Anda di halaman 1dari 2

Mimpi Anak Belitung

Identitas Buku :
Judul buku : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta
Tahun terbit : Cetakan pertama Juli 2006, Cetakan kedua puluh delapan 2010
Tebal buku : viii + 248 halaman
Novel sang pemimpi karya Andrea Hirata adalah satu karya yang sangat berkesan dan
memiliki banyak nilai kehidupan. Novel ini terbit pada cetakan pertama 2006. Dalam
karyanya Andrea Hirata menunjukkan kehidupannya di Belitong pada masa SMA.
Banyak penggemar dari novel ini maka ada sebuah film Sang Pemimpi pada tahun 2009. Dan
dari tetralogi novel ini film tersebut laris di pasaran. Ini menunjukkan bahwa cerita dalam
novel ini digemari oleh masyarakat dan memiliki sisi menarik tersendiri.
Mimpi adalah bagian kehidupan. Tanpa mimpi kita akan kurang bersemangat untuk
menjalani kehidupan. Novel Sang Pemimpi adalah sebuah novel kedua karya Andrea Hirata
yang merupakan bagian tetralogi Laskar Pelangi.
Sang Pemimpi adalah judul yang tepat untuk novel ini karena memang kisah yang disajikan
membuat pembaca yakin akan kekuatan mimpi. Tentunya, dengan cinta, pengorbanan, dan
rahmat Tuhan, kita akan dapat mewujudkan mimpi yang kita miliki.
Tiga tokohnya, Arai, Ikal, dan Jimbron, yang digambarkan sebagai pemimpi telah
menamatkan SMP dan akan melanjutkan ke SMA. Dari sinilah perjuangan dan mimpi
mereka dimulai.
Tidak tanggung-tanggung, Arai dan Ikal bermimpi untuk kuliah ke Perancis, sedangkan
Jimbron memutuskan untuk menetap di Belitung. Demi impian tersebut, apapun mereka
lakukan.
Impian Arai dan Ikal untuk kuliah di Perancis terwujud. Namun, ini barulah awal perjuangan
yang sesungguhnya.
Kekuatan novel ini terdapat dalam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pembaca
diajarkan agar menjadi orang yang senantiasa bersyukur. Walaupun di tengah kekurangan,
jangan mengeluh dan tetap berusaha serta berdoa. Selain itu, dengan kekuatan mimpi, jangan
pernah menyerah dan larut dalam kesedihan. Selain itu, penulis mengajarkan tentang nilai-
nilai untuk patuh pada perkataan orang tua.
Dalam novel Sang Pemimpi, juga terdapat kekurangan yang dapat menjadi masukan bagi
penulis. Pembaca dapat mengalami kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan
karena ada penggunaan bahasa daerah dan bahasa Inggris yang tidak dijelaskan di glosarium.
Sebaiknya penulis melengkapi kosakata berbahasa daerah dan asing pada glosarium sehingga
pembaca tidak bingung dengan istilah-istilah tersebut. Hal yang digambarkan lewat kata-kata
dari kutipan.
"Lalu kami beralih menjadi part time office boy di kompleks kantor pemerintah. (hal. 69).
Dalam novel ini penulis juga menegaskan kepada kita pembaca bahwa kita harus memiliki
mimpi untuk terus berjuang dan mencapai sebuah keinginan yang kita harapakan.
“ tanpa mimpi. Orang seperti kita akan mati…”(hal.153).
Novel sang pemimpi mampu membangkitkan dan menyalakan api mimipi-mimpiku yang
telah kupendam dengan berbagai realitas yang ada. Ternyata memang benar, bahwa
terkadang realitas adalah racun bagi sebuah optimisme (Sang Pemimpi). Dengan segala
kenyataan yang ada terkadang mampu membuat rasa optimisme pada diri kita padam begitu
saja. Setelah membaca novel Sang Pemimpi, aku merasa perlu untuk menyajikan sebuah
mimpi untuk memotivasi hidup karena tidak ada hal yang tidak mungkin atau mustahil jika
kita berani untuk bermimpi dan berusaha untuk meraihnya.

Anda mungkin juga menyukai