EVALUASI SISTEM
(Tugas Mata Kuliah Evaluasi dan Asesmen Pendidikan IPA)
Disusun oleh:
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SejakIndonesiamerdekatahun1945sampaisaatiniatau sudah lebihdari70
tahun,Indonesiasudah melaksanakan sistempendidikan nasional,
namundampaknya belumsignifikandalampembangunan Indonesia (Rais dan
Hidayat, 2013). Sistempendidikan nasionaladalah
keseluruhankomponenpendidikanyang
salingterkaitsecaraterpaduuntukmencapaitujuanpendidikannasional.
MenurutHidayat dan Yuyun (2013),untuk mencapai tujuan
pendidikannasional dibutuhkanprosespembelajaran
yangbermaknasebagaiprosespembudayaanberbagaikemampuan(multipleintelle
gent),nilai,dan sikap.
EDS/Mmerupakankomponenpenentuyangsangatpentingdalammembangunsis
teminformasipendidikannasionalterutamadalammemotretkinerja
sekolahdalam penerapanstandar nasional
pendidikan.Informasiyangterbangunmenjadidasaruntukperencanaan
peningkatanmutu
berkelanjutandanpengembangankebijakanpendidikanpadatingkat
kab/kota,provinsi,dannasional.Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis
dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi, objek, prinsip, dan
prosedur dalam pelaksaan evaluasi dalam sistem pendidikan Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
4
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian evaluasi sistem,
2. Mengetahui apa saja objek dalam evaluasi sistem,
3. Mengetahui apa saja prinsip dalam evaluasi sistem,
4. Mengetahui apa saja prosedure dalam pelaksaan evaluasi program.
5
II. PEMBAHASAN
Prosesevaluasidirisekolahdanmadrasahmerupakansiklus,yangdimulaidengan
pembentukanTimPengembangSekolah(TPS), pelatihanpenggunaaninstrumen,
pelaksanaanEDSdi sekolahdanpenggunaanhasilnya sebagaidasarpenyusunan
RPS/RKSdanRAPBS/RKAS. SekolahmelakukanprosesEDSsetiap tahunsekali.EDS/M
dilaksanakanolehTimPengembangSekolah (TPS)yangterdiriatas:KepalaSekolah, wakil unsur
guru, wakil KomiteSekolah, wakilorangtua siswa,danpengawas (Kemendiknas. 2010).
Evaluasi sistem merupakan bagian dari pemetaan mutu sekolah. Peta mutu ini memberikan
data awal pencapaian standard (SPM/SNP) (Gambar 1). Tujuan pelaksanaan Evaluasi dalam
sistem adalah untuk (1) menilai kinerja sekolah berdasarkan SPM dan SNP, (2) mengetahui
tahapan pengembangan dalam pencapaian SPM dan SNP sebagai dasar peningkatan mutu
pendidikan, dan (3) dijadikan dasar menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) atau
Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) sesuai kebutuhan nyata menuju ketercapaian implementasi
SPM dan SNP (Kemendikbud, 2015).
6
sikap dan inteligensi. Selain itu, terdapat aspek transformasi yang di dalamnya terkandung
unsur-unsur kurikulum atau materi, metode dan cara penilaian, sarana pendidikan atau media,
sistem administrasi serta guru dan personal lainnya. Tidak lupa pula terdapat aspek output
yang menggunakan achievement test untuk mengukur pencapaian/prestasi belajar.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia, setiap kurikulum yang ada harus mengacu pada
sistem nasional pendidikan. Sistem pendidikan yang memenuhi standar nasional pendidikan
akan mempengaruhi mutu dari sistem tersebut. Standar Nasional Pendidikan merupakan
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari 8 poin yang harus dimiliki dan
dipenuhi oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan yang ada di Indonesia, yaitu :
1. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan
pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata
pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
2. Standar Isi
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban
belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
3. Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam
proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
2) Kompetensi kepribadian;
3) Kompetensi profesional dan
4) Kompetensi sosial
Pendidik meliputi pendidik pada jenjanga TK/RA sampai tingkat SMA/SMK juga satuan
pendidikan Paket A, B, C dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan.
Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas, tenaga administrasi,
tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong
belajar dan tenaga kebersihan.
Peraturan menteri yang berkaitan dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan
adalah:
1) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2007 tentang Standar pengawas Sekolah.
2) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah.
3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah.
5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah.
6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah.
7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
8) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2009 tentang Standar Penguji Pada Kursus dan Pelatihan.
9) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2009 tentang Standar Pembimbing Pada Kursus dan Pelatihan.
10) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi Program Paket A, Paket B dan Paket
C.
11) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus.
10
Peraturan menteri yang berkaitan dengan standar sarana dan prasarana adalah:
1) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.
2) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana SDLB, SMPLB dan SMALB.
3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SMK/MAK.
6. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan
pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah daerah dan standar pengelolaan oleh
Pemerintah.
Peraturan menteri yang berkaitan dengan standar sarana dan prasarana adalah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69
Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia.
a. Tahap Persiapan
Persiapanditujukan untuk mempersiapkan sekolah melaksanakan evaluasi secara
transparan, untuk menjamin validitas dan mempergunakan informasi yang dikumpulkan
untuk memberikan masukan terhadap perencanaan pengembangan sekolah (Falkhi,
2015).
kelompok masyarakat yang memang dipandang layak untuk diikutsertakan. Tim ini
akan mempergunakan instrumen yang disediakan untuk menetapkan profil kinerja
sekolah berdasarkan indikator pencapaian. Informasi yang didapatkan kemudian
dianalisa dan dipergunakan oleh evaluasi dalam sistem untuk mengidentifikasi
kelebihan dan bidang perbaikan yang dibutuhkan, serta merencanakan program tahunan
sekolah (Falkhi, 2015).
1. Bentukinstrumen EDS/M
InstrumenEDS/M terdiri dari8(delapan) standar nasionalpendidikanyang dijabarkan
ke dalam 26 komponen dan 62 indikator. Setiap standar terdiri atas
sejumlahkomponen yangmengacupadamasing-masingstandarnasionalpendidikan
sebagaidasarbagi sekolahdalammemperolehinformasikinerjanya yangbersifat
kualitatif.Setiapkomponenterdiridaribeberapa indikatoryangmemberikangambaran
lebih menyeluruh dari komponen yang dimaksudkan.
2. BuktiFisik
Buktifisikyangtersedia digunakansebagaibahan dasaruntukmenggambarkan
kondisisekolahterkaitdenganindikatoryangdinilai.Untukitu perludimanfaatkan
berbagaisumberinformasiyangdapatdijadikansebagaibuktifisikmisalnyacatatan
kajian,hasilobservasi,danhasilwawancara/konsultasidenganpemangkukepentingan
sepertikomitesekolah, orangtua,guru-guru, siswa, danunsur lain yang terkait.
15
(Kemendiknas. 2010).
d. Pelaporan Temuan
Sekolah akan menghasilkan sebuah laporan evaluasi dalam sistem dalam format
terpisah untuk dijadikan bahan pengisian Laporan Monitoring Sekolah oleh
17
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Evaluasi sistem merupakan bagian dari pemetaan mutu sekolah.
2. Objek evaluasi sistem mencakup aspek input yang meliputi kemampuan,
kepribadian, sikap dan inteligensi yang terdapat dalam standar nasional pendidikan
yang terdiri dari delapan aspek penilaian.
3. Pada prinsipnya, evaluasi sistem berbasis pada tujuan, kriteria, manfaat dan objektif.
4. Prosedur yang dilakukan dalam melaksanakan evaluasi diri sekolah meliputi tahap
persiapan, pelaksanaan proses evaluasi diri sekolah, perencanaan pengembangan
sekolah, dan pelaporan temuan.
B. Saran
Evaluasi kurikulum haruslah dikuasai oleh guru sebagai salah satu pelaksana
kurikulum. Pelaksana kurikulum harus mampu memenuhi standar nasional pendidikan
di Indonesia agar mampu memperoleh mutu pendidikan yang baik.
19