Dibuat Oleh :
Vidya Shahnaz Reynal
XII IPA II
satu diantara karya sastra adalah novel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel
adalah tulisan berupa karangan prosa yang panjang dan menceritakan sebuah kisah.
Novel yang saya coba analisis unsur instrinsik dan ekstrinsiknya novel Memoar
Sherlock Holmes (Tuan Tanah di Reigate), karya Sir Arthur Conan Doyle. Saya memilih
novel ini karena memiliki cerita yang menarik dengan pembawaan yang asyik dan mudah
dibaca.
Adapun unsur intrinsik itu adalah unsur yang terkandung dalam suatu karya
sastra, yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, gaya bahasa, latar, alur, sudut pandang dan
amanat dan unsur ekstrinsik adalah latar belakang pengarang dengan nilai-nilai yang
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, saya mencoba mengidentifikasi beberapa
oleh guru bidang studi Bahasa Indonesia dan sebagai sarana bagi kamu untuk mengetahui
secara mendalam unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada novel tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel
berasal dari bahasa Italia, novella yang berarti “sebuah kisah atau sepotong berita”.
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000) kata dan lebih kompleks dari cerpen, dan
ketidakterbatasan struktural.
Novel dalam Bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur
ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.
B. Tokoh
C. Penokohan
a) Sherlock Holmes
Ketus
“’huh, coba lihat wajah mereka!’ teriak Holmes dengan ketus.”
Jujur
“Sherlock Holmes menepati kata-katanya.”
b) Dr. Watson
Peduli
“ Tapi aku langsung mengangkat jariku untuk memperingatkanny. ‘Kau kemari untuk
istirahat, sobat. Demi Tuhan, jangan mengutak-utik masalah baru dulu, berhubung
sarafmu lagi tak beres.’”
Prihatin
“ Aku prihatin atas kesalahan ini, karena aku tahu betapa dalamnya kekecewaaan
yang diderita Holmesmenyadari dirinya sampai membuat kesalahan seperti itu.”
Mengetahui semua tingkah sahabatnya
“dari ekspresi wajahnya, aku tahu bahwa dia sedang mencium sesuatu, tapi aku tak
bisa menduga ke arah mana pikirannya berjalan.”
“Aku tahu temanku sengaja menyalahkan diriku untk tujuan tertentu.”
c) Kolonel Hayter
Baik
“Hayter seorang pensiunan tentara yang baik.”
Waspada
“kurasa sebaiknya aku membawa salah satu pistol ini ke atas, kalau-kalau ada bahaya
mengancam.’”
Tertawa
“’Ya, Tuhan!,”teriak pak colonel sambil tertawa,”
d) Inspektur Forroster
Gagah, masih muda, dan penuh semangat
“seorang petugas polisi yang gagah, masih muda, dan penuh semangat memasuki
ruangan.”
e) Mr. Cunningham
Dingin
“’saya rasa itu cukup jelas’,kata Mr. Cunningham dengan dingin……”
Tidak sabar
“’tuan yang baik hati,’ kata Mr. Cunningham dengan rasa tak sabar,…”
Membunuh
“Atas tuduhan membunuh kusir mereka, William Kirwan.”
g) Mr. Acton
Tua
“Si tua Acton, salah satu tokoh di daerah ini”
Bertubuh kecil
“Dia ditemani oleh seorang pria bertubuh kecil”
h) Kepala pelayan pak Kolonel
Gemetaran
“kami sedang makan pagi ketika kepala pelayan pak kolonel berlari masuk dengan
gemetaran.”
C. Gaya Bahasa
Bahasa Inggris
“namun yang hilang cuma satu set Homer”
Majas metafora
“Walaupun selama ini dia dijuluki si Tulang Bajam”
“Memang benar, penyelidikannya sukses besar dan menjadi buah bibir di seluruh
benua Eropa”
Metonimia
“aku menerima telegram dari Lyons”
“kami menerima sepucuk telegram”
Asosiasi
“nampak bagaikan bayang-bayang gelap tanpa bentuk di tengah-tengah lingkaran
kuning yang pekat.”
Hiperbola
“Kabut tebal bergulung-gulung di antara deretan rumah-rumah yang berwarna suram.”
Prifuse
“Dua malam berikutnya saya kebetulan sempat melongok dari jendela saya pada jam
dua fajar.”
Antonomasic
“Pria itu, apakah dia seorang dermawan ataukah seorang bajingan?”
Personafikasi
“Deretan pepohonan dengan daun berwarna gelap yang bersinar bagaikan logam yang
menyala dalam cahaya matahari yang hampir terbenam.”
D. Latar
Latar Tempat
a. Hotel Dulongs
“bahwa Holmes sedang terbaring sakit di Hotel Dulongs.”
b. Eropa
“penyelidikannya sukses besar dan menjadi buah bibir di seluruh benua Eropa.”
c. Baker Street
“Tiga hari kemudian, kami kembali ke Baker Street bersama-sama”
d. Reigate, Surrey
“dan kini dia bertempat tinggal di dekat Reigate, Surrey.”
e. Rumah pak Kolonel
“kami sudah berada di rumah pak Kolonel.”
f. Ruang senjata pak Kolonel
“setelah makan malam kami duduk di ruang senjata pak colonel.”
g. Lapangan
“kami mendapati Holmes sedang berjalan kesana kemari di lapangan,…”
h. Pondik mungil
“kami melewati pondok mumgil yang tadinya ditempati oleh korban.”
i. Lyons
“seminggu setelah kami pulang dari Lyons”
j. Rumah kuno bergaya Ratu Anne (Rumah Mr. Cunningham)
“lalu berjalan naik ke rumah kuno bergaya Ratu Anne yang masih dalam keadaan
baik itu.”
k. Tangga, Ruang keluarga, beberapa kamr tidur, termasuk kamar tidur Mr.
Cunningham dan putranya
“setelah menaiki tangga, kami tiba di ruang keluarga, dan beberapa kamar tidur,
termasuk kamar Mr. Cunningham dan putranya.”
l. Ruang untuk merokok
“sekitar jam satu siang dia sudah kembali bersama kami di ruang untuk merokok.”
Latar Waktu
a. Tahun 1887
“saat itu musim semi 1887”
b. 14 April
“aku membaca bahwa pada tanggal 14 April aku”
c. 15 April
“Dua puluh emapt jam kemudian, aku sudah berada di sampingnya”
d. 18 April
“Tiga hari kemudian kami kembal ke Baker Street bersama-sama”
e. Malam
“Pada malam kedatangan kami, setelah makan malam kami duduk di ruang
senjata pak Kolonel.”
f. Pagi
“kami sedang makan pagi ketika kepala pelayan pak Kolonel berlari masuk
dengan gemetaran.”
g. Sekitar jam satu siang
“sekitar jam satu siang dia sudah kembali bersama kami di ruang untuk merokok.”
Latar Suasana
a. Musim Semi
“Saat itu musim semi 1887.”
b. Menyenangkan
“Menurutku, meluangkan waktu seminggu di pedesaan sangat menyenangkan”
c. Tegang
“’Bahaya mengancam ?’ tanyaku.”
“ Pembunuhan!”
d. Kaget
“Wajah temanku tiba-tiba berubah menjadi sangat mengerikan. Matanya melotot
ke atas, seluruh otot wajahnya mengejang, dan sambil megerang dia jatuh
tertelungkup di tanah.”
“Kata-katana terputus oleh teriakan yang tiba terdengar ‘Tolong! Tolong! Ada
pembunuhan!’”
e. Santai
“Sekitar jam satu siang dia sudah kembali bersama kami di ruang untuk
merokok.”
f. Lega
“’Ya, Tuhan!’ teriak pak Kolonel sambil tertawa. ‘Jadi Anda tadi Cuma pura-pura,
ya ? Padahal kami sempat prihatin setengah mati.’”
g. Tenang
“Watson, rencana istirahat kita di desa yang tenang ternyata membawa hasil.”
E. Alur Cerita
Alur yang digunakan dalam cerita novel ini adalah alur maju atau progresif.
“Saat itu cuaca di pagi hari sangat dingin di awal musim semi, dan kami sedang
duduk bersebelahan di depan perapian di kamar tua kami di Baker Street setelah sarapan.”
F. Sudut Pandang
Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Penulis memilih menceritakan
kisah petualangan yang ada dinovel ini melalui sudut pandang Dr. Watson, sahabat baik
Sherlock Holmes. Sepanjang novel ini penulis menggunakan kata “aku” yang mana
merupakan penuturan dari sudut pandang Dr. Watson.
“dari ekspresi wajahnya, aku tahu bahwa dia sedang mencium sesuatu, tapi aku tak
bisa menduga ke arah mana pikirannya berjalan.”
“Aku tahu temanku sengaja menyalahkan diriku untk tujuan tertentu.”
G. Amanat
Dalam novel ini ada begitu banyak amanat yang tersimpan. Amanat yang terdapat
dalam novel ini menurut saya antara lain:
1. Janganlah mendendam, biarkan Tuhan menjadi hakim yang Maha Adil atas segala
perbuatan manusia.
2. Janganlah memaksakan keyakinan dan kehendak kita seseorang.
3. Dalam membantu dan menolong orang, kita haruslah tulus dan ikhlas.
4. Bersikaplah rendah hati.
2.4 Sinopsis
Berlatar pada abad 19, Dr. John Watson, seorang dokter yang merupakan pensiunan
tenaga medis angkatan darat, mulai menjalani kehidupan barunya di kota London. Berawal
dari kebutuhannya untuk berbagi tempat tinggal, dia akhirnya bertemu dengan seorang teman
misterius yang kelak menjadi sahabat baiknya. Sherlock Holmes, laki-laki dengan
kepribadian yang sangat ekstentrik, aneh, dan luar biasa cerdas ini telah membuat Dr. Watson
sangat penasaran. Holmes ternyata berprofesi sebagai seorang detektif konsultan. Sang
detektif yang piawai memainkan biola ini merupakan detektif yang luar biasa cerdas dalam
mengungkap berbagai kasus kriminal. Tak jarang banyak detektif profesional yang datang
padanya untuk meminta bantuan. Sayangnya, Holmes tak pernah dikenal publik meski
hampir setiap kasus yang terungkap merupakan hasil jerih payahnya. Meskipun begitu, Dr.
Watson, sahabatnya, selalu menuliskan setiap petualangan mereka dalam catatan pribadinya.
Suatu hari London dihebohkan dengan terbunuhnya seorang pria bernama Enoch J.
Drebber di Lauriston Gardens No. 3, sebuah rumah kosong yang terletak tak jauh dari
Brixton Road. Dengan ekspresi mengerikan yang terpampang pada wajahnya, pria ini
ditemukan telah terbujur kaku tanpa luka apapun didalam rumah tak berpenghuni tersebut.
Siapakah pembunuh pria tersebut? Apa motif dari pembunuhan ini? Apa maksud dari kata
“RACHE” yang dituliskan oleh sang pembunuh didinding dengan darah? Semua ini
merupakan misteri yang mengguncang kota London dikala itu. Gregson dan Lestrade, dua
orang detektif Scotland Yard, meminta bantuan Holmes dalam mengungkap misteri
pembunuhan ini. Dengan caranya yang luar biasa, Holmes mencoba mengungkap benang
merah dari kasus pembunuhan misterius ini. Pembunuhan kedua pun terjadi, dan kali ini
korbannya adalah Joseph Stangerson, sekretaris pribadi Enoch J. Drebber.
Dengan mengunakan ilmu deduksi dan bantuan dari anak-anak jalanan yang menjadi
anak buahnya, Holmes mampu mengungkap detail-detail petunjuk yang membawanya
kepada sang pembunuh. Jefferson Hope, pembunuh kedua pria tersebut, akhirnya berhasil
ditangkap. Tanpa menunjukkan penyesalan, Hope tersenyum penuh bangga dan kemenangan
ketika mengakui dan menjelaskan bagaimana ia menghabisi kedua pria tersebut. Perbuatan
kedua korbannya terhadap seorang petani tua bernama John Ferrier dan putrinya, Lucy
Ferrier di masa lalu merupakan alasan mengapa Hope menghukum mati kedua korbannya itu.
Mormonisme dan cinta menjadi poin penting yang sangat berkaitan dengan kedua kasus
pembunuhan ini. Usai membalaskan dendamnya, Hope yang telah ditahan dalam keadaan
sekarat, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa pada suatu pagi dengan senyum damai
tersungging diwajahnya. Sekali lagi, kasus ini malah melambungkan nama Gregson dan
Lestrade di masyarakat. Sambil tersenyum geli, Holmes yang membenci publisitas,
mengungkapkan dirinya sudah merasa beruntung dapat menyelidiki dan mengungkapkan
kasus yang menurutnya merupakan kasus terbaik yang pernah ditanganinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang saya peroleh adalah, pentingnya mengetahui dan memahami unsur
intrinsik dan ekstrinsik suatu novel. Dengan mengetahui dan memahaminya kita dapat
Untuk mengatahui unsur intrinsik dan ekstrinsik suatu novel kita perlu kegiatan
analisis. Menganalisis merupakan salah satu upaya untuk melakukan pemeriksaan mendalam
pada suatu persoalan untuk memperoleh suatu hasil dari novel tersebut.
Dari kegiatan analisis itu kita dapatkan suatu karya yang dianamakan karya tulis, yang
3.2 Saran
- Sebaiknya karya ilmiah ini apabila akan dirawat oleh sekolah, disimpan di perpustakaan,
memang masih jauh dari sempurna, mungkin banyak orang membutuhkannya, terutama adik
- Untuk para pembaca, apabila masih banyak kekurangan, mohon untuk memberikan kritik dan
- Untuk para pembaca, mohon untuk tidak membaca sekilas karya ilmiah saya. Agar apabila
ada kesalahan, dapat memberitahu saya. Dan untuk mengetahui lebih dalam makna unsur
intrinsik dalam novel.