Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANDI SUGHIE TRI ANANDA


STAMBUK : 09120200104
KELAS : C3

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022

https://www.researchgate.net/publication/

344459977_Analisis_Risiko_Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_Menggunakan_Met

ode_Hazard_and_Operability_Study_HAZOP_Studi_Kasus_PT_Nusa_Palapa_Gemil

ang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca dalam menambah pengetahuan dan
wawasan.

Makalah ini masih banyak kekurangan ,Oleh karena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan maupun kritik yang bersifat membangun.

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL MAKALAH
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metodologi Penelitian .................................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Metodologi Penelitian,definisi,contoh,tujuan,dan ciri-ciri............. 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


“Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat
untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi,
metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara
saksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu
kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun
laporannya.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian tentu perlu menentukan topik serta
metode penelitian yang akan digunakan. Metode riset atau penelitian perlu
ditentukan sejak awal untuk mendukung kelancaran penelitian yang dilakukan.
Metode riset sendiri jenisnya sangat beragam dan setiap peneliti bebas menentukan
metode mana yang akan digunakan. Hanya saja tetap harus memperhatikan karakter
penelitian yang dilakukan, karena metode tertentu kurang cocok untuk data jenis
tertentu. Oleh sebab itu, memahami mengenai apa itu metode riset, manfaat,
maupun aspek lain yang berkaitan dengan metode tersebut sangatlah penting.
Supaya tidak kesulitan dalam menentukan metode riset yang tepat dan bisa
mendapatkan hasil sesuai harapan.
Dalam Metodologi, peneliti selalu berusaha untuk mencari pertanyaan yang
diberikan dengan cara-cara yang sistematis yang digunakan dan berupaya untuk
mengetahui semua jawaban sampai dapat mengambil kesimpulan. Jika penelitian
tidak dilakukan secara sistematis pada masalah, akan lebih sedikit kemungkinannya
untuk dapat mengetahui hasil akhir. Untuk menemukan atau menjelajahi pertanyaan
penelitian, peneliti akan menghadapi berbagai permasalahan,  dimana semua itu
baru dapat diselesaikan secara efektif jika menggunakan metodologi penelitian yang
benar (Industrial Research Institute, 2010).
Dalam rangka untuk merencanakan proses penelitian secara keseluruhan dan
agar penelitian dapat selesai tepat waktu serta penelitian berjalan di arah yang
benar, maka peneliti haruslah hati-hati dalam memilih metodologi. Sehingga proses
pemilihan metode penelitian adalah bagian yang sangat penting di dalam proses

iv
penelitian. Dengan kata lain; Metodologi berguna dalam rangka memetakan
pekerjaan penelitian secara keseluruhan dan memberikan kredibilitas kepada hasil
penelitian yang dicapai nantinya.
Dengan menggunakan metodologi penelitian, peneliti akan dapat mengambil
kesimpulan-kesimpulan sehingga dapat menemukan solusi dari permasalahan. Serta
kesimpulan-kesimpulan tersebut dapat dipercaya, sebab menggunakan pengukuran-
pengukuran secara scientific.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis metodologi penelitian,definisi,contoh ,tujuan dan ciri-

cirinya?

1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1 Mengetahui jenis-jenis metodologi penelitian,defiisi,contoh,tujuan dan ciri-

cirinya

BAB II

v
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Metodologi penelitian


metode penelitian adalah tata cara bagaimana seorang peneliti melakukan
kegiatan penelitian. Cara meneliti yang tepat akan membantu mendapatkan data
penelitian dan hasil penelitian yang tepat juga.
Dilihat dari definisi ternyata ada beberapa ahli yang mengemukakan
pendapatnya. Berikut beberapa diantaranya:
1. Prof. Dr. Sugiyono
Pendapat yang pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Sugiyono yang menjelaskan
bahwa metodologi penelitian adalah cara ilmiah dalam upaya menemukan data
demi goal dan kegunaan tertentu.
Sehingga menurut Prof. Sugiyono, metode riset adalah sebuah cara yang
digunakan untuk menemukan data penelitian. Dimana data ini bisa mendukung
perolehan hasil penelitian yang valid dan juga yang bermanfaat.
2. Muhidin Sirat
Pendapat yang kedua adalah dari Muhidin Sirat. Dijelaskan bahwa metodologi
penelitian adalah cara menentukan dan memilih topik permasalahan, untuk
dijadikan sebagai penentuan judul penelitian itu sendiri.
Menurut Muhidin, metode riset mengacu pada tata cara yang digunakan peneliti
untuk menemukan topik penelitian. Topik penelitian sendiri biasanya berupa
masalah yang perlu dicari solusinya karena mempengaruhi hajat hidup banyak
orang.
Uraian apa pun tentang cara penghitungan hasil tertentu selalu merupakan
uraian metode dan tidak pernah merupakan deskripsi metodologi. Karena itu
penting untuk menghindari menggunakan metodologi sebagai sinonim untuk
metode atau kumpulan metode.Melakukan hal tersebut menggesernya dari makna
epistemologis yang sebenarnya dan menguranginya menjadi prosedur itu sendiri,
atau seperangkat alat, atau instrumen yang seharusnya menjadi hasilnya.
Di dalam metodologi juga berusaha untuk memunculkan pertanyaan yang
diberikan dengan cara-cara yang sistematis untuk digunakan dan berupaya untuk
mencari semua jawaban. Apabila proses penelitian tidak dilakukan secara

vi
sistematis pada masalah, maka akan lebih sedikit kemungkinan untuk mengetahui
hasil akhir.
Untuk bisa menemukan atau menjelajahi pertanyaan penelitian, sang peneliti
akan melewati berbagai permasalahan. Dimana sema permasalahan tersebut baru
bisa diselesaikan secara efektif jika menggunakan metodologi penelitian yang
benar.
2.2. Jenis-jenis metodologi penelitian,definisi,contoh,tujuan, dan ciri-cirinya.
Dikutip dari beberapa sumber, metodologi penelitian dibagi menjadi delapan,
yaitu metode kualitatif, metode kuantitatif, metode deskriptif, metode
eksperimental, fenomenologi, survei, metode grounded, dan etnografi.
1. Penelitian historis
A. Definisi
Penelitian historis merupakan penelaahan serta sumber-sumber
lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan
secara sistematis. Dengan kata lain penelitian yang bertugas
mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu
penelitian dilakukan.Sementara sejarah adalah pengetahuan yang
tepat terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah adalah deskripsi yang
terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang
ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari
kebenaran.
Maka, penelitian dengan menggunakan metode sejarah merupakan
penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan,
serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti
dan hati-hati bukti validitas dari sumber sejarah serta interpretasi dari
sumber- sumber keterangan tersebut.
B. Contoh
- Judul :
Penelurusan komunisme di Indonesia Tahun 1945 hingga tahun
1965.
- Perumusan dilema :

vii
Apakah komunisme yang ada di masyarakat Indonesia merupakan
warisan penjajah atau kebudayaan asli ?
- Pengumpulan data :
Analisis dokumen, wawancara dari sumber primer dan sumber
sekunder
- Analisis data :
Cenderung melibatkan analisis yang logis, bukan analisis statistika,
kalau pun perlu statistika hanya sebatas statistic deskriptif.
- Kesimpulan :
Misalnya, tidak benar bahwa komunisme merupakan budaya warisan
penjajah yang menular pada bangsa kita.
C. Tujuan
 Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu
sehingga mereka mungkin mempelajari dari kegagalan dan
keberhasilan masa lampau.
 Mempelajari bagaiman sesuatu telah dilakukan pada masa
lalu, untuk melihat jika mereka dapat mengaplikasikan
maslahnya pada masa sekarang.
 Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan
hubungan atau kecendrungan. Misalnya pada awal tahun
1990, mayoritas guru-guru wanita datang dari kelas
menengah ke atas, tetapi guru laki-laki tidak.
D. Ciri-ciri
Beberapa ciri-ciri khas dari metode sejarah adalah sebagai berikut
 . Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada
data yang diamati orang lain di masa-masa lampau.
 Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data
primer dibandingkan dengan data sekunder. Bobot data harus
dikritik, baik secara internal maupun eksternal.
 Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta
mengganti informasi yang lebih tua yang tidak tidak

viii
diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan
yang standar.
 . Sumber data harus dinyatakan secara defenitif, baik nama
pengarang, tempat dan waktu. Sumber tersebut harus diuji
kebenaran dan ketulenannya. Fakta harus dibenarkan oleh
sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah
berhubungan
2. Penelitian deskriptif
A. Definisi
Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang
menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang
diteliti. Sehingga metode penelitian satu ini fokus utamanya adalah
menjelaskan objek penelitiannya. Sehingga menjawab apa peristiwa
atau apa fenomena yang terjadi. Metode penelitian ini kemudian
berbeda dengan metode lain yang cenderung lebih fokus pada
pembahasan kenapa suatu peristiwa atau fenomena terjadi. Dimana
peristiwa dan fenomena yang dimaksudkan disini adalah objek
penelitian.
Hasil penelitiannya tentu saja akan menggambarkan objek
penelitian dengan detail.
adalah metode riset yang digunakan untuk memperjelas gejala sosial
melalui berbagai variabel penelitian yang saling berkaitan antara satu
dengan lainnya.
B. Contoh
Karakter khas dari penelitian dengan metode penelitian ini adalah
dimulai dengan pertanyaan “apa”. Adapun beberapa contohnya
adalah:
1. Apa yang memotivasi A (informan) untuk memutuskan
bergabung dalam komunitas B?
2. .Apa yang menjadi motivasi anak muda di era sekarang untuk
bepergian sampai keluar kota dan keluar negeri?

ix
3. Apa yang menjadi faktor pendorong munculnya wirausaha di
kalangan pelajar dan mahasiswa?
4. Apa yang menjadi faktor penentu ketika seseorang memutuskan
untuk menjadi seorang vegetarian?
C. Tujuan
Tujuan Penelitian Deskriptif
 Mendeskripsikan
Tujuan pertama metode penelitian deskriptif untuk mendeskripsikan,
penelitian pada tahap awal yakni mendeskripsikan temuan-temuan
penelitian berdasarkan data-data yang dianalisis dan kemudian
dilakukan penelitian secara mendetail.
 Menjelaskan
Menjelaskan dalam hal ini adalah memberi penjelasan terkait hasil
deskripsi penelitian yang sudah ditemukan berdasarkan data-data
tersebut. Data yang secara detail dimiliki oleh peneliti harus
dijabarkan agar pembaca jelas membaca dan memahaminya.
 Memvalidasi
Melakukan validasi yang dilakukan pada tahap terakhir, deskriptif
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan semua temuan.
Validasi kebenaran dan keakuratan hasil temuan sangat diperlukan
agar hasil penelitian tidak dianggap suatu kebohongan.
D. Ciri-ciri
penelitian deskriptif juga memiliki ciri khas yang membuatnya
berbeda dengan metode penelitian lainnya. Adapun ciri-ciri yang
dimiliki metode penelitian ini antara lain:
1. Mendeskripsikan Variabel
Ciri-ciri yang pertama adalah mengenai variabel utama di dalam
metode penelitian yang yang kemudian dideskripsikan secara
mendetail. Sehingga peneliti yang memakai metode ini perlu
mendeskripsikan mengenai umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pekerjaan, status marital, dan variabel utama lain dengan detail.
2. Terdapat Hubungan Sebab Akibat

x
Ciri berikutnya adalah memiliki hubungan sebab akibat yang
kemudian oleh peneliti disajikan secara mendetail.
3. Hasil Penelitian Disajikan Sesuai Data
Penelitian dengan metode deskriptif kemudian menyajikan hasil
penelitian dengan data yang sesuai dengan fakta. Sehingga data ini
murni didapatkan langsung dari lapangan (lokasi penelitian).
Kemudian oleh peneliti tadi dikembangkan untuk bisa digambarkan
sejelas dan sedetail mungkin.
4. Data Dikumpulkan pada Periode Tertentu
Penelitian secara deskriptif kemudian menentukan waktu tertentu
untuk melakukan pengamatan. Sebab data dari metode penelitian ini
penting untuk dikumpulkan di periode tertentu. Sebab suatu
fenomena kadang akan lebih mudah diamati pada periode waktu
tertentu dan tentunya untuk memastikan hasil penelitian akurat.
5. Wilayah Penelitian Fleksibel
Pada penelitian dengan metode deskriptif, maka wilayah dimana
ditentukan sebagai lokasi penelitian sifatnya fleksibel. Jadi peneliti
bisa membatasi lokasi penelitian hanya pada satu desa, satu
kecamatan saja, dan sebagainya. Selain itu juga bisa lebih luas misal
dalam satu negara.
3. Penelitian perkembangan
A. Definisi
Penelitian pengembangan familiar dikenal dengan Research and
development (R&D). Jika diartikan secara umum R&D adalah
penelitian yang bertujuan untuk melakukan riset guna mendapatkan
informasi. Dari informasi yang diperoleh dapat dikembangkan sesuai
kebutuhan peneliti. Tujuan dari penelitian pengembangan selain
untuk merumuskan teori, evaluasi teori dan konsep, juga dapat
bertujuan untuk merumuskan sejarah. Tidak heran jika penelitian
pengembangan ini banyak digunakan dan diterapkan di ranah
pendidikan dan industri.

xi
Ketika kita mengenal lebih dekat tentang penelitian
pengembangan, berikut adalah beberapa hal yang akan diulas dalam
artikel kali ini. yaitu akan mengulas tentang pengertian penelitian
pengembangan menurut para ahli, mengetahui macam-macam
penelitian, mengetahui alasan yang dilakukan penelitian
pengembangan dan mengetahui pula tentang perbedaan penelitian
konvensional dengan penelitian pengembangan.
Jadi buat Anda yang masih ragu dan bingung tentang jenis
penelitian satu ini, kita akan belajar bersama. Untuk mempersingkat
waktu, langsung kita intip pembahasannya di sini.
B. Contoh
Sebagai bahasan lebih lengkap. Untuk contoh judul dalam penelitian
pengembangan. Yaitu;
Pengembangan Media Belajar Siswa SD (Sekolah Dasar)
Tema terkait dengan riset pengembangan misalnya saja kajian terkait
dengan “Pengembangan media buku bergambar untuk meningkatkan
hasil belajar IPA siswa kelas VI SD 01 Sukamaju”. Dimana prihal
ini untuk objek penelitiannya merupakan media buku bergambar
sedangkan subjek penelitiannya ialah siswa kelas VI SD 01
Sukamaju.
Tujuan penelitian ini dilakukan biasanya memberikan
sumbangsih dalam metode pembelajaran yang lebih kreatif dalam
meningkatkan keberhasilan yang ada.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa
penelitian pengembangan yang dikenal dengan development research
yang merupakan jenis metode penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan, memperluas, dan menggali lebih dalam sebuah
landasan teori yang dimiliki oleh ilmu tertentu.
Melalui penelitian-penelitian tersebut tercipta teknologi-teknologi
baru yang akhirnya dikenal dengan R dan D (Research and
Development). Research and Development (R&D) ialah kegiatan

xii
penelitian, dan pengembangan, dan memiliki kepentingan komersial
dalam kaitannya dengan riset ilmiah murni, dan pengembangan
aplikatif di bidang teknologi.
Disisi lainnya, pelaksanaan R&D atau litbang (penelitian dan
pengembangan) ini memiliki peranan penting, dan menjadi indikator
kemajuan dari suatu negara. Meskipun menggunakan metode
penelitian pengembangan memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
C. Tujuaan
Penelitian pengembangan dilakukan berdasarkan dua tujuan yaitu:
1. Pengembangan prototipe produk dalam model pembelajaran
2. Menjadi kajian empiris terkait dengan perumusan saran-saran
3. metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe produk
D. Ciri-ciri
Penelitian pengembangan secara umum memiliki 4 karateristik,
antara lain :
1. Masalah yang ingin dipecahkan merupakan masalah nyata
yang mempunyai kaitan dengan upaya inovatif atau apikasi
(penerapan) teknologi dalam pembelajaran sebagai
pertanggung jawaban profesional dan komitmen terhadap
pemerolehan kualitas pembelajaran
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran
serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian
kompetensi siswa
3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui
uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan
sehingga produk yang dihasilkan memiliki manfaat dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan,
validasi data, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya
dideskripsikan secara jelas, sehingga bisa dipertanggung
jawabkan secara akademik.

xiii
4. Penelitian study kasus
A. Definisi
Menjadi salah satu penelitian bidang akademik dan kerap
digunakan dalam penelitian, penelitian studi kasus termasuk dalam
satu di antara beberapa jenis penelitian kualitatif yang sering
digunakan penelitian. Utamanya penelitian yang melibatkan subjek
penelitian dari kelompok masyarakat tertentu, sekaligus mendalami
karakter maupun aspek sosial tertentu.
Meskipun metode penelitian yang satu ini termasuk masih asing,
sehingga perlu mempelajari dasarnya terlebih dahulu. Jenis
penelitian ini juga digunakan untuk metode penelitian kuantitatif,
walau tak sebanyak saat digunakan dalam penelitian kualitatif. Studi
kasus juga digambarkan sebagai investigasi intensif dan sistematis
dari suatu individu.
B. Contoh
Penelitian Studi Kasus Psikologi
 Studi Kasus Penerimaan Seorang Ayah terhadap Anak Autis,
penelitian oleh Ade Surya Febrianto dan Ida Darmawati dari
Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya.
 Studi Kasus Kematangan Sosial pada Siswa Homeschooling,
penelitian oleh Lisa Rahmi Ananda dan Ika Febrian Kristiana
dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.
Penelitian Studi Kasus Bidang Sosiologi
 Penelitian Tentang Konflik Sosial di Kampung Nelayan
(Studi Kasus di Pantai Utara Kota Cirebon, Jawa Barat)
Penelitian oleh Soni A. Nulhaqim dan Maulana Irfan, Diana
Harding dan Dyana C. Jatnika dari Departemen
Kesejahteraan Sosial FISIP dan Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran.
 Penelitian mengenai Perilaku Kaum Muda dalam Konflik
(Studi Kasus di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran) penelitian oleh oleh Dewi Sri Leni Indah,

xiv
Darsono dan Risma M. Sinaga dari Pascasarjana Pendidikan
IPS FKIP Universitas Lampung.
C. Tujuan
Tujuan Umum
 Menggambarkan kondisi individu, penelitian ini mencoba
memperlihatkan secara detail terkait kondisi yang dialami
oleh individu dengan statusnya sebagai subjek penelitian.
Individu ini bisa berupa perorangan, bisnis, organisasi,
lembaga tertentu dan yang lainnya.
 Melakukan identifikasi masalah utama pada kasus, peneliti
mampu melakukan identifikasi dalam berbagai masalah dan
menentukan masalah yang menjadi masalah utama dari suatu
kasus menggunakan metode ini.
 Melakukan analisis kasus menggunakan konsep teoritis dan
teori yang digunakan untuk identifikasi berbagai masalah dan
menentukan masalah yang menjadi masalah utama dari suatu
kasus tersebut atau yang sedang diteliti.
 Analisa kasus menggunakan konsep teoritis, merupakan teori
yang masih relevan dari bidang disiplin ilmu tertentu,
sehingga penggunaannya diperlukan dalam meneliti suatu
individu dengan masalah yang sedang dialami.
 Memberi rekomendasi terkait tindakan yang bisa menjadi
penyelesaian dari suatu kasus, atau dapat dikatakan peneliti
mampu merekomendasikan solusi dari masalah dan penyebab
yang membuat muncul masalah tersebut.
Tujuan Spesifik
 Di bidang psikologi sebagai informasi yang lebih mendalam
terkait segala sesuatu yang berhubungan dengan otak
manusia, termasuk perilaku dan pemikiran secara kognitif.
 Bidang sosiologi untuk mendapat informasi mendalam,
namun tidak memperhatikan perilaku maupun interaksi yang

xv
terjadi di dalam atau antara suatu organisasi, bisa komunitas
atau kelompok.
 Melakukan eksperimen seperti halnya sejumlah teori yang
mampu menghasilkan teori baru, para ilmuwan memiliki
kesempatan mengembangkan hipotesis dan melakukan
penelitian studi kasus.
D. Ciri-ciri
 Merupakan strategi penelitian dan penyelidikan empiris yang
dilakukan untuk menyelidiki fenomena dalam konteks
kehidupan nyata.
 Studi kasus berdasarkan pada investigasi mendalam terhadap
satu individu, kelompok dan peristiwa guna melakukan
eksplorasi penyebab prinsip yang mendasarinya.
 Studi kasus sebagai analisis deskriptif dan eksploratif dari
seseorang atau individu, kelompok atau peristiwa yang
sedang terjadi.
 Penelitian berupa studi kasus tunggal dan ganda, termasuk
bukti penelitian kuantitatif tergantung pada berbagai sumber
bukti dan manfaat dari pengembangan proposisi teoritik
sebelumnya.
 Sebuah analisis terhadap orang, kelompok, peristiwa,
keputusan, periode, lembaga atau sistem lain yang dipelajari
secara holistik dengan satu arah metode atau lebih.
5. Penelitian korelasional
A. Definisi
Dijelaskan oleh Djaali dalam buku Metodologi Penelitian
Kuantitatif, penelitian korelasional adalah penelitian yang berusaha
untuk mempelajari keterkaitan naik-turunnya variasi nilai antara
variabel. Ini berarti penelitian korelasional berusaha mempelajari
apakah antara dua variabel atau lebih terdapat hubungan korelasional
atau tidak.

xvi
Hubungan korelasional antara dua variabel disebut korelasi
bivariat, dan hubungan korelasional antara lebih dari dua variabel
disebut korelasi multivariat. Pengujian hipotesis dalam penelitian
korelasional menggunakan uji korelasi atau uji asosiatif dengan
teknik analisis statistika.
B. Contoh
Adapun contoh analisis judul dalam riset ini misalnya saja adanya
seorang peneliti yang ingin mengamati terkait dengan
“Hubungan Antara Kebiasaan Belajar Siswa IPA Batik 2 Surakarta
dan Hasil Belajar Matematika Semester I Dengan Hasil Belajar Pada
Semeter 2“.

Dari judul diatas dapatlah diketahui bahwa setinya riset ini akan
senantiasa mencari hubungan antara hasil belajar dan kebiasaan
belajar. Maka, tentusaja penghitungannya hanya bisa dinilai dengan
angka numerik (statistik) dengan pendekatakan penelitian kuantitatif.
Selain itupula dapat dikatakan bahwa dalam penggunaan metode
korelasional lebih mengedepankan pada hasil riset pada saat kejadian
penelitian tanpa lagi ada ramalan atas prediksi dari hasil penelitian
selanjutnya. Oleh karena itulah riset dengan pendekatan seperti ini
akan berubah-ubah sesuai dengan kondisi pada saat penelitian
terjadi.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang dikemukakan dapat dikatakan bahwa jenis riset
ini adalah bagian penelitian deskriptif yang berbeda dengan
penelitian eksperimental. Dimana untuk eksperimental senantiasa
bergantung pada metodologi ilmiah dan hipotesis penelitian.
Sebagai contoh dalam penelitian korelasional misalnya saja
mengungkapkan hubungan statistik antara penghasil pendapatan
tinggi dan relokasi. Yaitu, semakin banyak orang mendapat, semakin
besar kemungkinan mereka akan pindah atau tidak.
C. Tujuan

xvii
Mengutip buku Metodologi Penelitian Kuantitatif karangan Nikolaus
Duli, penelitian korelasional memiliki dua tujuan, yaitu:
 Memberikan penjelasan: Mendeskripsikan arah dan kekuatan
hubungan antara variabel-variabel dalam suatu kelompok.
 Membuat prediksi: Mengestimasi sejauh mana perubahan
dalam satu variabel (variabel prediktor) akan menjelaskan
perubahan pada variabel yang lain (variabel kriteria) pada
suatu kelompok sasaran.
D. Ciri-ciri
Penelitian korelasional kemudian diketahui juga memiliki beberapa
ciri khas, ciri khas ini kemudian membedakannya dengan penelitian
memakai metode lain. Selain itu, peneliti juga bisa melihat dan
menilai peneliti lain memakai metode korelasi atau tidak melalui
pemahaman ciri-ciri yang sifatnya khas tersebut.
Berikut adalah beberapa hal yang menjadi ciri-ciri atau ciri khas dari
penelitian korelasi secara umum:
1. Cocok untuk Variabel Kompleks
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode korelasi
perlu diakui cocok untuk meneliti variabel yang sifatnya
kompleks atau rumit. Jadi, pada saat menemukan variabel yang
karakternya rumit maka tidak perlu repot melakukan penelitian
dengan metode eksperimen, melainkan langsung memakai
korelasi.
Sehingga bisa disimpulkan atau diartikan pula, ahwa penelitian
dengan metode korelasi ini bisa menjadi solusi pada saat
penelitian tidak memungkinkan untuk dilakukan secara
eksperimental. Hal ini dikarenakan sifat variabel yang diteliti tadi,
yakni cenderung kompleks atau sangat kompleks.
2. Memungkinkan untuk Dilakukan Pengukuran Serentak
Jika memakai metode penelitian lain, ada kemungkinan proses
pengamatan terhadap variabel atau objek dan subjek penelitian
tidak bisa dilakukan di satu waktu. Artinya tidak bisa dilakukan

xviii
secara bersamaan, namun hal ini tidak berlaku jika memakai
metode korelasional.
Sebab sifatnya yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan atau tinggi rendahnya hubungan antara dua variabel
atau lebih. Membuatnya bisa melakukan pengamatan variabel
secara bersamaan, sehingga dari segi waktu maupun tenaga bisa
dikatakan lebih efisien.
3. Hasil Penelitian Berupa Tinggi Rendahnya Hubungan Variabel
Hasil penelitian yang memakai metode korelasional pada
dasarnya berupa tinggi rendahnya hubungan antara dua variabel
atau lebih yang diteliti. Sehingga hasil penelitian tidak
menunjukan atau menyampaikan ada tidaknya hubungan. Jika
baru disampaikan ada hubungan atau tidak ada hubungan.
Maka bisa disimpulkan bahwa penelitian tersebut belum selesai
dan masih perlu dilanjutkan kembali. Sehingga peneliti bisa
mendapatkan penelitian korelasional yang menunjukan tinggi
rendahnya hubungan dari variabel yang diteliti.
4. Bisa Digunakan untuk Meramalkan Variabel Lain
Hasil penelitian yang dilakukan dengan teknik korelasional
nantinya bisa digunakan untuk menentukan variabel bebas lain.
Sehingga bisa dijadikan modal untuk melakukan penelitian
lanjutan, meskipun sifatnya prediksi atau perkiraan. Dilihat dari
tinggi rendahnya hubungan variabel yang didapatkan dari
penelitian sebelumnya.
5. Punya Sejumlah Kelebihan
Penelitian dengan teknik korelasional ini kemudian diketahui
memiliki keunggulan yang tidak ditemukan pada penelitian
eksperimental. Yakni kemampuannya untuk menganalisis
keterkaitan antara banyak variabel secara bersamaan (simultan).
Selain itu juga memberi informasi mengenai kuat tidaknya antar
variabel yang diteliti.

xix
Fenomenologi adalah metode penelitian yang digunakan untuk membahas
dan menganalisis suatu fenomena tertentu. Oleh karena itu, sumber data yang
digunakan pada jenis metodologi penelitian ini adalah suatu analisis yang
telah dilakukan pada penelitian sebelumnya serta subjek yang sudah
mengalami.

6. Penelitian kausal-komparatif
A. Definisi
Penelitian kausal adalah investigasi terhadap hubungan sebab-
akibat. Untuk menentukan kausalitas, penting untuk mengamati
variasi dalam variabel penelitian yang dianggap menyebabkan
perubahan pada variabel lain, dan kemudian mengukur perubahan
pada variabel lain.
Pengaruh perancu lainnya harus dikontrol agar tidak mendistorsi
hasil, baik dengan mempertahankannya konstan dalam pembuatan
data eksperimental, atau menggunakan metode statistik.
Jenis metode penelitian ini sangat kompleks dan peneliti tidak
pernah dapat sepenuhnya yakin bahwa tidak ada faktor lain yang
mempengaruhi hubungan kausal, terutama ketika berhadapan dengan
sikap dan motivasi orang. Sering ada pertimbangan psikologis yang
jauh lebih dalam yang bahkan responden mungkin tidak sadari.
B. Contoh

1. Pengaruh media sosial pada persepsi informasi.


2. Bagaimana jejaring sosial memengaruhi keselamatan pribadi.
3. Pengaruh media sosial pada persepsi informasi
4. Efek konstruksi pada Gempa Bumi.
5. Analisis sebab-akibat dari pabrik kimia di Cina dan perubahan
lingkungan baru-baru ini.
6. Efek kesehatan dari taman alam.
7. Bagaimana globalisasi memengaruhi pasar tenaga kerja Amerika.
8. Tantangan dan pengaruh pembelajaran jarak jauh.
9. Dampak stres pada mahasiswa.

xx
10. Bekerja dan belajar pada saat yang sama memiliki efek negatif pada
kesehatan siswa.
11. Putus sekolah: analisis sebab dan akibat.
12. Dampak kekerasan dalam rumah tangga pada anak-anak.
13. Tumbuh dalam kemiskinan – analisis sosial budaya.
14. Dampak olahraga dalam kehidupan anak muda.
15. Alasan PTSD di antara veteran AS dan efek terapi yang ditawarkan.

C. Ciri-ciri
Jika penelitian deskriptif memiliki cakupan yang luas, berusaha
untuk mendefinisikan dengan lebih baik setiap opini, sikap, atau
perilaku yang dimiliki oleh kelompok tertentu, penelitian kausal
dapat dibedakan dari penelitian deskriptif tersebut karena memiliki
karakteristik tersendiri yang ditinjau dari segi tujuannya, yaitu:
1. Memahami variabel mana yang menjadi penyebabnya, dan
variabel mana yang pengaruhnya
 Misalnya, katakanlah pemerintah ingin mengurangi
kecelakaan mobil di jalan raya. Mereka mungkin menemukan
melalui penelitian deskriptif dan eksplorasi awal bahwa
kecelakaan dan kemarahan di jalan terus meningkat selama 5
tahun terakhir.
Alih-alih secara otomatis mengasumsikan bahwa kemarahan
di jalan adalah penyebab kecelakaan-kecelakaan ini, penting
untuk mengukur apakah yang sebaliknya bisa benar.
Mungkin kemarahan di jalan meningkat lebih banyak
kecelakaan karena penutupan jalur dan peningkatan lalu
lintas.
Bisa juga karena pepatah lama ‘korelasi tidak menjamin
penyebab.’ Mungkin keduanya meningkat karena alasan lain
seperti konstruksi, kurangnya kontrol lalu lintas yang tepat,
atau masuknya driver baru.

xxi
2. Menentukan sifat hubungan antara variabel kausal dan efek yang
diprediksi
 Melanjutkan dengan contoh di atas, katakanlah pemerintah
membuktikan bahwa kemarahan di jalan semakin
meningkatkan jumlah kecelakaan mobil di daerah tersebut.
Penelitian kausal dapat digunakan untuk dua hal.
Pertama, mengukur signifikansi efeknya, seperti menghitung
persentase peningkatan kecelakaan yang dapat
dikontribusikan oleh kemarahan di jalan. Kedua, mengamati
bagaimana hubungan antara variabel bekerja (yaitu: driver
yang marah cenderung untuk mempercepat berbahaya atau
mengambil lebih banyak risiko, menghasilkan lebih banyak
kecelakaan).
7. Penelitian eksperimental
A. Definisi
Penelitian eksperimen adalah bagian daripada jenis pendekatan
penelitian ilmiah dalam menentukan satu atau lebih variabel bebas
dengan dimanipulasi serta diterapkan pada satu atau lebih variabel
terikat guna mengukur pengaruhnya terhadap variabel terikat
tersebut.
Adapun untuk pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel
terikat biasanya diobservasi maupun dicatat selama beberapa waktu
tertentu untuk membantu peneliti dalam menyusun arti kesimpulan
yang masuk akal terkait hubungan antara 2 jenis variabel tersebut.
B. Contoh
Contohnya saja, jika peneliti ingin mempelajari pengaruh metode
pembelajaran ‘X’ terhadap prestasi belajar matematika siswa, maka
variabel bebas di sini adalah metode pembelajaran. Peneliti dalam
eksperimen ini perlu memanipulasi ‘X’ yaitu metode
pembelajaran.Dengan kata lain, peneliti harus mengajar kelompok

xxii
eksperimen menggunakan metode ‘X’ dan melihat pengaruhnya
terhadap prestasi.
Contohnya saja seperti penempatan secara acak, pemadanan
teracak, pemilihan kelompok yang sehomogen mungkin pada
variabel asing; penerapan teknik statistik analisis kovarians
(ANACOVA), menyeimbangkan sarana varian dan standar deviasi
kelompok.
C. Tujuan
Secara umum tujuan dari penelitian eksperimen untuk
menemukan atau mengetahui pengaruh dari suatu tindakan terhadap
kelompok tertentu. Setelahnya hasil dari penelitian ini akan
dibandingkan dengan kelompok lain yang mendapat tindakan
berbeda. Untuk menemukan hubungan sebab-akibat dari suatu
variabel dilakukan penelitian ini.
Penelitian ini mengukur pengaruh suatu tindakan atau perlakuan
terhadap variabel, contohnya seperti di bidang pendidikan.
Tujuannya untuk menilai dan membuktikan pengaruh pembelajaran
dengan metode pemecahan masalah terhadap prestasi belajar dan
kemampuan komunikasi matematika pada kelompok pelajar atau
menguji hipotesis mengenai ada dan tidaknya pengaruh tindakan.
Tindakan atau perlakuan dalam penelitian ini biasanya disebut
dengan treatment, bisa diartikan sebagai tindakan, variasi atau
pemberian kondisi yang dinilai atau ditemukan pengaruhnya.
Penilaian tak terbatas terletak pada ukuran atau melakukan deskripsi
dari tindakan yang diuji coba, penelitian ini juga menguji seberapa
besar tingkat signifikansi pengaruh dari tindakan.
D. Ciri-ciri
 Memanipulasi variabel bebas
Penelitian eksperimen dilakukan untuk memanipulasi atau
memberikan perlakukan/kondisi tertentu pada variabel bebas
atau disebut juga variabel independen. Manipulasi tersebut

xxiii
dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel
terikat atau variabel dependen.
 Semua variabel lainnya, kecuali variabel bebas dibiarkan
tetap
Dalam penelitian eksperimen, hanya variabel bebas yang
dapat diubah-ubah, dimanipulasi, atau diberi perlakukan
tertentu oleh peneliti, sedangkan variabel lainnya dibiarkan
tetap tanpa perlakuan apapun. Sebagaimana contoh yang
disajikan di atas, variabel terikatnya adalah prestasi belajar
siswa.
 Perlu mengendalikan variabel asing
Dalam penelitian eksperimen, variabel asing atau variabel
extraneous perlu untuk dikendalikan. Kontrol yang dilakukan
oleh peneliti dapat mengacu pada proses menghilangkan atau
meminimalkan pengaruh variabel tersebut dengan beberapa
metode.
 Adanya proses observasi atau pengamatan
Dalam penelitian eksperimen, peneliti harus mengobservasi
atau mengamati pengaruh manipulasi variabel independen
terhadap variabel dependen. Atau dengan kata lain, observasi
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencatat fenomena
yang muncul dalam variabel dependen sebagai akibat dari
adanya pengendalian dan manipulasi pada variabel
independen.
 Memungkinkan untuk melakukan replikasi
Replikasi adalah melakukan sejumlah sub eksperimen (bukan
hanya satu eksperimen) dalam kerangka desain eksperimen
yang sama.
Peneliti dapat membuat perbandingan berganda dari sejumlah
kasus kelompok kontrol dan sejumlah kasus kelompok
eksperimen. Dalam beberapa situasi eksperimental, sejumlah

xxiv
kelompok kontrol dan eksperimen, masing-masing terdiri dari
subjek yang setara, yang digabungkan dalam satu eksperimen.
8. Penelitian tindakan (Action research)
A. Definisi
Action research atau riset tindakan adalahsalah satu format
rancangan penelitian. Dalam riset tindakan peneliti mendeskripsikan,
menginterpretasi dan menyatakan suatu kondisi sosial pada masa-
masa yang bersamaan dengan mengerjakan perubahan atau
intervensi dengan destinasi perbaikan atau partisipasi. Action
research dalam pandangan tradisional ialah suatu kerangka penelitian
solusi masalah, dimana terjadi kolaborasi antara peneliti dengan
client dalam menjangkau tujuan (Kurt Lewin,1973 disitasi
Sulaksana,2004), sementara Davison, Martinsons & Kock (2004),
melafalkan penelitian tindakan, adalahsebuah cara penelitian,
didirikan atas asumsi bahwa teori dan praktik bisa secara tertutup
diintegrasikan dengan pembelajaran dari hasil intervensi yang
direncanakan sesudah diagnosis yang mendetail terhadap konteks
masalahnya. Berdasarkan keterangan dari Gunawan (2007), action
research ialah kegiatan dan atau perbuatan perbaikan sesuatu yang
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya dikerjakan secara
sistematik dan sistematik sampai-sampai validitas dan reliabilitasnya
menjangkau tingkatan riset. Action research pun adalahproses yang
merangkum siklus aksi, yang mendasarkan pada refleksi; umpan
balik (feedback); bukti (evidence); dan penilaian atas aksi
sebelumnya dan kondisi sekarang. Penelitian perbuatan ditujukan
untuk menyerahkan andil pada solusi masalah praktis dalam kondisi
problematik yang mendesak dan pada pencapaian destinasi ilmu
sosial melewati kolaborasi patungan dalam rangka kerja etis yang
saling berterima (Rapoport, 1970 disitasi Madya,2006). Proses
penelitian mempunyai sifat dari masa-masa ke waktu, antara
“finding” pada ketika penelitian, dan “action learning”.

xxv
Dengan demikian action research menghubungkan antara teori
dengan praktek. Baskerville (1999), membagi action research
menurut ciri khas model (iteratif, reflektif atau linear), struktur (kaku
atau dinamis), destinasi (untuk pengembangan organisasi, desain
sistem atau ilmu pengetahuan ilmiah) dan format keterlibatan
peneliti (kolaborasi, fasilitatif atau ahli.
Action research atau Penelitian Tindakan menurut keterangan dari
Dick ialah proses spiral yang luwes yang memungkinkan perbuatan
(perubahan, perbaikan) dan riset (pemahaman, pengetahuan) yang
akan dijangkau pada masa-masa yang sama. Pemahaman
memungkinkan evolusi yang lebih informatif dan pada ketika yang
sama diinformasikan oleh evolusi itu. Orang yang terpapar oleh
perubahan seringkali terlibat dalam riset tindakan.
B. Tujuan
Tujuan paling umum dari penelitian tindakan adalah untuk
membimbing para praktisi ketika mereka berusaha untuk
mengungkap jawaban atas masalah kompleks dalam disiplin ilmu
seperti pendidikan, ilmu kesehatan, sosiologi, atau antropologi.
Penelitian tindakan biasanya didukung oleh cita-cita keadilan sosial
dan komitmen etis untuk meningkatkan kualitas hidup di lingkungan
sosial tertentu.
Oleh karena itu, tujuan penelitian tindakan sama uniknya dengan
setiap studi sebagai konteks peserta; keduanya menentukan jenis
metode pengumpulan data yang akan digunakan.
Karena penelitian tindakan dapat merangkul metode ilmu
pengetahuan alam dan sosial, penggunaannya tidak terbatas pada
pendekatan positivis atau heuristik.
C. Ciri-ciri
Ciri terpenting dari penelitian tindakan adalah bahwa penelitian
tersebut merupakan suatu upaya untuk memecahkan masalah,
sekaligus mencari dukungan ilmiahnya 18 . Sugiyono mengatakan
bahwa semua penelitian bersifat ilmiah. Oleh karena itu semua

xxvi
peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kualitatif, karena
permasalahan yang dibawa masih bersifat sementara, maka teori
yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif
juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti
memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan
teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis
atau teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan
teori 18 . Adapun ciri atau karakteristik dari penelitian tindakan
action research adalah 18 : a. On job problem oriented, masalah yang
diteliti adalah masalah yang riil, yang muncul dari dunia kerja
peneliti yang ada dalam kewenangan tanggung jawab peneliti. b.
Problem solving oriented, berorientasi pada pemecahan masalah.
Penelitian-penelitian yang hanya menghasilkan pengertian
pemahaman seperti pada riset empirisme dan interpretivisme
dianggap tidak bermanfaat meaniful, karena tidak memecahkan
masalah. c. Improvement oriented, berorientasi pada peningkatan
kualitas. Action research menegaskan pentingnya masing-masing
komponen dari suatu system organisasi itu berkembang berubah
lebih baik. d. Multiple data collection, berbagai cara koleksi data
dipergunakan. Untuk memenuhi prinsip critical approaches
kebenaran itu subyektif problematik berbagai cara pengumpulan data
umumnya digunakan seperti : observasi, tes, wawancara, kuesioner
dan sebagainya, agar apa yang sebenarnya disebut kebenaran realita
dapat lebih diungkap. e. Cyclic, siklis konsep tindakan action pada
dasarnya diterapkan melalui urutan-urutan : planning, acting,
observing and reflecting yang secara pada hakekatnya
menggambarkan pemikiran kritis dan reflektif criticalreflective
thinking terhadap efektifitas kepemimpinan atas tindakan. f.
Participatory collaborative.

xxvii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan adanya metodologi penelitian, maka suatu penelitian bisa lebih
mudah diselesaikan dan bisa dipertanggungjawabkan. Bahkan, dengan
metodologi penelitian, peneliti bisa menghasilkan penelitian yang bisa
memberikan manfaat bagi pembaca atau peneliti itu sendiri, sehingga bisa
penelitian tersebut bisa berperan dalam memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

xxviii

Anda mungkin juga menyukai