Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODE PENGUMPULAN DATA KUALITATIF DAN KUANTITATIF


(Data Primer, Data Sekunder, Interview, Fieldnote, Coding, Angket, dan
Diskusi Terfokus)

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian dan Statiska Pendidikan


Dosen Pengampu: Dr. Esen Pramudya Utama, M.Pd.I
Dr. Nurul Hidayati Murtafiah, M.Pd,I

Disusun Oleh:
Kelompok V
1. Eli Suryamin
2. Khana Desnawati
3. May Faridah Nur Afaf
4. Dwi Mei Rendra
5. Nova Pratama

PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM AN NUR LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjat kan kehadirat ALLAH SWT yang t elah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Dalam kesempatan ini, kami dari Kelompok mengucapkan terima kasih kepada Dr.
Esen Pramudya Utama, M.Pd.I dan Dr. Nurul Hidayati Murtafiah, M.Pd,I selaku dosen
pengampu mata kuliah Metodologi Penelitiaan dan Statistik Pendidikan yang telah
meluangkan waktu dan kesempatannya untuk membimbing serta member arahan
kepada penulis dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa pula penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Kelo mpok kami sangat menyadar i bahwa dala m pembuat an makalah ini
mas ihbanyak kekurangan baik dari segi kelainan maupun penyusunan kata.
Dengan demikian penyusunan sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun dari kesempurnaan makalah selanjutnya.

Lampung Selatan, 15 Februari 2022


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan ………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teknik Pengumpulan Data….…………………………………… 3
B. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif.……………….. 4
C. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kuantitatif…………..…... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu proses untuk menggali pengetahuan dari segala
fenomena yang terjadi. Ia menjadi salah satu aktivitas yang terus berkembang bersama
dengan proses perkembangan pola pikir manusia. Sistem dan metodologinya terus
diformulasikan setiap kali terdapat perkembangan baru dalam aspek kahirdupan manusia.
Penelitian dilakukan untuk menemukan rumusan sistematis dari setiap gejala yang
lahir. Gejala tersebut menjadi faktor penting terjadinya proses penelitian, sehingga orang
yang peka terhadap segala gejala yang menjadi problem baru senantiasa mendorongnya
untuk mengetahui hal tersebut secara lebih mendalam.
Penelitian bukanlah usaha yang dilakukan secara serampangan di dalam menggali
pengetahuan seputar gejala persoalan yang ada, tetapi penelitian membutuhkan metodologi
sistematis dan ilmiah untuk memperoleh data dan kesimpulan yang sistematis juga
sehingga hasilnya bisa diakui valitiasnya secara ilmiah.
Terdapat beberapa langkah yang menjadi acuan pokok yang harus ditempuh oleh
setiap orang yang ingin melakukan penelitian, di antaranya adalah desain penelitian, latar
belakang masalah, perumusan masalah, identifikasi masalah, hipotesa, pendekatan yang
digunakan, hipotesa, teknik pengumpulan dan analisis data, dan kesimpulan. Langkah ini
merupakan acuan pokok bagi setiap peneliti dalam melakukan penelitian.
Di dalam proses penelitian, setiap peneliti berusaha untuk mengetahuai problema yang
ditelitinya secara holistik. Ia dituntut untuk melakukan pengumpulan data-data yang terkait
dengan problema tersebut, karena data merupakan salah satu unsur paling penting dalam
proses penelitian untuk menghasilkan pengetahuan yang betul-betul valid baik data primer
maupun data sekunder, kemudian setelah itu, peneliti diharuskan melakukan analisa
terhadap data-data yang telah dikumpulkannya, sehingga ia bisa menghasilkan kesimpulan
yang betul-betul mendekati terhadap kondisi faktual yang terjadi.
Di dalam proses pengumpulan data yang harus dilakukan oleh peneliti terdapat
langkah-langkah teoritis yang harus diketahui sehingga ia tidak melakukan kekeliruan
dalam pengumpulan data tersebut. Adapaun dalam proses pengumpulan data tersebut
dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif terdapat langkah-langkah yang harus diketahui
oleh peneliti sehingga tidak menghasilkan kesimpulan yang jauh dari harapan. Dan untuk

1
mengetahui teknik tersebut, maka penulis di dalam makalah ini berusaha mengangkat judul
teknik pengumpulan data penelitian kualitatif dan kuantitatif yang berfokus pada Data
Primer, Data Sekunder, Interview, Fieldnote, Coding, Angket, dan Diskusi Terfokus.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebegai berikut:
1. Apa pengertian dari teknik pengumpulan data?
2. Apa saja teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif?
3. Apa saja teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari teknik pengumpulan data.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pengumpulan data dalam penelitian kualitatif.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pengumpulan data dalam penelitian kuantitaif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian.
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah. Pada
umumnya, data yang dikumpulkan adalah hasil dari data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini
peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumen-
instrumen yang telah ditetapkan. Pengumpulan data primer merupakan bagian internal dari
proses penelitian dan yang seringkali diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan.
Data primer dianggap lebih akurat, karena data ini disajikan secara terperinci.
Adapun data sekunder adalah data yang diambil dari sumber lain oleh peneliti.
Biasanya, data-data ini berupa diagram, grafik, atau tabel sebuah informasi yang penting.
Di samping itu, data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti berkaitan dengan data
sekunder, terutama berkaitan dengan keakurasian data. Langkah yang perlu ditempuh
peniliti adalah:
1. Kemampuan data yang tersedia untuk menjawab masalah atau pertanyaan
(kesesuaian dengan pertanyaan penelitian).
2. Kesesuain antara periode waktu tersedianya data dengan periode waktu yang
diinginkan dalam penelitian.
3. Kesesuian antara populasi data yang ada dengan populasi yang menjadi perhatian
peneliti
4. Relevansi dan konsistensi unit pengukur yang digunkan
5. Biaya yang dipergunakan untuk mengumpulkan data sekunder.
6. Kemungkinan biasa yang ditimbulkan oleh data sekunder.
7. Dapat atau tidaknya dilkukan pengujian terhadap akurasi pengumpulan data.

3
B. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth
interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.1
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden
adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan
kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara,
yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan
aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa hal yang perlu
diperhatikan saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah,
mulai dengan informasi fakta, menghindari pertanyaan multiple, dan tidak menanyakan
pertanyaan pribadi.
Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan wawancara meliputi:
1) Menentukan siapa yang diwawancarai
2) Mempersiapkan wawancara
3) Gerakan awal
4) Melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara produktif
5) Menghentikan wawancara dan memperoleh rangkuman hasil wawancara

Pada tahap pertama peneliti menentukan dimana dan dari siapa data akan dikumpulkan.
Kegiatan ini juga meliputi penentuan bahan-bahan dan identifikasi informan yang
diperlukan dalam wawancara. Pada tahap kedua mencakup pengenalan karakteristik dari
responden. Semakin penting responden, maka makin penting untuk mengetahui informasi
lebih banyak tentang responden. Selain itu peneliti harus menyiapkan urutan pertanyaan,
peran, pakaian, tingkat formalitas, dan konfirmasi waktu dan tempat. Tahap ketiga adalah

1
Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Roesda Karya, 2006), hal. 216.

4
gerakan awal, dimana penelti melakukan semacam “Warming Up” yaitu mengajukan
pertanyaan yang bersifat “grand tour” agar responden dapat memperoleh kesempatan dan
mengalami dalam suasana yang santai tetapi mampu memberikan informasi yang berharga.,
juga berkemampuan untuk mengorganisasikan jalan pikirannya sendiri dengan mengajukan
pertanyaan secara umum yang akan dirinci pada waktu wawancara selanjutnya. 2
Pada tahap keempat pertanyaan diajukan secara khusus (spesifik), agar dapat menjaga
produktifitas proses wawancara. Tindakan menghentikan wawancara, apabila peneliti telah
banyak mendapatkan informasi yang cukup dari responden. Tindakan berikutnya peneliti
harus merangkum dan mengecek kembali hail wawancara serta mempertimbangkan
informasi tambahan yang diperoleh dari responden.

Selain itu, menurut Seidnan terdapat tiga rangkaian wawancara yaitu sebagai berikut:
1) Wawancara yang mengungkap konteks pengalaman partisipan (responden)
2) Wawancara yang memberi kesempatan partisipan untuk merekonstruksi
pengalamannya.
3) Wawancara yang mendorong partisipan untuk merefleksi makna dari pengalaman
yang dimiliki.

Berikut ini macam-macam wawancara yang meliputi:


a) Wawancara Tersetruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penlitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif dan
jawabannya pun telah disiapkan. Di dalam wawancara terstruktur ini setiap responden
diberi pertanyaan yang sama, dan pewawancara mencatatnya.3
b) Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas, di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

2
Miles, M.B. dan Huberman, A.M, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Baru,(Jakarta: UI Press,
1992), hal. 223.
3
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alvabeta, 2008), hal.
137-138.

5
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.4
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa
yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan
oleh responden. Dan berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut,
maka peneliti dapat mengajukan pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu
tujuan.
c) Wawancara Semiterstruktur
Wawancara semiterstruktur ini sudah termasuk dalam kategori in depth interview, di
mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Tujuan wawancara seperti ini adalah untuk menemukan permasalahan yang lebih terbuka,
di mana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat serta ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara ini, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa
yang dikemukakan oleh informan.

2. Fieldnote
Dalam Wikipedia Inggris “Fieldnotes refer to qualitative notes recorded by scientists
or researchers in the course of field research, during or after their observation of a
specific organism or phenomenon they are studying”.
Dalam sebuah penelitian catatan lapangan sangat berguna bagi peneliti sebagai alat
perantara yang peneliti lihat, dengar, rasakan dalam rangka pengumpulan data. Catatan
lapangan disusun setelah observasi dan sesudah mengadakan interview dengan subyek
penelitian. Hal ini untuk memudahkan penggarapan laporan karena data yang didapat akan
memudahkan peneliti.
Oleh karena itu, catatan lapangan dapat digunakan sebagai jantung penelitian
kualitatif karena suatu teori harus didukung oleh data dan bahan dalam ingatan. Demikian
juga dalam pembuatan laporan penelitian, semuanya harus didukung data yang ada di
lapangan dalam hal ini adalah catatan lapangan. Catatan lapangan harus deskriptif, diberi
tanggal dan waktu, dan dicatat dengan menyertakan inforrmasi dasar seperti dimana
informasi didapatkan, siapa yang hadir, setting fisik lingkungan, interaksi sosial, aktivitas
yang terjadi, dan lainnya.

4
Ibid., hal 140.

6
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat catatan observasi: (a)
deskripsi konteks; (b) deskripsi mengenai orang yang diteliti; (c) deskripsi tentang siapa
yang melakuka observasi; (d) deskripsi mengenai perilaku yang dilakukan orang yang
diteliti; (e) interpretasi sementara penelitian pada kejadian yang diamati;(f) pertimbangan
alternative interpretasi lain; serta (g) eksplorasi perasaan dan penghayatan peneliti terhadap
kejadian yang diamati.
Selain itu, jika memungkinkan catatan lapangan juga dapat diisi dengan kutipan-
kutipan langsung apa yang dikatakan obyek yang diamati selama proses observasi atau
wawancara berlangsung. Catatan lapangan juga berisi perasaan peneliti, reaksi terhadap
pengalaman yang dilalui, dan refleksi mengenai makna personal dari sisi peneliti. 5

3. Coding (Pengkodean)
Coding adalah proses menelaah dan menguji data mentah yang ada dengan
melakukan pemberian label (memberikan label) dalam bentuk kata-kata, frase atau kalimat.
Terdapat dua tahap dalam langkah coding ini, yakni:
1) Pengkodean awal (initial coding) atau pengkodean terbuka (open coding).
Initial coding diartikan sebagai pemberian makna atau label dalam bentuk kata-
kata atau frase sesuai dengan data yang ada (misalnya pada data transkripsi).
2) Pengkodean aksial (axial coding).
Axial coding diartikan sebagai langkah atau tahap kelanjutan dari open coding
dengan cara menciptakan tema-tema atau kategori-kategori yang didasarkan pada
kata-kata atau frase yang dihasilkan dari open coding.
Langkah berikutnya adalah peneliti membuat konsep atau gagasan teoritis yang
berkaitan dengan kode dan tema-tema tersebut. Strategi yang tepat dalam proses analisis
data ini adalah kemampuan peneliti menghubungkan antara konsep-konsep yang telah
dibuat dengan mengaitkan dengan teoriteori atau literatur-literatur yang telah ada.

4. Diskusi Terfokus
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya
dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema
menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap

5
Diakses dari https://tepenr06.wordpress.com/2011/09/27/field-note-catatan-lapangan/, 16 Februaru 2022
pukul 22.00 WIB.

7
pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu
permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah
dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
Sebagaimaana sumber data utama dalam penelitian kualitatif menurut Lofland seperti
yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan
sumber utama. Dan kemudian dicatat melalui catatatan tertulis atau melalui perekaman
audio, pengambilan foto, dan film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau
pengamatan berperanserta dengnhasil usaha dari kegiatan melihat, mendengar, dan
bertanya pada situasi dan kondisi tertentu.6

C. Pengumpulan Data Penelitian Kuantitatif


Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian kuantitatif yaitu sebagai berikut:
1. Interview
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil.
Wawancara ini memiliki dua bentuk, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara
tidak terstruktur.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukaan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar
diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup atau terbuka yang dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau melalui pos.7
Uma Sekaran mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai
teknik pengumpulan data yaitu; prinsip penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik.

6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Rosda Karya, 2008), hal. 157-158,
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alvabeta, 2008), hal. 142.

8
Adapun Prinsip-Prinsip Penulisan angket adalah sebagai berikut: 8
a) Isi dan Tujuan Pertanyaan
Yang dimaksud di sini adalah apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk
pengukuran atau bukan? Kalaau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat
pertanyaan harus diteliti, setiap pertanyaan harus memiliki skala pengukuran dan
jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b) Bahasa Yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner harus disesuaikan dengan
kemampuan berbahasa responden.. Jadi bahasa yang digunakan harus
memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan frame of
reference dari responden.
c) Tipe Dan Bentuk Pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam angket harus tertutup atau terbuka, dan bentuknya
menggunakan kalimat positif maupun negativ. Pertanyaan terbuka adalah
pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya
berbentuk uraian tentang suatu hal. Sedangkan pertanyaan tertutup akan membantu
responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti untuk
melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.
d) Pertanyaan tidak mendua
Setiap pertanyaan dalam angket tidak boleh mendua(double barreled) sehingga
menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.
e) Tidak menanyakan yang sudah lupa
f) Pertanyaan tidak menggiring. Artinya pertanyaan tidak menggiring responden
kepada yang baik atau yang buruk saja.
g) Panjang Pertanyaan. Pertanyaan yang terlalu panjang akan membuat responden
merasa jenuh untuk menjawabnya.
h) Urutan Pertanyaan. Urutan dalam hal ini harus dimulai dari yang umum menuju hal
yang spesifik, dari hal mudah menuju hal yang sulit, atau diacak.
i) Prinsip Pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden untuk mengukur variabel yang akan
diteliti. Oleh karena itu harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid
dan reliabel tentang variable yang diukur. Maka sebelum angket diberikan kepada

8
Ibid., hal. 144.

9
responden harus diuji dulu validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Karena
instrument yang tidak valid akan menghasilkan dat yang juga tidak valid dan
reliabel.
j) Penampilan Fisik Angket
Penampilan angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi responden
dan keseriusannya dalam mengisi angket.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, karena
data merupakan unsur untuk memperoleh kesimpulan dan jawaban dari apa yang diteliti.
Ketika proses tersebut keliru secara teknis, maka akan menghasilkan kesimpulan yang
keliru. Sehingga penting kemudian untuk mengetahui teknik pengumpulan data baik dalam
penelitian kualitatif maupun kuantitaif.
Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif yang terdapat di makalah ini
meliputi; wawancara, fieldnote, coding dan focus group discussion. Sedangkan teknik
pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dalam makalah ini adalah interview dan
angket.

B. Saran
Kami menyadari terdapat kekurangan dalam makalah kami ini jadi kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca semua agar kami kedepannya dapat lebih
baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Huberman Miles, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Baru. Jakarta: UIPress, 1992.
Lexy J, Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Rosda Karya, 2008.
Moh Nazir, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985.
Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Roesda Karya,
2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alvabeta, 2008.
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006.
Website: https://tepenr06.wordpress.com/2011/09/27/field-note-catatan-lapangan/

12

Anda mungkin juga menyukai