Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

OLEH :
HABIB SYAPUTRA RAHMANSYAH

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA BANYUWANGI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Sistem Pelayanan Kesehatan” untuk memenuhi tugas di fakultas
ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Bakti Indonesia Banyuwamgi.
Penyusunan makalah ini tidak dapat lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

1. Ibu Febrika Devi Nanda SST,.MPH selaku dosen mata kuliah


”Pemecahan Masalah dan Pendekatan Sistem”

2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang membantu
dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini.

Habib Syaputra Rahmansyah

Banyuwangi 2 Agustus 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A.Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Perumusan Masalah...........................................................................................................5
C.Tujuan.................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
A.Definisi...............................................................................................................................6
B. Aspek-Aspek kualitas Pelayanan Keperawatan................................................................8
C.Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan Kesehatan.....................................................11
D.Faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan............................................................11
E.Penyebab rendahnya kualitas pelayanan di rumah sakit...................................................12
F.Bagaimana pelayanan yang berkualitas............................................................................12
G. Upaya Mendorong Revolusi Keperawatan Bagi Pelayanan Kesehatan..........................13
BAB III PENUTUP..................................................................................................................16
A.Kesimpulan.......................................................................................................................16
B.Saran.................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang
paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan
Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu
diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan.

Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah, dan ramah. Mengingat bahwa
sebuah negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh
masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.

Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga


kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai
upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan. Konsumen
rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja
mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan,
akomodasi yang baik, dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan
demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Profesi keperawatan merupakan hasil proses integral yang di bangun dari berbagai
elemen yang terintegrasi. Sebagai sebuah profesi yang profesional, keperawatan dimulai
dengan pembangunan karakter dan skill mahasiswa selaku sumber daya yang akan terjun
langsung ke dalam dunia kerja. Mahasiswa keperawatan inilah yang diharapkan mampu
memperbaiki kinerja dan citra perawat selama ini.

Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini adalah
melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap aspeknya. Sehingga
mahasiswa keperawatan akan mampu membentuk sebuah revolusioner dalam duniake
perawatan itu sendiri.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan kondisi mahasiswa dan profesi
keperawatan saat ini, faktor penyebab, dan solusi yang diharapkan bagi mahasiswa dalam
memberikan sumbangsih bagi kemajuan profesi keperawatan ini.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diangkat
dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana teori dari sistem pelayanan kesehatan?


2. Bagaimana tingkat pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan kesehatan?
3. Apa saja lembaga pelayanan kesehatan?
4. Bagaimana lingkup sistem pelayanan kesehatan?
5. Apakah faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?

C.Tujuan
1. Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan kesehatan
2. Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan kesehatan
3. Mengetahui beberapa lembaga yang terkait dengan pelayanan kesehatan
4. Mengetahui ruang lingkup dari sistem pelayanan kesehatan
5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan

 
BAB II PEMBAHASAN

A.Definisi
untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu
dipahami, salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah
tentang apa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan.

Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan


hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan
kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai
dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.

Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.
Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan.

dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit


tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting. berdasarkan standar tentang
evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin
adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri
dalam program pengendalian kualitas di rumah sakit.

Menurut Wjedenback (dalam Lumenta,1989) perawat adalah seseorang yang


mempunyai profesi berdasarkan pengetahuan ilmiah, keterampilan serta sikap kerja yang
dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan pengabdian.

Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan,1998) perawat adalah salah satu unsur
vital dalam rumah sakit, perawat, dokter, dan pasien merupakan satu kesatuan yang paling
membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan. Tanpa perawat tugas dokter akan semakin berat
dalam menangani pasien. Tanpa perawat, kesejahteraan pasien juga terabaikan
karena perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien mengingat
pelayanan keperawatan berlangsung terus menerus selama 24 jam sehari.

Departemen kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang


memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk
pelayanan biologis, psikologis, sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat.

Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,


keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan melaksanakan
kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai peningkatan
kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap
individu mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif (Aditama,2002).
Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
Pengertian kualitas pelayanan keperawatan adalah sikap profesional perawat yang
memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang menjalani
proses penyembuhan dimana sikap ini merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan
diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.

 
B. Aspek-Aspek kualitas Pelayanan Keperawatan
Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono,1997) aspek-aspek mutu atau kualitas pelayanan
adalah :

a.Keandalan (reliability)

yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan dengan
kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu.

b.Ketanggapan (responsiveness)

yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan


memberikan pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen, cepat
memperhatikan dan mengatasi kebutuhan-kebutuhan.

c.Jaminan (assurance)

Mencangkup kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki
pada karyawan, bebas dari bahaya, resiko, keragu-raguan, memiliki kompetensi, percaya diri
dan menimbulkan keyakinan kebenaran (obyektif).

d.Empati atau kepedulian (emphaty)

Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami
kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh perhatian terhadap setiap konsumen,
melayani konsumen dengan ramah dan menarik, memahami aspirasi konsumen,
berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.

e.Bukti langsung atau berujud (tangibles)

Meliputi fasilitas listrik, peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan baik teratur rapi,
berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau peralatannya dan alat komunikasi.

Sedangkan menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan


perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan kepada
pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek dasar tersebut meliputi aspek
penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komuniksi dan kerjasama.

Selanjutnya masing-masing aspek dijelaskan sebagai berikut :

a.Aspek penerimaan

Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,menyapa
semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain,menerima pasien tanpa
membedakan golongan, pangkat, latar belakang social ekonomi dan budaya, sehingga pribadi
utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki
minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
b.Aspek perhatian

Aspek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap
sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien
dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan,memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap
perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.

c.Aspek komunikasi

Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan
pasien, dan keluarga pasien. adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien
dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.

d.Aspek kerjasama

Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan
pasien dan keluarga pasien.

e.Aspek tanggung jawab

Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu
dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.

Soewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu diperhatikan


dalam pelayanan yaitu :

a. Kepedulian, seberapa jauh perusahaan memperhatikan emosi atau


perasaankonsumen. 
b. Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari lingkungan yang
akan dinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan produk.
c. Cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam menanggapi
kebutuhan konsumen.
d. Kemudahan bertransaksi, seberapa mudah konsumen melakukan transaksi
dengan pemberi servis.
e. Kemudahan memperoleh informasi, seberapa besar perhatian perusahaan
untuk menyajikan informasi siap saji.
f. Kemudahan mengakses, seberapa mudah konsumen dapat mengakses penyedia servis
pada saat konsumen memerlukannya.
g. Prosedur, seberapa baik prosedur yang harus dijalankan oleh konsumen
saat berurusan dengan perusahaan.
h. Harga, aspek yang menentukan nilai pengalaman servis yang dirasakan oleh
konsumen saat berinteraksi dengan perusahaan.

Sedangkan Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki industri jasa
pelayanan, yaitu :
a. Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan batas
waktu standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan
waktunya

b. Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan konsumen.
Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu tepat
memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari pasien.
c. Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama pengkonsumsian
suatu poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan
keamanan pasien dan memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada pasien
sehingga memberikan rasa aman kepada pasien.
d. Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat pelanggan
menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan tanpa emosi
yang tinggi sehingga pasien akan merasa senang dan menyukai pelayanan
dari perawat.
e. Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Pasien yang
membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi yang
nyaman sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dalam
proses penyembuhannya.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-


aspek kualitas pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut :

a. penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain,
menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial
ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai
aspek  penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki
wawasan luas.  
b. perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan
pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki
sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap
kecemasan dan ketakutan pasien.
c. komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang
baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi
antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan
keluarga pasien.
d. kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama
yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
e. tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat
dalam bertindak.
C.Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan Kesehatan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan dasar dan pelyanan rujukan. Pelayanan keperawatan oleh tenaga perawat
dalam pelayanannya memiliki tugas, diantaranya memberikan keperawatan keluarga,
komunitas dalam pelayanan kesehatan dasar dan akan memberikan asuhan keperawatan
secara umum pada pelayanan rujukan.

Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan asuhan keperawatan
pada ruang atau lingkup rujukannya seperti pada anak, maka perawat memberikan asuhan
keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan anak,untuk lingkup keperawatan jiwa,
perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa dll.

D.Faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan


Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti adanya peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.

1.Ilmu pengetahuan dan teknologi baru

Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti oleh
perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas
lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit penyembuhannya maka digunakanlah alat
seperti laser, terapi peruahan gen dll. Maka pelayanan kesehatan ini membutuhkan biaya
yang cukup besar dan butuh tenaga yang professional di bidang tertentu. 

2.Pergeseran nilai masyarakat

Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki kesadaran
yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga
sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran
yang rendah terhadap pelayanan kesehatan, sehinnga kondisi demikian akan sangat
mempengaruhi system pelayanan kesehatan.

3.Aspek legal dan etik

Dengan tingginya kesadaran masyarakat tehadap penggunaan atau pemanfaatan


jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntunan hukum dan etik
dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku memberi pelayanan kesehatan harus dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan secara professional dengan memperhatikan norma
dan etik yang ada dalam masyarakat

4.Ekonomi

Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lebih mudah diperoleh dan
di jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong ekonomi rendah. Keadaan
ekonomi ini akan mempengaruhi dalam system pelayanan kesehatan.
5.Politik 

Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali dalam
system pemberian pelayan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola
dalam system pelayanan.

Strategi yang ada dalam visi indonesia sehat diantanya pemahaman tentang paradigma
sehat, srategi professionalisme dalam segala tugas, adanya PKM, dan desentralisasi.

Dalam menggunakan strategi yang ada, pemerintah telah menyusun misi yang akan
di jalankan sebagaimana dalam system pelayanan kesehatan, diantaranya :

a. Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan 


b. Memelihara, meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarat dan
lingkungan
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
d. Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat

Dalam melaksanakan misi yang ada, keperawatan sebagai profesi dalam bidang
kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi
pada paradigma sehat sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki, salah satunya
adalah pembangunan kesehatan yang berorientasi penyembuhan pada orang berian pelayanan
kesehatan difokuskan pada promosi dan preuk prod agar dapat lebih meningkatkan dan
memelihara badan agar segar lebih produktif dan yang sakit agar lebih sehat. Sehingga
akhirnya akan terjadi pola atau gaya hidup sahat pada semua lapisan masyarakat indonesi

E.Penyebab rendahnya kualitas pelayanan di rumah sakit


Banyak alasannya kenapa pelayanan di negeri kita (tercinta) bisa jadi terburuk salah satunya

“Menurut dr. Nugroho wiyadi, MPH, ada pelaku pelayanan primer yang secara  profesi
tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang memadai, sehingga penanganan penyakit
tidak sesuai standar, dan sering terjadi pemakaian berbagai obat secara tidak tepat yang pada
akhirnya mengakibatkan ketidakefektifan biaya, dan juga masalah-masalah lain seperti
resistensi obat akibat pemakaian obat antibiotik.

Pemahaman masyarakat yang lemah tentang sistem pelayanan kesehatan


primer (puskesmas/Dokter Praktek Umum) dan sekunder (Rumah Sakit), mengakibatkan
mereka tidak mengikuti sistem rujukan yang ada. “Masyarakat pada kelas ekonomi lemah
cenderung memilih pelayanan kesehatan yang paling dekat dan murah, tidak peduli apakah
petugas yang dia mintai pertolongan tersebut memiliki kewenangan dan kompetensi yang
memadai. Sedangkan masyarakat pada kelas ekonomi menengah ke atas cenderung langsung
memeriksa diri ke dokter spesialis dengan berbagai risiko ketidak tepatan pemilihan jenis
dokter spesialis yang dipilihnya, “papar Nugroho”.

F.Bagaimana pelayanan yang berkualitas


Zeithmalh, dkk (1990:23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas jasa/pelayanan, terdapat
sepuluh ukuran kualitas jasa/pelayanan, yaitu :
1.Tangible (nyata/berwujud)

2.Reliability (keandalan)

3.Responsiveness (cepat tanggap)

4.competence (kompetensi)

5.Acces (kemudahan)

6.Courtesy (keramahan)

7.Communication (komunikasi)

8.Credibility (kepercayaan)

9.Security (keamanan)

10.Understanding the customer (Pemahaman pelanggan)

 Namun, dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan adanya dimensi


mutu pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya yang dikaitkan dengan
kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh Parasuraman et al. (1990) dimensi tersebut di!okuskan
menjadi 5 dimensi (ukuran) kualitas jasa/pelayanan, yaitu :

1,Tangible (berwujud); meliputi penampilan !isik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan alat-
alat komunikasi.

2.Realibility (keandalan) yakni; kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan
secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat)

3.Responsiveness (cepat tanggap) yaitu; kemauan untuk membantu pasien dan menyediakan
jasa/pelayanan yang cepat dan tepat.

4.Assurance (kepastian) mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para pasien dan


kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan dan sifat
dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.

5.Empaty (empati) meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual, kemudahan


dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan pasien.

G. Upaya Mendorong Revolusi Keperawatan Bagi Pelayanan Kesehatan


Dalam sebuah perubahan pelayanan keperawatan sebenarnya mempunyai dua pilihan
utama yang saling berhubungan dengan perubahan, mereka melakukan inovasi dan berubah
atau mereka yang hanya menunggu perubahan yang disebabkan oleh sebuah situasi. Aneh
rasanya apabila disatu sisi kondisi masyarakat berubah dari waktu ke waktu sedangkan dunia
keperawatan masih konstan dan statis. Perubahan adalah bagaimana perawat dan calon
perawat berkonstribusi untuk mempertahan profesi keperawatan sebagai profesi yang
professional, namun lebih dari itu berperan aktif dalam melakukan sebuah perbaikan dalam
memberikan pelayanan yang baik. Mahasiswa keperawatan yang menjadi pengelola awal
dalam menciptakan sebuah perubahan harus memiliki visi dan misi yang jelas terhadap tujuan
yang akan dicapai. Segala hal mengenai tindakan yang akan dilaksanakan harus dioptimalkan
secara maksimal.

Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan mahasiswa keperawatan dalam


menciptakan sebuah revolusi bagi profesi keperawatan, diantaranya :

1.Senantiasa menggali ilmu secara berkesinambungan

Tuntunan seorang mahasiswa yang paling utama adalah memilki pemikiran akademis
dan menguasai ilmu pengetahuan sesuai bidang nya masing masing, tidak terkecuali juga
bagi mahasiswa keperawatan. Hal ini tidak terbatas pada pembelajaran yang di dapatkan di
bangku perkuliahan saja, lebih dari itu pengetahuan yang di dapat melaui media dan sumber
lain pun juga sangat diperlukan. Namun untuk memulai sebuah perubahan yang signifikan
tidak cukup dengan mempelajari ilmu yang sudah di kembangkan selama ini saja, lebih dari
itu yang dibutuhkan adalah melakukan berbagai riset dan penilitian terkait permasalahan
yang belum terpecahkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengadakan sebuah perbaikan bagi
profesi keperawatan, terutama dari segi kognitifnya.

2.Mempunyai skill yang baik 

Keperawatan merupakan sebuah profesi dengan kemampuam praktek yang profesional,


dimana mereka tidak hanya dituntut punya pengetahuan yang baik saja melainkan harus
memiliki keterampilan. Sebagai seorang tenaga keperawatan. Skill yang dimilki harus
berdasarkan kecakapan dan ketepatan, sehinnga tidak akan terjadi sebuah kesalahan saat
melakukan tindakan kepada pasien nya kelak.

3.Memilki jiwa seorang perawat

Hal yang banyak menjadi masalah dikalangan perawat saat ini adalah, kurangnya
kesadaran akan tugas, fungsi dan perannya sebagai seoran pelayan kesehatan. sebagai
seorang yang bergerak dibidang kemanusiaan, perawat harus memiliki jiwa sosial dan
kemanusiaan yang tinngi. hal ini akan tercermin dari tindakan dan kontribusi yang akan
dilakukannya baik sewaktu masih menjadi mahasiswa maupun sebagai tenaga perawat
profesional nantinya.

4.Mengikuti perkembangan mengenai isu isu keperawatan yang sedang berkembang


dan ikut andil didalamnya.

Mahasiswa sebagai sebuah barisan pemuda yang berpendidikan tinggi, bersikap kritis


dan mempunyai semangat kepeduliaan merupakan barisan yang paling genjar dalam
melakukan sebuah kontrol sosial. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa
keperawatan, diantaranya dengan mengikuti segala perkembangan dunia keperawatan baik
melalui media ataupun melalui seminar. Selain itu seorang mahasiswa harus tanggap terhadap
kebijakan yang dibuat terkait masalah keperawatan, seperti contoh yaitu pengesahan
rancangan undang undang keperawatan yang menjadi topik terhangat saat ini. Mahasiswa
bisa melakukan dukungan dalam rangka percepatan pengesahannya melalui cara cara yang
bijak tentunya.

Revolusi yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan merupakan sebuah bentuk


dedikasi dan kecintaan yang tinggi terhadap profesi yang digelutinya. Kecintaan tersebut
berawal dari sebuah semangat dan keyakinan akan perbaikan yang bisa dilakukan. hal
tersebut diwujudkan dengan ketekunan dan inovasi kreatif. yang pada akhirnya akan
melahirkan sebuah profesi keperawatan yang diakui, bermanfaat banyak dan di hormati di
negeri ini.
BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan
Keperawatan merupakan kekuatan awal terbesar yang dimilki oleh dunia keperawatan
saat ini. Mereka memilki kesempatan dan kekuatan untuk melakukan perbaikan, mengingat
masih banyaknya kesempatan yang dimiliki. Hal ini diwujudkan dalam sebuah revolusi
secara signifikan dan menyeluruh dalam berbagai aspek dalam dunia keperawatan.
Sehinnga pada akhirnya akan tercipta profesi keperawatan yang professional, di hargai, dan
memberikan manfaat banyak bagi negeri tercinta ini.

Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan


hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan
kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai
dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.

B.Saran

Kemajuan dunia keperawatan tidak akan pernah terlepas dari kontribusi mahasiswa
keperawatannya. Seiring dengan kompleksitas yang ada, Kini bukan saatnya mahasiswa
mementingkan dirinya sendiri, melainkan mampu memberikan sumbangsih pada orang lain.
Bangsa ini sesungguhnya membutuhkan orang orang yang mampu menciptakan
sebuah perubahan terutama dari kalangan mahasiswa.

 
DAFTAR PUSTAKA

Ali HZ., 2002, Dasar-Dasar Keperawatan Professional, Widiya, Medika, Jakarta.

Alimul, Aziz H., 2003, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 1, Salemba
Medika,Jakarta

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi, Salemba Medika,
Jakarta

Potter dan Perry, 2005, Keperawatan Fundamental, Vol. 1, Edisi terjemahan, EGC, Jakarta.

Wijono D., 2000, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Air Langga University-
Press,surabaya

Anda mungkin juga menyukai