Anda di halaman 1dari 12

MENAFSIRKAN PANDANGAN

PENGARANG TERHADAP
KEHIDUPAN DALAM NOVEL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
SRI RAHAYU SINAGA
KELAS XII AKL 1

SMK N 1 NAINGGOLAN
2021

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat serta
karunia-Nya maka novel ini bisa saya selesaikan dalam waktu yang tepat dan juga sesuai
dengan target yang sebelumnya sudah ditentukan.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam pendidikan

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Saya sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif,yang bersifat membangun guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi. Harapan saya, semoga makalah Novel yang sederhana ini dapat
berguna bagi kita semua.

Terimakasih

Nainggolan, Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI
MENAFSIRKAN PANDANGAN PENGARANG TERHADAP KEHIDUPAN DALAM
NOVEL......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1.Latar belakang......................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1.Maksud Pengarang Terhadap Kehidupan Dalam Novel......................................................5
2.2. Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Novel..................................................................................5
2.3. Sudut Pandang Pengarang Dalam Novel............................................................................9
2.4. Unsur Ekstrinsik Dalam Novel..........................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
Daftar Pustaka..........................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan karena
berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra. Seperti halnya karya sastra lainnya,
novel juga dibentuk oleh berbagai unsur, diantaranya penokohan, plot/alur, latar/setting,
sudut pandang dan tema. Semua unsur tersebut dianggap penting dalam membangun
sebuah karya yang utuh.

Nurgiyantoro mengemukakan, salah satu unsur terpenting dari sebuah novel adalah tokoh.
Walaupun merupakan ciptaan dari imajinasi pengarang, tidak menutup kemungkinan
tokoh mencerminkan perilaku dan watak dari manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang tokoh memiliki sifat-sifat dan karakter tertentu sebagai individu, baik sebagai
orang yang memiliki kepribadian yang baik maupun buruk. Sifat dan karakter tokoh dapat
dilihat melalui ia berbicara ataupun perilaku yang ditunjukkan dalam novel tersebut.
Tokoh memegang peranan penting dalam membangun cerita, segala sesuatu yang terjadi
dalam sebuah novel dapat ditentukan oleh perilaku tokoh-tokoh yang ada di dalamnya.
Penafsiran terhadap sikap dan watak seseorang sangat mendasar pada apa yang diucapkan
dan apa yang dilakukan atau dengan kata lain ucapan dan tindakan seseorang
mencerminkan perwatakannya (Nurgiyantoro, 1995:173).

Novel banyak ditulis berdasarkan hasil imajinasi, kreativitas, karangan dari penulis,
maupun berdasarkan kisah nyata dari penulis itu sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Maksud Pengarang Terhadap Kehidupan Dalam Novel

Menafsir Pandangan Pengarang dalam Novel

Menafsir pandangan pengarang dalam novel adalah menafsir apa saja yang
terkandung dalam novel, dalam hal ini termasuk di dalamnya menafsir tentang
pesan pengarang, kalimat konotasi, kaitan fakta dengan kehidupan yang ada dan
menemukan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh penulis.

Langkah-langkah menafsir pandangan pengarang dalam novel:


a. membaca novel dengan seksama;
b. menentukan nilai-nilai kehidupan;
c. menafsirkan pandangan pengarang terhadap nilai-nilai itu.

Dalam Novel “KISAH UNTUK GERI” terdapat pandanagan pengarang terhadap


kehidupan dalam novel

a.Pesan Pengarang

Dalam novel “Kisah Untuk Geri” karya Erisca Febriani menyampaikan pesan kepada
pembaca bahwa selamanya kehidupan tidak akan selalu baik dan buruk, roda itu pasti
berputar. 

b. Kaitan Fakta Dengan Kehidupan Yang Ada

Kaitan fakta dengan kehidupan yang ada yaitu kehidupan yang terdapat dalam novel dan
kehidupan nyata sangat berkaitan karna dalam setiap kehidupan pasti ada
hiburan,masalah,dan dibalik masalah tersebut ada penyelesaiannya.

2.2. Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Novel


Interpretasi terhadap pandangan pengarang adalah memberi kesan kepada
pandangan pengarang baik berupa apresiasi maupun berupa nilai-nilai
kehidupan yang terdapat dalam novel.
Nilai-nilai dalam novel:
1. Nilai sosial adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang hubungan dengan
manusia atau masyarakat.
2. Nilai agama adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang sesorang
berdasarkan hubungannya dengan Tuhan.
3. Nilai moral adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang kepribadian atau
sikap sesorang dalam menyikapi suatu masalah.
4. Nilai budaya adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang kebiasaan, adatistiadat,
keperyaan, oleh masayarakat setempat

SINOPSIS NOVEL KISAH UNTUK GERI

Kisah ini bermula saat kehidupan Dinda yang berubah 180 derajat setelah ayahnya ditangkap
oleh KPK karena melakukan kasus korupsi. Dia yang awalnya hidup serba mewah, dipaksa
keluar dari rumah dan menjalani kehidupan baru di rumah kontrakan kecil. Tak hanya itu ia
juga di bully di sekolahan oleh teman-temannya, serta ia juga dimusuhin oleh beberapa teman
dekatnya.
Dia bergabung dalam salah satu geng nya yaitu The Satan, yang memiliki fisik sempurna, dan
ayah yang mempunyai pengaruh kuat. Serta Dinda dulu sering melakukan hal yang semena-
mena, dan banyak anak sekolah yang tidak menyukasi sifatnya.

Saat itulah ia berada dititik terendahnya, ia jatuh miskin dan temannya membully. Agar tetap
bertahan di sekolahnya ia berniatan untuk menjadi pacar Geri, salah satu pria yang ditakuti di
sekolah. Ia berusaha untuk mendapatkan cinta geri walaupun itu tak mudah.

Kisah untuk Geri ini membawakan cerita social remaja, dimana mereka belum menemukan
jati diri mereka masing-masing, yang hanya dilakukan mereka hanya datang dan pulang.
Namun dalam novel ini menggambarkan cerita yang cukup klimaks antara kehidupan,
keluarga, sekolah dan kisah percintaan yang rumit. Dalam karakter yang dibangun, dengan
banyaknnya kehidupan sekolah diperkotaan, mulai dari geng maupun pergaulan bebas disini
cukup digambarkan sebagaimana semsetinya. Kisah untuk Geri mengemas pergaulan yang
bebas namun tidak ekstrem.

“Gue emang cinta sama lo, tapi gue nggak mungkin kan, bertahan sama seseorang yang
nggak bisa buka hatinya buat gue? Gue sayang lo, tapi gue lebih sayang sama diri gue sendiri.
Jadi, gue ikhlasin lo. Semoga nanti kita sama-sama dipertemukan dengan orang yang balas
mencintai kita. Karena apa yang lebih membahagiakan dibanding cinta yang berbalas?”

Geri Alfian Putra. Cowok biang rusuh di SMA Garuda yang selalu bisa bersikap manis pada
gadis-gadis, kecuali pada satu orang. Itu adalah Dinda, gadis yang sudah melemparkan sinyal
permusuhan semenjak kali pertama mereka menjadi murid kelas sepuluh.

Dinda Kamalia Putri, si Queen Bee, pemimpin geng The Satan dan banyak dipuja cowok
karena kecantikannya. Sampai akhirnya kondisi hidupnya berubah dengan cepat, jatuh dalam
sekejap. Semua perhatiaan yang dia suka hilang.

Satu-satunya cara mengembalikan itu semua adalah dengan meminta Geri menjadi pacarnya.
Namun, Dinda lupa, bersama Geri berarti juga bersama luka dan kecewa. Lalu, pada
akhirnya, dia paham, hubungan mereka hanyalah bencana, dan merupakan gerbang awal dari
sakitnya rasa patah hati.

“Emang ya menjadi dewasa itu jebakan. Semakin dewasa, justru makin malas buat keluar
dari zona nyaman.” (Dinda, hlm 159)
Kisah ini berawal dari kenakalan remaja SMA pada umumnya, seorang Geri Alfian Putra dari
dulu memang sudah mengakar sifat yang nakal, arogan dan labil. Hidup tanpa prinsip dan
arah yang jelas itulah dirinya.

“Kadang seseorang harus bersikap tidak peduli dan berpura tuli untuk bisa bertahan
didunia kejam ini.” (hlm 209)

Tentu bukan hanya Geri Alfian Putra satu-satunya manusia yang dianggap tidak memiliki
prinsip. Dinda Kamalia Putri, cantik dan penuh pesona, bermodalkan fisik dan make up.

Sebagai anak kelas 10 tentu saja melebihi kodrat dan wewenang sebagai anak baru di sekolah
mereka, sifat dan ulahnya membuat begitu terlihat lebih menonjol dibandingkan yang lain.
Sama-sama pembuat ulah, sama-sama negatif, kalo ibarat gaya magnet sih, jadinya gak tarik
menarik.. gak cocok.. hehe

Nah berawal dari ketidak cocokkan itu lah, yang membuat mereka saling penasaran satu sama
lain, karena saking banyaknya pembicaraan yang saling mengarah pada diri mereka masing-
masing.
Bagaimana tidak bertemu dalam satu hari, mereka ternyata ada dalam satu kelas yang sama.
Membuat beberapa drama setiap hari-nya, kelas yang ternyata seharusnya nyaman, membuat
beberapa siswa menjadi tidak nyaman.

Geri menjadi salah satu siswa yang cukup beruntung, bagaimana tidak.. sudah sampai naik ke
tingkat SMA saja ia sudah sangat bersyukur. Padahal tidak ada perubahan dalam sikapnya, ia
selalu membolos dalam kelas. Untungnya selalu ada teman yang menemaninya dalam setiap
langkah tidak beresnya itu, walau memiliki teman yang sama-sama tidak beres, anehnya
mereka selalu setia sehidup semati asekk..

Nah nilai plus si Geri ini cuman dapet gantengnya doang, jarang punya haters adanya fans
yang bejibun, namanya cewek liat yang ganteng dikit langsung gebet..

Tidak untuk seorang Dinda mengejar seorang laki-laki, apalagi cowok seperti si Geri inih,
karena Dinda sepertinya tidak pernah kesulitan untuk mendapatkan seorang cowok manapun
yang ia mau. Gengnya yang cukup membuat resah, membuat ia begitu banyak dibenci oleh
siapapun, apalagi sikapnya yang semena-mena dan dengan mudahnya menindas orang atas
dasar memiliki orang tua yang memiliki pengaruh terhadap negara, ia menjadi merasa lebih
terlindungi..

Tapi dunia ternyata tidak berhenti dalam satu titik saja, ada banyak titik yang membuat kita
bisa saja merasakan berada di titik paling terendah didalam hidup, bahkan dengan mudahnya
hanya dalam beberapa detik semua berlalu, dari terang menjadi abu-abu.

“Dia pernah dengar seseorang berkata bahwa orang paling bersedih bisa jadi memiliki tawa
paling bahagia untuk menutupi luka.” (hlm 161)

Semua itu terjadi pada Dinda, ia seorang yang biasanya dimanja dengan harta kedua orang
tuanya, namun pelajaran hidup mulai menguji dirinya
Jalan cerita di awal juga cukup santai, namun pada bab yang lain mulai dipercepat, sehingga
membuat kisah cerita di novel ini terkesan buru-buru. Selain itu dalam film ini juga
mengandung pesan moral, tentunya dalam suatu novel megandung pesan moral, yaitu bahwa
selamanya kehidupa tidak akan selalu baik dan buruk, roda itu pasti berputar. Inilah pesan
moral yang terdapat dalam Novel Kisah untuk Geri.

Novel ini sangat menceritakan kisah remaja, buat kamu yang menyukai bacaan ringan bisa
jadi Kisah untuk Geri list membaca kamu selanjutnya. Cerita ini berisi tentang hiburan,
konflik yang cukup rumit dan beberapa menceritakan soal kisah asmara antara Geri dan
Dinda. Namun ada beberapa hal yang menjanggal di dalam novel tersebut, seperti saat dinda
dituduh mencuri lipstick, namun tidak dijelaskan kelanjutannya siapa yang sebenarnya
menaruh lipstick tersebut di tas dinda.
Selain itu kisah Ibunya dinda yang pergi keluar negeri, saat menghadapi masalah sulit karena
bangkrut dan jatuh miskin ia tidak memikirkan kehidupan anaknya dan pergi keluar negeri.
Walaupun dengan hanya beralasan mencari kerja, namun ia tidak berpamitan dengan dinda
dan hanya memberikan sepucuk surat perpisahan.

Selain itu dalam novel ini kurang menggambarkan sifat denial dinda atas keterjatuhannya
tersebut, konflik dalam cerita ini kurang disuguhkan karena kurangnya sifat yang ditonjolkan
secara lebih.

Nilai-Nilai Kehidupan Yang Terdapat Dalam Novel “Kisah Untuk Geri”

Nilai Sosial

Ketika teman-teman Geri mengalami masalah tentang biaya rumah sakit kakaknya, Geri
selalu membantu mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut denagn cara membantu
membiayai biaya rumah sakit.

Nilai Agama

Geri dipanggil Bu Ida untuk maju dan dipaksa memimpin doa, dihadapan guru, serta
seluruh siswa di SMP Maria Santa yang mayoritas beragama Kristen.

Dengan percaya diri dan lantang, Geri membaca Al-Fatihah, lrngkap dengan artinya

Nilai Moral

Bahwa selamanya kehidupa tidak akan selalu baik dan buruk, roda itu pasti berputar.

Semua orang itu dapat berubah menjadi cantik karna uang. Tapi tidak dengan hati dan otak.
Itu lebih menarik.

 
2.3. Sudut Pandang Pengarang Dalam Novel
Sudut pandang adalah arah pandang seorang penulis dalam
menyampaikan sebuah cerita, sehingga cerita tersebut lebih hidup dan tersampaikan
dengan baik pada pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, sudut pandang
merupakan cara penulis memandang/menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Menurut

Teori Sastra, sudut pandang sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sudut
pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang
pertama dibagi lagi menjadi dua, yaitu: sudut pandang orang pertama-tokoh utama
dan sudut pandang orang pertama-tokoh sampingan. Sementara sudut pandang orang
ketiga juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu sudut pandang orang ketiga serba
tahu/mahatahu, dan sudut pandang orang ketiga pengamat.

Sudut Pandang Pengarang Dalam Novel “Kisah Untuk Geri”

Sudut pandang yang digunakan pengarang pada novel “Kisah Untuk Geri” adalah sudut
pandang orang ketiga.

BUKTI KUTIPAN

Geri Alfian Putra. Cowok biang rusuh di SMA Garuda yang selalu bisa bersikap manis
pada gadis-gadis, kecuali pada satu orang. Itu adalah Dinda, gadis yang sudah melemparkan
sinyal permusuhan semenjak kali pertama mereka menjadi murid kelas sepuluh.

Dinda Kamalia Putri, si Queen Bee, pemimpin geng The Satan dan banyak dipuja cowok
karena kecantikannya. Sampai akhirnya kondisi hidupnya berubah dengan cepat, jatuh dalam
sekejap. Semua perhatiaan yang dia suka hilang.

2.4. Unsur Ekstrinsik Dalam Novel


Dalam novel ini selain unsur intrinsik, novel juga kental dengan unsur
ekstrinsik. Yang terdapat dalam novel tidak lepas dari latar belakang kehidupan si
pengarang entah itu dari segi budaya, kepercayaan, lingkungan tempat tinggal dan sebagainya

Unsur Ekstrinsik Dalam Novel “Kisah Untuk Geri”


  Unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel yang saya baca yaitu novel “Kisah Untuk Geri”
yaitu:

a.Latar Belakang Tempat Tinggal

Letak tempat yang terdapat dalam novel “Kisah Untuk Geri” yaitu di SMA Garuda, Jakarta

b. Latar Belakang Sosial Dan Budaya

Novel ini mengandung unsur sosial dan budaya yang terjadi dalam interaksi antar warga
sekolah SMA Garuda. Dimana, jika ada siswa/siswi yang dari kalangan bawah atau anak
yang mendapatkan beasiswa akan dipandang rendah.

c. Latar Belakang Agama

Latar belakang novel ini cukup tidak di perdalam, tetapi masih ada beberapa bagian dari
novel ini yang mengandung nilai agama walaupun tidak terlalu pekat.

d. Latar Belakang Ekonomi

Kondisi ekonomi warga sekolah SMA Garuda ini, bisa dikatakan berasal dari kalangan
menengah dan atas, tetapi tidak dipungkiri masih ada beberapa pihak yang masih dari
kalangan bawah bahkan, ada murid yang menyandang status anak beasiswa.

e. Latar Belakang Pendidikan

Latar belakang Pendidikan di novel ini cukup pekat. Walaupun tidak dibahas pada setiap
halaman, tetapi novel ini cukup memperlihatkan arti pentingnya sebuah Pendidikan
BAB III

PENUTUP

Kisah untuk Geri ini membawakan cerita sosial remaja, dimana mereka belum menemukan
jati diri mereka masing-masing, yang hanya dilakukan mereka hanya datang dan pulang.
Namun dalam novel ini menggambarkan cerita yang cukup klimaks antara kehidupan,
keluarga, sekolah dan kisah percintaan yang rumit. Dalam karakter yang dibangun, dengan
banyaknnya kehidupan sekolah diperkotaan, mulai dari geng maupun pergaulan bebas disini
cukup digambarkan sebagaimana semestinya. Kisah untuk Geri mengemas pergaulan yang
bebas namun tidak ekstrem.

Jalan cerita di awal juga cukup santai, namun pada bab yang lain mulai dipercepat, sehingga
membuat kisah cerita di novel ini terkesan buru-buru. Selain itu dalam film ini juga
mengandung pesan moral, tentunya dalam suatu novel megandung pesan moral, yaitu bahwa
selamanya kehidupa tidak akan selalu baik dan buruk, roda itu pasti berputar. Inilah pesan
moral yang terdapat dalam Novel Kisah untuk Geri.

Dan pada akhirnya, segala masalah yang terjadi dalam novel ini dapat terselesaikan satu
persatu. Terselesaikan nya masalah yang terdapat dalam novel ini menjadi akhir dari
kesedihan yang dialami oleh Dinda. Dan diakhir cerita Dinda mendapatkan kebahagiaan,
yaitu dijadikan kekasih oleh Geri, cowok yang sangat disukainya.
Daftar Pustaka
Penulis,Eriscafebriani, judul novel: “KISAH UNTUK GERI”

Tempat : Wattpad

http:/www.wattpad.com/story/164680841?utm_source=android&utm_medium

Anda mungkin juga menyukai