Anda di halaman 1dari 19

METODOLOGI PENELITIAN

JENIS-JENIS PENELITIAN

Dosen Pengampu : Dr.Ir. Ni Luh Kartini,MS

Anggota Kelompok :

Fitria Zahra Saskirana (2106541002)


Irma Nur Azizah (2106541003)
Yufrisya Benarty Aura L (2106541006)
Revinka Atmarihan (2106541024)

PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat beliau lah
kami dapat menyelesaikan makalah “Jenis- Jenis Penelitian” ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun tujuan makalah ini disusun untuk dapat memahami lebih mendasar mengenai Metodologi
Penelitian, Jenis-jenis Penelitian serta Ciri-ciri Hipotesis diharapkan pembaca dapat memahami
materi Metodologi Penelitian yang kami sampaikan pada makalah ini

Tak lupa pula kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Ni Luh Kartini,
M.S.selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah membimbing
kami.Kami juga ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut berperan membantu
penyelesaian dari makalah ini. Kami selaku tim penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, untuk itu tim penulis mengharapkan saran dan masukan untuk
perbaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ..... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. .....iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... .....1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... .....1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. .....1

1.3 Tujuan ..................................................................................................... .....2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... ..... 3

2.1 Jenis-jenis Penelitian.............................................................................. .....3

2.1.1 Penelitian Kualitatif ................................................................ .....3

2.1.2 Penelitian Kuantitatif .............................................................. .....3

2.2 Penelitian dan Masalah Penelitian ....................................................... .....4

2.2.1 Penelitian .................................................................................. .....4

2.2.2 Masalah Penelitian .................................................................. .....5

2.3 Karakteristik Masalah Penelitian Yang Baik .................................... .....7

2.4 Identifikasi dan Formulasi Dari Masalah Penelitian.......................... .....9

2.4.1 Identifikasi Masalah Penelitian ............................................. ..... 9

2.4.2 Formulasi Masalah Penelitian................................................ ..... 11

iii
BAB III PENUTUP .................................................................................................. ..... 14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. .....14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... .....15

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Metode penelitian merupakan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Maksud dari cara ilmiah adalah bahwa kegiatan penelitian bersandar
pada ciri-ciri keilmuan, yakni rasional, sistematis dan empiris. Metode penelitian berisi langkah-
langkah yang peneliti ambil dalam menyusun laporannya. Metode penelitian juga menggambarkan
cara peneliti mengumpulkan data dan informasi untuk dilakukannya pengolahan dan analisis data
sehingga dapat diketahui hasilnya.

Dalam pembuatan hasil penelitian tentunya akan menimbulkan berbagai macam perbedaan
yang akan menjadi suatu masalah yang akan dihadapi oleh para peneliti, namun masalah yang
timbul dalam proses penelitian tidak serta-merta berdampak buruk. Dengan adanya suatu masalah
para peneliti akan jauh lebih memahami apa yang sedang dilakukan dalam penelitiannya guna
mencari hasil yang sesuai.

Adapun berbagai cara yang dilakukan para peneliti untuk mencapai kesimpulan suatu
fenomena penelitian yang menyajikan dengan data angka, serta mengkutip teori terdahulu, yang
dimana hal ini merupakan macam-macam cara kerja peneliti yang dinamakan metode penelitian.
Metode ini teratur digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan
yang dikehendaki oleh peneliti. Maka dari itu tumbuhlah berbagai macam jenis penelitian yang
tercipta karena perbedaan cara penyajiannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Saja Jenis-jenis Penelitian yang digunakan dalam Metodologi Penelitian?


2. Apakah penelitian dan masalah penelitian?
3. Bagaimanakah karakteristik masalah penelitian yang baik?
4. Bagaimanakah identifikasi dan formulasi dari masalah penelitian?

1
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian dalam metodologi penelitian

2. Untuk mengetahui pengertian dari penelitian dan masalah penelitian

3. Untuk mengetahui karakteristik masalah penelitian yang baik

4. Untuk mengetahui identifikasi dan formulasi dari masalah penelitian

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Jenis – Jenis Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan
masalah. Di mana masalah merupakan suatu kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan
kondisi yang terjadi. Menurut KBBI, masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan.
Sebelum melaksanakan suatu penelitian, terlebih dahulu peneliti harus mampu mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Dalam hal ini kekritisan peneliti
menjadi modal utama dalam menemukan sebuah masalah penelitian yang akan diteliti. Adapun
jenis-jenis penelitian yang akan dibahas yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif

2.1.1 Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berfokus pada informasi yang
sifatnya non numerik (bukan angka). Metode ini lebih menekankan secara konseptual
suatu permasalahan penelitian. Menurut Creswell dalam buku Research Design, metode
kualitatif terdiri atas lima macam, yaitu phenomenological research, grounded theory,
ethnography, case study, dan narrative research.

Dalam metode ini, proses dan makna penelitian lebih banyak ditonjolkan dengan
menggunakan landasan teori berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Landasan teori juga
berperan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai latar penelitian sekaligus
pembahasan dari hasil penelitian.

Penelitian kualitatif memiliki objek penelitian yang cukup terbatas dan membutuhkan
analisis mendalam dari peneliti. Itulah sebabnya, peneliti harus ikut serta dalam kondisi
atau peristiwa yang diteliti.Umumnya, penelitian kualitatif memperoleh data utama dari
wawancara dan observasi. Setelah itu, peneliti akan menganalisis data yang didapat,
sehingga kemungkinan akan melahirkan konsep atau teori baru (jika hasil penelitian yang
dilakukan bertentangan dengan teori yang digunakan di dalam penelitian).

3
2.1.2 Penelitian Kuantitatif

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berfokus pada numerik atau angka
dalam sebuah penelitian. Teknik ini menggunakan data statistik, data hasil survei
responden, dan lain sebagainya untuk mengolah data.
Penelitian kuantitatif memiliki tujuan untuk mengembangkan teori hipotesis yang
memiliki kaitan dengan fenomena-fenomena alam melalui pengukuran. Oleh sebab itu,
pengukuran menjadi pusat dalam penelitian kuantitatif.Pengukuran dapat membantu
melihat adanya hubungan antara pengamatan empiris dengan hasil dari data-data. Selain
itu, penelitian kuantitatif juga membantu menemukan hubungan antarvariabel yang ada
dalam sebuah populasi.
Daniel Rusyad dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Mixed
Approach memaparkan, desain penelitian kuantitatif dibagi menjadi dua jenis, yaitu studi
deskriptif dan studi eksperimental. Penelitian studi deskriptif adalah penelitian yang
hanya melakukan uji hubungan antarvariabel sebanyak satu kali (memilih di antara
sebelum atau sesudah penelitian). Sementara itu, studi eksperimen dilakukan jika peneliti
ingin mengukur variabel yang dilakukan sebelum dan sesudah penelitian. Pengukuran
yang dilakukan sebelum dan sesudah ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan
sebab dan akibat.

2.2 Penelitian dan Masalah Penelitian

2.2.1 Penelitian

Penelitian diartikan sebagai usaha peneliti untuk menguji data yang ia dapat dan
menghasilkan pengetahuan baru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
penelitian diartikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis serta penyajian
data secara sistematis dan obyektif, untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis.
Beberapa ahli juga memberikan definisi mengenai penelitian ini seperti Suhardjono, dkk
Mengutip dari buku Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif (2021) karya Abd.
Mukhid, dituliskan pengertian penelitian menurut Suhardjono, ialah upaya pencarian
informasi untuk memecahkan suatu masalah dengan metode ilmiah. Kemudian menurut

4
McMillan dan Schumacher, penelitian adalah proses penemuan dan analisis data secara
sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Lalu, ada juga menurut Soerjono
Soekanto, penelitian adalah kegiatan ilmiah yang berpusat pada analisis, dilakukan
dengan sitematis dan konsisten, bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran.

Penelitian sendiri memiliki empat ciri dasar, yaitu: Bersifat sistematis dan logis
Artinya penelitian dilaksanakan melalui prosedur atau langkah-langkah yang berurutan.
Selain itu penelitian juga harus dibuat secara logis dan tidak memanipulasi hal apa pun di
dalamnya. Bersifat ilmiah Artinya hasil penelitian harus bisa dipertanggungjawabkan
serta bisa dibuktikan kebenarannya. Maka penelitian harus menyajikan berbagai data atau
temuan fakta. Efisien dan manfaatnya Artinya penelitian harus disusun seefisien mungkin
dan bisa dipahami oleh banyak kalangan. Selain itu, penelitian juga harus memiliki
kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Analitis Artinya penelitian harus
dilakukan, diuraikan serta dijelaskan melalui proses metode ilmiah. Hubungan sebab
akibat antar variabel juga harus diuraikan dengan jelas dalam penelitian.

Penelitian ini juga memiliki tujuan dan manfaat yang sangat penting bagi
kehidupan kita. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pendapat dari Sugiyono, dimana
Sugiyono mengungkapkan bahwa tujuan penelitian yaitu agar data dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan Sedangkan hasil dari penelitian akan memperoleh suatu
pengetahuan baru sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah. Selain itu, tujuan dari penelitian ini juga ialah untuk
mengembangkan suatu teori. Sedangkan, untuk manfaatnya sendiri menurut Nazir,
manfaat penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan konsekuensi
terhadap suatu set keadaan khusus. Penelitian tersebut dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman kita. Penelitian memberikan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan.

2.2.2 Masalah Penelitian

Masalah penelitian merupakan masalah atau isu yang menuntun pada keharusan
dilaksanakannya penelitian tersebut. Masalah ini bisa muncul dari berbagai sumber. Ia
bisa bersumber dari pengalaman yang pernah dirasakan peneliti dalam kehidupan pribadi

5
atau tempat kerjanya. Ia juga bisa berasal dari perdebatan ekstensif dalam literature-
literatur. Masalah penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan untuk
dicarikan jawabannya melalui penelitian. Permasalahan secara faktual dapat berupa
kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti, permasalahan dapat
diartikan juga sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan. Masalah penelitian
berarti penyimpangan dari suatu kondisi terkini yang perlu dipecahkan atau diuji secara
sistematis.

A. Sumber Masalah Penelitian Non Formal

Berikut ini merupakan sumber masalah yang diidentifikasi secara non formal

● Pengalaman : pengalaman peneliti dalam kehidupan sehari-hari dapat


menjadi sumber permasalahan untuk dikaji dalam sebuah penelitian asalkan
memenuhi tiga faktor sebuah permasalahan dapat dikembangkan menjadi
penelitian.
● Konsensus atau kesepakatan : masalah penelitian dapat muncul dari hasil
kesepakatan. Contohnya persetujuan dari para ahli di bidang yang sama
mengenai suatu persoalan yang terjadi. Umumnya pendekatan ini
diterapkan oleh para ilmuwan yang sudah ahli dalam bidangnya.
● Fenomenologi : peneliti menemukan permasalahan baru dari fenomena atau
kejadian yang dapat diteliti. Latar belakang penelitian dibuktikan secara
empiris atau faktual.
● Konjektur : permasalahan dapat ditemukan secara naluriah dan tanpa dasar
yang jelas. Orang-orang yang memiliki intuisi kuat dan peka terhadap
fenomena penelitian biasanya mudah melakukannya. Asalkan latar
belakang dari permasalahan tersebut bisa dijelaskan, maka bisa
dikembangkan menjadi sebuah penelitian ilmiah.
B. Sumber Masalah Penelitian Formal

Selain itu, sumber masalah penelitian juga ada yang secara formal seperti berikut:

6
● Analogi : peneliti dapat menemukan masalah dari mengadaptasi masalah
suatu pengetahuan dan menerapkannya dalam bidang pengetahuan baru.
Namun, kedua bidang tersebut harus sesuai.
● Rekomendasi penelitian lain : permasalahan dapat ditemukan dari
rekomendasi hasil suatu penelitian. Jadi, peneliti akan merekomendasikan
suatu masalah kepada peneliti lain pada bagian akhir jurnal.
● Renovasi : renovasi berarti peneliti menemukan permasalahan dengan cara
mengganti, mengurangi, maupun menambahkan unsur baru untuk
memperkaya suatu teori yang sudah ada dari penelitian sebelumnya.

C. Memilih Masalah Penelitian

Jika kita sudah menemukan sejumlah masalah penelitian, peneliti perlu menyeleksi
beberapa agar lebih fokus dalam melakukan riset. Ada sejumlah faktor yang dapat
dijadikan pertimbangan dalam memilih masalah penelitian:

● Aktual : aktual berarti sedang terjadi atau up to date. Artinya, masalah


tersebut benar-benar sedang terjadi di masyarakat.
● Masalah baru : baru dalam hal ini berarti masalah tersebut sama sekali
belum terungkap oleh penelitian sebelum-sebelumnya.
● Memadai : memadai maksudnya masalah tersebut masih dapat dijangkau
atau ruang lingkupnya tidak terlalu luas maupun sempit.
● Praktis : masalah yang dipilih harus praktis, sehingga ketika diterapkan
tidak membuat pemborosan sumber daya tanpa adanya manfaat apapun.
● Sesuai kemampuan : ini adalah hal penting. Jadi, kita sebagai peneliti harus
memiliki kemampuan sesuai bidang yang akan diteliti. Sehingga dapat
mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya kelak.
● Memiliki dukungan : penelitian juga memerlukan biaya untuk melakukan
riset dan lain sebegainya. Peneliti dapat mengajukan penelitiannya kepada
sponsor dari instansi di bidang yang sama untuk mendapat sokongan dana.

2.3 Karakteristik Masalah Penelitian Yang Baik

7
Kerlinger (1973), Whitney (1969), dan Trelease (1958) dalam Nazir (1988: 134-139)
mengemukakan bahwa terdapat beberapa ciri-ciri masalah yang baik, yakni:

a. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian

Dalam hal ini, masalah yang akan dipilih merupakan masalah yang mempunyai kegunaan serta
dapat digunakan untuk suatu keperluan. Oleh karena itu, untuk menemukan masalah yang
mempunyai nilai penelitian, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yakni:

● Keaslian masalah, Keaslian disini berarti masalah tersebut merupakan masalah yang
up to date dan memiliki nilai ilmiah merupakan masalah yang signifikan sehingga
peneliti tidak mengangkat hal-hal yang sepele ke dalam penelitiannya.
● Masalah yang menyatakan suatu korelasi, Masalah haruslah memiliki suatu hubungan,
misalnya masalah A berhubungan dengan B, atau bagaimana A dan B memiliki
hubungan dengan C, dan lain sebagainya. Selain itu, masalah yang dikaji harus
definitif, padat dan dapat dinyatakan dalam beberapa hipotesa alternatif.
● Masalah yang penting, Penting dalam artian tidak hanya dapat digunakan untuk
pengembangan ilmu tertentu saja, melainkan dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari atau kehidupan sosial.
● Masalah yang dapat diuji, Masalah yang dipilih sedemikian rupa sehingga
memberikan implikasi untuk kemungkinan pengujian secara empiris.
● Masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, Masalah yang dipilih dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan, dan dibuat sedemikian rupa sehingga dengan dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan tersebut tidak menimbulkan kerancuan dalam pengertian.

b. Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas

Masalah yang diangkat haruslah dapat dipecahkan (fisibel). Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-
hal berikut ini:

● Data dan metode, Data dan metode yang digunakan untuk pemecahan masalah harus
tersedia. Hal ini disebabkan data dan metode akan menentukan masalah yang diangkat
tersebut dapat terpecahkan atau tidak.

8
● Biaya , Biaya yang digunakan untuk pemecahan masalah harus sesuai dengan batas
kemampuan. Oleh karena itu biaya untuk pemecahan masalah haruslah
diperhitungkan secara matang.
● Waktu , Waktu yang digunakan dalam pemecahan masalah haruslah wajar. Sehingga
untuk implementasi pada kehidupan sosial tidak terlalu menunggu waktu yang terlalu
lama.
● Sponsor harus kuat, Untuk tingkat mahasiswa, sponsor atau adviser sangat membantu
dalam penelitian yang dilakukan. Adviser tersebut haruslah sesuai dengan bidang ilmu
penelitian tersebut.
● Tidak bertentangan dengan hukum atau adat, Pemecahan masalah tersebut sedapat
mungkin tidak bertentangan dengan hukum negara ataupun hukum adat yang berlaku.
Karena bila hal ini dilanggar secara otomatis, akan menimbulkan berbagai kesulitan,
pertentangan, baik secara individu ataupun secara kelompok.

c. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti

Masalah yang diangkat selain sesuai dengan metode ilmiah dan dapat terpecahkan, masalah
tersebut juga harus sesuai dengan kualifikasi peneliti. Kriteria yang masuk dalam kualifikasi
peneliti, antara lain,:

● Menarik bagi peneliti, Masalah yang menarik dan sesuai dengan bidang studinya, akan
mendorong peneliti menemukan jawaban atas masalah tersebut, apalagi ditunjang
dengan kesesuaian bidang studinya.
● Sesuai dengan kualifikasi peneliti, Sesuai kualifikasi maksudnya sulit atau mudahnya
dapat ditentukan sendiri oleh peneliti tersebut sesuai dengan kemampuan
akademisnya, daya nalar, sensivitas terhadap data, serta kemampuannya dalam
menghasilkan orginalitas.

2.4 Identifikasi dan Formulasi Dari Masalah Penelitian

2.4.1 Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian yang
dilakukan oleh seorang peneliti. Dalam melakukan penelitian, identifikasi masalah merupakan

9
langkah awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan dan menuliskan hasil
penelitiannya. Tanpa identifikasi masalah yang tepat dan matang, maka hasil penelitian dapat
dengan mudah dikritik atau dipatahkan oleh penelitian dan teori lainnya. Secara sederhana,
identifikasi masalah adalah cara atau upaya untuk mendefinisikan masalah, kemudian membuat
definisi tadi menjadi bisa diukur, sebagai bagian dari langkah awal penelitian yang dilakukan.
Para ahli juga turut andil dalam mengartikan identifikasi masalah seperti berikut ini:

● Amien Silalahi mengartikan identifikasi masalah sebagai upaya atau cara untuk mendaftar
sebanyak-banyaknya pertanyaan terhadap suatu masalah yang dianggap bisa ditemukan
jawabannya, yaitu melalui penelitian yang dilakukan secara ilmiah.
● Suriasumantri menuliskan bahwa identifikasi masalah adalah tahap permulaan yang
dilakukan dalam penguasaan masalah. Objek dalam suatu jalinan ini dapat dikenali sebagai
suatu masalah, sehingga harus dicari solusinya.

Cara Membuat Identifikasi Masalah

Peneliti tidak boleh asal dalam membuat identifikasi masalah, karena identifikasi masalah harus
dibuat dengan langkah yang tepat. Identifikasi masalah yang dibuat harus fokus pada masalah,
namun juga tetap harus memikirkan berbagai kendala yang mungkin ditemui dalam mencapai
tujuan dan sasaran penelitian. Ada lima cara membuat identifikasi masalah yang bisa dilakukan,
yaitu:

● Melakukan Identifikasi Masalah Secara Umum

Cara pertama dalam membuat identifikasi masalah adalah dengan melakukan


identifikasi masalah secara umum. Identifikasi masalah secara umum ini dilakukan dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan umum atau secara luas mengenai permasalahan dari
penelitian yang dilakukan. Pertanyaan yang diajukan secara umum ini nantinya dapat
dipersempit lagi untuk mendapatkan jawaban yang lebih fokus dan tidak terlalu luas atas
masalah yang diteliti. Melakukan identifikasi masalah secara umum juga dapat membantu
untuk menggali masalah dengan lebih dalam.

● Memahami Sifat Masalah


10
Memahami sifat masalah adalah cara kedua dalam membuat identifikasi masalah.
Dengan memahami sifat masalah secara mendalam, maka peneliti akan dapat melakukan
penelitian dan mencari solusi dari permasalahan dengan lebih tepat.

● Mengumpulkan Literatur

Membaca berbagai literatur menjadi cara yang bisa dilakukan untuk memahami
sifat masalah. Sebelum membaca literatur, langkah yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan literatur. Cari dan kumpulkanlah literatur yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.

● Mengembangkan Ide-Ide

Ide baru ini diperlukan agar penelitian yang dilakukan menghasilkan penelitian
yang baru dan lain dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Mengembangkan
ide-ide penelitian ini bisa dilakukan dengan cara melakukan diskusi untuk mendapatkan
informasi baru. Diskusi bisa dilakukan dengan orang yang pernah melakukan penelitian
yang sama sebelumnya.

● Menyusun Ulang Masalah Penelitian

Cara terakhir dalam membuat identifikasi masalah adalah dengan menyusun ulang
masalah penelitian dengan cara membaca kembali masalah penelitian. Membaca dan
menyusun ulang masalah penelitian akan membantu peneliti untuk lebih memahami
masalah yang akan diangkat atau diteliti dalam penelitian yang dilakukannya.

2.4.2 Formulasi Masalah Penelitian

Formulasi masalah dalam penelitian merupakan upaya untuk mengungkap berbagai hal
berkaitan dengan masalah yang akan dijawab atau dipecahkan setelah tindakan dilakukan. Dalam
formulasi masalah ini, hendaknya peneliti menghindari rumusan masalah yang terlalu umum atau
terlalu sempit, bersifat lokal atau terlalu argumentatif. Formulasi masalah atau Rumusan Masalah
adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab

11
atau dicarikan jalan pemecahan masalahnya. Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari
identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Dengan kata lain, rumusan masalah ini merupakan
pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan
atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
Masalah Penelitian yang telah dipilih perlu diformulasikan secara komprehensif, jelas,
spesifik dan operasional, sehingga memungkinkan peneliti untuk memilih tindakan yang tepat.
Formulasi masalah dapat dilakukan dalam kalimat pernyataan, pertanyaan atau menggabungkan
keduanya. Herawati mengemukakan beberapa petunjuk yang dapat dipakai sebagai pertimbangan
dalam memformulasikan masalah sebagai berikut:
1. Masalah hendaknya diformulasikan secara jelas, artinya tidak mempunyai makna ganda.
2. Masalah peneliti dapat dituangkan dalam kalimat tanya.
3. Formulasi masalah umumnya menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
4. Formulasi masalah hendaknya dapat diuji secara empiris. Maksudnya, dengan formulasi
masalah itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut.
5. Formulasi masalah menunjukkan secara jelas subjek dan atau lokasi penelitian.

Dalam memformulasikan atau merumuskan masalah, kiranya peneliti perlu


memperhatikan beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan:
1. Aspek substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau nilai kegunaan
manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya untuk memecahkan
masalah serupa/mirip, kegunaan metodologi dengan diketemukannya model tindakan dan
prosedurnya, serta kegunaan teoritik dalam memperkaya atau mengoreksi teori
pembelajaran yang berlaku.
2. Aspek formulasi, masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat interogatif (pertanyaan),
meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam bentuk deklaratif (pernyataan). Hendaknya
dalam rumusan masalah tidak terkandung masalah dalam masalah, tetapi lugas menyatakan
secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang dipermasalahkan.
3. Aspek teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti untuk melakukan penelitian
terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan seperti kemampuan
teoritik dan metodologik pembelajaran, penguasaan materi ajar, kemampuan metodologi

12
penelitian tindakan, kemampuan fasilitas untuk melakukan penelitian seperti dana, waktu,
tenaga, dan perhatian terhadap masalah yang akan dipecahkan.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Herawati, sebagaimana yang ditulis oleh Sukajati (2008),
bahwa pada intinya, rumusan masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang
ada dan keadaan yang diinginkan. Dalam merumuskan masalah penelitian, ada beberapa petunjuk
yang dapat digunakan sebagai acuan yang disarikan dari Suyanto (1997) dan Sukarnyana (1997).
Beberapa petunjuk tersebut antara lain:
1. Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak mempunyai makna ganda
dan pada umumnya dapat dituangkan dalam kalimat tanya
2. Formulasi masalah hendaknya menunjukkan jenis tindakan yang akan dilakukan dan
hubungannya dengan variabel lain
3. Formulasi masalah hendaknya dapat diuji secara empirik, artinya dengan rumusan masalah
itu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan tersebut
(operasional).

13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode penelitian merupakan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses
sistematis untuk memecahkan masalah. Di mana masalah merupakan suatu kesenjangan antara
kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang terjadi. Adapun jenis-jenis penelitian yaitu
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berfokus pada informasi yang sifatnya non numerik (bukan angka). Metode kuantitatif adalah
metode penelitian yang berfokus pada numerik atau angka dalam sebuah penelitian. Penelitian
sendiri memiliki empat ciri dasar, yaitu: Bersifat sistematis dan logis Artinya penelitian
dilaksanakan melalui prosedur atau langkah-langkah yang berurutan. Formulasi masalah dalam
penelitian merupakan upaya untuk mengungkap berbagai hal berkaitan dengan masalah. Dengan
kata lain, rumusan masalah ini merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdhul Yushuf. Identifikasi Masalah dan Pengertian.https://deepublishstore.com/blog/identifikas


i-masalah. 2022
Abdhul Yushuf. Identifikasi Masalah dan Pengertian.https://deepublishstore.com/blog/masalah-
penelitian. 2023
Formulasi Masalah Penelitian http://masyarakatbaik.blogspot.com 2016

15

Anda mungkin juga menyukai