Anda di halaman 1dari 7

Nama : Syahidatul Khofifah

NPM : 180110160042

Prodi/Kelas : Sastra Indonesia/B

Mata Kuliah : Sastra Populer Indonesia

Dosen pengampu : Indra Sarathan, M.Hum

Tugas Laporan Baca

Judul : Summer Breeze


Penulis : Orizuka
Penerbit : Puspa Populer

Berdasarkan keputusan yang telah disepakati, terdapat 11 ciri sastra popular, yaitu :

1. Bahasa tidak baku (●)


Bahasa baku adalah ragam bahasa yang cara pengucapan dan penulisannya
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam novel ini memang lebih
banyak kata-kata yang tidak baku. Ada beberapa contoh kutipan tidak baku
dalam novel ini :
“Res! Bisa lo berhenti nyetel music nggak keruan kayak gini?”
Kata Nggak merupak kata tidak baku. Disini kita bisa melihat bahwa novel ini
penuh dengan kata yang tidak baku sehingga bisa digolongkan kedalam Jenis
Sastra Populer karena memperbanyak bahasa tidak baku dari bahasa bakunya

2. Bahasa menyesuaikan zaman (●)


Menyesuaikan zaman disini bisa berarti adanya kosa kata gaul yang terdapat
dalam novel ini, seperti :
“Alah , nggak usah bokis deh lo…..”
Bokis merupakan slang atau bahasa gaul dari kata “Bohong”.

3. Bahasa ringan (●)


Maksud dari ringan adalah tidak adanya makna asosiasi atau konotatif.
Sehingga lebih cenderung denotativf. Contohnya pada paragraph berikut.
Orion menatap masam kakak kembarnya yang keluar tanpa memandangnya,
lalu kembali menatap kamar yang dipenuhi segalam macam barang mirip
Ares. Dindingnya sudah tidak terlihat lagi warnanya karena sudah penuh
ditempeli poster porter bintang rock dan alternaiv seperti Kurt Cobain,
Queen, sampai Metallica. Lantainya pun bernasib serupa. Baju baju kotor
atau bersih orion tidak bisa membedakannya . bercampur baur disana
dengan segala macamCD bertebaran diatasnya.
Kutipan diatas sangat ringan tanpa banyak permajasan yang dimasukan
sehingga pembaca mengerti apa yang ingin disampaikan oleh penulis.
Misalnya pada bagian ini penulis ingin menyampaikan bagaimana kacaunya
kamar ares sehingga ia menuliskan perumpaannya seperti ini. Dengan bahasa
yang ringan maka cerita paragraph per paragraph, adegan per adegan,
halaman per halaman akan mudah dimengerti juga.Paragraf diatas sangat jelas
menjelaskan keadaan kamar orion tanpa berbelit-belit dan mudah dimengerti
kata demi katanya oleh pembaca.

4. Ceritanya mudah dipahami


Summer Breeze menggunakan alur campuran sehingga sulit dipahami oleh
pembaca. Bukti bahwa novel ini menggunakan alur campuran adalah adanya
Flashback masa kanak-kanak Ares, Orion dan Reina. Karena menggunakan
alur campuran maka novel ini tidak bisa dikategorikan sebagai sastra popular.
5. Cerita tentang zaman buku itu ditulis(●)
“Lo tau, yang kata lo music ga keruan itu mettalica . dan gua masih nggak
ngerti, kalo ada cowok yang nggak bisa ngerti musiknya mettalica”
“….kayak lo bisa ngebedain Korn sama P.O.D saja”
Kita bisa mengetahui kapan cerita ini dibuat itu bisa berdasrkan latar cerita
atau tahun terbit, akan tetapi saya mengambil sebuah objek yang berbeda
sebagai tolak ukur kapan cerita ini diterbitkan, yaitu pengaruh Metallica dan
Band-band rock diindonesia. Seperti yang kita tahu bahwa ares adalah pecinta
rock, itu tidak lepas dari latar tahun penerbitannya yang lumayan lawas yaitu
2008 dimana music rock memang masih menjadi tren di para anak muda.

6. Topik berdasarkan kehidupan sehari hari (●)


Novel ini penuh akan peristiwa yang terjadi sehari-hari. Apalagi disini yang
banyak sekali dibahas adalah konflik dalam keluarga. Misalnya kemarahan
Ayah pada anaknya, Kakak dan adik yang bertengkar, ibu yang kurang
perhatian pada anaknya.
“Aku ragu sensasi apa yang bisa aku lakuin supaya lebih diperhatiin.
Mungkin aku harus ngebakar rumah ini baru bisa diperhatiin.” Jawab ares
ketus, lalu meninggalkan meja.
“Ares, Kembali kesini sekarang juga!!” sahut ayah garang.
“Oh, iya, ya. Ibu piker kamu sama Orion sejurusan .” kata ibu lagi sambil
mengaduk adonan kue.
“Makannya kasih perhatian dikit,” gumam Ares. “Udah mau dua tahun
kuliah, juga.”
“Res! Bisa lo berhenti nyetel music nggak keruan kayak gini?”
“Lo tau, yang kata lo music ga keruan itu mettalica . dan gua masih nggak
ngerti, kalo ada cowok yang nggak bisa ngerti musiknya mettalica”
7. Disukai banyak orang(●)

Disukai banyak orang atau tidak berpatok pada bagaimana Ratingnya di


goodreads. Dan jika dilihat Novel ini termasuk disukai banyak orang karena
ratingnya yang lumayan tingga meskipun belum bisa menyentuh angka 4,5.

8. Penulis sastra popular adalah penulis baru(●)


Orizuka mulai menerbitkan karya nya sekitar tahun 2005. Meskipun bukan
dengan novel Summer Breeze. Akan tetapi, penulis yang bernama asli Okke
Rizka ini mengganti namanya menjadi Orizuka justru saat menerbitkan
Summer Breeze. Disebut-sebut sebagai penulis baru pada saat itu, Orizuka
ternyata bisa membuktikan bahwa karyanya layak dibaca sehingga laris di
kalangan pembaca novel-novel genre mellow.
Pada saat karya ini diterbitkan Orizuka masih berstatus sebagai penulis baru
yang karyanya langsung booming meskipun pada karyanya yang kedua. Jadi
bisa dikategorikan sebagai cirri Sastra popular karena penulisnya masih baru.
9. Hanya popular pada masanya
Novel Summer Breeze diterbitkan pertama kali pada tahun 2006 dengan judul
“Summer Breeze : Cinta Tak Pernah Salah”, lalu untuk memuaskan kembali
ara pembaca, novel tersebut dicetak nulang pada tahun 2013 dengan judul
yang sedikit berbeda yaitu, “That Summer Breeze : Beri Aku Kesempatan
Kedua”. Sehingga jika dibilang popular pada masanya, tentu tidak karena jika
popular hanya pada masa novel tersebut diterbitkan mungkin tidak akan ada
cetakan kedua, ketiga, dan seterusnya.

10. Tujuan menghibur (●)


“Aku beli buku ini karena kilasan cerita di belakang buku nya.. Aku suka
banget ma cerita kaya gini... Ternyata ga nyesal juga beli nya... Cerita nya
bagus.. alur nya ringan dan menarik.. Salah satu buku favorit aku...” (By
Devina)
“Berulang kali baca buku ini, berulang kali itu juga aku 'mewek bombay'.
Terharu sama kisah hidupnya si Kembar, Orion dan Ares, dan juga
pengorbanan Ares untuk Orion. humm..” (By Muntia)
“I really like the story in this novel, and thankfully I read this novel first
before watching the movie.” (By Hayati)
“Bagusan novel daripada filmnya...lebih dapet feelnya” (By Chara)
“Really love this book <3 <3 <3” (By Alvia Zanah)
Berdasarkan review-riview diatas yang semuanya positif, bisa dipastikan
bahwa tujuan novel ini hanya menghibur dan merupakan salah satu cirri
Sastra Populer.

11. Tujuan hanya komersil


Tolak ukur sebuah buku dibuat hanya untuk komersil dilihat dari adanya
sequel atau tidak (berdasrkan kesepakatan). Pada novel Summer Breeze, tidak
ada sequel atau buku lanjutan sehingga bisa dibilang bahwa novel ini tidak
bertujuan untuk komersil dan bukan merupakan Sastra popular.

Kesimpulan :
Yang merupakan cirri sastra popular pada Novel Summer Breeze adalah
1. Bahasa tidak baku.
2. Bahasa menyesuaikan zaman
3. Bahasa ringan
5. Cerita tentang zaman buku itu diterbitkan
6. Topik tentang kehidupan sehari hari
7. Disukai banyak orang
8. Penulisnya adalah penulis baru
10. Tujuan Menghibur.

Anda mungkin juga menyukai