DISUSUN OLEH:
BAHARUDDIN
SUAEB
NERI HANDAYANI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga terwujud makalah yang berjudul “ PENDEKATAN DAN STRATEGI
PEMBENTUKAN KARAKTER ‘’. Terima kasih kepada bapak Dosen yang telah membimbing
kami dalam proses pemahaman mata kuliah ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan untuk memenuhi tugas perkuliahan. Semoga Allah yang
maha pengasih dan maha penyayang selalu memberikan petunjuk kepada kita dalam pembuatan
generasi yang berakhlakul karimah,cinta bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................2
DAFTAR ISI .........................................................................................................................................3
BAB I .................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................................. 4
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................6
A. Pengertian Strategi Pendidikan Karakter.............................................................................................. 6
B. Strategi Dan Model Pendidikan Karakter ............................................................................................. 7
C. Strategi Pembentukan Karakter............................................................................................................ 7
D. Pentingnya Pendidikan Karakter ........................................................................................................ 14
BAB III ............................................................................................................................................. 15
PENUTUP ......................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah karakter merupakan salah satu problema yang selalu menjadi perhatian
setiap bangsa, baik dalam sebuah negara yang telah maju maupun negara yang sedang
berkembang terlebih negara-negara terbelakang. Terjadinya sebuah degradasi nilai-nilai
karakter atau hilangnya sebuah karakter bangsa sudah barang tentu akan menjadi
kelambanan perkembangan setiap bangsa, mengingat bahwa karakter setiap bangsa
merupakan awal dari sebuah kemajuan bahkan menjadi sebuah pondasi dalam
pembangunan. Namun ketika kita lirik keadaan masyarakat Indonesia terutama para
remaja-remaja berada pada posisi yang memprihatinkan yang tidak lagi menjadi aib yang
harus ditutup-tutupi.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika
“siswa mengalami‟ apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui‟ nya. Pembelajaran yang
berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi “mengingat‟
jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam
kehidupan jangka panjang. Dan, itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kini.
Sebuah peradaban akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya.
Bahkan banyak pakar, filsuf, dan orang-orang bijak yang mengatakan bahwa faktor moral
(akhlak) adalah hal utama yang harus dibangun terlebih dahulu agar bisa membangun
sebuah masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera. Salah satu kewajiban utama yang harus
dijalankan oleh para orang tua dan pendidik adalah melestarikan dan mengajarkan nilai-
nilai moral kepada para peserta didik. Nilai moral yang ditanamkan akan membentuk
karakter (akhlak mulia) yang merupakan fondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan
masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Bahkan betapa pentingnya pembentukan karakter tersebut, Mahatma Ghandi
mengatakan: “kelahiran dan menjalankan ritual fisik tidak dapat menentukan derajat baik
atau buruk seseorang. Kualitas karakterlah satu-satunya faktor penentu derajat seseorang”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari strategi pendidikan karakter?
2. Bagaimana strategi dan model pendidikan karakter?
3. Apa saja strategi yang digunakan dalam pendidikan karakter?
4. Mengapa penting melaksanakan pendidikan karakter?
4
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk menjawab dari
pertanyaan:
1. Untuk memahami pengertian dan strategi pendidikan karakter.
2. Untuk memahami bagaimana strategi dan model pendidikan karakter.
3. Untuk mengetahui strategi-strategi yang digunakan dalam pendidikan karakter.
4. Untuk memahami pentingnya melaksanakan pendidikan karakter.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
B. Strategi Dan Model Pendidikan Karakter
7
1) Strategi Pendidikan Karakter Holistik
Dalam ranah pendidikan, pendidikan holistik merupakan suatu metode pendidikan
yang membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan mengembangkan
semua potensi manusia yang mencakup potensi sosial-emosi, potensi intelektual,
potensi moral atau karakter, kreatifitas, dan spiritual.
Tujuan pendidikan holistik adalah untuk membentuk manusia holistik. Manusia
holistik adalah manusia yang mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam
dirinya. Potensi yang ada dalam diri manusia meliputi potensi akademik, potensi fisik,
potensi sosial, potensi kreatif, potensi emosi dan potensi spiritual.
Manusia yang mampu mengembangkan seluruh potensinya merupakan manusia
yang holistik, yaitu manusia pembelajar sejati yang selalu menyadari bahwa dirinya
adalah bagian dari sebuah sistem kehidupan yang luas, sehingga selalu ingin
memberikan kontribusi positif kepada lingkungan hidupnya.
Tujuan pendidikan di Indonesia yang tertuang pada Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 adalah untuk membentuk manusia yang holistik dan
berkarakter. Manusia holistik dan berkarakter merupakan social capital bagi
perkembangan suatu bangsa.
Dalam pelaksanaannya, pendidikan holistik berpijak pada tiga prinsip, yaitu:
a) Connectedness
Connectedness adalah konsep interkoneksi yang berasal dari filosofi holisme yang
kemudian berkembang menjadi konsep ekologi, fisika kuantum dan teori sistem.
b) Wholeness
Keseluruhan (wholeness) bukan sekedar penjumlahan dari setiap bagiannya.
Sistem wholeness bersifat dinamis sehingga tidak bisadideduksi hanya dengan
mempelajari setiap komponennya.
c) Being
Menjadi (being) adalah tentang merasakan sepenuhnya kekinian. Hal ini berkaitan
dengan kedalaman jiwa, kebijaksanaan (wisdom), wawasan (insight), kejujuran,
dan keotentikan.
Pendidikan holistik dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran dengan
beberapa cara, di antaranya dengan menerapkan Integrated Learning atau
pembelajaran terintergrasi/terpadu, yaitu suatu pembelajaran yang memadukan
berbagai materi dalam satu sajian pembelajaran.
Inti pembelajaran ini adalah agar siswa memahami keterkaitan antara satu
materi dengan materi lainnya, antara saru mata pelajaran dengan mata pelajaran
lain. Dari integrated learning inilah muncul istilah integrated curriculum
(kurikulum terintegrasi/terpadu).
8
2) Strategi Pendidikan Karakter Di Rumah
Anak adalah pusat pendidikan dan pembelajaran dalam keluarga.
Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak hendaknya berorientasi pada
kebutuhan anak sebagai makhluk biopsikososialreligius serta menggunakan cara-
cara yang sesuai dengan perkembangan anak, baik perkembangan fisik-
biologisnya, perkembangan psikisnya, perkembangan sosial serta perkembangan
religiusitasnya.
Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan pertama dan utama. Daradjat
(1995:41) berpandangan bahwa keluarga dalam hal ini kedua orang tua, memiliki
tanggungjawab utama dan pertama dalam bidang pendidikan. Peran orang tua
dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain:
Selain itu, kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah
keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia. Yang paling
penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah satusatunya teladan yang pertama bagi
anak-anaknya dalam pembentukan kepribadian, begitu juga anak yang secara tidak
sadar mereka akan terpengaruh, maka kedua orang tua di sisni berperan sebagai
teladan bagi mereka baik teladan pada tatanan teoritis maupun praktis.
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa lingkungan rumah dan keluarga memiliki
andil yang sangat besar dalam pembentukan perilaku anak. Untuk itu pastilah ada
usaha yang harus dilakukan.
9
bagi pendidikan karakter untuk dapat diimplemetasikan di tingkat perguruan tinggi
di Indonesia. Pengembangan karakter sangat penting dilakukan oleh perguruan
tinggi dan stakeholders-nya untuk menjadi pijakan dalam penyelenggaraan
pendidikan karakter di perguruan tinggi.
10
c) Kegiatan Ko-kurikuler dan Ekstrakurikuler
Kegiatan ko-kurikuler bertujuan menunjang pelaksanaan program intrakurikuler
agar siswa dapat lebih menghayati bahan atau materi yang telah dipelajarinya serta
melatih siswa untuk melaksanakan tugas secara bertanggung jawab.
11
d) Kegiatan Keseharian
Sehubungan dengan esensi dari pendidikan karakter itu, dapat ditarik benang
merah bahwa kemanfaatan pendidikan karakter bukan saja dominan menjadi
tanggung jawab suatu institusi pendidikan melainkan juga diaplikasikan dalam
konteks kehidupan masyarakat terkecil. Dan menurut penulis hal inilah yang perlu
dilakukan karena proses penanaman nilai-nilai karakter tersebut apabila
mendapatkan respon dan fokus positif untuk dikembangkan dalam keluarga maka
hasilnya akan sangat meningkat. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari pihak orang
tua untuk tetap berusaha menanam nilai-nilai karakter pada anak- anaknya sehingga
akan menjadi suatu kebiasaan (habits).
a) Pengalaman belajar pada masa lalu yang dimiliki warga belajar (usia
lanjut)
Pengalaman belajar pada masa lalu yang dimiliki oleh usia lanjut sangat
berpengaruh dalam proses belajar pada masa usia lanjut. Kelemahan yang
dihadapi pada usia lanjut lanjut yaitu sulitnya menghubungkan pelajaran yang
telah diterima pada masa lalu dengan pelajaran yang baru diterimanya. Hal
tersebut disebabkan menurunnya daya nalar (daya ingat) warga belajar usia
12
lanjut yang semakin menurun. Sehingga waktu belajar bagi usia lanjut
memerlukan waktu yang lama dalam menghafal.
➢ Perkembangan Intelektual
1. Mengemukakan buah pikiran,
2. Memahami pikiran orang lain,
3. Bekerja efektif.
➢ Pilihan moral
1. Kebebasan individu,
2. Tanggung jawab atas diri sendiri,
3. Tanggung jawab atas orang lain.
13
D. Pentingnya Pendidikan Karakter
Pendidikan merupakan suatu proses menuju ke arah yang lebih baik. Membangun
karakter anak sejak usia dini sangat diperlukan dalam rangka menyiapkan generasi anak
bangsa yang berkualitas yang dibutuhkan dalam pembangunan bangsa.
Secara teoritis, karakter seseorang dapat diamanati dari tiga aspek, yaitu:
mengetahui kebaikan (knowing the good), meencintai kebaikan (loving the good), dan
melakukan kebaikan (doing the good). Pendidikan karakter sesungguhnya bukan sekedar
mendidik benar dan salah, tetapi mencakup proses pembiasaan tentang perilaku yang baik
sehingga siswa dapat memahami, merasakan, dan mau berperilaku baik sehingga
terbentuklah tabiat baik.
Pendidikan Karakter sudah menjadi salah satu jalan untuk mengembalikan manusia
pada kesadaran moralnya dan harus selalu dikawal oleh semua pihak. Keluarga, lembaga
pendidikan, media massa, masyarakat, dan pemerintah harus bahu membahu bekerjasama
dalam tanggung jawab ini. Tanpa keterlibatan semua pihak, ideal-ideal dari
dilakasanakannya pendidikan karakterhanya akan berakhir di tataran wacana dan gagasan.
Oleh karena itu perlu program aksi secara menyeluruh dari semua komponen bangsa ini.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pendidikan nilai dalam membentuk karakter siswa perlu melalui berbagai
strategi dan pendekatan dimana setiap satu sama lain strategi saling berhubungan. Adapun
strategi yang perlu digunakan adalah sebagai berikut: pertama, Strategi moral knowing
dalam perencanaanya strategi moral knowing dengan memberikan alasan kepada siswa
mengenai nilai-nilai. Kedua, strategi moral modelling sebagai strategi yang menjadikan
guru sebagai sumber nilai yang bersifat hidden curriculum yang akan dijadikan referensi
siswa. Ketiga, strategi moral feeling ang loving merupakan satu dari beberapa strategi
yang cukup efektif dalam menumbuhkan kesadaran siswa terhadap perkembangan
moralnya sehingga siswa melakukan sesuatu bukan lagi karena ada sesuatu yang
mempengaruhi. Keempat, strategi moral acting merupakan sebuah strategi yang
diimplementasikan melalui tindakan secara langsung. Kelima, Strategi punishment
merupakan untuk memberi efek jerah kepada siswa yang telah melakukan pelanggaran.
Keenam, Strategi tradisional atau yang biasa juga disebut dengan strategi nasihat
merupakan sebuah strategi yang ditempuh dengan jalan memberitahukan secara langsung
kepada siswa terkait dengan nilai-nilai mana yang baik dan mana buruk. Ketujuh, Strategi
pembiasaan (habituasi) merupakan sebuah strategi yang cukup efektif yang dapat
dilakukan oleh guru dalam menanamkan pendidikan nilai kepada siswa, karena dengan
strategi ini siswa dituntun dengan perlahan-perlahan agar dapat memaknai nilai- nilai yang
sedang mereka jalani.
B. Saran
Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi dunia Pendidikan. Karena dari
dunia pendidikan negara bisa maju dan karena dunia pendidikan juga negara bisa hancur
apabila pendidikan disalahgunakan.
Tenaga pendidik harus memberikan rasa aman dan keselamatan kepada setiap
peserta didik di dalam menjalani masa-masa belajarnya, karena jika tidak, semua
pembelajaran yang dijalani setiap peserta didik akan sia-sia.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/347648321_Strategi_Dan_Model_Pendekatan_Pendidi
kan_Karakter
https://media.neliti.com/media/publications/328239-pendidikan-karakter-strategi-pendidikan-
87e85b6c.pdf
https://www.scribd.com/document/455243097/MAKALAH-STRATEGI-PENDIDIKAN-
KARAKTER-KELOMPOK-1
https://core.ac.uk/download/335346211.pdf
16