Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER

DOSEN PENGAMPU : KHAIRUL KHALQI S,PD,M,A


MATA KULIAH : BIMBINGAN DAN PENYULUHAN

DISUSUN OLEH:
BAHARUDDIN
SUAEB
NERI HANDAYANI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DOMPU
TAHUN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga terwujud makalah yang berjudul “ PENDEKATAN DAN STRATEGI
PEMBENTUKAN KARAKTER ‘’. Terima kasih kepada bapak Dosen yang telah membimbing
kami dalam proses pemahaman mata kuliah ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan untuk memenuhi tugas perkuliahan. Semoga Allah yang
maha pengasih dan maha penyayang selalu memberikan petunjuk kepada kita dalam pembuatan
generasi yang berakhlakul karimah,cinta bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dompu, 26 Februari 2023

2
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................2
DAFTAR ISI .........................................................................................................................................3
BAB I .................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................................. 4
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................6
A. Pengertian Strategi Pendidikan Karakter.............................................................................................. 6
B. Strategi Dan Model Pendidikan Karakter ............................................................................................. 7
C. Strategi Pembentukan Karakter............................................................................................................ 7
D. Pentingnya Pendidikan Karakter ........................................................................................................ 14
BAB III ............................................................................................................................................. 15
PENUTUP ......................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah karakter merupakan salah satu problema yang selalu menjadi perhatian
setiap bangsa, baik dalam sebuah negara yang telah maju maupun negara yang sedang
berkembang terlebih negara-negara terbelakang. Terjadinya sebuah degradasi nilai-nilai
karakter atau hilangnya sebuah karakter bangsa sudah barang tentu akan menjadi
kelambanan perkembangan setiap bangsa, mengingat bahwa karakter setiap bangsa
merupakan awal dari sebuah kemajuan bahkan menjadi sebuah pondasi dalam
pembangunan. Namun ketika kita lirik keadaan masyarakat Indonesia terutama para
remaja-remaja berada pada posisi yang memprihatinkan yang tidak lagi menjadi aib yang
harus ditutup-tutupi.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika
“siswa mengalami‟ apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui‟ nya. Pembelajaran yang
berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi “mengingat‟
jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam
kehidupan jangka panjang. Dan, itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kini.
Sebuah peradaban akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya.
Bahkan banyak pakar, filsuf, dan orang-orang bijak yang mengatakan bahwa faktor moral
(akhlak) adalah hal utama yang harus dibangun terlebih dahulu agar bisa membangun
sebuah masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera. Salah satu kewajiban utama yang harus
dijalankan oleh para orang tua dan pendidik adalah melestarikan dan mengajarkan nilai-
nilai moral kepada para peserta didik. Nilai moral yang ditanamkan akan membentuk
karakter (akhlak mulia) yang merupakan fondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan
masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Bahkan betapa pentingnya pembentukan karakter tersebut, Mahatma Ghandi
mengatakan: “kelahiran dan menjalankan ritual fisik tidak dapat menentukan derajat baik
atau buruk seseorang. Kualitas karakterlah satu-satunya faktor penentu derajat seseorang”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari strategi pendidikan karakter?
2. Bagaimana strategi dan model pendidikan karakter?
3. Apa saja strategi yang digunakan dalam pendidikan karakter?
4. Mengapa penting melaksanakan pendidikan karakter?

4
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk menjawab dari
pertanyaan:
1. Untuk memahami pengertian dan strategi pendidikan karakter.
2. Untuk memahami bagaimana strategi dan model pendidikan karakter.
3. Untuk mengetahui strategi-strategi yang digunakan dalam pendidikan karakter.
4. Untuk memahami pentingnya melaksanakan pendidikan karakter.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pendidikan Karakter


Pengertian strategi biasanya berkaitan dengan taktik (terutama banyak dikenal
dalam lingkungan militer). Taktik adalah segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran
tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal.
Dalam proses pendidikan, taktik tidak lazim digunakan, akan tetapi dipergunakan istilah
metode atau tehnik.
Secara umum istilah strategi sering dimaknai sebagi garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha yang telah ditentukan (Saiful Bahri ). Pada mulanya istilah strategi
digunakan dalam militer yang dimaknai sebagai cara penggunaan seluruh kegiatan militer
untuk memenangkan suatu pertempuran (W.Sanjaya) dari dua pengertian tersebut, maka
dapat di fahami bahwa strategi dapat digunakan untuk memproleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Dalam perkembangan selanjutnya, istilah strategi digunakan dalam istilah dunia
pendidikan, terutama dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Djamarah, istilah strategi
bila dikaitkan dengan pendidikan, berarti pola - pola umum kegiatan guru/dosen yang
bertindak sebagai pendidik dan peserta didik dalam mewujudkan proses pendidikan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan atau di gariskan.
J.R David mengatakan, dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Dari perkataan yang dikatakan oleh David ada dua hal yang perlu di cermati :

a) Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk


penggunaan metode dan pemanfaatan sumber daya dalam proses pembelajaran. Hal
ini mengandung pengertian bahwa strategi baru sebatas pada proses penyususnan
rencana (Planning) belum sampai pada tindakan.
b) Strategi disusun untuk mencapai kegiatan tertentu, artinya arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Alasan sekolah harus melakukan pendidikan karakter, yaitu:
1) karena karakter bangsa Indonesia masih lemah.
2) Sejalan dengan Renstra Kemendiknas 2010-2014 yang mencanangkan penerapan
pendidikan karakter, maka diperlukan kerja keras semua pihak, terutama terhadap
program-program yang memiliki kontribusi besar terhadap peradaban bangsa.
3) Penerapan pendidikan karakter di sekolah memerlukan pemahaman tentang
konsep, teori, metodologi, dan aplikasi yang relevan dengan pembentukan karakter
(character building) dan pendidikan karakter (character education).

6
B. Strategi Dan Model Pendidikan Karakter

➢ Strategi pendidikan berkarakter


a. Strategi pendidikan ekspositori, bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang
sangat dominan.
b. Strategi pendidikan inkuiri, strategi pembelajaran yang berusaha
mengembangkan cara berpikir kritis untuk menemukan jawaban suatu masalah
melalui keterlibatan aktif peserta didik sendiri.
c. Strategi pendidikan kontekstual, sebuah sistem yang merangsang otak untuk
mnyusun pola-pola yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan
akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari peserta didik.
d. Strategi pendidikan berbasis masalah, salah satu strategi pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkan peserta didik pada
berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

➢ Model pendidikan berkarakter


a. Model acuan nilai, model ini memakai acuan nilai-nilai yang tertuang kedalam 9
pilar karakter yang direfleksikan kedalam modul kegiatan di kelas.
b. Menggunakan sistem “pembelajaran terpadu berbasis karakter” pilar karakter
diintegrasikan pada pembelajaran di sentra (TK) atau seluruh mata pelajaran
(SD). Dengan cara ini penanaman karakter lebih efektif.
c. Menggunakan teori DAP (developmentally appropriate practice) dan teori
multiple intelligences (kecerdasan majemuk), metode pembelajaran inquiry-
based learning (pendekatan yang merangsang daya minat anak), dan cooperative
learning (pendekatan belajar bersama dalam kelompok), sehingga tercipta suasana
belajar yang menyenangkan.
d. Menerapkan co-parenting, dimana orang tua dikirimkan surat pemberitahuan setiap
awal pilar dimulai agar mereka tahu bahwa anaknya sedang belajar pilar di sekolah.

C. Strategi Pembentukan Karakter


Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dan dapat berupa
berbagai kegiatan yang dilakukan secara intra kurikuler maupun ekstra kurikuler. Kegiatan
intra kurikuler terintegrasi ke dalam mata pelajaran, sedangkan kegiatan ekstra kurikuler
dilakukan di luar jam pelajaran. Hal ini akan dijabarkan sebagai berikut.

7
1) Strategi Pendidikan Karakter Holistik
Dalam ranah pendidikan, pendidikan holistik merupakan suatu metode pendidikan
yang membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan mengembangkan
semua potensi manusia yang mencakup potensi sosial-emosi, potensi intelektual,
potensi moral atau karakter, kreatifitas, dan spiritual.
Tujuan pendidikan holistik adalah untuk membentuk manusia holistik. Manusia
holistik adalah manusia yang mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam
dirinya. Potensi yang ada dalam diri manusia meliputi potensi akademik, potensi fisik,
potensi sosial, potensi kreatif, potensi emosi dan potensi spiritual.
Manusia yang mampu mengembangkan seluruh potensinya merupakan manusia
yang holistik, yaitu manusia pembelajar sejati yang selalu menyadari bahwa dirinya
adalah bagian dari sebuah sistem kehidupan yang luas, sehingga selalu ingin
memberikan kontribusi positif kepada lingkungan hidupnya.
Tujuan pendidikan di Indonesia yang tertuang pada Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 adalah untuk membentuk manusia yang holistik dan
berkarakter. Manusia holistik dan berkarakter merupakan social capital bagi
perkembangan suatu bangsa.
Dalam pelaksanaannya, pendidikan holistik berpijak pada tiga prinsip, yaitu:
a) Connectedness
Connectedness adalah konsep interkoneksi yang berasal dari filosofi holisme yang
kemudian berkembang menjadi konsep ekologi, fisika kuantum dan teori sistem.

b) Wholeness
Keseluruhan (wholeness) bukan sekedar penjumlahan dari setiap bagiannya.
Sistem wholeness bersifat dinamis sehingga tidak bisadideduksi hanya dengan
mempelajari setiap komponennya.

c) Being
Menjadi (being) adalah tentang merasakan sepenuhnya kekinian. Hal ini berkaitan
dengan kedalaman jiwa, kebijaksanaan (wisdom), wawasan (insight), kejujuran,
dan keotentikan.
Pendidikan holistik dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran dengan
beberapa cara, di antaranya dengan menerapkan Integrated Learning atau
pembelajaran terintergrasi/terpadu, yaitu suatu pembelajaran yang memadukan
berbagai materi dalam satu sajian pembelajaran.
Inti pembelajaran ini adalah agar siswa memahami keterkaitan antara satu
materi dengan materi lainnya, antara saru mata pelajaran dengan mata pelajaran
lain. Dari integrated learning inilah muncul istilah integrated curriculum
(kurikulum terintegrasi/terpadu).

8
2) Strategi Pendidikan Karakter Di Rumah
Anak adalah pusat pendidikan dan pembelajaran dalam keluarga.
Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak hendaknya berorientasi pada
kebutuhan anak sebagai makhluk biopsikososialreligius serta menggunakan cara-
cara yang sesuai dengan perkembangan anak, baik perkembangan fisik-
biologisnya, perkembangan psikisnya, perkembangan sosial serta perkembangan
religiusitasnya.
Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan pertama dan utama. Daradjat
(1995:41) berpandangan bahwa keluarga dalam hal ini kedua orang tua, memiliki
tanggungjawab utama dan pertama dalam bidang pendidikan. Peran orang tua
dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain:

1. Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya,


2. Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan
menyiapkan ktenangan jiwa anak-anak,
3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak,
4. Mewujudkan kepercayaan,
5. Mengadakan kumpulan dan rapat keluarga (kedua orang tua dan anak).

Selain itu, kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah
keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia. Yang paling
penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah satusatunya teladan yang pertama bagi
anak-anaknya dalam pembentukan kepribadian, begitu juga anak yang secara tidak
sadar mereka akan terpengaruh, maka kedua orang tua di sisni berperan sebagai
teladan bagi mereka baik teladan pada tatanan teoritis maupun praktis.
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa lingkungan rumah dan keluarga memiliki
andil yang sangat besar dalam pembentukan perilaku anak. Untuk itu pastilah ada
usaha yang harus dilakukan.

3) Strategi Pendidikan Karakter di Kampus


Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi
yang berkewajiban untuk ikut andil dalam pembentukan karakter bangsa. Tenaga
pendidik perguruan tinggi adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, serta menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat (Tridarma Perguruan Tinggi).
Tenaga pendidik perguruan tinggi secara profesional memiliki fungsi
sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih sehingga dapat mengembangkan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Hal tersebut menjadi pintu masuk

9
bagi pendidikan karakter untuk dapat diimplemetasikan di tingkat perguruan tinggi
di Indonesia. Pengembangan karakter sangat penting dilakukan oleh perguruan
tinggi dan stakeholders-nya untuk menjadi pijakan dalam penyelenggaraan
pendidikan karakter di perguruan tinggi.

a) Kegiatan Belajar Mengajar


Secara akademik, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerrti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang tujuannya
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-
buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Pendidika karakter dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas, dilaksanakan dengan
pendekatan terintegrasi dalam dalam semua mata kuliah. Khusus pada mata kuliah
Agama dan pendidikan kewarganegaraan, karena misinya mengembangkan nilai
dan sikap pengembangan karakter harus menjadi focus utama yang dapat
menggunakan berbagaistrategi/metode pendidikan karakter. Pembelajaran
pendidikan karakter yang diintegrasikan kedalam substansi/kegiatan mata pelajaran
sehingga memiliki dampak yang baik bagi perkembangan karakter dalam diri
peserta didik.

b) Pengembangan Budaya Satuan Pendidikan


Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya
dan karakter bangsa mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai milik mereka dan bertanggung
jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai
pilihan menentukan pendirian dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai
dengan keyakinan diri.
Kemudian lingkungan satuan pendidikan perlu dikondisikan agar
lingkungan fisik dan social-kultural satuan pendidikan memungkinkan para peserta
didik bersama dengan warga satuan pendidikan lainnya terbiasa membangun
kegiatan keseharian di satuan pendidikan yang mencerminkan perwujudan karakter
yang dituju. Pola ini ditempuh dengan melakukan pembuasaan dengan
pembudayaan aspek-aspek karakter kehidupan keseharian di sekolah dengan
pendidik sebagai tauladan.
Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap
dan berbuat. Ketiga proses tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong pserta
didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk social.

10
c) Kegiatan Ko-kurikuler dan Ekstrakurikuler
Kegiatan ko-kurikuler bertujuan menunjang pelaksanaan program intrakurikuler
agar siswa dapat lebih menghayati bahan atau materi yang telah dipelajarinya serta
melatih siswa untuk melaksanakan tugas secara bertanggung jawab.

➢ Adapun lingkup kegiatannya meliputi:


1. Pemberian tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran (tatap
muka) secara teratur dan hasilnya ikut menentukan dalam pemberian nilai
bagi siswa untuk setiap mata pelajaran.
2. Tugas tersebut diperkirakan dapat diselesaikam dalam waktu setengah dari
jam tatap muka suatu pokok bahasan.
3. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru mata pelajaran.
4. Pengumpulan, pemeriksaan, pembahasan, dan penilaian tugas dilakukan
secara seksama.
Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler, bertujuan untuk memberikan
kesempatan pembinaan dan pengembangan potensi mahasiswa. Wadah kegiatan
mahasiswa melalui jalur ekstrakurikuler berupa organisasi/lembaga
kemahasiswaan (LKM) dan
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). LKM untuk mengembangkan minat
mahasiswa pada aspek tata kelola organisasi, kepemimpinan, dan managemen,
sedangkan UKM untuk mengembangkan potensi mahasiswa melalui kegiatan di
bidang olahraga, seni, penalaran, dan minat khusus (pramuka, KSR PMI, resimen
mahasiswa, pecinta alam).
Melalui kegiatan penalaran mahasiswa akan berlatih bagaimana berfikir dan
bernalar secara kritis; melalui kegiatan olahraga akan tertanam nilai-nilai
sportivitas, disiplin, kerjasama team, menghargai waktu, dan pantang menyerah;
melalui kegiatan seni diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai harmoni dan
pengendalian emosi. Nilai-nilai yang ditanamkan melalui kegiatan ekstrakurikuler
tersebut diharapkan dapat tumbuh dan berkembang seiring dengan intensitas
kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa selama belajar di kampus. Kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan tersebut diharapkan mampu mengembangkan potensi mahasiswa
menjadi kemampuan-kemampuan keilmuan, seni, olahraga maupun minat khusus
yang lain.
Kegiatan melalui jalur ko-kurikuler dan ekstra kurikuler tersebut harus
didukung melalui jalur kurikuker. Jalur kurikuler ujung tombak pembinaan adalah
dosen pengampu mata kuliah serta pengelola jurusan/program studi.

11
d) Kegiatan Keseharian
Sehubungan dengan esensi dari pendidikan karakter itu, dapat ditarik benang
merah bahwa kemanfaatan pendidikan karakter bukan saja dominan menjadi
tanggung jawab suatu institusi pendidikan melainkan juga diaplikasikan dalam
konteks kehidupan masyarakat terkecil. Dan menurut penulis hal inilah yang perlu
dilakukan karena proses penanaman nilai-nilai karakter tersebut apabila
mendapatkan respon dan fokus positif untuk dikembangkan dalam keluarga maka
hasilnya akan sangat meningkat. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari pihak orang
tua untuk tetap berusaha menanam nilai-nilai karakter pada anak- anaknya sehingga
akan menjadi suatu kebiasaan (habits).

Contoh implementasi pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari


sebagai berikut.
1. Mengajarkan Sholat 5 waktu bersama keluarga,
2. Ajarkan Mencintai Kebersihan dan Lingkungan,
3. Jalin Komunikasi Sebaik Mungkin, dan sebagainya.

4) Strategi Pendidikan Karakter di Masyarakat


Tokoh masyarakat dan para pemimpin juga turut bertanggung jawab
terhadap kemajuan pendidikan. Dikarenakan, figure publik biasaya menjadi acuan
warganya. Selain itu, media informasi turut berpengaruh dalam pembentukan
karakter bangsa sehingga menjadi bermakna bila informasi yang disampaikan oleh
media memperhatikan norma yang berlaku. Jadi, pendidikan karakter harus
tertanam dalam berbagai level kehidupan. Bukan hanya sekolah yang bertanggung
jawab, karena itu perlu dimulai dari diri sendiri dengan pedoman nilai-nilai agama
dan nilai-nilai budaya bangsa sehingga pendidikan karakter terimplementasi secara
menyeluruh dan tinggal menjaga konsistensinya.

5) Strategi Pendidikan Karakter di Usia Lanjut


Pendidikan usia lanjut merupakan sebuah rangkaian proses pembelajaran,
latihan, dan bimbingan bagi warga belajar usia lanjut yang meliputi:

a) Pengalaman belajar pada masa lalu yang dimiliki warga belajar (usia
lanjut)
Pengalaman belajar pada masa lalu yang dimiliki oleh usia lanjut sangat
berpengaruh dalam proses belajar pada masa usia lanjut. Kelemahan yang
dihadapi pada usia lanjut lanjut yaitu sulitnya menghubungkan pelajaran yang
telah diterima pada masa lalu dengan pelajaran yang baru diterimanya. Hal
tersebut disebabkan menurunnya daya nalar (daya ingat) warga belajar usia

12
lanjut yang semakin menurun. Sehingga waktu belajar bagi usia lanjut
memerlukan waktu yang lama dalam menghafal.

b) Landasan belajar bagi usia lanjut


Landasan belajar bagi usia lanjut menggunakan konsep pendidikan sepanjang
hayat (life long education). Dimana pendidikan sepanjang hayat adalah suatu
pendidikan yang tidak terbatas usia dan berakhirnya pendidikan tersebut
mencakup keseluruhan waktu hidup seseorang atau sekelompok orang (warga
belajar).
Pendidikan sepanjang hayat ini dapat dijabarkan ke dalam program-
program pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah yang bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran dan motivasi dalam diri warga belajar untuk
membiasakan belajar secara continue (terus menerus) sepanjang hayatnya.

c) Materi yang cocok dipelajari oleh usia lanjut


Materi belajar yang cocok bagi warga belajar usia lanjut adalah sebagai berikut:
➢ Kesehatan, meliputi:
1. Kesehatan fisik,
2. Kesehatan emosional,
3. Cara mencegah penyakit.

➢ Perkembangan Intelektual
1. Mengemukakan buah pikiran,
2. Memahami pikiran orang lain,
3. Bekerja efektif.

➢ Pilihan moral
1. Kebebasan individu,
2. Tanggung jawab atas diri sendiri,
3. Tanggung jawab atas orang lain.

Adapun strategi pembelajaran bagi usia lanjut adalah sebagai berikut:


1. Strateginya adalah dengan memilah kondisi individual sesuai dengan
kemampuannya, baik secara intelektualitas serta kemampuan fisik,
2. Para orang tua/manula harus merasa dibutuhkan dari sisikompetensinya,
3. Melakukan pembelajaran konstektual.
4. Menerima dan memediasi serta memfasilitasi kebutuhan, ide, pemikiran,
gagasan serta kreativitas yang mereka miliki.

13
D. Pentingnya Pendidikan Karakter
Pendidikan merupakan suatu proses menuju ke arah yang lebih baik. Membangun
karakter anak sejak usia dini sangat diperlukan dalam rangka menyiapkan generasi anak
bangsa yang berkualitas yang dibutuhkan dalam pembangunan bangsa.
Secara teoritis, karakter seseorang dapat diamanati dari tiga aspek, yaitu:
mengetahui kebaikan (knowing the good), meencintai kebaikan (loving the good), dan
melakukan kebaikan (doing the good). Pendidikan karakter sesungguhnya bukan sekedar
mendidik benar dan salah, tetapi mencakup proses pembiasaan tentang perilaku yang baik
sehingga siswa dapat memahami, merasakan, dan mau berperilaku baik sehingga
terbentuklah tabiat baik.
Pendidikan Karakter sudah menjadi salah satu jalan untuk mengembalikan manusia
pada kesadaran moralnya dan harus selalu dikawal oleh semua pihak. Keluarga, lembaga
pendidikan, media massa, masyarakat, dan pemerintah harus bahu membahu bekerjasama
dalam tanggung jawab ini. Tanpa keterlibatan semua pihak, ideal-ideal dari
dilakasanakannya pendidikan karakterhanya akan berakhir di tataran wacana dan gagasan.
Oleh karena itu perlu program aksi secara menyeluruh dari semua komponen bangsa ini.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pendidikan nilai dalam membentuk karakter siswa perlu melalui berbagai
strategi dan pendekatan dimana setiap satu sama lain strategi saling berhubungan. Adapun
strategi yang perlu digunakan adalah sebagai berikut: pertama, Strategi moral knowing
dalam perencanaanya strategi moral knowing dengan memberikan alasan kepada siswa
mengenai nilai-nilai. Kedua, strategi moral modelling sebagai strategi yang menjadikan
guru sebagai sumber nilai yang bersifat hidden curriculum yang akan dijadikan referensi
siswa. Ketiga, strategi moral feeling ang loving merupakan satu dari beberapa strategi
yang cukup efektif dalam menumbuhkan kesadaran siswa terhadap perkembangan
moralnya sehingga siswa melakukan sesuatu bukan lagi karena ada sesuatu yang
mempengaruhi. Keempat, strategi moral acting merupakan sebuah strategi yang
diimplementasikan melalui tindakan secara langsung. Kelima, Strategi punishment
merupakan untuk memberi efek jerah kepada siswa yang telah melakukan pelanggaran.
Keenam, Strategi tradisional atau yang biasa juga disebut dengan strategi nasihat
merupakan sebuah strategi yang ditempuh dengan jalan memberitahukan secara langsung
kepada siswa terkait dengan nilai-nilai mana yang baik dan mana buruk. Ketujuh, Strategi
pembiasaan (habituasi) merupakan sebuah strategi yang cukup efektif yang dapat
dilakukan oleh guru dalam menanamkan pendidikan nilai kepada siswa, karena dengan
strategi ini siswa dituntun dengan perlahan-perlahan agar dapat memaknai nilai- nilai yang
sedang mereka jalani.

B. Saran
Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi dunia Pendidikan. Karena dari
dunia pendidikan negara bisa maju dan karena dunia pendidikan juga negara bisa hancur
apabila pendidikan disalahgunakan.
Tenaga pendidik harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap
peserta didik di dalam menjalani masa-masa belajarnya, karena jika tidak, semua
pembelajaran yang dijalani setiap peserta didik akan sia-sia.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/347648321_Strategi_Dan_Model_Pendekatan_Pendidi
kan_Karakter
https://media.neliti.com/media/publications/328239-pendidikan-karakter-strategi-pendidikan-
87e85b6c.pdf
https://www.scribd.com/document/455243097/MAKALAH-STRATEGI-PENDIDIKAN-
KARAKTER-KELOMPOK-1
https://core.ac.uk/download/335346211.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai