Disusun Oleh:
HABIB SYAPUTRA RAHMANSYAH (201320100003)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data” untuk memenuhi tugas di
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Bakti Indonesia Banyuwamgi.
Penyusunan makalah ini tidak dapat lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
ii
COVER ...........................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................2
A. Pengumpulan Data ........................................................................................2
1. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................2
B. Jenis-Jenis Pengumpulan Data ......................................................................6
1. Data skala nominal ....................................................................................6
2. Data Skala Ordinal ....................................................................................6
3. Data skala interval .....................................................................................7
C. ANALISIS DATA.........................................................................................8
D. ANALISIS DAN JENIS DATA ....................................................................9
E. PROSEDUR ATAU JENIS ANALISIS DATA .........................................11
BAB III PENUTUP ..........................................................................15
A. Kesimpulan..................................................................................................15
B. Saran ............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti telah disebutkan, kualitas data ditentukan oleh kualitas alat
pengambil data atau alat pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup
reliable dan valid, datanya juga reliable dan valid. Namun, masih ada satu hal lagi
yang harus dipertimbangkan, yaitu kualifikasi si pengambil data. Beberapa alat
pengambil data masyarakat memerlukan kualifikasi tertentu pada pihak pengambil
data. Misalnya, beberapa test psikologi tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang. Beberapa alat laboratorium juga menuntun dasar pendidikan dan
pengalaman tertentu untuk dipergunakan secara benar. Persyaratan ini harus
dipenuhi oleh peneliti, jika tidak, reliabilitas dan validitas yang terkumpul akan
terganggu.
Disamping hal tersebut diatas, prosedur yang dituntut oleh setiap metode
pengambilan data yang digunakan harus dipenuhi secara tertib. Pada umumnya
setiap alat atau metode pengambilan data mempunyai panduan pelaksanaan.
Panduan ini harus sejak awal dipahami oleh peneliti. Bila menggunakan jasa
orang lain untuk mengumpulkan data, si peneliti harus mempunyai cara untuk
memperoleh keyakinan bahwa pengalaman data itu telah dilaksanakan menurut
prosedur yang seharusnya.
Apa yang telah dibicarakan diatas ialah seluk beluk pengambilan data
primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-
petugasnya) dari sumber pertamanya. Disamping data primer terdapat data
sekunder, yang sering kali juga diperlukan oleh peneliti. Data sekunder itu
biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data
mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktifitas suatu
perguruan tinggi, data persediaan pangan disuatu daerah, dan sebagainya.
Mengenai data sekunder ini, peneliti tidak banyak dapat berbuat untuk menjamin
mutunya. Dalam banyak hal, peneliti harus menerima menurut apa adanya.
Pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber
primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber sekunder.
B. Rumusan Masalah
1. Mempelajari Teknik Pengumpulan Data
2. Mempelajari Analisis Data
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Teknik Pengumpulan Data
2. Mengetahui Analisis Data
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu
kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),dokumentasi
dan lainya.
Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban
itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan
pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variable-variabel
yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah
ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis
sebagai sasaran penelitian. Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit
analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari
setiap variable ditentukan oleh definisi operasional variable yang bersangkutan.
Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya
dengan pengumpulan data, yaitu 2ariable2 empiris dan pengukuran.
1. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu angket, wawancara, observasi,
studi dokumentasi, dan teknik lainnya.
1. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban
responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.
Keuntungan wawancara adalah :
a. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak 2ari membaca dan
menulis.
b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera
menjelaskannya.
c. Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan
mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau
gerak-gerik responden.
Kerugian wawancara adalah :
a. Wawancara memerlukan biaya yang sangat banyak untuk perjalanan dan
uang harian pengumpulan data.
b. Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih kecil.
c. Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden.
2
Penampilan fisik
Sikap dan tingkah laku pewawancara
Identitas
Persiapan
Pewawancara harus bersikap netral dan tidak mengarahkan jawaban atau
tanggapan responden
2. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden
adalah orang yang memberikan tanggapan atas angket yang diajukan.
Keuntungan dari teknik angket adalah :
a. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat
dikirim melalui pos.
b. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relative murah.
c. Angket tidak terlalu menggangu responden karena pengisiannya
ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.
Kerugiaan teknik angket :
a. Jika angket dikirimkan melalui pos, maka presentasi yang dikembalikan
relative rendah.
b. Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang 3ari membaca
dan menulis.
c. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada
kesempatan untuk mendapat penjelasan.
3
Hindari pernyataan atau pertanyaan ganda.
Responden harus mampu menjawab. Agar dapat dipercaya.
Pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan harus relevan
(berkenaan dengan tujuan penelitian).
Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah terbaik. ·
Hindari pertanyaan, pernyataan atau istilah bias, termasuk tidak
menanyakan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan yang sugestif
(mendorong responden untuk menjawab kearah tertentu).
Angket yang dikirimkan harus disertai surat pengantar yang menjelaskan
maksud dan tujuan penelitian serta siapa penelitinya. Perlu juga untuk
melampirkan sampul pengembalian yang sudah beralamat dan sudah
berprangko cukup.
3. Observasi
4. Observasi atau pengamatan kegiatan adalah setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran, pengamatan dengan menggunakan indera
penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
5. Observasi juga diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan
dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang
diselidiki, disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung
adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu
peristiwa yang akan dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu
peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui
film, rangkaian slide, atau rangkaian foto.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang melakukan observasi
(observer) agar penggunaan teknik ini dapat menghimpun data secara
efektif adalah sebagai berikut :
a. Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan
diobservasi.
b. Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus pada penelitian yag
dilaksanakannya.
c. Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
Pertimbangan pencatatan langsung ditempat langsung atau setelah
observasi haruslah saksama. Demikian juga alat pencatat data, yaitu
Anecdotal record, catatan berskala, check list, rating
scale atau mechanical devide perlu dipertimbangkan.
d. Penentuan kategori pendataan gejala yang diamati, apakah dengan
mempergunakan skala tertentu sekadar mencatat frekuensi munculnya
gejala tanpa klasifikasi tingkatannya sehingga perumusan ciri-ciri
setiap kategori dengan tegas dan jelas sangat perlu.
Keuntungan observasi adalah :
a. Data yang diperoleh adalah data yang segar.
b. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.
Kerugian observasi adalah :
a. Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus
menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi.
b. Beberapa tingkah laku, bahkan 4ari membahayakan jika diamati.
4
Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang yang
diamati, observasi dapat dibedakan menjadi :
1) Observasi partisipan (participant observation) ; pengamat ikut serta dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang
diamati.
2) Observasi tak partisipasi (nonparticipant observation) : pengamat berada
diluar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang
mereka lakukan.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadi
dokumen primer (dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami
suatu peristiwa), dan dokumen sekunder (jika peristiwa dilaporkan kepada orang
lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini) contohnya otobiografi.
5
B. Jenis-Jenis Pengumpulan Data
Segala keterangan mengenai variable yang diteliti disebut data. Data
penelitian pada dasarnya dikelompokan menjadi data kualitatif dan data
kuantitatif. Pada kualitatif dinyatakan dalam bentuk kata atau kalimat. Misalnya,
data dalam bentuk tingkatan : pandai, sedang, bodoh, kaya sekali, kaya, sedang,
miskin sekali. Data kuantitatif dinyatakan dalam bentuk angka.
Dalam penelitian, sering kali data kualitatif, terutama dalam bentuk
tingkatan, ditransformasikan dalam data kuantitatif dengan memberikan symbol
angka secara berjenjang pula, atau dengan menghitung frekuensi secara terpisah
satu dengan yang lain. Dengan transformasi seperti itu analisis data dapat
dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistic tertentu.
Dibawah ini akan dikemukakan jenis data kuantitatif, baik berasal dari
transformasi data kualitatif maupun sejak semula sudah bersifat kuantitatif.
6
Dalam lomba lari yang tak dihitung waktunya, pertama kali, kedua, ketiga, dan
seterusnya, kita tidak mengetahui berapa perbandingan kecepatan pelari itu satu
sama lain. Perbedaan antara pemenang pertama dan kedua tidak selalu harus
sama dengan perebedaan antara pemenang kedua dan ketiga, atau ketiga dan
keempat. Juga tidak dapat dikatakan, pelari kedua, dua kali lebih cepat dari pada
pelari keempat.
Hitungan tambah, kurang, kali, dan bagi tidak dapat digunakan pada data
skala ordinal. Statistic yang sesuai bagi skala ordinal adalah terbatas. Karena besar
jarak, interval antara kategori-kategori tidak diketahui. Statistic, cocok untuk skala
ordinal.
3. Data skala interval
Data skala interval adalah data yang 7ariab jarak interval yang sama dari
suatu titik asal yang tidak tetap. Data ini tidak semata-mata mengurutkan orang
atau objek berdasarkan suatu atribut, tetapi juga memberikan informasi tentang
interval antara satu orang atau objek dengan orang atau objek lainnya. Tetapi data
lain ini tidak memberikan informasi tentang jumlah absolute atribut yang dimiliki
seseorang karena tidak memiliki titik tolak mutlak. Titik nol pada test psikologi
atau test pendidikan tidak ada patokannya.
Sebagai contoh, tidak ada angka kecerdasan nol; tidak ada suatu cara pun
dalam test kecerdasan baku yang dapat dipakai untuk menetapkan bahwa
seseorang mempunyai tingkat kecerdasan nol. Kalau ada tiga orang mahasiswa
memperoleh skor 15, 30, dan 45 dalam ujian statistic, tidak dapat dikatakan ahwa
mahasiswa yang memperoleh skor 30 mempunyai pengetahuan statistic dua kali
lipat dari mahasiswa yang mendapat nilai 15. Untuk memahami hal itu, dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Andai kata dosen statistic tersebut menambah lima belas soal yang sangat
mudah, dan ketiga skor itu kini berubah menjadi 30, 45, dan 60. Kemudian dibuat
perbandingan skor pada skala interval ini, maka akan terjadi kekeliruan laporan
bahwa mahasiswa yang memperoleh niali 60 mempunyai pengetahuan statistic
dua kali lipat dari pada mahasiswa yang memperoleh nilai 30. Dalam
perbandingan sebelumnya dianggap bahwa mahasiswa yang bersangkutan
mempunyai pengetahuan statistic tiga kali lipat dari pada mahasiswa yang lainnya
itu.
Meskipun demikian, data skala interval merupakan nilai kuantitatif yang
paling banyak digunakan, karena ia memiliki jarak yang sama antara dua nilai
yang terdekat. Disamping itu, sebagian besar teknik perhitungan statistic
dikembangkan dengan menggunakan data ini.
4. Data Skala Ratio
Data skala ratio adalah skala yang memiliki titik nol sejati, sehingga
bilamana suatu gejala dinyatakan nol berarti gejala itu sama sekali tidak ada.
Disamping itu, data ini mempunyai jarak dalam bentuk satuan yang sama,
sehingga gejala-gejala dimaksudkan dapat dinyatakan, dan dibandingkan secara
pasti. Misalnya, seseorang dapat 7ariab arti bahwa berat barang 4 kg adalah dua
kali lipat berat dan barang yang beratnya 2 kg. demikian pula jarak 4 cm adalah
setengah dari jarak 8 cm dan seterusnya.
7
C. ANALISIS DATA
Data yang telah diolah baik pengelolaan secara manual maupun
menggunakan bantuan computer, tidak aka nada maknanya tanpa dianalisis.
Menganalisis data tidak sekedar mendeskripsikan dan menginterpretasikan data
yang telah diolah. Keluaran akhir dari analisis data kita harus memperoleh makna
atau arti dari hasil penelitian tersebut. Interpretasi data mempunyai dua sisi, sisi
yang sempit dan sisi yang luas. Interpretasi data dari sisi yang sempit, hanya
sebatas pada masalah penelitian yang akan dijawab melalui data yang diperoleh
tersebut.
Sedangkan dari sisi yang lebih luas, interpretasi data berarti mencari makna
data hasil penelitian dengan cara tidak hanya menjelaskan hasil penelitian tersebu,
tetapi juga melakukan interferensi atau generalisasi dari data yang diperoleh
melalui penelitian tersebut.
Oleh sebab itu secara rinci tujuan dilakukan analisis data adalah :
a. Memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam
tujuan penelitian
b. Membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.
c. Memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian, yang merupakan
konstribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan.
8
D. ANALISIS DAN JENIS DATA
Sebelum membahas lebih lanjut analisis data ini,sebaiknya dipahami dulu
batasan data dan jenis-jenis data yang diperoleh melalui penelitian. Data adalah
kumpulan huruf/kata, kalimat atau angka yang dikumpulkan melaluui proses
pengumpulan data. Data tersebut merupakan sifat atau karakteristik dari sesuatu
yang diteliti. Data dari suatu penelitian saja, sangat bervariasi sekali, mulai dari
karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan
sebagainya) sampai dengan variable-variabel yang dirumuskan dalam tujuan
penelitian dan kerangka konsep. Berdasarkan skala pengukurannnya variable
dikelompokkan menjadi empat, yakni : nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Tentang empat jenis variable ini telah diuraikan dalam bab sebelumnya dalam
buku ini.
Untuk kepentingan analisis statistic, di samping pembagian jenis data
seperti tersebut tadi, data juga dikelompokkan menjadi dua, yakni data kategorik
dan numeric.
1. Data Kategorik
Data kategorik atau data kualitatif, merupakann data dari hasil
penggolongan atau pengklasifikasian data, misalnya : jenis kelamin, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan. Data atau variable kategorik pada umumnya
berisi variable yang berskala nominal dan ordinal.
2. Data Numerik
Data numeric (kuantiatif) merupakan variable hasil penghitungan dan
pengukuran, misalnya tekanan darah, tinggi badan, berat badan, dan
sebagainya. Varibel numeric dikelompokkan lagi menjadi dua macam,
yakni deskrit, dan kontinu. Data deskrit merupakan hasil penghitungan,
seperti jumlah anak, jumlah kunjungan pasien rawat jalan, dan sebagainya.
Sedangkan data kontinu merupakan data hasil pengukuran, misalkan
tekanan darah, denyut nadi, Hb, dan sebagainya. Data numeric ini
mencakup variable-variabel dengan skala pengukuran interval dan rasio.
a. Jenis penelitian
Apabila suatu penelitian ingin mengetahui bagaimana secara umum atau
rata-rata masyarakat yang melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk)
dengan 3 M (menguras, menutup, dan mengubur), dengan menggunakan metode
survey. Maka analisis data digunakan dengan pendekatan kuantitatif. Tetapi bila
ingin mendapatkan gambaran yang mendalam tentang pendapat masyarakat
tentang persepsi mereka terhadap “sehat” maka jelas akan dilakukan anlaisis
kualitatif.
9
b. Jenis data
Jenis data kategorik berbeda cara analisisnya bila dibandingkan dengan data
numeric. Sebuah analisis dengan uji statistic hanya cocok untuk jenis data tertentu
saja. Misalnya nilai proporsi atau persentase pada analisis univariate biasanya
hanya cocok untuk jenis menjelaskan jenis data kategorik, sedangkan untuk jenis
data numeric hanya dapat menggunakan nilai rata-rata untuk menjelaskan
karakteristik variable yang bersangkutan. Untuk analisis hubungan dua variable
(analisis bervariate), uji Kai Kuadrat hanya dapat dipakai untuk mengetahui
hubungan data kategorik dengan data kategorik. Seblaiknya, untuk mengetahui
hubungan jenis data numeric dengan data numeric harus digunakan uji korelasi
atau regresi.
c. Asumsi kenormalan data
Kenormalan atau keabnormalan distribusi frekuensi data juga menentukan
analisis data. Apabaila distribusi frekuensi datanya normal, biasanya digunakan
analisis atau uji statistic parameetrik. Tetapi bila asumsi disribusi datanya tida
normal, biasanya menggunakan analisis uji statistic nonparametric.
10
E. PROSEDUR ATAU JENIS ANALISIS DATA
Analisis data suatu penelitian, biasanya melalui proses prosedur bertahap antara
lain :
1. Analisis univariate (Analisis Deskriptif)
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk analisis univariate tergantung dari
jenis datanya. Untuk data numeric digunakan nilai mean atau rata-rata, median
dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variable. Misalnya distribusi frekuensi
responden berdasarkan : umur,jenis kelamin,tingkat pendidikan dan sebagainya.
Demikian juga penyebaran penyakit-penyakit yang ada di daerah tertentu,
distribusi pemakaian jenis kontrasepsi, distribusi kasus malnutrisi pada anak
balita, dan sebagainya.
Contoh :
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN KEPATUHAN BEROBAT TB
Kepatuhan N %
Patuh 148 60,8
2. Analisis Bevariate
Apabila telah dilakukan analisis univariate tersebut di atas, hasilnya akan
diketahui karakteristik atau distribusi setiap variable, dan dapat dilanjutkan
analisis bivariate.
Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga
berhubungan atau berkorelasi. Misalnya variable umur dengan variable penyakit
jantung, variable jenis kelamin dengan variable jenis penyakit yang diderita, dan
sebagainya. Dalam analisis bevariate ini dilakukan beberapa tahap, antara lain :
11
Kepatuhan P OR
Umur Total value 95 %
Tak patuh Patuh
DewasaMd 7 (20,0%) 28 (80%) 35 (100%)
0,004 3,08
Dewasa 24 (54,0%) 20 (45,5%) 44 (100%)
Total 31 (39,2%) 48 (60,8%) 79 (100%)
3. Analisis Multivariate
Analisis bevariate akan menghasilkan hubungan antara dua variable yang
bersangkutan (variable independen dan variable dependen). Untuk mengetahui
hubungan lebih dari satu variable independen dengan satu variable dependen,
harus dilanjutkan lagi dengan melakukan analisis multivariate. Misalnya pengaruh
atau hubungan antara variable pendidikan ibu, pengetahuan ibu, social ekonomi
keluarga, jumlah anak, dan sebagainya. (variable-variabel variable). Uji statistic
yang digunakan biasanya regresi berganda (multiple regression), untuk
mengetahui variable independen yang mana yang lebih erat hubungannya dengan
variable dependen.
Dalam analisis multivariate dilakukan baerbagai langkah pembuatan model.
Model terakhir terjadi apabila semua variable independen dengan dependen sudah
tidak mempunyai nilai p>0,05 Di bawah ini akan diberikan contoh pemodelan
terakhir dari sebuah analisis multivariate.
Contoh :
95% CL
Variabel B P OR
Lower Upper
Pengetahuan 2,960 0,000 19,305 4,34 84,92
Umur 3,079 0,008 11,747 2,22 212,61
Pendidikan 2,625 0,000 13,804 3,28 58,05
Constanta -10,497
HUBUNGAN ANTARA : PENGETAHUAN, UM UR, PENDIDIKAN DENGAN
KEPATUHAN BEROABT TB
12
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Responden yang mempunyai pengetahuan tinggi berpeluang 19,305 kali
patuh berobat dibandingkan dengan responden yang mempunyai
pengetahuan rendah.
b. Responden yang berumur muda berpeluang 11,747 kali patuh berobat
dibandingkan dengan responden yang berumur lebih tua.
c. Responden yang berpendidikan tinggi berpeluang 13,804 kali patuh
berobat dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah.
4. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian kuantitatif, untuk menguji hipotesis-hipotesisnya
digunakan rumusan hipotesis nol atau statistic. Dalam metode statistic, pengujian
hipotesis ini dilakukan dengan berbagai uji statistic atau rumus sesuai dengan
masalah dan metode yang digunakan. Berdasarkan hasil pengujian (perhitungan
statistic) tersebut hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis nol dirumuskan dalam
kalimat “Tidak ada perbedaan”. Misalnya, tidak ada pebedaan antara laki-laki dan
wanita dalam menderita penyakit jantung. Apabila hipotesis diterima, memang
jumlah kaus penyakit janatung pada kaum pria dan wanita sama saja. Tetapi
apabila hipotesis ditolak berarti jumlah penderita penyakit jantung pada kaum pria
dan wanita berbeda.
Teknik-teknik pengujian hipotesis dapat digujnakan berbagai macam sesuai
dengan tujuannya. Aplikasi penggunaan rumus-rumus tersebut dapat dibaca dari
buku-buku statistic. Dalam penelitian kesehatan, teknik pengolahan data statisik
yang dapat digunakan antara lain adalah :
13
kesimpulan adalah hasil dari proses berpikir induktif dari hipotesis. Kesimpulan
dibuat dengan memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Harus dibuat secara ringkas dan tepat
b. Kesimpulan merupakan hasil pengujian hipotesis dengan didukung oleh
data.
c. Dapat mencerminkan batas-batas berlakunya (apakah dapat berlaku seuruh
populasi atau hanya pada sebagian populasi saja).
d. Merupakan rekapitulasi berbagai informasi yang diberikan sebelumnya
atua pembuktiannya
e. Dapat memberikan penjelasan tentang masalah yang diteliti
f. Mencerminkan adanya penerimaan atau penolakan hiptesis yang diuji
dengan data.
g. Dapat menuntun untuk dilakukan peneltitian lebih lanjut terhadap masalah
yang lain, yang berhubungan dengan hasil penelitian tersebut.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu
kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),dokumentasi
dan lainya.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang
metode pengumpulan data dan analisis data dalam konteks metode penelitian
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. (2014). "Teknik dan Alat Pengumpulan Data".
http://kang93.blogspot.com, diakses pada 22 Maret 2015.
Cicilia. (2011). “Cara Penyajian Data”. http://bangeud.blogspot.com,diakses
pada 22 maret 2015.
Fajriah. (2014). "Makalah Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data".
http://miss-fajriah.blogspot.com, diakses pada 22 Maret 2015.
Hendryadi. (2014). "Metode Pengumpulan Data".
https://teorionline.wordpress.com, diakses pada 22 Maret 2015.
Juwita. (2014). “Penyajian data statistic”.
http://myperawatworld.blogspot.sg/2014/11/makalah-penyajian-data-
statistik- data.html,diakses pada 23 Maret 2015.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Larsito Bandung.
Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
16