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Protagonis, yaitu lakon atau yang biasanya memerankan tokoh utama dan muncul untuk
menyelesaikan berbagai masalah. 
2. Antagonis, yaitu tokoh yang selalu pro kontra dalam berbagai cerita, dan selalu melawan
tokoh protagonis.
3. Tritagonis, yaitu tokoh yang selalu pembawa damai. Tokoh ini tidak memiliki sifat
protagonis dan antagonis.
Pada novel ini banyak sekali tokoh yang berperan dalam berbagai watak. Perwatakan
ini tentu saja membuat angan pembaca menjadi lebih nyata. Tokoh yang berperan diantarnya
ada tokoh utama dan tokoh sampingan.
  Ikal
Tokoh utama dalam novel ini yaitu Ikal. Semasa kecilnya dia sangat nakal sekali.
Karena kenakalannya itu, banyak sekali masalah-masalah yang menimpanya. “Kalau
terompah Wak Haji pindah ke langit-langit dan beduk bertalu-talu bukan jam salat, pasti aku
yang dicari karena memang aku pelakunya” (2007: 18).
Ikal sempat beberapa kali mengganti namanya karena kenakalannya itu. Alasan ia
sering mengganti namanya disebabkan kenakalannya dan orang-orang melayu pedalaman
beranggapan nama itu merupakan aura seseorang. jika seorang anak memiliki tabi’at yang
kurang baik, pasti hal yang pertama diteliti atau diselidiki adalah nama.
Beranjak dewasa Ikal berubah menjadi sosok pemuda yang pemberani, pekerja keras,
keras kepala, setia dan labil. Perjuangannya dalam mencari apa yang ia cari dihiasi dengan
penuh semangat walau pada akhir kesuksesannya hampir putus, namun semua itu dapat ia
lewati dengan baik.
Hal yang sangat menarik ketika Ikal menemukan Edensor, yaitu kota yang menjadi
obsesinya itu ia dapatkan saat berada pada kondisi keterpaksaan. Keterpaksaan yang harus ia
pilih yaitu pindah dari Sorbonne, Paris, Prancis.
Sungguh sosok laki-laki yang hidupnya penuh dengan semangat dan pantang putus
asa dalam menggapai impian meski banyak rintangan yang menghadang, sebagaimana
kutipannya “Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan,
menggoda marabahaya, dan memecahkan misteri dengan sains” (2007). 
  Arai
Selain tokoh Ikal yang pemberani dan hidupnya penuh dengan tantangan, tokoh
pemuda yang bijaksana, dewasa, kaya akan kejutan, penyemangat juga penyayang, “Arai
membuka syalnya, melilitkannya di leherku. Ia membuka koper, mengeluarkan semua
pakaian, di balutkannya berlapis-lapis di tubuhku” (2007: 63-64).
Arai adalah sepupu Ikal sekaligus teman seperjuangannya dalam menggapai impian
dan menjelajahi benua Eropa-Afrika. Tokoh Arai ini yang selalu setia berjuang bersama
sahabatnya yaitu Ikal, baik berjuang dalam pencarian diri maupun pencarian cinta sejati
mereka.
   Weh
Weh adalah sang antagonis yang menekuni hidupnya seorang diri tanpa ada yang
menemani. Menurut Ikal Weh itu “...mutiara dalam hidupku adalah lelaki yang mengutuki
hidupnya sendiri” (2007: 1). Weh itu pandai berlayar dan pintar dalam membaca rasi bintang,
selain itu dia juga pintar membaca arah mata angin. Baginya weh itu seorang guru yang
memberi pelajaran besar untuk mengenal dirinya sendiri.
   Mak Birah
Mak Birah lah yang dulu membantu Ikal dalam kelahirannya. Dia seorang dukun
beranak yang amat menghargai kehidupan. Bagi Ikal Mak Birah adalah einstein kedua setelah
Weh. Mereka yang telah mengenalkan Ikal pada dirinya sendiri. Berkat Mak Birah Ikal
menjadi sadar akan arti hidup dan dia pun lebih menghargai kehidupan. 
   Tokoh lainnya
Selain Arai, Weh, dan Mak Birah banyak tokoh lainnya yang sangat berperan penting
atas segala sesuatunya bagi Ikal. Diantaranya Dr. Michaela Woodward seorang Keynesian,
pejabat Uni Eropa yang menjadi penentu akhir beasiswa. Ada juga Famke Somers penerima
besiswa Uni Eropa, mahasiswi Amsterdam School of The Arts yang mendalami street
performance yang juga seorang model. Kemudian Simon Van Der Wall Landlord atau
pemilik kost tempat Arai dan Ikal singgah sementara di Brussel. Laki-laki dingin yang
birokratis. Dan Pak Toha laki-laki tua dari Purbalingga yang karena peristiwa 65 menetap
di Rumania dan belum pernah kembali ke Indonesia.Sebuah perjumpaan yang tak terduga,
saat Arai dan Ikal menjelajah Eropa. Mereka juga orang-orang yang senantiasa terlibat dalam
perjalanan panjang Ikal sampai dia menemukan kesuksesan.
Masih banyak juga tokoh lainnya yaitu teman-teman Ikal sejak ia kecil sampai
tumbuh menjadi pemuda yang sukses. Berkat dukungan mereka juga, akhirnya Ikal dan Arai
menjumpai kesuksesan dan mimpi-mimpi mereka yang diimpikan sejak dulu.
h.   Amanat
Kita dapat mengambil banyak pelajarandari novel yang berjudul Edensor ini. Dalam
novel ini ditulis bahwa jika kita ingin menggapai cinta atau mempunyai mimpi, maka kita
harus memperjuangkan mimipi tersebut dan berusaha pantang menyerah untuk meraihnya.
Novel ini mengingatkan kita bahwa menerima kehidupan berarti menerima kenyataan
bahwa tidak ada hal yang sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Mengingatkan pula bahwa
kenakalan-kenakalan masa kecil kita, pada suatu saat akan menimpa kita kembali atau kita
akan menuai karma.
Dan bermimpilah setinggi-tingginya karena Tuhan akan mendengar dan kelak pasti
dikabulkan.

 2. .   Analisi Nilai Budaya

Nilai sosial yang terkandung dalam novel ini sangat menggugah para pembaca,
sehingga lebih tertarik untuk membacanya. Sikap sosial antara tokoh yang satu dengan yang
lainnya, maupun terhadap lingkungan sekitar sangat baik dan patut untuk dicontoh.
Nilai budaya nyatanya sangat melekat sekali pada diri mereka atau para tokoh.
Mereka sangat menghargai sekali terhadap apa yang telah menjadi kebiasaan dalam
berbudaya.
  Budaya menuntut ilmu
“Langit adalah kitab yang terbentang” (Andrea, 2007). Langit dalam hal ini mewakili
alam, tempat dimana manusia hidup. Sementara kitab yang terbentang dapat diartikan sebagai
sumber ilmu yang diperuntukkan bagi seluruh makhluk yang ada di bawah naungannya
(langit). Jika direlasikan dengan kebudayaan, khususnya Minangkabau, maka ungkapan
tersebut tak jauh artinya dengan alam takambang jadi guru. Jadi dapatlah dilihat, bahwa
budaya dimana alam dijadikan sumber pengetahuan bukanlah semata dimiliki orang
Minangkabau, tetapi juga di punyai oleh masyrakat Belitong.
  Pentingnya sebuah nama
Kebiasaan pemilihan nama juga di ungkapkan dalam Edensor. Bagi masyarakat
melayu, nama adalah sesuatu yang sakral. Jika ada yang salah dengan perilaku seseorang
maka nama adalah hal pertama yang disalahkan karena bagaimanapun nama merupakan
cerminan dari orang yang menyandangnya. “Jika tabiat anak tak beres, pasti namanya yang
pertama diselidiki” (Andrea, 2007: 17).

Kesimpulan

Secara umum novel ini sangat menarik dan menggugah para pembaca untuk
membacanya. Ketertarikan ini dilihat dari covernya yang memiliki ilustrasi gambar menarik
dan penuh teka-teki, sehingga membuat penasaran para pembaca yang akhirnya mau untuk
membaca. Novel ini juga menyajikan ilustrasi gambar pada ceritanya sehingga lebih menarik.
 Novel ini hampir mendekati sempurna. Hanya dalam judul, novel ini berjudulkan
suatu kota yang tidak nyata dalam arti hanya sebuah khayalan atau obsesi saja. Padahal akan
lebih seru kalau judulnya, suatu kota yang benar-benar nyata.
Novel Edensor ini novel yang sangat menarik dan banyak memberi kita banyak
pelajaran bagaimana memperjuangkan sebuah impian itu. Novel ini bertemakan tentang
perjuangan, pencarian jati diri dan cinta. Dalam cerita ini terus diceritakan perjalanan tokoh,
sehingga beralurkan maju. Tetapi dalam pertengahan juga diceritakan masa-masa yang telah
berlalu, pada akhirnya novel ini beralurkan campuran.
Pengarang dalam cerita ini sebagai orang pertama.dia menggambarkan dirinya
sebagai tokoh utama, yaitu Aku (Ikal). Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini sangat
berkarakter dan dapat menggugah ketersadaran nurani hati pembaca. Bahasa yang digunakan
yaitu bahasa metafora ilmiah dalam arti bahasa yang membandingkan sesuatu.
Latar tempat yang diambil yaitu tempat dimana kedua tokoh yaitu Ikal dan Arai
melakukan penjelajahan untuk mendapatka impian mereka yaitu benua Eropa-Afrika. Selain
itu daerah pedalaman pun menjadi latar tempat cerita ini yaitu tempat dimana Ikal berasal.
Tokoh-tokoh dan juga penokohan dalam cerita ini sangat menarik dan banyak
perwatakan positif yang dapat dicontoh. Novel ini menggambarkan perwatakan yang
berbagai macam watak. Namun watak yang paling ditonjolkan dalam novel ini yaitu watak
tokoh Ikal dan Arai yang mempunyai semangat juga tekad yang kuat dalam menggapai
impian.
Watak mereka yang gigih, pantang berputus asa, keras kepala akhirnya dapat
mengantarkan mereka pada gerbang kesuksesan, yaitu gerbang dimana yang mereka impikan
sejak dulu semasa kecil. Tokoh-tokoh novel ini benar menggugah hati nurani pembaca.
1. 1. Andrea / Ikal (Tokoh utama dalam novel ini,ia sangat berani mencapai mimpi
masa  kecilnya,pribadinya sangat keras).
2. 2. Ayah  Ikal (sabar,pendiam penyayang dan sangat bijaksana)
3. 3. Weh ( pintar berlayar dan pandai membaca rasi bintang dan menentukan
arah mata angina ).
4. 4. Taikong Hamin ( ustadz, pengurus masjid )
5. 5. Ibu Ikal (Penyayang,Keras kepala )
6. 6. A Ling  ( cinta pertama ikal)
7. 7. Arai ( penyayang, gigih/pantang menyerah, cerdas )
8. 8. Zakiah Nurmala ( Cinta pertama Arai yang selalu menolak cinta Arai )
9. 9. Ms.Famke Somers ( cantik,baik dan bertanggung jawab )
10. 10. Simon Van Der Wall ( pemilik kost, tega/tidak perduli pada nasib orang
lain )
11. 11. Dr.Michaella Woodward ( seorang doctor ekonomi yang sangat cemerlang,
dan bertanggung jawab )
12. 12. Erika Ingeborg ( Asisten Dr. Woodward yang tegas dan bertanggung jawab )
13. 13. Teman Kuliah Andrea dan Ikal( Naomi Stansfield, Townsend, Marcus
Holdvessel, Christian Diedrich,Katya Kristanaema,
Saskia,Marike,AbrahamLevin, Y’hudit Oxxenberg, Yoram Ben Mazuz, Becky
Avshalom, Charolete Gastonia, Sylvie Laborde, Jean PierreMinot, Sebastian
Delbonnel, Liu Hyuu Wong, Heidy Ling, Deborah Oh, Hawking Kong, MVRC
Manoj, Pablo Arian Gonzales, Ninochka Stronovsky,Alesandro D”Archy).
14. 14. Maurent LeBlanch ( seorang yang terpelajar dan bertanggungjawab)
15. 15. Toha (Orang Indonesia diCrainova,Rumania seorang pembasmi kecoa,
baik).
16. 16. Oruzgan Mourad Karzani ( seorang Imam masjid afganistan di Gmunden/
sangat bersahaja dan pahlawan besar Balloch yang menumbangkan resismen
Tentara Merah )
17. 17. Prof. Turnbull ( dosen Ikal yang sudah sepuh

Anda mungkin juga menyukai