Disusun oleh:
Kelompok 13
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan merupakan salah sau masalah nasioanal dan bahkan telah lama
menjadi perdebatan publik terutama tentang tuntutan akan mutu pendidikan seiring
dengan bergulirnya reformasi di segala bidang. Sejalan dengan sumber keberadaanya
di masyarakat, sekolah di tuntut oleh masyarakat untuk mempertaggung jawabkan
tugasnya. Dengan kata lain pendidikan dan pengajaran di sekolah di tuntut agar
dilaksakan secara efektif, sesuai dengan standar-standar atau syarat-syarat yang
berlaku.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen mutu pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana manajemen mutu ISO?
3. Bagaimana manajemen mutu ISO dalam pendidikan di indonesia?
4. Bagaimana manajemen mutu pendidikan di Finlandia?
C. Tujuan
1. Memahami manajemen mutu pendidikan di Indonesia
2. Memahami manajemen mutu ISO
3. Memahami manajemen mutu ISO dalam pendidikan di Indonesia
4. Mengetahui manajemen mutu pendidikan di Finlandia
3
D. Manfaat
1. Menjadi sumber pengetahuan bagi mahasiswa untuk memahami mutu
manajemen pendidikan di Indonesia
2. Sebagai rujukan untuk standar mutu Pendidikan
3. Memaparkan konsep mutu pendidikan dan aplikasinya baik di negara
Indonesia maupun Finlandia
E. Sistematika
Dalam penyusunan makalah ini, tim penulis melakukan pencarian berbagai sumber
yang relevan dengan topik yang akan dibahas di makalah. Setelah itu tim penulis
melakukan kajian pustaka terhadapt sumber yang didapat dengan memilah data-data
yang dianggap tepat untuk dimuat dalam makalah. Setelah itu data-data tersebut
disusun menjadi satu kesatuan pokok materi yang teritegrasi satu dengan yang lainnya
sehingga menjadi makalah dengan topik yang sesuai.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakekat dan Tujuan Manajemen
Manajemen merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dengan bekerjasama
melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya. Manajemen mempunyai ciri-
ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistimologi) dan untuk apa
(aksiologi) pengetahuan manajemen itu disusun.
Tujuan manajemen menurut Shorde dan Voich (1974) adalah produktivitas dan
kepuasan. Tujuan disini tidak melulu harus tunggal, namun dapat bersinergi dengan
berbagai aspek yang masih berkaitan dengan sebuah tujuan seperti peningkatan mutu
pendidikan dan lulusannya dalam sebuah sekolah. Inti dari tujuan manajemen adalah
untuk mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas sehingga
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat terealisasi.
Dalam konteks sekolah yakni manajemen sekolah sebenarnya aplikasi dari ilmu
manajemen dalam bidang persekolahan. Manajemen sekolah menjadi faktor penting
dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya
diukur oleh prestasi yang didapat. Prestasi itu dapat berupa penghargaan atas suatu
ajang perlombaan yang diikuti peserta didik maupun penghargaan terhadap guru yang
dianggap teladan sampai diterimanya lulusan suatu sekolah disuatu perguruan tinggi
negeri atau sukses dibidang yang lain dan masih banyak hal lainnya.
B. Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan merupakan dua istilah yang berasal dari mutu dan pendidikan,
artinya menunjuk pada kualitas produk yang di hasilkan lembaga pendidikan atau
sekolah. Yaitu dapat di identifikasi dari banyaknya siswa yang memiliki prestasi,
baik prestasi akademikmaupun yang lain,serta lulusan relevan dengan tujuan.
(Komariah & Tiratna , 2005, hal. 5)
5
Pemahaman di atas munujukan bahwa mutu tidak dapat di definisikan jika tidak
terkait dengan kontek tertentu.
6
makin besar pula rasa tanggung jawab dan makin besar rasa tanggung jawab, makin
besar pula dedikasinya.
7
untuk memberikan kepuasan terhadap customer, dengan cara melakukan perbaikan
mutu berkelanjutan pada semua aspek dan semua akivitas institusi.
Pada tahun 2015, terbitlah revisi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yakni
ISO 9001:2015. Adapun alasan perubahan ISO 9001:2008 menjadi ISO 9001:2015
adalah sebagai berikut:
8
4. Mempertimbangkan perubahan implementasi sejak revisi versi 2000 dan 2008.
5. Penggunaan istilah-istilah yang lebih sederhana untuk memastikan pemahaman
umum dan interpretasi yang konsisten dari persyaratan.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Manajemen Mutu Pendidikan Dalam Pengelolaan Pendidikan
Dalam manajemen mutu pendidikan, perlu sebuah sistem untuk melancarkan
tujuan. Tujuan dari sistem manajemen mutu pendidikan adalah meningkatkan mutu
pendidikan dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang menjadikan pendidikan
berkembang yang lebih baik (Arikunto & Yulianan, 2008).
Perwujudan sistem tersebut melalui mutu pendidikan. Mutu pendidikan memiliki
arti yaitu kualitas produk yang dihasilkan dari suatu lembaga pendidikan seperti
sekolah. Kualitas tersebut berupa prestasi baik akademik maupun non akademik,
lulusan yang sesuai dengan tujuan dan lain sebagainya (Komariah & Tiratna, 2005).
Produk yang berkualitas dapat dilakukan dengan manajemen. Sehingga perlu
menata dengan sebagai berikut :
1. Terpadu
Secara terpadu dalam kegiatan menata dari berbgai materi yang akan dipelajari
di mata pelajaran melalui berbagai bidang-bidang sehingga menimbulkan
bermakna.
2. Selaras
Secara selaras dalam membentuk peraturan perlu diberlakukan sama setiap
siswa dari sekolah tersebut.
3. Serasi
Serasi adalah suatu kemampuan dan keingginan dalam kehidupan yang akan
dijalani sebagai mana hak dan kewajiban individu di tiga lingkungan, yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarat.
4. Jenjang pendidikan
Di Indonesia terdapat tingkat jenjang pendidikan yaitu pendidikan dini, dasar
dan menenganah. Contoh dari tingkatan jenjang pendidikan tersebut yaitu SD,
SMP, SMA, Perguruan tinggi
5. Antar daerah
Antar daerah salah satu contoh di Indonesia, daerah Indonesia pendidikan di
jawab dan pendidikan di papua. Pendidikan di jawa lebih tinggi karena
merupakan daerha yang tingkat penduduk yang banyak, jumlah sekolah yang
banyak pula, teknologi yang semakin terus berkembang, fasilitas yang memadai
dan lain sebagainya. Sedangkan di papua, faslitas sekolah masih kurang, jumlah
sekolah yang sedikit dan lain sebagainya. Sehingga setiap daerah memiliki
10
perbedaan tingkat kualitas pendidikan. Semakin baik fasilitas, sarana dan
prasana minat belajar akan bertambah, pendidik yang professional atau ahli di
bidangkanya. Meningkatkan kualitas hasil produk pendidikan tersebut.
(Simmons, 1980)
Dilakukan manajemen, pendidikan akan mutakhir, mutakhir adalah kegiatan
belajar atau pembelajaran yang wajib diberikan oleh pendidik kepada peserta didik.
Efektif, sebagai mana pengukuran dari keberhasilan pendidik dalam mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditentukan, salah satu contohnya adalah suatu pekerjaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Efesien, suatu kemampuan untuk melakukan sesuatu
dengan menghasilkan yang tidak membuang waktu, energy dan materi. Contoh efesien
yaitu kemampuan memciptakan seseuatu dengan baik sebagaimana dapat
menggunakan waktu, uang dan hal yang diperlukan dengan efektif.
Sehingga pendidikan akan mengalami peningkatan baik dari peningkatan kualitas
pendidik, produk pendidikan, perluasan wawasan berbagai kemampuan seperti
pendidikan kejuruan, pendidikan profesi serta pendidikan yang wajib dilaksanakan di
Indonesia yaitu wajib belajar Sembilan tahun.
Tujuan pendidikan nasional dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1998 tentang sistem pendidikan nasional, yang melibatkan berbagai bentuk sumber
daya yang tepat. Sumber daya tersebut berupa sumber daya alam, sumber daya manusia
dan sumber daya nonmanusia.
Sumber daya manusia dapat dilakukan dengan cara efektif dan efesien dalam
berkompetensi dengan bertanggung jawab dalam mengola, mengatur, memadukan dan
mengarahkan sumber daya dalam lingkungan pendidikan disebut manajemen
pendidikan. Pengelolaan berarti tindakan dari merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan sampai pengawasan (Basri, 2011, pp. 110-115).
Manajeman mutu pendidikan menggunakan tiga sistem. Sistem makro (pusat),
meso (wilayah) sampai tingkat mikro (satuan pendidikan), yaitu:
1. Sistem pendidikan tingkat makro (pusat)
Sistem pendidikan makro (pusat) , terdapat strategi pembangunan pendidikan
mutu yang bersifat input oriented dan macro oriented, kedua sifat tersebut diatur
oleh birokrasi ditinngkat pusat. Sifat strategi pembangunan pendidikan ini belum
sesuai harapan. Pendidikan mengandalkan pola manajemen lama yang kurang
efektif dan efisien. Pada hal tersebut pendidikan ditingkatkan melalui penerapan
manajemen mutu.
Manajemen mutu menentukan standar mutu materi kurikulum dan standar
evaluasi sebagai alat mencapai standar kemampuan dasar. Menggunakan
11
pendekatan pembelajaran pelajar aktif, kooperatif, kolaboratif, konstruktif dan
pembelajaran tuntas.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasioal yang meingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
yang Maha Esa serta akhak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengen Undang-Undang.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasioal harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
menajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan seseui dengan tuntuntan
perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan
(Presiden, 2003).
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional tidak
memadai lagi dan perlu diganti serta disempurnakan agar sesuai dengan amanat
perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Manajemen Mutu Pendidikan tingkat Meso (wilayah)
Manajemen mutu pendidikan meso (wiliayah) dalam meningkatkan penerapan
manajemen mutu atau total quality management, kualitas pendidikan di daerah
melalui otonomi pendidikan dengan pendekatan yang terarah, jelas, dan berhasil
guna.
Manajemen mutu pendidikan tingkat daerah yaitu mengelola pendidikan sesuai
keinginan dan kemampuanya. Hal ini bersifat multi dimensional, artinya otonomi
dalam aspek kebutuhan dan kehidupan, yaitu kebutuhan untuk individu,
berkeluarga, menentukan jodoh, menentukan tempat tinggal, melakukan perjalanan
ke tempat lain dalam menentukan bentuk jenis dan jenjang pendidikan. (Suti, 2011,
pp. 1-6)
3. Manajemen mutu pendidikan tingkat mikro (satuan sekolah)
Manajemen mutu pendidikan tingakt mikro menggunakan manajemen dan etos
kerja, kualitas, kuantitas guru, kurikulum dan sarana fisik serta fasilitasnya. Posisi
sekolah memiliki masalah yang bersifat casual rekationship, dari probem dana yang
kurang memadai, fasilitas kurang, pendidikan apa adanya, kualitas rendah, kurang
bersemangat, inovasi rendah dan peminat kurang. (Aziz, 2005, pp. 1-14)
Oleh sebab hal tersebut dibutuhkan sepuluh langkah, sebagai berikut :
a. Membentuk kesadasaran akan kebutuhan akan perbaikan dan peluang dan
peluang untuk melakukan perbaikan.
12
b. Menetapkan tujuan pendidikan
c. Mengorganisasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
d. Menyediakan pelatihan
e. Melaksanakan proyek yang bertujuan memecahkan masalah
f. Melaporkan perkembangan
g. Memberikan penghargaan
h. Mengkomonikasikan hasil yang dicapai
i. Memelihara dengan melakukan perbaikan dalam siste regular perusahaan.
Tahun 1999 diujicobakan manajemen berbasis pusat menuju berbasis sekolah
(MBS). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 51 ayat 1 menyatakan
pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan
menegah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah. Manajeman mutu pendidikan dengan sistem sekolah
dengan cara seseorang menilai orang lain karena kualitas mendidik untuk
menyelesaikan tujuan yang menjadi tanggung jawab.
Acuan standar mutu pendidikan juga dapat menggunakan ISO 9001 baik yang 2008
maupun 2015. Adapun beberapa istilah yang diganti pada versi ISO 9001:2015.
Diantaranya:
(1) “Supplier” diganti dengan “external provider”
(2) “Purchased Product” diganti dengan “Externally provided products and
services”
(3) “Work Environment” diganti dengan “Environment for the operation of the
process”.
Bila dilihat, perubahan istilah tersebut bertujuan agar istilah yang digunakan tidak
terkesan hanya berkaitan dengan barang saja tetapi juga termasuk jasa. Perubahan
istilah ini bukan berarti perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001:2008 wajib
mengganti istilah yang ada. Istilah yang sudah ada masih bisa digunakan sesuai
kebutuhan Manfaat dari implementasi ISO 9001:2015 dapat terbagi menjadi 3 bagian,
sesuai dengan stakeholder dan target dari penggunaannya, seperti pada Tabel 3.
13
Manfaat Proses Pencapaian
Peningkatan efisiensi Implementasi proses tindakan perbaikan dan pencegahan
tingkat organisasi secara efektif menyebabkan solusi permanen terhadap
permasalahan dapat diterapkan. Pekerjaan ulang dan
waste diminimalkan.
Peningkatan ISO 9001:2015 menekankan peningkatan berkelanjutan.
produktivitas Kinerja direview secara teratur dan fokus pada
pencapaian target.
Peningkatan kinerja Penerapan pendekatan proses secara efektif akan
proses secara terus menyebabkan organisasi fokus pada proses bisnis. ISO
menerus. 9001:2015 mempersyaratkan proses pemantauan dan
pengukuran kinerja proses dilakukan secara terus
menerus.
Kepercayaan konsumen, Implementasi dan sertifikasi ISO 9001:2015
mempertinggi posisi menyebabkan penilaian positif dari terhadap reputasi
organisasi dalam perusahaan. Sistem ISO 9001:2015 menekankan pula
persaingan di pasar proses bisnis yang focus pada pelanggan, memahami
kebutuhan pelanggan dan meningkatkan kepuasan
pelanggan.
14
6) Menciptakan kesadaran mutu (quality awareness) pada semua tingkat
dalam organisasi
7) Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen mutu dalam
manual (buku panduan) mutu
8) Menyepakatibahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur-
prosedur
9) Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur operasional atau
prosedur terperinci
10) Memperkenalkan dokumentasi, sekali manual mutu dan prosedurprosedur
telah disepakati, maka implementasi dari praktik-praktik sistem manajemen
mutu pada tingkat manajemen dapatdilakukan
11) Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem
12) Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen mutu.
Sebuah sekolah dapat menetapkan kebijakan mutu dimana kebijakan mutu ini
dibuat oleh kepala sekolah dalam upaya mencapai visi sekolah dan sebagai acuan kerja
seluruh sumber daya manusia di sekolah. Kebijakan mutu ini ditetapkan secara
berkelanjutan. Contohnya dapat berupa komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan memperhatikan nilai-nilai pendidikan, pembentukan karakter,
penanaman nilai serta pengembangan iman dan taqwa, berakhlak mulia dan peduli
akan sesama sehingga dapat mewujudkan visi sekolah yang ada. Adapun manfaat
spesifik bagi sebuah sekolah adalah:
15
beradaptasi dan karyawan lama mampu meminimalkan
kesalahan dalam bekerja.
16
Sebuah sekolah dapat menetapkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan kualifikasi
untuk masing-masing personal yang menangani ISO 9001:2015 (Management
Representative, Audior dan Document Control) yang saling terkait dan saling
berpengaruh satu sama lain agar pelaksanaan penerapan ISO 9001:2015 dapat berjalan
secara efektif. Selain itu juga dapat menetapkan proses komunikasi dimana komunikasi
tersebut dapat mendukung efektivitas SMM melalui papan pengumuman, surat
keputusan dan rapat rutin mingguan. Rapat tinjauan manajemen dapat dilakukan 6
bulan sekali untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektivitasnya serta
mengevaluasi keperluan untuk perbaikan sistem manajemen mutu. Rapat ini
membahas hasil dari audit internal dan eksternal.
Seperti yang dijelaskan dalam salah satu prinsip Sistem Manajemen Mutu yang
bahwa terapkan PDCA dalam setiap tindakan. Pengendalian dan perbaikan mutu
merupakan kegiatan yang berkelanjutan yang harus dijalankan secara sistematis
dengan menerapkan pendekatan manajemen Plan, Do, Check and Action (PDCA) dari
setiap karakteristik. Jika dihubungkan dengan pendekatan PDCA tersebut maka
tanggung jawab manajemen merupakan bagian dari proses perencanaan (plan), dimana
yang dimaksud dalam plan disini adalah rencana proses mutu yang berorinetasi pada
kebutuhan pelanggan. (Nugroho, 2017)
17
berkebutuhan khusus untuk berkembang bagi yang memiliki kendala ekonomi di luar
pendidikan dasar.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi perbedaan antara sekolah,
misalnya dengan mengembangkan sistem pembiayaan. Rencana Pembangunan
Pendidikan dan Penelitian mempromosikan kesetaraan dan menjadi dokumen penting
dari kebijakan pendidikan dan penelitian Finlandia. Rencana pembangunan diadopsi
oleh pemerintah setiap empat tahun, dan mengarahkan pelaksanaan tujuan kebijakan
pendidikan dan penelitian dalam pembuatan Program Pemerintah. Rencana
18
Pembangunan mencakup semua bentuk pendidikan mulai dari anak usia dini sampai
dengan pendidikan tinggi serta penelitian yang dilakukan di universitas dan politeknik.
Tujuan utama dari Rencana Pembangunan meliputi:
Salah satu prinsip dasar kebijakan pendidikan Finlandia adalah bahwa semua
penduduk harus memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dan pelatihan
berkualitas tinggi. Kesempatan pendidikan yang sama harus tersedia untuk semua.
Fokus pada periode 2011-2016 adalah pada pengentasan kemiskinan, ketimpangan
sosial ekonomi, menstabilkan perekonomian masyarakat dan mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan, ketenagakerjaan dan daya saing warga terlepas dari etnis
asal, usia, domisili dan tingkat sosial mereka.
19
membantu para siswa untuk belajar untuk menyadari kemajuan dan proses belajar
mereka. Pendidikan didanai oleh pemerintah
Hanya sekitar 10 persen dari sekitar 5.000 pelamar yang diterima setiap tahun untuk
Fakultas Pendidikan di universitas Finlandia . Ini berarti bahwa universitas
departemen-pendidikan guru dapat memilih dari beberapa siswa terbaik di negara itu
pada saat ujian masuk. Seperti disebutkan di atas, semua guru di Finlandia perlu gelar
master untuk memenuhi syarat untuk pekerjaan mengajar permanen.
Kualitas pendidikan Finlandia juga lahir dari pengaruh sistem lain seperti prestasi
dalam ekonomi dan negara terbersih dari korupsi. (Anggoro, 2017)
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen mutu pendidikan merupakan merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan kualitas pendidikan melalui individu pada sebuah organisasi pendidikan
seperti sekolah. Tujuan dari manajemen mutu pendidikan adalah meningkatkan mutu
pendidikan dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang menjadikan pendidikan
berkembang yang lebih baik. Selain menggunakan undang-undang di Indonesia
sebagai acuan mutu pendidikan, juga menggunakan standar internasional yakni ISO
9001 dalam manajemen mutu pendidikan. Sistem lain di luar pendidikan juga
mempengaruhi mutu pendidikan sebuah negara seperti di Finlandia dimana mereka
mempunya kekuatan ekonomi dan lingkungan yang bersih dari korupsi.
B. Implikasi
Pendidikan yang bermutu dapat membuat target yang telah ditetapkan sebagai
tujuan pendidikan akan tercepai. Pendidikan yang bermutu itu tidak akan terealisasikan
apabila tidak ada manajemen mutu yang konsisten dan teruji keefienannya. Karena
manajemen mutu pendidikan penting untuk memastikan suatu proses pendidikan
berjalan dengan semestinya baik dengan faktor eksternal maupun faktor internal dari
suatu lingkup organisasi pendidikan seperti sekolah.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Yasemin, P. (2011). ETC Mtsures the Impac of ISO 9002 on Corporate Qualiy
Inform. 85.
23