Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN DALAM KEBIDANANAN


Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kebidanan
Dan Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Dosen Pengampu
Isyos Sari Sembiring,SST, M.K.M

Oleh :
Wita Nanci Sinaga
1919401050

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MITRA HUSADA MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya
rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga saya bisa menyelesaikan tugas Makalah .
Penulisan ini saya sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang saya
miliki, dan tugas ini disusun untuk memenuhi tugas makalah pada mata kuliah “
kewirausahaan dalam kebidanan” dengan judul makalah “Konsep Dasar Mutu Pelayanan
Kebidanan dan syarat pokok pelayanan kesehatan ” ini dengan baik.”
Dan dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dan secara khusus kami berterimakasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah
memberikan bimbingannya kepada kami untuk menyelesaikan tugas Makalah ini hingga
selesai.
          Meskipun saya telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun saya menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah yang selanjutnya.

Medan , 07 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.2 Latar Belakang Masalah...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................4
1.4  Manfaat Penulisan...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1 Pengertian.........................................................................................................................5
2.1.1 Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan................................................................5
2.1.2 Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kebidanan...............................................................5
2.2 Perseptif Mutu Pelayanan Kesehatan..............................................................................6
2.3 Standar mutu pelayanan kebidanan.................................................................................7
2.4 Dimensi Mutu layanan Kebidanan...................................................................................9
2.5 Manfaat Program jaminan Mutu Kesehatan...................................................................10
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan dan Syarat Pokok dalam
Pelayanan Kesehatan Masyarakat........................................................................................11
2.7  Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan...............................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
3.2  Saran..............................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang Masalah


Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kebidanan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan yang telah ditetapkan.
Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena
kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab
masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan saran
perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya
sebagai alat menuju terjaminnya mutu.
Standarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting artinya sebagai salah satu
alat yang efektif dan efisien guna menggerakkan kegiatan organisasi, dalam meningkatkan
produktifitas dan menjamin mutu produk dan / atau jasa, sehingga dapat mingkatkan daya
saing, melindungi konsumen, tenaga kerja, dan masyarakat baik keselamatan maupun
kesehatannya. (Djoko Wijono, 1999 : 623).
Mutu pelayanan kesehatan menjadi hal yang penting dalam
organisasi pelayanan kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan pel
ayanan kesehatan mendorong setiap organisasi pelayanan kesehatan untuk sadar mutu dalam 
memberikan pelayanan kepada pengguna jasa organisasi pelayanan kesehatan. Setiap permas
alahan yang muncul dalam organisasi pelayanan kesehatan khususnya berkaitan dengan mutu 
layanan kesehatan,terdapat tiga konsep utama yang selalu muncul. Konsep tersebut adalah
akses, biaya, dan mutu (Herlambang, 2016)
Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Angka
kematian ibu ( AKI) yang menurut SKRT 1986 adalah 450 per 100.000 kelahiran hidup,
mengalami penurunan yang lambat, yaitu menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT
1995). Angka ini 3-6 kali lebih besar dari Negara diwilayah ASEAN dan lebih dari 50 kali
dari angka dinegara maju.
Angka kematian bayi (AKB) di indinesia, menurut hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia 1997 adalah 52/100 kelahiran hidup, dengan Angka Kematian Neonatal 25 per
1000 kelahiran hidup. Dibandingaka Negara ASEAN lainnya, AKB indonesia2-5 kali lebih
tinggi. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, gangguan perinatal
merupakan penyebab utama kematian bayi (33,5%) di luar pulau jawa – bali dan merupakan
penyebab kematian kedua (26,9%) diluar jawa – bali.
Standar pelayanan kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan kompetensi yang
diperlukan bidan dalalm menjalani praktek sehari-hari. Standar ini juga dapat digunakan
sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan pengembangan
kurikulum pendidikan. Selain itu, standar pelayanan dapat membantu dalam penentuan
kebutuhan operasional untuk penerapannya , misalnya kebutuhan akan pengorganisasian ,
mekanisme, peralatan dan obat yang diperlukan. Ketika audit terhadap pelaksana kebidanan
dilakukan, maka berbagai kekurangan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditemukan
sehingga perbaikannya dapat dilakukan secara lebih spesifik. Salah satu indikator
keberhasilan pelayanan kesehatan perorangan di puskesmas adalah kepuasan pasien. (Djoko
Wijono, 1999 : 623).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah Dari Penulisan Makalah Ini Adalah :
1. Apa pengertian mutu pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan kebidanan?
2. Bagaimana perspektif mutu pelayanan kebidanan?
3. Bagaimana standar mutu pelayanan kebidanan?
4. Bagaimana cara mengukur mutu pelayanan kesehatan?
5. Apa manfaat mutu pelayanan kebidanan?
6. Apa saja factor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan ?
7. Apa saja syarat pokok dalam pelayanan kesehatan ?

1.3 Tujuan Penulisan


adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah mengetahui secara mendalam materi mutu
pelayanan kesehatan dan kebidanan.
2. Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian mutu pelayanan kesehatan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami perspektif mutu pelayanan kesehatan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami standar mutu pelayanan kesehatan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami dimensi mutu pelayanan kesehatan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami manfaat mutu pelayanan kesehatan
6. Untuk mengetahui factor apa saja ang mempengaruhi pelayanan kesehatan.
7. Untuk mengetahui syarat pokok dalam pelayanan kesehatan?

1.4  Manfaat Penulisan


Diharapkan kepada pembaca terutama mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan
memahami tentang program mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
2.1.1 Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
    Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan
dengan kemampuanya untuk memberikan kebutuhan kepuasan (American Society for Quality
Control).
    Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap jasa
pemakai pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata- rata penduduk serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi (Asrul Azwar,1996).
    Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (yang berhubungan
dengan standar-standar) dan suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan
hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan
gizi (Djoko Wijono, 2000).
    Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang sesuai standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan
potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien, dan
efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial
budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat
konsumen.
Mutu layanan kesehatan adalah hasil Penilaian Out Come suatu proses pelayanan
yang diberikan bersifat multidimensional dan subjekti

2.1.2 Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kebidanan


    Mutu pelayanan kebidanan menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam
menimbulkan rasa puas pada klien.
    Pelayanan kebidanan bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap pemakai
jasa pelayanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk dan diselenggarakan
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Kode etik dan
standar pelayanan profesi, pada dasarnya merupakan kesepakatan di antara kalangan profesi
sehingga wajib digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan setiap kegiatan profesi.
    Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah ditetapkan
dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat kematian.
    Untuk menurunkan AKI perlu peningkatkan standar dalam menjaga mutu pelayanan
kebidanan. Ujung tombak penurunan AKI tersebut adalah tenaga kesehatan, dalam hal ini
adalah bidan.
Mutu pelayanan kebidanan adalah tingkat kesempurnaan dan standar yang telah
ditetapkan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk mengurangi tingkat
kematian.Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap memakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-
rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang
ditetapkan.

2.2 Perseptif Mutu Pelayanan Kesehatan


Setiap mereka yang terlibat dalam layanan kesehatan seperti pasien,masyarakat dan or
ganisasi masyarakat, profesi layanan kesehatan, dinakesehatan, dan pemerintah daerah, pasti 
mempunyai persepsi yang berbeda tentang unsur penting dalam menentukan mutu layanan
kesehatan. perbedaan ini antara lain disebabkan oleh terdapatnya perbedaan latar belakang,
pendidikan, pengetahuan, pekerjaan pengalaman, lingkungan dan kepentingan (wiyono,201).

Menurut wiyono (2018), beberapa perspektif mengenai mutu pelayanan kesehatan yaitu :
1. Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan masyarakat
Pasien masyarakat (konsumen) melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu
layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan dan diselenggarakan dengan cara yang
sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta
mencegah berkembangnya atau meluas penyakitnya. pandangan pasien ini sangat penting
karena pasien yang merasa puasakan mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali.
Memberi layanan harus memahami status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan
masyarakat yang dilayaninya dan mendidik masyarakat tentang layanankesehatan dasar dan
melibatkan masyarakat dalam menentukan bagaimana carayang paling efektif
menyelenggarakan layanan kesehatan, sehingga diperlukansuatu hubungan yang saling
percaya antara pemberi layanan kesehatan atau provider dengan pasien masyarakat.

2. Bagi pemberi layanan kesehatan


pemberi layanan kesehatan (provider) mengaitkan layanan kesehatanyang bermutu
dengan ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau protokol,kebebasan profesi dalam
melakukan setiap layanan kesehatan sesuai denganteknologi kesehatan mutakhir, dan
bagaimana keluaran (outcome) atau hasil layanan kesehatan tersebut.
Komitmen dan motivasi pemberi layanan kesehatan bergantung pada kemampuannya
dalam melaksanakan tugas dengan cara yang optimal. profesi layanan kesehatan
membutuhkan dan mengaharapkan adanya dukungan teknis,administratif, dan layanan
pendukung lainnya yang efektif serta efisien dalam menyelenggarakan layanan kesehatan
yang bermutu tinggi

1. Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan


Penyandang dana atau asuransi kesehatan menganggap bahwa layanan kesehatan
yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang efektif dan efisien. pasien diharapkan
dapat disembuhkan dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga biaya pengobatan
dapat menjadi efisien.Kemudian
upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit akan ditin-
gkatkan agar layanankesehatan penyembuhan semakin berkurang.

2. .Bagi pemilik sarana layanan kesehatan


pemilik sarana layanan kesehatan berpandangan bahwa layanan kesehatan yang 
bermutu merupakan layanan kesehatan yangmenghasilkan pendapatan yang mampu menutupi
 biaya operasional dan pemeliharaan, tetapidengan tarif yang masih terjangkau oleh pasien
masyarakat, yaitu pada tingkat biaya yang tidak mendapat keluhan dari pasien dan
masyarakat.

3. Bagi administrator layanan kesehatan


administrator walau tidak langsung memberikan layanan kesehatan pada masyarakat, 
ikut bertanggung jawab dalam masalah mutu layanan kesehatan. administrator dapat
menyusun prioritas dalam menyediakan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pasien
serta pemberi layanan kesehatan

2.3 Standar mutu pelayanan kebidanan


Standar pelayanan kebidanan adalah tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna dalam
pelaksanaan praktik kebidanan yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau
disebut pula sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima oleh masyarakat.
Standar pelayanan kebidanan juga digunakan untuk :

a. Menentukan kompetensi yg diperlukan bidan dalam menjalankan praktik sehari-hari

b. Menilai mutu pelayanan

c. Menyusun rencana diklat bidan

d. Pengembangan kurikulum pendidikan bidan 

1. Standar Persyaratan Minimal

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang
dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai kisaran variasi
yang masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline, 1990).Berdasarkan batasan tersebut
di atas sekalipun rumusannya berbeda, namun terkandung pengertian yang sama, yaitu
menunjuk pada tingkat ideal yang diinginkan. Lazimnya tingkat ideal tersebut tidak disusun
terlalu kaku, namun dalam bentuk minimal dan maksimal

Standar Persyaratan Minimal adalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang harus
dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang
dibedakan dalam :
a. Standar masukan

Standar struktur / masukan menentukan tingkat sumber daya yang diperlukan agar standar
layanan kesehatan dapat dicapai, contohnya Personal, pasien, peralatan, bahan, gedung,
pencatatan dan keuangan, singkatnya semua sumber daya yang dapat digunakan untuk
melakukan layanan kesehatan seperti yang tersebut dapam standar layanan kesehatan. Contoh
yang lain, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana

 Generalis (pelaksana)

 Spesialistik (pengelola)

 konsultan

2. Jenis, jumlah dan spesifikasi sarana

Fasilitas yg mendukung terlaksananya pelayanan kebidanan sesuai standart seperti :

 Peralatan 

 Tempat 

3. Jumlah dana (modal)


Jika menunjuk pada tenaga pelaksana di sebut standar ketenagaan (standard of
personnel) dan Sedangkan jika standar masukan merujuk pada sarana dikenal dengan nama
standar sarana (standard of facilities). Untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang bermutu, standar masukan tersebut haruslah dapat ditetapkan.

b. Standar lingkungan

Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang


diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu terdiri dari :

 Garis-garis besar kebijakan (policy)

 Pola organisasi (organization)

 Sistem manajemen (management) yang harus dipatuhi oleh setiap pelaksana


pelayanan kesehatan.

Standar lingkungan ini populer dengan sebutan standar organisasi dan manajemen
(standard organization and management). Sama halnya dengan masukan, untuk dapat
menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, maka standar lingkungan
harus ditetapkan.
Standar Lingkungan :

 Kebersihan
 Proses kerja

 Tata letak

 Kedisiplinan

 Keramahan

c. Standar proses

Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus
dilakukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni :

 tindakan medis (standard of medical procedure) diantaranya tata cara anamnesa,


pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnose terpai, dan pelayanan tindakan
lanjut.

 Tindakan non medis pelayanan kesehatan ( standard non medical procedure)


diantaranya tata cara pendaftaran, konseling, penyuluhan, dan pengaturan.

Standar proses ini dikenal dengan nama standar tindakan (standard of conduct), karena
baik dan tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar
proses, maka haruslah dapat di upayahkan tersusunya standar proses tersebut.

Standar proses menentukan kegiatan apa yang harus dilakukan agar standar layanan
kesehatan dapat dicapai. Proses akan menjelaskan apa yang dikerjakan, untuk siapa, siapa
yang mengerjakan, kapan dan bagaimana standar layanan kesehatan dapat dicapai.

2.4 Dimensi Mutu layanan Kebidanan


 Dalam layanan kebidanan terdapat dimensi kekuasan pasien yang mempengaruhi
layanankebidanan yaitu :.Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik serta standar
pelayanan profesi kebidanan. Kepuasan yang pada dasarnya penilaian terhadap kepuasan
megnenai :hubungan bidan dengan paisen, kenyamanan, pelayanan, kebebasan
melakukan pilihan, pengetahuan dan kompetensi teknis, efektifitas pelayanan.2.Kepuasan
yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan
kebidanan.suatu pelayanan yang dikatakan bermutu bila penerapan semua persyaratan 
pelayan kebidanan dapat memuaskan pasien (Sofyan,2006 hlm. 101).

Dikemukakan pada penelitian pada suraman dkk 2006 ada beberapa dimensi
utama pelayanan kesehatan dan kebidanan antara lain :
A.   Reliability (kehandalan) pelayanan dengan segera,tepat (akurat)dan memuaskan.
 reliabilitas merefleksikan kehandalan dari penyedia pelayanan 

B. Assurance. (jaminan) yaitu meliputi keamahan (sopan santun) kepada pasien keama-


nan dan berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan.
C.   Empathy (empati) derajat perhatian yang diberikan kepada setiap pasien
dan merefleksikan kemampuan pekerja untuk menyelami perasaan pelanggan.

D.  Responsiveness (daya tanggap) pelayanan yang tepat pada waktunya dan persiapan


instansi sebelum memberikan pelayanan.

E. Tangible (bukti langsung) dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk
alat yang siap pakai serta penampilan staf yang menyenangkan
2.5 Manfaat Program jaminan Mutu Kesehatan
Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilakukan secara berkesinambungan, 
sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalahdan penyebab masalah mutu
pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan  dan melaksana
kan cara Penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil
yang dicapai dan menyusun saran-saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan(Herlambang, 201) .
Menurut Herlambang (2010), menyatakan bahwa manfaat dari program jaminan mutu
adalah
1. Dapat Meningkatkan efektivitas pelayanan Kesehatan
peningkatan efektivitas pelayanan kesehatan  ini erat hubungan nya dengan dapat
diatasinya masalah kesehatan secara tepat, karena pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
telah sesuai dengan  kemajuan ilmu 
dan teknologi ataupun standar yang telah ditetapkan.

2. Dapat Meningkatkan Efisiensi Pelayanan Kesehatan


Peningkatan efisiensi yang dimaksudkan ini erat hubungannya dengan dapat dicegahnya
pelayanan kesehatan yang dibawah standar ataupun yang berlebihan. biaya tambahan
karena harus menangani efek samping atau komplikasi karena pelayanan kesehatan dibawah
standar dapat dihindari.Demikian pula halnya mutu pemakaian sumber daya yangtidak padate
mpatnya yang ditemukan pada pelayanan yang berlebihan.
3. Dapat Meningkatkan penerimaan Masyarakat terhadap pelayanan Kesehatan
Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah
sesuainya pelayanan kesehatan dengan kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanann
Apabila peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pastiakan berperan
besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

4. Dapat Melindungi penyelenggara pelayanan Kesehatan dan Kemungkinan


timbulnya gugatan Hukum
Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat Pendidikan masyarakat, maka 
kesadaran hukum masyarakat juga telah semakinmeningkat. untuk mencegah kemungkinan g
ugatan hukum terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan, antara lain karena ketidakpuasan
terhadap pelayanan kesehatan, perlulah diselenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-
baiknya.dari uraian tersebut, mudah dipahami bahwa terselenggaranya program menjaga mut
u pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang besar dalam melindungi penyelenggara pel
yanan kesehatan dan kemungkinan timbulnya gugatan hukum , karena memang pelayanan
kesehatang yangdiselenggarakan telah terjamin mutunya

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan dan Syarat Pokok dalam
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Menurut WHO (1984) dalam Juanita (1998) menyebutkan bahwa factor prilaku yang
mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan adalah:
1.        Pemikiran dan Perasaan (Thoughts and Feeling)
Berupa pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian- penilaian seseorang
terhadap obyek, dalam hal ini obyek kesehatan.
2.    Orang Penting sebagai Referensi (Personal Referensi)
Seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting
atau  berpengaruh  besar  terhadap  dorongan  penggunaan  pelayanan kesehatan.
3     Sumber-Sumber Daya (Resources)
Mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Sumber- sumber daya juga
berpengaruh terhadap prilaku seseorang atau kelompok masyarakat dalam memanfaatkan
pelayanan kesehatan. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan negatif.
4.    Kebudayaan (Culture)
Berupa norma-norma yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan konsep sehat sakit.

 2.7  Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan


Azwar (1999) menjelaskan suatu pelayanan kesehatan harus memiliki berbagai
persyaratan pokok, yaitu: persyaratan pokok yang memberi pengaruh kepada masyarakat
dalam menentukan pilihannya terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini
puskesmas, yakni:
1.     Ketersediaan dan Kesinambungan Pelayanan
Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat
(acceptable) serta berkesinambungan (sustainable). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan masyarakat ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat adalah ada
pada tiap saat dibutuhkan.
2.    Kewajaran dan Penerimaan Masyarakat
Pelayanan kesehatan yang baik adalah bersifat wajar (appropriate) dan dapat diterima
(acceptable) oleh masyarakat. Artinya pelayanan kesehatan tersebut dapat mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi, tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan
kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu keadaan pelayanan
kesehatan yang baik.
3.    Mudah Dicapai oleh Masyarakat
Pengertian dicapai yang dimaksud disini terutama dari letak sudut lokasi mudah
dijangkau oleh masyarakat, sehingga distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.
Jangkauan fasilitas pembantu untuk menentukan permintaan yang efektif. Bila fasilitas
mudah dijangkau dengan menggunakan alat transportasi yang tersedia maka fasilitas ini akan
banyak dipergunakan. Tingkat pengguna di masa lalu dan kecenderungan merupakan
indikator terbaik untuk perubahan jangka panjang dan pendek dari permintaan pada masa
akan datang.
4.    Terjangkau
Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan yang terjangkau (affordable) oleh
masyarakat, dimana diupayakan biaya pelayanan tersebut sesuai dengan kemampuan
ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh
sebagian masyarakat saja.
5.    Mutu
Mutu (kualitas) yaitu menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan dan menunjukkan kesembuhan penyakit serta keamanan tindakan yang dapat
memuaskan para pemakai jasa pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
  Jadi yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.
Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan. Sekalipun
pengertian mutu yang terkait dengan kepusan ini telah diterima secara luas, namun
penerapannya tidaklah semudah yang diperkirakan. Masalah pokok yang ditemukan ialah
karena kepuasan tersebut bersifat subyektif. Tiap orang, tergantung dari latar belakang yang
dimiliki, dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang berbeda untuk satu mutu pelayanan
kesehatan yang sama. Di samping itu, sering pula ditemukan pelayanan kesehatan yang
sekalipun dinilai telah memuaskan pasien, namun ketika ditinjau dari kode etik serta standar
pelayanan profesi, kinerjanya tetap tidak terpenuhi.
Untuk itu pelayanan kebidanan harus mengupayakan peningkatan mutu dan memberi
pelayanan sesuai standar yang mengacu pada semua persyaratan kualitas pelayanan dan
peralatan kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
·         Dimensi mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan, meliputi :
a. Dimensi Kompetensi Teknis
b. Dimensi Keterjangkauan (Akses)
c. Dimensi Efektivitas
d. Dimensi Efisiensi
e. Dimensi Kesinambungan
f. Dimensi Keamanan
g. Dimensi Kenyamanan
h. Dimensi Informasi
i. Dimensi Ketepatan Waktu
j. Dimensi Hubungan Antarmanusia

tetapi Dimensi yang sering digunakan:


a. Tangibles
b. Reliability
c. Responsiveness
d. Assurance
e. Empathy
    Perbedaan dimensi mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan.
Bentuk program menjaga mutu pelayanan kebidanan tergantung dari unsur pelayanan
kesehatan yang lebih diprioritaskan sebagai sasaran, program menjaga mutu dapat dibedakan
atas 5 macam, yaitu :
 Program menjaga mutu perspektif/prospektif
 Program Menjaga Mutu Konkuren
 Program Menjaga Mutu Retrospektif
 Program Menjaga Mutu Internal
 Program Menjaga Mutu Eksternal
·         Cara mengatasi perbedaan dimensi mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
 menurut Trilogi Juran adalah sebagai berikut:
1.      Quality Assurance (QA) Pelayanan Kesehatan
2.      Total Quality Management (TQM) / Manajemen Mutu Total
3.      Quality Control
4.      Quality Planning
5.      Quality Improvement

    Manfaat program menjaga mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan


Adapun manfaat dari program menjaga mutu pelayanan :
a      Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
b.    Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan
c.     Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
d.     Dapat melindungi penyelenggara pelayanan kesehatan dan kemngkinan timbulnya
gugatan hokum

3.2  Saran
          Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan, saran dan masukan dari pembaca demi kelancaran dan
penyempurnaan makalah ini selanjutnya. Atas kritikan, saran, dan masukan dari pembaca
penulis mengucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin,dkk.2010.Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan untuk Bidan.Jakarta:Trans Info


Media

Azrul Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa


Aksara.

Nurmawati, 2010.Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan


Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

W., Nurul Eko. 2010. Eika Profesi dan Hukum Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Wahyuningsih, Heni Puji. 2005. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Zulvadi, Dudi. 2010. Etika & Manajemen Kebidanan. Yogyakarta: Cahaya Ilmu

Anda mungkin juga menyukai